• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DENGAN SUPPLY CHAIN RESPONSIVENESS DAN COMPETITIVE ADVANTAGE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DENGAN SUPPLY CHAIN RESPONSIVENESS DAN COMPETITIVE ADVANTAGE"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan SCM dan SCR (Gita P, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 153

HUBUNGAN ANTARA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

DENGAN SUPPLY CHAIN RESPONSIVENESS DAN

COMPETITIVE ADVANTAGE

Gita Prawesti1), Humiras Hardi Purba2), Katri Iskandar3), Taufik Agung Laksono4) 1Magister Teknik Industri, Universitas Mercu Buana

gitaprawesti@yahoo.co.id

2Magister Teknik Industri, Universitas Mercu Buana hardipurba@yahoo.com

3Magister Teknik Industri, Universitas Mercu Buana katri.iskandar@gmail.com

4Magister Teknik Industri, Universitas Mercu Buana taufik.49ung@gmail.com

ABSTRACT

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Supply Chain Management (SCM) dengan Supply Chain Responsiveness (SCR) dan Competitive Advantages (CA). Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan koresponden 25 orang praktisi dan akademisi dari SCM. Kuesioner dirancang menggunakan skala Likert (skala 1 – 5). Pertama kuesioner diuji validitasnya, setelah itu dilakukain pengujian reliabiliti kuesioner menggunkan metode Alpha Cronbach’s dengan hasil yang valid. Kedua pengujian ini menggunakan SPSS 16. Hasil dari pengujian hipotesis ini adalah SCM berpengaruh terhadap SCR dan CA.

Keywords: SCM, SCR, CA

1. PENDAHULUAN

Dengan pertumbuhan ekonomi dan semakin meningkatnya permintaan pasar serta semakin ketatnya persaingan di bidang usaha, maka perusahaan sangat dituntut untuk memberikan pelayanan yang lebih kepada konsumen. Saat ini operasional manufaktur dan logistik meningkat disebabkan oleh meningkatnya permintaan dari pelanggan yang lebih tinggi dari yang direncanakan [1].

Perkembangan SCM adalah untuk meningkatkan profitabilitas, respon dari pelanggan dan kemampuan untuk memberikan nilai ke pelanggan dan juga termasuk interkoneksi dan ketergantungan antar proses di dalam perusahaan. Dengan adanya perluasan pangsa pasar dari pasar domestik ke pasar global menyebabkan meningkatnya permintaan dari pelanggan, sehinggan menyebabkan harga harus lebih murah, pengiriman harus lebih cepat, kualitas produk atau jasa harus lebih baik serta variasi produk lebih banyak [2]. SCR didefinisikan sebagai kemampuan dari setiap bagian di Supply Chain dalam merespon perubahan yang terjadi baik di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan [3].

Aspek penting dalam kesuksesan pengelolaan Supply Chain adalah informasi pengukuran dan monitoring dari parameter utama kinerja dan operasional (seperti: invetori, jadwal pengiriman dan waktu proses) [4]. Meningkatnya level kompetisi usaha menyebabkan lingkungan yang berubah dan komplek, sehingga manager terus mencari cara untuk membuat SC di perusahaannya agar lebih responsif [5]. Responsif artinya kemampuan perusahaan untuk bereaksi sesuai kebutuhan dalam waktu yang diperlukan berdasarkan keinginan dan perubahan pelanggan di pasar [6].

Konsumen akhir di pasar saat ini ditentukan oleh keberhasilan kegagalan praktek pasokan manajemen rantai. Mereka menyatakan bahwa mendapatkan produk yang tepat, dengan harga yang tepat, pada waktu yang tepat kepada pelanggan tidak hanya sukses kompetitif baik tetapi juga kunci utama untuk kelangsungan hidup dari suatu produk [7].

2. TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara Supply Chain

(2)

Hubungan SCM dan SCR (Gita P, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 154 Management (SCM) practices dengan Supply

Chain Responsiveness (SCR) dan hubungan Supply Chain Management (SCM) practices dengan Competitive Advantage (CA).

Supply Chain Management merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai pengintegrasian berbagai organisasi yang lebih efisien dari supplier, manufaktur, distributor, ratailer dan customer [8]. Supply Chain Management memiliki tujuan yaitu untuk meminimalkan biaya keseluruhan (biaya pemesanan, biaya penyimpanan, biaya bahan baku, biaya transportasi dan lain-lain) [9]. Manfaat SCM antara lain [10], kepuasan pelanggan (konsumen atau pengguna produk merupakan target utama dari aktivitas proses produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan), menurunnya biaya (pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada konsumen akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi), pemanfaatan asset semakin tinggi (aset terutama faktor manusia akan semakin terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan), peningkatan laba (dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan) dan perusahaan semakin besar (perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi proses distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat).

Dalam rantai pasok yang terintegrasi terdapat proses-proses seperti strategic supplier partnership, customer relationship dan information sharing [11].

Keunggulan bersaing adalah keunggulan terhadap persaing yang diperoleh dengan menawarkan nilai lebih rendah maupun dengan memberikan manfaat lebih besar karena harganya lebh tinggi [12]. Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur keunggulan bersaing perusahaan yaitu harga, kualitas, delivery dependability, inovasi dan time to market.

Berdasarkan hasil jurnal yang diulis oleh Regina Suharto dan Devie, menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang sugnifikan dan positif antara supply chain management terhadapt keunggulan bersaing. keunggulan bersaing perusahaan yang meningkat akan

mampu meningkatkan kinerja perusahaan pula [13].

Sedangkan menurut jurnal R.A. Marlien dan Kasmari permasalahan supply chain dalam menghasilkan keunggulan kompetitif terletak pada masalah keunggulan nilai dan keunggulan produktivitas [14].

3. METODOLOGI PENELITIAN

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner. Kuesioner tersebut berada di suatu website dan link kuesioner tersebut disebarkan melalui email kepada semua responden dan jangka waktu pengisian kuesioner tersebut adalah dua minggu. Hasil kuesioner yang sudah didapat akan diuji validitas dan reliabilitasnya.

Pengambilan keputusan dalam uji validitas yaitu jika r hitung lebih besar dari r tabel maka kuesioner tersebut dinyatakan valid dan jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka kuesioner tersebut tidak valid [15]. Uji validitas menggunakan SPSS 16, dengan membandingkan data setiap variabel dengan keseluruhan nilai total. Uji reliabilitas menggunakan metode Alpha Cronbach’s. Pengambilan keputusan pada uji reliabilitas adalah jika nilai Alpha lebih besar dari r tabel maka item-item angket yang digunakan dinyatakan reliabel atau konsisten, sebaliknya jika nilai Alpha lebih kecil dari r tabel maka item-item angket yang digunakan dinyatakan tidak reliabel atau tidak konsisten [16].

Data yang akan di uji adalah seberapa besar pengaruh antara Supply chain management practicess yaitu supplier partnership, customer relationship dan information sharing (variabel terikat) dengan supply chain responsiveness yaitu operation system, logistics process responsiveness, supplier network responsiveness dan competitive advantage of the firm yaitu price, quality, delivery dependability, time to market, product innovation (variabel bebas).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengolahan data, pemakaian tabel/grafik/bagan sangat disarankan. Dalam

(3)

Hubungan SCM dan SCR (Gita P, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 155 pembahasan ini memaparkan hasil pengolahan

data, menginterpretasikan penemuan secara logis, mengaitkan dengan teori yang relevan.

Setelah data kuesioner terkumpul, selanjutnya di uji validitas menggunakan SPSS dengan signifikasi 5%, berikut hasil uji validitas kuesioner dari setiap variabel terikat dengan variabel bebas:

Tabel 1 Hasil Uji Validitas Strategic Supplier Partnerhip

Dari Tabel 1 dapat dilihat jika r hitung lebih besar dari r tabel, sehingga data yang kuesioner tersebut dianggap valid. Pada Tabel 2 dan Tabel 3 juga menerangkan r hitung pada variabel customer relationship dan information sharing lebih besar dari r tabel sehingga kuesioner tersebut dianggap valid.

Tabel 2. Hasil Uji Validitas Customer Relationship

Tabel 3 Hasil Uji Validitas Information Sharing

Setelah semua data kuesioner valid, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Berdasarkan hasil rekapan uji reliabilitas pada Tabel 4, ketiga variabel terikat dapat dilihat dengan nilai Alpha lebih besar dari r tabel (0.444 dengan N=25), sehingga data dari kuesioner tersebut dianggap konsisten dan dapat diandalkan.

Tabel 4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Terikat

Setelah dilakukan pengujian, data direkap lalu dilihat rata-rata setiap variabel. Berikut hasil rekap data per variabel terikat. Tabel 5 Rakapitulasi Variabel Strategic Supplier Partnerhip

Nilai yang paling tinggi dari variabel strategic supplier partnership adalah supplier network responsiveness dan time to market. Ini mengartikan bahwa supplier network responsiveness dan time to market memiliki pengaruh yang paling tinggi terhadap strategic supplier partnership. Nilai tertinggi kedua adalah logistic process responsiveness (4,24) diikuti oleh operation system responsiveness dan delivery dependability (sebesar 4,2), price of the product (4,08) dan terakhir adalah quality of the product (3,96) yang berarti quality of the

(4)

Hubungan SCM dan SCR (Gita P, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 156 product tidak terlalu mempengaruhi strategic

supplier partnership.

Tabel 6 Rekapitulasi Variabel Customer Relationship

Berdasarkan Tabel 6, Operation system responsiveness memiliki nilai yang paling tinggi yaitu 4,16. Sehingga berdasarkan kuesioner tersebut mengindikasikan bahwa Logistics Process Responsiveness yang paling mempengaruhi Customer relationship.

Tabel 7 Rekapitulasi Variabel Information Sharing

Nilai tertinggi dari variabel information sharing adalah logistics process responsiveness (sebesar 4,28) yang mengindikasikan bahwa logistics process responsiveness mempengaruhi information sharing.

5. KESIMPULAN

Kuesioner yang berhasil dikumpulkan adalah 25 (N=25). Hasil dari pengujian validitas menunjukkan bahwa data dari kuesioner tersebut adalah valid dengan nilai r hitung lebih besar dari r tabel dari setiap variabel terikatnya, sehingga perhitungan selanjutnya dapat dilakukan yaitu dengan uji reliabilitas. Hasil reliabilitas menunjukkan data

dapat diandalkan, dengan r hitung lebih besar dari r tabel (data dari kuesioner tersebut valid). Tabel 8. Rekap Hasil Hubungan antara Variabel Bebas yang Paling Mempengaruhi Variabel Terikat

Supplier network responsiveness dan time to market adalah variabel yang paling mempengaruhi strategic supplier partnership. Sedangkan logistics process responsiveness merupakan variabel yang paing mempengaruhi customer relationship dan information sharing. 6. DAFTAR PUSTAKA

[1] Gunasekaran, A. 2005. The build-to-order supply chain (BOSC): a competitive strategy for 21st century. Journal of Operations Management, 23(5), 419-422. [2] M.J. Braunscheidel, 2005. “Antecedents

of Supply Chain Agility: An Empirical Investigation”, Published Dissertation, Faculty of the Graduate School of The State University of New York at Buffalo. [3] Wu, F., Yeniyurt, S., Kim, D., & Cavusgil,

S. T. (2006). The impact of information technology on supply chain capabilities and firm performance: A resource-based view. Industrial Marketing Management, 35(4), 493-504.

[4] Gunasekaran, A., & Ngai, E. W. (2005). Build-to-order supply chain management: a literature review and framework for development. Journal of operations management, 23(5), 423-451.

[5] Malhotra, M. K., & Mackelprang, A. W. (2012). Are internal manufacturing and external supply chain flexibilities complementary capabilities?. Journal of Operations Management, 30(3), 180-200. [6] Holweg, M. (2005). The three dimensions

of responsiveness. International Journal of Operations & Production Management, 25(7), 603-622.

(5)

Hubungan SCM dan SCR (Gita P, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 157 [7] Thatte, A.A., 2007. Competitive

Advantage of a Firm through Supply Chain Responsiveness and SCM Practices. Doctoral dissertation. The University of Toledo.

[8] Levi, David Simchi, Philip Kamin Sky & Edith Simchi Levi. 2000. Designing And Managing The Supply Chain : Concept, Strategies And Case Studies.

[9] Chopra, Sunil dan Peter Meindl. 2004. Supply Chain Management: Strategy, Planning, and Operations. Second Edition. Prentice Hall Inc., Upper Saddle River, New Jersey

[10] Anwar, S.N., 2011. Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management): Konsep dan Hakikat. Jurnal Dinamika Informatika, 3(2).

[11] Li, S., Ragu-Nathan,B., Ragu-Nathan, T.S. & Subba Rao, S. 2006. “The Impact of Supply Chain Management Practise on Competitive Advantage and Organizational Performance,” Omega, 34(1). 107 – 124.

[12] Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2003.

Dasar- Dasar Pemasaran. Jilid 1, Edisi ke-9. PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta..

[13] Suharto, Regina dan Devie, 2013. Anlisa Pengaruh Supply Chain Management terhadap Keunggulan Bersaing dna Kinerja Perusahaan. Business Accounting Review. Vol 1. No.2.

[14] Marlien, R.A. And Kasmari, K., 2012, June. Analisis Kinerja Supply Chain Management (Scm) Untuk Meningkatkan

Keunggulan Kompetitif Pada Pt.

Perkebunan Nusantara Ix–Pg. Sragi Pekalongan. In Seminar Nasional Dan Call For Papers. Fakultas Ekonomi Unisbank.

[15] SPSS Indonesia, 2004. Cara Melakukan Uji Validitas Product Momen dengan SPSS. (Updated 30 Januari 2014)

Available at:

http://www.spssindonesia.com (Accessed

24 Mei 2016)

[16] SPSS Indonesia, 2004. Cara Melakukan Uji Reliabilitas Alpha Cronbach’s dengan SPSS. (Updated 30 Januari 2014)

Available at:

http://www.spssindonesia.com (Accessed

Gambar

Tabel 3 Hasil Uji Validitas Information  Sharing
Tabel 6 Rekapitulasi Variabel Customer  Relationship

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memberikan pengetahun dan mengembangkan wawasan, khususnya dalam bidang manajemen yang berkaitan dengan gaya kepemimpinan,

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan 1).Dalam memberikan kompensasi kepada karyawan, perusahaan tidak hanya sekedar memberikan uang atau materi tetapi ada hal

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran inkuiri, peningkatan kemampuan argumentasi ilmiah siswa setelah melakukan model pembelajaran

Apabila dibandingkan dengan jumlah produksi ikan budidaya menggunakan karamba pada saat ini yaitu sebesar 2,4 ton ikan per tahun x 452 unit karamba = 1.084,80

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kelayakan multimedia interaktif berbasis blended learning yang dikembangkan pada materi larutan elektrolit dan non

Metode pembelajaran di Sekolah Alam tidak terpatok dengan metode ceramah atau metode klasikal tetapi lebih banyak dengan metode bergerak, anak berkebutuhan khusus tidak

Dalam melakukan identifikasi item kerja, menggunakan metode breakdown cost model. Breakdown cost model yaitu bagan biaya item pekerjaan mulai dari elemen tertinggi

Tanggung jawab PR dalam melayani organisasi dan publik mencakup berbagai hal antara lain: membuat program PR secara terencana dan berkelanjutan di dalam organsasi;