• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini akan menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan sasaran, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, keaslian penelitian, kerangka pikir penelitian dan sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang

Pariwisata dianggap sebagai sektor industri yang dapat membangun kemandirian bangsa dan dapat mendorong tumbuhnya sektor lain (Nugraha et al., 2013). Hal tersebut menjadikan industri pariwisata sebagai simbol pembangunan nasional, dan perkembangannya yang terus dilaksanakan. United Nation World Organizations (UNWTO) juga menjelaskan bahwa sektor pariwisata merupakan sebuah sektor unggulan serta menjadi salah satu kunci dalam pembangunan serta pengembangan suatu wilayah ataupun negara untuk meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat (Sugama & Remaja, 2019). Dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan juga dijelaskan bahwa pengembangan pariwisata berpengaruh penting pada beberapa aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan yang kemudian akan mendorong pembangunan dan pengembangan wilayah di sekitar objek wisata.

Perkembangan pariwisata dapat berdampak pada peningkatan devisa, penyediaan lapangan pekerjaan dan pengembangan usaha serta infrastruktur. Berkembangnya pariwisata tersebut ditandai dengan banyaknya kunjungan wisatawan.

Kunjungan wisatawan dipengaruhi oleh kepuasan wisatawan yang akan menentukan lamanya kunjungan dilokasi wisata. Fasilitas wisata berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan wisatawan (Stevianus, 2014). Oleh sebab itu, ketersediaan dan pengelolaan fasilitas wisata merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam suatu destinasi wisata. Fasilitas wisata ini digunakan oleh wisatawan untuk menjamin kepuasan yang maksimal dalam memperlancar

(2)

kegiatan berwisata. Menurut Samseng dalam Sulistiyana (2015) dijelaskan bahwa salah satu hal penting dalam mengembangkan pariwisata adalah melalui fasilitas (kemudahan). Wisatawan biasa berkunjung ke suatu tempat, wilayah atau negara tertentu karena mereka tertarik dan merasa puas dengan kemudahan yang dapat diperoleh melalui fasilitas tersebut. Hal ini juga didukung oleh Al-Ababneh dalam Wiratini M et al. (2018) bahwa niat kunjungan kembali atau niat wisatawan untuk kembali ke objek wisata tersebut dipengaruhi oleh kesan yang dimiliki dan dirasakan oleh wisatawan, yang merupakan bentuk dari kepuasan wisatawan terhadap atraksi, fasilitas, dan kualitas pelayanan di objek wisata tersebut.

Penyediaan fasilitas di suatu objek wisata harus mendapatkan perhatian dari para pihak pengelola untuk dapat memperhatikan kuantitas serta kualitas fasilitas yang baik dan sesuai dengan standar minimal untuk dapat memenuhi kebutuhan wisatawan dan pengunjung.

Salah satu objek wisata yang mendapat banyak perhatian dari pemerintah daerah di Sumatera Utara adalah Objek Wisata Sipinsur. Objek Wisata Sipinsur merupakan objek wisata yang berlokasi di Kecamatan Paranginan, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2014, tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya, dijelaskan bahwa Objek Wisata Sipinsur merupakan Kawasan Wisata Muara-Baktiraja yang menjadi salah satu zona dari Kawasan Strategi Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba. Hal ini juga didukung melalui RPJMD Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2016-2021, dimana Kecamatan Paranginan merupakan salah satu kecamatan yang menjadi Kawasan Strategi Nasional sebagai Kawasan Pariwisata. Objek Wisata Sipinsur merupakan salah satu daya tarik wisata di Kecamatan Paranginan, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.

Selain diatur oleh pihak pemerintah, masyarakat juga ikut serta dalam pengelolaan Objek Wisata Sipinsur. Hal tersebut dapat dilihat melalui keikutsertaan masyarakat dalam penyediaan dan pengelolaan fasilitas di Objek Wisata Sipinsur.

Oleh sebab itu, konsep pengembangan objek wisata ini adalah konsep pengembangan wilayah from within. Konsep pengembangan ini merupakan upaya bersama antara pemerintah lokal, masyarakat dan sektor swasta untuk

(3)

meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal dengan mengelola sumber daya lokal sehingga kualitas hidup masyarakat dapat meningkat.

Berkembangnya sektor pariwisata tidak terlepas dari adanya dukungan melalui ketersediaan prasarana/fasilitas, daya tarik, serta usaha pendukung lainnya.

Oleh sebab itu, pengembangan fasilitas pada Objek Wisata Sipinsur merupakan salah satu komponen yang dapat membangun objek wisata tersebut. Pada tahun 2017, Dinas Pariwisata Kabupaten Humbang Hasundutan melakukan pembangunan beberapa fasilitas di Objek Wisata Sipinsur, seperti : pembangunan tempat ibadah, pembangunan pusat informasi, pembangunan jalan paving block, jogging track dan kanstin, pembangunan gazebo, dan pembangunan toilet/ruang ganti. Hal ini dilakukan oleh pihak pemerintah sebagai upaya dalam melayani serta mempermudah kegiatan wisatawan yang datang ke Objek Wisata Sipinsur. Selain pihak pemerintah, masyarakat juga ikut serta dalam menyediakan fasilitas wisata di Objek Wisata Sipinsur, seperti : penyediaan homestay, resto, kantin, dan lain sebagainya. Penyediaan fasilitas-fasilitas tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengembangan Objek Wisata Sipinsur yang dapat mendukung peningkatan jumlah kunjungan wisatawan. Berikut merupakan data terkait jumlah wisatawan dan pengunjung yang berkunjung ke Objek Wisata Sipinsur :

Tabel I. 1 Data Jumlah Wisatawan Yang Berkunjung Ke Objek Wisata Sipinsur

Sumber :Dinas Pariwisata Kabupaten Humbang Hasundutan,2020

Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Objek Wisata Sipinsur mengalami peningkatan hingga tahun 2019. Namun, dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten (RIPPARKAB) Humbang Hasundutan, dijelaskan bahwa Objek Wisata Sipinsur merupakan salah satu objek wisata yang tingkat perkembangannya masih “PERINTIS”. Tingkat perkembangan dari suatu objek wisata ada 4, yaitu : perintis, pembangunan, pemantapan dan revitalisasi. Tingkat perkembangan ini menjelaskan bahwa Objek Wisata Sipinsur berada pada tahap awal atau tahap mulai dibangun dan dikembangkan. Selain itu, tahap perkembangan

Tahun Jumlah Wisatawan Domestik Jumlah Wisatawan Mancanegara

2015 30.437 165

2016 50.667 96

2017 89.536 159

2018 112.580 64

2019 121.422 450

(4)

ini juga menjelaskan bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke Objek Wisata Sipinsur masih sedikit atau rendah, serta daya tarik maupun fasilitas yang ada di objek wisata tersebut belum memiliki arti ekonomi atau sosial bagi masyarakat , wisatawan maupun pengunjung Objek Wisata Sipinsur. Belum memiliki arti sosial dan ekonomi diartikan bahwa adanya daya tarik dan fasilitas yang tersedia belum mampu mempengaruhi keadaan ekonomi/pendapatan serta keadaan sosial masyarakat di sekitar objek wisata. Sementara, tingkat kemenarikan Objek Wisata Sipinsur menurut Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten (RIPPARKAB) Humbang Hasundutan berada pada poin 4 (empat), yang artinya sangat mengagumkan atau menakjubkan. Objek Wisata Spinsur memiliki daya tarik wisata alam, dimana objek wisata ini menunjukkan panorama indah Danau Toba sebagai situs erupsi super volcano dari ketinggian ±1400 mdpl (Tampubolon, 2019). Selain itu, objek wisata ini juga merupakan kawasan hutan pinus yang juga menjadi salah satu daya tarik Objek Wisata Sipinsur.

Fasilitas wisata yang disediakan oleh pihak pemerintah dan juga pihak masyarakat tidak hanya memperhatikan kuantitas penyediaan. Kualitas fasilitas juga perlu diperhatikan dalam penyediaan maupun pengelolaan fasilitas di Objek Wisata Sipinsur. Penyediaan dan pengelolaan fasilitas wisata ini disesuaikan dengan standar minimal yang ada, baik dalam peraturan penyediaan fasilitas wisata maupun teori-teori yang menjelaskan pedoman penyediaan fasilitas. Kepuasan wisatawan merupakan tujuan utama dari setiap objek wisata karena kepuasan wisatawan akan mempengaruhi kunjungan wisatawan ke suatu objek wisata dan juga akan mempengaruhi perkembangan objekn wisata tersebut. Oleh karena itu, perlu diketahui seberapa besar rasa puas wisatawan dan pengunjung terhadap kuantitas maupun kualitas fasilitas di Objek Wisata Sipinsur sebagai dasar penyediaan fasilitas untuk mendukung pengembangan pariwisata lebih lanjut.

1.2 Rumusan Masalah

Objek Wisata Sipinsur memiliki daya tarik alam, mulai dari pemandangan Danau Toba dan hutan pohon pinus. Objek wisata ini juga pernah meraih juara pertama pada Ajang Pesona Indonesia (API) pada tahun 2018 sebagai dataran tinggi terpopuler. Objek Wisata Sipinsur merupakan salah salah satu objek wisata di

(5)

Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara yang ketersediaan fasilitasnya selalu ditingkat oleh pihak pemerintah, swasta dan masyarakat setempat. Menurut Bukart & Medlik dalam Susanto (2016) dijelaskan bahwa fasilitas wisata bukanlah faktor utama pendorong datangnya wisatawan dan pengunjung ke objek wisata.

Namun, ketidaktersediaannya dapat menghalangi wisatawan untuk menikmati tempat wisata. Oleh karena itu, diperlukan fasilitas yang berfungsi untuk melayani dan menfasilitasi aktivitas atau kegiatan wisatawan dan pengunjung. Pihak pengelola telah melengkapi Objek Wisata Sipinsur melalui penyediaan beberapa fasilitas.

Penyediaan fasilitas di Objek Wisata Sipinsur hendaknya mampu meningkatkan kenyamanan wisatawan yang akan berdampak pada kepuasan wisatawan. Namun berdasarkan penjelasan sebelumnya, Objek Wisata Sipinsur merupakan objek wisata yang tingkat perkembangannya adalah perintis, yang artinya jumlah wisatawan masih tergolong rendah, serta daya tarik maupun fasilitas yang ada di objek wisata tersebut belum memiliki arti ekonomi atau sosial bagi masyarakat, dan wisatawan di Objek Wisata Sipinsur. Untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan, pengelola destinasi objek wisata harus secara khusus memahami kelemahan dan kelebihan yang ada sehingga mengetahui prioritas yang harus ditingkatkan dan dikembangkan untuk meningkatkan kepuasan wisatawan dan pengunjung terhadap fasilitas di destinasi wisata tersebut (Tangkere & Sondak, 2017).

Dari uraian diatas, maka dibutuhkan penelitian yang membahas terkait kepuasan wisatawan terhadap fasilitas yang telah disediakan oleh pihak pengelola objek wisata. Kepuasan tersebut dilihat melalui perasaan puas wisatawan terhadap penyediaan dan pengelolaan fasilitas yang ada di Objek Wisata Sipinsur. Untuk mengetahui hal tersebut, penelitian ini dilakukan berdasarkan pada pertanyaan penelitian sebagai berikut :

“Bagaimana kepuasan wisatawan terhadap fasilitas di Objek Wisata Sipinsur, Sumatera Utara ?”

Sementara urgensi dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa penyediaan maupun pengelolaan fasilitas wisata yang telah disediakan berdasarkan standar minimal yang diatur dalam peraturan dan juga teori yang ada mampu

(6)

mempengaruhi kepuasan wisatawan. Selanjutnya, tingkat kepuasan wisatawan ini akan dapat memperoleh informasi terkait kelebihan maupun kekurangan dari penyediaan fasilitas di Objek Wisata Sipinsur. Sehingga, pihak pengelola objek wisata mampu mengevaluasi dan memberi prioritas yang harus diperbaiki dan dikembangkan untuk meningkatkan kepuasan wisatawan di Objek Wisata Sipinsur.

Dan juga belum adanya penelitian yang serupa terkait dengan hal tersebut, menjadikan penelitian ini sangat penting dilakukan.

1.3 Tujuan dan Sasaran

Berdasarkan penjelasan yang terdapat di latar belakang dan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kepuasan wisatawan terhadap fasilitas di Objek Wisata Sipinsur, Sumatera Utara.

Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini memiliki beberapa sasaran, sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi kepuasan wisatawan terhadap fasilitas utama di Objek Wisata Sipinsur

2. Mengidentifikasi kepuasan wisatawan terhadap fasilitas pendukung di Objek Wisata Sipinsur

3. Mengidentifikasi kepuasan wisatawan terhadap fasilitas penunjang di Objek Wisata Sipinsur

4. Mengidentifikasi keterkaitan karakteristik wisatawan dengan kepuasan terhadap fasilitas wisata yang ada.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukannya penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu : manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pengelolaan objek wisata yang akan berpengaruh pada jumlah wisatawan yang akan berwisata ke Objek Wisata Sipinsur. Sehingga objek wisata tersebut dapat berdampak pada pengembangan wilayah khususnya dalam hal perekonomian maupun sosial budaya masyarakat di sekitar objek wisata.

(7)

Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan ilmu dalam perencanaan kepariwisataan khususnya mengenai penyediaan dan pengelolaan fasilitas wisata. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya khususnya mengenai permasalahan yang berkaitan dengan fasilitas wisata.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis untuk dapat di aplikasikan oleh pemerintah dan stakeholder yang menjadi pihak pengelola Objek Wisata Sipinsur. Berikut merupakan manfaat praktis dari penelitian ini : 1. Pemerintah

Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan masukan bagi instansi terkait dalam merumuskan kebijakan pengembangan pariwisata khususnya dalam penyediaan dan pengelolaan fasilitas di Objek Wisata Sipinsur agar dapat menarik wisatawan ataupun pengunjung.

2. Stakeholder yang menjadi pihak pengelola

Bagi pihak pengelola, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan terkait kualitas fasilitas yang ada di Objek Wisata Sipinsur. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi evaluasi bagi pihak pengelola agar dapat meningkatkan penyediaan dan juga pengelolaan fasilitas wisata secara optimal.

3. Masyarakat

Bagi masyarakat sekitar objek wisata dan juga masyarakat yang berwisata dan berkunjung ke Objek Wisata Sipinsur, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai wadah untuk menampung pendapat masyarakat yang berperan sebagai pengguna fasilitas di Objek Wisata Sipinsur. Kemudian, pendapat tersebut akan menghasilkan rekomendasi dan evaluasi kepada pihak pemerintah atau pihak pengelola.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian terdiri dari ruang lingkup substansi dan ruang lingkup wilayah. Ruang lingkup substansi merupakan batasan pembahasan dalam

(8)

penelitian, sedangkan ruang lingkup wilayah merupakan batasan wilayah administrasi yang menjadi wilayah studi penelitian.

1.5.1 Ruang Lingkup Substansi

Ruang lingkup substansi merupakan sebuah batasan yang digunakan dalam suatu penelitian. Secara umum, materi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai kepuasan wisatawan terhadap fasilitas di Objek Wisata Sipinsur yang dilihat melalui penyediaan dan pengelolaan fasilitas yang ada sesuai standar dalam menyediakan fasilitas wisata yang diatur dalam peraturan dan teori-teori terkait. Berikut Lingkup batasan substansi yang disesuaikan dengan sasaran penelitian yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu :

1. Kepuasan wisatawan maupun pengunjung terhadap fasilitas utama di Objek Wisata Sipinsur

Kotler dalam Wafa (2017) menjelaskan bahwa kepuasan merupakan tingkat perasaan ataupun kecewa yang timbul akibat adanya perbandingan kinerja yang dipersepsikan produk (hasil) terhadap ekspektasi konsumen atau wisatawan dan pengunjung. Sementara terkait fasilitas utama, merupakan sarana atau sebuah fasilitas yang sangat dibutuhkan dan dirasakan sangat perlu selama wisatawan berada disuatu objek wisata. Menurut Teori Spillane, faktor pembentuk dari fasilitas utama adalah : ketersediaan hotel/tempat penginapan dan ketersediaan tempat makan dan minum. Oleh sebab itu, untuk mengetahui seberapa besar perasaan puas wisatawan maupun pengunjung terhadap fasilitas utama yang tersedia, maka dapat dilihat melalui perasaan puas wisatawan terhadap penyediaan dan pengelolaan fasilitas utama yaitu hotel/tempat penginapan dan tempat makan dan minum yang ada di Objek Wisata Sipinsur.

2. Kepuasan wisatawan maupun pengunjung terhadap fasilitas pendukung di Objek Wisata Sipinsur

Pada bagian ini fasilitas yang dimaksud adalah fasilitas pendukung, dimana fasilitas pendukung merupakan sarana yang pada proporsinya sebagai pelengkap fasilitas utama sehingga wisatawan akan merasa lebih betah.

Bagian dari fasilitas pendukung, yaitu : ketersediaan tempat parkir, toko cinderamata, sarana kebersihan, toilet umum, musholla/tempat ibadan dan

(9)

sarana keamanan atau ketertiban. Sama halnya seperti fasilitas utama, untuk mengetahui seberapa besar perasaan puas wisatawan terhadap fasilitas pendukung, maka perlu diketahui seberapa puas wisatawan maupun pengunjung terhadap penyediaan dan pengelolaan fasilitas pendukung di Objek Wisata Sipinsur.

3. Kepuasan wisatawan maupun pengunjung terhadap fasilitas penunjang di Objek Wisata Sipinsur

Teori Spillane dalam Sasmita (2017) menjelaskan bahwa, fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang mendukung operasional objek wisata dalam mengakomodasi segala kebutuhan wisatawan, tidak secara langsung mendorong pertumbuhan tetapi berkembang pada saat yang sama atau sesudah atraksi berkembang. Spillane juga mengelompokkan fasilitas wisata menjadi tiga bagian, salah satunya adalah fasilitas penunjang. Fasilitas penunjang, pada dasarnya merupakan sarana yang bersifat sebagai pelengkap utama sehingga kebutuhan wisatawan dapat terpenuhi selama melakukan kegiatan wisata di objek wisata tersebut. Sarana yang menjadi bagian dari fasilitas penunjang yaitu : papan petunjuk arah, pusat informasi dan pelayanan penunjang lainnya. Seberapa besar kepuasan wisatawan terhadap fasilitas penunjang di Objek Wisata Sipinsur, dapat dilihat melalui perasaan puas wisatawan terhadap penyediaan dan pengelolaan fasilitas penunjang di objek wisata tersebut.

4. Hubungan karakteristik wisatawan dengan kepuasan terhadap penyediaan dan pengelolaan fasilitas wisata yang ada. Pada bagian ini, lingkup substansi yang dimaksud adalah mengetahui karakteristik wisatawan yang datang ke Objek Wisata Sipinsur. Menurut Suwena & Widyatmaja (2010) karakteristik wisatawan dapat berpengaruh besar terhadap perilaku wisatawan itu sendiri selama berada di destinasi maupun objek wisata tersebut. Hal yang menjadi bagian dari karakteristik wisatawan, diantaranya adalah : asal wisatawan, usia, struktur kelompok, latar belakang pendidikan, pendapatan dan lain sebagainya. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi sifat serta besarnya dampak dari aktivitas kepariwisataan tersebut. Oleh sebab itu, hal ini menjadi salah satu hal penting bagi pihak pengelola objek wisata terutama dalam hal

(10)

penyediaan serta pengelolaan kebutuhan wisatawan berdasarkan karakteristiknya masing-masing. Salah satunya adalah melalui penyediaan fasilitas di objek wisata, baik fasilitas umum, pendukung dan penunjang.

1.5.2 Ruang Lingkup Wilayah

Wilayah studi pada penelitian ini adalah Objek Wisata Sipinsur yang berada di Desa Pearung, Kecamatan Paranginan, Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara. Objek Wisata Sipinsur terpilih menjadi lokasi wilayah studi karena merupakan salah satu objek wisata yang tergabung dalam Kawasan Wisata Muara-Baktiraja yang menjadi salah satu zona dari Kawasan Strategi Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba.

Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2020

Gambar 1. 1 Peta Ruang Lingkup Wilayah

(11)

1.6 Metode Penelitian

Metodologi penelitian merupakan salah satu proses dalam penelitian yang akan membahas tentang teknik pengumpulan data, analisis terhadap data yang diperoleh kemudian menghasilkan sebuah jawaban penelitian. Pada bagian ini akan dijelaskan metode yang digunakan dalam penelitian ini, metode yang akan dibahas adalah : metode pengumpulan data, metode penentuan sampel dan metode analisis data

1.6.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kepuasan wisatawan terhadap fasilitas di Objek Wisata Sipinsur menggunakan pendekatan deduktif.

Dalam pendekatan penelitian, dilakukan pengumpulan beberapa variabel yang diperoleh melalui kajian literatur yang nantinya akan dapat menjawab pertanyaan penelitian. Pendekatan penelitian deduktif dilakukan untuk mendapatkan konfirmasi yang dilihat melalui hipotesis maupun observasi yang sebelumnya dilakukan. Sebuah hipotesis terlahir dari sebuah teori, kemudian hipotesis diuji melalui pelaksanaan observasi. Terori atau pendekatan deduktif akan memberikan keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan ataupun sebuah pemikiran spekulatif kearah data yang akan diterangkan (Siyoto & Sodik, 2015).

Metoda penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian ini mengembangkan suatu kejadian dengan menggunakan model matematis atau angka-angka untuk menunjukkan sebuah informasi. Sifat dari penelitian kuantitaf yaitu objektif. Sementara data yang digunakan untuk diolah dan dianalisis, diperoleh melalui kuesioner dan observasi melalui analisis yang telah ditentukan.

Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah untuk mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori ataupun hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam (Siyoto & Sodik, 2015).

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka penelitian ini menggunakan pendekatan dan metode kuantitatif deskriptif. Penelitian ini akan mendeskripsikan sebuah peristawa, kejadian atau informasi secara aktual, akurat, sistematis dan sesuai dengan keadaan eksisting di lapangan. Metode penelitian ini juga akan menggambarkan atau menjelaskan informasi atau data yang didapatkan dengan

(12)

menggunakan angka atau grafik. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian kuantitatif deskriptif merupakan suatu pendekatan dan metode yang mendeskripsikan karakteristik, informasi ataupun data sebagaimana adanya.

1.6.2 Unit Amatan dan Unit Analisis 1. Unit amatan

Menurut Ihalauw, unit amatan merupakan sesuatu yang dapat dijadikan sumber untuk memperoleh data dalam rangka menggambarkan dan menjelaskan tentang suatu analisis atau suatu keadaan. Unit amatan dalam penelitian ini adalah fasilitas yang tersedia di Objek Wisata Sipinsur. Hal ini dikarenakan fasilitas wisata merupakan sumber untuk dapat mengetahui apakah fasilitas yang tersedia sudah memberikan perasaan sangat puas kepada wisatawan dan pengunjung di Objek Wisata Sipinsur.

2. Unit Analisis

Berdasarkan namanya, unit analisis ini merupakan sebuah unit yang digunakan untuk menganalisis suatu penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini adalah wisatawan di Objek Wisata Sipinsur. Hal ini dikarenakan, wisatawan di Objek Wisata Sipinsur merupakan unit yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini.

1.6.3 Konseptualisasi Penelitian

Konseptualisasi penelitian merupakan sebuah penjelasan yang membahas tentang substansi penelitian untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran dari penelitian tersebut. Penelitian ini mengacu pada beberapa dokumen, diantaranya Rencanan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten (RIPPARKAB), dan Rencana Induk Destinasi Pariwisata Prioritas (RIDPP) Danau Toba. Dalam RPJMD Kabupaten Humbang Hasundutan 2016-2021, dijelaskan bahwa Kecamatan Paranginan merupakan salah satu kecamatan yang menjadi Kawasan Strategi Nasional dan menjadi salah satu kawasan pariwisata di Kabupaten Humbang Hasundutan. Hal tersebut juga disampaikan dalam RIDPP Danau Toba, dimana Kecamatan Paranginan menjadi salah satu Daya Tarik Wisata Danau Toba di Kabupaten Humbang Hasundutan. Daya Tarik Wisata Danau Toba tersebut adalah Objek Wisata Sipinsur. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten atau

(13)

RIPPARKAB Humbang Hasundutan menjelaskan bahwa Objek Wisata Sipinsur di Kecamatan Paranginan merupakan sebuah pariwisata alam dan merupakan bagian dari zona Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba.

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten atau RIPPARKAB Humbang Hasundutan juga menjelaskan bahwa adanya kegiatan revitalisasi sentra kegiatan Pariwisata di Kecamatan Paranginan Tahun 2014-2024. Pihak pemerintah dan pengelola objek wisata setempat mulai melakukan penyediaan fasilitas-fasilitas yang dapat meningkatkan kenyamanan wisatawan yang datang, seperti pembangunan tempat ibadah, pembangunan pusat informasi, pembangunan joggingtrack, pembangunan gazebo, toilet dan lain sebagainya. Namun, dalam RIPPARKAB Humbang Hasundutan juga dijelaskan bahwa tingkat perkembangan Objek Wisata Sipinsur adalah perintis, yang artinya jumlah wisatawan masih sedikit, dan daya tariknya ataupun fasilitas yang disediakan belum memiliki arti ekonomi ataupun sosial bagi masyarakat sekitar. Adanya potensi yang dimiliki Objek Wisata Sipinsur, seperti daya tarik, atraksi, dan fasilitas wisata yang sudah disediakan, tidak memberikan dampak positif bagi tingkat perkembangan pariwisata tersebut.

Menurut Suwena & Widyatmaja (2010), fasilitas wisata merupakan salah satu faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kepuasan wisatawan.

Saat wisatawan merasa puas dengan fasilitas yang ada di objek wisata, hal tersebut akan mempengaruhi niat kunjungan kembali ke objek wisata tersebut karena kemudahan yang diperoleh melalui fasilitas yang tersedia. Hal tersebut juga akan mempengaruhi jumlah wisatawan yang akan berwisata ke Objek Wisata Sipinsur yang dapat berdampak positif pada perekonomian dan sosial masyarakat di sekitar wilayah objek wisata. Untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kepuasan wisatawan terhadap fasilitas di Objek Wisata Sipinsur, penelitian ini memiliki 4 sasaran utama.

Sasaran pertama, kedua dan ketiga membahas tentang kepuasan wisatawan terhadap fasilitas di Objek Wisata Sipinsur. Fasilitas tersebut terbagi atas 3, yaitu fasilitas utama, fasilitas pendukung dan fasilitas penunjang. Berdasarkan beberapa variabel, fasilitas utama terdiri dari hotel atau tempat penginapan dan tempat makan dan minum. Fasilitas pendukung terdiri dari tempat parkir, toko cinderamata,

(14)

sarana kebersihan, toilet umum, musholla/tempat ibadah dan sarana keamanan dan ketertiban. Sementara fasilitas penunjang terdiri dari papan petunjuk arah, pusat informasi dan pelayanan pengunjung. Ketiga sasaran ini membutuhkan data pendukung seperti penyediaan maupun pengelolaan fasilitas wisata yang tersedia di Objek Wisata Sipinsur. Melalui sasaran tersebut, nantinya akan diketahui seberapa seberapa besar kepuasan/perasaan puas wisatawan terhadap fasilitas- fasilitas wisata yang telah tersedia. Kemudian dengan mengetahui tingkat kepuasan wisatawan terhadap fasilitas di Objek Wisata Sipinsur, maka akan terlihat juga permasalahan apa yang sebenarnya menjadi penyebab pengembangan Objek Wisata Sipinsur belum maksimal dan hal tersebut akan menjadi bahan evaluasi bagi pihak pemerintah dan juga pihak pengelola objek wisata tersebut.

Selanjutnya pada sasaran ke-empat akan membahas tentang keterkaitan atau hubungan karakteristik wisatawan dengan kepuasan terhadap fasilitas di Objek Wisata Sipinsur. Menurut Seaton dan Bennet dalam Menuh (2016), karakteristik wisatawan dapat dilihat melalui karakteristik geografis dan karakteristik sosio- demografis. Karakteristik geografis adalah tempat asal wisatawan, sementara karakteristik sosio-demografis mencakup usia, jenis kelamin, status pekawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan ukuran atau jumlah keluarga.

Melalui sasaran ini, maka akan diketahui kepuasan wisatawan berdasarkan karakteristik geografis dan karakteristik sosio-demografinya. Oleh karena itu, hasil sasaran ini juga akan menjadi bahan evaluasi dalam penyediaan fasilitas di Objek Wisata Sipinsur yang harus disesuaikan dengan karakteristik wisatawan yang datang ke Objek Wisata Sipinsur. Berikut merupakan bagan konseptualisasi penelitian ini :

(15)

Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2020

Gambar 1. 2 Konseptualisasi Penelitian

1.6.4 Operasionalisasi Penelitian

Operasionalisasi penelitian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengidentifikasi sasaran penelitian yang telah ditetapkan dan akan dicapai.

Operasionalisasi penelitian ini dirumuskan melalui sintesa literatur yang kemudian selanjutnya akan dipilih variabel yang akan diteliti. Penelitian ini memiliki 4 sasaran, dan akan dijelaskan dalam penjelasan berikut ini,

1. Sasaran 1, 2 dan 3

Sasaran pertama, kedua dan ketiga akan menganalisis terkait kepuasan wisatawan terhadap fasilitas wisata, yaitu fasilitas utama, pendukung dan penunjang yang tersedia di Objek Wisata Sipinsur. Untuk dapat mengetahui hal tersebut, maka dapat dilihat melalui variabel yang digunakan sesuai dengan standar penyediaan dan pengelolaan fasilitas wisata. Sasaran ini perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar perasaan puas wisatawan terhadap penyediaan dan pengelolaan fasilitas wisata yang tersedia.

Didukung oleh keadaan eksisting yang disesuaikan dengan standar penyediaan dan pengelolaan fasilitas wisata, sehingga dapat diketahui fasilitas wisata yang mana yang memberikan kepuasan yang lebih tinggi/maksimal kepada wisatawan maupun pengunjung yang datang

(16)

2. Sasaran 4

Analisis sasaran ke-empat merupakan analisis yang akan menunjukkan hubungan atau korelasi maupun keterkaitan antara karakteristik wisatawan maupun pengunjung dengan kepuasan wisatawan terhadap penyediaan dan pengelolaan fasilitas wisata di Objek Wisata Sipinsur. Karakteristik pengunjung dilihat melalui variabel sesuai dengan teori yang ada. Sasaran ini dilakukan untuk mengetahui karakeristik wisatawan maupun pengunjung yang datang ke Objek Wisata Sipinsur, yang kemudian akan dihubungkan dengan kepuasan wisatawan tersebut. Analisis ini perlu dilakukan untuk mengetahui penyediaan dan pengelolaan fasilitas wisata yang dibutuhkan oleh wisatawan yang datang. Oleh sebab itu, hal ini menjadi dalah satu perhatian penting bagi pihak pengelola untuk dapat menyediakan serta mengelola fasilitas wisata dengan melihat karakteristik wisatawan maupun pengunjung yang datang.

Tabel I. 2 Operasionalisasi Penelitian

No Sasaran Variabel

1 Fasilitas Utama

Sumber : Teori Spillane dalam Sasmita, (2017)

 Hotel/tempat Penginapan

 Tempat makan dan minum 2 Fasilitas Pendukung

Sumber : Teori Spillane dalam Sasmita, (2017)

 Tempat parkir

 Sarana kebersihan

 Toko cinderamata

 Toilet umum

 Tempat ibadah

 Sarana keamanan dan ketertiban

3 Fasilitas Penunjang

Sumber : Teori Spillane dalam Sasmita, (2017)

 Papan petunjuk arah

 Pelayanan

wisatawan/pengunjung

 Pusat informasi 4 Karakteristik Wisatawan

Sumber : Seaton dan Bennet dalam Menuh (2016)

 Asal wisatawan

 Jenis Kelamin

 Usia/umur

 Status perkawinan

 Tingkat pendidikan

 Pekerjaan

 Pendapatan

 Ukuran/jumlah keluarga Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2021

1.6.5 Defenisi Operasional

Defenisi operasional dalam penelitian ini dijelaskan melalui tabel berikut.

(17)

Tabel I. 3 Defenisi Operasional Penelitian

No. Istilah Defenisi Operasional

1. Kepuasan Sebuah tingkat perasaan yang dimiliki oleh seseorang dengan melalukan perbandingan antara kinerja (hasil) dengan harapannya atau perbandingan antara ekspektasi dan kenyataan.

2. Fasilitas Utama Fasilitas yang sangat penting, sekaligus menjadi tujuan utama untuk melakukan kunjungan ke suatu destinasi wisata.

3. Fasilitas Pendukug Fasilitas yang menjadi pelengkap dari fasilitas utama, sehingga wisatawan dan pengunjung merasa nyaman dan melakukan kunjungan yang lebih lama saat berada di suatu objek wisata.

4. Fasilitas Penunjang Sarana yang menjadi pelengkap utama untuk dapat melengkapi kebutuhan wisatawan selama melakukan kunjungan ke suatu objek wisata 5. Karakteristik Wisatawan dan

Pengunjung

Pembagian yang berfokus pada wisatawan, yang digambarkan dengan “Who wants what, why, when, where and how much ?”. Pembagian ini dibagi 2 jenis, yaitu : berdasarkan sosio-demografi dan geografis (asal wisatawan dan pengunjung)

Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2020

1.6.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu faktor utama untuk dapat memperoleh data-data yang dapat menjawab dan mencapai tujuan penelitian.

Metode pengumpulan data dibagi menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Metode pengumpulan data primer dapat dilakukan melalui observasi lapangan, kuesioner dan wawancara. Sementara metode pengumpulan data sekunder didapatkan melalui studi literatur dan pengambilan data-data yang dibutuhkan ke instansi-instansi yang berkaitan.

1. Data Primer

Data primer merupakan data-data yang didapatkan secara langsung di lapangan oleh peneliti. Tujuan dari pengambilan data primer ini adalah untuk menghimpun data yang tidak bisa didapatkan melalui teknik pengumpulan data sekunder. Dalam pengumpulan data primer diharapkan tingkat objektifitas terjaga, sehingga menghasilkan sebuah penelitian yang akurat dan sesuai dengan data yang diperoleh di lapangan. Pengumpulan data primer dapat digunakan melalu beberapa cara, yaitu :

a) Kuesioner

Teknik pengumpulan data kuesioner merupakan teknik yang dilakukan dengan cara memberikan serangkaian pertanyaan tertulis kepada setiap

(18)

responden untuk dijawab. Daftar pertanyaan yang disusun disesuaikan dengan kebutuhan penelitian secara terperinci dan lengkap. Kuesioner ini ditujukan kepada wisatawan yang mengunjungi Objek Wisata Sipinsur.

Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan wisatawan terhadap penyediaan maupun pengelolaan fasilitas yang ada di Objek Wisata Sipinsur. Penentuan tingkat kepuasan wisatawan akan dilakukan dengan 5 tingkatan, yaitu : sangat tidak puas, tidak puas, cukup puas, puas, dan sangat puas. Selain memberikan pilihan berupa tingkat kepuasan, kuesioner ini juga akan memberikan kuesioner semi-terbuka dengan menyediakan tempat untuk menjawab secara bebas, jika jawaban responden merupakan jawaban diluar pilihan yang tersedia serta kuesioner tertutup yang hanya dapat memilih jawaban yang sudah disediakan

b) Observasi Lapangan

Observasi lapangan merupakan cara pengumpulan data dengan mengamati atau meneliti kejadian yang sedang terjadi. Oleh sebab itu, data yang diperoleh merupakan data yang aktual dan faktual. Objek penelitian yang akan diamati dalam pelaksanaan observasi adalah penyediaan dan pengelolaan fasilitas di Objek Wisata Sipinsur. Dalam pelaksanaan observasi lapangan ini, dibutuhkan beberapa perlengkapan untuk dibawa saat melakukan kegiatan pengumpulan data, yaitu : kamera serta form observasi yang berisi tentang daftar keterangan gambar, kemudian catatan terkait kondisi dan jumlah fasilitas yang ada di objek wisata tersebut serta persebarannya.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data ataupun informasi yang didapatkan secara tidak langsung melalui kajian literatur, hasil penelitian orang lain, peraturan perundang-undangan, ataupun dokumen-dokumen yang dimiliki oleh instansi-instansi terkait. Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data sekunder dilakukan melalui survey instansi guna mendapatkan data-data yang dikeluarkan oleh instansi terkait, dan melalui kajian-kajian dokumen.

a) Survey Instansi

(19)

Survey instansi merupakan suatu proses pencarian data ataupun informasi terkait data-data yang dibutuhkan dan diperlukan dalam penelitian ini. Pembahasan dalam penelitian ini membutuhkan pengumpulan data melalui survei instansi terkait seperti : Dinas Pariwisata Kabupaten Humbang Hasundutan, Kantor Desa Pearung dan pihak pengelola Objek Wisata Sipinsur.

b) Kajian Dokumen

Kajian dokumen merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui berbagai sumber untuk mendukung kebutuhan data penelitian.

Melalui teknik pengumpulan data ini, sangat memungkinkan untuk peneliti mendapatkan dan memperoleh bahasa yang lebih luas.

Dokumen-dokumen atau literatur yang digunakan dapat diperoleh dari internet, buku, jurnal ataupun media lainnya.

3. Kebutuhan Data

Berikut merupakan kebutuhan data yang diperlukan dalam mengidentifikasi tingkat kepuasan wisatawan terhadap fasilitas di Objek Wisata Sipinsur :

(20)

Tabel I. 4 Kebutuhan Data

No Sasaran Jenis Data Teknik Pengumpulan

Data Kebutuhan Data Sumber Data

1. Identifikasi kepuasan wisatawan terhadap fasilitas utama di Objek Wisata Sipinsur

 Data Primer

 Data Sekunder

 Kuesioner

 Observasi

 Survei Instansi

 Kajian Dokumen

 Data kepuasan pengunjung terhadap kuantitas dan kualitas fasilitas utama yang tersedia di Objek Wisata Sipinsur

 Data observasi terkait kondisi fisik fasilitas utama di Objek Wisata Sipinsur

 Dokumen Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Kabupaten (Ripparkab)

 Data fasilitas utama yang tersedia di Objek Wisata Sipinsur

Wisatawan, Dinas Pariwisata dan Pihak Pengelola Objek Wisata

2. Identifikasi kepuasan wisatawan terhadap fasilitas pendukung di Objek Wisata Sipinsur

 Data Primer

 Data Sekunder  Kuesioner

 Observasi

 Survei Instansi

 Kajian Dokumen

 Data kepuasan pengunjung terhadap kuantitas dan kualitas fasilitas pendukung yang tersedia di Objek Wisata Sipinsur

 Data observasi terkait kondisi fisik fasilitas pendukung di Objek Wisata Sipinsur

 Dokumen Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Kabupaten (Ripparkab)

 Data fasilitas pendukung yang tersedia di Objek Wisata Sipinsur

Wisatawan, Dinas Pariwisata dan Pihak Pengelola Objek Wisata

3. Identifikasi kepuasan wisatawan terhadap fasilitas penunjang di Objek Wisata Sipinsur

 Data Primer

 Data Sekunder  Kuesioner

 Observasi

 Survei Instansi

 Data kepuasan pengunjung terhadap kuantitas dan kualitas fasilitas penunjang yang

Wisatawan, Dinas Pariwisata dan Pihak Pengelola Objek Wisata

(21)

21

No Sasaran Jenis Data Teknik Pengumpulan

Data Kebutuhan Data Sumber Data

 Kajian Dokumen tersedia di Objek Wisata Sipinsur

 Data observasi terkait kondisi fisik fasilitas penunjang di Objek Wisata Sipinsur

 Dokumen Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Kabupaten (Ripparkab)

 Data fasilitas penunjang yang tersedia di Objek Wisata Sipinsur

4. Identifikasi keterkaitan karakteristik wisatawan dengan kepuasan terhadap ketersediaan fasilitas yang ada di Objek Wisata Sipinsur

Data Primer Kuesioner  Data karakteristik wisatawan yang berkunjung dan berwisata di Objek Wisata Sipinsur

 Data kepuasan pengunjung

 Data jumlah wisatawan 5 tahun terakhir

Wisatawan yang berkunjung dan berwisata di Objek Wisata Sipinsur

Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2020

(22)

1.6.7 Teknik Sampling Data

Sampel merupakan sebagian dari jumlah serta karakteristik yang dimiliki oleh sebuah populasi, atau dapat disebut juga sebagai bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut tujuan dan sasaran penelitian yang dapat mewakili populasinya (Siyoto & Sodik, 2015). Sementara teknik sampling merupakan teknik dalam pengambilan sebuah sampel. Teknik sampling dibagi menjadi dua, yaitu : probability sampling dan non-probability sampling. Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah non-probability sampling, dimana non- probability sampling merupakan sebuah teknik yang tidak memberikan peluang ataupun kesempatan yang sama bagi setiap unsur ataupun anggota populasi untuk dijadikan sebagai sampel.

Penelitian ini akan menggunakan non-probability sampling dengan teknik atau metode accidental sampling atau sampling aksidental. Teknik atau metode ini merupakan suatu teknik yang dalam penentuan sampelnya berdasarkan pada kebetulan, yang artinya siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dipakai sebagai sampel, jika peneliti merasa orang yang kebetulan ditemui itu cocok untuk dijadikan sebagi sumber informasi ataupun data. Kelemahan dari teknik ini adalah sangat memungkinkan terjadinya terjadinya bias atau sampel yang diperoleh tidak representatif, sehingga tidak mungkin untuk menarik kesimpulan secara general berdasarkan teknik atau metode ini.

Pemilihan pengambilan sampel dengan cara accidental sampling atau sampling aksidental dikarenakan jumlah wisatawan yang datang dan berwisata di Objek Wisata Sipinsur tidak diketahui dengan jelas. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Gulo (2002) dalam bukunya tentang metodologi penelitian, dimana ia menjelaskan bahwa penerikan sampel dengan non-probability sampling, umumnya dilakukan untuk penelitian yang jumlah populasinya tidak diketahui, sehingga tidak dapat ditarik kesimpulan yang berlaku umum terhadap sebuah populasi.

Sampel responden yang terpilih adalah wisatawan yang datang dan berkunjung ke Objek Wisata Sipinsur. Responden dipilih dari satu kategori wisatawan berdasarkan waktu berkunjung, yaitu hari sabtu dan minggu (akhir pekan). Hal ini dikarenakan Objek Wisata Sipinsur dibuka saat akhir pekan.

Sementara waktu pengambilan data dimulai pada pukul 09.00 pagi hingga objek

(23)

wisata tutup (pukul 16.00) agar karakteristik wisatawan sebagai narasumber dalam penelitian ini beragam. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel sebanyak 95 responden. Sebagai aturan umum, bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 responden hingga 500 responden (Roscoe dalam Salamah, 2020).

1.6.8 Teknik Analisis Data

Untuk mencapai tujuan penelitian, data yang telah dikumpulkan perlu dianalisis, sehingga memerlukan teknik analisis data. Teknik analisis data akan digunakan untuk mengolah data primer dan data sekunder yang telah didapatkan.

Analisis data merupakan rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran, dan verifikasi data agar sebuah kejadian ataupun fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah (Siyoto & Sodik, 2015). Data yang tidak dianalisis, akan menjadi barang atau informasi yang tidak bermakna, tidak berarti, menjadi data yang mati, dan akan menjadi data yang tidak berbunyi.

Oleh sebab itulah, tahap analisis data merupakan tahapan yang cukup penting, sehingga data dapat menjadi informasi yang bermakna untuk mencapai tujuan penelitian serta dapat menjawab pertanyaan dari rumusan masalah. Pada bagian ini akan dijelaskan teknik analisis data yang digunakan untuk memperoleh informasi.

Berikut merupakan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian Kepuasan Wisatawan Terhadap Fasilitas di Objek Wisata Sipinsur, Sumatera Utara :

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan sebuah statistik yang digunakan dalam menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan sebuah data yang telah didapatkan sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang general atau umum. Analisis statistik deskriptif berfungsi untuk mengklasifikasikan suatu data variabel berdasarkan kelompoknya, yang dari semula belum teratur hingga menjadi informasi yang mudah diinterpretasikan maksudnya oleh orang yang membutuhkan informasi terkait variabel yang sama (Siyoto & Sodik, 2015).

Tabulasi dalam menyajikan ringkasan, pengaturan dan penyusunan data dilakukan dalan bentu tabel numerik dan grafik. Siyato dan Sodik dalam buku dasar metodologi penelitian juga menjelaskan bahwa dalam analisis statistik deskriptif terdapat beberapa teknik analisis, yaitu : analisis potret data (frekuensi dan

(24)

presentasi), analisis kecederungan sentral data (nilai rata-rata, median dan modus), dan analisis variasi nilai (kisaran dan simpangan baku atau varian). Dalam hal ini, statististik deskriptif terdiri dari 3 bentuk, yaitu: Nilai baku (Angka, proporsi, presentase, rasio dan rate), tabel dan grafik. Penelitian ini akan menggunakan analisis potret data, yaitu dengan penyajian informasi melalui jumlah absolute atau persentase dari keseluruhan data.

Analisis statistik deskriptif ini merupakan teknik analisis dalam meneliti dan mengdidentifikasi sasaran pertama hingga ketiga, yaitu terkait kepuasan wisatawan terhadap fasilitas di Objek Wisata Sipinsur, Sumatera Utara. Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini dilakukan pada hasil data kepuasan wisatawan terhadap penyediaan dan pengelolaan fasilitas wisata yang telah disediakan.

Penggunaan teknik analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi seberapa tinggi perasaan puas wisatawan terhadap fasilitas di Objek Wisata Sipinsur. Melalui hal tersebut, akan diketahui juga fasilitas manakah yang memberikan kepuasan dan fasilitas manakah yang belum memberikan kepuasan bagi wisatawan yang datang di objek wisata tersebut. Data-data yang dibutuhkan dalam proses analisis ini diperoleh melalui angket atau kuesioner dan observasi. Data yang telah ditujukan untuk mengetahui kebutuhan dan kepuasan pengunjung dalam penelitian ini akan dinilai secara deskriptif persentase, kemudian hasil yang telah diolah ditafsirkan kedalam sebuah kalimat atau penjelasan, dengan perhitungan sebagai berikut :

Persentase (%) = 𝐧

𝐍 x 100 Keterangan,

Persentase (%) = Deskriptif prensentase (%)

n = Skor yang diperoleh

N = Skor maksimal atau jumlah sampel penelitian.

2. Analisis Asosiasi Korelatif (Kendall’s Tau dan Chi Square)

Analisis asosiasi merupakan analisis yang bertujuan untuk mencari hubungan antara 2 variabel atau lebih, dimana hubungan yang dihasilkan belum tentu menunjukkan sebab-akibat.. Sasaran ketiga pada penelitian ini adalah melihat dan mengidentifikasi keterkaitan atau korelasi karakteristik wisatawan atau pengunjung dengan kepuasan terhadap fasilitas di Objek Wisata Sipinsur. Sehingga, metode

(25)

asosiasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ukuran korelasi berdasarkan chi square dengan menggunakan uji koefisien kendall’s tau. Analisis chi square merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel yang terdapat pada baris dan kolom. Data yang digunakan dalam analisis chi square merupakan data yang berbentuk nominal. Sementara korelasi kendall’s tau merupakan pengujian hipotesis terhdap 2 variabel atau lebih dengan data yang berbentuk ordinal. Korelasi kendall’s tau dan chi-square merupakan bagian dari statistik non-parametrik. Sehingga, tidak ada persyaratan yang mengharuskan data yang didapatkan harus terditribusi secara normal.

Penggunaan analisis asosiasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan, keterkaitan atau pun korelasi antara variabel karakteristik pengunjung dengan kepuasan pengunjung terhadap fasilitas di Objek Wisata Sipinsur. Variabel asal wisatawan. jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, ukuran/jumlah keluarga dianalisis menggunakan analisis korelasi chi square, karena variabel-variabel tersebut merupakan bentuk data nominal. Sementara umur dan pendapatan akan dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi kendall’s tau karena variabel tersebut merupakan bentuk data ordinal. Selanjutnya data-data tersebut akan dianalisis dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS (Statistifical Product and Service Solution). Arah hubungan antar vaiabel tersebut akan dilihat dari angka koefisien korelasinya (positif atau negatif). Sedangkan untuk melihat tingkat keeratan hubungannya, maka terlebih dulu harus diketahui kriteria tingkat keeratan hubungan dalam analisis korelasi. Kuat lemahnya hubungan diukur diantara jarak 0 sampai dengan 1. Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel, kriteria tingkat keeratan hubungan dapat dikategorikan sebagai berikut (Sarwono, 2006) :

1. Nilai koefisien korelasi sebesar >0-0,25 menunjukkan korelasi yang sangat lemah

2. Nilai koefisien korelasi sebesar >0,25-0,5 menunjukkan korelasi yang cukup 3. Nilai koefisien korelasi sebesar >0,5-0,75 menunjukkan korelasi yang kuat 4. Nilai koefisien korelasi sebesar >0,75-0,99 menunjukkan korelasi yang

sangat kuat

5. Nilai koefien korelasi sebesar 1 menunjukkan korelasi yang sempurna

(26)

1.7 Keaslian Penelitian

Keaslian penelitian ini didasarkan pada penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya (penelitian terdahulu). Penelitian tersebut memiliki karakteristik yang relatif sama, namun masih terdapat perbedaan konsep dan beberapa variabel yang digunakan. Penelitian ini merupakan penelitian mengenai kepuasan wisatawan terhadap fasilitas di Objek Wisata Sipinsur, Sumatera Utara. Berikut merupakan perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya :

(27)

27

Tabel I. 5 Perbandingan Keaslian Penelitian yang Dilakukan

No Peneliti Judul Penelitian Lokasi Penelitian Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian 1. Florentina

Anna Triant Pertiwi

Pengaruh Harga, Fasilitas Wisata, dan Atraksi Wisata Terhadap Kepuasan Konsumen Objek Wisata Konservasi

Taman Safari Indonesia II Prigen, Pasuruan

Mengetahui pengaruh secara bersama-sama dan secara spasial dari harga, fasilitas wisata dan atraksi wisata terhadp kepuasan pengunjung

Menggunakan metode kuantitatif dengan metode analisis regresi linear berganda, uji f (uji simultan), dan uji t (uji parsial).

Menunjukkan bahwa harga, fasilitas wisata, dan atraksi wisata berpegaruh terhadap kepuasan konsumen Taman Safari Indonesia II

2. Fatmawati Kalebos

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Wisatawan yang

Berkunjung ke Daerah Wisata Kepulauan

Kabupaten Kepulauan Sitaro

Mengetahui berbagai faktor yang

mempengaruhi kepuasan wisatawan yang berkunjung ke daerah wisata di Kabupaten Sitaro

Metode penelitian ini mernggunakan metode penelitian kuantitatif, dnegan teknik analisis regresi linier berganda

Menunjukkan bahwa kualitas pelayanan, kualitas produk wisata, serta obyek dan daya tarik wisata alam berpengaruh terhadap kepuasan wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata di Kabupaten Kepulauan Sitaro

3. Anggun Sasmita

Kajian Aspek Fasilitas Wisata Berdasarkan Konsep Geoturism Pada Kawasan Wisata Desa Silalahi, Kaldera Toba

Desa Silalahi, Kaldera Toba

Mengidentifikasi fasilitas wisata di kawasan wisata dan membuat konsep pengembangan fasilitas wisata desa Silalahi berdasarkan elemen geotourism

Campuran metode kualitatif dan kuantitatif

Menunjukkan bahwa pengembangan fasilitas wisata di desa Silalahi akan digerakkan melalui konsep geotourism

4. Ibnu Al Taufiq

Kepuasan Pengunjung Terhadap Fasilitas dan Kualitas Pelayanan Rumah Makan di Pantai Drini Kabupaten Gunung Kidul

Pantai Drini Kabupaten Gunung Kidul

Mengetahui kepuasan pengunjung terhadap fasilitas dan kualitas pelayanan rumah makan di pantai Drini

Metode pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan analisis data menggunakan metode Importance –

Performance Analysis (IPA)

Menunjukkan tingkat kenyataan lebih rendah jika dibandingkan tingkat harapan sehingga secara keseluruhan pengunjung merasa tidak puas dengan fasilitas dan kualitas

(28)

No Peneliti Judul Penelitian Lokasi Penelitian Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian pelayanan rumah makan yang ada di pantai Drini 5. Putri Salamah Kepuasan Pengunjung

Terhadap Sarana dan Prasarana Wisata di Kimal Park Bendungan Tirtashinta Wonomarto Kota Bumi Utara

Kimal Park Bendungan Tirtashinta Wonomarto Kota Bumi Utara

Mengidentifikasi kepuasan pengunjung terhadap sarana dan prasarana wisata di Kimal Park Bendungan Tirtashinta

Metode kuantitatif deskriptif dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis asosiasi korelatif

Menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung merasa cukup puas dengan sarana wisata. Namun, merasa kurang puas dengan prasarana wisata yang ada di Kimal Park Bendungan Tirtashinta

6. Ropatina Monika V.

Hutasoit

Kepuasan Wisatawan Terhadap Fasilitas di Objek Wisata Sipinsur, Sumatera Utara

Objek Wisata Sipinsur, Sumatera Utara

Mengidentifikasi kepuasan wisatawan terhadap fasilitas di Objek Wisata Sipinsur, Sumatera Utara

Metode kuantitatif deskriptif dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis asosiasi korelatif

Menunjukkan bahwa wisatawan dominan merasa cukup puas dan cenderung menuju puas terhadap fasilitas yang tersedia dengan kondisi yang ada di Objek Wisata Sipinsur Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2020

Berdasarkan tabel keaslian penelitian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan ini memiliki perbedaan dari penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kepuasan wisatawan terhadap fasilitas di Objek Wisata Sipinsur, Sumatera Utara. Kepuasan tersebut dinilai dari perasaan puas wisatawan terhadap kualitas serta kuantitas fasilitas utama, fasilitas pendukung dan fasilitas penunjang yang tersedia di Objek Wisata Sipinsur. Kuantitas maupun kualitas fasilitas yang disediakan disesuaikan dengan standar minimal yang ada dalam peraturan serta teori-teori terkait. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan metode pengambilan sampel accidental sampling. Sementara teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis asosiasi korelatif dalam menunjukkan suatu hubungan atau keterkaitan.

(29)

1.8 Kerangka Penelitian

Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2020 Gambar 1. 3 Kerangka Pikir Penelitian

Rumusan Masalah :

Objek Wisata Sipinsur memiliki daya tarik wisata yang menarik hingga pernah menjuarai Ajang Pesona Indonesia 2018. Selain itu, pihak pengelola juga menyediakan berbagai fasilitas di objek wisata tersebut. Namun, dalam RIPPARKAB Humbang Hasundutan, Objek Wisata Sipinsur

merupakan objek wisata yang tingkat perkembangannya adalah perintis.

Pertanyaan Penelitian :

Bagaimana kepuasan wisatawan terhadap fasilitas di Objek Wisata Sipinsur, Sumatera Utara ?

Mengidentifikasi kepuasan wisatawan

terhadap fasilitas utama di Objek Wisata Sipinsur

Analisis Statistik Deskriptif

Hasil Analisis :

Kepuasan wisatawan dan pengunjung terhadap fasilitas di Objek Wisata Sipinsur, Sumatera Utara

Kesimpulan dan Rekomendasi Mengidentifikasi

kepuasan wisatawan terhadap fasilitas pendukung di Objek

Wisata Sipinsur

Mengidentifikasi kepuasan wisatawan terhadap

fasilitas penunjang di Objek Wisata

Sipinsur

Mengidentifikasi keterkaitan karakteristik wisatawan

dengan kepuasan terhadap ketersediaan

fasilitas wisata yang ada.

Tujuan Penelitian :

Mengidentifikasi kepuasan wisatawan terhadap fasilitas di Objek Wisata Sipinsur, Sumatera Utara

Analisis Kuantitatif Deskriptif dengan Teknik Asosiasi Korelatif Analisis

Penelitian Sasaran Penelitian

Latar Belakang :

Pariwisata merupakan sebuah sektor unggulan serta menjadi salah satu kunci dalam pembangunan serta pengembangan suatu wilayah ataupun negara untuk meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat. Sehingga perkembangannya terus dilaksanakan. Perkembangan tersebut ditandai dengan

banyaknya kunjungan wisatawan yang dapat meningkatkan pendapatan objek wisata tersebut.

Sementara, Kunjungan wisatawan dipengaruhi oleh kepuasan yang dapat dijamin melalui ketersediaan fasilitas wisata untuk dapat membantu dan memfasilitasi wisatawan dalam melakukan

kegiatan berwisata.

(30)

1.9 Sistematika Penulisan

Pada sub-bab ini akan dijelaskan susunan penulisan pada penelitian ini.

Berikut merupakan sistematika penulisan penelitian ini : BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan menjelaskan terkait latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian, manfaat penelitian , ruang lingkup materi dan wilayah, metode penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TERKAIT KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP FASILITAS WISATA

Bab ini menjelaskan terkait literatur yang sesuai dengan tema penelitian ini , yaitu : kepuasan wisatawan terhadap fasilitas di Objek Wisata Sipinsur.

BAB III GAMBARAN UMUM KECAMATAN PARANGINAN DAN OBJEK WISATA SIPINSUR

Bab ini akan menjelaskan terkait gambaran umum Kecamatan Paranginan dan Objek Wisata Sipinsur meliputi karakteristik fisik, non-fisik, serta ketersedian fasilitas yang ada di kawasan objek wisata.

BAB IV ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP FASILITAS DI OBJEK WISATA SIPINSUR, SUMATERA UTARA

Bab ini akan menjelaskan terkait data yang didapatkan serta data yang telah dianalisis. Sehingga, menghasilkan hasil penelitian. Data yang akan dianalisis merupakan data kuesioner dan data observasi terkait perasaan puas wisatawan atau pengunjung terhadap fasilitas di Objek Wisata Sipinsur. Serta akan menganalisis terkait hubungan atau korelasi antara karakteristik wisatawan dan pengunjung dengan perasaan puas terhadap fasilitas di Objek Wisata Sipinsur.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini akan berisi tentang kesimpulan serta saran dari hasil penelitian terkait kepuasan wisatawan terhadap fasilitas di Objek Wisata Sipinsur, Sumatera Utara.

Gambar

Tabel I. 1 Data Jumlah Wisatawan Yang Berkunjung Ke Objek Wisata Sipinsur
Gambar 1. 1 Peta Ruang Lingkup Wilayah
Gambar 1. 2 Konseptualisasi Penelitian
Tabel I. 2 Operasionalisasi Penelitian
+4

Referensi

Dokumen terkait

Gambar: Salah seorang anggota (Boy Siahaan) Komunitas Street Punk Gonzo sedang mengamen, yang juga merupakan salah satu bentuk..

Setelah pembuatan bumbu kacang hijau sudah selesai/ dibuat juga adonan untuk bagian kulit Bakpia// Adonan untuk kulit ini terdiri mentega/ gula/ dan terigu ini diukur sesuai

Kegiatan usahatani sawi biaya yang nyata dikeluarkan responden di Kelurahan Landasan Ulin Utara adalah meliputi penggunaan biaya penyusutan alat, biaya tenaga

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi 2.4- D dan sukrosa terhadap pembentukan kalus eksplan embrio kedelai dan menentukan

anjut dari evaluasi ini Saudara dimoho rjaan Perusahaan 4 (empat) tahun terak bulan Desember 2013 untuk diadakan P si dalam keikutsertaan dalam Pelelanga an Tampak Samping Kiri

Dalam penjelasan di atas dapat di pahami bahwa yang di maksud dengan judul skripsi ini adalah suatu kajian tentang kondisi pendapatan, jumlah anggota keluarga

Produk pemikiran hukum Islam yang berupa peraturan perundang- undangan di negara-negara Islam bersifat mengikat; bahkan daya ikatnya lebih luas dalam masyarakat. Orang yang

Melakukan koordinasi lintas  program dengan  bidan atau  promkes yang akan turun ke lapangan Memaksimalkan fungsi kader untuk melakukan pendataan dan penyuluhan rumah sehat