• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1.2 Aspek Fungsi - 14.A1.0062 PRISCILA INDAH HAPSARI (6.98),BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "4.1.2 Aspek Fungsi - 14.A1.0062 PRISCILA INDAH HAPSARI (6.98),BAB IV"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

185 BAB IV

PROGRAM ARSITEKTUR

4.1. Konsep Program 4.1.1 Aspek Citra

Dari segi aspek segi citra arsitektural bangunan gelanggang remaja ini

memiliki konsep dengan pendekatan arsitektur modern.

4.1.2 Aspek Fungsi

Dari segi aspek fungsi bangunan gelanggang remaja ini difungsikan

sebagai tempat untuk menampung dan mewadahi kegiatan remaja Semarang baik

dibidang olahraga ataupun seni untuk mengembangkan bakat, minat dan

kreatifitas remaja Kota Semarang

4.1.3 Aspek Teknologi

Dari segi teknologi bangunan gelanggang remaja ini menggunakan sistem

teknologi yang ramah lingkungan sehingga menciptakan kenyamanan dan

nyaman bangunan dan pengguna, dengan penggunaan aspek teknologi juga

dapat menunjang kegiatan dan aktiftas pengguna, misalnya sistem teknologi yang

diterapkan pada bangunan gelanggang remaja ini yaitu menggunakan glassfloor

yaitu sistem lantai kaca yang dilengkapi dengan lampu LED, penggunaan sistem

teknologi untuk keamanan untuk bangunan, penggunaan sistem teknologi

(2)

186

4.2. Tujuan Perancangan, Faktor Penentu Perancangan, Faktor Persyaratan Perancangan

4.2.1 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan bangunan gelanggang remaja di Semarang yaitu

sebagai berikut:

a. Menambah fasilitas publik baru bagi Kota Semarang untuk remaja Kota

Semarang melakukan kegiatan dibidang seni, olahraga ataupun

rekreasi

b. Sebagai tempat fasilitas baru di Kota Semarang yang dapat

memberikan kemudahan remaja Kota Semarang untuk

mengembangkan, melatih bakat, minat dan kreatifitasnya

c. Menyediakan fasilitas baru yang dapat menampung kegiatan remaja

diberbagai bidang olahraga, seni dan rekreasi yang menjadi satu tempat

d. Meningkatkan perkembangan kreatifitas remaja Kota Semarang

dibidang olahraga dan seni

e. Dapat menjadi objek rekreasi dan edukasi bagi remaja Semarang atau

masyarakat umum dalam mengembangkan minat dan bakatnya

4.2.2 Faktor Penentu Perancangan a. Pelaku

Pelaku merupakan pengguna bangunan yang melakukan berbagai

kegiatan yang sesuai dengan kegiatan yang dilakukan. Dengan adanya

pelaku maka dapat menentukan berbagai fasilitas yang akan tersedia

(3)

187

beberapa pelaku yaitu pengunjung, pemain, dan staff diberbagai bidangnya

masing-masing.

b. Aktifitas

Aktifitas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pengguna bangunan

gelanggang remaja. Aktifitas juga dilakukan sesuai dengan kegiatannya

masing-masing. Aktifitas yang dilakukan berkaitan dengan jenis dan pola

kegiatan dibangunan gelanggang sehingga terciptanya suatu fungsi dalam

sebuah bangunan.

c. Fasilitas

Fasilitas merupakan ruang yang mendukung berbagai aktifitas yang

dilakukan oleh pelaku kegiatan di gelanggang remaja.

4.2.3 Faktor Persyaratan Perancangan a. Persyaratan Arsitetur

 Memperhatikan pola tata ruang agar tercipta sirkulasi pergerakan

nyaman bagi penggunan bangunan gelanggang

 Memperhatikan penataan massa bangunan terhadap fungsi ruang

bangunan dan lingkungan sekitar

 Memperhatikan tingkat standar kenyamanan bagi pengguna

bangunan saat melakukan kegiatan

b. Persyaratan Bangunan

 Memperhatikan pemilihan dan penggunaan struktur bangunan

yang sesuai demi kenyamanan dan keselamatan pengguna

(4)

188

 Memanfaatkan penggunaan sistem penghawaan dan

pencahayaan alami sebagai bentuk penghematan energi dalam

sebuah bangunan

 Memperhatikan sistem utilitas, keamanan bangunan yang dapat

mendukung semua kegiatan di dalam bangunan

 Memperhatikan penggunaan bahan material bangunan yang

sesuai dengan kondisi iklim pada lokasi tapak

 Tersedianya fasilitas untuk pencegahan bahaya bangunan

sebagai tingkat keselamatan pengguna bangunan

c. Persyaratan Konteks Lingkungan

 Memperhatikan sirkulasi dalam tapak agar tidak menimbulkan

kemacetan

 Memanfaatkan potensi yang tersedia di lokasi tapak atau

dilingkungan sekitar tapak

 Memperhatikan aksesibilitas sirkulasi dilokasi tapak agar tidak

membingungkan pengguna

 Memperhatikan sistem parkir yang dapat memenuhi kebutuhan

 Memperhatikan penataan landscape pada tapak yang berfungsi

(5)

189 4.3 Program Arsitektur

4.3.1 Progam Kegiatan a. Program Ruang

Tabel 4.1 Program Ruang Sumber : Analisis Pribadi

Kelompok

kegiatan

Pelaku Kegiatan Nama ruang Sifat

Kegiatan Kegiatan utama Pemain Pengunjung Pelatih Bertanding futsal Berlatih futsal Lapangan futsal Publik Bertanding bulutangkis Berlatih bulutangkis Lapangan bulutangkis Publik Bertanding voli Berlatih voli

Lapangan voli Publik

Bertanding basket

Berlatih basket

Lapangan

basket

Publik

Berenang Kolam renang Publik

Berlatih panjat dinding Panjat dinding Publik

Treatmill R. Fitness Publik

Berlatih seni beladiri Hall

Serbaguna Publik Menonton pertandingan Tribun penonton Publik

(6)

190 Pengunjung

Komunitas

Berlatih skateboard Skate Park Publik

Pengunjung

Komunitas

Berlatih track sepeda BMX Arena Publik

Pengunjung Mencari informasi R.Resepsionis Publik

Pemain Ganti pakaian dan

meletakkan barang

R.Ganti

Pemain wanita

dan pria

Semi

Private

Pelatih Ganti pakaian dan

meletakkan barang

R.Ganti

Pelatih

Semi

Private

Pemain Area Bilas Area bilas

pemain

Semi

publik

Pemain

Pelatih

Persiapan sebelum

pertandingan

Evaluasi pemain

R. Persiapan Semi

publik

Pemain

Pengunjung

Berlatih drama Studio drama Publik

Berlatih menari Studio tari Publik

Berlatih musik Studio musik Publik

Pengunjung Menonton

pertunjukkan

(7)

191

Pelatih Ganti pakaian dan

meletakkan barang

R.Ganti

Pelatih

Semi

private

Pemain Ganti pakaian R.Ganti

Pelaku seni

Semi

private

Pemain

Pelatih

Persiapan sebelum

pertunjukan

Evaluasi

R.Persiapan Semi

publik

Pemain

Staff

Merias

Fitting pakaian

R. Tatarias Semi

publik

Pemain

Pelatih

Persiapan akan tampil R.Backstage Semi

private

Kegiatan pengelola

Staff Admin Mengelola seluruh

kegiatan yang

berhubungan dengan

keuangan atau

administrasi

Ruang Admin Semi

Publik

Direktur Bertanggung-jawab

(8)

192 Manager Bertanggungjawab

atas pengelolaan gelanggang remaja Ruang Manager Private Direktur Manager Pelatih Staff Karyawan Mengadakan rapat penting Mengadakan evaluasi penting

Ruang Rapat Semi

publik

Pelatih Mengajar dan melatih

pemain dibidang

olahraga

Ruang Pelatih

Olahraga

Semi

private

Staff tiket Melayani pengunjung

membeli tiket

R.Tiketing Semi

private Staff informasi Melayani pengunjung untuk memberi informasi

R.Resepsionis Publik

Pelatih Mengajar dan melatih

pemain dibidang seni

Ruang Pelatih

Seni Semi private Staff Keamanan Mengawasi seluruh gelanggang remaja

Ruang CCTV Semi

private

Staff

penyewa

Yang mengatur

dibagian penyewaan

R. Penyewa semi

(9)

193 Staff

Operasional

Mengoperasikan

jalannya bangunan

gelanggang remaja Ruang Operasional Semi private Staff lapangan

Mengelola peralatan

olahraga

Menyiapankan

peralatan olahraga

saat pertandingan

atau latihan

R.Staff

Lapangan

Semi

private

Security Mengecek dan

berkeliling untuk

mengawasi kegiatan

bangunan gelanggang

R. Security Semi

private

Service Petugas ME (Mekanikal

Elektrikal)

Mengecek ME

bangunan jika terjadi

kerusakan

Ruang ME Service

Petugas

Kebersihan

Mengurus dan

mengelola alat

kebersihan

Ruang Janitor Service

Petugas

Kebersihan

Meletakkan barang Ruang OB Service

Pengunjung BAK

BAB

Lavatory

Wanita

(10)

194 Lavatory Pria Pengunjung Difabel BAK BAB Lavatory Wanita Lavatory Pria Service Pengunjung Staff karyawan Manager Direktur

Untuk beribadah Mushola Publik

Petugas

R.AHU

Mengontrol AHU R.AHU Service

Karyawan

dapur

Memasak

Mencuci piring

Menyiapkan hidangan

R. Pantry Service

Petugas

R.Genset

Meletakkan dan

mengontrol Genset

R.Genset Service

Satpam Menjaga dan

mengawasi area luar

bangunan

Pos Satpam Service

Petugas Gudang Meletakkan barang atau peralatan Ruang Gudang Service

Penunjang Pengunjung Makan Minum

(11)

195 Staff karyawan Bersantai Mengobrol Pengunjung Staff retail Membaca buku Membeli buku Melayani pembeli/ pengunjung

Toko buku Publik

Pengunjung

Pemain

Staff

Kesehatan

Mengelola klinik dan

mengecek kesehatan

para pemain/atlet saat

cidera

Klinik Semi

publik Pengunjung Staff retail Berbelanja makan Berbelanja minum Melayani pembeli/ pengunjung

Mini market Publik

Pengunjung Security Staff karyawan Resepsionis Berkeliling Melihat-lihat Berkunjung Mengobrol Mengawasi kegiatan galeri Memberi informasi pengunjung

(12)

196

b. P

ola

A

lur

Ru

a

ng

K

e

s

e

luruh

a

n

(13)

197 c. Program Besaran Ruang

Besaran Ruang

Tabel 4.2 Besaran Ruang Sumber : Analisis Pribadi

No Nama Ruang Kebutuhan

Ruang

Luasan(m2) Total(m2) Fasilitas Olaharaga

1 Lapangan basket 1 704 704

2 Lapangan voli 1 476 476

3 Lapangan bulutangkis 1 334.8 334.8

4 Lapangan futsal 1 375 375

5 Kolam renang 1 1.875 1.875

6 Tennis meja 1 54 54

7 R. Fitness 1 40 40

8 Hall serbaguna 1 181 181

9 Tribun penonton 2 270 540

10 Ruang ganti pemain 1 45 45

11 Ruang ganti pelatih 1 45 45

12 Ruang tiket 1 6 6

13 Area bilas 1 48 48

14 Ruang persiapan 1 27 27

Fasilitas Seni

15 Theater 1 656 656

(14)

198

17 Studio tari 1 47 47

18 Studio musik 4 17 x 4 68

19 Ruang persiapan 1 27 27

20 Ruang tiket 1 6 6

21 Ruang backstage 1 90 90

22 Ruang tatarias 1 27 27

Fasilitas Pengelola

23 Ruang admin 2 9 x 2 18

24 Ruang direktur 1 10.62 10.62

25 Ruang manager 1 10.62 10.62

26 Ruang rapat 1 55.5 55.5

27 Ruang resepsionis 1 5.46 5.46

28 Ruang CCTV 1 52.65 52.65

29 Ruang operasional 1 31 31

30 Ruang staff 2 5 x2 10

31 Ruang penyewa 2 8 x 2 16

32 Ruang OB 1 17 17

33 Ruang security 2 7.5 x 2 15

34 Klinik 1 23 23

Fasilitas Service

35 ME 1 5 5

36 Lavatory 2 20 x 2 40

(15)

199

38 Gudang 2 12 x 2 24

39 Ruang panel 1 4 4

40 Genset 1 45 45

41 Mushola 1 18 18

42 Pos satpam 2 2.4 x 2 4.8

43 Pantry 1 16 16

44 Lobby 2 13 26

45 Tangga 4 14 56

46 Tangga darurat 4 16 64

47 Lift penumpang 2 5.5 11

Fasilitas Penunjang

48 Toko buku 1 163.35 163.35

49 Galeri musik 1 251.25 251.25

50 Mini market 1 228.075 228.075

51 Cafe 1 217.74 217.74

Total 7.177.9 Asumsi

sirkulasi 30%

2.153.3

(16)

200 Kebutuhan Luas Ruang Luar

Tabel 4.3 Asumsi penggunaan transportasi Sumber : Analisis Pribadi

No Nama Ruang Kebutuhan

Ruang

Luasan(m2) Total(m2)

1 Lapangan basket 1 704 704

2 Lapangan voli 1 476 476

3 Lapangan bulutangkis 1 334.8 334.8

4 Lapangan futsal 1 375 375

5 Panjat dinding 1 491.4 491.4

6 Skate park 1 200 200

7 Bmx arena 1 270 270

Total 2.851,2

Kebutuhan parkir

Asumsi penggunaan transportasi :

Tabel 4.4 Asumsi penggunaan transportasi Sumber : Analisis Pribadi

Nama transportasi Asumsi penggunaan Kapasitas

Bus 10% 40 orang

Mobil 30% 6 orang

Motor 50% 2 orang

(17)

201

Asumsi penyediaan lahan untuk parkir 60% dari total keseluruhan pelaku

60% x 1.313 orang = 788 kendaraan

Perhitungan :

 Bus = 10% x 788 = 79 orang

= 79 orang : 40 = 2 bus

 Mobil = 30% x 788 = 236 orang

= 236 orang : 6 = 39 mobil

 Motor = 50% x 788 = 394 orang

= 394 orang : 2 = 197 motor

 Pejalan kaki = 10% x 788 = 788 orang

Luas lahan parkir :

 Bus = 2 bus x (3mx15m)= 90m2

Asumsi sirkulasi 200%= 90m2 x200%= 180 m2

Total = 90m2 + 180 m2 = 270m2

 Mobil = 39 mobil x (2.5m x 5m)= 488 m2

Asumsi sirkulasi 200%= 488 m2 x 200%= 975 m2

Total = 488m2 + 975m2= 1.463m2

 Motor = 197 motor x (1.5m x 3m)= 887 m2

Asumsi sirkulasi 200%= 887 m2 x 200%= 1.773 m2

Total = 887m2 + 1.773m2= 2.660m2

 Pejalan kaki = 788 orang

(18)

202 Kebutuhan luas lahan

Berdasarkan lokasi pemilihan tapak, tapak berada di wilayah BWK V

Kota Semarang yang memiliki ketentuan bangunan olahraga dibagian

KDB 40%, KLB maks. 2 lantai atau KLB 0.8, GSB 32 meter.

 Total luas lahan = total luas bangunan + lahan parkir

= 9.331m2 + 4.393m2

= 13.724m2

= 13.724: KLB

= 13.724: 0.8 = 17.155m2

 Luas lantai dasar = KDB X luas lahan

= 40% x 17.155m2

= 6.862m2

 Luas open space = luas lahan – luas lantai dasar

= 17.155m2 – 6.862m2

= 10.293m2

 Luas RTH = luas open space luas parkir

= 10.293m2- 4.393m2

= 5.900m2

 Total Kebutuhan Lahan = luas lantai dasar + luas parkir + luas

open space

= 6.862m2 + 4.393m2 + 10.293m2

(19)

203 4.3.2 Program sistem struktur

a. Pondasi

Tabel 4.5 Penggunaan Jenis Pondasi Sumber:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/55252/Chapter%20II.pdf;jsessio nid=E0C5483912444E5E95FC332ADBFFFA2A?sequence

Jenis pondasi Keterangan

Kelebihan Kekurangan

Pondasi Tiang Pancang Minipile

Gambar 4.1 Pondasi Tiang Pancang dan Plat Lajur

 Penggunaan

pondasi tiang

pancang dapat

digunakan dengan

berbagai jenis

tanah.

 Apabila saat

pelaksanaan tidak

benar dapat

mengurangi daya

dukung secara

signifikan.

 Galian tanah pada

pondasi plat lajur

lebih sedikit hanya

sampai titik kolom

struktur.

 Membutuhkan

waktu cukup lama

karena menunggu

cor beton sampai

(20)

204 b. Atap

Penggunaan material atap

Dalam bangunan gelanggang remaja akan menggunakan dua

sistem struktur yaitu sistem struktur rangka dan sistem struktur bentang

lebar. Penggunaan sistem struktur bentang lebar akan digunakan untuk

bangunan olahraga, sedangkan untuk bangunan gedung seni

pertunjukan akan menggunakan sistem struktur rangka.

Jenis struktur bentanf lebar yang akan digunakan untuk bangunan

gedung olahraga yaitu menggunakan sistem struktur cangkang dan

space frame.

Sistem Struktur Cangkang (shell)

Dalam buku KBK PTSB VI hal. 33 , Sistem struktur cangkang

(shell) adalah suatu shell yang tidak boleh merupakan bidang datar

tetapi harus memiliki kelengkungan yang terbuat dari bahan yang

tipis dibandingkan luas permukaan yang dilingkupi serta memiliki

kekuatan bahan yang mampu menahan tarikan dan tekanan.

(21)

205  Sistem Struktur Space Frame

Dalam buku KBK PTSB VI hal. 109 sistem struktur space frame

yaitu suatu konfigurasi batang-batang tarik dan tekan yang

dikonstruksikan sedemikian rupa sehingga membentuk bidang yang

dapat menutup suatu permukaan yang luas.

Gambar 4.3 Struktur Space Frame Sumber : KBK PTSB VI hal. 109

c. Lantai

Tabel 4.6 Penggunaan Lantai

Sumber : http://scdc.binus.ac.id/himdi/2016/07/28/interior-101-jenis-material-lantai/

Nama Material Lantai Keterangan

Keramik

Gambar 4.4 Lantai Keramik

 Memiliki beragam tekstur

 Memiliki sifat keras, tahan api, dan

tahan gores

Parquet  Memiliki sifat kedap suara

(22)

206

Gambar 4.5 Lantai Parquet Terraso

Gambar 4.6 Lantai Terraso

 Memiliki sifat keras, tahan api, dan

kuat

 Memiliki beragam motif dan warna

Epoxy

Gambar 4.7 Lantai Epoxy

 Memiliki sifat kedap air dan tidak

licin

 Memiliki beragam warna dan motif  Memiliki kesan mengkilap pada

permukaan lantai

Karpet

Gambar 4.8 Lantai Karpet

 Memiliki beragam warna

Glass floor

Gambar 4.9 Glass Floor

 Memiliki sifat kuat, tahan lama dan

anti goresan

 Walaupun berbahan material kaca,

tetapi dapat menahan beban berat

dari pemain karena kaca didesain

(23)

207 d. Dinding

Tabel 4.7 Penggunaan Dinding Sumber : E-jornal undip.ac.id

Jenis dinding

Keterangan

Kelebihan Kekurangan

Dinding Partisi

Sumber:

www.scribd.com/dinding

 Memiliki sifat lebih

praktis dan ringan

dibandingkan

dengan bahan

material dinding

lainnya.

 Tidak bisa

digunakan untuk

eksterior.

Dinding ACP

Sumber :

https://www.scribd.com/ACP-Instalasi

 Dinding ACP

bersifat tahan

terhadap cuaca.  Kualitas ACP

tahan lama.

 Dari segi biaya ACP

tergolong cukup

mahal.

 Dinding ACP

kurang efektif

apabila diterapkan

di dinding yang

melengkung. Dinding Kaca Sumber : https://www.arsitag.com/articl e/kaca-sebagai-bahan-bangunan

 Dinding kaca

memberikan

kesan luas pada

sebuah ruangan.

 Dapat

menghemat

energi bangunan

karena adanya

cahaya masuk

 Jika kualitas kaca

kurang bagus,

maka akan mudah

(24)

208 kedalam

bangunan.

Dinding Bernafas

Sumber:

https://www.arsitag.com/articl e/dinding-rooster

 Dinding bernafas

dapat Menghemat

energi pada

bangunan.

 Dinding bernafas

memiliki beragam

motif.

 Tidak dapat

dijadikan dinding

utama karena

dinding bernafas

tidak dapat

menahan beban

(25)

209 e. Utilitas

Sistem Jaringan Air Bersih

Sistem jaringan air bersih merupakan suatu kebutuhan dalam

sebuah bangunan. Kebutuhan sumber air bersih bisa didapatkan

melalui air permukaan (sungai, air hujan, danau), air tanah

dangkal (sumur dangkal), air tanah dalam (sumur artesis) dan

industri pengolahan air bersih (PDAM).

Sistem pendistribusian air bersih dapat dilakukan dengan 2

sistem yaitu downfeed system dan upfeed system. Pengertian

downfeed system yaitu pendistribusian air bersih dengan cara

menampung air bersih dari sumbernya ke reservoir air bawah,

memompanya ke reservoir atas dan mendistribusikan air ke

bawah melalui jaringan pemipaan ke setiap lantai dan outlet

dengan mengandalkan gaya gravitasi. Sedangkan sistem upfeed

system yaitu pendistribusian air bersih dengan cara menampung

air bersih dari sumbernya ke reservoir bawah dan

mendistribusikan air langsung atas melalui jaringan pemipaan

(26)

210

Gambar 4.10 Instalasi Air Bersih Sumber : Buku KBK PTSB IV hal. 148

Sistem Jaringan Air Kotor

Sistem jaringan air kotor adalah sistem air buangan yang

berasal dari kamar mandi, wastafel, pantry, tempat wudhu, dan

air yang mengandung bahan polutan sederhana (air sabun,

kotoran tinja, dan lain-lain yang harus dilakukan pembersihan

terlebih dahulu sebelum dialirkan ke saluran

lingkungan/perkotaan). Rangkaian air kotor dari setiap inlet

terhubung pada pipa horizontal setiap lantai, mengarah ke pipa

vertikal yang diletakkan pada shaft. Dari setiap lantai

dihubungkan pula pipa menuju ke atas untuk memperlancar

(27)

211

Gambar 4.11 Instalasi Sawage Disposal System Sumber : Buku KBK PTSB IV hal. 151

Pencahayaan

Sistem pencahayaan dalam sebuah bangunan sangat

diperlukan. Sistem pencahayaan dapat dibedakan menjadi dua

yaitu dengan sistem pencahayaan alami dan buatan.

Pencahayaan alami sangat berpengaruh terhadap sebuah

ruangan atau bangunan karena dengan adanya pengcahayaan

alami sebuah bangunan dapat menghemat energi yang

digunakan. Sedangkan pencahayaan buatan seperti

penggunaan lampu akan digunakan sebagai penerangan

dimalam hari.

(28)

212  Penghawaan

Sistem penghawaan dalam sebuah bangunan sangat

diperlukan karena demi kenyamanan baik pengguna atau

bangunan itu sendiri. Sistem penghawaan dalam sebuah

bangunan dibedakan menjadi dua yaitu sistem penghawaan

alami dan buatan. Sistem penghawaan alami berupa dengan

adanya bukaan seperti jendela atau dinding bernafas, sedangkan

penghawaan buatan seperti menggunakan pendingin ruangan.

Sistem penghwaan pada bangunan gelanggang remaja akan

menerapkan kedua sistem penghawaan alami atau buatan.

Gambar 4.13 Sistem Penghawaan Bangunan Sumber : Data Arsitek Jilid 1 hal. 102

Gambar 4.14 Sistem Penghawaan AC Central Sumber :

(29)

213  Sistem Jaringan Listrik

Dalam sebuah bangunan memerlukan energi listrik untuk

memfungsikan semua peralatan agar bangunan dapat berfungsi

dengan maksimal. Sumber energi listrik berasal dari PLN atau

sumber energi listrik mandiri yaitu berupa generator, solar

photovoltaic, dan lain-lain.

Gambar 4.15 Sistem Main Distribution Panel Sumber : KBK PTSB IV hal. 161

Sistem Keamanan

Sistem keamanan dalam sebuah bangunan terbagi menjadi

sistem keamanan dari segi pencegahan kebakaran dan dari segi

pencurian. Jika dari ksegi pencegahan kebakaran, ada beberapa

yang biasa diterapkan dalam sebuah bangunan yaitu hydran box

indoor dan outdoor, sprinkler, atau tabung portable fire

extinguisher, dan tangga darurat. Sedangkan dari segi pencurian

yang biasa diterapkan yaitu dengan menggunakan CCTV baik

(30)

214

Gambar 4.16 Skema Sistem Hydran dan Sprinkler Sumber :

Gambar 4.17 Skema Sistem CCTV Sumber :

http://4.bp.blogspot.com/- WwqaiMQix7c/U3u0WVjBB4I/AAAA

AAAAAEc/NOfUrhRaNB0/s1600/hy dran+sprinkler+gbr+btg.jpg

http://3.bp.blogspot.com/-tFD8E-vZXeQ/U3y-

(31)

215  Penangkal Petir

Penangkal petir pada sebuah bangunan merupakan suatu

rangkaian instalasi yang terdiri atas konduktor penangkap petir,

konduktor penyalur energi listrik dari petir dan elektroda yang

mengalirkan muatan listrik dari udara ke tanah. Sistem konstruksi

yang diterapkan pada rangkaian instalasi penangkal petir harus

aman dan terlindungi terhadap bangunan dan penghuni/pemakai

bangunan. Menghindari terjadinya distribusi arus listrik yang

salah, menghindari bahaya yang timbul karena kebakaran akibat

kalor energi listrik.

Gambar 4.18 Sistem Penangkal Petir Bangunan Sumber : KBK PTSB IV hal 120

4.3.3 Program Lokasi dan Tapak a. Lokasi

Pemilihan lokasi bangunan gelanggang remaja berada di Kota

Semarang yang terletak di BWK V. Dalam BWK V terbagi menjadi dua

(32)

216

Batas wilayah BWK V kecamatan gayamsari dan pedurungan yaitu

meliputi:

a. Sebelah Utara : Kecamatan Genuk.

b. Sebelah Selatan : Kecamatan Semarag Selatan dan Kecamatan

Tembalang.

c. Sebelah Timur : Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

d. Sebelah Barat : Kecamatan Semarang Timur

Gambar 4.19 Peta Kecamatan BWK V Kota Semarang

Sumber: http://docplayer.info/docs-images/74/69725049/images/36-0.jpg

b. Tapak terpilih

Tapak terpilih yaitu tapak alternatif I yang berada di lokasi jalan brigadir

jenderal sudiarto. Lokasi tapak alternatif ini masuk diwilayah kecamatan

gayamsari. Dengan luas tapak sebesar 4 ha dan ketentuan KDB 40%, KLB

maks. 2 lantai atau KLB 0.8, GSB 32 meter.

(33)

217 Batas-batas Tapak:

 Utara : Permukiman Warga dan Ruko

 Timur : Balai Kesehatan Hewan dan RS. Bayangkara

 Barat : Toko buku dan Ruko

 Selatan: SDN Pandan lamper 01 dan Ruko

Gambar 4.20 Peta Lokasi Tapak Alternatif I Sumber: analisis pribadi

Gambar 4.21 Peta Digital Lokasi Tapak Sumber: analisis pribadi Gambar 4.22

Toko buku dan Ruko

Gambar 4.23 SDN Pandean Lamper dan Ruko

Gambar 4.24 Permukiman dan

Ruko

Gambar 4.25 Balai hewan dan

Gambar

Tabel 4.1 Program Ruang Sumber : Analisis Pribadi
Tabel 4.2 Besaran Ruang
Tabel 4.4 Asumsi penggunaan transportasi
Tabel 4.5 Penggunaan Jenis Pondasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan jangka waktu 5 (lima) tahun, dan dilaksanakan

Persebaran serat yang acak di dalam matriks menyebabkan komposit menjadi tidak homogen, Berdasarkan hasil dari penelitian sebelumnya (Farid dan Aldi, 2015), menyatakan

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas karya tulis ilmiah yang berjudul

The basic difficulty, as with all radio communication systems, is to find the best way to allow multiple satellites to access the same receiver without interference; the

Limbah padat adalah semua limbah yang berbentuk padatan atau dalam fase padat seperti kotoran ternak, ternak yang sudah mati, atau isi perut dari

Dari rancangan-rancangan antar muka dibuatlah coding yang akan diimplementasikan menjadi sebuah tampilan antar muka pada web yang dibuat. Antar muka Aplikasi Ujian

Penelitian menggunakan 60 ekor ayam pedaging, dua puluh ekor ayam di awal penelitian diambil darahnya untuk pengamatan titer antibodi asal induk terhadap infeksi virus

kesehatan  yang  paling  efektif  dilakukan  secara  individu  (56,5%).  Informan  menyebutkan  bahwa  cara  yang  efektif  bagi  ibu  hamil  untuk  memahami