• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KINERJA ANGGOTA KOMISI B BIDANG PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) KOTA MAGELANG TAHUN 2018 - STIE Widya Wiwaha Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS KINERJA ANGGOTA KOMISI B BIDANG PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) KOTA MAGELANG TAHUN 2018 - STIE Widya Wiwaha Repository"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

TES IS

Diajukan Oleh : AJI S ETYAWAN NIM : 161203205

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

STIE WIDYA WIWAHA

YOGYAKARTA

2018

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(2)

TES IS

Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S2 / gelar M agister

pada Program M agister M anajemen STIE WIDYA WIWAHA

Diajukan Oleh : AJI S ETYAWAN NIM : 161203205

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

STIE WIDYA WIWAHA

YOGYAKARTA

2018

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(3)

PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN

RAKYAT DAERAH (DPRD) KOTA MAGELANG TAHUN 2018

Oleh :

AJI S ETYAWAN NIM : 161203205

Tesis ini telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Pada tanggal : 11 April 2018

Dosen Penguji

Drs. John S uprihanto, MIM, Ph.D

Dosen Pembimbing I Dosen Penguji II / Dosen Pembimbing II

Dr. Dessy Isfianadewi, S E, MM Drs. Muhammad S ubkhan, MM

dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar M agister

Yogyakarta, 11 Apri 2018

M engetahui,

PROGRAM MAGIS TER MANAJEMEN S TIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

DIREKTUR

Drs. John S uprihanto, MIM, Ph.D

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, April 2018

AJI S ETYAWAN NIM : 161203205

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(5)

anugerah-Nya, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan tesis M agister M anajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta. Banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran tesis ini, yaitu kepada :

1. Drs. John Suprihanto, M IM, Ph.D selaku Direktur M agister M anajemen STIE Widya Wiwaha

2. Dr. Dessy Isfianadewi, SE, M M selaku pembimbing I yang telah memberikan dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.

3. Drs. M uhammad Subkhan, MM selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.

4. Dewan penguji yang telah memberikan masukan dalam penyelesaian tesis ini.

5. Dosen M agister M anajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta. 6. Ketua dan Wakil Ketua DPRD Kota M agelang

7. Ketua Bada Kehormatan (BK) DPRD Kota M agelang 8. Ketua Komisi B BPRD Kota M agelang

9. Seluruh anggota Komisi B DPRD Kota M agelang.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(6)

kasih dan saran serta kritik yang membangun terhadap kesempurnaan penulisan ini sangat saya harapkan.

Yogyakarta, April 2018 Penulis

AJI S ETYAWAN NIM : 161203205

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(7)

HALAM AN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAM BAR ... x

ABSTRAKSI ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan M asalah ... 5

C. Pertanyaan Penelitian ... 5

D. Tujuan penelitian ... 5

E. M anfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 7

B. Penelitian Terdahulu ... 18

BAB III M ETODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 20

B. Definisi Operasional ... 20

C. Obyek dan Subyek Penelitian... 21

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian ... 26 B. Hasil Penelitian ... 29

C. Pembahasan ... 63 BAB V KESIM PULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA

 

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(9)

Tabel 1.1 Data Anggota Komisi B DPRD Kota M agelang M asa

Keanggotaan 2014-2019 ... 3 Tabel 3.1. Definisi Operasional ... 21 Tabel 4.1. Penilaian Kinerja Anggota Komisi B DPRD Kota M agelang... 35  

 

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(10)
(11)

akses sumber data Perokonomian dan Keuangan daerah yang dimiliki anggota Dewan Komisi B masih kurang, latar belakang pendidikan anggota Komisi B yang beragam dan pandangan masyarakat yang menganggap anggota DPRD tidak bekerja padahal pekerjaan di komisi B cukup kompleks. Hal ini yang menarik untuk dilakukan penelitian dengan tujuan mengetahui kinerja Anggota Komisi B Bidang perekonomian dan keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota M agelang dan upaya peningkatan kinerjanya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk memahami, mengkaji secara mendalam mengenai kinerja anggota serta masalah-masalah yang ditemukan serta jalan keluarnya dalam rangka tercipta kinerja anggota Komisi B Bidang Perekonomian Dan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota M agelang yang baik yang berdaya guna dan berhasil guna.dengan 7 orang narasumber.

Hasilnya Kinerja Anggota Komisi B Bidang perekonomian keuangan dan Kesehatan DPRD Kota M agelang dalam pelaksanaan tugas-tugasnya, baik dalam fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan sudah berjalan dengan baik apabila ditinjau dari sisi kualitas, kuantitas, efektivitas, kemandirian dan komitmen kerja, namun beberapa kendala masih dihadapai antara lain kualitas sumber daya manusia anggota, kemudian masih ada yang terlihat kurang disiplin, belum adanya penerapan punishment kepada anggota Dewan yang tidak menjalankan tugasnya dan jumlah anggota Dewan Komisi B yang tidak sebanding dengan bidang tugasnya, keterbatasan sarana dan prasarana. Upaya peningkatan kinerja Komisi B Kota M agelang yang dapat dilakukan adalah dengan peningkatan kompetensi anggota Komisi B dengan mengadakan workshop, pendidikan dan pelatihan baik itu dalam bidang perkonomian dan keuangan, fungsi pengawasan, dan legal-drafting; melakukan perekrutan anggota staf ahli yang sesuai kompetensi dengan Komisi B; melakukan koordinasi dan pembinaan yang berkelanjutan, ikut menyertakan mitra kerja komisi-komisi lainnya yang ada di DPRD; peningkatan disiplin dan tanggungjawab anggota Komisi B dalam mengatur mekanisme kerjanya, baik itu berkenaan kedudukan, susunan, tugas, wewenang, hak dan tanggung jawab DPRD beserta alat kelengkapan lainnya; dan menjalin kerjasama dengan pihak terkait.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota M agelang merupakan Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah yang berkedudukan sebagai Lembaga Pemerintahan Daerah, serta unsur Lembaga Pemerintahan Daerah yang memiliki tanggungjawab yang sama dengan Pemerintah Daerah dalam membentuk Peraturan Daerah untuk kesejahteraan rakyat Kota M agelang. Fungsinya adalah legislasi diwujudkan dalam membentuk Peraturan Daerah bersama Kepala Daerah, anggaran diwujudkan dalam menyusun dan menetapkan APBD bersama Pemerintah Daerah serta pengawasan yang diwujudkan dalam bentuk pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-undang, Peraturan Daerah, Keputusan Kepala Daerah dan kebijakan yang ditetapkan Pemerintah Daerah. Untuk terlaksananya tugas dan fungsi DPRD Kota M agelang, perlu ditunjang ketersediaan alat kelengkapan Dewan, yaitu pembentukkan komisi-komisi kerja, seperti Komisi B membawahi Bidang Perekonomian Dan Keuangan. (Kaho, 2005 : 279)

Tugas Komisi B Bidang Perekonomian Dan Keuangan DPRD, yaitu (1) mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai ketentuan perundang undangan, (2) melakukan pembahasan terhadap rancangan peraturan daerah dan rancangan keputusan DPRD, (3) melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan APBD sesuai ruang lingkup tugas komisi, (4) membantu pimpinan DPRD untuk menyelesaikan masalah yang disampaikan Kepala Daerah

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(13)

dan atau masyarakat kepada DPRD, (5) menerima, menampung dan membahas serta menindak lanjuti aspirasi masyarakat, (6) memperhatikan peningkatan kesejahteraan rakyat di daerah, (7) melakukan kunjungan kerja Komisi yang bersangkutan atas persetujuan pimpinan DPRD, (8) mengadakan rapat kerja dan rapat dengan pendapat, (9) mengajukan usul kepada pimpinan DPRD yang termasuk dalam ruang lingkup bidang tugas komisi, dan (10) memberikan laporan tertulis kepada pimpinan DPRD tentang hasil pelaksanaan tugas komisi. (Toni, dkk, 2006: 129)

Berkenaan kinerja Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota M agelang, diidentifikasi permasalahan, seperti kemampuan anggota Komisi B Bidang perekonomian dan keuangan dalam fungsi legislasi, terutama pengetahuan dan ketrampilan di bidang legal-drafting. Sehingga Peraturan Daerah (Perda) yang ditetapkan DPRD Kota M agelang dalam Bidang Perekonomian dan Keuangan, pada dasarnya usulan Pemerintah Daerah dan Anggota Komisi B hanya terbatas pada proses pembahasan, penelaan dan memberikan persetujuan terhadap usulan rancangan Peraturan Daerah yang diajukan oleh pihak Eksekutif. (Toni, dkk, 2006 : 130)

Pelaksanaan fungsi anggaran, peningkatan dalam pemahaman dan penguasaan prinsip dasar akuntansi, anggaran kinerja, teknik penyusunan dan manfaat anggaran dan prinsip akuntabilitas. Sehingga pembahasan anggaran yang dilakukan anggota Dewan Komisi B Bidang Perekonomian dan Keuangan, tidak mampu dilakukan sampai pada taraf analisis mendalam, terlebih analisis dampak

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(14)

ekonomi yang dapat ditimbulkan dari anggaran yang ditetapkan tersebut. Pelaksanaan fungsi pengawasan, pengawasan yang dilakukan anggota dewan dari Komisi B Bidang Perekonomian dan Keuangan sampai pada laporan keuangan kegiatan. Pengendalian yang dijalankan anggota Dewan Komisi B semestinya adalah kontrol terhadap kebijakan saja, artinya para anggota Dewan dari Komisi B mengawasi kebijakan yang dijalankan oleh Pemerintah Daerah. Pengawasan yang dijalankan anggota Dewan Komisi B Bidang Perekonomian dan Keuangan DPRD Kota M agelang antara lain ikut menyertakan mitra kerja komisi-komisi lainnya yang ada di DPRD, ini bentuknya adalah melalui Rapat dengar pendapat, bila diperlukan dapat dilakukan kunjungan ke lapangan.

Komisi B Bidang Perekonomian dan Keuangan DPRD Kota M agelang melaksanakan tugas meliputi perindustrian, perdagangan, pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan, pertambangan dan energi, ketahanan pangan, logistik, koperasi, keuangan daerah, perpajakan, retribusi, perbankan, perusahan daerah, perusahaan patungan, dunia usaha, penanaman modal, dan kesehatan. Anggota Fraksi yang ada di Komisi B adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1

Data Anggota Komisi B DPRD Kota M agelang M asa Keanggotaan 2014-2019

No Fraksi Jumlah Anggota

1 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 2 orang 2 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 1 orang

3 Golongan Karya (Golkar) 1 orang

4 Hati Nurani Rakyat 1 orang

5 Demokrat 1 orang

6 Gerindra 1 orang

Jumlah 7 orang

Sumber : DPRD Kota M agelang (2017)

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(15)

Dari pengamatan mengenai kinerja Anggota Komisi B Bidang Perekonomian dan Keuangan DPRD Kota M agelang, ditemukan gejala :

1. Jumlah anggota Dewan Komisi B yang tidak sebanding dengan bidang tugasnya, dimana jumlah anggota 7 orang sedangkan mitra kerjanya 5 SKPD Bidang Perekonomian Dan Keuangan Pemerintah Daerah Kota M agelang. 2. Ketersediaan data dan akses sumber data Perokonomian dan Keuangan

daerah yang dimiliki anggota Dewan Komisi B. Sehingga, berdampak kepada kinerja anggota melakukan upaya penelahaan, penganalisaan dan pengkajian yang dilakukan terhadap program kerja Pemerintah daerah, pembahasan dan ranperda.

3. Latar belakang pendidikan anggota Komisi B yang beragam, baik SLTA, Sarjana Hukum, Sarjana Ekonomi dan Sarjana Pendidikan, sehingga pemahaman anggota dewan terhadap Bidang perekonomian dan Keuangan tidak merata.

4. Pandangan masyarakat yang menganggap anggota DPRD tidak bekerja padahal pekerjaan di komisi B cukup kompleks.

Kondisi ini berdampak kepada penelahaan dan pengkajian yang diberikan terhadap Ranperda dan Perda yang diusulkan serta pembahasan dengan mitra kerja SKPD Bidang Perekonomian dan Keuangan. Pembahasan Ranperda dan Perda yang berkaitan Bidang Perekonomian dan Keuangan antara Komisi B dengan mitra kerja SKPD Pemerintah Daerah Kota M agelang waktunya dua hari di tetapkan Badan musyawarah (Bamus). Sedangkan mitra kerja Komisi B ada beberapa SKPD, akibatnya anggota Komisi B dari pagi sampai sore melakukan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(16)

rapat kerja dengan mitra kerja, sehingga kurang optimal pencermatan anggota dewan terhadap rencana keuangan, pendapatan, belanja program dan kegiatan pembangunan yang disusun SKPD Bidang keuangan dan pembangunan. Dari uraian dan berdasarkan gejala yang ditemui, maka tertarik untuk melakukan pengkajian dan penelitian lebih lanjut dan diberi judul dengan, yaitu : “Upaya Peningkatan Kinerja Anggota Komisi B Bidang Perekonomian Dan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota M agelang“

B. Perumusan masalah

Rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu kinerja anggota Komisi B Bidang Perekonomian Dan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota M agelang kurang optimal.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana kinerja Anggota Komisi B Bidang perekonomian dan keuangan DPRD Kota M agelang ?

2. Bagaimana upaya peningkatan kinerja anggota Komisi B Bidang Perekonomian dan Keuangan DPRD Kota M agelang ?

D. Tujuan Penelitian.

Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui kinerja Anggota Komisi B Bidang perekonomian dan keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota M agelang.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(17)

2. Untuk mengetahui upaya peningkatan kinerja Anggota Komisi B Bidang perekonomian dan keuangan DPRD Kota M agelang.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis yaitu memberikan sumbangan literatur khususnya bagi kinerja Komisi B anggota DPRD Kota M agelang.

2. Secara praktis yaitu dapat memberikan manfaat dan masukan bagi pihak-pihak yang memiliki kesamaan keinginan untuk melindungi hak-hak masyarakat.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(18)

BAB II

LANDAS AN TEORI

A. Kerangka Teori

1. Definisi Perwakilan.

Grazia dalam Toni, dkk (2006 : 102) menyatakan bahwa ”perwakilan diartikan sebagai hubungan diantara dua pihak, yaitu wakil dan terwakil dimana wakil memegang kewenangan untuk melakukan berbagai tindakan yang berkenaan dengan kesepakatan yang dibuatnya dengan terwakil”. Pendapat ini bermakna bahwa, perwakilan merupakan hubungan ntara pihak wakil dengan yang diwakili, untuk melakukan berbagai tindakan yang berkenaan dengan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya dengan orang yang diwakilinya.

M eurut Irtanto (2008 : 79-80), menegaskan bahwa Sistem perwakilan merupakan suatu konsep yang menunjukkan hubungan antara wakil dan erwakili, yakni antara wakil dan diwakili. Para wakil mempunyai kewajiban untuk menyalurkan spirasi dan kepentingan pihak yang diwakili. Sebagai imbalannya para wakil mempunyai sejumlah ewenangan yang diperoleh melalui sebuah kesepakatan dengan pihak yang diwakili.

Dari pendapat tersebut diketahui bahwa, sistem perwakilan menunjukkan hubungan antara wakil dan terwakili, yakni antara wakil dan diwakili. Para wakil mempunyai kewajiban untuk menyalurkan aspirasi dan kepentingan pihak yang diwakili, sebagai imbalannya para wakil mempunyai sejumlah kewenangan yang diperoleh melalui sebuah kesepakatan dengan pihak yang diwakili.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(19)

Hanna Penichel Pitkin dalam Toni, dkk (2006 : 103), menegaskan bahwa : Perwakilan politik dimaksudkan sebagai suatu proses mewakili dimana wakil bertindak dalam angka bereaksi kepada kepentingan pihak terwakil. Walau wakil bertindak secara bebas tapi harus ijaksana dan penuh pertimbangan dan tidak sekedar melayani semata, wakil bertindak edemikian rupa sehingga diantara dia dengan pihak yang diwakili atau terwakil tidak terjadi konflik dan jika terjadi maka harus mampu meredakannya.

Dari pendapat tersebut, dapat dijelaskan bahwa, perwakilan dalam politik dimaksudkan sebagai proses mewakili kepentingan-kepentingan pihak-pihak terwakil. Wakil dalam menjalankan kepentingan terwakil harus bijaksana dan penuh pertimbangan dan tidak sekedar melayani, sehingga tidak terjadi konflik.

2. Peran Dan Fungsi Lembaga Perwakilan.

M enurut Toni, dkk (2006 : 131), menyatakan yaitu Lembaga perwakilan atau parlemen mempunyai fungsi, yaitu :

a. Fungsi Perundang-Undangan (Legislasi).

Yang dimaksud dengan fungsi legislasi adalah membentuk UndangUndang biasa, seperti Undang-Undang Pemilu, Undang-Undang Pajak, Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan lainnya.

b. Fungsi pengawasan (Over sight).

Adalah fungsi yang dijalankan oleh parlemen untuk mengawasi eksekutif, agar berfungsi, menurut Undang-Undang yang dibentuk oleh parlemen.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(20)

Dalam hal ini DPR melakukan fungsi pengawasan atas, pelaksanaan Undang-undang, pelaksanaan APBN, kebijakan emerintah dan lainnya.

c. Hak Budgettary.

Badan ini berwenang untuk mengajukan rancangan nggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). d. Hak Refresentatif (sarana pendidikan politik).

Rakyat dididik untuk mengetahui persoalan yang enyangkut kepentingan umum melalui pembahasan dan pembicaraan tentang kebijakan yang ilakukan oleh lembaga perwakilan atau dimuat baik dan diulas oleh media massa menyangkut epentingan umum.

e. Hak Institusional.

Hak untuk mendengarkan pengaduan-pengaduan masyarakat terhadap parlemen, seperti demonstran menemui anggota DPR.

Pendapat tersebut menunjukkan, Lembaga perwakilan atau Parlemen mempunyai fungsi yaitu membentuk Undang-Undang biasa, seperti Undang Undang Pemilu, Undang-Undang Pajak, Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan lainnya. Fungsi pengawasan untuk mengawasi eksekutif, agar berfungsi, menurut Undang-Undang yang dibentuk oleh parlemen, Hak Budgettary yaitu mengajukan rancangan APBN dan APBD, Hak Refresentatif (sarana pendidikan politik) dan Hak institusional.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, Pasal 40 menyebutkan bahwa DPRD memiliki fungsi utama yaitu :

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(21)

a. Fungsi Legislasi

Dalam konteks DPRD sebagai lembaga egislatif, fungsi pembuatan peraturan daerah merupakan fungsi utama karena melalui fungsi ini, DPRD dapat menunjukkan warna dan karakter serta kualitasnya baik secara material maupun fungsional. Di samping itu, kadar peraturan daerah yang dihasilkan oleh DPRD dapat menjadi ukuran kemampuan DPRD dalam melaksanakan fungsinya, mengingat pembuatan suatu peraturan daerah yang baik harus dipenuhi beberapa persyaratan-persyaratan tertentu.

b. Fungsi Pengawasan.

Pengawasan dilakukan melalui penggunaan hak-hak yang dimiliki oleh DPRD, pengawasan DPRD terhadap penyelenggaraan pemerintahan sangat penting guna menjaga adanya keserasian penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan yang efisien dan berhasil guna serta menghindari dan mengatasi segala macam bentuk penyelewengan yang merugikan hak dan kepentingan negara, daerah dan masyarakat.

c. Fungsi Anggaran

Dalam konteks fungsi anggaran ini, yang paling mendasar adalah ketentuan konstitusional yang menggariskan bahwa kedudukan yang kuat diberikan kepada DPRD hendaknya disertai pula oleh tanggung jawab yang besar terhadap rakyat yang diwakilinya, mengingat selama ini DPRD belum pernah menolak rancangan APBD yang disampaikan oleh pihak eksekutif pada setiap permulaan tahun anggaran, kecuali melakukan perubahan-perubahan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(22)

Dari uraian tersebut di ketahui bahwa, DPRD sebagai lembaga legislatif memiliki fungsi yaitu legislasi atau membuat peraturan-peraturan daerah, fungsi pengawasan dari pemerintah dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah, pembangunan dan lainnya, serta fungsi menetapkan anggaran yang akan dijalankan oleh pemerintah daerah.

3. Kinerja.

Ndraha (2003 : 196), menegaskan bahwa pemakaian istilah dari pada kinerja sudah sangat populer baik dalam organisasi pemerintahan maupun swasta. Kata kinerja adalah kosakata baru dalam bahasa Indonesia, digunakan sebagai padanan kata performance berasal dari kata kerja, diberi sisipan in, menjadi kinerja”.

Sedarmayanti (2004 : 147), menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau oleh sekelompok orang dalam suatu organisasi, yang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang mereka miliki masing-masing, dalam upaya untuk mencapai tujuan dari pada organisasi yang bersangkutan, yang dilakukan atau laksanakan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika yang berlaku pada organisasi tersebut. Dari pendapat tersebut, dapat dijelaskan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang pegawai atau oleh sekelompok dalam satu unit kerja dalam organisasi, sesuai dengan tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepada mereka, dalam upaya untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah di tetapkan oleh organisasi.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(23)

4. Indikator Kinerja Pegawai

Indikator untuk mengukur kinerja pegawai secara individu ada enam indikator, yaitu: (Robbins, 2010 : 260)

a. Kualitas

Kualitas kerja diukur dari persepsi pegawai terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan pegawai.

b. Kuantitas

M erupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

c. Ketepatan waktu

M erupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.

d. Efektivitas

M erupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.

e. Kemandirian

M erupakan tingkat seorang pegawai yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya Komitmen kerja. M erupakan suatu tingkat dimana pegawai mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab pegawai terhadap kantor.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(24)

f. Komitmen kerja

M erupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.

5. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja DPRD.

Kinerja lembaga legislatif di dalam sistem politik merupakan cermin dari kadar terlaksananya kehidupan bernegara yang demokrasi, sehingga kajian terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja lembaga ini menjadi sesuatu yang penting, mengingat tugas pokok dan fungsi yang diemban oleh lembaga legislatif daerah di era otonomi saat ini sangat besar dalam pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.

Kaho (2005 : 279), menyatakan bahwa DPRD memiliki beban tugas yang tidak ringan, karena tugas pokoknya bersama Kepala daerah menetapkan kebijakan daerah. Karena itu perlu yaitu :

a. Faktor pendidikan, pendidikan dapat memberikan pengetahuan yang luas dan mendalam mengenai bidang tugas yang dipelajari, dapat melatih untuk berpikir rasional dan terarah dan dapat memberikan kemampuan dan keterampilan dalam merumuskan gagasan, pemikiran, pendapat yang hendak disampaikan kepada orang lain sehingga mudah dimengerti dan pahami. b. Pengalaman, pengalaman sangat membantu karena dapat dipergunakan

sebagai bahan perbandingan, pegangan, pedoman, bahan pertimbangan dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Dengan pengalaman dalam bidang organisasi dan kemasyarakatan, memungkinkan memiliki

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(25)

keterampilan dalam menyampaikan pandangannya dan dapat dengan mudah meyakinkan pihak lain.

Pendapat tersebut bermakna, upaya mencapai kinerja anggota DPRD melalui pendidikan, pendidikan dapat memberikan pengetahuan yang luas dan mendalam mengenai bidang tugas yang dipelajari, dapat melatih berpikir rasional dan terarah dan dapat memberikan kemampuan dan keterampilan dalam merumuskan gagasan, pemikiran, pendapat yang disampaikan kepada orang lain sehingga mudah dimengerti dan pahami. Serta pengalaman, dengan pengalaman yang dalam bidang organisasi dan kemasyarakatan, memungkinkan memiliki keterampilan dalam menyampaikan pandangan dan meyakinkan pihak lain.

Selanjutnya Thaib (2000 : 65) mengemukakan bahwa faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap kinerja anggota legislatif dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, adalah :

a. Faktor Internal

1) Peraturan Tata Tertib

M ekanisme kerja intern dari lembaga legislatif diatur oleh sebuah peraturan Tata Tertib. Peraturan Tata Tertib ini dipandang terlalu oleh anggota rumit sehingga mengakibatkan para anggota legislatif atau Dewan sukar untuk melaksanakan tugasnya serta berperan lebih besar.

2) Kualitas Anggota

Faktor kualitas anggota merupakan faktor penting dalam mengoptimalkan peran lembaga legislatif. Peran yang lebih besar dari lembaga ini tidak mungkin dicapai bila anggota lembaga tidak mempunyai

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(26)

kemampuan untuk itu. Kualitas anggota DPRD selama ini berada di bawah kualitas eksekutif, sehingga anggota DPRD belum sepenuhnya dapat mengimbangi kemampuan pemerintah untuk melaksanakan fungsinya. Kualitas dalam konteks ini ditinjau dari segi karier politik (pengalaman) dan segi pendidikan formal.

3) Sarana dan Anggaran

Keterbatasan dana yang tersedia bagi DPRD dapat menghambat pengembangan sarana penunjang yang diperlukan bagi kelancaran kerja institusi ini. Sarana penunjang yang dimaksud adalah ruang kerja bagi setiap anggota dan staff ahli yang berkemampuan. Sarana lainnya adalah pelayanan informasi yang menyediakan berbagai informasi yang diperlukan anggota, sehingga tanpa informasi yang memadai dan mudah diperoleh, anggota dewan kesulitan dalam membahas berbagai masalah dengan mitra kerjanya.

b. Faktor Eksternal 1) Sistem Pemilihan

Dalam sistem politik Indonesia, para calon anggota legislatif adalah calon-calon yang diajukan oleh organisasi politik. M ekanisme ini, banyak memunculkan tokoh-tokoh masyarakat karbitan, sehingga kadangkala pemilih tidak tahu dan tidak mengenal calon-calon yang diajukan. Dengan demikian sistem pemilihan yang dianut belum sepenuhnya mendukung munculnya anggota legislatif yang berbobot dan berkualitas. Selanjutnya

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(27)

dominasi pimpinan organisasi sosial politik yang mempunyai anggota di lembaga legislatif melalui fraksinya membuat anggota legislatif kurang bebas melaksanakan tugasnya. Kondisi ini mengakibatkan anggota legislatif merasa lebih dekat dengan pimpinan partainya dibandingkan rakyat pemilih. 2) Latar belakang sejarah dan iklim politik yang berlaku

Dalam sistem politik Indonesia, dominasi eksekutif terhadap legislatif sangat kuat, ini dapat dilihat Kepala Daerah mempunyai kekuasaan yang lebih bila dibandingkan dengan kekuasaan DPRD, sebab UU ini menganut dualisme peranan Kepala Daerah, yakni Kepala Daerah karena jabatannya juga merangkap sebagai Kepala Wilayah yang merupakan wakil pemerintah pusat di Daerah.

3) M asih kurangnya kesadaran terhadap amanat konstitusi

Pihak eksekutif belum sepenuhnya mendukung hubungan kerja dengan legislatif, selama ini suara lembaga legislatif sering tidak diperhatikan dengan sungguh-sungguh oleh eksekutif, sehingga kondisi semacam ini bertentangan dengan semangat kekeluargaan yang diamanatkan oleh konstitusi, karena lembaga legislatif merupakan partner eksekutif, maka saran-saran yang diberikan oleh lembaga legislatif hendaknya diperhatikan oleh pihak eksekutif.

Pendapat tersebut bermakna, faktor yang mempengaruhi kinerja lembaga legislatif (DPRD) dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi peraturan tata tertib yang berlaku, ketersediaan data dan informasi, tingkat pendidikan, pengalaman serta

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(28)

sarana dan prasarana. Sedangkan faktor eksternal terdiri atas mekanisme dari pada sistem pemilihan umum serta keserasian hubungan antara eksekutif dan legislatif sistem penyelenggaraan pemerintahan.

Irtanto (2008 : 80) menyatakan bahwa untuk mengukur kemampuan (kinerja) anggota dewan, yaitu :

1) Variabel responsivitas berkaitan dengan kemampuan anggota legislatif dalam mentransformasikan berbagai aspirasi masyarakat dalam kebijakan publik, melalui opini publik, tuntutan demonstrasi dan unjuk rasa dan semacamnya. 2) Variabel reliabilitas berkaitan dengan kemampuan anggota dewan

mentransformasikan berbagai isu dan program yang tawarkan pada saat kampanye kedalam kebijakan publik. Indikatornya misalnya kebijakan yang dibuat sesuai platform politik yang ditawarkan pada waktu kampanye dan upaya pencapaian platform politik.

3) Variabel akuntabilitas berkaitan dengan kemampuan anggota dewan bertindak sesuai dengan aspirasi masyarakat dan kepentingan untuk terpilih kembali pada pemilu berikutnya. Anggota dewan dikatakan akuntabel apabila pemilih melihat anggota dewan melakukan tindakan sesuai dengan kepentingan mereka dan menyetujui tindakan pemerintah secara wajar.

Pendapat tersebut bermakna, kinerja anggota dewan diukur melalui dari responsivitas yaitu mentransformasikan berbagai aspirasi masyarakat dalam kebijakan publik, melalui opini publik, tuntutan demonstrasi dan unjuk rasa. Reliabilitas berkaitan mentransformasikan isu dan program yang ditawarkan pada

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(29)

saat kampanye ke dalam suatu kebijakan publik serta akuntabilitas berkaitan bertindak sesuai aspirasi masyarakat dan kepentingan terpilih kembali.

B. Penelitian Terdahulu

Ridhani Abwa, 2013, penelitian dengan judul “Evaluasi Kinerja Pegawai Pada Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Samarinda.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana evaluasi kinerja pegawai pada Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Samarinda dan Untuk mengetahui Faktor pendukung dan faktor penghambat evaluasi kinerja pegawai pada Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Samarinda. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara library research dan field work research yaitu observasi, wawancara langsung dengan responden dan laporan hasil evaluasi, arsip-arsip dan dokumen yang ada pada kantor Komisi Pemilihan Umum. Sumber data diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian-kejadian, tanpa melakukan pengujian hipotesis. Analisis data model interaktif, yang diawali dengan proses pengumpulan data, penyederhanaan data (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan (conclution drawing). Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa secara umum, Evaluasi Kinerja Pegawai Pada Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Samarinda dapat dikatakan sudah berjalan secara optimal akan tetapi didalam evaluasi itu sendiri masih terdapat permasalahan yang terjadi pada pegawai yang kurang disiplin.Hal ini disebabkan karena sumber daya

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(30)

manusia yang kurang kompeten dalam hal kedisiplinan, tingkat kesadaran yang masih rendah dari semua pihak yakni Sekretaris dan Pegawai Komisi Pemilihan Umum, ruangan yang kurang memadai dan ukuran yang tidak relevan, serta pengawasan yang belum berjalan optimal untuk memantau dan mengawasi berlangsungnya kinerja pegawai dikantor Komisi Pemilihan Umum.

M artoyo dan Sukamto Anusapati, 2014, penelitian dengan judul “Kinerja Aparatur Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kubu Raya.” sebagai kabupaten baru hasil pemekaran dari wilayah Kabupaten Pontianak Provinsi kalimantan Barat, pemerintah Kabupaten Kubu Raya terus berbenah diri untuk menciptakan kondisi pemerintahan yang mengarah kepada pencapaian “good governance”. KPU Kabupaten Kubu Raya saat ini sedang giat-giatnya melakukan upaya dalam rangka peningkatan kinerja dengan berbagai cara yang salah satunya dengan memperhatikan kemampuan organisasi dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Namun, berdasarkan hasil penelitian ini dapat dideskripsikan bahwa, kinerja aparatur KPU Kabupaten Kubu Raya belum sesuai dengan harapan. Hal tersebut dapat dilihat dari aspek kualitas kinerja pegawai belum optimal, tingkat konsistensi kebijakan program belum sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sedangkan dari aspek kuantitas kinerja pegawai belum menunjukkan capaian kerja yang sesuai dengan harapan serta dari aspek waktu penyelesaian suatu pekerjaan oleh pegawai terlihat bahwa ketersediaan waktu yang ada masih belum dapat dimanfaatkan dengan maksimal atau dengan kata lain dapat dikatakan penyelesaiannya tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, M oeleong (2005 : 35), menyatakan bahwa analisa data kualitatif adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data kedalam pola dan kategori serta satuan uraian dasar, sehingga dapat dikemukakan tema seperti yang disarankan oleh data. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa peneliti ingin memahami, mengkaji secara mendalam serta memaparkannya dalam tulisan ini mengenai kinerja anggota serta masalah-masalah yang ditemukan serta jalan keluarnya dalam rangka tercipta kinerja anggota Komisi B Bidang Perekonomian Dan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota M agelang yang baik yang berdaya guna dan berhasil guna. Karena tujuan tersebut, maka relevan jika penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. (Bambang, 2007 : 38-39)

B. Definisi Operasional

Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau oleh sekelompok orang dalam suatu organisasi, yang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang mereka miliki masing-masing, dalam upaya untuk mencapai tujuan dari pada organisasi yang bersangkutan, yang dilakukan atau laksanakan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika yang

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(32)

berlaku pada organisasi tersebut. Sedangkan variabel kinerjanya dalam penelitian ini menurut teori Robbins, (2010), ditinjau dari kualitas, ketepatan waktu, efektifitas, kemandirian karyawan, komitmen anggota Bapemperda Kota M agelang.

C. Objek dan S ubjek Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang dimaksud subjek penelitian adalah informan yang memberikan data penelitian melalui wawancara. Informan dalam penelitian ini adalah 7 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota M agelang yang terdiri dari:

1. Narasumber 1 : Ketua DPRD Kota M agelang 2. Narasumber 2 : Wakil Ketua DPRD Kota M agelang 3. Narasumber 3 : Badan Kehormatan DPRD Kota M agelang 4. Narasumber 4 : Ketua Komisi B DPRD Kota M agelang 5. Narasumber 5 : Anggota Komisi B Kota M agelang. 6. Narasumber 6 : Anggota Komisi B Kota M agelang. 7. Narasumber 7 : Anggota Komisi B Kota M agelang.

Sementara objek penelitian adalah peningkatan kinerja anggota Komisi B Bidang Perekonomian Keuangan Dan Kesehatan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota M agelang.

D. Jenis dan S umber Data

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(33)

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli, yaitu jawaban atas wawancara dan observasi dari anggota Komisi B Bidang Perekonomian Dan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota M agelang.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung namun melalui media perantara. Peneliti memperoleh data sekunder dari arsip data atau dokumen anggota Komisi B Bidang Perekonomian, Keuangan Dan Kesehatan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota M agelang.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang penulis dapatkan nantinya adalah dari hasil : 1. Dokumentasi

Data yang didapat merupakan hasil penelitian yang bersumber dari arsip data atau dokumen yang berkaitan dengan kinerja Komisi B DPRD Kota M agelang.

2. Diskusi Kelompok Terarah atau Focus Group Discussion

Diskusi Kelompok Terarah atau Focus Group Discussion merupakan suatu proses pengumpulan informasi mengenai suatu masalah tertentu yang sangat spesifik (Irwanto, 2007). M enurut Prastowo (2008) Diskusi Kelompok Terarah merupakan suatu bentuk penelitian kualitatif dimana sekelompok

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(34)

orang dimintai pendapatnya mengenai suatu produk, konsep, layanan, ide, iklan, kemasan / situasi kondisi tertentu.

Tujuan dari Diskusi Kelompok Terarah itu sendiri adalah untuk memperoleh masukan atau informasi mengenai permasalahan yang bersifat lokal dan spesifik. Penyelesaian masalah ini ditentukan oleh pihak lain setelah informasi berhasil dikumpulkan dan dianalisis. FGD dilakukan kepada 7 orang narasumber yaitu 1 orang Ketua DPRD, 1 orang Wakil Ketua DPRD, 1 orang Ketua Badan Kehormatan (BK), 1 orang Ketua Komisi B dan 3 orang anggota.

E. Metode Analisis Data

Analisis data model interaktif ini digunakan untuk menganalisis data kualitatif seperti yang dikemukakan oleh M iles dan Huberman (1992) dalam Sugiyono (2008) yang meliputi empat komponen, diantaranya :

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan upaya untuk mengumpulkan data dengan berbagai macam cara, seperti: observasi, wawancara, dokumentasi dan sebagainya.

2. Reduksi data

Reduksi data adalah proses memilih, memfokuskan, menyederhanakan dan membuat abstraksi, mengubah data mentah yang dikumpulkan dari penelitian kedalam catatan yang telah disortir atau diperiksa. Tahap ini merupakan tahap

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(35)

analisis data yang mempertajam atau memusatkan, membuat dan sekaligus dapat dibuktikan.

3. Penyajian data

Penyajian data yaitu sebagai kumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan atau pengambilan tindakan. Pengambilan data ini membantu penulis memahami peristiwa yang terjadi dan mengarah pada analisa atau tindakan lebih lanjut berdasarkan pemahaman.

4. Penarikan kesimpulan atau verifikasi

Penarikan kesimpulan adalah merupakan langkah terakhir meliputi makna yang telah disederhanakan, disajikan dalam pengujian data dengan cara mencatat keteraturan, pola-pola penjelasan secara logis dan metodelogis, konfigurasi yang memungkinkan diprediksikan hubungan, sebab akibat melalui hukum-hukum empiris.

Hal di atas menunjukkan langkah analisanya yaitu dengan melakukan upaya mereduksi data, berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. M elakukan upaya penyajian data-data penelitian, yang dilakukan dalam bentuk uraian-uraian singkat, bagan hubungan antar kategori serta melakukan penarikan kesimpulan dan melakukan verifikasi. Untuk data primer dan data sekunder yang diperoleh dari hasil wawancara dengan responden dan informan kunci, maka akan diorganisir dan disusun. Setelah tersusun dilakukan penafsiran dan pembahasan terhadap data. Dalam analisis deskriptif kualitatif, tidak mengunakan peralatan mathematis atau

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(36)

tehnik statistik sebagai alat bantu analisis, tetapi hanya mengunakan penjelasan deskriptif tentang apa yang ditanyakan pada responden.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(37)

BAB IV

HAS IL DAN PEMBAHAS AN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota M agelang beralamat di jalan Jendral Sarwo Edhie Wibowo, Desa Banyurojo, Kecamatan M ertoyudan, Kabupaten M agelang, Propinsi Jawa Tengah 59214. Jumlah anggota DPRD Kota M agelang adalah sebanyak 25 (dua puluh lima) anggota yang berasal dari partai pemenang Pemilu Legislatif tahun 2014 dengan komposisi sebagai berikut :

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan: 7 (Tujuh) Kursi Partai Golongan Karya : 4 (empat) Kursi Partai Keadilan Sejahtera : 3 (Tiga) Kursi Partai Demokrat : 3 (Tiga) Kursi Partai Kebangkitan Bangsa : 2 (Dua) Kursi

Partai Gerakan Indonesia Raya : 2 (Dua) Kursi Partai Hati Nurani Rakyat : 2 (Dua) Kursi Partai Amanat Nasional : 1 (Satu) Kursi Partai Nasional Demokrat : 1 (Satu) Kursi

Sebagai Lembaga Legislatif Daerah DPRD Kota M agelang mempunyai Visi dan M isi :

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(38)

Visi : M ewujudkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang Kredibel, Kapabel dan akseptabel yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi serta keadilan maupun kesejahteraan rakyat dalam wadah NKRI

Misi :

a. M enampung dan memperjuangkan aspirasi rakyat dalam pembuatan kebijakan pemerintah;

b. M eningkatkan kualitas sumber daya DPRD;

c. M eningkatkan pelaksanaan fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan; d. M eningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembuatan peraturan daerah

serta peran Visi - M isi DPRD;

e. M eningkatkan transparansi penyelenggaraan pemerintah daerah

Kedudukan DPRD kota Magelang:

DPRD Kota M agelang merupakan Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah dengan tiga fungsi utama yaitu Fungsi Pembentukan Perda (Fungsi Legislasi), Fungsi Anggaran dan Fungsi Pengawasan

Fungsi DPRD Kota Magelang:

Sebagai reprensentasi dari rakyat, DPRD Kota M agelang mempunyai 3 fungsi utama fungsi yaitu :

a. Fungsi Pembentukan Peraturan Daerah (Fungsi Legislasi) adalah fungsi DPRD untuk membentuk Peraturan Daerah (Perda) bersama dengan Walikota

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(39)

Fungsi DPRD ini dilaksanakan dengan cara :

1) M embahas bersama Walikota dan menyetujui atau tidak menyetujui rancangan peraturan daerah

2) M engajukan usul rancangan peraturan daerah dan

3) M enyusun program pembentukan peraturan daerah bersama Walikota b. Fungsi Anggaran

Adalah fungsi DPRD bersama-sama dengan pemerintah daerah untuk menyusun dan menetapkan Annggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Dalam melaksanakan fungsi Anggaran ini dilaksanakan dengan cara :

1) M embahas KUA dan PPAS yang disusun oleh Walikota berdasarkan RKPD

2) M embahas rancangan peraturan daerah tentang APBD

3) mambahas rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD, dan 4) M embahas rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD c. Fungsi Pengawasan

Adalah fungsi pengawasan diwujudkan dalam bentuk pengawasan terhadap : 1) pelaksanaan peraturan daerah dan peraturan Walikota

2) Pelaksanaan ketentuan perraturan perundang-undangan lain yang terkait dengan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan

3) Pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(40)

DPRD Kota mempunyai tugas dan wewenang:

1) M embentuk Peraturan Daerah yang dibahas dengan Walikota untuk mendapat persetujuan bersama;

2) M embahas dan memberikan persetujuan Rancaangan Peraturan Daerah mengenai Anggaran Pendapatan dan Anggaran Belanja Daerah yang diajukan oleh Walikota;

3) M elaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah dan Peraturan APBD

4) M engusulkan pengangkatan dan pemberhentian Walikota/Wakil Walikota kepada M enteri Dalam Negeri melalui Gubernur sebagai wakil Pemerintahan Pusat untuk mendapatkan pengesahan pengangkatan.

B. Hasil Penelitian

Komisi merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap dan dibentuk oleh DPRD pada awal masa jabatan keanggotaan DPRD. Setiap anggota kecuali pimpinan, wajib menjadi anggota salah satu komisi. Komisi DPRD Kabupaten berjumlah 4 yaitu Komisi A, B, C, dan D.

Dalam penelitian ini akan membahas Komisi B di DPRD Kota M agelang yang merupakan komisi yang menangani bidang : Perekonomian, Keuangan dan kesehatan meliputi perindustrian, perdagangan, pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan, pertambangan dan energi, ketahanan pangan, logistik, koperasi, keuangan daerah, perpajakan, retribusi, perbankan, perusahan daerah, perusahaan patungan, dunia usaha, penanaman modal, dan kesehatan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(41)

Komisi merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap dan dibentuk oleh DPRD pada awal masa jabatan keanggotaan DPRD. Setiap anggota DPRD kecuali pimpinan menjadi anggota salah satu komisi, dan komisi dibentuk atas dasar pertimbangan pencapaian efisiensi pelaksanaan tugas DPRD.

Kemudian apabila dikaji lebih lanjut mengenai indikator kinerja Anggota Komisi B DPRD Kota M agelang mendasarkan pada indikator kinerja menurut teori Robbins, (2010), ditinjau dari kualitas, ketepatan waktu, efektifitas, kemandirian karyawan, komitmen anggota Bapemperda Kota M agelang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kualitas Anggota Komisi B DPRD Kota Magelang

Kualitas anggota Komisi B DPRD Kota M agelang diukur dengan menggunakan tingkat capaian pelaksanaan kegiatan tugas jabatan digunakan setiap harinya dicatat dalam Buku Kerja Harian. Kualitas kerja anggota Komisi B DPRD Kota M agelang dalam menjalankan tugas sehari-hari dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Kualitas dalam menjalankan fungsi legislasi atau pembuatan peraturan perundangan

Pada pembuatan pearturan ini anggota Komisi B Bidang Perekonomian, Keuangan dan Kesehatan memberikan masukan yang terbatas pada proses pembahasan, penelaahan dan memberikan persetujuan terhadap usulan rancangan Peraturan Daerah (ranperda) yang diajukan oleh pihak Eksekutif. Dalam meningkatkan kualitas anggota Komisi B DPRD Kota M agelang maka upaya yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(42)

tugasnya dalam fungsi legislasi adalah melalui upaya diklat dalam memahami materi substansi peraturan perundangan yang akan disusun yang dilandasi analisis aspek filosofis, yuridis dan sosiologis serta pengetahuan dan kekerampilan dewan di bidang legal-drafting.

b. Fungsi perekonomian dan keuangan telah dilaksanakan terutama dalam memberikan pertimbangan yang berkaitan dengan penyusunan Rencana Strategis baik itu bagi legislatif maupun eksekutif dan RAPBD, peningkatan potensi keuangan dan ekonomi Kota M agelang. Pelaksanaan fungsi anggaran dan pembahasan anggaran yang dilakukan anggota Komisi B Bidang Perekonomian, Keuangan dan Kesehatan, masih belum mampu dilakukan sampai pada taraf analisis mendalam, terlebih analisis dampak ekonomi yang dapat ditimbulkan dari anggaran yang ditetapkan. Upaya yang dilakukan untuk meningkatan fungsi ini adalah melalui diklat peningkatan dalam pemahaman dan penguasaan prinsip dasar akuntansi, anggaran kinerja, teknik penyusunan dan manfaat anggaran dan prinsip akuntabilitas dalam penyusunan anggaran. c. Fungsi pengawasan, anggota Komisi B telah melakukan kegiatan

pengawasan dalam bidang perekonomian, keuangan dan kesehatan yang meliputi kegiatan perindustrian, perdagangan, pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan, pertambangan dan energi, ketahanan pangan, logistik, koperasi, keuangan daerah, perpajakan, retribusi, perbankan, perusahan daerah, perusahaan patungan, dunia usaha, penanaman modal, dan kesehatan di wilayah kerja Kota

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(43)

M agelang. Pelaksanaan fungsi pengawasan, pengawasan yang dilakukan anggota dewan Komisi B Bidang Perekonomian, Keuangan dan Kesehatan, sampai pada laporan keuangan kegiatan. Pengendalian yang dijalankan anggota Komisi B Bidang Perekonomian, Keuangan dan Kesehatan semestinya kontrol terhadap kebijakan, artinya anggota Komisi B Bidang Perekonomian, Keuangan dan Kesehatan mengawasi kebijakan yang dijalankan oleh Pemerintah Daerah. Pengawasan yang dijalankan anggota Komisi B Bidang Perekonomian, Keuangan dan Kesehatan antara lain ikut menyertakan mitra kerja komisi-komisi lainnya yang ada di DPRD, ini bentuknya melalui rapat dengar pendapat, bila diperlukan dapat dilakukan kunjungan ke lapangan. Dalam meningkatkan fungsi ini telah dilakukan diklat penyusunan rencana kerja pengawasan dan lainnya. Tujuan dengan adanya pemberian program diklat tersebut, untuk meningkatkan kemampuan kerja dan memperdalam bidang tugas masing-masing anggota Komisi B.

Anggota Komisi B terlihat dalam menjalankan fungsi legislatif, fungsi perekonomian dan fungsi pengawasan dengan pertimbangan prioritas program pembangunan untuk menjadi perhatian kita bersama dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota M agelang tahun 2018 yaitu :

a. M emprioritaskan pembangunan infrastruktur dasar (jalan, jembatan, air bersih, listrik, irigasi, tanggul) pendidikan, kesehatan, perhubungan, pertanian, kelautan perikanan dan lainnya .

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(44)

b. Tetap komitmen terhadap pencapaian swasembada pangan daerah. c. Fokus pada target capaian kinerja RPJMD Kota M agelang Tahun

2016-2021 yang belum tercapai sampai dengan tahun 2017 dan kegiatan yang tertunda pelaksanaannya karena adanya rasionalisasi terkait defisit anggaran.

M enurut hasil wawancara dengan narasumber disampaikan bahwa program dan kegiatan yang ditetapkan pada setiap staf pelaksana dapat dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan. Bahwa semua narasumber yang diwawancarai mengungkapkan bahwa program dan kegiatan pada tiap-tiap unit kegiatan dalam menyelenggarakan pelayanan Perekonomian, Keuangan dan kesehatan meliputi perindustrian, perdagangan, pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan, pertambangan dan energi, ketahanan pangan, logistik, koperasi, keuangan daerah, perpajakan, retribusi, perbankan, perusahan daerah, perusahaan patungan, dunia usaha, penanaman modal, dan kesehatan di Komisi B DPRD Kota M agelang telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan yang telah ditetapkan, seperti pernyataan mereka dibawah ini :

Ketua DPRD : Kinerja anggota Komisi B DPRD Kota Magelang menurut saya sudah baik, walaupun satu dua masih ada yang kurang memahami tugas dan fungsinya (tupoksi), masih adanya anggota yang sering menunda-nunda pekerjaan, kemampuan anggota untuk melaksanakan kegiatan yang dilandasi oleh sikap mental yang mempunyai semangat untuk bekerja keras dan berusaha memiliki kebiasaan untuk melakukan peningkatan perbaikan,

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(45)

Wakil Ketua : Kualitas anggota disini ditunjukkan dengan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kinerjanya, bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari kemarin, kalaupun ada yang kurang produktif jumlah nya tidak banyak yang suka terlambat masuk kerja, pulang lebih awal, kurang memanfaatkan waktu kerja dengan baik, pada jam kerja tidak ada di kantor dengan alasan yang tidak jelas

Badan Kehormatan

: Sudah berupaya berkualitas dan berupaya bekerja dengan baik tapi memang masih ada teman yang beranggapan yang salah bahwa kerja sebagai aparatur pemerintah tidak perlu bekerja secara maksimal karena gaji sudah ditetapkan jumlahnya sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku, adanya pandangan bahwa "pintar bodoh pendapatan sama" sehingga para anggota tidak mau menunjukkan keahliannya karena itu akan menyusahkan diri sendiri sebab merekalah yang akan selalu ditugaskan menyelesaikan pekerjaan di kantor tersebut.

Ketua Komisi B : Sudah baik karena kami berupaya melaksanakan tugas dengan baik walaupun masih ada anggota yang kurang memahami lingkup bidan perekonomian, keuangan dan kesehatan sehingga kurang optimal dalam menjalankan pekerjaaanya.

Anggota : Rata-rata sudah baik, cuma sedikit yang masih kurang disiplin sama waktu kerja

Anggota : Sudah berkualitas kok walaupun harus tetap sosialisasi tupoksinya karena ada yang bekerja tidak sesuai tupoksi.

Anggota : Sudah berkualitas walapun masih harus dimotivasi untuk lebih produktif lagi karena masih ada Anggota yang kurang memahami tupoksinya sehingga kurang optimal dalam menjalankan pekerjaaanya

M enurut Narasumber diatas kualitas kerja anggota Komisi Bdalam

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(46)

semangat untuk bekerja keras dan berusaha memiliki kebiasaan untuk melakukan peningkatan perbaikan, kemudian apabila dilakukan penilaian oleh Narasumber yaitu Ketua DPRD Kota M agelang secara kualitatif terhadap kinerja anggota Komisi B DPRD Kota M agelang hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1.

Penilaian Kinerja Anggota Komisi B DPRD Kota M agelang

No Indikator Kinerja Ang1 Ang2 Ang3 Ang3 Ang4 Ang5 Ang6 Ang7

1 Kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta

kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan anggota Komisi B DPRD Kota Magelang

B A A C B C B A

2 Kuantitas atau jumlah hasil kerja anggota Komisi B DPRD Kota Magelang sesuai dengan yang ditargetkan

B A A B B C B B

3 Ketepatan Waktu

anggota Komisi B DPRD Kota Magelang dalam penyelesaian pekerjaan

B A A C A B C A

4 Efektivitas anggota

Komisi B DPRD Kota Magelang dalam menjalankan tugas pembentukan perda

B B B B A B B A

5 Kemandirian anggota

Komisi B DPRD Kota

DPRD Kota Magelang mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab

karyawan

B A A B A A A A

Sumber : Data Primer Diolah, 2018

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(47)

Keterangan : Nilai A (Amat Baik), Nilai B (Baik), Nilai C (Cukup Baik)

Dari data di atas terlihat bahwa penilaian Ketua DPRD Kota M agelang kepada anggota Komisi B DPRD Kota M agelang adalah sebagian besar sudah dinilai baik namun masih ada beberapa yang dinilai cukup baik sehingga perlu ditingkatkan, kemudian apabila dinilai dari pendidikan bidang perekonomian, keuangan dan kesehatan.

Kinerja anggota Komisi B DPRD Kota M agelang dalam melaksanakan tugas apabila ditinjau dari kualitas kerja, beberapa narasumber menyatakan sudah bagus, walaupun masih perlu ditingkatkan lagi karena beberapa karyawan masih ada yang kurang memahami tugas dan fungsinya (tupoksi), masih ada Anggota yang kurang memahami lingkup bidang perekonomian, keuangan dan kesehatan sehingga kurang optimal dalam menjalankan pekerjaaanya, masih adanya Anggota yang sering menunda-nunda pekerjaan, masih ada Anggota yang beranggapan yang salah bahwa kerja sebagai aparatur pemerintah tidak perlu bekerja secara maksimal karena gaji sudah ditetapkan jumlahnya sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku, adanya pandangan bahwa "pintar bodoh pendapatan sama" sehingga para Anggota tidak mau menunjukkan keahliannya karena itu akan menyusahkan diri sendiri sebab merekalah yang akan selalu ditugaskan menyelesaikan pekerjaan di kantor tersebut, kemudian beberapa ada yang kurang produktif jumlahnya tidak banyak yang suka terlambat masuk kerja, pulang lebih awal, kurang memanfaatkan waktu kerja dengan baik, pada jam kerja tidak ada di kantor dengan alasan yang tidak jelas.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(48)

Upaya untuk meningkatkan kualitas kerja Anggota Komisi B DPRD Kota M agelang yang sudah dilakukan oleh Anggota Komisi B DPRD Kota M agelang adalah:

1) Diklat/Kursus : 2) Bimbingan Teknis :

3) Rapat Koordinasi dan Diskusi

Rapat (conference atau meeting) merupakan alat/media komunikasi Anggota Komisi B DPRD Kota M agelang yang bersifat tatap muka dan sangat penting, untuk mendapatkan mufakat melalui musyawarah untuk pengambilan keputusan. Jadi rapat merupakan bentuk komunikasi yang dihadiri oleh beberapa Anggota Komisi B DPRD Kota M agelang untuk membicarakan dan memecahkan permasalahan tertentu, dimana melalui rapat berbagai permasalahan dapat dipecahkan dan berbagai kebijaksanaan organisasi dapat dirumuskan.

b. Kuantitas kerja

Kuantitas kerja adalah jumlah kerja yang dilaksanakan oleh anggota Komisi B DPRD Kota M agelang dalam suatu periode tertentu. Hal ini dapat dilihat dari hasil kerja anggota Komisi B dalam kerja penggunaan waktu tertentu dan kecepatan dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya.

Kuantitas kinerja anggota Komisi B terlihat dalam pembuatan Peraturan Daerah, dari 13 Peraturan Daerah (Perda) yang ditetapkan DPRD Kota M agelang, 9 Perda berdasarkan pertimbangan dari Komisi B Bidang

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(49)

Perekonomian, Keuangan dan Kesehatan dan usulan dari Pemerintah Daerah Kota M agelang. Perda tersebut adalah:

1) Perda No 2 Tahun 2017 Tentang Perubahan Perda No.16 Tahun 2011 Tentang Pajak daerah

2) Perda No.3 Tahun 2017 Tentang Perubahan Perda No.17 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum

3) Perda No. 4 Tahun 2017 Tentang Perbahan atas Perda No 19 tahun 2011 Tentang Retribusi Izin Tertentu

4) Perda No.6 Tahun 2017 Tentang Keuangan DPRDPerda No.7 Tahun 2017 Tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD

5) Perda No. 8 Tahun 2017 Tentang Pembentukan Dana Cadangan Pemilihan Walikota Dan Wakil Walikota Tahun 2020

6) Perda No 9 Tahun 2017 Tentang Penyertaan M odal Daerah Pada PT BPD Jateng Tahun 2018

7) Perda No. 10 Tahun 2017 Tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017

8) Perda No.12 Tahun 2017 Tentang Pengelolaan Barang M ilik Daerah 9) Perda No.13 Tahun 2017 Tentang APDB Tahun Anggaran 2018

Berdasarkan hasil wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada 7 orang Narasumber mengenai kuantitas kerja Komisi B DPRD Kota M agelang, dengan hasil sebagai berikut :

Ketua DPRD : Kuantitas kerja masih perlu ditingkatkan karena beberapa target pekerjaan belum dapat terselesaiakan dengan baik

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(50)

Wakil Ketua : Kuantitas kerja anggota sebaiknya ditingkatkan karena belum semua kegiatan yang berhubungan dengan bisang perkonomian, keuangan dan kesehatan dapat terselesaikan sesuai ketentuan.

Badan Kehormatan

: Kuantitas sesuai target belum mampu terpenuhi karena jumlah kita terbatas sementara kegiatannya banyak meliputi kegiatan perindustrian, perdagangan, pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan, pertambangan dan energi, ketahanan pangan, logistik, koperasi, keuangan daerah, perpajakan, retribusi, perbankan, perusahan daerah, perusahaan patungan, dunia usaha, penanaman modal, dan kesehatan di wilayah kerja Kota Magelang.

Ketua Komisi B : Belum sepenuhnya target pekerjaan tercapai

Anggota : Bidang kita luas yaitu bidang perindustrian, perdagangan, pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan, pertambangan dan energi, ketahanan pangan, logistik, koperasi, keuangan daerah, perpajakan, retribusi, perbankan, perusahan daerah, perusahaan patungan, dunia usaha, penanaman modal, dan kesehatan di wilayah kerja Kota Magelang sementara masih ada kendala jumlah anggota dan sapras jadi kami belum mampu mencapai kuantitas kerja sesuai target

Anggota : Kuantitas kerja belum sepenuhnya terpenuhi karena masih ada anggota yang tidak paham atas uraian tugas masing-masing anggota. Sehingga menjadi terhambat penyelesaian tugasnya.

Anggota : Masih perlu ditingkatkan karena belum bisa mencapai standar jumlah pekerjaan kerja yang perlu diselesaikan.

Berdasarkan pendapat narasumber di atas disampaikan bahwa kuantitas sesuai target belum mampu terpenuhi karena jumlah anggota Komisi B

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(51)

perdagangan, pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan, pertambangan dan energi, ketahanan pangan, logistik, koperasi, keuangan daerah, perpajakan, retribusi, perbankan, perusahan daerah, perusahaan patungan, dunia usaha, penanaman modal, dan kesehatan di wilayah kerja Kota M agelang.

c. Ketepatan Waktu

Ketepatan waktu anggota Komisi B DPRD Kota M agelang dalam menyelenggarakan tugas sudah cukup baik khususnya kemampuan dari anggota dalam bukan saja dalam menyelesaikan pekerjaan tapi juga ketepatan waktu dalam memberikan respon yang tepat terhadap masukan dan aspirasi masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kemampuan menangani kendala atau permasalahan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Kinerja ditinjau dari sisi ketepatan waktu bagi anggota Komisi B DPRD Kota M agelang adalah merupakan:

1. Ketepatan waktu setiap anggota untuk menyelesaikan pekerjaan dalam fungsi legislatif, fungsi perekonomian, keuangan dan kesehatan serta fungsi pengawasan.

2. Ketepatan waktu setiap anggota untuk mengenali kebutuhan masyarakat menyusun agenda dan prioritas waktu yang tepat dalam penyelesaiannya sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Ketepatan waktu ini juga merupakan kemampuan anggota Komisi B DPRD Kota M agelang untuk lebih tanggap dan bisa memahami kondisi yang

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(52)

berkembang dan apa yang menjadi prioritas untuk ditangani sesuai dengan aspirasi masyarakat yang sedang berkembang. Ketepatan waktu dimasukkan sebagai salah satu indikator karena secara langsung kemampuan anggota DPRD Komisi B dalam menjalankan misi dan tujuan yang diharapkan. Hal ini menjadi penting karena rendahnya kemampuan anggota Komisi B dalam menanggapi masukan masyarakat dapat menimbulkan krisis kepercayaan terhadap anggota Komisi B.

Dalam membangun ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan anggota Komisi B adalah :

1) M eningkatkan Hubungan antara Legislatif dan eksekutif.

Terjalinnya hubungan kemitraan yang serasi dan saling menghormati diantara pihak legislatif (anggota Komisi B DPRD Kota M agelang) dengan pihak Pemerintah Daerah Kota M agelang (eksekutif) dalam pelaksanaan jalannya pemerintahan di daerah. Tujuan adanya hubungan yang baik diantara pihak eksekutif dan pihak legislatif dalam pelaksanaan pemerintahan daerah ini, yaitu agar terjadi sinergi antara kedua belah pihak dalam menjalankan pemerintahan di daerah terutama di bidang Perekonomian, Keuangan dan kesehatan meliputi perindustrian, perdagangan, pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan, pertambangan dan energi, ketahanan pangan, logistik, koperasi, keuangan daerah, perpajakan, retribusi, perbankan, perusahan daerah, perusahaan patungan, dunia usaha, penanaman modal, dan kesehatan, sehingga tidak

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(53)

terjadi konflik dan pertentangan diantara keduanya, yang dapat berdampak kepada kurang harmonisnya hubungan kedua belah pihak.

Dalam menjalankan tugasnya pihak anggota dewan (legislatif) dan pihak pemerintah daerah Kota M agelang (eksekutif) dapat memahami kewenangannya masing- masing dalam melaksanakan perannya, hal ini mengurangi terjadinya konflik diantara eksekutif dan legislatif dalam menjalankan pemerintahan di daerah.

2) M enjalin Kerjasama dengan pihak LSM (Lembaga Swadaya M asyarakat) Peran LSM dan media lokal untuk terlibat dalam proses kebijakan Komisi B kota M agelang sebagai upaya untuk menjaring aspirasi masyarakat dan juga dalam rangka pengawasan dan memberikan laporan kepada publik mengenai kinerja anggota Komisi B DPRD Kota M agelang, sehingga hal ini dapat menciptakan hubungan yang strategis, harmonis dan demokratis antara kedua pihak dan permasalahan yang disampaikan masyarakat dapat ditindak lanjuti dengan cepat dan tepat waktu.

3) M enjaring Aspirasi M asyarakat

Kegiatan menjaring aspirasi masyarakat salah satunya adalah dengan kegiatan reses yang merupakan salah satu kewajiban bagi anggota dewan dalam rangka menjaring aspirasi masyarakat secara berkala. Dalam forum reses itu, wakil rakyat akan bertemu dan mendengar langsung usulan program atau aspirasi masyarakat di daerah pemilihan masing-masing.

Kegiatan reses ini dimasudkan untuk memperoleh masukan-masukan serta untuk menyerap dan atau menjaring aspirasi masyarakat/konstituennya

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(54)

di masing-masing daerah pemilihan (Dapil), untuk selanjutnya diteruskan kepada pihak eksekutif untuk ditindaklanjuti sebagai bahan penyusunan RKPD tahun Anggaran berikutnya. Hasil kegiatan reses anggota Komisi B DPRD Kota M agelang ini akan dituangkan dalam bentuk Pokok-Pokok Pikiran DPRD dan diserahkan langsung kepada Walikota melalui Bappeda Kota M agelang sebagai bahan masukan awal penyusunan RKPD Tahun Anggaran berikutnya.

Berdasarkan hasil Reses anggota Komisi B Kota M agelang dengan masyarakat diperoleh Pokok-pokok Pikiran DPRD meliputi seluruh bidang pembangunan terutama perekonomian, keuangan dan kesehatan serta urusan kewenangan pemerintah daerah, permasalahan yang berkembang di masyarakat saat ini, hasil pelaksanaan reses Komisi B DPRD, hasil aspirasi masyarakat berdasarkan audiensi, hasil aspirasi berdasarkan demonstrasi komponen masyarakat, hasil-hasil studi banding DPRD Kota M agelang.

Selain Reses sarana menjaring masyarakat bisa menggunakan webside, terjun langsung ke masyarakat dan media massa. Informasi yang diberikan dari masyarakat komisi B didasarkan UU No. 14 Tahun 2008, tentang Keterbukaan informasi publik, karenanya menjadi sangat relevan untuk terwujudnya kepemerintahan yang partisipatif, transparan dan akuntabel. Alur informasi digambarkan sebagai berikut :

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(55)

Gambar 4.1. Alur Informasi M enjaring Aspirasi M asyarakat Sumber : Data Primer, 2018

Gambar di atas menerangkan bahwa anggota Komisi B DPRD Kota M agelang untuk dapat memberikan informasi yang terbuka, cepat, dan tepat kepada masyarakat dan harapannya dapat ditanggapi dengan cepat pula. M aka informasi supaya cepat dapat disampaikan dengan melalui tiga cara yaitu :

1) M elalui website, dimana anggota DPRD menfasilitasi sarana informas i yang efektif dan efesien. Website tersebut juga bermanfaat bagi rakyatnya dalam hal menampung aspirasi, tidak hanya memberikan informasi kepada rakyatnya juga sebaliknya memberikan informas i kepada anggota DPRD sebagai input bagi anggota DPRD. Sehingga secara lebih spesifik dapat mengetahui apa yang menjadi aspirasi rakyatnya yang akan dirumuskan dalam suatu kebijakan yang dapat dirasakan oleh rakyat sebagai aspirasi mereka.

2) Anggota dapat terjun langsung kelapangan menuju sasaran yang akan di capai, dimana anggota DPRD menyampaikan kepada konstituennya pada saat pengawasan, kunjungan kerja, dan cara lainnya seperti

Dapat melalui 1. Webside

2. Terjun ke masyarakat 3. M edia massa

M enyampaika M asyarakat

Disampaikan

Komisi B DPRD Kota M agelang

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

Gambar

Tabel 1.1 Data Anggota Komisi B DPRD Kota Magelang Masa Keanggotaan 2014-2019
Gambar 4.1. Alur Informasi Menjaring Aspirasi Masyarakat STIE Widya Wiwaha

Referensi

Dokumen terkait

Juga dalam tugas dan wewenangnya yakni mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, terhadap permasalahan investasi yang memililki badan hukum namun tidak

Penelitian lain [18] yang bertujuan untuk meninjau model dari deep learning dalam mendeteksi dan memprediksi Coronavairus, peneliti meninjau lebih banyak publikasi mengenai

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dengan pengaruh penggunaan modul perkakas tangan pada mata pelajaran Pekerjaan Logam

mengembangkan beberapa keterampilan, antara lain : (1) keterampilan observasi, yakni siswa menggunakan semua alat indera yang memungkinkan, untuk mengumpulkan fakta

Tujuan Pembelajaran Umum : Mahasiswa mampu menjelaskan metoda dan teknik pembuatan bahan dekorasi patiseri Jumlah Pertemuaan : 2 (satu) kali. Pertemuan Tujuan Pembelajaran

Hasil ini juga sesuai dengan hasil penelitian Anggraini (2015) dan Mawartika (2017) yang menyatakan bahwa penerapan PBL tidak efektif karena proporsi siswa yang

 Bersiaplah dengan kejutan atau ekspresi yang tercetus dari kebutuhan yang tersembunyi.  Amati informasi

dilakukan peneliti telah dilakukan validasi para ahli dan tahap uji coba produk dengan hasil valid, maka telah berhasil dikembangkan produk berupa LKPD berorientasi