• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Karakter Percaya Diri a. Pengertian Karakter - UPAYA MENINGKATKAN SIKAP PERCAYA DIRI DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MATERI MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA MENGGUNAKAN MODEL TEAM QUIZ BERBANTUAN MEDIA POSTER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Karakter Percaya Diri a. Pengertian Karakter - UPAYA MENINGKATKAN SIKAP PERCAYA DIRI DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MATERI MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA MENGGUNAKAN MODEL TEAM QUIZ BERBANTUAN MEDIA POSTER"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Karakter Percaya Diri

a. Pengertian Karakter

Istilah karakter yang dalam bahasa Inggris character, berasal dari istilah Yunani, character dari kata charassein yang berarti membuat tajam

atau membuat dalam. Karakter juga dapat berarti mengukir. Sifat utama ukiran adalah melekat kuat di atas benda yang di ukir. Screnko dalam Samani (2012: 42) Mendefinisikan karakter sebagai atribut atau ciri-ciri

yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri etis dan kompleksitas mental dari seseorang, suatu kelompok atau bangsa.

Karakter meliputi sikap seperti keinginan untuk melakukan hal yang terbaik, kapasitas intelektual seperti kritis dan alasan moral, perilaku seperti jujur dan bertanggungjawab, mempertahankan prinsip-prinsip moral dalam

situasi penuh ketidakadilan, kecakapan interpesonal dan emosional yang memungkinkan seseorang berinteraksi secara efektif dalam berbagai

keadaan, dan komitmen untuk berkontribusi dengan komunitas dan masyarakatnya menurut Zubaidi dalam Kurniawan (2013: 29)

Berdasarkan pengertian menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa

karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap

individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga,

(2)

individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan

tiap akibat dari keputusan yang diperbuat.

b. Pengertian Pendidikan karakter

Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas

tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga,

masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah

individu yang dapat membuat keputusan dan siap

mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusannya. Pendidikan

karakter menurut Ratna Megawangi Dalam Kesuma (2012: 5), adalah

sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan

dengan bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya.

Pendidikan karakter menurut Fakry Gaffar Dalam Kesuma (2012: 5)

adalah sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuh

kembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam

perilaku kehidupan orang itu. Dalam definisi tersebut, ada tiga ide pikiran

penting, yaitu: 1) proses transformasi nilai-nilai, 2) ditumbuh kembangkan

dalam kepribadian, dan 3) menjadi satu dalam perilaku. Pendidikan karakter

Menurut Samani (2012: 44) dapat didefinisikan sebagai pendidikan yang

mengembangkan karakter yang mulia (good character) dari peserta didik

dengan mempraktikkan dan mengajarkan nilai-nilai moral dan pengambilan

(3)

dalam hubungannya dengan Tuhannya. Pendidikan Karakter Menurut

Screnko dalam Samani (2012: 45) dapat dimaknai sebagai upaya yang

sungguh-sungguh dengan cara mana ciri kepribadian positif dikembangkan,

didorong, dan diberdayakan melalui keteladanan, kajian (sejarah, dan

biografi para bijak dan pemikir besar), serta pratik emulasi (usaha yang

maksimal untuk mewujudkan hikmah dari apa-apa yang diamati dan

dipelajari).

Berdasarkan pengertian menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa

pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik

untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati,

pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai

pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan

watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk

memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan

mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

c. Pengertian percaya diri

Hakikat percaya diri menurut Mustari (2014: 51) adalah bahwa

orang mempunyai kemampuan untuk melakukan tujuan tertentu. Percaya

diri juga merupakan keyakinan orang atas kemampuannya untuk

melaksanakan level-level pelaksanaan yang memengaruhi kejadian-kejadian

(4)

orang mempunyai kemampuan untuk memutuskan jalannya suatu tindakan

yang dituntut untuk mengurusi situasi-situasi yang dihadapi.

Percaya diri disebut-sebut sebagai konsep yang berevolusi dalam

literatur dan masyarakat sebagai rasa percaya bahwa tindakan-tindakan

seseorang mempunyai pengaruh pada lingkungan sebagai keputusan orang

atas kemampuannya berdasarkan kriteria penguasaan rasa mampu seseorang

di dalam kerangka khusus, memfokuskan kemampuan diri untuk melakukan

tugas-tugas khusus dalam hubungannya dengan tujuan dan standar.

Percaya diri itu penting dalam hubungannya dengan percaya pada

orang lain. Hanya orang yang mempunyai keyakinan pada dirinyalah yang

mampu untuk percaya pada orang lain, karena hanya dialah yang dapat

yakin bahwa dia akan tetap sama di masa yang akan datang sebagaimana dia

hari ini, yang dengan demikian, ia akan merasakan dan bertindak

sebagaimana dia sekarang harapkan.

Percaya diri menurut Desmita (2009: 206) adalah kemampuan

individu untuk dapat memahami dan meyakini seluruh potensinya agar

dapat dipergunakan dalam menghadapi penyesuaian diri dengan lingkungan

hidupnya. Orang yang pecaya diri biasanya mempunyai inisiatif, kreatif dan

optimis terhadap masa depan, mampu menyadari kelemahan dan kelebihan

diri sendiri, berpikir positif, menganggap semua permasalahan pasti ada

jalan keluarnya. Orang yang tidak percaya diri ditandai dengan sikap-sikap

yang cenderung melemahkan semangat hidupnya, seperti minder, pesimis,

(5)

Berdasarkan pengertian menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa

percaya diri adalah suatu keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri untuk

mengerjakan segala sesuatu dalam kehidupan sehari-hari guna mencapai

kesuksesan. Percaya diri itu penting dalam hubungannya dengan percaya

pada orang lain. Hanya orang yang mempunyai keyakinan pada dirinyalah

yang mampu untuk percaya pada orang lain, karena hanya dialah yang dapat

yakin bahwa dia akan tetap sama di masa yang akan datang sebagaimana dia

hari ini, yang dengan demikian, ia akan merasakan dan bertindak

sebagaimana dia sekarang harapkan. Percaya diri ini harus selalu ada,

karena dengan percaya diri itulah manusia ada, dan dengan percaya diri pula

dia bisa berprestasi.

d. Indikator Percaya Diri

Kepercayaan diri merupakan sikap individu atau peserta didik yang

yakin akan kemampuan dirinya atau mempunyai pandangan yang bersifat

positif terhadap dirinya, dengan tidak perlu membandingkan dengan orang

lain. Indikator percaya diri berdasarkan Leman (2006: 6) adalah sebagai

berikut:

1) Bersifat lebih independen, tidak terlalu tergantung orang lain

2) Mampu memikul tanggung jawab yang dibenarkan

3) Bisa menghargai diri dan usahanya sendiri

4) Tidak mudah mengalami rasa frustasi

(6)

6) Memiliki emosi yang lebih hidup, tetapi tetap stabil

7) Mudah berkomunikasi dan membantu orang lain

Berdasarkan indikator rasa percaya diri di atas dapat disimpulkan

bahwa percaya diri yang diharapkan peneliti adalah keyakinan dalam diri

peserta didik dengan kemampuan yang dimilikinya dan apa adanya konsep

diri peserta didik yang selalu berpikiran positif sehingga selalu optimis

dalam pembelajaran. Peserta didik yang yakin akan kemampuan dirinya

dalam pembelajaran akan membuat peserta didik berpikir positif dalam

belajar sehingga menjadikan peserta didik pribadi yang optimis, pantang

menyerah dan mandiri.

e. Kiat-kiat Menumbuhkan Percaya Diri

Lautser (1994: 11) ada sepuluh kiat-kiat meningkatkan percaya diri,

antara lain sebagai berikut:

1) Cari sebab-sebab merasa rendah diri. Jika sudah mengetahui sebab itu,

maka dapat dilakukan suatu perbaikan.

2) Atasi kelemahan yang dimiliki, hal yang terpenting harus memiliki

kemauan yang kuat, sehingga akan memandang perbaikan kecil sebagai

keberhasilan yang sebenarnya.

3) Mencoba mengembangkan bakat dan kemauan lebih jauh, sehingga

dapat mengadakan kompensasi bagi kelemahan yang dimiliki.

4) Bahagia dengan keberhasilan dalam suatu bidang tertentu dan jangan

(7)

5) Bebaskan diri dari pendapat orang lain. Jangan berbuat berlawanan

dengan keyakinan diri sendiri.

6) Jika tidak puas dengan pekerjaan sendiri maka kembangkan bakat

melalui hobby, sehingga akan mengobati kekecewaan dan dapat

menjaga diri dari tidak yakin atas diri sendiri.

7) Jika dituntut untuk melakukan pekerjaan atau tugas yang sulit, coba

melakukan pekerjaan atau tugas tersebut dengan rasa optimis.

8) Jangan terlalu bercita-cita, karena cita-cita yang kelewat batas tidak

baik. Makin besar cita-cita maka akan semakin sulit untuk memenuhi

tuntutan tersebut.

9) Jangan terlalu sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

10) Jangan mengambil motto yang dilakukan orang lain pasti bisa dilakukan

diri kita, karena tidak seorangpun mempunyai hasil yang sama persis.

Havighurts (Desmita, 2009) tugas perkembangan anak usia sekolah

meliputi:

1) Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan

aktifitas fisik.

2) Membina hidup sehat.

3) Belajar bergaul dan bekerja kelompok..

4) Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi

dalam masyarakat.

(8)

Sikap untuk menumbuhkan rasa percaya diri sangatlah penting

dalam tugas perkembangan pada peserta didik. Percaya diri pada seorang

anak akan muncul jika anak telah mengalami pengalaman pribadi dalam

melakukan tindakan yang memberi keberhasilan, selain itu guru juga harus

senantiasa menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta didik.

2. Belajar

a. Pengertian belajar

Pengertian psikologis menurut Slameto (2010: 2) “belajar adalah

suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya”.

Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

James O Whittaker dalam Ahmadi (2013: 126) belajar dapat didefinisikan

sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan

atau pengalaman.

Belajar menurut Muhibbin (2011: 63) adalah kegiatan yang

berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam

penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Belajar menurut

Suyono (2014: 10) adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk

memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki

perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Belajar menurut Hamalik

(2011: 27) adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

(9)

behavior through experiencing) pengertian belajar ini merupakan suatu

proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan

hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil

belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan

kelakuan.

Menurut pendapat beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari latihan dan

pengalaman yang dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja dari yang

belum bisa menjadi bisa. Belajar juga sebagai upaya mendewasakan pribadi

anak. Manusia belajar sepanjang hayat, dan belajar terjadi terus menerus.

b. Ciri-ciri belajar

Slameto (2010: 3) ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian

belajar yaitu:

1) Perubahan terjadi secara sadar

Seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu,

atau sekurang-kurangnya merasakan lebih terjadi adanya perubahan

dalam dirinya.

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinou dan fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang

berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang

terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi

(10)

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa

bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari

sebelumnya, dengan demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan

makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif

artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan

karena usaha individu sendiri.

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya

untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, kelaur air mata, bersin,

menangis, dan sebagainya, tidak dapat digolongkan sebagai perubahan

dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat

menetap dan permanen. Tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan

menetap.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah berarti bahwa

perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.

Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-

benar disadari.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses

belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang

(11)

laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan

sebagainya.

3. Prestasi belajar

a. Pengertian prestasi belajar

Prestasi menurut Hamdani (2011: 137) adalah hasil dari suatu

kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun

kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak

melakukan kegiatan. Prestasi belajar menurut Winkel dalam Hamdani

(2011: 138) merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh

seseorang. Dengan demikian, prestasi belajar merupakan hasil maksimum

yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar

Prestasi belajar menurut Nuh (2014: 8) adalah hasil yang diperoleh

seseorang setelah menempuh kegiatan belajar, sedangkan belajar pada

hakekatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk

memenuhi kebutuhannya. Menurut Arifin (2010: 12) kata “prestasi” berasal

dari bahasa belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa indonesia

menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Istilah prestasi belajar

umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan. Prestasi belajar merupakan

suatu masalah yang bersifat perennial dalam sejarah kehidupan manusia

selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing- masing.

(12)

pembelajaran sesuai bidang dan kemampuan masing-masing serta dapat

menimbulkan rasa kepuasan tersendiri.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Hamdani (2011: 139-145) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu:

1) Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor ini

antara lain sebagai berikut: a) Kecerdasan (inteligensi)

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk

menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya kecerdasan yang normal

selalu menunjukan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi anak dalam usaha belajar. Tingkat kecerdasan sangat menentukan

tingkat keberhasilan belajar siswa. Semakin tinggi kecerdasan seorang siswa, semakin tinggi juga peluang untuk meraih prestasi yang tinggi.

b) Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis

Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh

terhadap kemampuan belajar seseorang. c) Sikap

Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal,

(13)

seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan

keyakinan.

d) Minat

Minat menurut para ahli psikologi adalah suatu kecenderungan untuk

selalu memerhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus.

Minat ini berkaitan erat dengan perasaan, terutama perasaan senang.

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa minat terjadi karena perasaan

senang pada sesuatu hal.

e) Bakat

bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk

mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang

memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai

tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.

f) Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu.

2) Faktor eksternal

a) Keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat

seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Adanya rasa aman dalam

keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.

Oleh karena itu, orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan

(14)

b) Keadaan sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat

penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena

itu, lingkungan sekolah yang baik dapat mendorongsiswa untuk

belajar giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran,

hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran, dan kurikulum.

c) Lingkungan masyarakat

Lingkungan alam sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan

pribadi anak sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih

banyak bergaul dengan lingkungan tempat ia berada. Lingkungan

membentuk kepribadian anak karena dalam pergaulan sehari-hari,

seorang anak akan selalu menyesuaikan dengan kebiasaan

lingkungannya. Apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu

lingkungan temannya yang rajin belajar, kemungkinan besar hal

tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya sehingga ia akan turut

belajar sebagaimana temannya.

c. Fungsi Prestasi Belajar

Arifin (2010: 12-13) prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi

diantaranya:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

(15)

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli

psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan dan

merupakan kebutuhan umum manusia.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong peserta

didik dalam meningkatkan ilmu dan teknologi dan berperan sebagai

umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator interen dan ekteren dari suatu intuisi

pendidikan. Idikator interen dalam arti bahwa prestasi belajar dapat

dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu intuisi pendidikan.

Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan

kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekteren dalam arti

bahwa tinggi rendahnya prestasi didik di masyarakat. Asumsinya adalah

kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta

didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama

yang harus diperhatikan, karena peserta didik diharapkan dapat menyerap

seluruh materi pelajaran.

Prestasi belajar disekolah salah satunya diukur mengguanakan tes

prestasi belajar, dari hasil tes prestasi belajar ini merupakan salah satu

informasi yang penting guna mengambil keputusan pendidikan. Tes prestasi

(16)

prinsip pengukuran yang berlaku, sehingga menjadi saran yang positif

dalam meningkatkan proses belajar mengajar.

Prinsip dasar pengukuran prestasi menurut Gronland (dalam Azwar,

2010: 18) adalah sebagai berikut:

1) Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas

sesuai dengan tujuan instruksional.

2) Tes prestasi harus mengukur suatu sempel yang repsentif dari hasil

belajar dan dari materi yang dicakup oleh program instruksional atau

pengajaran.

3) Tes prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang paling cocok guna

mengukur hasil belajar yang diinginkan.

4) Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan

penggunaan hasilnya.

5) Rebilitas tes prestasi belajar harus diusahakan setinggi mungkin dan hasil

ukurnya harus ditafsirkan dengan hati-hati.

6) Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar para anak

didik.

4. Pembelajaran Mata Pelajaran Pkn SD

a. Pengertian Mata pelajaran Pkn

Pendidikan Kewarganegaraan atau yang disingkat dengan PKn

merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai peran penting dalam

(17)

dasar (SD), SMP, SMA dan perguruan tinggi. Pendidikan Kewarganegaraan

penting karena mempunyai tugas untuk membentuk dan mengembangkan

nilai-nilai moral, karakter dan budi pekerti siswa sebagai warga negara yang

baik.

Guru dengan peran dan fungsi serta tanggung jawabnya dalam

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada setiap jenjang pendidikan

diharapkan mampu membentuk para siswa sebagai para calon warga negara

negara yang baik. Siswa diharapkan mampu memiliki sikap religius, jujur,

disiplin, dan tanggung jawab. Kemudian sadar akan hak dan kewajiban,

mencintai kebenaran dan keadilan, peka terhadap lingkungan, mandiri dan

percaya diri, sederhana, terbuka penuh pengertian terhadap kritik dan saran,

patuh dan taat terhadap peraturan, serta kreatif dan inovatif.

Penjelasan Pasal 39 Undang-Undang No 2 Tahun 1989 tentang

Sistem Pendidikan Nasional dalam Taniredja (2012: 2) bahwa Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) merupakan usaha untuk membekali peserta didik

dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan

antarwarga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara

menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.

Pendidikan kewarganegaraan menurut Tanireja (2012: 3) adalah pendidikan

demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir

kritis dan bertindak demokratis, melalui aktifitas menanamkan kesadaran

kepada generasi baru bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan

(18)

Istilah Pendidikan Kewarganegaraan menurut Rosyada (Tanireja,

2009: 3) secara substantif tidak saja mendidik generasi muda menjadi warga

Negara yang cerdas dan sadar akan hak dan kewajibannya dalam konteks

kehidupan masyarakat dan bernegara yang merupakan penekanan dalam

istilah Pendidikan Kewarganegaraan, melainkan juga membangun kesiapan

warga Negara menjadi warga dunia (global society). Dengan demikian,

orientasi Pendidikan Kewarganegaraan secara substantif lebih luas

cakupannya dari istilah Pendidikan Kewarganegaraan suatu prose yang

dilakukan oleh lembaga pendidikan ketika seseorang mempelajari orientasi,

sikap dan perilaku politik sehingga yang bersangkutan memiliki political

knowledge, awareners, attitude, political efficacy dan political

participation, serta kemampuan mengambil keputusan politik secara

rasional dan menguntungkan bagi dirinya juga bagi masyarakat dan bangsa.

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta

didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan hubungan antar

warga Negara dengan Negara serta pendidikan pendahuluan bela Negara

menjadi warga Negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara.

Jadi dapat disimpulkan PKn adalah suatu proses yang dilakukan oleh

lembaga pendidikan yang menyangkut pengalaman, kepentingan

masyarakat, pribadi dan hidup bernegara. Mata pelajaran ini mencakup

bidang politik, hukum dan moral. Ketiga cakupan tersebut berisi

ketrampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga

(19)

penguasaan atas nilai religius, norma dan moral luhur, nilai keadilan,

demokratis, toleransi, kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan

berserikat, berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas.

b. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Setiap mata pelajaran yang akan diajarkan memiliki tujuan untuk

diajarkan. Salah satunya adalah mata pelajaran pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) yang merupakan mata pelajaran yang selalu

dijumpai dari bangku Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi.

Tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No 22 Tahun 2006 adalah untuk

memberikan kompetensi-kompetensi sebagai berikut:

1) Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membantu diri

berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat indonesia agar dapat

hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi

(20)

c. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No 22 Tahun 2006 ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi

aspek-aspek sebagai berikut:

1) Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda,

Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam

pembelaan Negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik

Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan.

2) Norma, hukum dan peraturan meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga,

tata tertib disekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-

peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan

internasional.

3) Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM,

pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

4) Kebutuhan warga Negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kebebasan

mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri,

persamaan kedudukan warga Negara.

5) Konstitusi Negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-kinstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,

(21)

6) Kekuasaan dan politik meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,

pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan

sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat

madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.

7) Pancasila meliputi: kedudukan pancasila, sebagai dasar Negara dan

ideologi Negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar Negara,

pengalaman nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari pancasila

sebagai ideologi terbuka.

8) Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional,

organisasi internasional dan mengevaluasi globalisasi.

d. Materi PKn kelas V materi menghargai keputusan bersama.

Materi yang digunakan oleh peneliti tercantum pada kurikulum

KTSP sebagai berikut:

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas V

(22)

keputusan

pengertian musyawarah. 2) menjelaskan cara mengemukakan pendapat dalam

musyawarah. Peneliti mengajarkan 2 indikator dari 8 indikator materi

menghargai keputusan bersama. Siklus I pertemuan dua dengan indikator: 3)

menjelaskan cara mengambil keputusan bersama dalam musyawarah. 4)

menyebutkan bentuk-bentuk keputusan bersama. 5) menjelaskan cara

mematuhi keputusan bersama. Pada pertemuan dua peneliti mengajarkan 3

(23)

Siklus II pertemuan pertama dan kedua peneliti mengajarkan tiga

indikator yaitu: 6) menjelaskan cara melaksanakan keputusan bersama. 7)

memberi contoh pelaksanaan keputusan bersama. 8) menjelaskan manfaat

keputusan bersama.

Materi:

1) Memahami keputusan bersama

Organisasi adalah kelompok manusia yang diatur untuk

bekerjasama guna mencapai tujuan yang sama. Setiap organisasi pasti

terdapat perbedaan, misalnya perbedaan pendapat, pikiran, dan lain

sebagainya. Salah satu cara mengatasi perbedaan adalah dengan

musyawarah.

Musyawarah dilakukan untuk menetapkan keputusan bersama.

Keputusan bersama adalah keputusan yang melibatkan semua orang yang

berkepentingan. Dalam organisasi tidak dapat menyerahkan keputusan

hanya pada satu orang. Keputusan juga tidak boleh deserahkan kepada

ketua organisasi saja. Semua warga organisasi harus terlibat dalam

pengambilan keputusan.

Ada beberapa nilai dasar yang harus diperhatikan dalam

melakukan musyawarah. Beberapa nilai dasar tersebut antara lain:

a) Kebersamaan

b) Persamaan hak, kebebasan mengemukakan pendapat

c) Pengahrgaan terhadap pendapat orang lain

(24)

1) Bentuk-bentuk keputusan bersama

a) Musyawarah untuk Mufakat

Musyawarah untuk mufakat adalah bentuk pengambilan

keputusan bersama yang mengedepankan kebersamaan. Musyawarah

dilakukan dengan cara mempertemukan semua pendapat yang

berbeda-beda. Setelah semua pendapat didengar dan ditampung,

pendapat yang paling baik akan disepakati bersama.

b) Pemungutan Suara (Voting)

Voting merupakan cara kedua jika cara musyawarah untuk

mufakat gagal dilakukan. Misalnya, beberapa pendapat dianggap

sama baiknya. Atau karena beberapa pendapat dianggap tidak

menguntungkan semua pihak. Jika demikian, ditempuhlah

pemungutan suara atau voting.

c) Aklamasi

Aklamasi adalah pernyataan setuju lisan dari seluruh anggota

kelompok. Pernyataan setuju ini dilakukan untuk melahirkan

keputusan bersama. Pernyataan setuju dilakukan tanpa melalui

pemungutan suara. Aklamasi terjadi karena adanya pendapat yang

dikehendaki oleh semua anggota kelompok.

2) Menerima dan Mematuhi Keputusan Bersama

Dalam melaksanakan keputusan bersama, ada asas-asas yang

harus dijunjung tinggi. Asas-asas tersebut antara lain asas kekeluargaan

(25)

kekeluargaan perlu diutamakan. Asas kekeluargaan memandang setiap

anggota kelompok sebagai keluarga sendiri. Semua anggota diperlakukan

sama tidak pandang bulu, termasuk diantaranya adalah ketua dan

pengurus lain. Kelompok adalah ibarat sebuah keluarga, setiap anggota

harus membantu yang lain.

Dalam melaksanakan keputusan bersama, semua anggota juga

harus mengedepankan asas gotong royong. Dengan gotong royong,

putusan apapun akan mudah dilaksanakan. Tidak ada perbedaan antara

anggota dan pengurus. Semuanya harus bergotong royong untuk

mencapai tujuan bersama.

5. Pembelajaran Aktif (active learning) Model Team Quiz

a. Pengertian Pembelajaran Aktif (active learning)

Pembelajaran aktif menurut Khairrudin (2007: 208) merupakan

model pembelajaran yang lebih banyak melibatkan peserta didik dalam

mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji

dalam pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai

pengalaman yang dapat meningkatkan kompetensinya. Selain itu belajar

aktif juga memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

analisis dan sintesis serta mampu merumuskan nilai-nilai baru yang diambil

dari hasil analisis mereka sendiri. Pembelajaran ini meniscayakan adanya

minimalisasi peran guru di kelas. Guru lebih memposisikan dirinya sebagai

(26)

dengan terlebih dahulu menyampaikan tujuan dan kompetensi yang akan

dicapai dalam suatu pembelajaran. Peserta didiklah yang banyak berperan

dalam proses pembelajaran tersebut dan guru lebih banyak memberikan

arahan dan bimbingan saja.

b. Pengertian model team quiz

Quiz team merupakan model pembelajaran aktif yang dikembangkan

oleh Mel Silberman, yang mana dalam model quiz team ini siswa di bagi

menjadi tiga tim. Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab untuk

menyiapkan kuis jawaban singkat, dan tim yang lain menggunakan

waktunya untuk memeriksa catatan. Dalam model quiz team ini, diawali

dengan guru menerangkan materi secara klasikal, lalu siswa dibagi dalam

tiga kelompok besar. Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari

materi tersebut, saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan

jawaban untuk memahami mata pelajaran tersebut. Setelah selesai materi

maka diadakan suatu pertandingan akademis. Dengan adanya pertandingan

akademis ini maka terciptalah kompetisi antar kelompok, para siswa akan

senantiasa berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar dapat

memperoleh nilai yang tinggi dalam pertandingan.

Seperti yang dikemukakan Silberman (2012: 175), Team Quiz

merupakan tehnik yang dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa

atas apa yang mereka pelajari dengan cara yang menyenangkan dan tidak

(27)

model team quiz merupakan salah satu model pembelajaran bagi siswa

yang membangkitkan semangat dan pola pikir kritis, tanpa mengekang

siswa dalam proses pembelajarannya. Model team quiz bermaksud

melempar pertanyaan dari kelompok satu ke kelompok lain untuk

mengetahui jawabannya, dalam tipe quiz team ini, diawali dengan guru

menerangkan materi secara klasikal, lalu siswa dibagi kedalam tiga

kelompok besar. Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari

materi tersebut, kemudian membuat pertanyaan untuk dilemparkan ke

kelompok lain.

Berdasarkan pembahasan tentang model team quiz dapat

disimpulkan bahwa team quiz adalah model pembelajaran aktif yang mana

siswa dibagi dalam tiga kelompok besar dan semua anggota bersama-sama

mempelajari materi tersebut, mendiskusikan materi, saling memberi arahan,

saling memberikan pertanyaan dan jawaban, setelah materi selesai diadakan

suatu pertandingan akademis, dengan adanya pertandingan akademis ini

maka terciptalah kompetensi antar kelompok, para siswa akan senantiasa

berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh nilai

yang tinggi dalam pertandingan guna meningkatkan prestasi dalam belajar

siswa.

1) Keuntungan dan Kelemahan model team quiz menurut Zaini (2002).

Keuntungan model team quiz:

a) Dapat meningkatkan keseriusan

(28)

c) Mengajak siswa untuk terlibat penuh

d) Meningkatkan proses belajar

e) Membangun kreatifitas diri

f) Meraih makna belajar melalui pengalaman

g) Memfokuskan siswa sebagai subjek belajar

h) Menambah semangat dan minat belajar

Kelemahan model team quiz:

a) Memerlukan kendali yang ketat dalam mengkondisikan kelas saat

keributan terjadi

b) Hanya siswa tertentu yang dianggap pintar dalam kelompok tersebut,

yakni yang bisa menjawab kuis, karena permainan kuis merupakan

permainan yang dituntut cepat dan memberikan kesempatan diskusi

yang singkat.

c) Waktu yang diberikan sangat terbatas jika kuis dilaksanakan oleh

seluruh tim dalam satu pertemuan.

2) Prosedur model team quiz

Menurut Silberman (2012: 163) prosedur model team quiz:

a) Pilihlah topik yang bisa disajikan dalam tiga segmen

b) Bagilah siswa menjadi tiga tim

c) Jelaskan format pelajaran dan mulailah penyajian materinya. Batasi

(29)

d) Perintahkan tim A untuk menyiapkan kuis jawaban singkat. Kuis tersebut

harus sudah siap dalam tidak lebih dari 5 menit. Tim B dan C

menggunakan waktu ini untuk memeriksa catatan mereka.

e) Tim A memberi kuis kepada anggota tim B. Jika tim B tidak bisa menjawab satu pertanyaan, tim C segera menjawabnya.

f) Tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada anggota tim C dan mengulang proses tersebut.

g) Ketika kuisnya selesai, lanjutkan dengan segmen kedua dan tunjukan tim

B sebagai pemandu kuis.

h) Setelah tim B menyelesaikan kuisnya, lanjutkan dengan segmen ketiga

dan tunjukan tim C sebagai pemandu kuis.

6. Media

a. Pengertian Media

Anitah (2009: 1) kata media berasal dari bahasa Latin, yaitu

merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang

terletak di tengah (antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat. Media juga dapat diartikan sebagai perantara atau penghubung antara dua pihak,

yaitu antara sumber pesan dengan penerima pesan atau informasi. Oleh

karena itu, media pembelajaran berarti sesuatu yang mengantarkan pesan

pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan. Association

for educational communications and technology (AECT, 1997)

mendifinisikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk

(30)

Media menurut Bretz dalam Anitah (2009: 1) adalah sesuatu yang

terletak di tengah-tengah, jadi suatu perantara yang menghubungkan semua

pihak yang membutuhkan terjadinya suatu hubungan, dan membedakan

antara media komunikasi dan alat bantu komunikasi. Perbedaannya adalah

bahwa yang pertama merupakan sesuatu yang berkemampuan untuk

menyajikan keseluruhan informasi dan menggerakkan saling tindak antara

pebelajar dengan subjek yang dipelajari, sedangkan yang keduasemata-

mata adalah penunjang pada penyajian yang dilakukan oleh guru.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

memberikan kejelasan dan memperlancar jalannya proses belajar mengajar,

serta dapat mengaktifkan komunikasi interaksi antara guru dengan siswa

dan memberikan informasi dari suatu sumber atau pengirim kepada

penerimanya sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan minat serta

perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar yang efektif

terjadi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa media pembelajaran wahana

penyalur atau wadah pesan pembelajaran. Media pembelajaran mempunyai

peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Disamping

dapat menarik perhatian siswa, media pembelajaran juga dapat

menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam setiap pembelajaran.

Dalam pembelajaran di sekolah, guru dapat menciptakan suasana belajar

yang sangat menarik dengan menggunankan media pembelajaran yang

(31)

1) Media Grafis

Media Grafis menurut Sadiman (2012: 28) termasuk media

visual. Sebagaimana halnya media yang lain media grafis berfungsi

untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang

dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan

dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-simbol

tersebut perlu di pahami benar artinya agar proses penyampaian pesan

dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum tersebut, secara khusus

grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide,

mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat

dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.

Selain sederhana dan mudah pembuatannya media grafis

termasuk media yang relatif murah ditinjau dari segi biayanya.

2) Poster

Poster menurut Anitah (2009: 4) “merupakan suatu gambar yang

mengombinasikan unsur-unsur visual seperti garis, gambar dan kata-

kata, yang bermaksud menarik perhatian serta mengkomunikasikan

pesan secara singkat”. Poster salah satu media yang terdiri dari lambang

kata atau simbol yang sangat sederhana dan pada umumnya

mengandung anjuran atau larangan, Poster dapat diartikan plakat yang

dipasang di tempat umum (berupa pengumuman atau iklan).

Berdasarkan pengertian di atas dapat dsimpulkan bahwa

(32)

untuk menyampaikan informasi, pesan, saran ide dan lain sebagainya

atau karya seni yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas

berukuran besar.

Karakteristik poster menurut Ahmad Rohani (1997: 76-77)

antara lain:

1) Berupa suatu lukisan/gambar

2) Menyampaikan suatu pesan, atau ide tertentu

3) Memberikan kesan yang luas atau menarik perhatian

4) Menangkap penglihatan dengan seksama terhadap orang-orang

yang melihatnya

5) Menarik dan memusatkan perhatian orang yang melihatnya

6) Menggunakan ide dan maksud melalui fakta yang tampak

7) Merangsang orang yang melihat untuk ingin melaksanakan maksud

poster

8) Berani, langsung, dinamis dan menimbulkan kejutan

9) Ilustrasi tidak perlu banyak, menarik dan mudah dimengerti

10) Teks ringkas, jelas dan bermakna

11) Ilustrasi dan tulisan harus ada keseimbangan

12) Dalam rangka visual, kata dan lukisan harus membawa ide tertentu

13) Dapat dibaca dalam waktu yang singkat

14) Warna dan gambar harus kontras dengan warna dasar

15) Sederhana tetapi mempunyai daya tarik dan daya guna yang

(33)

Ada 5 fungsi poster untuk media pembelajaran, yaitu:

1) Sebagai bahan untuk mengembangkan ide dan kreativitas

2) Sebagai bahan pelajaran untuk suatu topik atau masalah tertentu

3) Sebagai alat membangkitkan motivasi

4) Sebagai petunjuk untuk dikerjakan siswa

5) Sebagai alat pendidikan preventif

Dari penjelasan diatas peneliti berpendapat bahwa proses

pembelajaran menggunakan media poster sangat efektif karena pesan

yang ada di gambar poster sangat singkat dan jelas sehingga

memudahkan atau mendukung kegiatan proses pembelajaran materi

menghargai keputusan bersama.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan judul Model Pembelajaran Team Quiz

Berbantuan Media Gambar Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar IPS siswa kelas

V SD Gugus IV Kecamatan Kuta Utara Tahun Pelajaran 2013/2014. Dengan

peneliti Ni Putu Sukma Srijayanti, I Gede Meter, I wayan Darsana. Penelitian ini

merupakan salah satu bentuk penelitian eksperimen semu dengan rancangan

nonequivalent control group design. Setelah diuji cobakan cukup baik untuk

mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Team Quiz berbantuan

media gambar dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada

(34)

menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran Team Quiz berbantuan media gambar lebih tinggi daripada rata-rata

hasil belajar IPS yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional (80,53 >

68,13).

Penelitian yang saya lakukan berbeda dengan penelitian yang sudah

dilakukan Ni Putu Sukma Srijayanti, I Gede Meter, I wayan Darsana. Saya

menggunakan model team quiz atau kuis tim yang telah saya modifikasi sendiri

berdasarkan pertimbangan dari kelemahan-kelemahan model team quiz, saya

mengkolaborasikan model team quiz dengan media poster untuk meningkatkan

sikap percaya diri dan prestasi belajar PKn siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri

Ajibarang Kulon didalamnya berisi bagaimana menghargai keputusan bersama,

tentu saja disini ada perbedaan walaupun sama-sama menggunakan model

(35)

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dari penelitian ini adalah:

Kondisi Awal

Tindakan

Kondisi

Berdasarkan gambar kerangka berpikir guru menyajikan pelajaran PKn

kepada siswa melalui kegiatan belajar mengajar melalui model Team Quiz

menggunakan media poster. Penerapan model dan media pembelajaran ini

menuntut siswa untuk aktif dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Sehingga

hasil pembelajarannya nanti akan dievaluasi dalam bentuk soal. Hasil evaluasi

pembelajaran tersebut akan terlihat bagaimana peningkatan sikap percaya diri

siswa dan prestasi belajar siswa pada materi menghargai keputusan bersama.

Tercapainya sikap percaya diri dan prestasi belajar siswa yang baik adalah tujuan

(36)

dengan materi menghargai keputusan bersama diharapkan dapat menumbuhkan

sikap percaya diri siswa dan prestasi belajar siswa.

D. Hipotesis Tindakan

Penelitian ini, diharapkan dapat meningkatkan percaya diri dan prestasi

belajar siswa. Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian yang relevan dapat

dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:

“Melalui Model Team Quiz Siswa Kelas V SD Negeri Ajibarang Kulon

dapat meningkatkan sikap percaya diri dan Prestasi Belajar PKn materi

Gambar

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas V
gambar poster sangat singkat dan jelas sehingga
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Demi kepentingan Ilmu Pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Karya Ilmiah saya yang berjudul “Analisis Sikap dan Norma Subyektif dalam

Melalui uji sitotoksisitas ini dapat diketahui bahwa ekstrak kloroform daun pacar air mempunyai efek sitotoksik terhadap kultur sel SiHa maupun sel Vero dengan LC 50 sebesar

Bidang: Keagamaan (Termasuk TPA) (Total JKEM bidangini minimal 1.200

PENGARUH MEDAN MAGNET LUAR PADA LAPISAN Dari Gambar 5 dan 6 terlihat dengan jelas menunjukkan bahwa nilai jenuh GMR adalah sama pada saat medan magnet B = ± 5 gauss, keadaan

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kegiatan peningkatan sistem pengendalian keselamatan reaktor dapat di implementasikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan peningkatan keselamatan

Fenomena pergeseran penelusuran pustaka ini dapat dilihat dari perbandingan antara data statistik pengunjung yang langsung datang secara fisik ke perpustakaan dengan data

Sebagai model dalam verifikasi dengan program THAL, digunakan data teras PLTN jenis PWR dengan daya listrik terbangkit sekitar 1000 MWe (PWR kelas 1000), yaitu PWR generasi II

A. Hal ini dapat diketahui dari data nilai ulangan harian, dalam ulangan harian yang diikuti oleh 31 peserta didik tersebut, sebagian besar nilai peserta didik