• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENAWARAN KOPI ROBUSTA DI PROVINSI JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENAWARAN KOPI ROBUSTA DI PROVINSI JAWA TENGAH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENAWARAN KOPI ROBUSTA DI PROVINSI JAWA TENGAH Nifka Nisarafika, Endang Siti Rahayu, Susi Wuri Ani

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./ Fax.(0271) 637457

E-mail : nifkanisarafika@gmail.com. Telp. 085641414162

Abstract : This research aims to determine the factors that affect the supply of Robusta coffee, the factors that most affect the supply of Robusta coffee and assessing the elasticity offers Robusta coffee in Central Java Province. The descriptive research methodology was utilized in this research. This study was conducted in Central Java Province. The data were collected using secondary data time series for 22 years from 1991-2012. The analysis of the data used multiple linear regression on the supply function by directly through production approach. The result of data analysis revealed that the factors influencing the Robusta coffee supply were Robusta coffee prices in the previous year, the Robusta Coffee total area of the current year, Robusta coffee production in the previous year and the price of Arabica coffee in previous year. variables that most affect the supply of robusta coffee were the Robusta coffee total area of the current year. Supply elasticity to variable Robusta coffee prices in the previous year were inelastic in the short run (0,383) and long run (0,923). Arabika coffee is Robusta coffee subtitute because the cross elasticity were positive.

Key Word : Robusta Coffee, Supply, Elasticity, Central Java

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran kopi Robusta, faktor yang paling mempengaruhi penawaran Kopi Robusta dan mengkaji tingkat kepekaan (elastisitas) penawaran kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah. Metode dasar penelitian adalah metode deskriptif dengan menggunakan data berkala (time series). Lokasi penelitian secara sengaja yaitu Provinsi Jawa Tengah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder time series selama 22 tahun dari tahun 1991-2012. Analisis data yang digunakan yaitu dengan regresi linier berganda pada fungsi penawaran dengan cara langsung melalui pendekatan produksi.Hasil penelitian menunjukkan semua variabel secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap penawaran kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah adalah harga kopi Robusta tahun sebelumnya, luas areal tanam kopi Robusta pada tahun berjalan, produksi kopi Robusta pj ada tahun sebelumnya, dan harga kopi Arabika pada tahun sebelumnya. Elastisitas penawaran terhadap variabel harga kopi Robusta pada tahun sebelumnya dan harga kopi Arabika pada tahun sebelumnya bersifat inelastis pada jangka pendek (0,383) maupun jangka panjang (0,923). Kopi Arabika merupakan barang subtitusi dari kopi Robusta karena elastisitas silang menunjukkan angka positif.

(2)

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keragaman flora. Iklim Indonesia mendukung berbagai jenis tanaman untuk tumbuh, termasuk salah satunya adalah tanaman perkebunan. Kopi merupakan salah satu tanaman perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat sejak berabad-abad silam. Ada empat jenis kelompok kopi yang dikenal, yaitu kopi Arabika, kopi Robusta, kopi Liberika, dan kopi Ekselsa. Indonesia hanya mengembangkan dua jenis kopi yaitu kopi Arabika dan kopi Robusta. Sebagian besar tanaman kopi yang dibudidayakan di Indonesia adalah kopi Robusta dan sisanya kopi Arabika. Kopi Robusta lebih mendominasi di Indonesia karena tanaman kopi robusta lebih tahan terhadap penyakit karat daun

daripada tanaman kopi Arabika (Suwarto et.al., 2010; Raharjo,2012;

Ditjen Perkebunan, 2012; Budiman,2012).

Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang mengembangkan kopi Robusta. Berdasarkan data Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah sekitar 84,93% dari total luas areal kopi di Provinsi Jawa Tengah merupakan luas areal kopi Robusta dan sisanya merupakan luas areal kopi Arabika. Berikut perkembangan lima tahun terakhir luas areal lahan, produksi, serta produktivitas kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah.

Berdasarkan Tabel 1. dapat dilihat bahwa selama lima tahun terakhir produksi kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah meningkat hingga tahun 2010, sedangkan pada tahun 2011 produksi kopi Robusta menurun dan kembali naik pada

tahun 2012. Produksi kopi Robusta tahun 2010 mengalami penurunan sebagai akibat adanya pengurangan luas areal yang berdampak pada penurunan produksi kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah. Selain luas areal dan produksi kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah yang mengalami fluktuasi, harga kopi Robusta juga mengalami fluktuasi. Penentuan harga domestik kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah lebih didominasi oleh perkebunan rakyat karena perkebunan tersebut mendominasi luasan areal kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah.

Pada Tabel 2. dapat dilihat bahwa harga kopi Robusta mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Hal tersebut dikarenakan ketika jumlah produksi kopi Robusta mengalami peningkatan karena harga kopi Robusta yang tinggi akan menyebabkan jumlah yang ditawarkan akan ikut meningkat. Namun, apabila jumlah yang ditawarkan mengalami peningkatan yang berlebih maka akan menyebabkan menurunnya harga kopi Robusta di tingkat pasar.

Mengamati perkembangan produksi kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah di atas, komoditi ini menjadi penyedia lapangan pekerjaan dan menjadi sumber pendapatan penduduk. Namun, luas areal, produksi, dan harga masih mengalami fluktuasi. Perubahan luas areal, produksi dan harga akan mempengaruhi perubahan jumlah produksi yang akan berpengaruh terhadap penawaran kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah. Maka, perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah penawaran

(3)

Tabel 1. Luas Areal, Produksi, Produktivitas Kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012

Tahun Luas Areal

(Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kg/Ha) 2008 33.016,96 14.578,02 441,53 2009 32.951,49 15.021,63 455,87 2010 33.046,50 15.583,61 471,57 2011 32.941,51 9.410,54 285,67 2012 33.037,91 32.581,38 986,18

Sumber: Statistik Perkebunan Jawa Tengah 2012

Tabel 2. Harga Kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012

Tahun Harga Kopi Robusta (Rupiah)

2008 16.750

2009 9.287

2010 13.793

2011 21.267

2012 19.250

Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah 2012 kopi Robusta di Provinsi Jawa

Tengah sehingga tujuan penelitian ini adalah : (1) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah, (2) mengetahui faktor yang paling mempengaruhi diantara faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah, dan (3)mengkaji elastisitas penawaran kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah.

METODE PENELITIAN Metode dasar penelitian adalah metode deskriptif. Lokasi penelitian secara sengaja yaitu Provinsi Jawa Tengah. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan rentang waktu (time series) selama 22 tahun dari tahun 1991-2012.

Metode Analisis Data

Model dasar fungsi penawaran secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

Q = f (Pt-1, At, Wt, Ut)...(1) (Ghatak et. al., 1984).

Ada dua pendekatan untuk mengetahui besarnya penawaran kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah, yaitu dengan pendekatan secara langsung (jumlah produksi) dan pendekatan tidak langsung (luas areal dan produktivitas). Pada penenelitian ini digunakan pendekatan langsung untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran kopi di Jawa Tengah. Menurut Soekartawi (2003) Fungsi Cobb Douglas merupakan suatu fungsi yang melibatkan dua atau lebih variabel. Fungsi Cobb Douglas sering digunakan untuk menjelaskan problematik yang muncul dalam peristiwa ekonomi, maka dari persamaan (1) diubah menjadi fungsi Cobb-Douglas

(4)

Untuk memudahkan pendugaan terhadap persamaan (2), maka persamaan tersebut diubah kembali menjadi linier berganda dengan cara mentransformasikan persamaan tersebut. Maka, persamaan tersebut ditulis kembali menjadi

Ln Qt = Ln a0 + Ln a1 Pt-1 + Ln a2 At + Ln a3 Wt + e Ut

atau

Qt* = a0* + a1 Pt-1* + a2 At* + a3 Wt* + e Ut... (4) Oleh karena Qt* tidak dapat diketahui secara langsung, maka Nerlove membuat hipotesis yang disebut “Partial adjustment” atau “Stock adjustment hypothesis” sebagai berikut:

Qt – Qt-1 = δ (Qt*- Qt-1 ) …...(5) Keterangan: Qt – Qt-1 = perubahan penawaran sebenarnya pada tahun t, Qt *- Qt-1 = perubahan penawaran yang diinginkan pada tahun t, δ = koefisien penyesuaian

Dari persamaan (4) dapat ditulis persamaan sebagai berikut :

Qt* = δ Qt * + (1-δ) Qt-1 ………. (6) Fungsi penawaran pada persamaan (4) disubstitusikan ke dalam persamaan (6) yang persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut : Qt* = δ (a0* + a1 Pt-1* + a2 At* + a3 Wt* + Ut*) + (1-δ)Q t-1* atau Qt*= δa0* + δa1 Pt-1* + a2 At* + a3 Wt* + a4 (1-δ)Qt –1*+ δ e Ut…...(7) Persamaan (7) dapat disederhanakan untuk keperluan estimasi menjadi :

Qt*= a0* + a1 Pt-1* + a2 At* + a3 Wt* + a4 Qt-1*+ e...(8)

Selanjutnya ke dalam persamaan (8) ditambahkan variabel bebas lain yaitu harga kopi Arabika (PAt-1) sebagai produk subtitusi dan harga gula pasir (PSt-1) sebagai produk komplemen yang diduga berpengaruh terhadap penelitian, sedangkan variabel rata-rata curah hujan (Wt) dikeluarkan dari model karena secara statistik dan ekonometri variabel tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah, sehingga terbentuk persamaan baru menjadi :

Ln Qt = Ln a0 + Ln a1 Pt-1 + Ln a2 At + Ln a3 Qt-1 + Ln a4 PAt-1 + Ln a5 PSt-1 + e ...(9) Keterangan : Qt = Penawaran kopi Robusta tahun t (kg), Pt-1= Harga kopi Robusta tahun sebelumnya (Rp/kg), At = Luas Areal Tanam kopi Robusta pada tahun t (ha), Qt-1 = Produksi kopi Robusta pada tahun sebelumnya(kg), PAt-1= Harga kopi Arabika tahun sebelumnya (Rp/kg), PSt-1 = Harga gula pasir pada tahun sebelumnya (Rp/kg), a0 = Konstanta, a1-5 = Koefisien regresi dari variable bebas dan e = Error a1 - a5 pada fungsi Cobb Douglas sekaligus menunjukkan elastisitas variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian analisis penawaran Kopi Robusta ini dapat ditentukan elastistas penawaran dalam jangka pendek dan jangka panjang karena di dalam model terdapat variabel lag dari persamaan partial adjustment dari nerlove, sehingga dapat dirumuskan menjadi

(5)

Epd = bi = koefisien regresi variabel ke-i

sedangkan untuk jangka panjang menggunakan rumus:

Keterangan : Epj = Elastisitas jangka panjang, Epd = Elastisitas jangka pendek,  = Koefesien penyesuaian (0< <1)

HASIL DAN PEMBAHASAN Penawaran Kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian “Analisis Penawaran Kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah” yang menggunakan data time series dari tahun 1991-2012 (22 tahun), didapatkan hasil bahwa model penawaran kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah yaitu

Ln Qt = -41,008 + 0,383 Ln Pt-1 + 5,740 Ln At – 0,585 Ln Qt-1 + 0,274 Ln PAt-1 + 0,179 Ln PSt-1...(10) Dari Tabel 4. diperoleh nilai Ajusted R2 sebesar 0,638. Hal tersebut dapat diartikan bahwa variabel bebas yaitu variabel harga kopi Robusta pada tahun sebelumnya, luas areal kopi Robusta pada tahun berjalan, produksi kopi Robusta pada tahun sebelumnya, harga kopi Arabika pada tahun sebelumnya dan harga gula pasir pada tahun sebelumnya dapat menjelaskan penawaran kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah sebesar 68,8%, sedangkan sisanya sekitar 36,2% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Hasil uji-t secara individual pada Tabel 5.

terkait pengaruh variabel-variabel bebas terhadap penawaran kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah didapat 4 variabel dari 5 variabel yang digunakan berpengaruh nyata secara signifikan terhadap penawaran kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah yaitu variabel harga kopi Robusta pada tahun sebelumnya, luas areal kopi Robusta, produksi kopi Robusta pada tahun sebelumnya, dan harga kopi Arabika pada tahun sebelumnya. Adapun hasil uji signifikansi variabel bebas terhadap penawaran kopi Robusta dapat dijabarkan sebagai berikut :

Harga kopi Robusta pada Tahun Sebelumnya

Berdasarkan hasil analisis uji t , variabel harga kopi Robusta pada tahun sebelumnya memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,004 dengan demikian maka nilai signifikansi lebih kecil dari α pada tingkat kepercayaan 99%, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya variabel harga kopi Robusta pada tahun sebelumnya berpengaruh nyata secara individu terhadap penawaran kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah. Nilai koefisien regresi sebesar 0,383 menunjukkan bahwa pengaruh bersifat positif, dimana setiap penambahan satu satuan harga kopi Robusta pada tahun sebelumnya di Provinsi Jawa Tengah akan menaikkan penawaran kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,383 satuan. Kenaikan harga kopi Robusta pada sebelumnya di Provinsi Jawa Tengah akan menjadi acuan bagi produsen kopi Robusta untuk menambah produksi untuk membudidayakan kopi Robusta.

(6)

Tabel 3. Analisis Varian Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Penawaran Kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah

Model Sum of Squares Df Mean Square Ftabel Fhitung Sig. Regression 1,519 5 0,304 1,657 8.411 0.000***

Residual 0,578 16 0,036

Total 2,097 21

Sumber : Analisis Data Sekunder, 2013 Keterangan :

*** : Signifikan pada tingkat kepercayaan 99%

Tabel 4. Nilai Adjusted R2 Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 0.851a 0.724 0.638 0.19007 1.956

Sumber: Analisis Data Sekunder, 2013

Tabel 5. Pengaruh Masing-masing Variabel Bebas Terhadap Penawaran Kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah

Variabel Bebas Koefisien Regresi ttabel Thitung Sig

Pt-1 0,383 2,080 3,378 0,004*** At 5,740 2,911 0,010** Qt-1 -0,585 -2,264 0,038** PAt-1 0,274 2,203 0,043** PSt-1 0,179 0,942 0,360ns

Sumber: Analisis Data Sekunder, 2013 Keterangan :

*** = Signifikan pada tingkat kepercayaan 99% ** = Signifikan pada tingkat

kepercayaan 95% ns = Tidak signifikan

Luas Areal Kopi Robusta Tahun Berjalan

Pada uji t, variabel luas areal pada tahun berjalan memiliki nilai signifikan sebesar 0,01 dengan demikian maka nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari α = 5% (0,01 < 0,05), yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti variabel luas areal pada tahun

berjalan secara individu berpengaruh nyata terhadap penawaran kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah. Artinya jika terjadi peningkatan satu satuan luas areal tanam kopi Robusta maka akan meningkatkan penawaran kopi Robusta sebesar 5,740 satuan. Salah satu upaya para produsen kopi Robusta untuk meningkatkan jumlah kopi Robusta yang ditawarkan yaitu dengan perluasan luas areal yang

(7)

ditanami kopi Robusta. Semakin meningkatnya luas areal kopi Robusta akan berpengaruh terhadap meningkat produksi kopi Robusta. Produksi Kopi Robusta pada Tahun Sebelumnya

Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikansi produksi kopi Robusta pada tahun sebelumnya sebesar 0,038 yang artinya nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari α = 5% (0,038 < 0,05) yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti variabel produksi kopi robusta pada tahun sebelumnya secara individu berpengaruh nyata terhadap penawaran kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah. Nilai koefisien regresi sebesar -0,585 menunjukkan bahwa pengaruh yang diberikan bersifat positif, dimana setiap penambahan satu satuan produksi kopi Robusta pada tahun sebelumnya di Provinsi Jawa Tengah akan menurunkan penawaran kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,585 satuan.

Jumlah produksi kopi Robusta akan mempengaruhi harga kopi Robusta yang ada di pasar. Ketika jumlah produksi kopi Robusta mengalami peningkatan karena harga kopi Robusta yang tinggi maka jumlah yang ditawarkan akan ikut meningkat. Apabila jumlah produksi kopi Robusta pada tahun sebelumnya tinggi maka para produsen kopi Robusta akan semakin tertarik untuk meningkatkan perawatan tanaman kopi Robusta dengan harapan tanaman kopi Robusta yang akan ditanam nanti memberikan hasil produksi yang tinggi lagi sehingga memberikan keuntungan bagi produsen. Hal ini membuat kondisi jumlah hasil produksi yang

berlebihan sehingga menyebabkan menurunnya harga kopi Robusta di tingkat pasar.

Harga Kopi Arabika pada Tahun Sebelumnya

Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel bebas harga kopi Arabika berpengaruh secara individu pada tingkat kepercayaan 95% terhadap penawaran kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah. Hal ini ditunjukkan oleh nilai probabilitas signifikansi harga kopi Arabika lebih kecil dari α = 5% (0,043 < 0,05) yang artinya H0 ditolak dan H1 diterima. Nilai koefisien regresi positif dan bernilai 0,274, artinya setiap kenaikan satu satuan harga kopi Arabika akan meningkatkan penawaran kopi Robusta sebesar 0,274 satuan. Kopi Arabika merupakan salah satu jenis kopi yang dikenal memiliki nilai ekonomis dan dapat diperdagangkan secara komersial selain Kopi Robusta. Jenis kopi Arabika memiliki kualitas cita rasa tinggi dan kadar kafein yang lebih rendah dibandingkan dengan Kopi Robusta sehingga harganya lebih tinggi, namun di Provinsi Jawa Tengah penanaman kopi Arabika lebih sedikit dari kopi Robusta. Hal tersebut disebabkan karena jenis Kopi Arabika tidak tahan dengan penyakit karat daun, harus dibudidayakan pada ketinggian tertentu, pemeliharaan yang lebih sulit daripada pemeliharaan Kopi Robusta dan jumlah kopi yang dihasilkan lebih sedikit daripada jumlah kopi yang dihasilkan tanaman kopi jenis Robusta. Posisi kopi Arabika yang memiliki cita rasa yang lebih baik menyebabkan kenaikan harga kopi Arabika mempengaruhi penawaran kopi Robusta.

(8)

Harga Gula Pasir pada Tahun Sebelumnya

Pada tingkat kepercayaan 95% nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,360, yang artinya H0 diterima dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel harga gula pasir pada bulan sebelumnya secara individual tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah.Gula pasir merupakan bahan yang digunakan untuk pemanis dalam minuman, bahan pembuat krim, makanan, kue dan lain-lain. Kopi juga termasuk dalam daftar minuman yang menggunakan gula pasir sebagi

pemanis. Namun, dalam

perindustrian kopi baru sedikit pabrik kopi yang menggabungkan kopi dengan gula menjadi satu bahkan ada yang sama sekali tidak memasukkan gula pasir. Selain itu, pada penelitian ini bentuk kopi Robusta yang diteliti masih berupa kopi beras sehingga tidak berpengaruh terhadap harga gula pasir pada tahun sebelumnya.

Variabel Paling Berpengaruh Variabel bebas yang paling berpengaruh diketahui dari perhitungan nilai standar koefisien regresi atau beta coefficient. Perhitungan ini dilakukan untuk variabel-variabel yang secara individual berpengaruh terhadap penawaran kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah. Hasil analisis ditampilkan pada Tabel 6.

Tabel 6. menunjukkan bahwa variabel yang memiliki nilai koefisien regresi terbesar adalah variabel luas areal kopi Robusta tahun berjalan dengan nilai sebesar 0,569 dengan hubungan positif. Hal ini berarti bahwa variabel bebas luas

areal kopi Robusta memberikan pengaruh paling besar dibandingkan dengan variabel lain yang digunakan dalam model. Hubungan positif menjelaskan bahwa bila terjadi kenaikan luas areal kopi Robusta, maka penawaran kopi Robusta akan turut meningkat, begitu juga sebaliknya. Salah satu upaya para produsen kopi Robusta untuk meningkatkan produksinya adalah dengan meningkatkan luas areal kopi Robusta. Dengan adanya peningkatan luas areal maka diharapkan akan meningkatkan jumlah produksi, sehingga pendapatan produsen kopi Robusta juga akan mengalami peningkatan. Elastisitas Penawaran

Elastisitas harga kopi Robusta pada tahun sebelumnya terhadap penawaran kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah bersifat inelastis pada jangka pendek bernilai 0,383 dan jangka panjang bernilai 0,923 dengan arah hubungan positif, yang artinya bahwa setiap perubahan variabel harga kopi Robusta pada sebelumnya sebesar 1%, mengakibatkan peningkatan jumlah penawaran kopi Robusta sebesar 0,383% pada jangka pendek dan 0,923% pada jangka panjang. Periode produksi kopi Robusta memerlukan waktu tertentu, sehingga penawaran tidak dapat langsung bereaksi terhadap harga kopi Robusta.

Elastisitas harga kopi Arabika pada tahun sebelumnya terhadap penawaran kopi Robusta pada jangka pendek (0,274) maupun pada jangka panjang (0,431) dengan arah hubungan positif. Hal tersebut berarti setiap perubahan variabel harga kopi Arabika pada sebelumnya sebesar 1%, mengakibatkan kenaikan

(9)

Tabel 7. Nilai Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang Penawaran Kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah

Variabel Elastisitas

Jangka Pendek Jangka Panjang

Pt-1 0,383 0,923

PAt-1 0,274 0,431

Sumber : Analisis Data Sekunder, 2013 jumlah penawaran kopi Robusta sebesar 0,274% pada jangka pendek dan 0,431% pada jangka panjang.Hubungan yang positif juga diartikan bahwa kopi Arabika merupakan barang subtitusi dari kopi Robusta. Kopi Arabika memiliki kualitas cita rasa tinggi, kadar kafein yang lebih rendah dan harganya lebih tinggi dibandingkan dengan Kopi Robusta. Apabila harga kopi Arabika mengalami peningkatan maka para konsumen kopi Arabika akan mencari kopi Robusta sebagai gantinya karena harga kopi Robusta yang lebih rendah sehingga hal tersebut akan meningkatkan penawaran kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah.

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : (1)Faktor-faktor (variabel) yang secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap penawaran kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah adalah harga kopi Robusta tahun sebelumnya, luas areal pada tahun berjalan, produksi kopi Robusta pada tahun sebelumnya, harga kopi Arabika pada tahun sebelumnya dan harga gula pasir pada tahun sebelumnya. Variabel bebas yaitu variabel harga kopi Robusta pada tahun sebelumnya, luas areal kopi

Robusta pada tahun berjalan, produksi kopi Robusta pada tahun sebelumnya, harga kopi Arabika pada tahun sebelumnya dan harga gula pasir pada tahun sebelumnya dapat menjelaskan penawaran kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah sebesar 68,8%, sedangkan sisanya sekitar 36,2% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Faktor-faktor (variabel) yang secara individu berpengaruh nyata terhadap penawaran kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah adalah harga kopi Robusta pada tahun sebelumnya, luas areal pada tahun berjalan, produksi kopi Robusta pada tahun sebelumnya dan harga kopi Arabika pada tahun sebelumnya. (2) Faktor yang paling berpengaruh terhadap penawaran kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah yaitu luas areal kopi Robusta. (3) Elastisitas penawaran kopi Robusta bersifat inelastis pada jangka pendek maupun jangka panjang. Elatisitas silang menunjukkan bahwa kopi Arabika merupakan barang subtitusi dari kopi Robusta.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan yaitu perlu dilakukannya peningkatan kualitas kopi Robusta sehingga arah perkembangan produksi kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah positif sehingga dengan adanya peningkatan kualitas diharapkan

(10)

penawaran kopi Robusta dapat meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, Haryanto 2012. Prospek Tinggi Bertanam Kopi : Pedoman Meningkatkan Kualitas Perkebunan Kopi. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Baru.

Dinas Perkebunan 2012. Statistik Perkebunan Jawa Tengah 2012. Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah : Ungaran.

Ghatak, S. dan Ingersent Kent 1984. Agriculture and Economic Development. Great Britain : Harvester Press.

Raharjo, Pudji 2012 KOPI Panduan

Budi Daya dan

Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta. Depok : Penebar Swadaya.

Suwarto dan Octavianty Yuke 2010. Budidaya 12 Tanaman Perkebunan Unggulan. Jakarta: Penebar Swadaya.

Gambar

Tabel  1.  Luas  Areal,  Produksi,  Produktivitas  Kopi  Robusta  di  Provinsi  Jawa  Tengah Tahun 2008-2012
Tabel  3.  Analisis  Varian  Faktor-faktor  yang  Berpengaruh  Terhadap  Penawaran  Kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah
Tabel  7.  Nilai  Elastisitas  Jangka  Pendek  dan  Jangka  Panjang  Penawaran  Kopi  Robusta di Provinsi Jawa Tengah

Referensi

Dokumen terkait

Metode penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 responden pengusaha brem dan teknik pengambilan

(Sumber data. Humas Pemda Bolaang Mongondow Utara.2012). Persoalan pembangunan yang ada ditingkat masyarakat dapat terselesaikan secara parsitipasif. Selain itu, dengan

Dampak perubahan iklim bagi kondisi alam Indonesia, diantaranya: (1) suhu rata-rata tahunan menunjukkan peningkatan 0,3 0 C sejak tahun 1990, (2) musim hujan datang lebih

Terdapat faktor pengetahuan, peluang waktu, pengaruh teman sebaya, paparan media pornografi, kontrol diri yang berpengaruh terhadap perilaku seks bebas paranikah pada

Daun dari tanaman kucai telah diteliti dan diketahui memiliki kandungan yang diduga dapat bersifat sebagai antibakteri yakni allicin, saponin, tannin, flavonoid, dan

Penelitian ini bersifat eksperimental dimana pendekatan yang dilakukan adalah menggunakan matrik ketetanggaan berbobot, dari bobot yang ada diambil sisi yang paling

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata partisipasi anggota Koperasi Konsumen Karya Sahaja dalam menghadiri rapat anggota sebesar 69,7% dengan kategori

Sehubungan dengan telah selesainya Evaluasi Penawaran dan Evaluasi Kualifikasi yang dilakukan oleh Panitia Pengadaan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Merangin, dengan ini kami