• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III

MEDAN

ANALISIS BIAYA OPERASIONAL PADA

PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN

SKRIPSI MINOR

DIAJUKAN OLEH

MUTIARA NINGSIH SIRAIT

NIM : 052101009

JURUSAN : D III KEUANGAN

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MENYELESAIKAN

PENDIDIKAN PADA PROGRAM DIPLOMA III

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : MUTIARA NINGSIH SIRAIT

NIM : 052101009

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : ANALISIS BIAYA OPERASIONAL

PADA PT. SUPRACO INDONESIA

MEDAN

Tanggal :……….……2008 Dosen Pembimbing

( Dra. Nisrul Irawati, MBA ) NIP. 131 835 568

Tanggal :...2008 Ketua Program Studi

(Prof.Dr.Paham Ginting SE, MS) NIP. 131 417 461

Tanggal :...2008 DEKAN

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………..1

B. Perumusan Masalah ………...3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………....3

D. Metode Penelitian ……….…...5

1. Lokasi Penelitian ……….……..5

2. Sumber Data ……….…...5

3. Tehnik Pengumpulan Data ……….……...5

4. Metode Analisa ……….……....6

BAB II GAMBARAN UMUM PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN A. Profil Perusahaan ……….…….7

1. Sejarah Singkat Perusahaan ……….…...7

2. Struktur Organisasi ……….……..8

B. Defenisi Biaya Operasional dan Klasifikasi Biaya ….……...11

C. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasional.. …….…16

D. Perencanaan Biaya Operasional ………..…………....18

E. Pengawasan Biaya Operasional ……….………..…...35

BAB III ANALISIS DAN EVALUASI ………...….52

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………..…..59

B. Saran ……….…..…60

DAFTAR PUSTAKA

(4)

DAFTAR TABEL

No Tabel Hal

Tabel 2.1 ………...….…....14

Tabel 2.2 ………28

Tabel 2.3 ……….…...30

Tabel 2.4 ………....32

Tabel 2.5 ………...34

Tabel 2.6 ………37

Tabel 2.7 ………38

Tabel 2.8 …………...39

Tabel 2.9 ………...……….42

Tabel 2.10 ………43

Tabel 2.11 ………43

Tabel 2.12 ………44

Tabel 2.13 ………44

Tabel 2.14 ………45

Tabel 2.15 ………....45

Tabel 2.16 ………46

Tabel 2.17 ………46

Tabel 2.18 ………47

(5)

Tabel 2.20 ………48

Tabel 2.21 ………48

Tabel 2.22 ………....49

Tabel 2.23 ………49

Tabel 2.24 ………50

Tabel 2.25 ………....50

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada perusahaan besar ataupun perusahaan yang relatif kecil dimana pemilik bertindak sebagai manajer selalu ingin mengembangkan perusahaannya dengan cepat. Adapun lingkup perusahaan tersebut serta bagaimana bentuk perusahaan yang sudah didirikan tidak ada terkecualinya semuanya ingin berkembang. Agar dapat mencapai harapan tersebut perusahaan dituntut agar seefektif dan seefisien mungkin mengelola dan mempergunakan sumber yang ada pada perusahaan. Adanya tingkat pertumbuhan dan perkembangan perusahaan, maka kegiatan dalam perusahaan akan bertambah baik, baik jenis kegiatan maupun kegiatan yang akan dilaksanakan.

(7)

semakin kecil biaya operasi suatu perusahaan maka semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan.

Perencanaan dan pengawasan biaya operasional erat kaitannya dengan anggaran. Anggaran yang bertujuan mengalokasikan sumber daya menuju pencapaian sasaran dan fungsi untuk mengawasi pelaksaan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana. Perencanaan yang disusun harus diikuti dengan pengawasan. Suatu perencanaan yang baik dan tepat dapat membantu pihak manajemen dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan usaha.

Biaya operasional merupakan unsur biaya yang penting sehingga diperlukan suatu perencanaan dan pengawasan yang baik sebagai tolak ukur serta pedoman agar biaya yang dikeluarkan lebih efisien dan efektif. Dalam mengawasi biaya operasional suatu perusahaan, seluruh biaya yang dikeluarkan harus dibandingkan dengan rencana yang telah disusun. Hal ini diperlukan untuk mengetahui apakah ada penyimpangan yang terjadi. Apabila terjadi penyimpangan maka harus dianalisa, sebab dan akibat dari penyimpangan tersebut agar semua rencana pengeluaran biaya berjalan dengan baik dan menimalisasi kebocoran dana biaya operasional.

(8)

perusahaan mulai perekrutan tenaga kerja sampai kepada penerimaan tenaga kerja untuk disalurkan kepada kliennya disebut dengan biaya proyek. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan operasional perusahaan yang terkait disebut dengan biaya administrasi dan umum perusahaan.

Dengan demikian masalah perencanaan dan pengawasan biaya operasional bagi perusahaan dalam menjalankan operasinya sehingga memerlukan perhatian khusus, membuat penulis merasa tertarik untuk membahas permasalahan tersebut dengan judul “ANALISIS BIAYA OPERASIONAL PADA PT. SUPRACO

INDONESIA MEDAN.”

B. Perumusan Masalah

Dalam menjalankan kegiatan usaha, perusahaan sering mengalami hambatan, baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. Pengelolaan biaya operasional yang cermat dan tepat akan membantu manajemen perusahaan mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Sehubungan dengan latar belakang diatas, maka pokok permasalahan yang dibahas yaitu “Apakah PT. Supraco

Indonesia Medan telah mengelola biaya operasional dengan efektif dan

efisien”?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

(9)

a. Untuk dapat mengetahui tentang kemampuan perusahaan dalam mengelola biaya operasional

b. Untuk dapat mengetahui bagaimana usaha yang dilakukan perusahaan untuk mencapai laba yang di inginkan yang berdampak pada meningkatnya efisiensi kinerja dan produktivitas perusahaan 2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh penulis dari hasil penelitian melalui laporan skripsi minor ini adalah :

a. Bagi Penulis

Untuk memperdalam pengetahuan, penulisan paper ini berguna untuk memperluas wawasan tentang analisis biaya operasional dalam praktek yang sebenarnya dan membandingkannya dengan teori yang dipelajari selama diperkuliahan.

b. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk perusahaan, meningkatkan produksi yang dikelolah, sehingga kemungkinan kesalahan operasional dapat diketahui sebagai dasar pertimbangan untuk mengambil keputusan dalam menentukan perencanaan dan kebijaksanaan dimasa yang akan datang.

c. Bagi Peneliti Lain

(10)

D. METODE PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dilakukan oleh penulis berada di Jl. Sei Batang Kuis No.25 Medan Baru

2. Sumber Data

Untuk memperoleh data, penulis menggunakan dua cara pengumpulan sumber data yaitu :

a. Data Primer

Yaitu data yang dikumpulkan khusus untuk riset tertentu langsung dari objek penelitian, dengan melakukan wawancara mengenai biaya operasional kepada pimpinan dan karyawan, yang dilakukan dari awal hingga akhir di PT. Supraco Indonesia Medan.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh penulis dari berbagai literature dan buku-buku yang berhubungan dengan penulisan ini sebagai landasan ilmiah yang bersifat teori dan memiliki relevansi dengan penelitian ini.

3. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data–data yang diperlukan untuk menyusun skripsi minor ini, maka digunakan teknik pengumpulan data, diantaranya :

a. Wawancara (Interview)

(11)

b. Studi Dokumentasi

Mengumpulkan data dan informasi berdasarkan dokumen dan kertas kerja perusahaan yang berkaitan dengan biaya operasional pada PT. Supraco Indonesia Medan.

4. Metode Analisis

a. Metode Deskriptif

Menurut Nazir (2000 : 50), metode Analisis deskriptif adalah:

Mengumpulkan, mengklasifikasikan semua data yang diperoleh dan ditafsirkan sehingga dapat menggambarkan permasalahan yang sedang diteliti

b. Time series

(12)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Supraco Indonesia berdiri pada tahun 1979 dengan nama PT. Summa Prakarsa Corporation yang bergerak pada bidang energi alam yaitu dalam bidang pelayanan penyediaan minyak dan gas di Indonesia yang telah berkembang. Sumber pendapatan pada perusahaan teridiri dari :

1. Jasa pendukung operasi 2. Jasa pengeboran lepas pantai

3. Penyediaan dan perawatan alat-alat berat untuk lepas pantai

Pada tahun 2000 PT. Supraco Indonesia telah berkembang dan memiliki beberapa cabang diseluruh Indonesia antara lain : Bandung, Surabaya, Riau dan Balik Papan.

Adapun nama-nama klien PT. Supraco Indonesia yaitu : •BP Indonesia

(13)

•Schelumberger •Shell

•Bank Indonesia

•Infomedia Nusantara, yang bergerak dalam bidang telekomunikasi dan merupakan klien terbesar PT. Supraco Indonesia Medan.

2. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi perusahaan menggambarkan pembagian kerja, untuk mendayagunakan semua kegiatan-kegiatan perusahaan. Struktur organisasi ini akan menetapkan kegiatan apa yang perlu untuk dillaksanakan, kemudian dapat dipertanggunjawabkan oleh pimpinan perusahaan serta pengawasan terhadap seluruh kebijaksanaan struktur PT. Supraco Indonesia Medan.

Dalam menetapkan struktur organisasi harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan, karena struktur organisasi yang tepat bagi suatu perusahaan belum tentu tepat bagi perusahaan lain. Perbedaan struktur organisasi diantara berbagai perusahaan disebabkan berbagai hal. Misalnya: jenisnya, luas perusahaan, banyaknya cabang dan lain sebagainya. Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun struktur organisasi adalah pertimbangan bagaimana agar struktur organisasi flexible, dalam arti memungkinkan adanya penyesuaian-penyesuaian tanpa harus mengadakan perubahan total.

(14)

operasi perusahaan. Pimpinan perusahaan harus memiliki pemahaman yang jelas tentang struktur organisasi untuk dapat bekerja secara efektif.

(15)

Bagan struktur organisasi PT. Supraco Indonesia Medan.

STRUKTUR ORGANISASI

PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN

Sumber : PT. Supraco Indonesia Medan

Struktur organisasi PT. Supraco Indonesia Medan adalah sebagai berikut : a. Representatif Officier / Proyek Manager mempunyai tugas :

• Mengawasi seluruh kegiatan operasional perusahaan • Mengawasi keberlangsungan proyek DHL dan Infomedia

REFRESENTATIF OFFICER

( PROJECT MANAGER)

REPRESENTATIF PROJECT

DHL

ADMINISTRATION REPRESENTATIF PROJECT

INFORMEDIA

(16)

• Melakukan kerjasama dengan pihak luar seperti Depnaker, Bank, dan pihak Asuransi

• Membuat laporan ke kantor pusat

• Dan melakukan lain yang secara sistematis dalam perusahaan misalnya mengambil keputusan mendadak yang terdesak atau yang lainnya

b. Representative Proyek mempunyai tugas :

• Pengawasan kontrak para calon tenaga kerja • Pengawasan pelaksanaan kerja pegawai • Pengawasan proses penggajian para pegawai

• Dan melakukan tugas lainnya yang ditugaskan oleh representative Officer / proyek manager

c. Bagian administrasi kantor mempunyai tugas:

• Mendokumentasikan seluruh kegiatan perusahaan • Melaksanakan kegiatan opersional perusahaan • Menyusun data-data perusahaan

• Mencatat transaksi perusahaan

• Dan melaksanakan tugas dari proyek manajer / Representative Officer

B. Defenisi Biaya Operasional dan Klasifikasi Biaya

(17)

Medan yang bergerak dalam bidang jasa tenaga kerja, untuk melakukan kegiatannya diharapkan memperloleh pendapatan yang akan dialokasikan untuk menutupi biaya-biaya yang telah dikeluarkan sehingga diperoleh laba bersih.

Mulyadi (2001 : 140) mengelompokkan biaya operasi dalam biaya pemasaran dan administrasi.

“Biaya Pemasaran adalah biaya-biaya dalam rangka penjualan produk sampai dengan pengumpulan piutang kas. Biaya administrasi dan umum adalah semua biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum.”

Adisaputro (2003 : 289) dalam mengadakan perencanaan dan pengawasan biaya sangat perlu diketahui sifat-sifat biaya. Pada dasarnya dikenal 3 macam biaya yakni :

1. Biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya-biaya yang cenderung bersifat konstan secara total dari bulan ke bulan, tanpa terpengaruh oleh volume kegiatan. Biaya –biaya yang termasuk kategori biaya tetap antara lain adalah gaji, pajak kekayaan, asuransi dan penyusutan.

2. Biaya variable (variable cost) yaitu biaya-biaya yang secara total selalu mengalami perubahan, dimana perusahaan itu searah dan sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan.

Yang termasuk dalam biaya variable adalah biaya bahan mentah langsung, biaya tenaga kerja langsung dan tenaga (power).

(18)

Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya semi variabel adalah biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya pemeliharaan, biaya peralatan, dan biaya bahan mentah tidak langsung.

Masalah biaya pada suatu perusahaan hanya dapat dipecahkan secara meluas, bila perusahaan tersebut mengetahui biaya yang berkaitan dengan kegiatan produksinya. Biaya yang ada dalam PT. Supraco Indonesia Medan dibuat dalam suatu perkiraan yaitu biaya operasional. Seluruh biaya yang terjadi dikategorikan sebagai biaya operasional.

Biaya operasional pada PT. Supraco Indonesia Medan merupakan keseluruahan biaya pengeluaran yang dibedakan pada periode berjalan dalam operasi perusahaan.

(19)

Tabel 2.1

PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN

LAPORAN RUGI LABA

Per 31 Desember 2002-2006

(dalam satuan rupiah)

KETERANGAN 2002 2003 2004 2005 2006

Pendapatan Tunai 528.078.873 475.746.700 432.497.000 455.260.000 442.000.000

HARGA POKOK PRODUKSI

-Pembelian bahan baku 155.317.305 139.925.500 127.205.000 133.900.000 130.000.000

-Gaji/ upah 155.317.305 139.925.500 127.205.000 133.900.000 130.000.000 -Biaya penyusutan 52.568.934 47.359.400 43.054.000 45.320.000 44.000.000

TOTAL HPP 363.203.544 327.210.400 297.464.000 313.120.000 304.000.000

Laba kotor penjualan 164.875.293 148.536.300 135.033.000 142.140.000 138.000.000

BIAYA OPERASI

1.Biaya Pemasaran

Biaya iklan 4.778.994 4.305.400 3.914.000 4.120.000 4.000.000

(20)

Biaya pejualan rupa-rupa 3.584.245 3.229.050 2.935.500 3.090.000 3.000.000 Biaya penyusutan penjualan 5.973.742 5.381.750 4.892.500 5.150.000 5.000.000

Total Biaya Penjualan 32.258.208 29.061.450 26.419.500 27.810.000 27.000.000

2.Biaya Administrasi dan Umum

Biaya transportasi 21.505.473 19.374.300 17.613.000 18.540.000 18.000.000 Biaya umum rupa-rupa 41.816.197 37.672.250 34.247.500 36.050.000 35.000.000

Total Biaya Administrasi dan

Umum

63.321.670 57.046.550 51.860.500 54.590.000 53.000.000

Total Biaya 95.579.878 86.108.000 78.280.000 82.400.000 80.000.000

Laba Sebelum Pajak 69.295.413 62.428.300 56.753.000 59.753.000 58.000.000

Pajak 10 % 6.929.541 6.242.830 5.675.300 5.974.000 5.800.000

LABA BERSIH 62.365.872 56.185.470 51.077.700 53.766.000 52.200.000

(21)

C. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasional

Sistem penyususunan anggaran merupakan tahap perencanaan pengelolaan sumber daya yang terpendek jangka waktunya dan merupakan tahap perencanaan terakhir sebelum pengelolaan sumber daya yang diimplementasikan.

Suatu penganggaran dalam prosedur peyusunan dapat berfungsi dengan baik bilamana taksiran-taksiran yang dimuat didalamnya cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti. Untuk bisa melakukan penaksiran secara akurat, diperlukan berbagai data, informasi dan pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan didalam menyusun anggaran. Faktor-faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :

1. Faktor-faktor Internal

Faktor Internal yaitu : data, informasi dan pengalaman yang terdapat didalam perusahaan sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa :

a. Penjualan tahun-tahun yang lalu

b. Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah harga jual, syarat pembayaran barang yang dijual, pemilihan saluran distribusi dan sebagainya

c. Kapasitas produksi yang dimiliki oleh perusahaan

d. Tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan, baik jumlahnya (kuantitatif) maupun keterampilan dan keahliannya

e. Modal kerja yang dimiliki perusahaan

(22)

g. Kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan, baik di bidang pemasaran, di bidang administrasi maupun di bidang personalia

2. faktor-faktor Eksternal

faktor eksternal yaitu : data, informasi dan pengalaman yang terdapat diluar perusahaan, tetapi dirasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan. Faktor –faktor tersebut antara lain :

a. Keadaan persaingan

b. Tingkat pertumbuhan penduduk c. Tingkat penghasilan masyarakat d. Tingkat pendidikan masyarakat e. Tingkat penyebaran penduduk

f. Agama, adat istiadat, kebiasaan masyarakat

g. Berbagai kebijaksanaan pemerintah baik dibidang politik, ekonomi, sosial, budaya maupun keamanan

h. Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, kemajuan teknologi dan sebagainya

Anggaran biaya operasional adalah Anggaran/taksiran semua biaya yang dikeluarkan yang pada hakekatnya habis dalam masa satu tahun buku. Penyusunan anggaran biaya operasional PT. Supraco Indonesia Medan dilakukan bersama-sama dengan anggaran lainnya.

(23)

pengarahan dalam penyusunan anggaran. Kemudian bagian akuntansi menginformasikan kepada bagian personalia umum dan pengadaan, berdasarkan pengarahan manajer tentang sasaran, target, dan omset yang ingin dicapai masing-masing bagian menyusun anggaran berdasarkan bahan-bahan rencana untuk tahun berikutnya.

Anggaran yang telah disusun tiap-tiap bagian diserahkan kepada bagian keuangan dan akuntansi. Selanjutnya bagian keuangan dan akuntansi menyusun anggaran tiap bagian. Terakhir angggaran tersebut diberikan kepada pimpinan perusahaan untuk disetujui/disahkan, bila pimpinan perusahaan mensahkan maka mulailah pelaksanaan anggaran.

D. Perencanaan Biaya Operasional

Perencanaan yaitu suatu proses mengembangkan tujuan perusahaan dan memilih kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dimasa mendatang untuk mencapai tujuan tersebut. Proses ini mencakup :

1. Penentuan tujuan peusahaan

2. Pengembangan kondisi lingkungan agar tujuan tersebut dapat dicapai 3. Pemilihan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan

4. Penentuan langkah-langkah untuk menerjemahkan rencana menjadi kegiatan yang sebenarnya dan melakukan perencanaan kembali untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi.

(24)

dimana hal itu harus dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai, dan mengapa hal itu harus dicapai”.

Biaya operasional merupakan elemen yang sangat penting dalam pembentukan laba pada suatu perusahaan. Oleh karena itu harus direncanakan dengan sebaik-baiknya. Perencanaan biaya operasional dilakukan melalui penyusunan anggaran biaya. Penyusunan anggaran biaya pada PT. Supraco Indonesia Medan dimulai dengan penyusutan rencana biaya dalam menjalankan operasi normal.

Sukanto (2000 : 21) “perencanaan adalah penentuan segala sesuatu sebelum dilakukan kegiatan-kegiatan”.

Fungsi perencanaan manajer meliputi usaha pemilihan berbagai alternative tujuan, strategi, kebijaksanaan, serta taktik yang akan dijalankan. Didalam mengenali alternatif harus perlu pengamanan, percobaan dan pengetahuan teknik tertentu seperti operation research (OR). Pendekatan formal perencanaan adalah sebagai berikut :

1. Memilih tujuan

2. Menganalisa lingkungan

3. Menentukan tujuan yang dapat diukur 4. Sub unit menentukan tujuan

5. Membandingkan rencana subunit dengan rencana strategis 6. Menentukan perbedaan yang ada

(25)

9. Menilai dan mengawasi kemajuan rencana

Seperti diketahui perencanaan mempunyai berbagai kebaikan atau keuntungan, yaitu :

1. Sebagai dasar pengawasan

2. Memungkinkan delegasi kekuasaan 3. Menghemat tenaga manajemen 4. Ekonomis

5. Menghindari kesalahan atau risiko 6. Mengarah pada tindakan yang bertujuan 7. Memungkinkan koordinasi

8. Metode lebih baik

Husaini (2006 : 47) “perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan”.

Perencanaan tidak dapat dilepaskan dari unsur pelaksanaan dan pengawasan yang termasuk pemantauan, penilaian dan pelaporan. Pengawasan diperlukan dalam perencanaan agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan.

(26)

memperhitungkan tingkat kenaikan harga untuk tahun/periode anggaran berikutnya.

Supriyono (2001 :82) “bahwa suatu anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu biasanya satu tahun”.

Penyusunan anggaran adalah proses penentuan peran setiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian program. Anggaran mempunyai perbedaan dengan ramalan, dimana anggaran merupakan rencana manajemen mendasarkan asumsi bahwa langkah-langkah positif diambil oleh penyusunan anggaran agar realisasi kegiatan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Dilain pihak, ramalan hanya merupakan prediksi mengenai apa yang akan terjadi tanpa membawa implikasi pada peramal bahwa dia mempengaruhi realisasi.

Adisaputro (2003 : 6) “anggaran adalah salah satu bentuk dari berbagai rencana yang mungkin disusun, meskipun tidak setiap rencana atau suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen didalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan”.

M. Nafarin (2004 : 8) “anggaran (budget) merupakan rencana tertulis secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu.”

Dari defenisi tersebut dapat diambil intinya adalah :

(27)

• Bahwa anggaran harus bersifat sistematis, artinya disusun dengan berurutan dan berdasarkan suatu logika.

• Bahwa setiap manajer dihadapkan pada suatu tanggung jawab untuk mengambil keputusan

• Bahwa keputusan yang diambil oleh manajer tersebut merupakan pelaksanaan fungsi manajer dari segi perencanaan, koordinasi dan pengawasan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijaksanaan manajer dalam perencanaan :

• Produk

kebijaksanaan manajemen dalam perencanaan harus memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan trend penjualan, harga pokok, diversifikasi produk, kualitas produk, desain produk, style produk dan identitas produk.

• Pasar

berhasilnya suatu produk dipasarkan tergantung pada data tentan konsumen/siapa pembeli dan lokasi, potensi pasar, kebiasaan membeli dari konsumen dan sifat persaingan yang dihadapi.

• Program distribusi

• Program produksi, seperti bahan mentah, buruh, lokasi pabrik, layout pabrik, kapasitas pabrik dan proses produksi

(28)

• Financial seperti Sumber modal kerja, return yang dikehendaki dan tingkat perputaran yang dikehendaki.

Anggaran sebagai alat manajemen untuk keperluan perencanaan dan pengawasan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan ini diukur dari segi manfaatnya yang ingin diperoleh dari penggunaan system didalam pelaksanaannya. M. Nafarin (2004 : 15), adapun Manfaat anggaran adalah :

a. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.

b. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai. c. Dapat memotivasi pegawai.

d. Menimbulkan rasa tanggung jawab pada pegawai.

e. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.

f. Sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.

Fungsi anggaran bagi perusahan terdiri dari planning, organizing, staffing, directing, dan control. Anggaran mempunyai fungsi yang pada dasarnya sama

yakni pada planning dan control.

a. Dalam bidang perencanan (planning)

1. Mendasarkan kegiatan-kegiatan pada penyelidikan-penyelidikan studi dan penelitian-penelitian.

(29)

3. untuk membantu atau menunjang kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan 4. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia.

5. Menentukan tujuan-tujuan perusahaan.

6. Dan mengakibatkan pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif.

b. Dalam bidang pengawasan

1. Untuk mengawasi kegiatan-kegiatan dan pengeluaran-pengeluaran, misalnya kegiatan promosi penjualan dan kegiatan produksi yang menyimpang.

2. Untuk mencegah secara umum pemborosan-pemborosan, ini adalah tujuan yang paling umum dari penyusunan anggaran.

M. Nafarin (2004 : 16) mengatakan, Kelemahan-kelemahan anggaran adalah sebagai berikut :

1. Anggaran yang dibuat berdasarkan taksiran dan asumsi, sehingga mengandung unsur ketidakpastian.

2. Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang, dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap (komprehensif) dan akurat.

(30)

Fungsi Anggaran pada PT. Supraco Indonesia Medan adalah :

1. Fungsi perencanaan.

Sebagai alat perencanaan jangka pendek dan kesanggupan manajer untuk melaksanakan program atau bagian dari program, umumnya satu tahun. 2. Fungsi Koordinasi.

Untuk mengkoordinasikan rencana dan tindakan berbagai unit atau segmen yang ada dalam organisasi agar dapat bekerja secara selaras kearah pencapaian tujuan.

3. Fungsi Komunikasi.

Dalam penyusunan anggaran berbagai unit dan tingkatan organisasi berkomunikasi dan berperan serta dalam penyusunan anggaran.

4. Fungsi Motivasi.

Sebagai alat untuk memotivasi para pelaksana didalam melaksanakan tugas-tugas dalam pencapaian tujuan. Memotivasi para pelaksana dapat didorong dengan pemberian insentif dalam bentuk hadiah berupa uang, penghargaan kepada yang mencapai prestasi.

5. Fungsi Pendidikan.

(31)

Dalam suatu perusahaan, khususnya PT. Supraco Indonesia Medan, memiliki paket anggaran yang lengkap (anggaran induk) yaitu suatu jaringan kerja yang berisi anggaran yang terpisah namun saling berhubungan satu sama lain, yang terdiri atas :

1. Anggaran operasi.

Anggaran ini menunjukkan rencana operasi atau kegiatan tahun yang akan datang. Elemen anggaran operasi meliputi anggaran penjualan, anggaran harga pokik penjualan, dan anggaran produksi yang terdiri dari :

a. Bahan yang digunakan dan bahan yang dibeli. b. Upah tenaga kerja langsung.

c. Biaya produksi tidak langsung. d. Perubahan tingkat produksi 2. Anggaran Kas.

Anggaran ini menunjukkan perkiraan sumber dan penggunaan kas dalam tahun anggaran.

3. Anggaran pengeluaran modal.

Anggaran ini menunjukkan rencana investasi dalam tahun anggaran.

Secara umum anggaran dibagi dua yaitu anggaran pendapatan, dan anggaran biaya. Berdasarkan anggaran tersebut, PT. Supraco Indonesia Medan membuat tahapan-tahapan anggaran yang terjadi sebagai berikut :

(32)

4. Anggaran rugi-laba

Ad.1. Ramalan Anggaran Pendapatan

(33)
[image:33.842.116.746.111.412.2]

Tabel 2.2

PT. Supraco Indonesia Medan

Estimasi Anggaran Pendapatan

Per 31 Desember 2002-2006

(dalam satuan rupiah)

Keterangan

2002

2003

2004

2005

2006

Hasil Penjualan Tunai 529.870.959 477.361.225 433.964.750 456.805.000 443.500.000

Penerimaan Piutang yang terkumpul

18.399.126 16.575.790 15.068.900 15.862.000 15.400.000

TOTAL

548.270.085 493.937.015

449.033.650

472.667.000

458.900.000

(34)

Penyusunan anggaran ini merupakan langkah pertama didalam perencanaan biaya, sebab dalam anggaran ini ditetapkan berapa jumlah pendapatan yang harus dicapai perusahaan agar dapat menutupi biaya yang akan direncanakan kemudian.

Ad.2. Anggaran Biaya Operasi Langsung

Blocher Chen Lin (2001 : 736) Penyusunan biaya standar tenaga kerja langsung bervariasi tergantung dari pekerjaan, kompleksitas, tingkat keterampilan pekerja, kemudahan proses produksi, tipe dan kondisi peralatan yang dipakai. Tingkat standar gaji, baik untuk tenaga kerja langsung ataupun tidak langsung hanya meliputi kompensasi tapi juga tunjangan tambahan, pembayaran pajak atas gaji dan upah.

Tunjangan tambahan ini meliputi asuransi jiwa, kesehatan, kontribusi, masa pensiun, dan tunjangan hari libur. Pajak atas gaji meliputi pajak atas pengangguran dan dari pemilik saham keamanan sosial pekerja. Sedangkan biaya bahan baku langsung memiliki 3 segi yaitu kualitas, kuantitas dan harga. Kualitas bahan baku akan berpengaruh terhadap jumlah bahan baku yang dibutuhkan dalam proses, harga, waktu pemprosesan dan tingkat pengawasan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses tersebut.

(35)
[image:35.842.123.758.130.436.2]

Tabel 2.3

PT. Supraco Indonesia Medan

Anggaran Biaya Operasi Langsung

Per 31 Desember 2002-2006

(dalam satuan rupiah)

Keterangan

2002

2003

2004

2005

2006

Biaya Pegawai/Tenaga kerja 159.498.924 143.692.725 130.629.750 137.505.000 133.500.000 Biaya Bahan 158.602.862 142.885.402 129.895.875 136.732.500 132.750.000 Biaya Administrasi 64.456.681 58.069.082 52.790.075 55.568.500 53.950.000

TOTAL

382.558.467

344.647.269 313.315.700

329.806.000

320.200.000

(36)

Ad.3. Anggaran Biaya Operasi Tidak Langsung

(37)
[image:37.842.112.757.184.416.2]

Tabel 2.4

PT. Supraco Indonesia Medan

Anggaran Biaya Operasi Tidak Langsung

Per 31 Desember 2002-2006

(dalam satuan rupiah)

Keterangan

2002

2003

2004

2005

2006

Biaya Penyusutan 53.166.308 47.897.575 43.543.250 45.835.000 44.500.000 Biaya Telepon, Air & Listrik 19.092.081 17.200.073 15.636.430 16.459.400 15.980.000 Biaya Penjualan rupa-rupa 4.457.605 4.015.861 3.650.783 3.842.930 3.731.000 Biaya iklan 5.077.680 4.574.487 4.158.625 4.377.000 4.250.000 Biaya penyusutan penjualan 6.869.803 6.189.012 5.626.375 5.922.500 5.750.000

TOTAL

170.457.151

79.877.008

72.615.463

76.436.830

74.211.000

(38)

Ad.4. Anggaran Rugi Laba

(39)
[image:39.842.105.756.112.413.2]

Tabel 2.5

PT. Supraco Indonesia Medan

Anggaran Laba Rugi

Per 31 Desember 2002-2006

(dalam satuan rupiah)

Keterangan

2002

2003

2004

2005

2006

Pendapatan Bersih 537.636.825 484.357.500 440.325.000 463.500.000 450.000.000

BIAYA OPERASI

Beban Operasi Langsung 382.558.469 344.647.270 313.315.700 329.806.000 320.200.000 Beban Operasi Tidak Langsung 88.663.479 79.877.009 72.615.463 76.437.330 74.211.000

TOTAL

471.221.948

424.524.279

385.931.163

406.243.330

394.411.000

Laba Rugi Operasi

66.414.877

59.833.221

54.393.837

57.256.670

55.589.000

(40)

Perencanaan biaya operasional pada PT. Supraco Indonesia Medan merupakan fungsi yang menempati urutan pertama sebagai landasan bagi fungsi manajemen lainnya. Perencanaan dianggap sebagai suatu kumpulan keputusan-keputusan dan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan keadaan dimasa depan. Oleh karena itu, perencananaan harus mempunyai kemampuan dalam melakukan pilihan-pilihan yang terbaik yang dapat dilaksanakan untuk menghindari kegagalan.

D. Pengawasan Biaya Operasioanal

Pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen yang khusus berupaya agar rencana yang sudah ditetapkan dapat dicapai sebagaimana mestinya.

Sukanto (2000 : 63) pengawasan pada hakikatnya merupakan usaha memberikan petunjuk pada para pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai dengan rencana. Pengawasan menjadikan siklus fungsi manajemen lengkap dan membawa organisasi ke perencanaan, yang terdiri dari penentuan standar-standar, pengawasan kegiatan atau pemeriksaan, pembandingan hasil dengan standar serta kegiatan mengkoreksi kegiatan atau standar.

Macam-macam pengawasan :

1. Pengawasan produksi, yaitu agar hasil produksi sesuai dengan permintaan/pemuasan langganan dalam jumlah, harga, waktu dan servis.

(41)

3. Pengawasan kualitas, yaitu menjamin agar kualitas hasil produksi bahan dan proses memenuhi ukuran-ukuran standar yang telah ditentukan.

4. Pengawasan ongkos, yaitu agar produksi/operasi dijalankan dengan ongkos minimum sesuai dengan standar.

Faktor-faktor yang menyebabkan pentingnya pengawasan :

1. Perubahan yang selalu terjadi baik diluar maupun didalam organisasi. 2. Kekomplekan organisasi memerlukan pengawasan formal karena

adanya desentralisasi kekuasaan.

3. Kesalahan-kesalahan atau penyimpangan yang dilakukan anggota organisasi memerlukan pengawasan dan pembenahan.

Persyaratan sistem pengawasan agara pengawasan itu sangat efektif maka :

1. Pengawasan haruslah memenuhi sifat serta kebutuhan kegiatan yang ada.

2. Pengawasan harus dapat memberikan laporan penyimpangan secepat mungkin.

3. Pengawasan harus luwes.

4. Pengawasan harus menyatakan pola organisasi.

5. Pengawasan harus ekonomis tidak memakan biaya besar. 6. Pengawasan haruslah mudah dimengerti maksud dan tujuannya.

(42)

Jadi pengawasan operasional terdiri dari :

1. Pengawasan usaha menarik karyawan 2. Pelaksanaan kebijaksanaan

3. Mengawasi pemberian kredit penjualan 4. Mengawasi pengiklanan

5. Menjadwal produksi 6. Mengawasi persediaan

7. Mengukur, menilai, memperbaiki efisiensi karyawan

Secara sederhana pengawasan adalah kegiatan yang dilaksanakan dengan mulus tanpa penyimpangan, agar tujuan organisasi tercapai dengan mulus tanpa penyimpangan-penyimpangan yang berarti.

Pengawasan biaya operasional adalah pengawasan yang dilakukan pimpinan melalui kegiatan operasi perusahaan, tetapi pengawasan operasional tidak akan efisien tanpa ada pengawasan akuntansi. Pengawasan akuntansi adalah pengawasan yang dilakukan dengan prosedur prosedur pencatatan akuntansi yang sesuai dengan SAK (Standard Akuntansi Keuangan). Pengawasan biaya operasi pada PT. Supraco Indonesia Medan diadakan melalui anggaran, sebagaimana kita ketahui anggaran selain alat perencanaan juga sebagai alat pengawasan.

Evaluasi terhadap anggaran dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan atau kesulitan-kesulitan dalam pelaksanaan. Apabila ada kelemahan maka diambil tindakan korektif untuk periode anggaran berikutnya.

(43)

mengoptimalkan pencapaian rencana kerja selalu diadakan penyesuaian-penyesuaian terhadap alokasi pada biaya anggaran. Pelaksanaan anggaran pada PT. Supraco Indonesia Medan didalam hubungannya dengan biaya operasionalnya adalah sebagai berikut :

Revisi Anggaran

Revisi anggaran dilakukan apabila terjadi perubahan-perubahan yang tidak terakomodasi sebelumnya sehingga membuat anggaran tidak dapat berfungsi sebagai pedoman kerja dan alat pengawasan manajemen dengan efektif. Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan pengawasan biaya adalah terlebih dahulu menyusun dasar dari pengawasan tersebut. Adapun dasar pengawasan yang dilakukan dengan menggunakan metode analisis variance (penyimpangan).

Untuk melakukan pengawasan terhadap anggaran biaya operasional, penulis membandingkan anggaran dengan realisasinya dari semua perkiraan-perkiraan yang terdapat didalam anggaran tersebut.

Pengawasan Anggaran Biaya Administrasi dan Umum

Anggaran administrasi yaitu anggaran yang berisi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk kegiatan-kegiatan yang menunjang usaha perushaan diluar kegiatan pabrik.

(44)

Bagian keuangan meliputi gaji dan dana kesejahteraan, biaya perjalanan, dan biaya penyusunan aktiva tetap serta bagian administrasi meliputi gaji dan dana kesejahteraan, biaya perjalanan, biaya komunikasi (telepon, telegram, telex), asuransi pegawai, penyusutan aktiva tetap, listrik dan air.

Pengawasan yang dilakukan oleh PT. Supraco Indonesia Medan terhadap biaya administrasi dan umum adalah :

a. Membuat anggaran biaya administrasi dan umum pada awal periode b. Mengalokasikan secara tepat

c. Memeriksa bukti-bukti atau kwitansi-kwitansi yang terjadi  Pengawasan Anggaran Biaya Overhead

a. Membuat anggaran biaya overhead

b. Menghitung penyusutan terhadap peralatan atau investasi yang dimiliki c. Serta memperkirakan biaya operasi tidak langsung dan menganalisanya

A. Pengawasan Pendapatan

Perkiraan pengawasan yang pertama adalah pendapatan yang merupakan sumber laba perusahaan. Untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi berikut ini disajikan dalam tabel 2.6

(45)
[image:45.595.113.511.173.400.2]

Tabel 2.6

Pengawasan Anggaran Pendapatan

Per 31 Desember 2002

(dalam satuan rupiah)

Keterangan Anggaran Realisasi Variance %

Hasil Penjualan

Tunai 529.870.959 528.078.837 1.792.122 0.33 Penerimaan

piutang terkumpul 18.399.126 - -

TOTAL 548.270.082 528.078.837 1.792.122 0.32

Sumber : Laporan Keuangan PT. Supraco Indonesia Medan.

B. Pengawasan Biaya Operasi Langsung

[image:45.595.111.512.431.730.2]

Pengawasan biaya operasi langsung dilakukan dengan membandingkan anggaran biaya langsung dengan biaya yang terjadi dilapangan. Dapat dilihat pada tabel 2.7 sebagai berikut :

Tabel 2.7

Pengawasan Biaya Operasi Langsung

Per 31 Desember 2002

(dalam satuan rupiah)

Keterangan Anggaran Realisasi Variance %

Biaya tenaga

kerja 159.498.924 155.317.305 4.181.619 2.6 Biaya bahan 158.623.162 155.317.305 3.305.857 2.0 Biaya

Administrasi 64.456.681 63.321.670 1.135.011 1.7

(46)

C. Pengawasan Biaya Operasi Tidak Langsung

[image:46.595.114.500.263.589.2]

Pengawasan biaya operasi tidak langsung dilakukan untuk mendukung pengawasa biaya operasi langsung. Karena biaya tidak langsung membantu dalam operasi kerja biaya langsung. Data dapat dilihat pada tabel 2.8 sebagai berikut:

Tabel 2.8

Pengawasan Biaya Operasi Tidak Langsung

Per 31 Desember 2002

(dalam satuan rupiah)

Keterangan Anggaran Realisasi Variance %

Biaya Iklan 5.077.680 4.778.994 298.686 5.8 Biaya penyusutan 53.166.308 52.568.934 597.374 1.12 Biaya penyusutan

penjualan

6.869.803 5.973.742 896.061 13

Biaya telepon, air, listrik

19.092.081 17.921.227 1.170854 6

Penjulan rupa-rupa 4.457.605 3.584.245 873.360 19

TOTAL 88.663.477 84.827.142 3.836.335 4.3

D. Pengawasan Anggaran Rugi Laba

(47)
[image:47.595.114.511.148.429.2]

Tabel 2.9

Pengawasan Anggaran Rugi Laba

Per 31 Desember 2002

(dalam satuan rupiah)

Keterangan Anggaran Realisasi Variance %

Pendapatan bersih 537.636.825 528.078.837 9.557.988 1.7

Biaya Operasi

-Biaya Operasi Langsung

382.558.469 373.956.280 8.602.189 2.2

-Biaya Operasi Tidak Langsung

88.663.479 84.827.142 3.363.337 3.7

Laba Operasi 66.414.877 69.295.415 21.523.514 3.2

(48)

Tabel 2.10

Pengawasan Anggaran Pendapatan

Per 31 Desember 2003

(dalam satuan rupiah)

Keterangan Anggaran Realisasi Variance %

Hasil Penjualan Tunai

477.361.225 475.746.700 1.614.525 0.33

Penerimaan piutang terkumpul

16.575.790 - -

TOTAL 493.937.015 475.746.700 1.614.525 0.32

[image:48.595.111.514.164.722.2]

Sumber : Laporan Keuangan PT. Supraco Indonesia Medan.

Tabel 2.11

Pengawasan Biaya Operasi Langsung

Per 31 Desember 2003

(dalam satuan rupiah)

Keterangan Anggaran Realisasi Variance %

Biaya tenaga kerja

143.692.725 139.925.500 3.767.225 2.6

Biaya bahan 142.903.750 139.925.500 2.978.250 2.0 Biaya

Administrasi

58.069.082 57.046.550 1.022.532 1.7

(49)

Tabel 2.12

Pengawasan Biaya Operasi Tidak Langsung

Per 31 Desember 2003

(dalam satuan rupiah)

Keterangan Anggaran Realisasi Variance %

Biaya Iklan 4.574.487 4.305.400 269.087 5.8 Biaya penyusutan 47.897.575 47.359.400 538.175 1.1 Biaya penyusutan

penjualan 6.189.012 5.381.750 807.262 13 Biaya telepon, air,

listrik 17.200.073 16.145.250 1.054.823 6.1 Penjulan rupa-rupa 4.015.861 3.329.050 786.811 19

[image:49.595.115.512.188.690.2]

TOTAL 79.877.008 76.420.850 3.456.158 4.3

Tabel 2.13

Pengawasan Anggaran Rugi Laba

Per 31 Desember 2003

(dalam satuan rupiah)

Keterangan Anggaran Realisasi Variance %

Pendapatan bersih 484.357.500 475.746.700 8.610.800 1.7

Biaya Operasi

-Biaya Operasi

Langsung 344.647.270 336.897.550 7.749.720 2.2 -Biaya Operasi Tidak

Langsung 79.877.009 76.420.850 3.456.159 4.3

(50)

Variance pada anggaran pendapatan, biaya operasi langsung, biaya operasi tidak langsung dan anggaran rugi laba tahun 2003 bersifat positif atau menguntungkan.

Tabel 2.14

Pengawasan Anggaran Pendapatan

Per 31 Desember 2004

(dalam satuan rupiah)

Keterangan Anggaran Realisasi Variance %

Hasil Penjualan

Tunai 433.964.750 432.497.000 1.467.750 0.33 Penerimaan piutang

terkumpul 15.068.900 - -

TOTAL 449.033.650 432.497.000 1.467.750 0.32

[image:50.595.112.513.257.763.2]

Sumber : Laporan Keuangan PT. Supraco Indonesia Medan

Tabel 2.15

Pengawasan Biaya Operasi Langsung

Per 31 Desember 2004

(dalam satuan rupiah)

Keterangan Anggaran Realisasi Variance %

Biaya tenaga

kerja 130.629.750 127.205.000 3.424.750 2.6 Biaya bahan 129.895.875 127.205.000 2.707.500 2.0 Biaya

Administrasi 52.790.075 51.860.500 929.575 1.7

(51)

Tabel 2.16

Pengawasan Biaya Operasi Tidak Langsung

Per 31 Desember 2004

(dalam satuan rupiah)

Keterangan Anggaran Realisasi Variance %

Biaya Iklan 4.158.625 3.914.000 244.625 5.8 Biaya penyusutan 43.543.250 43.054.000 489.250 1.1 Biaya penyusutan

penjualan 5.626.375 4.892.000 734.375 13 Biaya telepon, air,

listrik 15.636.430 14.677.500 958.930 6.1 Penjulan rupa-rupa 3.650.783 2.935.500 715.283 19

[image:51.595.115.512.188.691.2]

TOTAL 72.615.463 69.473.000 3.142.463 4.3

Tabel 2.17

Pengawasan Anggaran Rugi Laba

Per 31 Desember 2004

(dalam satuan rupiah)

Keterangan Anggaran Realisasi Variance %

Pendapatan bersih 440.325.000 432.497.000 7.828.000 1.7

Biaya Operasi

-Biaya Operasi

Langsung 313.315.700 306.270.500 7.344.963 2.3 -Biaya Operasi Tidak

Langsung 72.615.463 69.473.000 3.142.463 4.5

(52)

Variance pada anggaran pendapatan, biaya operasi langsung, biaya operasi tidak langsung dan anggaran rugi laba tahun 2004 bersifat positif atau menguntungkan.

Tabel 2.18

Pengawasan Anggaran Pendapatan

Per 31 Desember 2005

(dalam satuan rupiah)

Keterangan Anggaran Realisasi Variance %

Hasil Penjualan

Tunai 456.805.000 455.260.000 1.545.000 0.33 Penerimaan piutang

terkumpul 15.862.000 - -

TOTAL 472.667.000 455.260.000 1.545.000 0.32

[image:52.595.112.514.244.774.2]

Sumber : Laporan Keuangan PT. Supraco Indonesia Medan.

Tabel 2.19

Pengawasan Biaya Operasi Langsung

Per 31 Desember 2005

(dalam satuan rupiah)

Keterangan Anggaran Realisasi Variance %

Biaya tenaga

kerja 137.505.000 133.900.000 3.605.000 2.6 Biaya bahan 136.750.000 133.900.000 2.850.000 2.0 Biaya

Administrasi 55.568.500 54.590.000 978.500 1.7

(53)

Tabel 2.20

Pengawasan Biaya Operasi Tidak Langsung

Per 31 Desember 2005

(dalam satuan rupiah)

Keterangan Anggaran Realisasi Variance %

Biaya Iklan 4.377.500 4.120.000 257.500 5.8 Biaya penyusutan 45.835.000 45.320.000 515.000 1.1 Biaya penyusutan

penjualan 5.922.500 5.150.000 772.500 13 Biaya telepon, air,

listrik 16.459.400 15.450.000 1.009.400 6.1 Penjulan rupa-rupa 3.842.930 3.090.000 752.930 19

[image:53.595.112.513.192.734.2]

TOTAL 76.437.330 73.130.000 3.307.330 4.3

Tabel 2.21

Pengawasan Anggaran Rugi Laba

Per 31 Desember 2005

(dalam satuan rupiah)

Keterangan Anggaran Realisasi Variance %

Pendapatan bersih 463.500.000 455.260.000 8.240.000 1.7

Biaya Operasi

-Biaya Operasi Langsung

329.806.000 322.390.000 7.416.000 22

-Biaya Operasi Tidak Langsung

76.437.330 73.130.000 3.307.330 4.3

(54)

Variance pada anggaran pendapatan, biaya operasi langsung, biaya operasi tidak langsung, dan anggaran laba rugi tahun 2005 sama dengan tahun sebelumnya yaitu bersifat positif atau menguntungkan.

Tabel 2.22

Pengawasan Anggaran Pendapatan

Per 31 Desember 2006

(dalam satuan rupiah)

Keterangan Anggaran Realisasi Variance %

Hasil Penjualan

Tunai 443.500.000 442.000.000 1.500.000 0.33 Penerimaan piutang

terkumpul 15.400.000 - -

TOTAL 458.900.000 442.000.000 1.500.000 0.32

[image:54.595.110.514.247.737.2]

Sumber : Laporan Keuangan PT. Supraco Indonesia

Tabel 2.23

Pengawasan Biaya Operasi Langsung

Per 31 Desember 2006

(dalam satuan rupiah)

Keterangan Anggaran Realisasi Variance %

Biaya tenaga

kerja 133.500.000 130.000.000 3.500.000 2.6 Biaya bahan 132.750.000 130.000.000 2.750.000 2.0 Biaya

Administrasi 53.950.000 53.000.000 950.000 1.7

(55)

Tabel 2.24

Pengawasan Biaya Operasi Tidak Langsung

Per 31 Desember 2006

(dalam satuan rupiah)

Keterangan Anggaran Realisasi Variance %

Biaya Iklan 4.250.000 4.000.000 250.000 5.8 Biaya penyusutan 44.500.000 44.000.000 500.000 1.1 Biaya penyusutan

penjualan 5.750.000 5.000.000 750.000 13 Biaya telepon, air,

listrik 15.980.000 15.000.000 980.000 6

Penjulan rupa-rupa 3.731.000 3.000.000 731.000 19

[image:55.595.114.514.182.757.2]

TOTAL 74.211.000 71.000.000 3.211.000 4.3

Tabel 2.25

Pengawasan Anggaran Rugi Laba

Per 31 Desember 2006

(dalam satuan rupiah)

Keterangan Anggaran Realisasi Variance %

Pendapatan bersih 450.000.000 442.000.000 8.000.000 1.7

Biaya Operasi

-Biaya Operasi Langsung

320.200.000 313.000.000 7.200.000 2.2

-Biaya Operasi Tidak Langsung

74.211.000 71.000.000 3.211.000 4.3

(56)

Variance pada anggaran pendapatan, biaya operasi langsung, biaya operasi tidak langsung, dan anggaran laba rugi yang terjadi pada tahun 2002 sampai dengan 2006 bersifat positif atau menguntungkan.

(57)

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis mencoba menganalisis dan mengevaluasi anggaran yang dibuat oleh PT. Supraco Indonesia Medan dengan cara membandingkan anggaran yang dibuat oleh perusahaan dengan pengawasan yang dilakukan dan teori-teori yang ada.

Perencanaan anggaran pada PT. Supraco Indonesia Medan disusun sesuai kebutuhan pertahun. Anggaran yang tidak atau belum direalisasikan sampai tahun anggaran berjalan dianggap hangus, bila rencana kerja tetap dilaksanakan harus dianggarkan tahun berikutnya.

PT. Supraco Indonesia Medan menerapkan penyusunan anggaran dengan memberikan otoritas penuh pada bagian yang terlibat dalam penyusunan anggaran biaya operasional ini, dengan cara mempelajari data dan informasi pada tahun sebelumnya dan melakukan perkiraan atau estimasi akan berjalan perusahaan dimasa depan yang tentu saja harus memperhatikan faktor internal dan eksternal perusahaan. Penyusunan anggaran dengan sistem ini dilakukan dengan dasar pertimbangan bahwa bagian tersebutlah yang lebih mengetahui program apa yang akan dilaksanakan dan berapa besar dana yang dibutuhkan.

(58)

kegiatan-kegiatan manajerial dengan melakukan perbandingan pelaksanaan nyata dan pelaksanaan yang direncanakan..

PT. Supraco Indonesia Medan sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tenaga kerja memakai beberapa anggaran (anggaran Induk) yaitu :

1. Anggaran pendapatan

2. Anggaran biaya Operasi langsung 3. Anggaran biaya operasi tidak langsung 4. Anggaran Laba/Rugi

(59)
[image:59.842.104.762.80.378.2]

Tabel. 3

PT. Supraco Indonesia

Laporan Variance

Per 31 des 2002 – 2006

KETERANGAN

Rp (Rupiah) Persentase (%)

2002 2003 2004 2005 2006 2002 2003 2004 2005 2006

Anggaran Pendapatan 1.792.122 1.614.525 1.467.750 1.545.000 1.500.000 100 90 81 86 83 Biaya Operasi Langsung

8.622.487 7.768.007 7.061.825 7.433.500 7.200.000 100 90 81 86 83 Biaya Operasi Tidak

Langsung 3.836.335 3.456.158 3.142.463 3.307.330 3.211.000 100 90 81 86 83 Anggaran Laba Rugi 21.523.514 19.816.675 18.315.426 18.963.330 18.451.000 100 92 85 88 85

(60)

Perbandingan variance anggaran pendapatan, biaya operasi langsung, biaya operasi tidak langsung dan anggaran rugi laba berdasarkan pada tahun 2002 karena dijadikan tahun awal perbandingan.

1. Perbandingan variance anggaran pendapatan pada tahun 2003 mengalami penurunan sebesar 10% disebabkan hasil penjualan tunai dan penerimaan piutang terkumpul mengalami penurunan.

Biaya operasi langsung mengalami penurunan sebesar 10% disebabkan biaya tenaga kerja, biaya bahan, dan biaya administrasi mengalami penurunan.

Biaya operasi tidak langsung mengalami penurunan sebesar 10% disebabkan biaya iklan, biaya penyusutan, biaya penyusutan penjualan, biaya telepon, air dan listrik dan penjualan rupa-rupa mengalami penurunan.

Anggaran laba rugi mengalami penurunan sebesar 8% disebabkan pendapatan bersih, biaya operasi langsung, dan biaya operasi tidak langsung mengalami penurunan.

2. Perbandingan variance anggaran pendapatan pada tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 19% disebabkan hasil penjualan tunai dan penerimaan piutang terkumpul mengalami penurunan.

(61)

Biaya operasi tidak langsung mengalami penurunan sebesar 19% disebabkan biaya iklan, biaya penyusutan, biaya penyusutan penjualan, biaya telepon, air dan listrik dan penjualan rupa-rupa mengalami penurunan.

Anggaran laba rugi mengalami penurunan sebesar 15% disebabkan pendapatan bersih, biaya operasi langsung, dan biaya operasi tidak langsung mengalami penurunan.

3. Perbandingan variance anggaran pendapatan pada tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 14% disebabkan hasil penjualan tunai dan penerimaan piutang terkumpul mengalami penurunan.

Biaya operasi langsung mengalami penurunan sebesar 14% disebabkan biaya tenaga kerja, biaya bahan, dan biaya administrasi mengalami penurunan.

Biaya operasi tidak langsung mengalami penurunan sebesar 14% disebabkan biaya iklan, biaya penyusutan, biaya penyusutan penjualan, biaya telepon, air dan listrik dan penjualan rupa-rupa mengalami penurunan.

Anggaran laba rugi mengalami penurunan sebesar 12% disebabkan pendapatan bersih, biaya operasi langsung, dan biaya operasi tidak langsung mengalami penurunan.

(62)

Biaya operasi langsung mengalami penurunan sebesar 17% disebabkan biaya tenaga kerja, biaya bahan, dan biaya administrasi mengalami penurunan.

Biaya operasi tidak langsung mengalami penurunan sebesar 17% disebabkan biaya iklan, biaya penyusutan, biaya penyusutan penjualan, biaya telepon, air dan listrik dan penjualan rupa-rupa mengalami penurunan.

Anggaran laba rugi mengalami penurunan sebesar 15% disebabkan pendapatan bersih, biaya operasi langsung, dan biaya operasi tidak langsung mengalami penurunan.

PT. Supraco Indonesia Medan telah melakukan pengawasan dengan tepat sehingga tidak mengalami kerugian. Hal ini dapat kita lihat dengan diadakannya laporan perbandingan realisasi dengan anggaran operasional yang telah direncanakan. Dimana setiap penyimpangan-penyimpangan dapat diketahui dan diidentifikasikan serta dianalisis kembali untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan penyimpangan tersebut. Penyimpangan yang didapat melalui evaluasi dijadikan bahan acuan untuk periode yang akan datang.

(63)
(64)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. PT. Supraco Indonesia Medan adalah sebuah perusahaan yang bergerak

dalam bidang jasa tenaga kerja dimana sistem penyusunan anggaran biaya operasionalnya berdasarkan pada anggaran operasional pada tahun sebelumnya realisasi tahun berjalan dan melihat ramalan kondisi ekonomi secara umum.

2. Perencanaan yang dibuat PT. Supraco Indonesia Medan cukup baik karena melibatkan semua bagian (departemen) yang ada dalam perusahaan sehingga semua pihak dapat bertanggung jawab dalam menyusun anggaran.

(65)

B. Saran

1. Dalam upaya mewujudkan tujuan perusahaan yang sebenarnya, maka kiranya perlu diambil beberapa kebijaksanaan agar perusahaan lebih memperhitungan estimasi-estimasi kejadian pada masa yang akan datang sehingga realisasi dengan yang dianggarkan tidak jauh berbeda.

2. Pimpinan perusahaan perlu meningkatkan pengendalian untuk mencegah terjadi pemborosan dana, Disarankan perusahaan melakukan inpeksi mendadak demi menghindari penyelewengan dana dari anggaran yang ditetapkan.

(66)

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputra Gunawan, Asri Marwan ,2003, Anggaran Perusahaan, Cetakan Pertama, Penerbit BPEE – Yogyakarta

Lien Chen, Blocher, 2001,Manajemen Biaya, Edisi I , Salemba Empat, Jakarta Nafarin M, 2004, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Penerbit Salemba

Empat, Jakarta

Supriyono, 2000, Akuntansi Manajemen I, Cetakan Keenam, penerbit BPFE Yogyakarta.

Nazir . Moh Ph.D ,2000, Metode Penelitian, Edisi Pertama, Penerbit Ghalia Pertama, Bogor

Reksohadiprojo, Sukanto ,2000, Dasar-Dasar Manajemen, Cetakan kelima, Penerbit BPFE, Yogyakarta

Usman, Husaini, 2006, Manajemen, Cetakan I, Penerbit Sinar Grafika Offset, Jakarta

Garrison, H, Ray, 2000, Akuntansi Manajerial, Salemba Empat, Jakarta Reksohadiprojo, Sukanto, 2000, Dasar-Dasar Manajemen, Cetakan kelima,

Penerbit BPFE, Yogyakarta

Gambar

Tabel 3
Tabel 2.1 PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN
Tabel 2.2 PT. Supraco Indonesia Medan
Tabel 2.3 PT. Supraco Indonesia Medan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan metode cross-sectional untuk menilai hubungan antara suku dengan gaya hidup sehat dan infeksi STH

Telah dilakukan Uji Validitas Isi (Content Validity) terhadap kuesioner untuk penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan tentang Penyakit Hepatitis B dengan

Data hasil penelitian dapat dijadikan acuan untuk merencanakan sistem pengolahan yang sesuai dengan kondisi limbah cair dan tipe rumah sakit sehingga kualitas limbah cair yang

Objek dari penelitian ini adalah mengenai Transaksi Berjalan Indonesia yang dipengaruhi oleh pergerakan fluktuasi Suku Bunga Bank Indonesia ( BI Rate ) dan tambahan variabel lainnya

Instrumen- instrumen yang digunakan antara lain adalah : proximity switch, photoelectric sensor, level detektor, load cell, automtic valve, dan limit switch serta meggunakan

Melalui kuesioner yang disebar inilah peneliti memperoleh data-data yang mendukung penelitian ini karena kuesioner berisikan pertanyaan Pengaruh Situs Blog

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 47 orang (42%) mahasiswa Akademi Kebidanan Sari Mutiara Medan menderita gizi lebih, jenis makanan yang paling sering dikonsumsi

“Pengalaman Kepala Ruangan dalam Mengelola Konflik di Ruang Perawatan Intensif Rumah Sakit Umum pemerintah di Kota Medan; Studi