• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran - CHANDRA RIZQI SUWARTO BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran - CHANDRA RIZQI SUWARTO BAB II"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pemasaran

Arti pemasaran sering disebut dengan pengertian-pengertian

penjualan, perdagangan dan distribusi, padahal isitilah-istilah tersebut hanya

merupakan satu bagian dari kegiatan pemasaran secara keseluruhan. Proses

pemasaran itu dimulai sejak sebelum barang-barang diproduksi, dan berakhir

dengan penjualan.

Menurut Subagyo (2010) mendefinisikan dalam arti bisnis

“Pemasaran adalah sebuah sistem bagian dari kegiatan bisnis yang dirancang

untuk merencanakan, memberi harga, mempromosikan dan mendistribusikan

jasa serta barang-barang pemuas keinginan pasar.” Pemasaran adalah proses

perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penentuan harga, promosi, dan

distribusi gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang

memuaskan tujuan individu dan organisasi (Kotler dan Keller, 2009).

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu

dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan

menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai dengan sesuatu

yang lain. Pemasaran merupakan sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang

ditunjukan untuk merencanakan, menentukan harga mempromosikan dan

(2)

pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Dharmmesta dan Handoko,

2010).

Pemasaran adalah kegiatan memasarkan barang tidak berarti hanya

menawarkan barang atau menjual tetapi lebih dari itu. Yang dimana terdapat

kegiatan membeli, menjual dengan segala macam cara yang menyangkut

barang, menyimpan dan mensortir (Alma, 2011).

Secara umum, tujuan sistem pemasaran adalah memaksimumkan

konsumsi, memaksimumkan kepuasan konsumsi, memaksimumkan pilihan,

memaksimumkan mutu hidup, serta meningkatkan kualitas, kuantitas,

ketersediaan, harga, dan memperoleh laba bagi perusahaan. Tujuan pemasaran

dapat tercipta dengan melakukan analisa dalam hal bauran pemasara

(marketing mix). Marketing mix merupakan seperangkat alat pemasaran yang

digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasaranya di

pasar sasaran (Kotler dan Keller, 2009).

B. Bauran Pemasaran

Menurut Tjiptono (2008) program pemasaran terdiri dari sejumlah

keputusan tentang bauran alat-alat pemasaran yang digunakan. Bauran

pemasaran merupakan saah satu konsep utama dalam pemasaran moderen.

Dengan kata lain, bauran pemasaran menjadi alat bagi aktivitas pemasaran

perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Bauran pemasaran

(3)

membentuk karakteristik produk atau jasa yang ditawarkan kepada

pelanggan. Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat

pemasaran yang digunakan perusahaan untuk tereus menerus mencapai

tujuan pemasarannya dipasar sasaran (Kotler dan Keller, 2009).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran

merupakan alat pemasaran yang baik yang berbeda dalam suatu perusahaan,

dimana perusahaan mampu mengendalikannya agar dapat mempengaruhi

respon para sasaran. Bauran pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi 4P

(Kotler dan Keller, 2009), yaitu:

1. Product (produk)

Produk adalah penawaran berwujud perusahaan kepada pasar, yang

mencakup kualitas, rancangan, bentuk, merek, dan kemasan produk.

2. Price (harga)

Harga merupakan jumlah uang yang pelanggan bayar untuk produk

tertentu. Harga harus sebanding dengan penawaran nilai kepada

pelanggan.

3. Place (tempat)

Tempat disebut juga distribusi di mana aktivitas perusahaan adalah

membuat produk tersedia bagi konsumen sasarannya.

4. Promotion (promosi)

Promosi berarti aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk

(4)

merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program

pemasaran.

C. Perilaku Konsumen

Menurut Mangkunegara (2009) perilaku konsumen merupakan suatu

tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi

yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam

mendapatkan, dan menggunakan barang-barang atau jasa ekonomi yang dapat

dipengaruhi oleh lingkungan.

Menurut Kotler dan Keller (2009) perilaku konsumen adalah studi

tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli,

menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk

memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Sedangkan definisisi perilaku

konsumen menurut Schiffman dan Kanuk (2008) adalah perilaku konsumen

menggambarkan cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan

sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli

barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi.

Dari pengertian tentang perilaku konsumen di atas dapat diperoleh dua

hal yang penting, yaitu: (1) sebagai kegiatan fisik dan (2) sebagai proses

pengambilan keputusan. Berdasarkan beberapa definisi yang telah disebutkan

di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan,

(5)

sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan

jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.

D. Ekspektasi Pelanggan

Harapan pelanggan merupakan apa yang diinginkan atau diharapkan

pelanggan untuk ada disuatu tempat perbelanjaan, terutama saat sedang

berbelanja. Harapan pelanggan memiliki sifat yang tidak tetap atau dapat

berubah-ubah mengikuti perkembangan teknologi, sosial budaya dan

ekonomi. Apa yang diharapkan pelanggan saat ini, belum tentu akan sama

dengan masa lalu aau masa yang akan datang (Samuel, 2006).

Kinerja produk yang rendah, kemungkinan hasilnya bukan

ketidakpuasan, konsumen tidak merasa kecewa dan tidak melakukan

komplain, tetapi sangat mungkin konsumen mencari alternatif produk atau

penyedia jasa yang lebih baik bila kebutuhan atau masalah yang sama muncul

kembali. Harapan atas kinerja produk berlaku sebagai standar perbandingan

terhadap kinerja aktual produk (Ali, 2013).

Konsep harapan pra pembelian terdiri dari (Ali, 2013):

1. Equitable Performance yaitu penilaian normatif atas kinerja yang

seharusnya diterima konsumen berbanding biaya dan usaha yang telah

dicurahkan untuk membeli dan mengkonsumsi produk.

2. Ideal Performance yaitu tingkat kinerja optimum yang diharapkan oleh

(6)

3. Expected Performance yaitu tingkat kinerja yang diperkirakan atau yang

paling diharapkan dan disukai konsumen.

Harapan pelanggan akan terus berkembang sesuai perubahan

lingkungan yang member informasi dan bertambahnya pengalaman pelanggan

yang akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan yang dirasakan pelanggan.

Harapan pelanggan diyakini mempunyai peranan yang besar dalam

menentukan kualitas produk dan kepuasan pelanggan. Pada dasarnya ada

hubungan yang erat antara penentuan kualitas dan kepuasan pelanggan (Ali,

2013).

Tabel 2.1 Tingkat Kepuasan Konsumen

Apabila Konsumen

a. Kinerja > Harapan Sangat Puas

b. Kinerja = Harapan Puas

c. Kinerja < Harapan Kecewa

Sumber: Ali, 2013

E. Kualitas Produk

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen

untuk diperhaikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar

sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.

Sedngkan kualitas, orang sulit mendefinisikan kualitas secara tepat. Kualitas

itu sendiri sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau

(7)

Menurut Kotler dan Keller (2009) kualitas produk merupakan

kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk

keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan

reparasi produk juga atribut produk lainnya. Sedangkan menurut Tjiptono

(2008) terdapat delapan dimensi kualitas produk, yaitu sebagai berikut: kinerja

(Performance), features, kehandalan, conformance, durability, kemampuan

pelayanan, estetika dan kualitas yang dipersepsikan (Perceived quality).

Salah satu yang mempengaruhi pengambilan keputusan seseorang

adalah produk itu sendiri. Menurut Kotler dan Keller (2009) produk adalah

elemen kunci dalam penawaran pasar. Pemimpin pasar biasanya menawarkan

produk dan jasa bermutu tinggi yang memberikan nilai pelanggan yang

unggul. Perusahaan menciptakan kepuasan dan nilai bagi pelanggan secara

konsisten dan secara menguntungkan memenuhi kebutuhan dan keinginan

konsumen akan kualitas. Saat ini kualitas sudah menjadi sebuah keharusan

untuk perusahaan agar dapat bersaing, karena perusahaan yang mempunyai

kualitas lah yang akan berhasil di pasarnya.

F. Harga

Menurut Kotler dan Keller (2009) harga adalah satu elemen bauran

pemasaran yang menghasilkan biaya. Harga juga dapat dikatakan sebagai

jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh suatu produk

(8)

harga, periode pembayaran dan persyaratan kredit. Harga bukan hanya

angka-angka yang tertera dilabel suatu kemasan atau rak toko, tapi harga mempunyai

banyak bentuk dan melaksanakan banyak fungsi. Mungkin harga adalah

elemen termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan, fitur produk,

saluran dan bahkan komunikasi membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga

mengkomunikasikan positioning nilai yang dimaksudkan dari produk atau

merekperusahaan ke pasar. Produk yang dirancang dan dipasarkan dengan baik

dapat dijual dengan harga tinggi dan menghasilkan laba yang besar.

Menurut Tjiptono (2008) harga bisa diungkapkan dengan berbagai

istilah, misalnya iuran, tarif sewa, bunga, premium, komisi, gaji, honorium,

SPP, dan sebagainya. Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan

moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang

ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang

atau jasa.

Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan

keputusan para pembeli yaitu (Tjiptono, 2008) :

1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para

pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang

diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian dengan adanya

harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara

(9)

membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian

memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.

2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam “mendidik”

konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama

bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk

menilai faktor produksi atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang

sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang

tinggi.

Dari definisi tersebut menjelaskan bahwa harga adalah unsur penting

dalam sebuah perusahaan diaman dengan adanya harga maka perusahaan akan

mendapatkan income bagi keberlangsungan perusahaan. Selain itu, harga juga

merupakan alat yang nantinya dijadikan proses pertukaran terhadap suatu

produk atau jasa oleh konsumen.

G. Lokasi

Salah satu variabel atau faktor dari pemasaran jasa yaitu saluran

distribusi atau lokasi tak luput pula memberikan andil salam kesuksesan suatu

perusahaan retail. Karena harus diakui bahwa konsumen atau calon

konsumen akan sangat terbantu sekali apabila ketika mereka mengininkan

suatu produk atau jasa maka mereka mengininkan untuk sesegera mungkin

menikmati produk atau jasa tersebut.

(10)

untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia pada konsumen

sasaran. Distrubusi memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu

perusahaan guna memastikan produknya. Hal ini dikarenakan tujuan dari

distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan

diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat.

Lokasi dapat menentukan kesuksesan suatu produk atau jasa yang

ditawarkan karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial. Lokasi yang

mudah dijangkau oleh konsumen akan memberikan kesan positif bagi

konsumen, saalah dalam memilih lokasi maka dapat mengakibatkan kerugian

bagi perusahaan (Tjiptono, 2008).

Terdapat tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu

(Lupiyoadi, 2013):

1. Konsumen mendatangi pemberi produk atau jasa (perusahaan); apabila

keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan

sebaiknya memilih tempat yang dekat dengan konsumen sehingga mudah

dijangkau dan (harus) strategis.

2. Pemberi produk atau jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini, lokasi

tidak terlalu penting, tetapi harus diperhatikan adalah penyampaian produk

atau jasa harus tetap berkualitas.

3. Pemberi produk atau jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung:

berarti penyedia produk atau jasa dan konsumen berinteraksi melalui

(11)

menjadi sangat tidak penting selama komunikasi di antara kedua pihak

dapat terlaksana.

H. Promosi

Kegiatan promosi dalam perusahaan merupakan bagian terpenting

disamping variabel lainnya seperti produk, harga, dan saluran distribusi.

Suatu produk tidak akan berguna jika tidak disampaikan kepada konsumen.

Promosi merupakan variabel pemasaran yang diciptakan untuk

memperkenalkan produk perusahaan kepada konsumen dipasar sasaran. Oleh

karena itu, promosi merupakan bentuk komunikasi awal antara perusahaan

dan konsumen serta sebagai salah satu media untuk memperkenalkan produk

kepada konsumen agar mengetahui akan keberadaan produk perusahaan

tersebut.

Dalam mengelola suatu sistem komunikasi pemasaran memerlukan

suatu rancangan strategi dan program-program penjualan yang efektif dan

efisien. Promosi penjualan merupakan unsur kunci dalam kampanye

perusahaan dan promosi yang paling baik adalah promosi yang dilakukan

oleh pelanggan yang puas. Dengan demikian, promosi perlu ditangani secara

cermat karena masalahnya bukan hanya menyangkut pada bagaimana

berkomunikasi dengan pelanggan akan tetapi juga menyangkut seberapa

besar biaya yang dikeluarkan untuk biaya ini yang tentunya harus disesuaikan

(12)

Promosi merupakan salah satu variabel di dalam marketing mix yang

sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran produk atau

jasanya. Menurut Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa promosi

adalah berbagai cara untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan

konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang suatu produk atau

brand yang dijual.

Di sisi yang lain menurut Tjiptono (2008) promosi penjualan adalah

bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat

diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan meningkatkan

jumlah barang yang dibeli pelanggan. Promosi penjualan terdiri dari

serangkaian teknik yang digunakan untuk mencapai sasaran-sasaran

pemasaran dengan menggunakan biaya yang efisien dengan memberikan nilai

pada produk kepada para perantara maupun pemakai langsung, biasanya tidak

dibatasi oleh jangka waktu tertentu.

Sedangkan pengertian promosi menurut Alma (2011) adalah sejenis

komunikasi yang memberi penjelasan dan meyakinkan calon konsumen

mengenai barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh perhatian,

mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen. Promosi

merupakan alat komunikasi dan penyampaian pesan bersifat memberitahukan,

membujuk, mengingatkan kembali kepada konsumen, para perantara atau

(13)

I. Loyalitas Pelanggan

1. Pengertian Loyalitas Pelanggan

Loyalitas pelanggan merupakan reaksi atau akibat dari terciptanya

kepuasan pelanggan sebagai implementasi dari keberhasilan pelayanan

yang berkualitas dalam memenuhi harapan pelanggan. Pelanggan yang

loyal adalah mereka yang antusiasme terhadap merek atau prouk yang

digunakannya. Pelanggan yang loyal kepada keputusan pembeliannya

tidak lagi mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengauh dalam

penentuan pilihan seperti tingkat harga, jarak, kualitas, dan atribut lainnya,

karena telah tertanam dalam dirinya bahwa produk atau jasa yang dibeli

sesuai dengan harapn dan mampu memenuhi kebutuhan.

Menurut Kotler dan Keller (2009) loyalitas adalah komitmen yang

dipegang secara mendalam ununk membeli atau mendukung kembali

produk atau jasa yang disukai di masa depan meski pengaruh situasi usaha

pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan beralih. Loyalitas

pelanggan sangat penting artinya bagi perusahaan yang menjaga

kelangsungan maupun kelangsungan kegiatan usahanya.

Menurut Griffin (2009) loyalitas adalah seorang konsumen dikatakan

setia atau loyal apabila konsumen menunjukan perilaku pembelian secara

teratur atau terdapat suatu konsisi dimana mewajibkan konsuen membeli

(14)

Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik benang merah, bahwa

salah satu ciri loyalitas pelanggan adalah adanya pembelian ulang secara

konsisten.

2. Karakteristik Loyalitas Pelanggan

Loyalitas pelanggan merupakan ukuran yang dapat diandalkan untuk

memprediksikan pertumbuhan penjualan dan juga loyalitas pelanggan

dapat didefinisikan berdasarkan perilaku pembelian yang konsisten

(Griffin, 2009).

Menurut Griffin (2009) ada empat karakteristik loyalitas pelanggan yaitu :

a. Melakukan pembelian berulang secara teratur

Pelanggan melakukan pembelian secara continue pada suatu produk

tertentu. Contoh: pecinta Harley Davidson akan membeli motor Harley

baru jika ada model Harley Davidson yang terbaru, bahkan tidak hanya

membeli tetapi mereka juga mengeluarkan uang tambahan untuk

mengubahnya sesuai dengan keinginan mereka.

b. Membeli antar lini produk atau jasa

Pelanggan tidak hanya membeli jasa atau produk utama tetapi

pelanggan juga membeli lini produk dan jasa dari perusahaan yang

sama. Contoh: pembeli tidak hanya membeli motor Harley Davidson

saja, tetapi mereka juga membeli aksesoris dari Harley Davidson untuk

(15)

c. Mereferensikan kepada orang lain

Pelanggan melakukan komunikasi dari mulut ke mulut berkenaan

dengan produk tersebut. Contoh: seorang pelanggan Harley Davidson

yang sudah lama memakai motor tersebut, menceritakan kehebatan dan

keunggulan dari motor tersebut, kemudian setelah itu temanya tertarik

untuk membeli motor Harley Davidson karena mendengar cerita

tersebut.

d. Menunjukan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing

Pelanggan menolak untuk menggunakan produk atau jasa alternatif

yang ditawarkan oleh pesaing. Contoh: pria pencinta motor Harley

Davidson menolak untuk menggunakan motor lain, bahkan mereka

cenderung menolak untuk mengetahui ada jenis-jenis motor lainnya.

3. Jenis-Jenis Loyalitas Pelanggan

Menurut Griffin (2009) ada empat jenis loyalitas pelanggan yaitu :

a. Tidak ada kesetiaan (No Loyalty)

Untuk berbagai alasan yang berbeda ada pelanggan yang tidak

mengembangkan suatu kesetiaan terhadap produk atau jasa tertentu.

Tingkat keterikatan (attachment) dengan repeat patronage yang rendah

menunjukkan absennya suatu kesetiaan.

b. Kesetiaan yang tidak aktif (Inertia Loyalty)

Suatu tingkat keterikatan yang rendah dengan pembelian ulang yang

(16)

sikap ini biasanya membeli berdasarkan kebiasaan dasar yang

digunakan untuk pembelian produk atau jasa biasanya biasanya karena

sudah terbiasa atau karena faktor kemudahan situasional.

c. Kesetiaan tersembunyi (Laten Loyalty)

Laten loyalty adalah suatu pelanggan yang mempunyai keterikatan yang

relatif tinggi yang disertai dengan tingkat pembelian ulang yang rendah.

Pelanggan yang memiliki sifat ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor

situasional daripada faktor sikapnya.

d. Kesetiaan yang menguntungkan (Premium Loyalty)

Premium loyalty merupakan kesetiaan yang terjadi bilamana suatu

tingkat keterikatan yang tinggi berjalan selaras dengan aktivitas

pembelian kembali. Kesetiaan jenis inilah yang sangat diharapkan dari

setiap pelanggan dalam setiap jenis usaha. Pada tingkat preference yang

tinggi maka orang-orang akan bangga bilamana menemukan dan

menggunakan produk atau jasa tersebut dan dengan senang hati

membagi pengetahuan dari pengalaman mereka kepada teman dan

keluarganya.

4. Tahapan Loyalitas Pelanggan

Menurut Griffin (2009) proses seseorang pelanggan atau calon

pelanggan untuk menjadi pelanggan yang loyal terbentuk melalui beberapa

(17)

setiap kebutuhan tersebut, perusahaan mempunyai peluang besar untuk

mengubah pelanggan atau calon pelanggan menjadi pelanggan yang loyal.

Menurut Griffin (2009) ada tujuh tahap pertumbuhan seseorang menjadi

pelanggan yang loyal, yaitu:

a. Tersangka

Orang yang mungkin akan membeli produk atau jasa perusahaan. Kita

menyebutnya tersangka karena kita percaya atau menyangka mereka

akan membeli, tetapi masih belum cukup yakin.

b. Prospek

Merupakan orang yang membutuhkan produk atau jasa tertentu dan

memiliki kemampuan untuk membelinya. Meskipun prospek belum

melakukan pembelian dari perusahaan, tetapi mereka telah mendengar

tentang keberadaan perusahaan, membaca tentang perusahaan atau ada

yang merekomendasikan perusahaan kepadanya. Prospek mungkin

mengetahui siapa kita, dimana kita dan apa yang kita jual, tetapi mereka

belum membeli dari perusahaan.

c. Seseorang (pelanggan) yang didiskualifikasi

Merupakan prospek yang sudah cukup perusahaan pelajari untuk

mengetahui bahwa mereka tidak membutuhkan, atau tidak memiliki

(18)

d. Seseorang (pelanggan) yang pertama kali

Merupakan orang yang telah membeli dari perusahaan satu kali. Orang

tersebut bisa jadi merupakan pelangan perusahaan sekaligus pelanggan

pesaing perusahaan.

e. Seseorang (pelanggan) yang melakukan pembelian berulang

Pelanggan berulang adalah orang-orang yang telah membeli dari

perusahaan dua kali atau lebih. Mereka mungkin telah membeli produk

yang sama dua kali atau membeli dua prodik atau jasa yang berbeda

pada dua kesempatan sama atau lebih.

f. Mitra (client)

Seorang mitra membeli semua yang perusahaan jual dan dapat

digunakan. Mitra membeli secara teratur. Perusahaan memiliki

hubungan yang kuat dan berlanjut dan menjadikannya kebal terhadap

pesaing.

g. Penganjur

Sama seperti mitra, penganjur membeli apapun yang perusahaan jual

yang bisa ia gunakan dan membelinya secara teratur. Tetapi seseorang

penganjur akan berusaha mencari orang lain untuk membeli dari

perusahaan. Seseorang penganjur membicarakan perusahaan, melalukan

perusahaan untuk perusahaan dan membawa pelangan kepada

(19)

5. Meningkatkan Loyalitas Pelanggan

Menurut Kotler dan Keller (2009) terdapat 3 cara yang dapat

digunakan perusahaan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan, yaitu:

a. Berinteraksi dengan pelanggan

Mendengarkan pelanggann merupakan hal penting dalam CRM. Tetapi

mendengarkan hanyalah sebagian dari cerita penting pula untuk

menjadi advokat pelanggan dan sebisa mungkin memandang masalah

dari sisi pelanggan, memahami sudut pandang mereka.

b. Mengembangkan program loyalitas

Program loyalitas yang dapat ditawarkan perusahaan adalah program

frekuensi dan program keanggotaan klub. Program frekuensi dirancang

untuk memberikan penghargaan kepada pelanggan yang sering

membeli dan dalam jumlah besar. Sedangkan program keanggotaan

klub bisa terbuka bagi semua orang atau terbatas bagi konsumen yang

berminat atau yang bersedia membayar sejumlah iuran kenaggotaan.

c. Mempersonalisasikan pemasaran

Personil perusahaan dapat menciptakan ikatan yang kuat dengan

pelanggan melalui pengindividuan dan personalisasi hubungan. Intinya,

perusahaan yang cerdas mengubah pelanggan mereka menjadi klien.

Perusahaan menggunakan email, situs web, pusat panggilan, database

dan piranti lunak database untuk mengembangkan kontak berkelanjutan

(20)

J. Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Pengarang Judul Hasil

1. Tjan, Sylvia

(2015)

The Impact of Marketing

Mix on Customer Loyalty

Toward Plaza Indonesia

Shopping Center

variabel produk (0,002), place

(0,00) promotion (0,001), dan

physical evidence (0,001) secara

parsial berpengaruh terhadap

loyalitas pelanggan. Sedangkan

variabel price (0,657), people

(0,260), dan process (0,429)

secara parsial tidak berpengaruh

terhadap loyalitas pelanggan.

2. Sukamto,

Raymond dan

Lumintan,

Daniel. B

(2015)

The Impact of Marketing

Mix towards Customer

Loyalty Mediated by

Customer Satisfaction of

Blackberry Indonesia

Variabel bauran permasaran

secara simultan memberikan

pengaruh yang signifikan

terhadap loyalitas pelanggan

yang dimediasi oleh kepuasan

pelanggan (0,000 < 0,05).

Namun, hanya satu elemen dari

marketing mix dimana product

tidak signifikan terhadap

loyalitas pelanggan Blackberry

Indonesia (0,099 > 0,05).

3. Samuel,

Hatane (2006)

Ekspektasi Pelanggan dan

Aplikasi Bauran Pemasaran

terhadap Loyalitas

Pelanggan Toko Moderen

dengan Kepuasan Pelanggan

Variabel ekspektasi pelanggan

dan aplikasi bauran pemasaran

secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan

(21)

sebagai Intervening Studi

Kasus pada Hypermart

Carrefour di Surabaya

pelanggan. Secara parsial

variabel ekspektasi pelanggan

tidak berpengaruh terhadap

kepuasan pelanggan dan

loyalitas pelanggan sedangkan

variabel bauran pemasaran

berpengaruh terhadap kepuasan

pelanggan dan loyalitas

pelanggan.

4. Utami, Novita

Dian (2015)

Pengaruh Kualitas Produk,

Pelayanan, Harga dan

Lokasi Terhadap Loyalitas

dengan Kepuasan Pelanggan

sebagai Variabel

Intervening

Variabel kualitas produk

berpengaruh terhadap loyalitas

(0,048<0,05). Variabel kualitas

pelayanan berpengaruh terhadap

loyalitas (0,001<0,05). Variabel

harga berpengaruh terhadap

loyalitas (0,020<0,05). Variabel

lokasi berpengaruh terhadap

loyalitas (0,000<0,05).

5. Maskur M,

Qomariyah N,

dan Nursaidah

(2016)

Analisis Pengaruh Kualitas

Pelayanan, Harga dan

Kepuasan Pelanggan

terhadap Loyalitas

Pelanggan (Studi Kasus

pada Bengkel Mobil

Larasati Lumajang

Variabel Kualitas Pelayanan

(0,043) dan kepuasan Pelanggan

(0,003) berpengaruh terhadap

loyalitas pelanggan. Sedangkan

harga (0,071) tidak berpengaruh

signifikan terhadap loyalitas

pelanggan.

6. Selang,

Christian A.D

(2013)

Bauran Pemasaran

(Marketing Mix)

Pengaruhnya terhadap

Loyalitas Konsumen pada

Variabel produk (0,023<0,05)

dan harga (0,042<0,05) secara

parsial berpengaruh signifikan

(22)

Fresh Mart Buhu Mall

Manado

sedangkan promosi (0,634<0,05)

dan tempat (0,568<0,05) tidak

berpengaruh signifikan terhadap

loyalitas konsumen.

K. Kerangka Pemikiran

1. Hubungan Ekspektasiterhadap Loyalitas Pelanggan

Harapan pelanggan merupakan apa yang diinginkan atau

diharapkan pelanggan untuk ada disuatu tempat perbelanjaan, terutama

saat sedang berbelanja. Harapan pelanggan memiliki sifat yang tidak tetap

atau dapat berubah-ubah mengikuti perkembangan teknologi, sosial

budaya dan ekonomi. Apa yang diharapkan pelanggan saat ini, belum tentu

akan sama dengan masa lalu aau masa yang akan datang (Samuel, 2006).

Kinerja produk yang rendah, kemungkinan hasilnya bukan

ketidakpuasan, konsumen tidak merasa kecewa dan tidak melakukan

komplain, tetapi sangat mungkin konsumen mencari alternatif produk atau

penyedia jasa yang lebih baik bila kebutuhan atau masalah yang sama

muncul kembali. Harapan atas kinerja produk berlaku sebagai standar

perbandinga terhadap kinerja aktual produk (Ali, 2013).

Salah satu strategi yang efektif dalam mengatasi hal ini adalah

dengan terus meningkatkan apa yang diharapkan atau di inginkan oleh

(23)

konsumen akan loyat terhadap produk atau jasa yang ditawarkan oleh

perusahaan.

Menurut penelitian yang dilakukan Semuel (2006) bahwa variabel

ekspektasi pelanggan secara simultan berpengaruh secara positif terhadap

loyalitas pelanggan namun secara parsial variabel ekspektasi pelanggan

berpengaruh secara negatif terhadap loyalitas pelanggan.

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan untuk

penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari ekspektasi pelanggan terhadap loyalitas pelanggan.

2. Hubungan Kualitas Produkterhadap Loyalitas Pelanggan

Kualitas produk yang tinggi menyebabkan perusahaan dapat

mengurangi tingkat kesalahan atau mengurangi pemborosan terhadap

produk. Suatu produk yang memiliki kualitas adalah produk yang dapat

memenuhi kebutuhan dan keinginan sesuai harapan konsumen bahkan

dapat melebihi apa yang diharapkan oleh konsumen. Loyalitas pelanggan

merupakan aset berharga bagi perusahaan, agar perusahaan dapat

memenangkan persaingan maka perusahaan tersebut harus meningkatkan

loyalitas pelanggan dan menjalin hubungan mesra dengan pelanggan.

Salah satu strategi yang efektif dalam mengatasi hal ini adalah kualitas

(24)

mempengaruhi konsumen dalam memilih produk maupun jasa. Menurut

Kotler dan Keller (2009) produk adalah elemen kunci dalam penawaran

pasar. Pemimpin pasar biasanya menawarkan produk dan jasa bermutu

tinggi yang memberikan nilai pelanggan yang unggul. Perusahaan

menciptakan kepuasan dan nilai bagi pelanggan secara konsisten dan secara

menguntungkan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen akan

kualitas. Saat ini kualitas sudah menjadi sebuah keharusan untuk perusahaan

agar dapat bersaing, karena perusahaan yang mempunyai kualitas lah yang

akan berhasil di pasarnya.

Menurut penelitian yang dilakukan Tjan (2015) yaitu 0,002<0,05,

Utami (2015) yaitu 0,048<0,05 dan Selang (2013) yaitu 0,023<0,05

menyumpulkan bahwa variabel kualitas produk berpengaruh signifikan

terhadap loyalitas pelanggan.

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan untuk penelitian

ini adalah sebagai berikut :

H2 : Secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari kualitas produk terhadap loyalitas pelanggan.

3. Hubungan Hargaterhadap Loyalitas Peanggan

Menurut Kotler dan Keller (2009) Harga adalah satu elemen bauran

pemasaran yang menghasilkan biaya. Harga juga dapat dikatakan sebagai

(25)

produk atau jasa. Harga memiliki indikator seperti daftar harga, diskon,

potongan harga, periode pembayaran dan persyaratan kredit. Harga bukan

hanya angka-angka yang tertera dilabel suatu kemasan atau rak toko, tapi

harga mempunyai banyak bentuk dan melaksanakan banyak fungsi.

Mungkin harga adalah elemen termudah dalam program pemasaran untuk

disesuaikan, fitur produk, saluran dan bahkan komunikasi membutuhkan

lebih banyak waktu. Harga juga mengkomunikasikan positioning nilai

yang dimaksudkan dari produk atau merekperusahaan ke pasar. Produk

yang dirancang dan dipasarkan dengan baik dapat dijual dengan harga

tinggi dan menghasilkan laba yang besar.

Suatu perusahaan harus menetapkan harga sesuai dengan nilai yang

diberikan dan dipahami pelanggan, jika harganya ternyata lebih tinggi

daripada nilai yang diterima, perusahaan tersebut akan kehilangan

kemungkinan untuk memetik laba namun jika harganya terlalu rendah dari

pada nilai yang diterima, perusahaan tersebut tidak akan berhasil menuai

kemungkinan memperoleh laba.

Menurut penelitian yang dilakukan Sukamto, Raymond dan Lumintan,

Daniel B (2015) yaitu 0,000<0,05, Utami (2015) yaitu 0,020<0,05 dan

Selang (2013) yaitu 0,042<0,05 menyumpulkan bahwa variabel harga

(26)

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan untuk penelitian

ini adalah sebagai berikut :

H3 : Secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari harga terhadap loyalitas pelanggan.

4. Hubungan Lokasiterhadap Loyalitas Pelanggan

Menurut Lupiyoadi (2013) lokasi merupakan keputusan yang dibuat

perusahaan berkaitan dengan dimana operasi dan stafnya akan

ditempatkan. Lokasi menentukan kesuksesan suatu jasa karena erat

kaitannya dengan pasar potensial. Salah memilih lokasi perusahaan akan

mengakibatkan kerugian bagi perusahaan (Tjiptono, 2008). Fleksibilitas

sebuah lokasi merupakan ukuran sejauh mana sebuah produk atau jasa

mampu bereaksi terhadap situasi perekonomian yang berubah. Keputusan

pemilihan lokasi berkaitan dengan komitmen jangka panjang terhadap

aspek-aspek yang sifatnya kapital intensif, karena itu penyedia jasa harus

mempertimbangkan, menyeleksi dan memilih lokasi yang responsif

terhadap kemungkinan perubahan ekonomi, demografis, budaya,

persaingan dan peraturan di masa mendatang.

Menurut penelitian yang dilakukan Tjan (2015) yaitu 0,000<0,05,

Sukamto, Raymond dan Lumintan, Daniel B (2015) yaitu 0,003<0,05 dan

Utami (2015) yaitu 0,000<0,05 menyumpulkan bahwa variabel lokasi

(27)

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan untuk penelitian

ini adalah sebagai berikut :

H4 : Secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari harga terhadap loyalitas pelanggan.

5. Hubungan Promositerhadap Loyalitas Pelanggan

Kegiatan promosi dalam perusahaan merupakan bagian terpenting

disamping variabel lainnya seperti produk, harga, dan saluran distribusi.

Suatu produk tidak akan berguna jika tidak disampaikan kepada konsumen.

Promosi merupakan variabel pemasaran yang diciptakan untuk

memperkenalkan produk perusahaan kepada konsumen dipasar sasaran. Oleh

karena itu, promosi merupakan bentuk komunikasi awal antara perusahaan

dan konsumen serta sebagai salah satu media untuk memperkenalkan produk

kepada konsumen agar mengetahui akan keberadaan produk perusahaan

tersebut.

Dalam mengelola suatu sistem komunikasi pemasaran memerlukan

suatu rancangan strategi dan program-program penjualan yang efektif dan

efisien. Promosi penjualan merupakan unsur kunci dalam kampanye

perusahaan dan promosi yang paling baik adalah promosi yang dilakukan

oleh pelanggan yang puas. Dengan demikian, promosi perlu ditangani secara

cermat karena masalahnya bukan hanya menyangkut pada bagaimana

(28)

besar biaya yang dikeluarkan untuk biaya ini yang tentunya harus disesuaikan

pada kondisi dan kemampuan perusahan.

Menurut Alma (2011) adalah sejenis komunikasi yang memberi

penjelasan dan meyakinkan calon konsumen mengenai barang dan jasa

dengan tujuan untuk memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan

meyakinkan calon konsumen. Promosi merupakan alat komunikasi dan

penyampaian pesan bersifat memberitahukan, membujuk, mengingatkan

kembali kepada konsumen, para perantara atau kombinasi keduanya.

Pelanggan akan tertarik jika di dalam strategi promosi suatu produk

terlihat bagus dan terlihat menarik. Oleh karena itu, jika suatu produk

mempunyai nilai tambah dalam mempromosikan barang maka konsumen

akan meningkatkan kepuasan kepada konsumen sehingga pada akhirnya

akan meningkatkan loyalitas pelanggan secara bertahap.

Menurut penelitian yang dilakukan Tjan (2015) yaitu 0,001<0,05 dan

Sukamto, Raymond dan Lumintan, Daniel B (2015) yaitu 0,000<0,05

menyumpulkan bahwa variabel promosi berpengaruh signifikan terhadap

loyalitas pelanggan.

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan untuk penelitian

ini adalah sebagai berikut :

(29)

Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dijelaskan dalam gambar 2.1

dibawah ini.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

L. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1 : Secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari ekspektasi

pelanggan terhadap loyalitas pelanggan.

H2 : Secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari kualitas produk

terhadap loyalitas pelanggan.

H3 : Secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari harga terhadap

loyalitas pelanggan

H3

H4 H6

Loyalitas Pelanggan (Y)

Harga (X3)

Lokasi (X4) Kualitas Produk

(X2)

Ekspektasi Pelanggan (X1)

H2 H1

Promosi

(30)

H4 : Secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari lokasi terhadap

loyalitas pelanggan.

H5 : Secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari promosi terhadap

loyalitas pelanggan.

H6 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari ekspektasi pelanggan, kualitas

produk, harga, lokasi dan promosi secara simultan terhadap loyalitas

Gambar

Tabel 2.1 Tingkat Kepuasan Konsumen
Hasil Penelitian TerdahuluTabel 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Di Kota Kendari Khususnya Kecamatan Kambu memiliki beberapa faktor penarik arus urbanisasi, salah satunya adalah Universitas Haluoleo yang menjadi satu-satunya

[r]

Berdasarkan hasil identifikasi yang menjadi akar permasalahannya adalah lemahnya kemampuan mahasiswa dalam hal mengkonstruksi suatu struktur kognitifnya menjadi jaringan konsep

Hal ini berbeda pada estimator yang dihasilkan menggunakan metode regresi kuantil tersensor yang menghasilkan estimator yang memiliki kecenderungan semakin besar

Berdasarkan latar belakang tersebut, pada Tugas Akhir ini penulis menggunakan metode Rapid Automatic Keyphrase Extraction (RAKE) untuk ekstraksi kata penting dan metode

Ditentukannya Kecamatan Tampan menjadi lokasi penelitian ini karena berdasarkan data yang ada dilapangan, Kecamatan Tampan merupakan salah satu Kecamatan yang banyak

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah latar belakang ketiga subjek dalam pengambilan keputusan menjadi pemain wayang orang karena mencintai kesenian

Studi ini menemukan bahwa anak yang diberikan makanan pendamping ASI pertama pada usia &lt; 6 bulan mempunyai efek protektif terhadap kejadian gizi buruk