• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN LAY-UP SHOOT PADA PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI PRINSIP URUTAN LATIHAN. Oleh: Zulfadhli Husni. Guru SMK Negeri 1 Sumedang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN LAY-UP SHOOT PADA PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI PRINSIP URUTAN LATIHAN. Oleh: Zulfadhli Husni. Guru SMK Negeri 1 Sumedang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

80

Jurnal Penelitian Pendidikan

PENDAHULUAN

Dalam proses pembelajaran penjasorkes terdapat berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan (olahraga), internalisasi nilai-nilai (sportivitas, kejujuran, kerja sama, disiplin, dan bertanggung jawab), dan pembiasaan pola hidup sehat. Proses pembelajaran penjasorkes yang dilakukan ini lebih dominan pada aktivitas unsur fisik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat multidimensi (aspek psikomotorik, kognitif,

PENINGKATAN KETERAMPILAN LAY-UP SHOOT PADA PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI PRINSIP URUTAN LATIHAN

Oleh: Zulfadhli Husni

Guru SMK Negeri 1 Sumedang

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh harapan peneliti adanya peningkatan prestasi peserta didik dalam permainan bola basket. Harapan tersebut semakin kuat setelah mengamati bahwa kemampuan siswa masih rendah dalam melakukan Lay-up Shoot khususnya di Kelas XII Otomotif 1 SMKN 1 Sumedang tahun pelajaran 2011-2012. Penelitian diawali dengan melakukan analisa awal untuk mengetahui permasalahan pembelajaran Lay-up Shoot bola basket yang sesungguhnya. Langkah selanjutnya adalah membuat rancangan penelitian dan tidakan. Untuk berhasil mencapai tujuan membutuhkan tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari rencana, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil belajar siswa yang menjadi target pelaksanaan tercermin dari capaian target yang ditetapkan. Pada siklus 1 lebih menekankan pada pemahaman sikap dan gerak dasar Lay-up Shoot bola basket. Target yang dicapai pada siklus 1 adalah 60 % lebih siswa telah melakukan tugas gerak yang sesuai dengan harapan peneliti. Capaian target siklus 2 adalah 80 % siswa mampu melakukan Lay-up Shoot bola basket dengan koordinasi yang baik. Sedangkan capaian target siklus 3 sebesar 90 % siswa dapat melakukan Lay-up Shoot bola basket melalui berbagai cara. Keberhasilan ini tentunya akibat pengaruh latihan yang sistematis melalui prinsip Urutan Latihan yang benar.

Kata kunci: lay-up shoot, basket, permainan, urutan latihan, otodidak

The research was motivated by the hope of researchers to an increase in student achievement in the game of basketball. Hope is stronger after observing that the ability of students is still low in performing Lay-up Shoot especially in Class XII SMK1 Automotive 1 Sumedang school year 2011-2012. The study begins with the initial analysis to determine learning problems Lay-up Shoot the basketball real. The next step is to design research and actions. To successfully achieve this goal requires three cycles. Each cycle consists of planning, action, observation and reflection. Student learning outcomes are reflected in the implementation of the target performance target. In cycle 1 more emphasis on understanding the attitudes and basic motion Shoot Lay-up basketball. Target achieved in cycle 1 was 60% more students had done the appropriate motion with the hope of researchers. Achievement of the target cycle 2 was 80% of students are able to do Lay-up Shoot a basketball with good coordination. While the achievement of the target of 90% cycle 3 students may undertake Lay-up Shoot a basketball through a variety of ways. This success is certainly due to the influence of a systematic practice by the principles of correct exercise sequence.

Keywords: lay-up shoot, basketball, games, order of exercises, self-taught

dan apektif). Untuk itu kompetensi didaktik dan metodik mengajar merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang guru. Ketika mengajar suatu bentuk keterampilan gerak, sudah selayaknya guru memperhatikan tingkat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan gerak siswanya tidak semata-mata hanya pada tujuan yang harus dicapai karena merupakan tuj uan yang termuat di kurikulum.

(2)

81

ISSN 1412-565X

diantaranya Lay-up Shoot. Bagi sebagian besar siswa di kelas XII Otomotif 1 SMKN 1 Sumedang keterampilan Lay-up Shoot masih belum menguasai. Ini terlihat saat siswa belajar materi bola basket kebanyakan siswa salah melakukan teknik lay-up shoot terutama dalam melakukan langkahi. Kekeliruan melakukan teknik lay-up shoot diduga oleh sebab tertentu yaitu (1) motivasi yang tidak optimal dari peserta didik karena fostur tubuh yang relatif pendek. (2) akibat sering gagal saat berlatih, (3) kebiasaan yang dilakukan secara otodidak nampaknya membuat siswa banyak melakukan kesalahan dan sulit “diluruskan” dengan metode yang benar.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan teknik lay-up shoot diperlukan adanya latihan yang menyampaikan serangkaian tugas gerak latihan secara sistematis yaitu tugas gerak dari yang sederhana menuju ke tugas gerak yang kompleks, dari yang mudah ke yang sulit agar siswa dapat belajar teknik lay-up yang baik kearah ring basket dengan benar. Berkaitan dengan hal di atas penulis tertarik untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam permainan bola basket melalui latihan dengan prinsip urutan latihan yang benar

Rumusan masalahnya sebagai berikut: “Apakah prinsip urutan latihan yang sistematis dapat meningkatkan kemampuan teknik lay-up shoot dalam permainan bola basket di kelas XII Otomotif 1 SMKN I Sumedang?”. Sebelumnya dengan pertanyaan berikut: (1). Bagaimana kemampuan dasar siswa dalam melakukan Lay-up Shoot dalam permainan bola basket di kelas XII Otomotif 1 SMKN I Sumedang ? (2).Apakah hambatan yang dialami oleh siswa dalam melakukan Lay-up Shoot ? (3). Apakah urutan latihan dalam variasi bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis akan

meningkatkan keterampilan dasar Lay-up Shoot dalam permainan bola basket pada siswa Kelas XII Otomotif 1 SMKN I Sumedang?

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui (1) keterampilan dasar lay-up shoot dalam permainan bola basket pada siswa kelas XII Otomotif 1 SMKN 1 Sumedang, (2) hambatan yang dialami oleh siswa dalam melakukan Lay-up Shoot pada permainan bola basket, dan (3) dampak dari penerapan urutan latihan dalam variasi bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis terhadap peningkatan keterampilan dasar Lay-up Shoot dalam permainan bola basket pada siswa kelas XII Otomotif 1 SMKN 1 Sumedang.

Manfaat penelitian adalah sebagai berikut : (1). Bagi guru untuk memudahkan melatih siswa dalam permainan permainan bola basket, mengetahui tindakan yang efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan keterampilan Lay-up Shoot. (2). Bagi siswa, untuk meningkatkan keterampilan dasar Lay-up Shoot pada permainan bola basket dan menumbuhkan sikap positif, pemahaman, dan kemampuannya melalui ketrampilan tersebut. 3. Bagi sekolah akan memberikan sumbangan yang berarti bagi sekolah dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan aktivitas proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan guna menumbuh kembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh siswa.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan 3 siklus, setiap satu siklus memuat langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Kesemua tahapan itu dilakukan setelah melakukan observasi awal untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik kemampuan siswa dalam melakukan

(3)

82

Jurnal Penelitian Pendidikan gerakan Lay-up Shoot dalam permainan bola basket.

PELAKSANAAN SIKLUS 1 PENGAMATAN PERENCANAAN REFLEKSI PELAKSANAAN SIKLUS 2 PENGAMATAN PERENCANAAN REFLEKSI PELAKSANAAN SIKLUS 3 PENGAMATAN PERENCANAAN REFLEKSI Gambar: tahapan PTK

Perencanaan tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Membuat rencana pembelajaran dengan menerapkan variasi bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dalam pembelajaran Lay-up Shoot bola basket. 2. Membuat lembar observasi yaitu untuk mencatat semua kejadian yang muncul selama proses pembelajaran.

Pelaksanaan tindakan ini yaitu: menerapkan variasi bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dalam pembelajaran Lay-up Shoot bola basket yang telah dirancang dalam satuan pengajaran (skenario pembelajaran) dan mengajar langsung di lapangan sekaligus melakukan pengamatan terhadap seluruh siswa yang belajar. Proses pengamatan harus didasari dengan sadar, kritis, sistematis, dan objektif, setelah pembelajaran berakhir, mencatat segala bentuk kegiatan, kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung ke dalam lembar observasi yang telah disiapkan.

Pelaksanaan observasi, peneliti dibantu oleh observer (guru penjas lainnya). Objek yang

diamati adalah seluruh aktivitas siswa selama pembelajaran dilaksanakan, baik berupa perubahan yang bersifat individu amaupun secara klasikal. Berdasarkan data yang terkumpul dilakukanlah analisis, kemudian melakukan refleksi atau perbaikan terhadap rencana dan tindakan berikutnya.

HASIL PENELITIAN TINDAKAN

Penelitian tindakan untuk mencapai taget tujuan perbaikan ditempuh dalam tiga siklus.

1. Siklus Pertama

Siklus 1 terdiri dari dua kali pertemuan dengan target capaiannya adalah siswa memiliki minat yang tinggi untuk bermain basket dan memahami gerakan dasar Lay-up Shoot, khususnya pada cara perkenaan telapak tangan dengan bola basket, koordinasi, dan footwork.

Hasil refleksi diskusi dengan observer ditemukan beberapa hal yang menjadi kendala pembelajaran pada pertemuan pertama diantaranya adalah sebagai berikut: (1) Instruksi guru kurang jelas pada saat menyampaikan tugas gerak Lay-up Shoot secara bebas sehingga siswa masih bingung dan ragu untuk melaksanakan tugas gerak dan belum mampu memperlihatkan keterampilan dasar yang sesungguhnya. Padahal maksud guru adalah sangat baik yaitu untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam Lay-up Shoot sebagai landasan untuk memberikan tantangan tugas gerak yang relatif berbeda untuk setiap siswanya; (2) Mayoritas siswa lebih banyak menunggu giliran melakukan tugas gerak sehingga waktu aktif untuk berlatihnya relatif masih rendah; dan (3) Tugas gerak yang monoton menyebabkan siswa terlihat cepat bosan sehingga melakukan tugas gerak asal saja.

(4)

83

ISSN 1412-565X

pelaksanaan tindakan I dan hasil diskusi dengan observer diperoleh kesepakatan untuk membuat tindakan berikutnya sebagai bentuk refleksi dari tindakan I. Beberapa alternatif tindakan sebagai solusi atas permasalahan di atas adalah: (1) Penyajian tugas gerak harus lebih bervariasi; (2) Menerapkan pendekatan bermain dalam pembelajaran Lay-up Shoot karena hal itu dianggap sesuai dengan karakteristik perkembangan anak SMK; dan (3) Guru perlu untuk menyampaikan kata-kata kunci dari setiap tugas gerak yang disampaikannya kepada seluruh siswa.

Dari hasil diskusi dengan observer terungkap beberapa masalah yang muncul pada pelaksanaan tindakan II, diantaranya adalah: (1) Pengelompokan siswa belum bisa berjalan lancar karena siswa lebih suka menentukan anggota kelompoknya sendiri; (2) Peraturan games kurang jelas dan tidak konsisten sehingga sering muncul beberapa keributan kecil diantara siswa yang akibatnya pengurangan jumlah waktu aktif berlatih; dan (3) Pengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan belum sesuai (bercampur antara kemampuan tinggi dan rendah) sehingga ada beberapa siswa yang tidak memperoleh kesempatan melakukan games karena dinilai oleh anggota kelompok bahwa kemampuannya masih rendah. Hal ini berkaitan dengan kesempatan yang adil dalam melaksanakan tugas gerak yang pada akhirnya berpengaruh pada jumlah waktu aktif berlatih.

Berdasarkan hasil diskusi dengan observer didapatkan beberapa alternatif sebagai solusi untuk memecahkan masalah pembelajaran yang muncul pada tindakan II dan pada tindakan berikutnya. Alternatif tersebut diantaranya adalah: (1) Membuat peraturan yang jelas berkaitan dengan penerapan

pendekatan bermain dalam bentuk games; (2) Mengelompokkan siswa seuai dengan kemampuan rata-rata agar kompleksitas tugas gerak menjadi lebih sesuai dengan tingkat kemampuan siswa; dan (3) Penyajian tugas gerak harus lebih sistematis, dari tingkat kesulitan yang sederhana menuju ke yang lebih kompleks.

Siklus 2

Setelah tindakan dalam siklus 2 dilaksanakan kemudian peneliti dan observer melakukan diskusi berdasarkan catatan dan fakta di lapangan. Hasil diskusi terungkap adanya beberapa kendala pembelajaran seperti: (1) Sebagian siswa belum memahami pergerakan tanpa bola untuk menempatkan diri pada posisi yang tepat guna memperoleh umpan dari temannya untuk melakukan Lay-up Shoot; dan (2) Dominasi siswa yang terampil sangat jelas sehingga ada beberapa siswa yang masih belum terlibat dalam pelaksanaan games. Hal ini tidak sesuai dengan tuntutan penjasorkes yang harus melibatkan partisipasi aktif dari seluruh peserta didik.

Beberapa tindakan sebagai alternatif solusi disepakati untuk proses perbaikan pada tindakan selanjutnya, diantaranya adalah sebagai berikut: (1) Perlu penyelenggaraan latihan formasi sederhana bermain bola basket untuk menempatkan posisi yang sesuai; (2) Kompleksitas gerak Lay-up Shoot harus disajikan lebih sittematis, lebih bervariasi, dan lebih detail; dan (3) Penyelenggaraan berbagai bentuk games harus lebih mengarah pada peningkatan keterampilan Lay-up Shoot dalam permainan bola basket.

Siklus 3

Siklus 3 terdiri dari satu bentuk tindakan yang terfokus pada tugas gerak Lay-up Shoot

(5)

84

Jurnal Penelitian Pendidikan Data Umum Pelaksanaan Kegiatan PTK

Kegiatan Data Empirik Capaian Target Rekomendasi

Guru Siswa

Siklus 1 Belum mampu memberikan penjelasan sistematis perihal tugas Lay-up Shoot Penyajian Bahan ajar mulai bervariasi namun belum mampu memelihara konsistensi tindakan.

Mudah jenuh karena tugas gerak monoton. Motivasi bermain basket mulai meningkat.

Terjadi perubahan peningkatan minat bermain basket dan respons terhadap instruksi guru lebih baik.

Guru harus mampu menjelaskan dan memotivasi siswa untuk mampu melaksanakan tugas gerak sebagaimana yang diinstruksikannya disertai penyajian bahan ajar yang lebih bervariasi.

Siklus 2 Belum sesuai menyajikan tugas gerak dengan kemampuan gerak dan pengalaman siswa.

Masih bingung dengan tugas gerak yang harus dilaksanakan. Motivasi semakin tinggi dan merespons setiap stimulus yang diberikan guru dengan fokus perhatian yang lebih baik.

Merespons dengan baik setiap instruksi guru, semakin baik penampilan gerak Lay-up Shoot dan kepada bentuk sesungguhnya dari gerkan Lay-up Shoot dalam permainan bola basket.

Pendekatan bermain merupakan alternatif yang cocok untuk percepatan penguasaan keterampilan Lay-up Shoot.

Siklus 3 Mampu manyajikan pendekatan bermain ke dalam bentuk-bentuk games Lay-up Shoot.

Lebih sistematis dalam menyajikan bahan ajar dan mampu menarik perhatian dan minat siswa untuk melaksanakan tugas gerak.

Semakin menunjukkan kemampuan menguasai keterampilan Lay-up Shoot dengan berbagai kompleksitas bentuk-bentuk gerakannya.

Mayoritas siswa mampu melakukan gerakan Lay-up Shoot.

Pembelajaran Lay-up Shoot dengan penyajian variasi tugas gerak yang sistematis harus dipertahankan dan ditingkatkan lagi agar percepatan penguasaan keterampilan dan tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkaan.

Norma Capaian Target Tindakan

Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

Jumlah siswa % Jumlah siswa % Jumlah siswa % Baik 10 27,6 % 12 32,4 % 15 40,5 % Cukup 14 37,8 % 16 43,2 % 19 51,4 % Kurang 13 35,1 % 9 24,3 % 3 8,11 %

Perkembangan Kemajuan Hasil Belajar Lay-up Shoot dengan bentuk-bentuk gerakan yang semakin

kompleks yang merupakan penggabungan gerakan-gerakan dari tugas gerak pada siklus I dan siklus II disertai variasi rotasi perpindahan dan formasi barisan. Di akhir kegiatan tindakan dilakukan games yang mengarah kepada penguatan dan peningkatan penguasaan keterampilan dasar Lay-up Shoot dalam permainan bola basket.

Tindakan pada siklus 3 sebagai siklus terakhir dalam penelitian tindakan kelas ini memberikan gambaran kendala yang muncul relatif lebih sederhana. Hasil diskusi dengan observer pada akhirnya disepakati bahwa kendala yang muncul dalam tindakan V lebih bersifat pada masalah personal siswa dalam menguasai tugas gerak yang disampaikan guru. Proses percepatan penguasaan

tugas gerak akan lebih meningkat apabila didukung fasilitas seperti jumlah bola basket yang diperbanyak dan kesempatan berlatih lebih luas.

Beberapa tindakan sebagai alternatif solusi disepakati untuk proses perbaikan pada tindakan selanjutnya, diantaranya adalah sebagai berikut: (1) Jumlah bola basket diperbanyak; dan (2) Kompetensi guru dalam hal pemberian umpan balik dan konsistensi ucapan dan tindakan lebih ditingkatkan.

Pengolahan dan analisis data yang diperoleh dari catatan peneliti sebagai guru dan catatan observer diperoleh gambaran tentang kegiatan pokok, capaian target, dan rekomendasi. Berikut ini penjelasannya dalam bentuk tabel berkenaan dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada setiap siklusnya.

(6)

85

ISSN 1412-565X

Dari tabel dapat diketahui bahwa terjadi perubahan capaian target pada setiap siklusnya, khususnya pada kelompok siswa yang kurang terampil dalam Lay-up Shoot jumlahnya semakin berkurang. Sedangkan pada kelompok siswa yang memiliki keterampilan Lay-up Shoot pada kategori cukup semakin meningkat. Kelompok siswa yang memiliki keterampilan Lay-up Shoot pada kategori baik juga memiliki peningkatan jumlah.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan deskripsi data yang berasal dari hasil pengolahan dan analisis data sebagai hasil penelitian tindakan kelas berkenaan dengan penyajian variasi bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dari keterampilan dasar Lay-up Shoot dalam permainan bola basket, dapat disimpulkan bahwa Deskripsi awal kemampuan Lay-up Shoot Siswa masih rendah. Melalui peran guru sebagai fasilitator dan motivator yang baikTelah terjadi peningkatan keterampilan dasar siswa dalam melakukan gerakan Lay-up Shoot dalam permainan bola basket. Hal ini terlihat dari perubahan sikap dan kemampuan (penampilan) siswa yang semakin baik dalam melakukan rangkaian gerakan Lay-up Shoot.

Berdasarkan kesimpulan dan temuan penelitian di lapangan, peneliti mengajukan beberapa saran untuk perbaikan proses

pembelajaran Lay-up Shoot dalam permainan bola basket bagi siswa di tingkat sekolah menengah kejuruan yaitu sebagai berikut:

1. Guru pendidikan jasmani meningkatkan kinerjanya dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran penjasorkes. Untuk itu pemilihan cara menyajikan bahan ajar harus direncanakan sebaik mungkin dengan tidak mengabaikan faktor-faktor keselamatan dan tingkat kemampuan siswa dalam menguasai suatu tugas gerak.

2. Pihak sekolah, masyarakat, dan semua pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan program pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (dinas pendidikan dan pemerintahan daerah) harus turut berpartisipasi secara aktif membantu kinerja para guru penjasorkes di sekolah. Partisipasi aktif tersebut misalnya dengan membantu menyediakan fasilitas pendukung pembelajaran penjasorkes melalui pengalokasian dana pendidikan, atau pengadaan secara langsung alat-alat pembelajaran penjasorkes.

3. Bagi siswa penjasorkes SMK diharapkan dapat menerapkan pembelajaran variasi bentuk-bentuk tugas gerak secara sistematis dalam kegiatan pembelajaran Lay-up Shoot pada olahraga dan permainan bola basket.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Ateng, H. Abdulkadir, (1992), Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani, Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Cholik M., Toho dan Lutan, Rusli ,(1996/1997), Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikti Bagian Proyek Pengembangan Penidikan Guru Sekolah Dasar.

Hoedaya, Danu. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran Bola Basket. Jakarta” Depdiknas Dierjen Dikdasmen bekerjasama dengan Dirjen Olahraga.

(7)

86

Jurnal Penelitian Pendidikan Husdarta. M Saputra, Yudha (2000). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikdasmen

Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Lutan, Rusli, (2001), Asas-Asas Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar, Jakarta : Depdiknas : Dirjen Dikdasmen bekerja sama dengan Dirjen Olahraga.

Ma‘mun, Amung .Ds. M.Pd. dan Yudha M. Saputra Drs. M.Ed. (1999/2000).Perkembangan gerak dan Belajar gerak. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP setara D-III

Nasution, (2000). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. PB Perbasi. (1999). Peraturan Permainan Bola Basket. Jakarta: Direktorat Keolahragaan Dirjen PLS

Pemuda dan Olahraga.

Sa’ud, Udin S, (2006).Penelitian Tindakan Kelas Untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Makalah dalam Lokakarya di FPOK UPI Bandung.

Sudjana, Nana., Ibrahim, (2001), Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru Algensindo. Suharno, HP. (1982). Ilmu Coaching Umum, Yokyakarta : FKIK IKIP Yogyakarta.

BIODATA SINGKAT

Referensi

Dokumen terkait

Persebaran frekuensi jenis pohon di kawasan hutan Resort Cidahu, Taman Nasional Gunung Halimun – Salak Jenis Macaranga triloba bersama Callyandra

Signifikansi pada variabel harga diri sebesar 0,000, sehingga dapat dimaknai bahwa attachment dan harga diri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat

Kesan-kesan buruk lain : Tiada kesan yang penting atau bahaya kritikal yang diketahui.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) Efektivitas perhatian orangtua dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas tinggi SD Muhammadiyah 15 Surakarta Tahun

Rekan-rekan mahasiswa manajemen stambuk 2014 Program S-1 Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara khususnya Endang, Tata, Rina, Wenni, Yuni,

Pengaruh olahraga renang terhadap tingkat kebugaran jasmani anak tunarungu.. (studi eksperimen terhadap siswa kelas viii di slb - b yplb

3 (tiga) rasio EWS dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio profitabilitas dan rasio sovabilitas tidak berbeda signifikan dengan perusahaan asuransi swasta, sedangkan

penurunan maka terjadi penurunan pendapatan bunga lebih besar dari pada?. penurunan biaya bunga, sehingga BOPO