• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAH ULUAN A. LATAR BELAK ANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAH ULUAN A. LATAR BELAK ANG"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAH ULUAN

A. LATAR BELAK ANG

M edia m em iliki peran yang sangat penting bagi kehidupan m anusia. Dalam m asyarakat m odern saat ini tidak bisa dim ungkiri bahwa m edia m enjadi bagian penting dalam m asyarakat. Bahkan di dalam setiap aspek kehidupan m anusia terdapat m edia di da lam nya. Secara sederhana bisa dikataka n m asyaraka t saat ini tidak bisa dilepa skan dari m edia, ham pir di setiap rum ah bisa ditem ukan televisi, radio, surat kabar dan m ajalah. M edia te lah m enjadi sum ber utam a ba gi m asyarakat Indone sia untuk m encari hiburan dan inform asi, baik inform asi pendidika n, penge tahuan um um , anim o yang sedang berkem bang di te ngah m asyarakat sam pai dengan pe ngetahuan agam a dapat dim unculkan di m edia.

Agam a di m edia seba gai sa lah satu dari unsur kehidupan yang dianggap penting oleh m asyarakat tentu sudah m eram bah ke dunia m edia. Tidak hanya keinginan dari m edia saja untuk m enghadirka n konten agam a di m edia, nam un tuntutan m asyarakat juga m enjadi fak tor hadirnya agam a di m edia Indonesia. Beberapa berita m engenai agam a di m edia berlalu-la lang m em berikan inform asi dem i inform asi yang dibutuhkan oleh m asyarakat.

Kem unculan konte n agam a di m edia pada awalnya hanya berupa berita atau liputan kegiatan agam a di Indone sia. Banyak koran dan m ajalah yang m eliput upacara keagam aan untuk dikonsum si publik. Seiring de ngan berjala n waktu, m edia televisi yang pada awalnya hanya m enyerta kan adzan m aghrib di televisi, siaran siram an rohani m inggu pagi, atau beberapa berita m engenai upacara keagam aan m ulai bergeser. Pergeseran ini seperti diadakan satu program agam a khusus yang m em ang disiapka n untuk ditonton m asyarakat di televisi, m eskipun tidak hanya terjadi di m edia televisi saja.B eberapa m edia lain juga m enyuguhkan satu program khusus yang dirancang dengan ba sis agam a. Sebut saja radio yang m ulai m em buat satu program interaktif tentang a gam a, atau sebua h m ajalah yang m em buat satu rubrik khusus m engena i agam a. Awalnya m edia hanya m engulas

(2)

2 sedikit m enge nai agam a. Lam bat la un perubahan agam a di dalam m edia m ulai ketara.

M edia m em ang sem akin gencar m em bahas agam a saat m em asuki bulan ram adhan. Seperti televisi yang m enyuguhka n sine tron Islam i, atau m ajalah dan tabloid yang m em bahas cara m e ngguna kan jilba b, m enu buka puasa, dan sebagainya. Pada awalnya m edia hanya ge ncar m em bahas agam a saat m em asuki peristiwa agam a tertentu. Akhirnya pada tahun 2006 ke biasaan m edia kem ba li bergeser denga n m edia yang tetap m em pertaha nkan nuansa dan konten islam m eskipun sudah m elewa ti bula n ram adhan. Hal ini dilihat dari berkem bangnya program agam a di tahun 2006 hingga saat ini apabila dibandingkan de ngan program -program di m edia beberapa tahun sebelum nya. Peneliti sebelum nya m elakukan pengam atan ke beberapa m edia da n konten yang disajika n dalam beberapa tahun sebelum tahun 2006 dan sesudahnya. Beberapa stasiun te levisi di Indonesia bahkan ditem ukanm enyajikan sinetron religi untuk dikonsum si m eskipun telah m elewati bula n ram adhan.

Bukan hanya berhenti di beberapa konte n khusus ya ng disiapkan ole h m edia untuk m em bahas agam a, saat ini bahkan sudah banyak m edia yang t erbangun dengan positioning yang jela s seba gai m edia berbasis a gam a. Agam a telah m em asuki berbagai perangkat m edia, seperti televisi, radio, m ajalah, koran dan tabloid. Hal ini m enjadi klasifikasi yang je las m em bedakan bahwa m edia tersebut hanya m em bahas konten beragam a dibandingkan dengan m edia um um la innya. Peneliti m enem ukan beberapa contoh m aja lah yang m em posisika n dirinya se bagai m ajalah agam a Islam . Beberapa m ajalah seperti Qonitah, Um m i, Sakinah, M uslim ah, N urani, M odis, da n m asih banyak la innya. Tid a k tertinggal radio juga m em iliki stasiun yang bera sa skan agam a Islam . M edia radio seperti Radio M uslim Yogya, Al-Im an, dan sebagainya. Selain itu beberapa film religi Indonesiayang m asuk ke bioskop Indonesia, seperti Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, dan m asih banya k lagi film Indone sia bertem a religi yang m endapat rating tinggi da n diputar di bioskop di Indonesia.

Nam un je las bahwa a ntara sa tu m edia de ngan m edia lain m em iliki karakteristik ya ng berbeda-beda. Seperti contohnya m edia televisi yang m em iliki

(3)

3 kelebihan m em berikan gerak visual da n m em berikan suara. Dam pak dari m edia televisi tentu akan berbeda denga n m edia radio yang hanya m enyiarka n suara saja sehingga pe ndengar harus berim ajinasi denga n inform asi yang m ereka da patkan. Kedua m edia tadi juga tentu berbeda dengan m edia m ajalah, yang m enyam paikan inform asi m elalui visual, tidak m enam pilkan dengan suara, hanya saja m em iliki keuntungan untuk da pat diba wa kem ana -m ana dan lebih praktis jika dibandingan radio dan televisi. Hal ini juga yang akan m enarik penelitian ini ke arah perbandingan antara satu m edia dengan m edia lain yang m em iliki karakteristik yang berbeda-beda satu dengan lainnya.

Bersam aan dengan m unculnya konte n agam a di berbaga i m edia di Indonesia dan hal-hal ya ng terkait dengan hukum Islam yang m ulai ba nyak m endapa tkan perhatian untuk penaya ngannya tidak terkecuali dengan hal-ha l yang m enya ngkut m asalah hala l da n haram . Sensitifitas konsum en di Indonesia m enge nai halal dan haram nya produk awalnya tidak se hebat seperti sekarang. Pada tahun 2006 m asalah haram dan halal m ula i diangka t ke perm ukaan. Ha l ini seperti m araknya penjua lan produk ya ng terindikasi m enga ndung daging babi ata u turunannya. Investigasi yang dila kukan kem udia n m enem ukan bahwa daging yang dijual di pasaran ternyata m em ang banyak yang m engandung da ging babi. Gabungan dari beberapa aparat m enyelidiki peredaran daging cele ng ya ng disebut sebagai daging sapi m uda di Jakarta. Investiga si kem udian dila kukan secara besar -besaran dalam tahun ini. Penem uan ayam tire n, pem buatan bakso m enggunaka n daging babi, penjua lan m ie ayam yang diganti dengan daging tikus banyak terungkap pada tahun 2006.

M enilik ke perkem banga n isu hala l dan haram di m asyarakat Indonesia, sejak terbukti tahun 2006 banyak da ging tidak hala l yang beredar di an tara konsum en, m asyarakat m ula i m eningka tkan kewaspadaan terhadap bahan pangan yang m ereka beli di pasaran. T idak berhenti ke bahan panga n sa ja, pada tahun 2011 isu halal dan haram suatu produk bergeser kepada produk lain yakni kosm etik dan m akanan-m akanan di dalam kem asan. Seiring dengan perkem bangan m asuknya konte n agam a ke dalam laga sinetron di Indone sia, pada saat yang berdekatan juga m uncul nam a wardah, kosm etik ya ng m em iliki identitas sebaga i kosm etik halal

(4)

4 dan am an. W ardah sebenarnya berdiri suda h se jak tahun 1995, da n te lah lam a m em iliki sertifikat hala l dari M UI, nam un m eledaknya produk W ardah dan m ulai dikena l secara lua s produk ini se jak ta hun 2011. Secara tidak langsung ha l ini bertepatan dengan m unculnya sinetron religi di Indonesia.

Fanatism e labe l hala l m asyarakat Indonesia juga m enguat sejak tahun 2011. Beberapa kasus yang terbukti seperti m ie instan Shin Ram yun Noodle Soup juga m encuat di m edia m engenai ada yang tertera label halal di kem asannya serta ada beberapa produk ya ng di kem asannya tidak m encantum kan label halal.

Sebelum nya m asyarakat selam a bertahun-tahun m enggunakan suatu produk tanpa m em perm asalahkan halal atau haram produk terse but. Nam un se iring waktu banyak pihak yang m ulai m em perm asalahkan halal terse but. Kita tidak bisa secar a naif m engata kan ba hwa m om entum tersebut tidak berhubungan, yang m enja di pertanyaan apakah kem udian kese tiaan atau fanatism e terhadap labe l halal tersebut bersam aan dengan m om entum agam a di m edia.

Sikap terhadap label hala l m enjadi penting karena m eskipun negara Indonesia m em ilikipenduduk yang m ayoritas m em eluk a gam a Islam , hal ini m enim bulkan kenyam anan dan kebia saan m asyarakat untuk m engonsum si suatu produk di Indonesia tanpa m erasa was-was. Bisa dika takan de ngan kebiasaan m asyarakat di Indonesia yang dikelilingi penduduk de ngan sesam a pem eluk Islam , m ereka m erasa nyam an dan am an karena lingkungan m asyarakat terbiasa m enyediakan m akanan atau m inum an yang hala l untuk dijual bebas. Nam un hal ini tidak bertahan dem ikia n secara terus m enerus. Dam pak dari glob alisasi kem udian m enghadirka n banyaknya produk dari luar negeri ya ng m asuk ke Indonesia. Kerap kali produk yang m asuk ke Indonesia belum m em iliki labelisasi halal, nam un suda h diperdagangkan secara bebas. Hal ini yang kem udian m enja di m asalah tenta ng ba gaim ana kebia saan m asyarakat m uslim di Indone sia dalam m engonsum si karena rasa am an yang sudah terbia sa dikelilingi de ngan produk halal, nam un kem udia n produk dari berbagai ne gara tetangga m ula i m asuk dan diperjual belikan denga n bebas.

Rasa keingintahuan pene liti dim ulai ketika m elihat bahwa agam a dan m edia sebenarnya tidak berhubunga n langsung, nam un kepentingan dari dua aspek ini

(5)

5 yang akhirnya menyatukan mereka pada satu hal yakni „audiens‟. Agama m em iliki sasaran dakwa h yang sam a dengan sa saran m edia m encari keuntungan. Kedua hal ini m enarik m inat peneliti untuk m encar i tahu bagaim ana m edia yang m arak m enyajikan konten agam a m am pu m em bentuk sika p perem puan m uslim ah pada produk berlabel hala l.

B. RUM USAN M AS ALAH

Rum usan m asalah di dalam penilitian ini akan d iturunkan berda sar pada latar belakang m asalah di atas. Peneliti ingin m enge tahu i lebih lanjut tentang pengaruh ketiga m edia denga n karakteristik berbeda-beda yang m enga ngkat aspek agam a dalam m em engaruhi sikap perem puan m uslim ah di Indonesia akan produk berlabel halal. Oleh karena itu, pertanyaan yang akan dirum uska n m enjadi rum usan m asalah adalah:

Bagaim ana pengaruh konte n religi yang ditam pilkan di te levisi, m ajalah, dan radio terhadap sikap perem puan m uslim ah pada produk berlabel hala l?

C. TUJUAN PENELIT IAN

1. M elihat adakah pengaruh yang terjadi dari konten religi di televisi, m ajalah, dan radio yang diakses perem puan m uslim ah kepada pem ilihan produk berlabel hala l.

2. M engetahui daya kekua tan dari m asing-m asing m edia televisi, m ajalah, dan radio kepada perubahan sikap audie ns.

3. Jika terdapat korelasinya, m aka akan sejauh m ana korelasi tersebut m em pengaruhi sikap perem puan m uslim ah akan produk berla bel halal.

(6)

6 D. M ANFA AT PENELITIAN

Penelitia n ini diharapka n m am pu m em berikan m anfaat yang signifikan, seperti: a. M am pu m em berikan penge tahuan m engenai efek m edia terh adap

perubahan sikap audiens.

b. Penelitia n ini diharapkan m am pu m em berikan sum ba ngan ilm iah, pem ikiran, ide, serta sarana untuk m em aham i efek m edia dalam cakupan perilaku konsum en.

c. Diharapkan m am pu digunakan untuk m erancang kom unikasi pem asaran yang sesua i dengan ke pentingan suatu produsen.

E. O BJEK PENELITIAN

Penelitia n ini bertujuan untuk m enge tahui adaka h pe ngaruh yang terjadi dari kebiasaan berm edia konte n reli gi seseorang terhadap attitude m ereka akan produk berlabel halal. Peneliti m enem ukan bahwa dari setiap m edia de ngan konten agam a, penonton atau penikm at khalayak m edianya didom inasi oleh perem puan. Seperti m edia televisi yang m enyediakan sinetron religi di Indonesia, penikm at terbanyak sinetron adalah perem puan Indonesia dengan usia 30a n. Kem udian acara interaktif agam a, terbukti yang m enjadi penonton di da lam studio te levisi sebagian besar adalah ibu-ibu berjilbab. M ajalah denga n konten dan basis agam a didom inasi dengan m aja lah perem pua n Islam . Ham pir 80% dari m ajalah Islam adalah bertujuan untuk m enyasar pem baca perem puan m uslim . Selain itu di dalam acara interaktif radio, kebanyakan penelpon ata u yang m em beri respon terhadap pem bicara lebih banyak perem puan dibandingkan dengan laki-la ki.

Hal-hal tersebut kem udian m em persem pit penelitia n kepada objek pene litian adalah perem puan. U sia objek dibata si dise suaika n dengan jum lah usia terba nyak yang m engonsum si m edia tersebut. M edia televisi ba nyak dikonsum si ibu rum ah tangga. M ayoritas pe nonton dialog/da kwah religi adalah perem puan usia 30an dari kelas sosial ekonom i ata s (penge luaran di atas Rp 2.000.000, -) (Nielsen, 2011). Sedangkan sinetron religi dim inati ole h perem puan usia 30an de ngan golongan ekonom i m enengah ke bawah. Kem udian penikm at m aja lah ba nyak

(7)

7 dikonsum si oleh perem puan berusia 25-35 tahun. Radio dinikm ati perem puan dalam rentang usia 20-39 ta hun (Nie lsen, 2011).

Berdasar kepada hal-ha l di atas, pe neliti a kan m engkerucutka n objek penelitian adala h perem puan m uslim ah, dengan rentang usia 20-39 tahun, status ekonom i tidak diba tasi. Produk yang m enjadi pilihan objek penelitian juga dibata si kepada produk pangan, dan kosm etik. Bata san pe nelitian didasari oleh banyaknya kontroversi yang m uncul di te ngah m asyarakat m engenai produk tersebut. Peneliti sebelum nya telah m elakukan pengam atan terhadap artikel-artikel m engenai produk ha lal dan haram di Indone sia. Dari seluruh artikel hala l dan haram di Indone sia yang peneliti baca, m akanan m enem pati urutan tertinggi yang m engalam i kontroversi di Indonesia. Dilanjutkan kem udian kosm etik yang dibahas bergantian di artikel-artikel halal da n haram . Berdasar kepada banya knya kontroversi ya ng terjadi, peneliti m em batasi produk pangan dan kosm etik.

Penelitia n ini akan dilakuka n di Kota Yogyakarta kepa da perem puan m uslim ah yang berdom isili di K ota Y ogya karta, yang tersebar di 14 kecam atan yakni G ondokusum an, Jetis, Danurejan, Tegalrejo, Gedongtenge n, W irobrajan, Ngam pila n, M antrijeron, Kraton, Gondom anan, Pakualam an, M ergangsan, Um bulharjo, dan Kota Gede.

F. K ERANG K A TEO RI 1. Teori Pengaruh M edia

Efek m edia ata u pengaruh dari efek m edia ya ng dikonsum si oleh kha layak yakni perubahan perilaku m anusia se telah diterpa pesa n m edia m assa. M enurut Donald F. Robert (Schram m dan Roberts: 1907), karena fokusnya pada pesan, m aka efek haruslah berkaitan dengan pesan yang disam paikan m edia m assa tersebut. Efek m edia juga diartikan seba gai dam pak dari ke hadiran sosial yang dim iliki m edia, yang m enye babkan perubaha n pengetahua n, sikap dan tingkah laku m anusia akiba t terpaan m edia. Sem akin be rkem bangnya teknologi m edia m assa dalam m enyam paikan inform asi dan hiburan, m aka m anusia tak akan pernah bisa lepa s dari pengaruh m edia m assa tersebut.

(8)

8 M edia sendiri bisa dikata kan a dalah sebuah organisa si terstruktur yang m enjadi pe nyalur bagi inform asi khalayak. M edia m em iliki peran penting dalam pem bentukan m asyarakat serta perubaha n sikap yang terjadi di m asyaraka t se perti yang sudah diba has di atas, bahwa sangat m ungkin pada saat m edia m em berikan inform asi m engena i sebuah opini, m asyarakat ikut m elihat dan m enilai kebenaran dari opini terse but. M edia m em iliki kekuata n untuk m em engaruhi apa yang m enjadi pikiran khalayak, serta a pa yang ditam pilkan oleh m edia m aka akan m em bentuk struktur atau gam baran di benak m asyarakat yang kem udian m em engaruhi pola berpikir dan pada akhirnya juga akan m em engaruhi sikap dan pola m ereka dalam m enghadapi sua tu perm asalahan atau suatu pendapat.

Kekuatan m edia dibuktikan dengan terjadinya perang antara Am erika Serikat dengan S panyol pada tahun 1898, m erupa kan kejadia n yang d idorong oleh koran yang diterbitkan W illiam Randolph Hearst. Koran tersebut m em beritakan tengge lam nya kapal perang Am erika Serikat bernam a Maine, di Ha vana Harbor m erupakan ula h tentara Spanyol de ngan sangat besar da n terkesa n berlebihan, sehingga perang tida k dapat dihindarka n. Selanjutnya baru dike tahui bahwa tengge lam nya kapal tersebut tidak dia kiba tkan oleh tentara Spanyol. Dari contoh di ata s dapa t dilihat bagaim ana besarnya kekua tan m edia untuk kem udian m endorong sebuah perubahan be sar yang terja di di pikiran m anusia. Dengan m enim bulka n dam pak yang sanga t be sar juga, m aka itu m edia dianggap se perti jarum suntik, yakni m edia m em iliki kekua tan untuk kem udian m elunc urkan inform asi dengan kecepatan tinggi, yang kem udian akan tersebar dan diterim a bulat-bula t inform asi ya ng disam paikan tanpa pertim bangan dan m am pu m erubah pikira n dan sikap seseorang.

Kem udian teori la in a dalah teori agenda se tting, yang diperkenalka n oleh M cCom bs dan DL Shaw. Asum si teori ini a dalah ba hwa jika m edia m em beri tekanan pada suatu peristiwa, m aka m edia itu aka n m em engaruhi kha layak untuk m enganggapnya penting. Jadi apa yang dianggap penting oleh m edia, m aka penting juga bagi m asyarakat. Dalam hal ini m edia dia sum sikan m em iliki efek yang sangat kua t, terutam a karena asusm si ini be rkaitan dnegn proses perubahan sikap dan pendapat. Beradasarkan kepada teori di atas, bisa dikatakan bahwa

(9)

9 m edia m em ang m em iliki pengaruh ya ng be sar kepada khalayak, baik untuk perubahan sikap m aupun untuk proses m ereka m encari inform asi yang disesuaikan dengan kebutuha n m ereka. Penelitian ini bertujuan untuk m elihat bagaim ana kem udian pengaruh pesa n yang disam paikan oleh m edia kem udian diterim a oleh khalayak da n m em engaruhi perubaha n sika p pada dirinya.

Salah satu te ori kom unikasi m assa dalam m edia adalah hy podermic theory atau biasa yang disebut dengan teori jarum su ntik seperti di atas. Artinya m edia m assa m em punyai kekuatan penuh dalam m enyam paikan inform asi. Apa pun pesan ya ng disiarkan ole h m edia bisa dengan sendirinya dapa t m em pengaruhi khalayaknya. Teori ini m enyatakan bahwa efek-efek m erupa kan reaksi spesifik terhadap stim uli ya ng spesifik pula. Jika seseorang m enerapkan teori ini dapat m engharapkan da n m em prediksika n hubungan ya ng de kat antara pesan m edia dan reaksi khalaya k.

M odel jarum suntik pada dasarnya adalah aliran sa tu tahap (one step flow), yaitu m edia m assa langsung kepa da khalayak sebaga i m ass audiance. M odel ini m engasum sikan m edia m assa secara langsung, cepat, dan m em punyai efek yang am at kuat atas m ass audiance. M edia m assa ini sepadan dengan teori S tim ulus-Response (S-R) yang m ekanistis dan sering digunakan pada pe nelitian psikologi antara tahun 1930 dan 1940. Teori S -R m engajarkan, setiap stim ulus akan m enghasilkan respons secara spontan da n otom atis seperti gerak refleks. Seperti bila tangan kita terkena percikan api (S) m aka secara spontan, otom atis dan reflektif kita akan m enye ntakka n tangan kita (R) sebagai tangga pan yang berupa gerakkan m enghindar. Tanggapan di dalam contoh tersebut sangat m ekanistis dan otom atis, tanpa m enunggu perintah dari otak.

Teori stim ulus-respon m erupakan teori yang diadaptasi dari ilm u psikologi. Teori ini ditem uka n ole h Dollard da n M iller yang m enga nggap bahwa, sua tu kebiasaan m em iliki ikatan antara stim ulus denga n respon rela tif stabil dan bertahan lam a dalam kepribadian. Peragaan yang digunakan di dalam teori ini seperti M enurut te ori stim ulus re spon ini efek yang ditim bulka n adalah reaksi khusus terhadap stim lulus khusus sehingga dapa t m engharapka n dan

(10)

10 m em perkirakan suatu peruba han kesesuaian antara pesa n da n reaksi yang diterim a. Jadi unsur dalam m odel ini adalah S (stim ulus) dan R (respon).

Kem udian untuk m engkaji pengaruh pesan pada khalayak, diperlukan lebih banyak variabel, antara lain jenis inform asi ya ng diikuti dari m edia, frekuensi dan intensitas m engikuti inform asi tersebut, dan juga varia bel-variabe l internal khalayak sendiri seperti, tingkat pendidikan dan wawa san, jenis kelam in, tingkat usia, da n ke lom pok sosial lainnya. Teori ini, sebagaim ana diuraikan Denis M cQuail dan Sven W indahl (Comm unication Models: F or the Study of Mass Communications, 1981: 42) m engandaikan keterlibata n tiga elem en, yakni (1) stim ulus atau rangsangan dalam wujud pesan-pe san a tau inform asi; (2) organism e yang tidak lain m erupaka n kha layak yang berkedudukan sebaga i pener im a pesa n; dan (3) respons yang m erupakan efek yang dipastikan m uncul se bagaim ana yang dikehendaki oleh pem beri pesan.

Ringkasnya a dalah khalaya k ya ng diberla kuka n laya knya organism e biologis akan m enyajikan tanggapan yang pasti se suai dengan rangsangan ya ng disem burkan ole h sum ber ya ng m em berikan inform asi. Jalinan stim ulus -respons (S-R) pun dengan sendirinya akan tertata dengan rapi. M edia m assa sebagai salah satu bagia n yang tidak terpisahka n di m asyarakat telah m em berikan pengaruh yang be gitu signifika n di m asyarakat. Berbagai bentuk tayangan di m edia m assa m am pu m enam pilkan realita sosial di m asyarakat. M asyarakat begitu m udah percaya dengan apa yang ditam pilkan di m edia m assa.

Hal ini kem udian berka itan dengan penelitian ini, yakni m enila i apakah teor i kom unikasi kla sik bisa di a plikasikan di dalam kasus perem puan m uslim ah dan m edia akan preferensi produk berla bel hala l . Istilah m odel jarum hipoderm ik dalam kom unika si m assa diartika n seba gai m edia m assa ya ng dapat m enim bulkan efek yang kuat, la ngsung, terarah,dan segera. Efek yang segera dan langsung itu sejalan denga n pengertia n Stim ulus-Respon yang m ulai dikenal sejak pene litian dalam psikologi tahun 1930-an.

Dalam prose s perubahan, sika p bisa saja berubah a pabila m endapa tkan stim ulus yang m em ang berpengaruh sehingga m em buat respon yang berpengaruh terhadap stim ulus. M engutip dari penda pat H ovland, Janis dan Kelley yang

(11)

11 m enyatakan ba hwa dalam m enerim a respon terdapat tiga variabel penting yakni: perhatian, pengertian, dan penerim aan.

Stim ulus yang diterim a bisa saja diterim a a tau ditolak. B isa juga stim ulus yang diterim a berpengaruh be sar atau bahkan tidak berpengaruh sam a sekali. Teori ini yang akan m enjadi salah satu teori penguat dalam penelitian ini. Teori ini yang nantinya m enjadi landasan apa kah perem puan m uslim di Indonesia akan m em berikan respon yang terhitung positif dari stim ulus m edia ya ng m enerpa perem puan m uslim . Stim ulus akan berpengaruh apabila terdapa t perhatian dari objek stim ulus.

(Hovland, 1953) di dalam buku Patricia A lexander m en gataka n bahwa perubahan perilaku pada hake katnya sam a dengan proses bela jar. Proses perubahan perilaku terse but m enggam barkan prose s bela jar pada individu yang terdiri dari:

 Stim ulus yang diberikan kepada orga nism e dapat diterim a atau ditolak. Apabilastim u lus tersebut tidak diterim a atau ditolak berarti stim ulus itu tidak efektif di dalam m em pengaruhi perhatian individu, dan berhenti di sini. Tetapi bila stim ulus diterim a oleh organism e berarti ada perha tian dari individu dan stim ulus tersebut efektif.

 Apabila stim ulus telah m endapa tkan perha tian dari organism e dan diterim a m aka ia m engerti stim ulusinidan dilanjutkan ke pada proses berikutnya.

 Kem udian organism e m engolah stim ulus tersebut sehingga terja di kesediaan untuk bertindak dem i stim ulus yang telah diterim anya

 Akhirnya de ngan dukungan fasilita s serta dorongan dari lingkungan, m aka stim ulus terse but m em punyai efek tindakan dari individu tersebut dan terja di peruba han perilaku

Teori ini m engatakan bahwa perilaku dapa t berubah ha nya jika stim ulus atau rangsangan yang diberikan m em ang berpengaruh besar terhada p organism e. Nantinya di titik akhir penelitian akan dilihat bagaim ana perem puan m uslim m enanggapi ata u bereaksi. Sehingga ha sil akhir pene litian akan berke sim pulan

(12)

12 kepada apakah stim ulus konten m edia tersebut m em ang begitu besar. Penelitian ini akan m enggunakan ke biasaan berm edia perem puan m uslim ah kepada ketiga m edia televisi, m ajalah, dan radio sebagai stim ulus yang diangga p sebagai pem bentuk perubahan sikap perem puan m uslim akan produk berla bel hal al.

2. Televisi, M ajalah, dan Radio

Perilaku berm edia bisa didefinisikan sebagai kebia saan yang dim iliki oleh individu dalam m engakse s m edia sehari-hari. Dapat dikata kan bahwa setiap individu m em iliki kebiasaan untuk m enga kses se buah m edia seja k dim ulai hari hingga berakhirnya hari tersebut. M edia yang di akses ole h individu bisa berm acam -m acam bergantung kepada pola hidup dan kebiasaan yang dim iliki oleh m asing-m asing indvidu.

Kebiasaan m asing-m asing individu bisa dipengaruhi oleh ke tertarikan m ereka akan m asing-m asing m edia yang m ereka akses. Karena karakteristiknya yang berbeda-beda antara m edia satu dengan m edia lainnya, m aka sa ngat m ungkin efek yang diterim a oleh khalayak dari m asing-m asing m edia a kan berbeda pula. M edia m assa yang telah m engalam i perkem bangan be gitu pe sat juga m am pu m em bentuk opini publik m elalui ta yangan yang disa jika nnya, seperti berita m isalnya. Televisi sebagai salah satu m edia m assa yang paling besar m em berikan pengaruh m erupakan m edia yang paling banyak dikonsum si oleh m asyarakat.

Televisi di era reform asi saat ini tidak ha nya berfungsi se bagai m edia penyam pai pesan saja, te tapi juga berfungsi se bagai penarik m inat m assa untuk m eraup dukungan da lam segala hal. Sebagai m edia kom unika si m assa ya ng penuh dengan tayanga n-tayanga n audio visual, bukan tida k m ungkin te levisi m enja di pusat perhatian. M engapa orang m em perhatika n m edia m assa? Satu kem ungkinan jawabannya ialah karena m ereka berusaha m enam bah khazanah pengeta huan (inform asi) dan atau m em peroleh bim bingan (opini). (Nim m o, 2000 : 172).

Letak kekuatan m edia m assa, te levisi khususnya, yaitu m em iliki konsep audio visua l yang m am pu m enam pilkan realita sosia l di m asyarakat. Kede katan fenom ena yang ditam pilkan oleh m asyarakat inilah yang m enjadikan te levisi sebagai penyebar inform asi denga n fungsi persuasi yang pa ling besar. Beberapa

(13)

13 kalangan yang m em iliki kekuasaan aka n m enja dikan m edia m assa sebagai alat untuk m endapa tkan dukungan di ra nah perpolitikan. Sebagaim ana tela h diketahui bahwa di era reform asi saat ini, kepem ilikan m edia m erup akan salah satu cara untuk m endapatkan ke kuasaan, karena m edia m assa m erupakan alat yang ut am a dalam m em bentuk sikap.

M edia denga n sem ua sum ber daya dan kekuata n ya ng a da, tidak terkecuali, lebih sering m engukuhkan a tau m em buat kepercayaan, sikap, nilai da n opini khalayak menjadi kuat. (Ardiyanto, 2007 : 20)Televisi terkadang „menjauhkan‟ m anusia dalam interaksinya sebaga i m akhluk sosial. Di saat m anusia tak m am pu lagi bersahaba t dengan m asyarakatnya, televisi justru m am pu m enjadi m edium yang paling tepat u ntuk m em bentuk opini dan m em bangkitkan sentim ent m asyarakat. (Bungin, 2008 : 61).

Perilaku berm edia atau bisa juga dika tegorikan seba gai aktivitas yang dilakukan khalayak dalam berm edia. Seperti yang sudah dibahas se belum nya, yakni m enurut Ja y G. B lum ler (1979) m enawarkan beberapa saran jenis aktivitas khalayak yang da pat dilakuka n oleh konsum en m edia. term asuk di dalam nya adalah kegunaan, kesengajaan, dan selektivitas. Pertam a, m edia m em iliki kegunaan bagi orang, dan dapa t m enem patka n m edia pada kegunaan t erse but. Istila h ini disebut kegunaan (utility). Orang m endengarkan radio di m obil untuk m endapatkan inform asi lalu linta s. M ereka m em baca m ajalah m ode untuk m engetahui inform asi terbaru. Ke sengajaan (intentionality) terjadi ketika m otiva si orang m enentukan konsum si m ereka akan isi m edia. ketika orang ingin dihibur, m ereka m enonton kom edi. Ketika m ereka ingin m endapatka n inform asi, m ereka akan m encari suatu berita. Jenis ketiga dari aktivitas khalayak yakni istilah selektivitas (selectivity), yaitu ba hwa khala yak m enggunakan m edia dapat m erefleksikan ketertarika n dan preferensi m ereka , m enyata kan bahwa kha layak m em bentuk pem aham an m ereka sendiri dari isi dan ba hwa m akna m em engaruhi apa yang m ereka pikirkan dan lakuka n. Sebagai contoh beberapa ora ng m em beli produk berdasarkan kualitas dan nilai daripa da berdasarkan ke pada kam panye periklana n.

(14)

14 Perkem bangan m edia saat ini dirasakan sudah banya k didom inasi oleh m edia yang m enyasar perem puan sebagai target audie nce. Hal ini kem udian bersam aan dengan m edia yang m enyertakan konten agam a di dalam nya. Kem udian perkem bangan m edia dan agam a berlanjut kepada ba nyak m edia yang m ulai m enyasar perem puan m uslim ah sebagai targe t utam a. Hal ini dibuktikan de ngan banyak m edia yang m enem patkan diri sebagai m edia perem puan beride n titas Islam . Seperti contohnya beberapa m aja lah Islam m enya sar perem puan se bagai pem baca utam a. Sebut saja m ajalah Um m i, Qonitah, Annida, Asysyariah, Islam ia, serta m asih banyak lagi m ajalah agam a Islam lain yang m enyasar perem puan sebagai target pem baca. Bahkan sebagian besar m ajalah Islam di Indonesia m em iliki target utam a perem puan sebagai pem bacanya. M ajalah m em iliki karakteristik se bagai m edia yang ringka s untuk dibawa kem anapun. M eskipun m em berikan inform asi ya ng tidak bisa selalu di upda te dalam beb erapa jam seperti radio da n te levisi, karena m aja lah harus m ela lui proses m encetak, kem udian penyebaran, baru kem udian sam pa i ke tangan kha layak.

Nam un ringkasnya dan kem udahan m em bawa m ajalah kem anapun juga m enjadi nila i lebih untuk m asyarakat. Karena pad a waktu luang dan se dang bepergian, apabila tidak ada yang sedang dilakukan, m aka m ereka akan mem baca inform asi yang m enarik di m ajala h, yang tidak perlu m encari listrik atau sinyal seperti tele visi dan radio. Karena itu konten ya ng berada di m ajalah de nga n konte n religi bisa saja m enjadi m enarik dan m udah diakses oleh perem puan m uslim ah dengan efek yang berbeda dari televisi dan radio. Hal ini kem udian ditem uka n oleh peneliti tidak ha nya sekedar di m ajalah dengan ba sis agam a, m ajalah perem puan yang bersifa t um um dan sudah dike nal oleh m asyarakat luas juga m ulai m enyertakan rubric agam a. Seperti m ajalah bintang, tabloid Nova, Aura, dan m asih banyak lagi m ajalah ya ng tidak beridentitaskan a gam a tapi tetap m enyertakan agam a Islam di salah satu rubiknya.

M edia yang m ula i m enyasar perem puan m uslim sebagai target audience tidak hanya sam pai ke pada m ajalah. Televisi dan radio juga m em iliki banyak andil m enyediakan konte n agam a Islam di dalam program nya. Di televisi se perti program m am ah dedeh yang banyak diikuti o leh Ibu-ibu pe ngajian. Hal ini

(15)

15 dibuktikan dengan banyaknya pem irsa di studio tele visi didom inasi oleh ibu -ibu pengajian. Selain itu acara interaktif di te levisi. Banyak seka li interaktif m engenai agam a Islam yang kem udian m endapa tkan respon langsung dari i bu-ibu atau rem aja perem puan.

Radio juga turut serta m enya sar perem puan sebagai target utam a untuk konten agam a yang disam paikan di m edia. Peneliti telah m ela kukan pengam atan ke beberapa sta siun radio di Yogyakarta, prese ntase yang m em berikan tanggapan terhadap da kwah ulam a di radio lebih ba nyak perem puan. Begitu juga yang bertanya secara langsung ke pada ustad di radio, lebih banyak pendengar perem puan yang m elakuka nnya. Akhirnya beberapa radio m engam bil kebijakan untuk m engangka t topic atau tem a dakwah ber upa tem a yang m enyangkut ajaran untuk perem puan Islam .

Perkem bangan tersebut akhirnya juga sam pai ke perkem bangan di m edia baru. Saat ini wolipop, yang sebelum nya m erupakan inform asi um um untuk perem puan m ulai m enghadirkan w olipop m uslim ah. Selain itu bany ak produk di m edia baru yang m enawarkan produk hijab, atau fashion yang m enawarkan produk hija b di m edia. Berrybenka contohnya sebagai sa lah satu produsen fashion di Indonesia yang sudah c ukup terkena l juga m enawarkan produk hijab a tau baju m uslim ba gi perem puan m uslim ah. Beberapa produk ba nyak yang m enya sar kepada perem puan m uslim ah de ngan m enawarkan hijab, atau kem udia n m enawarkan produk kosm etik yang hala l dan am an. M edia dirasaka n m ulai banyak m enyasar perem puan m uslim seba gai target utam a penikm at m edia.

Perilaku individu dalam m enga kses m edia tidak terlepa s dari proses kom unikasi m assa yang terja di dari kom unikator ke kom unikan. M au tida k m au, pesan yang disam paikan di da lam m edia akan m em engaruhi individu yang m engakses pesan tersebut. Efek yang dite rim a bisa besar dan kecil berga ntung kepada factor-faktor lain yang m em bentuk opini sese orang.

Respon atau ta nggapa n adalah kesan-kesan yang dialam i jika perangsangsudah tidak ada. jika proses pengam atan suda h berhenti, dan hanya tinggal kesanke sansaja, peristiwa sedem ikian ini disebut tangga pan. Defenisi tanggapa n ia lah gam baran ingatan dari pengam atan (Kartono, 1990). Respon

(16)

16 dalam penelitian akan diukur dari tiga a spek, yaitu persepsi, sikap danpartisipa si (Thoha, 1992). Persepsi ada lah suatu prose s kognitif yang dia lam i ole h setiap orang dalam m em aham i inform asi tentang lingkunga nnya ba ik lewat penglihatan, pendengaran,perasaan da n pencium an. Respon pada prosesnya didahului sikap seseorang, karena sikapm erupakan kecenderungan ata u kesediaan seseo rang untuk bertingkah laku sete lah dia m endapa tkan respon . Sikap m erupa kan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah lakutertentu kala u ia m enghada pi sua tu rangsang tertentu (Sarwono, 1991). Dari pengertian di atas pene litian ini kem udian m engarah kepada stim ulus berupa m edia yang tela h diakse s oleh perem puan m uslim ah tersebut kem udian m em engaruhi re spon perem pua n m uslim yakni sikap yang atau tindakan nyata yang dipilih oleh peneliti sebaga i pem ilihan produk berla bel halal. Sikap dalam m em ilih produk be rla bel ha lal berlanda skan kepada respon ya ng diberikan da lam bentuk konte n religi di berbagai m edia, kem udian m elahirkan respon paling dasar, yakni respon m ereka dalam m em enuhi kebutuhan hidup yakni m akan ya ng m enilai apa kah m akanan yang m ereka konsum si ha lal sesua i dengan ajaran dan hukum yang berlaku di agam a Islam .

3. Attitude

M enurut M c. Crosky Larson dan K napp m enga takan ba hwa kom unikasi yang efektif dapa t dicapai de ngan m engusa hakan ke tepatan (accuracy) yang paling tinggi derajatnya antara kom unikator dan kom unikan da lam setia p kom unikasi. Kom unikasi yang lebih efektif terjadi apabila kom unikator dan kom unikan terdapat persam aan dalam pengertian, sikap dan baha sa. Kom unikasi dapat dikata kan efektif apa bila kom unikasi ya ng dilakukan dim ana :

1. Pesan dapa t diterim a dan dim engerti serta dipaham i sebagaim ana yang dim aksud oleh pengirim nya.

2. Pesan yang disam paikan oleh pengirim dapat dise tujui oleh penerim a dan ditindaklanjuti dengan perbuatan yang dim ina ti oleh pengirim .

3. Tidak ada ham ba tan yang berarti untuk m elakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk m enindaklanjuti pesan yang dikirim .

(17)

17 Attitude dapat di terjem ahkan dengan sikap terhadap objek tertentu yang dapat m erupakan sikap pandangan atau sikap perasaan tetapi sikap tersebut tetapi sikap tersebut disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai denga n sikap objek itu. Attitude dengan tepat dapat dianggap se bagai sikap dan kese diaan beraksi terhadap sua tu hal. Attitude se nantiasa terarahkan kepada se suatu hal sua tu objek.T idak ada attitude tanpa ada obje knya.

Attitude m ungkin terarahkan pada benda-benda, orang-orang,tetapi juga peristiwperistiwa,pem andangan-pem andangan,lem baglem ba ga,norm

a-norm a,nilai-nilai dan lain-lain.

M anusia tidak dilahirkan de ngan sika p pandangan ataupun sika p perasaan tertentu, tetapi attitude-attitude terse but dibentuk se panjang perkem bangannya. Peranan attitude-attitude tersebut dibentuk sepanjang perkem bangan. A danya attitude-attitude m enyebabkan bahwa m anusia akan bertinda k seca ra khas terhadap objek-objeknya.Attitude dapat dibedakan ke dalam attitude sosial dan attitude sosial da n attitude individual:

a. Attitude sosial pernah dirum uskan sebagai berikut: S uatu attitude sosial dinya takan denga n cara-cara kegiatan yang sam a dan berulang –ulang terhadap objek sosia l. Attitude sosial dinyatakan tidak hanya oleh seseorang,teta pi juga oleh orang lain yang sekelom pok a tau sem asyaratan . M isalnya penghorm atan ya ng berka li-kali dinya takan de ngan cara khidm at oleh seke lom pok orang terhadap bendera, m enunjukkan adanya attitude kelom po k tersebut terhadap benderanya .

b. Atittude individual berbeda dengan attitude sosial,yaitu :

- Attitude individual dim iliki oleh seorang dem i seorang saja ,m isalnya kesukaan terha dap bina tang-binata ng tertentu,

- Attitude individual berkenaan dengan objek -objek yang bukan m erupakan objek perha tian sosia l.

Lam bat-laun m ungkin m em peroleh sikap suka atau tidak suka ke pada se orang kawan atau seorang pesa ing, dan terhada p peristiwa -peristiwa penting dalam kehidupan kita.Jadi ,attitude m em punyai peranan yang penting da lam interaksi m anusia.Attitude sosial dan attitude pada um um nya itu m em punyai sifat -sifat

(18)

18 dinam is yang sam a seperti sifat m otif dan m otivasi; yaitu m erupaka n salah sa tu penggerak internal di dalam pribadi orang yang m endoronganya berbuat sesua tu dengan cara tertentu.

Ciri-ciri attitude antara lain sebaga i berikut:

1. Attitude tidak dibawa ora ng sejak ia dilahirkan ,te tapi di bentuk atau dipela jarianya se panjang perkem bangan orang itu dalam hubungan de ngan objeknya.

2. Attitude dapat berubah-ubah ,karena itu attitude dapat dipela jari orang atau sebaliknya a ttitude-attitude dapat dipe lajari sehingga attitude -attitude dapat berubah pada seseorang bila terda pat keadaan -keadaan dan syarat-syarat tertentu ya ng m em perm udah berubahnya attitude pada orang itu.

3. Attitude tida k berdiri sendiri, tetapi se nantiasa m enga ndung re lasi tertentu terhadap suatu objek.

4. Objek a ttitude m erupakan suatu hal tertentu,tetapi dapat juga m erupakan kum pulan dari hal-hal tersebut.jadi attitude dapat berkaita n dengan satu objek saja tapi juga berkaita n dengan se deretan obje k yang serupa.

5. Attitude m em punya i segi-segi m otivasi dan segi-segi perasaan .

Sedangkan pem bentuka n attitude tidak terjadi de ngan sendirin ya atau de ngan sem barangan saja. Interaksi sosial didalam kelom pok m aupun diluar kelom pok dapat m erubah attitude atau m em bentuk attitude yang baru.akan tetapi pengaruh dari luar diri m anusia karena interaksi diluar kelom poknya itu sendiri belum cukup untuk m enyeba bkan berubahnya attitude atau terbe ntuknya attitude yang baru.

Perilaku konsum si m edia, jadi dari perilaku berm edia diganti perilaku konsum si m edia

a. Faktor-faktor internal

Yang m enjadi persoa lan disini adala h apaka h pa ndanga n baru ya ng diperoleh m elalui alat kom unika si itu dapat ditam pung diantara sikap -sikap panda ngan dan sikap-sika p perasaan yang sudah terdapa t pada seseorang ?

(19)

19 Piliha n tersebut berhubungan erat dengan m otif -m otif dan attitude-attitude yang be kerja didalam diri kita pada waktu itu dan m engarahkan m inat perhatian kita terhadap objek-objek tertentu dia ntara keseluruhan obje k yang m ingkin kita perhatikan pa da waktu itu. Sebua h contoh sederha na m engenai adanya pilihan dalam pengam atan yang ditentukan m otif -m otif itu m isa lnya apabila se seorang se dang sa ngat lapar ia akan lebih m em perhatikan rangsangan dari lingkunga nnya yang dapat m em bawakan orang itu kepada pem uasan dari kelaparan itu daripada rangsangan yang tidak berhubungan dengan kebutuhan akan m akanan itu.

b. Faktor- faktor Eksternal

Dalam pem bentukan dan perubahan attitude,selain faktor -faktor internal terdapat pula faktor-faktor eksterna l. M engenai faktor eksternal itu akan diuraikan beberapa hal seperti yang dikem ukaka n oleh M .Sherif:

1. Dalam interaksi ke lom pok dim ana terdapat hubungan tim bal – balik yang langsung antara m anusia.

2. Efek kom unikasi,d im ana terdapat pengaruh-pengaruh (hubungan) langsung dari sa tu pihak saja.

Perubahan attitude dapa t berlangsung dalam interaksi kelom pok tetapi dalam hal itu harus dibedakan pula dua m acam interaksi kelom pok ya itu :

1.Perubahan attitude karena shifting of reference-groups.

2. Perubahan attitude didalam situasi kontak socia l antara dua kelom pok itu.

Sedangkan tingkatan attitude individu diklasifikasika n m enjadi (c onsum er behavior, 2000):

a. Pada tingkat terenda h keterlibatan, kepa tuhan. A ttitude terbentuk karena ingin m endapatka n penghargaan atau m enghindari hukum an. Sikap ini sangat dangkal, kem ungkinan untuk berubah ke tika orang lain tidak la gi m em antau perilaku kita atau ketika pilihan lain tersedia.

b. Identifikasi, terjadi agar se suai denga n harapan orang la in atau kelom pok. Iklan yang m enggam barkan konsekue nsi sosial yang m engerikan ketika

(20)

20 kita m em ilih beberapa produk lebih dari yang lain bergantung pada kecenderungan konsum en untuk m eniru perilaku m odel yang diinginkan c. Internalisasi, pada tingkat keterliba tan yang tinggi, sikap yang m endalam

m enjadi ba gian dari sistem nila i. Sikap ini sangat sulit untuk berubah karena pilihan itu dianggap begitu pe nting.

Dalam penelitian ini tahapan atau tingka tan attitude yang akan dite liti. Karena penelitian ini akan m elihat sejauh m ana m edia m am pu m em engaruhi attitude perem puan m uslim sete lah m endapa t paparan m edia m engenai agam a. Kem udian akan sejauh m ana perem puan m uslim m erubah attitude m ereka terhadap produk berlabel halal.

G . K ERANG K A K O NSEP

Penelitia n ini berm aksud untuk m enjelaska n sikap perem puan m uslim terhadap produk berla bel ha lal terkait denga n terpaan m edia berkonten m uslim yang diterim a oleh m ereka.

Berdasarkan teori S -R, pem bentukan sikap diawa li denga n adanya stim ulus, yang kem udian m em berikan respon kepada perem puan m uslim ah untuk m elakukan tinda kan. Stim ulus disini dipa ham i kebia saan berm edia perem puan m uslim dalam m engakses m ediayang m enyertakan inform asi konte n religius. Stim ulus kem udian m em pengaruhi perem pua n m uslim ah yang akan m em bentuk respon dari perem puan m uslim ah. Perem puan dipilih da lam penelitian ini se bagai objek penelitian karena perem puan m erupakan target utam a dari m edia yang m enyertakan konten a gam a di dalam m edia. Spesifikasi ini didasarka n kepada penelitian se belum nya yang m enem ukan bahwa p enonton konten religi Islam terbanyak di Indone sia adalah perem puan berusia 30 -39 tahun (Nielsen, 2011).

Kem udian, ya ng m enjadi fokus pene litian ini adalah baga im ana perem puan m uslim ah m em ilih produk untuk m ereka konsum si yang dibata si sam pai de ngan potensi untuk m engonsum si se buah produk. A pakah a da hubungan a ntara m edia yang sedang m arak m enam pilkan konten agam a di televisi dengan potensi pem iliha n produk perem puan m uslim denga n labe l hala l. Penelitian yang hanya sam pai kepada pote nsi da n belum sam pai ke perilaku dira sakan peneliti ideal

(21)

21 untuk m engukur preferensi.Karena itu pe neliti m engguna kan m odel ABC attitude yang dirasa kan sesua i dengan bata san penelitian ini.

Produk yang dipilih oleh objek pene litian juga dibatasi hingga produk pangan, dan kosm etik. Seperti yang sudah dije laskan di atas, alasan pem ilihan kedua kategori produk tersebut didasarkan agar lebih terfokus kepada produk yang m enjadi concern m asyarakat di Indonesia saat ini. Sehingga produk yang dibata si di penelitian ini m erupakan produk-produk yang m em ang banyak m enuai kontroversi di tenga h m asyarakat.

Penelitia n ini akan m enggunakan teori stim ulus-respon, dari besarnya kekuatan m edia yang kem udian m em berikan pengaruh kepada sikap perem puan m uslim ah akan produk berlabel hala l.

Stim ulus seperti yang sudah dibahas sebelum nya di da lam penelitian ini akan m enggunaka n tiga konsep pem bentuk keinginan khalayak untuk m engakses m edia, yakni utilitas atau kegunaa n, intensional, dan selektivitas. Di dalam teori ini juga dikuatkan de ngan teori agenda setting yang m enyata kan ba hwa apa yang dianggap penting dari m edia, tentu dianggap pe nting juga ole h khalaya k. Karena itu stim ulus yang berasal dari m edia, di da lam penelitian ini akan diha dirkan dari kesadaran audiens yakni perem puan m uslim ah itu sendiri. Utilitas atau kegunaan yang m enja di a lasan pem be ntuk khalayak m engakses m edia ada lah pa da saat seseorang m enga kses m edia, m ereka akan m encari apa m anfaat yang aka n m ereka dapatkan apa bila m ereka m engakses m edia. Inform asi a pa yang aka n m ereka cari dan m ereka penuhi dari m edia. Ha l ini dijadikan oleh pene liti se bagai stim ulus, karena pada saat m ereka m em iliki tujuan pencarian inform asi, hal ini terpengaruh dari opini dan keinginan m ereka untuk m endapatka n inform asi. Kem udian pada saat m ereka m em ang m encari sebuah inform asi yang m ereka inginka n dari m edia, m ereka akan m em bentuk opini dari dalam diri m ereka sendiri, dalam artian pada saat sebuah individu akan m engakses sebuah inform asi, m ereka akan m enilai inform asi m ana yang akan m ereka cari untuk ke butuhan m ere ka terpenuhi. Dengan ha l tersebut m ereka akan m endapatka n sebuah inform asi yang m em ang m ereka cari untuk m endapatka n inform asi yang m ereka butuhkan sehingga

(22)

22 m ereka akan m em buka opini dan pendapat m ereka untuk inform asi yang akan m ereka terim a.

Selanjutnya hal yang m enjadi stim ulus bagi objek penelitia n ini a dalah intentionally, atau ke sengajaan m ereka m engakses se buah m edia yang terbangun berdasar keinginan m ereka se ndiri, atau bahkan keinginan m ereka m engakses inform asi berdasar kepada tuntutan dari lingku nga n. Variabel ini dapa t m enjadi sebuah stim ulus bagi perem puan m uslim ah karena pada saat m ereka m elakukan kesengajaan m ereka untuk m engakses m edia, m ereka m em ang bertujuan untuk m encari inform asi sesuai denga n kebutuha n m ereka. Kesengajaan yang dilakukan ini, baik itu berasal dari kesadaran diri m ereka sendiri, m aupun terbentuk dari tuntutan dari lingkungan, hal ini akan m enjadi pem bentuk bagi opini m ereka. Pada saat terbentuk opini dari diri m ereka, m aka sangat m ungkin terja di perubahan attitude oleh m ere ka. Peneliti m enilai bahwa pada saat perem puan m uslim ah m em ang m engakses sebuah m edia, denga n kesengajaan yang berasal dari diri m ereka sendiri ata u berasal dari tuntutan orang lain, secara langsung akan m em engaruhi opini m ereka pada saa t m ereka m endapatka n inform asi yang m ereka dengar dari m edia. se hingga ha l ini ya ng m em bentuk bahwa pa da saat perem puan m uslim ah m engakse s m edia, dengan kebiasaannya berm edia, unsur kesengajaan m ereka untuk m engakses m edia m enjadi faktor pem bentuk opini m ereka akan produk berlabel ha lal.

Variabel selanjutnya yakni sele ktivitas perem puan m uslim ah dalam m engakses m edia. Selektivitas disini diartikan sebagai ketertarikan m ereka m enggunaka n m edia untuk m em enuhi apa yang m enjadi keingina n m ereka m endapatkan inform asi untuk m em enuhi gaya hidup m ereka. Dalam hal ini selektivitas akan dikota kkan kepa da m otivasi, persepsi, dan perhatian. Bisa dikata kan pada saat perem pua n m uslim ah m engakse s m edia religi, m ereka akan m enyeleksi apakah inform asi yang didapatkan oleh m ereka sesua i de ngan persepsi m ereka. Apakah selanjutnya saat m ereka m em iliki sebua h m otivasi untuk m engakses m edia, m ereka akan kem udian terpengaruh pola pikir dan opininya sehingga m erubah attitude m ereka akan produk berlabe l halal. Perhatian m ereka m enjadi stim ulus terhadap baga im ana selanjutnya apabila m ereka m engakses

(23)

23 m edia denga n tingkat perhatian akan inform asi yang m ereka terim a m enja di pem bentuk opini m ereka. Persepsi m ereka yang terbentuk untuk m endapa tkan inform asi dari m edia religi m enjadi pem bentuk m ereka untuk kem udia n m ereka m enerim a inform asi yang m ereka dapatkan, kem udian m em berikan dam pak kepada pola pikir dan opini m ereka. Sehingga bisa dikatakan bahwa variabel selektivitas yang m elibatkan persepsi, m otivasi, dan perhatia n ini m enjadi variabel yang m enjadi pem atik ata u stim ulus perem puan m uslim ah aka n sebuah inform asi yang m ereka dapatkan untuk kem udian m engubah opini m ereka kepada produk berlabel halal.

Kem udian m enggunakan teori S -R, stim ulus yang terpengaruh dari kebutuhan perem puan m uslim ah m engakses m edia sam pai kepada respon ata u sikap perem puan m uslim ah terhadap paparan inform asi ya ng m ereka dapatka n dari m edia. Sikap seperti yang disebutkan di atas adalah bagian dari respon atau tanggapa n ya ng terjadi sete lah m endapat rangsangan, sehingga se telah perem pu an m uslim ah yang m enjadi sasaran m edia m enda patkan stim ulus dari ketiga m edia yakni televisi, m ajalah, da n radio, m aka m ereka akan m em berikan perubahan sikap atas inform asi ya ng m ereka tem ukan.

Dari ketiga variabe l yang m erupakan m otivasi khalayak m enga kse s m edia, peneliti m erum uskan ke da lam bagan stim ulus dan respond sebagai berikut:

Gam bar 1.1 Bagan SR

(24)

24 O PERASIO NALISASI K O NSEP

Tabel 1.1

No. Konsep Variabel Dim ensi Indika tor, Skala

1. Stim ulus Intentiona lly Jenis M edia - Televisi - Radio - M ajalah

Isi M edia - Konte n m edia religi Terpaan M edia - Frekuensi

- Intensitas

Utility

Kognitif

- M em peroleh inform asi - M em peroleh pengetahuan - M em peroleh pem aham an Afektif - Pengalam an em osiona l - Pengalam an m enyenangkan Integrasi Personal - M eningka tkan kredibilitas - M eningka tkan kepercayaan diri - M eningka tkan status

Integrasi Sosial

- M eningka tkan hubungan dengan tem an

- M eningka tkan hubungan dengan keluarga Selectivity Persepsi - Penerim aan - Evaluasi ( Robbin, 2003: 124-130) M otivasi - Tujua n - Keinginan - Tuntutan

Perhatian - Perhatian selektif - Perhatian terbagi

2. Respon

(Attitude)

Kepatuha n - M endapat penghargaan - M enghindari hukum an Identifikasi - M em enuhi harapan orang lain - M em enuhi harapan kelom pok

- M eniru perilaku m odel Internalisasi - Keterliba tan tinggi

(25)

25 H . DEFINIS I O PERASIO NAL

Definisi Operasional m erupakan pem berian arti dari konsep -konsep yang digunakan dengan m em berikan peluang untuk pengukuran dan ka tegorisasi agar dapat dibandingkan. Definisi operasiona l variabe l berfungsi m em bantu pe neliti untuk m em perjelas data yang dicari dan m em bantu orang lain m engerti m aksud konse p yang akan diguna kan oleh peneliti di dalam penelitian. Dalam pene litian ini terdapat tiga variabe l yang m asing-m asing berperan sebaga i variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen).

1. Variabel Stim ulus M edia

Perilaku Berm edia yang dim aksud da lam penelitian ini adala halasan kebiasaan yang dila kukan ole h perem pua n m uslim dalam m enggunakan m edia. S egala jenis m edia yang diakse s baik m elalui m edia televisi, cetak, m aupun siaran yang m em bawa konten agam a di dalam m edia yang dia kses perem puan m uslim ah. Konten m edia berperan seba gai variabel indepe nde n (X2), yaitu variabel yang m em engaruhi atau yang m enja di sebab peruba han pada variabel dependen. Variabel ini kem udian diturunkan ke dalam dim ensi eksposur. a. Dim ensi U tility (X1)

Dim ensi ini m elihat ba gaim ana m edia m em berikan konten inform asi yang berguna untuk diakses kha layak sesuai dengan kebutuha n dari jenis m edia itu sendiri untuk m enyam paika n inform asi yang ing in diterim a oleh khalayak.

b. Dim ensi Intentionally (X2)

Dim ensi ini m elihat apa m otivasi yang ingin diperoleh dari m edia de ngan inform asi yang diterim a oleh kha layak dari ikonte n yang disam pa ikan oleh m edia.

c. Dim ensi Se lectivity (X3)

Dim ensi ini m elihat keter tarikan m edia dalam m em ilih konte n yang akan disam paikan ke kha layak m elalui program -program yang m ereka tayangka n di m edia dengan tujua n m em enuhi harapan khala yak untuk

(26)

26 m endapatkan inform asi. m em ilih m edia yang m erefleksika n ketertarikan dan preferensi m ereka sesuai dengan kom te n agam a di da lam m edia yang m ereka pilih.

2. Variabel Attitude

Attitude perem puan m uslim ah terhadap produk berlabe l halal da pat dilihat dari bagaim ana keputusan yang dipilih oleh perem puan m uslim se telah m endapat stim ulus berupa konten a gam a yang terdapa t di m edia. Indika tor dalam dim ensi ya kni:

Stim ulus (Y), m erupakan variabe l yang akan m elihat sejauh m ana pengaruh yang diberikan oleh m edia terhadap tingkat perubahan attitude sua tu perem puan m uslim . Tahapan di dalam indikator ini ada tiga yakni kepa tuhan, identifika si dan internalisasi. Apabila taha pan m encapai interna lisa si kepada perem puan m uslim ah bisa dianggap bahwa pengaruh ya ng diberikan oleh m edia terhadap attitude perem puan m uslim ah m em iliki kekuatan yang besar. a. Dim ensi Kepa tuha n (Y1)

Dim ensi ini m erupakan dim ensi yang terpengaruh ole h bagaim ana kebiasaan perem pua n m uslim ah dalam berm edia. Tahap attitude ini m enyatakan bahwa pada saat seseora ng m elakukan sesuatu, atau perem puan m uslim ah m em ilih sua tu produk berlabel halal, hal itu terja di karena keinginan m ereka m endapa tkan pujian atau penghargaan, dan ketakutan m ereka akan m endapatkan hukum an.

b. Dim ensi Identifikasi (Y2)

Dim ensi ini m erupakan taha p dim ana perem puan m uslim ah m enggunakan produk berlabel hala l untuk m enyenangkan lin gkungan di sekitarnya, sekedar m em enuhi harapan dan tuntutan dari lingkungan, atau m eniru perilaku aktor. Tahap ini m erupakan tahap yang terpengaruh juga dari dim ensi ke biasaan perem puan m uslim ah da lam berm edia.

(27)

27 Dim ensi ini m erupa kan tahap perem puan m usim ah m enggunakan produk berlabel ha lal karena m em ang kesadaran dari dalam diri. Sehingga perlakuan yang dipilih m em ang keinginan dari da lam hati tanpa tuntutan.

I. H IPO TESA

Hipotesa ada lah ja waban sem entara terhadap m asalah yang m asih bersifat praduga karena m asih harus dibuktikan kebe narannya ( Vardiansyah, 2008). Hipotesis ilm iah m encoba m engutarakan jawaban sem entara terhadap m asalah yang akan dite liti. Hipotesis m enjadi teruji a pabila sem ua gejala yang tim bul tidak bertentangan denga n hipotesis tersebut (Um a Sakaran, 1992). Dalam penelitian ini peneliti aka n m enggunakan dua m odel hipotesa, yakni hipotesa nol dan hipotesa alternatif. Hipotesa nol adalah pernya taan yang m enjadikan apriori terhadap sua tu yang diharapkan baka l terjadi. B iasanya dinyatakan de ngan penolaka n terhadap sesuatu yang diasum sikan terjadi. Sedangkan hipotesa alternatif adalah pernyataan yang diasum sikan secara teoritis untuk terja di (H untsberger, 1980). D i dalam penelitian ini, hipotesa yang akan diuji adala h:

1. Ho: Tidak ada pengaruh konsum si konten religi di m edia televisi terhadap sikap perem puan m uslim ah akan produk berlabel hala l

Ha: Ada pengaruh konsum si konten religi di m edia televisi terhada p sikap perem puan m uslim ah akan produk berlabel hala l

2. Ho: Tida k ada pengaruh konsum si konten religi di m edia radio terha dap sikap perem puan m uslim ah akan produk berlabel hala l

Ha: Ada pengaruh konsum si konten religi di m edia radio terhadap sikap perem puan m uslim ah akan produk berlabel hala l

3. Ho: Tidak ada pengaruh konsum si konten religi di m ajalah terhadap sikap perem puan m uslim ah akan produk berlabel hala l

Ha: A da pengaruh konsum si konten religi di m ajala h terha dap sikap perem puan m uslim ah akan produk berlabel hala l

4. Ho: T idak ada pengaruh konsum si isi konte n religi di m edia terhadap sikap perem puan m uslim ah akan produk berlabel hala l

(28)

28 Ha: Ada pengaruh konsum si isu konten religi di m edia terhadap sikap perem puan m uslim ah akan produk berlabel hala l

5. Ho: T idak a da pengaruh terpaan konten religi di m edia terhadap sikap perem puan m uslim ah akan produk berlabel hala l

Ha: Ada pengaruh terpaan konte n religi di m edia terhadap sikap perem puan m uslim ah akan produk berlabel hala l

6. Ho: Tidak ada pengaruh pem berian inform asi kognitif ole h m edia berkonten religi terha dap sikap perem puan m uslim ah a kan produk berlabe l halal

Ha: Ada pengaruh pem berian inform asi kognitif ole h m edia berkonten religi terhadap sikap perem puan m uslim ah akan produk berlabe l halal

7. Ho: Tidak ada pengaruh pem berian inform asi afektif oleh m ediaberkonten religi terha dap sikap perem puan m uslim ah akan produk berlabe l halal

Ha: Ada pengaruh pem berian inform asi afektif oleh m ediaberkonten religi terhadap sikap perem puan m uslim ah akan produk berlabe l halal

8. Ho: T idak a da pengaruh peningkatan inte grasi persona l ole h m edia berkonten religi terha dap sikap perem puan m uslim ah akan produk berlabe l halal

Ha: Ada pe ngaruh peningka tan integrasi personal oleh m edia berkonten religi terhadap sikap perem puan m uslim ah akan produk berlabe l halal

9. Ho: Tida k ada pengaruh peningkatan integrasi sosia l oleh m edia berkonten religi terha dap sikap perem puan m uslim ah akan produk berlabe l halal

Ha: Ada pengaruh peningkata n integrasi sosial oleh m edia berkonten religi terhadap sikap perem puan m uslim ah akan produk berlabe l halal

10. Ho: T idak a da pengaruh se lektifita s pilihan inform asi berkonten religi di m edia terhadap sikap perem puan m uslim ah akan produk berlabe l halal

Ha: Ada pengaruh sele ktifitas piliha n inform asi berkonten religi di m edia terhadap sikap perem puan m uslim ah akan produk berlabe l halal

J. M ETO DO LO G I PENE LITIAN 1. Jenis Penelitian

Jenis pene litian yang diguna kan da lam penelitian ini adalah pene litian kuantitatif.Correlational is a research study that involves collecting data in order

(29)

29 to determ ine and to what degree a relationship exists between two or more quantifiable variable s (Gay, 1982:403) dalam Sukardi (2008:166).Penelitian korelasi a dalah suatu penelitian yang m elibatkan tindaka n pengum pulan data guna m enentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini dilakuka n pada saat kita ingin m enge tahui te ntang ada tidaknya a tau kuat lem ahnya hubungan variabel yang terka it dalam suatu objek atau subjek yang diteliti.

M enurut Gay (dalam Sukardi, 2008:165) penelitian korelasional m erupakan salah sa tu bagian pene litian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak m em anipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung m encari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefesien korelasi.

Penelitia n korelasi m em punya i tiga karakteristik. Tig a karakteristik terse but, diantaranya adalah :

1. penelitia n korelasi te pat jika variabe l kom pleks dan peneliti tidak m ungkin m elakuka n m anipulasi dan m engontrol variabel se perti dalam penelitian eksperim en,

2. m em ungkinkan variabe l diukur secara intensif dalam se tting (lingkungan) nyata, dan

3. m em ungkinkan peneliti m endapatkan deraja t asosiasi yang signifikan. Penelitia n ini bertujuan m engetahui pengaruh konten m edia yang diakses terhadap preferensi sua tu produk. Dengan dem ikian, penelitian ini akan m encari korelasi ya ng tepat antara satu variabel terhadap variabel lainnya.

2. M etode Penelitian

M etode penelitian yang akan digunakan pene liti adalah m etode survei.M enurut Bungin, m etode surve i m em ungkinkan pe neliti m elakukange neralisa si sua tu geja la sosia l atau variabel sosial tertentu kepada gejalasosial ata u variabel sosia l de ngan populasi yang lebih besar. Jogiyanto berpendapat surve i atau ja jak-penda pat atau lengkapnya self-adm inistered survey adalah m etode pengum pula n data prim er dengan m em berikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden-responden secara tertulis(Jogiyanto,2008:3).

(30)

30 Berger (2000, dalam Prajarto, 2010:21) m engatakan em pat hal penting dalam kegiatan pe nelitian survei, yaitu:

1. Penelitia n survei dilakukan untuk m engum pulkan dan m enganalisis data yang diantaranya adala h data sosial, ekonom i, psikis, teknik dan budaya,

2. Penelitia n survei didasari oleh prose s pencarian inform asi pada orang yang diberi sejum lah pertanyaan,

3. penelitian survei dilakukan terhadap sam pe l yang representa tif, 4. penelitian surve i didasari asum si bahwa inform asi yang diperoleh

dari sam pel adalah va lid untuk m enggam barkan keseluruhan populasi.

M etode surve i dira sa peneliti sebagai m etode yang paling tepat untuk m enjawab pertanyaan penelitian tentang perilaku perem puan dalam berm edia berpengaruh terhada p preferensi produk, hal ini m enginga tcakupa n pene litian yang cukup luas se hingga diperlukan adanya generalisasipopulasi penelitian. Penelitia n ini akan digunakan untuk m engobservasiperila ku konsum en dalam m encari inform asi m elalui sum ber eksternalsebe lum m elakukan pem belian ponsel pintar. Seperti yang dikem ukakanoleh Nunung Prajarto, penelitian survei dapat dipaka i untuk m engetahuisika p, perasaan, prasangka, keyakinan, dan nila i - nilai yang dim iliki orang.(Prajarto, 2010:30)

3. Populasi dan sampel

Populasi adalah keseluruhan objek atau fenom ena yang diteliti (Kriyantono, 2009:151). Sedangkan Sugiyono (dalam Kriyantono,2009:151) menyebut:“Populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjekyang mem puny ai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan olehpene liti untuk dipelajari, kemudian ditarik suatu kesim pulan.”

Populasi dijelaskan seba gai kese luruha n unit sam pel yang akan diam ati. Penelitia n ini tida k m enggunakan keseluruha n perem puan m uslim di Indon esia, karena besarnya populasi. M enginga t kepada efektivita s dan efisiensi wa ktu, biaya, tena ga penelitian akan dibatasi. Pem batasan pertam a didasarkan kepada

(31)

31 perem puan yang berada di Jogjakarta. Pem ilihan loka si di Jogjakarta untuk m em udahkan peneliti m elaksana kan penelitian. Perem puan m uslim dipilih berdasarkan ha sil penelitian se perti yang disebutkan di a tas bahwa penikm at sinteron di Indone sia se bagian besar adala h perem puan. Kem udian perem puan m uslim dipilih atas da sar Islam m erupakan agam a terbesar di Indonesia, yang kem udian m em pengaruhi konten agam a di m edia begitu banya k m enyajikan konte n agam a Islam . Sehingga peneliti ingin m enge tahui dam pak langsung hubungan antara m edia yang m em bawa konte n Islam , dengan pem eluk agam a itu sendiri. Perem puan m uslim di Kota Y ogyakarta terdapat 165.459 orang. Data tersebut diam bil dari bps pa da tahun 2010.

Sam pel adalah bagian dari sua tu populasi yang dijadikan objek kajianpenelitian (Prajarto, 2010:93). Sam pel harus bersifat representatif. M enurutKriyantono, sam pel yang representatif bisa diartikan bahwa sam pel tersebutm encerm inkan sem ua unsur dalam popula si secara proporsional ataum em berikan ke sem patan yang sam a pada sem ua unsur populasi untukdipilih, sehingga da pat m ewakili keadaan sebenarnya dalam ke seluruhankeadaa n popula si (Kriyantono, 2009:152).

Berdasarkan popula si yang tela h dijela skan pada sub bab sebelum nya, pe neliti m enentukan jum lah sam pel dari popula si dengan m enggunakan rum us Slovin. Berikut ini rum us penarikan sam pel dengan presisi 10%

(32)

32 Keterangan:

n =Ukuran Sam pel N = Ukuran Populasi

e = Batas Kesalahan. Dalam penelitian ini bata s kesalaha n ketidakte litian pengam bilan sam pel yang m asih dapat ditolerir yakni sekitar 10%.

Responde n dipilih berdasarkan batasan responden (diskrim in an) yangditentukan oleh peneliti. Adapun dalam penelitian ini ba tasan respondenyang valid se bagai sam pel pene litian ini adalah:

- Responde n m erupakan perem puan Beragam a Islam

- Responde n pernah m elihat a tau m eyaksikan konten agam a Islam di salah satu m edia. ba ik te levisi, radio, m aupun m ajala h yang m enyertakan konten agam a Islam di dalam nya.

- Responde n m asuk da lam kategori usia rem aja dan dewa sa, 20-39 tahun. UsiaIni ditentukan dari hasil penelitia n sebe lum nya yang m enya takan target audience utam a dari ketiga m e dia televisi, radio, da n m ajalah a dalah penggabunga n dalam rentang usia tersebut.

- Responde n berdom isili di loka si pe nelitian ya itu Provinsi Daerah Istim ewaYogyakarta. Pem iliha n DIY m enjadi lokasi pene litian m em pertim bangkanefektivitas dan efisiensi penelitia n dikarena kan adanya kedekatan secarageografis dengan pene liti.

4. M ekanisme Penyebaran K uesioner

Penelitia n inidilaksanakan di Kota M adya Y ogya, m eliputi Kecam atan Danurejan, Kecam atan Gedongtengen, Kecam atan G ondokusum an, Kecam atan Gondom anan, Kecam attan Je tis, Kecam atan Kotage de, Kecam atan Kraton, Kecam atan M antrijeron, Kecam atan M ergangsan, Kecam atan Ngam pilan, Kecam atan Pakualam an, Kecam atan Tegalrejo, Kecam atan Um bulharjo, dan Kecam atan W irobrajan. Penyebaran dila kukan dengan m etode purposive sampling.

(33)

33 Penyebaran dilaksanaka n selam a 30 hari, pada tanggal 1 Agustus – 30 Agustus, dim ulai pukul 12.00 – 14.00 setiap harinya.Purposive sam pling dilakukan m elalui dua cara yaitu pertam a, penentuandiskrim inan. Yang kedua yakni pem iliha n tem pat penye baran kue sioner yang dipilih oleh pene liti.

Hasilpengolahan data kem udian akan dijabarkan secara deskriptif untuk m em berigam baran dengan hasil yang ditem ukan. Pengola han da ta penelitian ini akanm enggunakan program SPSS 19.Jum lah kuesioner yang dise bar adalah sebanyak 450 buah. Ke seluruhankuesioner ya ng dise bar kem bali ke pada pe neliti yaitu sejum lah 450. Dari450 kuesioner yang disebar, terdapat 405 va lid, kem udian diam bil 400sebagai da ta penelitian. Banyaknya kuesioner yang tidak valid m ayoritasdiseba bkan responden tidak m engisi kuesioner de ngan le ngkap, terdapatbeberapa pertanyaan yang tidak dijawab oleh responden.

5. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari da ta prim er dan datasekunder. Data prim er adalah data yang diperoleh lan gsung dari aktivitaspenelitia n (Prajarto, 2010:102). Dalam pene litian ini da ta prim er akandiperoleh dari inform asi yang didapat dari responden m elalui pengisiankuesioner dan wa wancara. Kuesioner ada lah daftar pertanyaan yang harusdiisi oleh responde n (Kriyantono, 2009:95).

Disam ping data prim er, sebuah penelitian juga m em erlukan data sekundersebagai penunjang da ta prim er. Data sekunder m erupakan data yangdiperole h dari piha k lain yang dapat digunakan untuk m endukung kegiatanpenelitia n (Prajarto, 2010:102). Data sekunder yang diperoleh m erupakandata-data dari sum ber tertulis seperti buku, m edia cetak, jurnal, hasilpenelitia n, serta sum ber-sum ber lain ya ng berkaitan denga n penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

Jadi respon atau pendapat dosen terhadap modul pembelajaran injector tester dan ultrasonic cleaner CNC-601A pada Mata Kuliah Praktik Motor Bensin di Jurusan

Kondisi permukiman kumuh di kota Manado terdapat di kawasan lingkungan 3, kelurahan Calaca, permukiman tersebut berada di sekitar bantaran sungai DAS Tondano

Bodgan dan Taylor (Moleong, 2005:4) menyatakan bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

Hipotesis 1 menyatakan bahwa Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja di Rumah Sakit Vale Soroako, Sulawesi Selatan didukung oleh pendapat Jonathan

Dari kesimpulan tersebut, direkomen- dasikan kepada unit terkait sebagai penangungjawab penyuluh, untuk memper- hatikan hal-hal sebagai berikut: pertama, perlu adanya regulasi

bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 1 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa

Ragi adalah kelompok jamur uniseluler berukuran lima hingga dua puluh mikron yang umum dipergunakan untuk fermentasi roti dan minuman beralkohol, lebih dari seribu spesies ragi