• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGIATAN KEAGAMAAN DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA DI DUSUN MEJING DESA DUREN KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KEGIATAN KEAGAMAAN DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA DI DUSUN MEJING DESA DUREN KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

KEGIATAN KEAGAMAAN DALAM MENANGGULANGI

KENAKALAN REMAJA DI DUSUN MEJING DESA DUREN

KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2016

SKRIPSI

Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Athourrohman

NIM 11111208

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)

NOTA PEMBIMBING Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah Skripsi

: Saudara Athourrohman

Kepada

Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga Di Salatiga

Assalamualaikum. Wr.Wb

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:

Nama : Athourrohman Nim : 111 11 208

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul : Peran Kegiatan Pendidikan Keagamaan Islam Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Di Dusun Mejing Desa Duren Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2016

Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamualaikum. Wr. Wb

Salatiga, 21 Februari 2018

Mufiq, S.Ag., M.Phil.

(3)

DEKLARASI DAN KESEDIAAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Athourrohman

NIM : 111 11 208

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini diperkenankan untuk dipublikasikan pada e-repository

IAIN Salatiga.

Salatiga, 23 Maret 2018 Yang menyatakan,

(4)

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jl. Lingkar Salatiga Km.2 Telepon (0298) 6031364 Salatiga 50721 Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id E-mail: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

SKRIPSI

KEGIATAN KEAGAMAAN DALAM MENANGGULANGI

KENAKALAN REMAJA DI DUSUN MEJING DESA DUREN

KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2016

ATHOURROHMAN

NIM: 111 11 208

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga pada tanggal 23 Maret 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Imam Mas Arum, M.Pd. Sekretaris Penguji : Mufiq, S.Ag., M.Phil. Penguji I : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. Penguji II : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.

Salatiga, 04 April 2018 Dekan FTIK IAIN Salatiga

(5)

MOTTO

اَهَلَف ْمُتْأَسَأ ْنِإ َو ْمُكِسُفْنَ ِلِ ْمُتْنَسْحَأ ْمُتْنَسْحَأ ْنِإ

“ Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat

baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat

jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri “

(Q.S

(6)

PERSEMBAHAN

Dengan ketulusan hati dan segenap rasa syukur, skripsi ini sayapersembahkan kepada:

1. kedua orang tuaku tercinta Bapak Wanto dan Ibu Alm Masringah yang telah mencurahkan begitu banyak kasih sayang, selalu memberikan bimbingan dan dukungan.

2. Kakak-kakakku yang telah mendukungku dan memotivasi.

3. Adiku Ahmad Syihabuddin yang telah memberi motivasi dan dukungan. 4. Temanku Winda Ratnasari yang selalu memberiku semangat untuk

menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Mufiq, S.Ag.,M.Phil yang telah sabar dalam mengarahkan dan memberikan masukan-masukan dalam menyusun skripsi ini.

(7)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Selanjutnya pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku rektorInstitut Agama Islam Negeri Salatiga.

2. Bapak Suwardi M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam NegeriSalatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua program studi Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

4. Bapak Mufiq, S.Ag.,M.Phil selaku dosen pembimbing akademik dan telah membimbing, memberi pengarahan sampai selesai dalam penulisan skripsi ini.

5. Semua bapak dan ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah memberi bekal pengetahuan dan pelayanan kepada penulis.

(8)

7. Bapak dan ibuku serta keluarga yang telah memberi motivasi dan do’a dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Demikian ucapan terima kasih penulis sampaikan. Penulis hanya bisa berdo’a semoga bantuan dan bimbingan dari semua pihak dapat

diterima oleh Allah SWT sebagai amal ibadah.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

Salatiga, 21 Februari 2018 Penulis

(9)

ABSTRAK

Athourrohman. 2018. Peran Kegiatan Pendidikan Keagamaan Islam Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Di Dusun Mejing Desa Duren Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Skripsi. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Mufiq, S.Ag.,M.Phil.

Kata Kunci : Peran, Kegiatan Pendidikan Keagamaan, Kenakalan Remaja

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Perilaku kenakalan remaja (2) kegiatan pendidikan keagamaan Islam (3) Cara mencegah kenakalan remaja (4) kendala yang dihadapi dalam mencegah kenakalan remaja di dusun Mejing desa Duren kecamatan Bandungan.

Jenis penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian lapangan (field research) dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Untuk jenis penelitian, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang jenis datanya kualitatif, berupa pernyataan, kalimat, dan dokumen. Metode yang digunakan adalah metode penelitian lapangan

(field research), yaitu sebuah penelitian yang sumber data dan proses penelitiannya menggunakan kancah atau lokasi tertentu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang.

(10)
(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

NOTA PEMBIMBING... ii

DEKLARASI... iii

PENGESAHAN KELULUSAN... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

ABSTRAK... ix

DAFTAR ISI ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah... 1

B.Fokus Masalah... 4

C.Tujuan Penelitian... 5

D.Kegunaan Penelitian... 5

E.Penegasan Masalah... 6

F.Studi Kepustakaan ... 7

G.Sistematika Penulisan ... 12

BAB II KERANGKA TEORI... 14

A.Kegiatan Pendidikan Keagamaan Islam... ... 14

1. Pengertian Kegiatan Pendidikan Keagamaan Islam... 14

2. Ayat-ayat Tentang Pendidikan ... 16

3. Tujuan Kegiatatan Pendidikan Keagamaan Islam... 17

4. Bentuk-bentuk Kegiatan Pendidikan Keagamaan Islam.... 19

B. Kenakalan Remaja... 21

1. Pengertian Remaja... 21

2. Klasifikasi Masa Remaja... 22

3. Sikap Remaja Terhadap Agama... 23

(12)

5. Sebab-sebab Kenakalan Remaja... 28

6. Jenis Kenakalan Remaja ... 29

BAB III METODE PENELITIAN... 32

A. Pendekatan dan Jenis Pendekatan... ... 32

1. Kehadiran Peneliti... 33

2. Lokasi Peneliti... ... 33

3. Sumber Data... ... 33

4. Prosedur Pengumpulan Data... 34

5. Analisis Data... 38

6. Pengecekan Keabsahan Data... 38

7. Tahap-tahap penelitian... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A.Paparan Data ... 44

1. Batas-batas Administrasi ... 44

2. Sejarah Dusun Mejing ... 44

3. Data Kependudukan... ... 45

4. Data Remaja Dusun Mejing... 47

5. Kondisi Keagamaan Dusun Mejing... 47

6. Sosial Budaya... 48

7. Struktur Organisasi Dusun Mejing... 50

B.Temuan Penelitian ... 50

1. Data Informan ... 51

2. Perilaku Kenakalan Remaja... 51

3. Hasil Wawancana ... 57

C. Analisis Data ... 63

1. Analisis Tentang Perilaku Kenakalan Remaja ... ... 63

2. Analisis Tentang Bagaimana Kegiatan Pendidikan Keagamaan Islam... 83

3. Cara Menanggulamgi Kenakalan Remaja... 89

(13)

BAB V PENUTUP... 104

A.Kesimpulan... 104

B.Saran... 105

C.Penutup ... 106

DAFTAR PUSTAKA... 108

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah remaja adalah suatu masalah yang sebenarnya sangat menarik untuk dibicarakan apalagi pada akhir-akhir ini banyak perilaku negatif atau kenakalan yang dilakukan oleh remaja yang menimbulkan kecemasan pada orang tua remaja, perilaku negatif tersebut dapat menyebabkan kehancuran moral bagi remaja itu sendiri dan juga dapat meresahkan masyarakat.

Masa remaja adalah masa peralihan, yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa, atau dapat dikatakan bahwa masa remaja adalah perpanjangan masa kanak-kanak sebelum mencapai masa dewasa (Syafaat, 2008:87). Jadi masa remaja bisa dikatakan sebagai jembatan dari masa kanak-kanak menuju masa masa dewasa.

(15)

Remaja mudah terpengaruh dan terombang-ambing antara dia ingin berdiri sendiri sebagai seorang yang matang dan tidak bergantung kepada orang lain.

Kegoncangan yang dialami oleh remaja dapat menimbulkan perilaku menyimpang atau kenakalan remaja. Kenakalan remaja atau ialah perilaku perilaku jahat atau kejahatan/kenakalan anak-anak muda. Ini merupakan gejala sakit secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang (Syafaat, 2008:74). Kegoncangan ini apabila tidak ditanggulangi akan berdampak buruk bagi remaja itu sendiri. Masa remaja adalah masa yang sangat penting dalam perkembangan jiwa seorang remaja. Apabila perkembangan tersebut tidak berjalan dengan baik maka seorang remaja akan mengalami problem dalam perkembangannya. Perkembangan tersebut bisa berwujud perkembangan fisik, perkembangan sosial, perkembangan moral, perkembangan kepribadian.

Salah satu cara penanggulangan kenakalan remaja yang dapat dilakukan di masyarakat adalah masyarakat membuat suatu wadah yang terorganisir yang bermanfaat. Wadah tersebut dapat berupa perbuatan atau kegiatan islam yang dapat mengajak remaja berbuat baik sesuai nilai-nilai islam. Wadah tersebut yang terdapat di dusun Mejing seperti kegiatan keagamaan yang berupa jama’ah sholawat pecinta rosul, madrasah diniyyah,

(16)

cukup besar, tidak dipungkuri lagi remaja sangat terpengaruh dengan adanya lokalisasi tersebut. Lokalisasi adalah pembatasan pada suatu tempat atau lingkungan (Depdiknas, 2007:680). Maksudnya adalah pembatasan suatu hal dengan margin yang jelas dan gamblang. Makna sebenarnya dari lokalisasi adalah hanya pembatasan tempat saja (pengertian denotatif). Akan tetapi seiring perubahan zaman pengertian itu berubah ke arah hal yang negatif. Lokalisasi identik dengan tempat perzinaan, mabuk-mabukan, dan tempat maksiat lainnya. Adanya tempat lokalisasi tersebut banyak remaja yang terpengaruh sehingga remaja dengan mudah melakukan kenakalan remaja seperti berkaraoke, bertindik, mabuk-mabukan minuman keras, berkata kotor, bahkan lebih parah lagi remaja melakukan hubungan seks diluar nikah atau zina, dan lain lain.

(17)

artinya menjadi manusia yang berjiwa, berpikiran dan berperasaan semesta (Dharmawan, 2005:23).

Dari paparan di atas kegiatan keagamaan yang ada di dusun Mejing yang berada di lingkungan lokalisasi dimaksudkan agar dapat memberikan peran atau andil besar dalam menanggulangi kenakalan remaja pada saat ini.Maka penulis membuat penelitian ini untuk mengetahui hal tersebut dengan judul ”Kegiatan Keagamaan dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja di dusun Mejing Desa Duren Kecamatan Bandungan Kabupaten

Semarang Tahun 2016”.

B. Fokus Masalah

1. Bagaimana perilaku kenakalan remaja di dusun Mejing desa Duren kecamatan Bandungan?

2. Bagaimana kegiatan pendidikan keagamaan Islam di dusun Mejing desa Duren kecamatan Bandungan?

3. Bagaimana cara menanggulangi kenakalan remaja di dusun Mejing desa Duren kecamatan Bandungan?

4. Apa kendala yang dihadapi dalam menanggulangi kenakalan remaja di dusun Mejing desa Duren kecamatan Bandungan?

C. Tujuan Penelitian

(18)

2. Untuk mengetahui kegiatan pendidikan keagamaan Islam di dusun Mejing desa Duren kecamatan Bandungan

3. Untuk mengetahui cara mencegah kenakalan remaja di dusun Mejing desa Duren kecamatan Bandungan.

4. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam mencegah kenakalan remaja di dusun Mejing desa Duren kecamatan Bandungan.

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara Teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi masyarakat tentang kegiatan pendidikan keagamaan dalam menanggulangi kenakalan remaja di Dusun Mejing.

2. Secara Praktis, memberikan pemahaman yang lebih khususnya dalam menanggulangi kenakalan remaja terutama dengan adanya kegiatan pendidikan keagamaan, Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan masukan kepada orang tua terkait dengan cara menanggulangi kenakalan remaja.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari pengertian dan penafsiran judul diatas dan membatasi ruang lingkup pembahasan dan penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa pengertian yang terkandung, yaitu:

1. Kegiatan pendidikan keagamaan Islam

(19)

adalah aktifitas, usaha atau pekerjaan yang dilakukan seseorang dalam rangka memenuhi kegiatannya (KBBI, 1999:317).

Pendidikan adalah segala situasi dalam hidup yang memengaruhi pertumbuhan seseorang. Pendidikan ialah pengalaman belajar. Oleh karena itu, pendidikan dapat pula didefinisikan sebagai keseluruhan pengalaman belajar setiap orang sepannjang hidupnya (Kompri, 2015:35).

Secara sederhana, pengertian keagamaan dapat dilihat dari sudut kebahasaan (etimologis) dan sudut istilah (terminologis). Keagamaan sendiri berasal dari kata “agama”, yang mendapat awalan ke- dan akhiran –an. Pengertian secara etimologis yaitu Agama berasal dari kata a yang berarti tidak, dan gama yang berarti kacau atau kocar-kacir. Jadi, kata

agama berarti tidak kacau, tidak kocar-kacir, dan berarti teratur (Muhaimin, 2005:33). Pengertian agama secara terminologis dalam al-Mu’jam al-Wasith, terdapat pengertian agama sebagai berikut:

َ ا

Artinya: Agama adalah keyakinan dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan anggota badan.(Muhaimin, 2005:37).

(20)

dimaksud penulis dalam penelitian diantaranya yaitu jamaah sholawat pecinta rosul, yasinan dan tahlilan, madrasah diniyyah.

2. Kenakalan Remaja

Istilah baku tentang kenakalan remaja dalam konsep psikologis adalah juvenile delinquency. Secara etimologis dapat dijabarkan bahwa

juvenile berarti anak, sedangkan delinquency berarti kejahatan. Dengan demikian, pengertiam secara etimologis adalah kejahatan anak. Jika menyangkut subjek/pelaku maka kenakalan remaja menjadi berarti anak penjahat atau anak jahat (Syafaat, 2008:74).

Juvenile delinquency ialah perilaku jahat (dursila), atau kejahatan/kenakalan anak-anak muda. Ini merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang (Syafaat, 2008:74). Kenakalan remaja yang dimaksud dalam penelitian diantaranya yaitu berkata kotor, merokok, bertindik, cara berpakaian yang bagian auratnya terlihat khususnya kaum wanita, melihat video porno, mabuk-mabukan minuman keras, karaoke, seks bebas.

F. Kajian Pustaka

(21)

penulisan dan plagiat, peneliti akan menjadikan beberapa sumber sebagai bahan kajian dalam penulisan penelitian ini. Adapun sumber yang menjadi acuan tersebut yaitu:

Pertama,Skripsi karya Siti Rohisoh (11409070) berjudul “Pengaruh

Perhatian Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja Di MTs Walisongo

Sidowangi Kajoran Kabupaten Magelang”. Hasil penelitian menunjukkan

Pertama, Perhatian orang tua di MTs Walisongo Sidowangi Kajoran Magelang dalam kategori tinggi, yaitu dalam hal motivasi, menghargai , perhatian dan penanaman kedisiplinan dengan hasil prosentase sebesar 90%,dalam kategori sedang sebanyak 5% dan dalam kategori rendah sebanyak 5%. Berdasarkan hasil penelitian diatas penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa mayoritas siswa MTs Walisongo merasakan perhatian orang tua itu ada dan tinggi dirasakan. Kedua, Berdasarkan analisis kenakalan remaja pada siswa MTs Walisongo , diperoleh hasil 3.33 % dalam kategori tinggi, 20% dalam kategori sedang dan 76.66 % berada kategori rendah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa mayoritas siswa MTs Walisongo tingkat kenakalannya rendah. Ketiga, Setelah dilakukan analisis diperoleh rxy = 0.728 lebih dari nilai “r” Product moment pada taraf signifikan 5 % adalah 0.250 pada taraf 1

(22)

Kedua, Skripsi karya Mohammad Mubarok (11108116) yang berjudul

“Peran Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi Dalam Menanggulangi

Kenakalan Remaja Kelurahan Kauman Kidul, Sidorejo, Salatiga”. Hasil

(23)

paling mempengaruhinya.Sebanyak 16 remaja atau 42% dari jumlah remaja berkenakalan khusus di Kauman Kidul berasal dari lingkungan keadaan ekonomi dan wawasan atau keadaan rohani keluarga yang kurang. Ketiga, Peran organisasi Remas Al-Ayyubi adalah merangkul semua kalanganremaja Kauman Kidul untuk mensuasanakan aktivitas positif dan membentuk akhlak remaja agar terhindar dari akibat pergaulan negatifdengan mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Remaja Al-Ayyubi. Remas Al-Ayyubi konsen kegiatannya pemberdayaan remaja dan pemakmuran masjid melalui kegiatan keagamaan, membawa peranan cukup strategis dalam melaksanakan kegiatan pembinaan kepada remaja.

Ketiga, skripsi karya Siti Aminah (11110097) berjudul ”Pengaruh

Intensitas Mengikuti Kegiatan Keagamaan terhadap Sikap Tawadhu’

Siswa pada Guru Di SMK NEGERI 1 TENGARAN TAHUN PELAJARAN

2013/2014”. Hasil penelitian menunjukkanPertama, Keaktifan mengikuti kegiatan keagamaan tergolong pada kategori tinggi dengan prosentase 78,9% sebanyak 30 responden, pada kategori sedang dengan prosentase 15,8% sebanyak 6 siswa, dan pada kategori rendah dengan prosentase 5,3% sebanyak 2 responden.Kedua, Sikap tawadhu’ siswa tergolong pada kategori

(24)

Tengaran tahun 2014. Hal ini diperoleh dari hasil perhitungan product moment dari hasil rxy yakni 0,425 dan rt tabel sebesar 0,320 pada taraf signifikansi 5% dan 0,413 pada taraf signifikansi 1%. Jadi 0,320 < 0,425 > 0,413.

Keempat, Skripsi karya Miftahul Anwar (11108149) berjudul “Korelasi Antara Intensitas Pergaulan dengan Teman Sebaya yang

Menyimpang dengan Kenakalan Remaja pada Siswa Kelas VIII SMP

(25)

dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi (rhitung) sebesar (0,628) lebih besar dari pada tabel pada taraf signifikan 1% (0,372).

G. Sistematika Penulisan

BAB I: Pendahuluan

Memuat kajian mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, studi kepustakaan, metode penelitian, dan sistematika pembahasan

BAB II:Kerangka Teori

Bab ini membahas tentang definisi kegiatan pendidikan keagamaan dan definisi kenakalan remaja.

BAB III: Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data dan tahap-tahap penelitian data.

BAB IV: Temuan Penelitian dan Analisis

1. Paparan Data

Bab ini membahas tentang paparan data yang berupa batas-batas administrasi, sejarah dusun Mejing, Data kependudukan, Data remaja dusun Mejing.

2. Temuan Penelitian

(26)

3. Analisis data

Analisis data ini membahas tentang perilaku kenakalan remaja, kegiatan pendidikan keagamaan Islam, cara mencegah kenakalan remaja, kendala yang dihadapi dalam mencegah kenakalan remaja dan cara memotivasi agar remaja aktif dalam mengikuti kegiatan pendidikan keagamaan Islam di dusun Mejing Desa Duren kecamatan Bandungan. BAB V: Kesimpulan dan Penutup

(27)

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Kegiatan Pendidikan Keagamaan Islam di Dusun Mejing Desa Duren

1. Pengertian Kegiatan Pendidikan Keagamaan Islam

Kegiatan berasal dari kata “giat” yang mendapat awalan “ke” dan

akhiran “an” yang berarti aktifitas, usaha dan pekerjaan. Maka kegiatan

adalah aktifitas, usaha atau pekerjaan yang dilakukan seseorang dalam rangka memenuhi kegiatannya (KBBI, 1999:317)

Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) Nomor 20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Azzet, 2011:15).

Di dalam Al-Qur’an dan hadits sebagai sumber utama ajaran Islam dapat ditemukan kata-kata atau istilah-istilah yang pengertiannya terkait dengan pendidikan yaitu rabba, ‘allama, dan addaba. Dalam bahasa arab kata-kata rabba, ‘allama, dan addaba mengandung pengertian sebagai berikut :

(28)

b. Kata kerja ‘allama yang masdarnya ta’liman yang memiliki arti mengajar yang lebih bersifat pemberian atau penyampaian pengertian, pengetahuan, dan ketrampilan (Achmadi, 2005 : 25 ).

Sedangkan pengertian “keagamaan” dapat dilihat dari sudut

kebahasaan (etimologis) dan sudut istilah (terminologis). Keagamaan sendiri berasal dari kata “agama”, yang mendapat awalan ke- dan akhiran –an. Pengertian secara etimologis yaitu Agama berasal dari kata a yang berarti tidak, dan gama yang berarti kacau atau kocar-kacir. Jadi, kata

agama berarti tidak kacau, tidak kocar-kacir, dan berarti teratur (Muhaimin, 2005:33). Pengertian agama secara terminologis dalam al-Mu’jam al-Wasith, terdapat pengertian agama sebagai berikut:

َ ا

”Agama adalah keyakinan dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan anggota badan” (Muhaimin, 2005:37).

Dari pengertian diatas, kegiatan keagamaan dapat diartikan segala kegiatan dalam kehidupan yang didasarkan pada nilai-nilai agama, yang ditujukan agar tidak terjadi kekacauan dalam kehidupan sosial bermasyarakat sehari-hari. Kegiatan keagamaan yang dimaksud penulis dalam penelitian diantaranya yaitu jamaah sholawat pecinta rosul, yasinan, madrasah diniyyah, mengaji malam.

(29)

keagamaan (Syukur, 2000:19). Kegiatan keagamaan dapat ditunjukkan dengan cara mengadakan hubungan dengan-Nya dalam bentuk ibadah. Jadi apabila sesorang remaja yang terbiasa dan dekat dengan yang namanya agama pasti hati dan perasaannya akan tenang dan lega, kalau ada masalah, atau ujian bahkan musibah seseorang akan mudah menyelesaikannya dengan tenang tanpa ada rasa gelisah atau cemas.

Ibadah dapat dibagi menjadi 2 yaitu ibadah khusus dan ibadah umum. Ibadah khusuS ialah upacara yang cara dan tatacara ditentukan oleh agama sedangkan ibadah umum ialah segala amal perbuatan yang titik tolaknya adalah ikhlas, titik tujuannya adalah ridla Allah SWT dan garis amalnya adalah amal saleh.

(30)

b. Q.S At Tahrim ayat 6 keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

c. Q.S Al-Luqman ayat 13 janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

3. Tujuan Kegiatan Pendidikan Keagamaan Islam

Semua perbuatan atau kegiatan yang dilakukan, sudah pasti mempunyai tujuan yang akan dicapai pada dasarnya kegiatan keagamaan merupakan usaha yang dilakukan masyarakat (terhadap remaja) agar dapat memahami, mengamalkan ajaran-ajaran agama. Sehingga tujuan dari sebuah kegiatan keagamaan adalah yang menjadi tujuan dari pendidikan agama itu sendiri.

(31)

dengan cara lain. Tujuan itu meliputi seluruh aspek kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan, dan pandangan (Daradjat, 2011:30).

a. Menurut hasil seminar pendidikan Islam se-Indonesia, tanggal 7-11 Mei 1960 di Cipayung Bogor, adalah menanamkan takwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang berpribadi dan berbudi luhur menurut ajaran islam (Syafaat, 2008:33). Oleh karena itu pendidikan ini harus bisa mendorong manusia berbuat baik dan menuju ke arah keutamaan serta pencapaian kesempurnaan hidup kelak.Dasar untuk semua itu adalah firman Allah dalam Q.S Al-An’am:



Artinya: Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.(QS Al - An’am [6]: 162).

b. Mendidik manusia agar menjadi hamba Allah seperti nabi Muhammad Saw. Sifat-sifat yang harus melekat pada diri hamba Allah itu adalah sifat-sifat yang tercermin dalam kepribadiannya. Di antara sifat-sifat-sifat-sifat itu adalah:

1) Beriman dan beramal saleh untuk mencapai hasanah fid dunya dan fil akhirah

2) Berakhlak mulia dalam pergaulan

(32)

4. Bentuk-bentuk Kegiatan Pendidikan Keagamaan Islam

Sudah disebutkan bahwasanya kegiatan atau aktivitas pendidikan keagamaan Islam dapat ditunjukkan dengan cara mengadakan hubungan dengan Allah dalam bentuk ibadah.

Terkait dengan kegiatan keagamaan, sudah tentu banyak sekali kegiatannya, akan tetapi kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di dusun Mejing di antaranya adalah

a. Yasinan dan Tahlilan

Yasinan merupakan kegiatan keagamaan yang dilaksanakan guna membaca salah satu surat yang ada di dalam Al-Qur’an yaitu surat Yasin, selain membaca surat Yasin, juga dilaksanakan tahlilan. Tahlilan merupakan bacaan doa-doa yang ditujukan kepada orang-orang yang sudah meninggal dunia.

Surat Yasin mempunyai keutamaan yaitu seperti sabda Rasulullah Saw. “Bacalah surat Yasin untuk orang yang meninggal di antara kalian,

karena dalam surat Yasin terdapat penetapan kebangkitan dan kekuasaan Tuhan dan keesaan-Nya dalam menghidupkan bumi yang telah mati dan mendatangkan ayat-ayat kauniah (alam semesta)” ( Zuhaili, 2007 :441).

(33)

Sedangkan tahlilan diselenggarakan guna mengirimkan doa kepada orang-orang yang sudah meninggal dunia sekaligus dengan adanya pembacaan tahlil dapat memberikan pemahaman kepada semua orang bahwa tidak ada yang tahu kecuali Allah semata, kapan kita akan meninggal dunia dan tidak ada seorang pun yang dapat menghindar dari kematian dan kematian itu tidak memandang tempat, derajat, usia.Maka kita harus sadar dan berpikir, apa yang sudah kita punyai dalam menghadapi kematian. Apabila seseorang sudah mempunyai pikiran seperti itu maka otomatis orang akan selalu ingat Allah dan akan selalu berbuat baik dalam bertindak.

b. Jama’ah sholawat pecinta Rasul

(34)

c. Madrasah Diniyah

Madrasah Diniyah adalah salah satu lembaga pendidikan keagamaan pada jalur luar sekolah yang diharapkan mampu secara menerus memberikan pendidikan agama Islam kepada anak didik yang tidak terpenuhi pada jalur sekolah yang diberikan melalui sistem klasikal serta menerapkan jenjang pendidikan yaitu Diniyah Awaliyah, Diniyah Wustho, dan Diniyah Ulya (Departemen Agama,1998: 30).

B. Kenakalan Remaja

1. Pengertian Remaja

Masa remaja adalah masa peralihan, yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa, atau dapat dikatakan bahwa remaja adalah perpanjangan masa kanak-kanak sebelum mencapai masa dewasa (Muslih, 2008:87).

Remaja berasal dari kata latin Adolecere (kata bendanya

Adolescentia) yang berarti remaja, yaitu “Tumbuh atau tumbuh dewasa”

dan bukan kanak-kanak lagi (Depdiknas, 2001:244). Remaja menurut Zakiah Daradjat adalah tahap peralihan dari masa kanak-kanak; tidak lagi anak, tetapi belum dipandang dewasa. Remaja adalah umur yang menjembatani antara umur anak-anak dan umur dewasa (Daradjat, 1976:28).

(35)

bersifat menantang, menggoda, dan menggairahkan, karena hal baru yang mereka alami merupakan tanda-tanda menuju kedewasaan. Dari masalah yang timbul akibat pergaulan, keingin tahuan tentang asmara dan seks, hingga masalah-masalah yang bergesekan dengan hukum dan tatanan sosial yang berlaku di sekitar remaja. Hal-hal yang terakhir ini biasanya terjadi karena banyak faktor, tetapi berdasarkan penelitian, jumlah yang terbesar adalah karena "tingginya" rasa solidaritas antar teman, pengakuan kelompok, atau ajang penunjukkan identitas diri. Masalah akan timbul pada saat remaja salah memilih arah dalam berkelompok.

Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan pada psikis dan fisiknya. Perubahan kejiwaan menimbulkan kebingungan di kalangan remaja sehingga masa ini disebut oleh orang barat sebagai periode strum und drang. Sebabnya mereka mengalami penuh gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga mudah menyimpang dari aturan dan norma-norma sosial yang berlaku dikalangan masyarakat (Zulkifli, 2000:63).

2. Klasifikasi Masa Remaja

Dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan berikut:

(36)

ini sudah ingin berlaku seperti orang dewasa tetapi dirinya belum siap, termasuk kelompok orang dewasa.

b. Masa remaja pertengahan : umur 14-16 tahun (Soetjiningsih, 2007:2). Pada masa ini seorang anak tidak lagi hanya bersifat reaktif, tetapi juga anak mulai aktif mencapai kegiatan dalam rangka menemukan dirinya (akunya), serta mencari pedoman hidup, untuk bekal kehidupannya mendatang.

c. Masa remaja lanjut : umur 17-20 tahun (Soetjiningsih, 2007:2).

Pada masa ini seseorang sudah dapat mengetahui kondisi dirinya, ia sudah mulai membuat rencana kehidupan serta sudah mulai memilih dan menentukan jalan hidup (way of life) yang hendak ditemuinya (Ahmadi, 2005:121-125).

Dari masa remaja di atas, remaja perlu menyelesaikan tugas perkembanganya sehingga ketika semua masa telah dijalani, remaja tidak ada dorongan untuk kembali kemasa sebelumnya. Adapun masa remaja adalah periode yang sangat penting, periode perubahan, periode peralihan untuk mencari jati diri sehingga dapat diterima di masyarakat.

3. Sikap Remaja Terhadap Agama

(37)

Zakiyah Darajat (1970: 91) menyebutkan bahwasanya ada 4 sikap remaja terhadap agama diantaranya adalah:

a. Percaya turut-turutan

Kebanyakan dari remaja percaya kepada Tuhan dan menjalankan ajaran agama, karena mereka terdidik dalam lingkungan yang beragama, karena bapak ibunya orang beragama, teman-teman dan masyarakat sekelilingnya rajin beribadah, maka mereka ikut percaya dan melaksanakan ibadah dan ajaran-ajaran agama. Sekedar mengikuti suasana lingkungan dimana ia hidup. Percaya yang seperti inilah yang dinamakan percaya turut-turutan yang cenderung bersikap apatis, tidak ada perhatian untuk meningkatkan agama, dan tidak mau aktif dalam kegiatan-kegiatan agama.

b. Percaya dengan kesadaran

(38)

pribadinya, karena mereka tidak mau lagi beragama sekedar ikut-ikutan.

c. Percaya, tapi agak ragu-ragu (Bimbang)

(39)

d. Tidak percaya sama sekali, atau cenderung Atheis

Salah satu perkembangan yang mungkin terjadi pada akhir remaja adalah mengingkari wujud Tuhan sama sekali dan menggantinya dengan keyakinan lain. Atau mungkin pula hanya tidak mempercayai adanya Tuhan saja secara mutlak. Dalam keadaan pertama mungkin seorang merasa gelisah, tapi dalam keadaan kedua terselip di belakangnya kegoncangan jiwa.

4. Kenakalan remaja

Lingkungan sangat berpengaruh besar dalam pembentukan jiwa remaja. Bagi remaja yang ternyata salah memilih tempat atau kawan dalam bergaulnya. Maka yang akan terjadi kemudian adalah berdampak negativeterhadap perkembangan pribadinya. Akan tetapi bila dia memasuki lingkungan pergaulan yang sehat, seperti contoh kecil langkah bergabung dengan organisasi pemuda yang resmi, sudah tentu berdampak positif bagi perkembangan kepribadiannya.

(40)

Kenakalan remaja akhir-akhir ini yang sangat mengkhawatirkan adalah akibat pengaruh dari lingkungan sosial. Gejala-gejala kejahatan yang muncul merupakan akibat dari proses perkembangan pribadi remaja yang sedang berupaya mencari identitas diri. Oleh karena itu orang tua harus mengawasi dan memperhatikan anak dalam aktifitas keseharianya, baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan luar rumah. Bahkan kenakalan remaja merupakan hal yang tidak pernah surut dalam kehidupan bermasyarakat. Akhir-akhir ini, banyak anak dan remaja melakukan penyimpangan terhadap norma sosial maupun norma agama. Kenakalan bukan saja ada dalam masyarakat, namun juga dalam lingkungan pendidikan dan di sekolah. Seperti halnya perkelahian antar pelajar, pemerkosaan oleh pelajar, minum-minuman keras, kebocoran ujian dan sebagainya. Maka kalangan penegak hukum, pendidik dan para pemuka agama timbul rasa prihatin atas masalah tersebut (Kurniawan, 2010:20).

Fuad Hasan menjelaskan bahwa Kenakalan Remaja adalah “perbuatan anti sosial yang dilakukan oleh anak atau remaja bilamana

dilakukan oleh orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindak kejahatan”

(Atmasasmita, 1983:22). Selanjutnya Sofyan S. Willis menyatakan bahwa kenakalan remaja adalah “kelalaian tingkah laku, perbuatan atau tindakan

(41)

5. Sebab-sebab Kenakalan Remaja

B. Simanjuntak menyebutkan sebab-sebab terjadinya kenakalan remaja sebagai berikut:

a. Faktor Intern

1) Cacat keturunan yang bersifat biologis-psikis.

2) Pembawaan yang negatif, yang mengarah keperbuatan nakal.

3) Ketidakseimbangan pemenuhan kebutuhan pokok dengan keinginan. Hal ini menimbulkan frustrasi dan ketegangan.

4) Lemahnya kontrol diri serta persepsi sosial. b. Faktor Ekstern

1) Rasa cinta dari orang tua dan lingkungan.

2) Pendidikan yang kurang menanamkan bertingkah laku sesuai dengan alam sekitar yang diharapkan orang tua, sekolah, dan masyarakat. 3) Pengawasan yang kurang efektif

4) Kurangnya sarana penyalur waktu senggang. Sebab lainnya bisa disebabkan oleh faktor:

a) Lemahnya pemahaman nilai-nilai agama; b) Lemahnya ikatan keluarga;

c) Kondisi keluarga yang tidak nyaman, lingkungan sekolah tidak kondusif dan kondisi masyarakat yang buruk;

(42)

adalah guru dan di masyarakat sebagai orang tua yaitu tokoh masyarakat, jaksa, hakim, ustad/kyai,polisi, dan lain-lain;

e) Kurangnya pemanfaatan waktu luang.

f) Kurangnya fasilitas-fasilitas untuk remaja (Syafaat, 2008:75-79). 6. Jenis Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja memang banyak terbagi dalam beberapa jenis. Menurut Sarlito Wirawan Sarwono membagi masalah kenakalan remaja menjadi empat jenis yaitu:

a. Kenakalan yang menimbulkan korban materi: perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan dan lainnya.

b. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain: perkelahian, perkosaan, pembunuhan, dan lainnya.

c. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban dipihak orang lain: pelacuran, penyalahgunaan obat, seks sebelum menikah.

d. Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari status dalam keluarga misal dengan cara minggat dari rumah atau membantah perintah mereka dan sebagainya.

(43)

Untuk mempermudah penelitian, jenis kenakalan remaja yang diteliti dibagi menjadi dua. Sesuai dengan Kartini (2003:107-109) membagi kenakalan sebagai berikut:

1. Kenakalan remaja yang bersifat biasa

(44)

2. Kenakalan remaja yang bersifat khusus

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penyusunan karya ilmiah (skripsi) tidak lepas dari penggunaan metode penelitian sebagai pedoman agar kegiatan penelitian terlaksana dengan baik. Sebuah penelitian dapat mencapai hasil yang maksimal, jika seorang peneliti paham dan mengerti betul metode apa yang akan digunakan dalam penelitian tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan (field research) dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Untuk jenis penelitian, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang jenis datanya kualitatif, berupa pernyataan, kalimat, dan dokumen. Metode yang digunakan adalah metode penelitian lapangan (field research), yaitu sebuah penelitian yang sumber data dan proses penelitiannya menggunakan kancah atau lokasi tertentu.

(46)

kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2009: 6).

Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan seluruh kegiatan. Adapun kegiatan

yang dimaksud adalah peran kegiatan pendidikan keagamaan Islam dalam

menanggulangi kenakalan remaja di dusun Mejing desa Duren kecamatan

Bandungan kabupaten Semarang.

1. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini penulis bertindak sebagai pengamat partisipan. Peneliti hanya mengumpulkan data dari narasumber ditentukan. Peneliti menggunakan instrumen berupa wawancara yang hasilnya digunakan sebagai sumber data yang valid dalam penelitian ini. Peneliti terjun langsung ke area yang menjadi objek penelitian dimana sampel yang ditentukan mengetahui peneliti. Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian maka peneliti hadir langsung di lokasi penelitian sampai memperoleh data-data yang diperlukan.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah dusun Mejing. Dusun ini merupakan salah satu bagian dari desa Duren. Desa ini terdiri dari sembilan dusun. Dusun Mejing terdiri dari 5 RT dan 2 RW (RW IX dan X).

3. Sumber Data

(47)

remaja di dusun Mejing. Menurut Sugiyono (2011:225) bila dilihat dari sumber datanya maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dan sumber sumber sekunder yaitu sumber sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Adapun sumber data yang diambil yaitu:

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dari lapangan. Data ini disebut juga dengan data asli atau data baru. Sumber yang diperoleh dengan observasi dan mewawancarai kepala dusun, Remaja, ketua RT atau RW dan tokoh-tokoh pemuka agama islam atau masyarakat yang ada di dusun Mejing.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari sumber-sumber yang telah ada. Data sekunder disebut juga data tersedia atau tertulis. Data sekunder berasal dari sumber buku, majalah ilmiah, dokumen pribadi, dokumen resmi, arsip, skripsi terdahulu dan lain-lain. Data tersebut berguna untuk melengkapi data primer.

4. Prosedur Pengumpulan data

(48)

a. Metode Interview (wawancara)

Interview (wawancara) menurut Esterberg merupakan pertemuan dua orang untuk bertukarinformasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono, 2011:231).

Dalam penelitian ini yang menjadi objek wawancara adalah kepala dusun, remaja, ketua RT atau RW dan tokoh-tokoh pemuka agama islam dan masyarakat yang ada di dusun Mejing. Dari pemaparan objek wawancara tersebut peneliti ingin mengetahui realitas keberagamaan remaja di dusun Mejing.

b. Metode Observasi

(49)

Observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, dan rekaman suara (Arikunto, 1998: 146-147).

Menurut Sugiyono (2011:227-228) observasi dibagi menjadi tiga bagian yaitu pertama, observasi partisipatif yaitu peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian. Kedua, observasi terus terang atau tersamar, yaitu peneliti dalam mengumpulkan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Ketiga, observasi tak terstruktur yaitu observasi dilakukan dengan tidak terstruktur karena fokus penelitian belum jelas, observasi tidak dpersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.

Observasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu observasi partisipatif. Tujuannya untuk memperoleh gambaran atau data-data yang valid dalam penelitian.

c. Dokumentasi

(50)

misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup dan sketsa. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung dan film. Studi dokumen merupakan perlengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2011:240).

Dokumentasi dibagi menjadi dua yaitu dokumentasi internal dan dokumentasi eksternal. Dokumentasi internal berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri. Termasuk didalamnya risalah atau laporan rapot, keputusan pemimpin kantor, dan semacamnya. Dokumen demikian dapat menyajikan informasi keadaan, aturan, disiplin, dan dapat memberikan petunjuk gaya kepemimpinan. Sedangkan dokumen eksternal berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, misalnya majalah, buletin, pernyataan, dan berita yang disiarkan kepada media massa. Dokumen eksternal dapat dimanfaatkan untuk menelaah konteks sosial, kepemimpinan, dan lain-lain (Moleong, 2009:219).

(51)

dari internet. Dokumen dalam penelitian ini yaitu mengumpulkan data tentang data penduduk, gambar peta geografis yang menggambarkan keadaan dusun Mejing yang diperoleh dari kantor kelurahan.

5. Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dalam kegiatan penelitian ini selanjutnya dianalisis supaya bisa diambil suatu kesimpulan atau pengertian. Adapun metode analisis yang penulis gunakan yaitu metode analisis deskriptif. Sugiyono berpendapat bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum di lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis (Sugiyono, 2011:245)

Teknik analisis data yang digunakan peneliti yaitu teknik analisis berupa klasifikasi dari hasil wawancara sebagai jawaban dari permasalahan dalam penelitian ini. Pertanyaan dalam wawancara tersebut merupakan daftar pertanyaan yang berupa indikator dari rumusan masalah yang ada di penelitian ini.

6. Pengecekan Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data dilakukan atas kriteria-kriteria tertentu. Kriteria itu terdiri dari triangulasi metode dan triangulasi sumber data.

(52)

pengecekan atau pembanding terhadap data itu( Moleong, 2009 : 330). Norman K. Denkin mendefinisikan triangulasi sebagai gabungan atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda. Menurutnya, triangulasi meliputi empat hal, yaitu: triangulasi metode, triangulasi antar-peneliti (jika penelitian dilakukan dengan kelompok), triangulasi sumber data, dan triangulasi teori ( Rahardjo, 2012 : 270 ). Pada penelitian ini, pemeriksaan keabsahan data dilakukan menggunakan triangulasi metode dan triangulasi sumber data.

1. Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda. Dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara, obervasi, dan survei. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu, peneliti bisa menggunakan metode wawancara dan obervasi atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya. Selain itu, peneliti juga bisa menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. Triangulasi tahap ini dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh dari subjek atau informan penelitian diragukan kebenarannya.

(53)

sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto. Masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti.

Praktek di lapangan saat penelitian dilakukan triangulasi dapat dikombinasikan misalnya kombinasi triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi yang menggunakan kombinasi teknik triangulasi sumber data dan triangulasi metode seperti circle, yang dapat diawali dari penemuan data dari sumber mana saja lalu dicross-check pada sumber lain. Sampai data lengkap dan jenuh sekaligus validasi dari berbagai sumber sehingga dapat menjadi dasar untuk penarikan kesimpulan. Dengan teknik ini diharapkan data yang dikumpulkan memenuhi konstruk penarikan kesimpulan.Kombinasi triangulasi ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan di lapangan, sehingga peneliti bisa melakukan pencatatan data secara lengkap. Dengan demikian, diharapkan data yang dikumpulkan layak untuk dimanfaatkan.

7. Tahap-tahap Penelitian Data

(54)

a. Tahap Pra-Lapangan

Tahap pra-penelitian adalah sebelum berada di lapangan. Sebagaimana yang dikutip Moeloeng (2009: 127), ada enam kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti. Dalam tahap ini ditambah satu pertimbangan yang perlu dipahami yaitu etika penelitian lapangan. Kegiatan tersebut antara lain: pertama, menyusun rancangan penelitian,

kedua, memilih lapangan penelitian, ketiga, mengurus perizinan,

keempat, menjajaki dan menilai lapangan, kelima, memilih dan memanfaatkan informan, keenam, menyiapkan perlengkapan penelitian. Tahapan ini digunakan sebelum peneliti melakukan penelitian yang sebenarnya. Setelah peneliti membuat rancangan penelitian, peneliti memilih salah satu lokasi untuk dijadikan objek penelitian. b. Tahap Pekerjaan Lapangan

(55)

c. Tahap Analisis Data

Analisis data adalah tahap kegiatan sesudah kembali dari lapangan. Pada tahap ini analisis data yang sudah tersedia dari sumber yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi dan sebagainya. Setelah data dapat dikumpulkan oleh peneliti, maka tahap selanjutnya adalah menganalisis data yang sudah ada dengan dukungan teori-teori yang sudah ada, sehingga dapat disimpulkan beberapa hasil penelitian.

Dalam analisis data terdapat beberapa alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu:

1) Pengumpulan Data

Adalah kegiatan analisis yang mengantisipasi kegiatan atau dilakukan sebelum penelitian lapangan, ketika penelitian dirancang sehingga nantinya dimudahkan disaat menganalisis dan sebagai bukti pada penelitian.

2) Reduksi Data

Adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis. Reduksi data merupakan bagian dari analisis.

3) Penyajian Data

(56)

tindakan. Dengan melihat data kita akan memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan untuk lebih jauh menganalisis atau mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman yang didapat dari penyajian tersebut.

4) Kesimpulan atau Verifikasi Data

Kegiatan analisis ketiga adalah menarik kesimpulan atau verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif mencari makna, penjelasan, dan sebab akibat.

(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Paparan Data

1. Batas-batas Administrasi

Dusun Mejing merupakan salah satu dusun yang berada di lingkup wilayah Kelurahan Duren Kecamatan Bandungan berbatasan dengan Kecamatan Ambarawa di sebelah timur dan Kecamatan Sumowono di sebelah barat, pada saat sekarang ini Bandungan sudah menjadi suatu kecamatan sendiri.

Bandungan merupakan kecamatan baru pemekaran dari Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Jambu. Kecamatan ini merupakan salah satu dari 19 kecamatan di Kabupaten Semarang.

2. Sejarah Dusun Mejing

Dusun Mejing didirikan oleh mbah kyai Pendowo yang merupakan tokoh agama yang prihatin melihat keadaan warganya rusuh, tempat orang-orang berbuat tidak baik seperti maling(mencuri), gentho (premanisme), dan kecu sehingga seringkali terjadi perselisihan antar warga dan tawuran.

Para penduduk yang suka maling, nggentho, ngecu diberi hukuman dengan diberikan peringatan atau penjelasan “diwejing” dengan mendirikan

(58)

tempat untuk memberikan peringatan atau penjelasan. Sehingga sekarang banyak tokoh-tokoh agama didusun ini.

3. Data Kependudukan

Dusun Mejing merupakan salah satu desa yang masih berada dalam kawasan pegunungan dan pedesaan, dusun Mejing memiliki jumlah penduduk sebanyak 1105 orang, dengan penduduk laki-laki berjumlah 570 orang dan penduduk perempuan sebanyak 535 orang dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 265 dan dengan 224 rumah yang dimilikinya. Mayoritas mata pencaharian dari penduduknya adalah sebagai petani.

4. Data Remaja Dusun Mejing Desa Duren

TABEL I

DATA REMAJA DI DUSUN MEJING

(59)
(60)

9 IP P 12

(61)

TABEL II

KONDISI KEAGAMAAN DUSUN MEJING

NO AGAMA JUMLAH

1 Islam 1105 orang

2 Kristen -

3 Katholik -

4 Hindu -

5 Budha -

Jumlah 1105 orang

6. Sosial Budaya

Secara geografis, dusun Mejing desa Duren sangat menguntungkan bila dilihat dari sudut sosial budaya. Bangunan tempat tinggal hampir seluruhnya sudah permanen.

Hal yang menjadi ukuran tingkat kebudayaan masyarakat dusun Mejing desa Duren adalah cukupnya sarana sosial budaya, sarana ibadah seperti: masjid, mushola, madrasah, sekolah maupun sarana lainnya yang mencerminkan tingkat pendidikan dan sumber daya manusia penduduk setempat. Sarana tersebut adalah sebagai berikut:

TABEL III

SARANA PERIBADATAN DUSUN MEJING

NO SARANA

IBADAH

JUMLAH

1 Masjid 1 buah

2 Mushola 4 buah

3 Gereja -

(62)

TABEL IV

SARANA PENDIDIKAN DUSUN MEJING

NO JENIS JUMLAH

1 Roudhotul Atfal -

2 TK 1 buah

3 Madrasah Ibtidaiyah 1 buah

4 SD -

5 SLTP -

6 MTs -

7 SMK -

8 MA -

9 Pondok Pesantren -

(63)

7. Struktur Organisasi Dusun Mejing Desa Duren Kecamatan

Bandungan

Dusun Mejing dipimpin oleh seorang kepala dusun dibantu oleh aparatnya dengan struktur organisasi sebagai berikut:

TABEL V

STRUKTUR ORGANISASI DUSUN MEJING DESA DUREN

(64)

B.Temuan Penelitian

1. Profil informan

a. Bapak Haji Syakur merupakan warga asli dusun Mejing, beliau merupakan salah satu pemuka agama di dusun Mejing yang memiliki peran dalam kegiatan pendidikan keaagamaan islam. Beliau sebagai ustadz madrasah diniyyah Al-Husnan. Beliau sehari-hari bekerja sebagai pedagang.

b. Bapak Gunadi asli warga dusun Mejing, beliau merupakan salah satu pemuka agama dan beliau juga mempunyai peran dalam kegiatan pendidikan keagamaan islam yaitu sebagai pengurus jamaah sholawat pecinta rasul. Beliau juga salah satu vokalis jamaah sholawat tersebut dan sebagai pemimpin dalam kegiatan jamaah yasinan dan tahlilan di rt 03. Beliau sehari-hari bekerja sebagai pengrajin kayu.

c. Bapak Khoeri merupakan seorang ustadz madrasah diniyyah Al-Husnan dan sebagai vokalis sholawat jamaah pecinta rasul. Beliau mata pencahariannya sebagai pedagang.

d. Saudara Fahrur Rozi merupakan remaja dusun Mejing. Dia saat ini bekerja sebagai tenaga pendidik di SD Sidomukti O2. Dia megajar sebagai guru pendidikan agama Islam.

2. Perilaku Kenakalan Remaja

(65)

a. Kode Responden : NW, ZD, D

Hari/Tanggal : Jum’at, 13 November/2015

Waktu : 18:19 WIB

Dari hasil observasi, banyak remaja dusun Mejing ketika berbicara dengan temannya menggunakan kata-kata kasar. Hal ini seperti kutipan dialog berikut ini:

ZD : Digawe dudukan wae D : Kui lak yo dudukan o ndes

ZD : Eh ndes sesok cah loro bar Maghrib rene NW: Ngopo

ZD : Dijak makan-makan adul ulang tahun NW: Ra duwe duwit

D : La ultah kok

ZD: Bar Maghrib kumpol kene, temon jak’i kuncung

NW: Iyo ndes (dengan suara keras), makan-makanne nang ndi? D: kakean pitakonan

...

D : Rung tekan semarang eg

NW : Wis ndes matamu, lha aku kerjo nang ndi D : Genah ra go iki?

NW:la ndasmu, aku bali ko semarang spionan ora, knalpot wor

Bahkan anak yang sedang pada masa remaja pra pubertas dan masih duduk di bangku SD dalam berbicara menggunakan bahasa yang kotor, seperti berikut:

GL : Ndase aku wis ratau ngenet kok.

b. Kode Responden : JP, WP, IL, WA Hari/Tanggal : Jum’at, 02-10-2015

Waktu : 01:15 WIB

(66)

JP ini adalah remaja RT IV yang sudah tidak bersekolah. Dia hanya sekolah sampai jenjang MI saja. Dia sehari-hari sekarang ini dia hanya remaja pengangguran. WP ini adalah teman dari JP, dia tinggal di dusun Jetak. Dia juga sudah tidak bersekolah. IL dan WP ini adalah salah satu remaja yang kembar. Dia pendatang di dusun Mejing, dia berasal dari Jakarta. IL dulunya sekolah di Jakarta setelah pindah di dusun Mejing dia melanjutkan sekolah di salah satu SMK di Ambarawa namun dia keluar waktu kelas XI. JP dan IL melakukan mabuk-mabukan atau meminum-minuman keras di depan salah satu hotel yang letaknya di dusun Mejing. Remaja ini melakukan perbuatan tersebut puku 00.20 WIB. Remaja ini melakukan mabuk-mabukan tersebut secara bergilir meminumnya, disini ada yang disebut blandar. Blandar ini bertugas sebagai penyilir minuman tersebut secara bergilir. Disini remaja JP bahkan sampai tak sadar diri bisa dikatakan oleng

c. Kode Responden : YS ,RF, GL, FZ Hari/Tanggal : Selasa, 03/11/2015

Waktu : 19:02 WIB

Melihat video porno itu sangat dilarang, apalagi bagi anak yang belum cukup umur dan masih dalam pengawasan orang tua. Tetapi di dusun Mejing ada beberapa anak yang sering melihat video tersebut. Berikut hasil observasi:

RF merupakan salah satu anak yang masih TPA di dusun Mejing, YS dan GL temannya RF. YS dan GL juga masih TPA sama RF. seumuran seperti RF, YS, dan GL seharusnya sangat dilarang melihat video porno, tapi disini ketika RF, YS, dan GL ditanya ternyata anak-anak itu pernah melihat video porno, katanya kalau ngenet selalu melihat video tersebut bersama teman-temannya.

Selain dengan hasil observasi di sini peneliti juga melakukan wawancara secara langsung dengan anak tersebut. Berikut kutipan dialognya:

(67)

A : Koe wis tau ndelok bokep mesti?

RF : Seh mending, ketimbang mupit ketimbang mupit ngopo, zulfi harang. Aku ge buka permainan langsung buka bokep.

A : La koe wis tau? FZ : Cah kene kok durung. A : Koe delokane bokep?

GL : Ndase aku wis ratau ngenet kok.

d. Kode Responden : RNL

Hari/Tanggal : Minggu, 6 Desember2015

Waktu : 12:59 WIB

Dari hasil observasi, ada beberapa remaja di dusun Mejing yang mengenakan pakaian yang tidak menutup aurat, hal ini bisa dilihat dari hasil observasi peneliti yaitu sebagai berikut:

Ketika saya sedang berada di konter, R ini bersama temannya Fani ke konter membeli kartu perdana dan isi pulsa. R ini keluar rumah dengan pakaian yang tidak pantas dipakai, dia mengenakan pakaian yang minim yang tidak menutup aurat kaum wanita. Sedangkan R ini adalah seorang remaja dan pelajar di salah satu SMP di Bandungan. Dia duduk di kelas IX SMP.

e. Kode Responden : IG

Hari/Tanggal : Rabu, 04 November 2015

Waktu : 09:40 WIB

Dari hasil observasi, banyak remaja dusun Mejing yang sering karaoke, dikarenakan dusun Mejing banyak tempat-tempat karaoke, berikut hasil observasi peneliti:

(68)

bekerja di salah satu tempat karaoke dan hotel di area lokalisasi Bandungan. Dia lulusan SMK. Secara tidak sengaja saya menemukan fenomena bahwa anak remaja pernah bahkan sering berkaraoke. Salah satunya data yang saya temukan adalah si IG ini, dia bercerita kepada saya kalau dia baru saja berkaraoke.

Berikut ini kutipan perbincangannya: ...

IG :Setengah 6 mangkat, marani PK ne sek jam 5. Jam setengah 6 tekan kono

IG : Njur tambah sak jam, tekan jam setengah 9 kae A : nang ndi?

Hari/tanggal : Selasa, 10 November 2015

Waktu : 21:37 WIB

Dari hasil observasi , ada beberapa dusun Mejing yang pernah melakukan free seks di hotel, berikut ini kutipannya:

(69)

Berikut kutipan dialognya:

RFA : Ngamar nang Ramayana kapok eg, kawin spring beade krengket-krengket ra ono kemule wedange aqua, ngejak gelut

A : La nang dwiputra opo? Teh botol?

RFA :Ho’o, kono ono sikat gigine odole kemule gedi kandel, nak adus go shower nak adus enak

...

A : Opo ora wedi dosa?

RFA : Pas ngono ora kepikiran yo A : Kepikirane nak wis?

RFA : Ho’o

RFA :Nak ngono mikir puase tok

RFA : Aku kawin ditonton cah ki karo wisnu A : Nang ndi?

RFA : Nang cucian

A : Mosso kawin rung enek sak menit temon wis methu ik, pekok eg ndes goblog temon eg

...

g. Kode responden : RFA

Hari/tanggal : Kamis, 17 November 2016

Waktu : 02:00 WIB

Telah terjadi motif pencurian di dusun Mejing tepatnya di RT III, pencurian ini dilakukan oleh salah satu remaja mejing yaitu RFA dan temannya yang berasal dari desa lain yang berinisial WP. Berikut kutipan obsevasi peneliti :

(70)

RFA dan WP berhasil melarikan diri, setelah RFA ini di introgasi oleh remaja dan warga akhirnya RFA memberi info keberadaan WP ini, WP akhirnya dijemput di rumahnya. Setelah pelaku berhasil di tangkap semua, pelaku langsung dibawa ke rumah Kepala Dusun Mejing. Setelah Kepala Dusun mengumpulkan perangkat dusun, akhirnya pelaku ini di serahkan ke pihak yang berwajib atau kepolisian (02.00 WIB, 17/03/2016).

3. Hasil Wawancara

Untuk mendiskripsikan hasil temuan data mengenai Peran Kegiatan Pendidikan Keagamaan Islam dalam menanggulangi kenakalan remaja di dusun Mejing desa Duren kecamatan Bandungan kabupaten Semarang, maka disajikan hasil wawancara dengan narasumber dalam penelitian, dan dari hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut:

a. Hasil Wawancara dengan Pemuka Agama

Salah satu tokoh pemuka agama di dusun Mejing adalah H. Syakur, beliau juga seorang guru madrasah diniyyah kelas I di dusun Mejing, selain itu beliau juga guru mengaji malam dan vokalis jamaah sholawat pecinta Rasul di dusun Mejing. Pada saat penelitian, peneliti menanyakan kepada beliau mengenai beberapa hal, diantaranya sebagai berikut:

1) Rutinitas kegiatan pendidikan keagamaan Islam apa saja yang ada di dusun Mejing?

“Di dusun Mejing itu banyak kegiatan, yang keremajaan paling pembacaan mauliddurrasul, madrasah diniyyah, jamaah sholawat.” (19:55 WIB, 09/03/2016).

(71)

“Jamaah sholawat iku dilaksanakan malam Kamis pon tingkat desa, Kamis legi tingkat dusun.” (19:58 WIB, 09/03/2016).

3) Menurut anda, apakah kegiatan pendidikan keagamaan Islam yang ada mampu memberikan peran dalam menanggulangi kenakalan remaja?

“Oh jelas, jamaah maulid dapat mengurangi, karena dulu banyak remaja yang tongkrang tongkrong di pos... kae cah-cah wetan podo tongkrang tongkrong, ya intinya bisa menanggulangi kenakalan remaja, sekarang ikut jamaah pecinta rasul.”(20.00 WIB, 09/03/2016).

4) Apa kendala yang ditemui dalam melaksanakan kegiatan pendidikan keagamaan Islam tersebut?

“Dulu banyak remaja-remaja adanya tongkrang-tongkrong di pos...kae cah-cah wetan podo tongkrang-tongkrong akhire yo nakal, terus kerusakan seko HP, aku paling ra seneng enek warnet turut desa...ra apik efeke” (20.10 WIB, 09/03/2016).

5) Bagaimana cara memotivasi agar remaja ikut dalam kegiatan pendidikan keagamaan ?

“Cara seko alus-alus... ngandani cah enom ojo langsung kasar... remaja kui pas kumpulan rutinan sebulan sekali dikasih masukan sedikit-sedikit”(20:15 WIB, 09/03/2016).

b. Hasil wawancara dengan salah satu remaja di dusun Mejing

Fahrur Rozi adalah salah satu pemuda di dusun Mejing, ia juga mengajar dan merupakan guru pendidikan agama Islam di SDN Sidomukti 02 kecamatan Bandungan. Pada kesempatan ini, peneliti menanyakan beberapa hal, diantaranya adalah:

(72)

“Di dusun Mejing terdapat berbagai macam kegiatan keagamaan, baik yang dilakukan warga masyarakat secara umum maupun yang di lingkup RT, kegiatan tersebut diantaranya Pembacaan sholawat nariyah, Kegiatan jamaah yasinan dan Qur’anan, Jama’ah Sholawat (20:25 WIB, 09/03/2016).

2) Siapa saja yang mengikuti kegiatan pendidikan keagamaan Islam tersebut ?

“Kegiatan jamaah yasinan dan Qur’anan: dilakukan dalam lingkup RT baik oleh Bapak, Ibu dan remaja dari masing-masing RT. “Dalam setiap kegiatan keagamaan tersebut, di lingkungan dusun Mejing tidak membatasi bagi siapa saja yang ingin mengikutinya, setiap warga ikut berpartisipsi dari kalangan anak-anak, remaja sampai orang tua.”(20.25 WIB, 09/03/2016).

3) Kegiatan pendidikan keagamaan Islam di dusun Mejing biasanya dilakukan setiap hari apa?

“Jama’ah Sholawat: diikuti oleh seluruh warga dusun Mejing baik dari kalangan anak kecil, remaja dan warga pada umumnya. Dilakukan setiap selapan sekali, di dusun Mejing dilakukan setiap malam Kamis legi dan Minggu legi. Untuk tingkat kelurahan dilakukan bergiliran setiap malam Kamis pon.” (20:30 WIB, 09/10/2016).

4) Menurut Anda, apakah kegiatan pendidikan keagamaan Islam yang ada mampu memberikan peran dalam menanggulangi kenakalan remaja?

Gambar

TABEL I DATA REMAJA DI DUSUN MEJING
TABEL II
TABEL IV
TABEL V STRUKTUR  ORGANISASI  DUSUN  MEJING  DESA DUREN
+2

Referensi

Dokumen terkait