• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN PARTISIPASI SUAMI SELAMA MASA KEHAMILAN DESA TAWANG - SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN PARTISIPASI SUAMI SELAMA MASA KEHAMILAN DESA TAWANG - SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN PARTISIPASI SUAMI SELAMA MASA KEHAMILAN

DESA TAWANG - SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

Tri Wahyuni Novitasari 1),Ninik Christiani 2), Chichik Nirmasari 3) Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo

Email: UP2M@AKBIDNgudiWaluyo

ABSTRAK

Novitasari, Tri Wahyuni. 2014. Hubungan Pengetahuan tentang Antenatal Care (ANC) dengan

Partisipasi Suami Selama Masa Kehamilan di Desa Tawang Kec. Susukan Kab. Semarang.

Karya Tulis Ilmiah. D III Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran. Pembimbing I : Ninik Christiani, S.SiT., Pembimbing II : Chichik Nirmasari, S.SiT., M.Kes.

Partisipasi suami merupakan keikutsertaan suami dalam perawatan kehamilan. Dimana partisipasi suami saat kehamilan penting dan dapat membantu ketenangan jiwa istri. Namun pada umumnya keterlibatan suami selama masa kehamilan masih rendah. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah tingkat pengetahuan suami tentang Antenatal Care (ANC). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan suami tentang Antenatal Care (ANC) dengan partisipasi suami selama masa kehamilan di Desa Tawang Kec. Susukan Kab. Semarang.

Desain penelitian ini menggunakan desain korelasi dengan cross sectional. Subjek penelitian ini adalah suami ibu hamil yang tinggal di Desa Tawang Kec. Susukan Kab.Semarang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Total Sampling yaitu sejumlah 35 suami ibu hamil. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisis statistik menggunakan analisi distribusi frekuensi dan uji Kendall Tau.

Hasil penelitian pengetahuan tentang Antenatal Care (ANC) di Desa Tawang Kec. Susukan Kab. Semarang sebagian besar dalam kategori kurang yaitu sejumlah 54,3%, sedangkan partisipasi suami selama masa kehamilan sejumlah 57,1% berpartisipasi cukup. Hasil analisis Kendall Tau menunjukkan nilai signifikan p-value 0,002(p<0,05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang Antenatal Care (ANC) dengan partisipasi suami selama maasa kehamilan di Desa Tawang Kec. Susukan Kab. Semarang.

Oleh karena itu diharapkan untuk suami ibu hamil untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang Antenatal Care (ANC) serta meningkatkan partisipasi aktif dalam asuhan kehamilan selama masa kehamilan.

(2)

ABSTRACT

Novitasari, Tri Wahyuni. 2014. The Relationship of Knowledge of Antenatal Care (ANC) and

The Participation of Husband During Pregnancy in The Village of Tawang Susukan District Semarang Regency. Scientific Writing. D III Academy of Midwifery Ngudi Waluyo Ungaran.

Supervisor I : Ninik Christiani, S.SiT., Supervisor II : Chichik Nirmasari, S.SiT, Kes.

Participation of husband is a husband's participation in prenatal care. In which it is important during pregnancy husband because it can wife comfortable. However the husband's partisipation during pregnancy is low. It is influenced by several factors, one of them is the husband's level of knowledge about Antenatal Care (ANC). This study aims to identify the relationship between husbands knowledge about Antenatal Care (ANC) wand the participation of the husband during pregnancy in the village of Tawang Susukan District Semarang Regency.

The design of this study was correlational design with cross sectional approach. The subjects were husbands of pregnant women who lived in the village of Tawang Susukan District. Semarang Regency. Sampling was taken with a total sampling technique that was husband’s used 35 pregnant women. Data collection used was questionnaire and statistical analysis used frequency distribution analysis and Kendall Tau test.

The results of the research to knowledge of Antenatal Care (ANC) in the village of Tawang Susukan District Semarang Regency mostly in the category of less that was 54.3%, while the husband's participation during pregnancy a 57.1% had enough participation. Results of Kendall Tau analysis showed a significant value p-value of 0.002 (p <0.05). This value indicates that there is a significant relationship between knowledge of Antenatal Care (ANC) and the participation of the husband during pregnancy Maasa in the village of Tawang Susukan District Semarang Regency.

It is therefore expected to husbands of pregnant women to further enhance knowledge of Antenatal Care (ANC) and activety participation in improving pregnancy care during pregnancy. Keywords : Knowledge, Antenatal Care (ANC), the husband's participation during pregnancy.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Menurut definisi World Health Organization (WHO), Kematian ibu adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apa pun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan.

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tetap tinggi dibandingkan dengan negara kawasan ASEAN lainnya walaupun sudah terjadi penurunan dari 228 per 100.000 kelahiran hidup menjadii 102 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Hal ini berarti dengan AKI 228/100.000 kelahiran hidup dengan jumlah penduduk pada tahun 2007 adalah 225.642.000 ada 9.774 ibu meninggal pertahun atau 1 ibu meninggal tiap jam oleh sebab yang berkaitan dengan

kehamilan, persalinan dan nifas. Angka Kematian Bayi merupakan beberapa indikator status kesehatan masyarakat (Depkes 2011).

Negara-negara di dunia memberikan perhatian cukup besar terhadap AKI sehingga menempatkan diantara delapan tujuan yang tertuang Millenium Development Goals (MDGs) yang harus dicapai sebelum 2015, AKI di Indonesia harus mencapai 125 per 100.000 kelahiran hidup. Komitmen yang ditanda tangani 189 negara pada September 2000, pada prinsipnya bertujuan meningkatkan taraf hidup kesejahteraan manusia (Yustina, 2007).

Penyebab kematian ibu secara langsung adalah perdarahan pasca persalinan, infeksi dan eklamsi. Penyebab tidak langsung yaitu status gizi, 4 (empat) terlalu : (terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, dan terlalu sering), latar belakang pendidikan perempuan, pemberdayaan perempuan yang kurang baik, masalah ketidaksetaraan gender, nilai budaya, perekonomian serta rendahnya

(3)

perhatian laki-laki terhadap ibu hamil dan melahirkan. Hal ini melatar belakangi kematian ibu yang mengalami komplikasi obstetric dalam tiga terlambat, terlamat mencapai tenaga kesehatan, terlambat mengambil keputusan dan terlambat mendapat penanganan yang memadai di tempat pelayanan kesehatan (Prawirohardjo, 2009).

Upaya pemerintah dalam rangka menurunkan AKI di Indonesia pada tahun 2000 dengan merancangkan Making Pregnancy Safer (MPS) yang merupakan strategi sector kesehatan secara terfokus pada pendekatan dan perencanaan yang sistematis dan terpadu. Salah satu dari stategi MPS adalah memberdayakan dan melibatkan peran serta perempuan, suami dan masyarakan oleh pemerintah yaitu dengan Program Desa Siaga (Desa Siap Antar Jaga) yang dilakukan sejak tahun 2006 termasuk didalamnya Program Suami Siaga (Prawirohardjo, 2009). Upaya penurunan kematian ibu dan bayi juga dapat dilakukan dengan meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendekatkan jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakan melalui program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K).

Ketidaktahuan suami dalam mengenal komplikasi, keterlambatan mengenal bahaya dirumah, keterlambatan fasilitas pelayanan cukup berakibat fatal. Pada umumnya suami tidak mengetahui adanya tanda bahaya di rumah, walaupun suami atau anggota keluarga mengetahui adanya keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil. Selama ANC suaminya tidak mengetahui jadwal ANC, sehingga suami terkadang mengantar istrinya periksa hamil jika kebetulan ia berada dirumah. Disamping itu suami tidak pernah bertanya atau mencari informasi kepada bidan, teman atau orang tua perihal kehamilan istrinya. Suami juga tidak mengetahui tanda bahaya yang terjadi di rumah dan kondisi ibu hamil serta resiko yang dapat muncul secara tiba-tiba, sebagai akibat dari faktor usia, jarak kehamilan, jumlah anak dan beban kerja (BKKBN, 2008).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Semarang tahun 2012 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu

146,2 per 100.000 kh menjadi 78,01 per 100.000 kh pada tahun 2012 (Dinkes Semarang, 2012).

Berdasarkan hasil pengamatan di Desa Tawang – Susukan Kab. Semarang dimana terdiri dari 11 dusun dengan populasi ibu hamil ada sebanyak 33 orang (register bulan Oktober). Dari hasil studi pendahuluan pada 10 ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke bidan desa, 4 orang (40%) ibu hamil yang memeriksakan kehamilan tidak diantar suami dan 6 orang (60%) ibu hamil diantar oleh suami saat memeriksakan kehamilan, tetapi hanya 2 orang (33,3%) suami yang ikut masuk kedalam ruang pemeriksaan dan mau menyampaikan keluhan ibu sedangkan 4 orang (66,6%) suami ibu hamil hanya mengantar tetapi menunggu diluar ruang pemeriksaan. Setelah dilakukan wawancara terhadap suami ibu hamil dengan beberapa pertanyaan tentang Antenatal Care (ANC) pada responden didapatkan 6 orang (60%) suami ibu hamil tidak mengetahui hari perkiraan lahir, 5 orang (50%) suami belum menyediakan calon pendonor darah kemudian 8 orang (80%) suami ibu hamil telah menyiapkan biaya melahirkan, tempat bersalin serta penolong persalinan sedangkan kendaraan yang digunakan untuk mengantisipasi komplikasi dengan menggunakan ambulan desa. Pada bulan September ditemukan kasus resiko ibu hamil pre eklamsi 1 orang, anemia 3 orang, dan KPD 1 orang. Partisipasi suami sangat dibutuhkan pada ibu hamil normal maupun beresiko. Suami bisa memberikan motivasi dan perhatian kepada istri, lebih bertanggungjawab dengan permasalahan yang ada di keluarga, baik masalah kesehatan, ekonomi, social, dan bisa mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam menghadapi suatu permasalahan sehingga tidak terjadi keterlambatan suatu penanganan kusus hanya karena terlambat dirujuk.

Berdasarkan alasan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan pengetahuan tentang Antenatal Care dengan partisipasi suami selama masa kehamilan di Desa Tawang – Susukan Kabupaten Semarang”.

(4)

Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pengetahuan tentang Antenatal Care dengan partisipasi suami selama masa kehamilan di Desa Tawang – Susukan Kabupaten Semarang. 2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran pengetahuan tentang Antenatal Care di Desa Tawang – Susukan Kabupaten Semarang. b. Mengetahui gambaran partisipasi

suami selama masa kehamilan di Desa Tawang – Susukan Kabupaten Semarang. c. Mengetahui hubungan pengetahuan

tentang Antenatal Care dengan partisipasi suami selama masa kehamilan di Desa Tawang – Susukan Kabupaten Semarang.

Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti

Meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan khususnya mengenai pengetahuan tentang Antenatal Care (ANC) dan partisipasi suami selama masa kehamilan, sehingga peneliti mampu memahami pentingnya partisipasi suami. 2. Bagi institusi pendidikan

Memberikan masukan untuk menambah wawasan kepada mahasiswa tentang pentingnya pemberian health education kepada masyarakat khususnya ibu hamil. 3. Bagi bidan

Memberikan masukan kepada bidan untuk meningkatkan pelayanan Antenatal Care (ANC) pada ibu hamil dengan meningkatkan partisipasi suami dalam pemeriksaan Antenatal Care (ANC) supaya tidak terjadi komplikasi dalam kehamilan.

METODE PENELITIAN

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas : pengetahuan tentang antenatal care, variabel terikat : partisipasi suami selama masa kehamilan. Dalam penelitian ini hipotesis yang akan muncul adalah : Ada ataukah tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang Antenatal Care (ANC) dengan partisipasi suami selama masa kehamilan. Penelitian ini dilaksanakan di

Desa Tawang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang pada tanggal 30 Juni 2014 – 3 Juli 2014. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain korelasi atau penelitian korerasional. Populasi penelitian ini adalah semua ibu hamil yang tercatat pada bulan Juli di Desa Tawang Kec. Susukan Kab. Semarang. Besar populasi suami ibu hamil yang terdapat di Desa Tawang yaitu sebanyak 37 orang. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau sampel. Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner untuk mengukur variable pengetahuan tentang antenatal care dengan partisipasi selama masa kehamilan di Desa Tawang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Sebelumnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner yang akan dipakai dalam penelitian ini. Uji validitas dilakukan di Desa Timpik Kec. Susukan Kab. Semarang dengan jumlah responden 20 suami ibu hamil. Dari uji reliabilitas didapatkan hasil sebesar 0,912 untuk variabel pengetahuan suami tentang Antenatal Care dan 0,932 untuk variable partisipasi suami selama masa kehamilan, sehingga dikatakan reliable jika nilai reliabilitas instrument > 0,6.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Karakteristik Responden

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Suami Ibu Hamil di Desa Tawang Kec. Susukan Kab. Semarang 2014

Umur Frekuensi Persentase

< 20 Tahun 20 - 35 Tahun > 35 Tahun 0 26 9 0,0 74,3 25,7 Jumlah 35 100,0

Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa dari 35 responden suami ibu hamil di Desa Tawang Kec. Susukan Kab. Semarang, sebagian besar berumur 25-35 tahun, yaitu sejumlah 26 orang (74,3%).

(5)

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Suami Ibu Hamil di Desa Tawang Kec. Susukan Kab. Semarang 2014

Pendidikan Frekuensi Persentase

SD SMP SMA Perguruan Tinggi 10 12 10 3 28,6 34,2 28,6 8,6 Jumlah 35 100,0

Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa dari 35 responden suami ibu hamil di Desa Tawang Kec. Susukan Kab. Semarang, lebih banyak yang berpendidikan SMP, yaitu sejumlah 12 orang (34,2%).

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Suami Ibu Hamil di Desa Tawang Kec. Susukan Kab. Semarang, 2014

Pekerjaan Frekuensi Persentase

PNS Karyawan Swasta Petani Pedagang Buruh 3 15 10 1 6 8,6 42,9 28,6 2,9 17,1 Jumlah 35 100,0

Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa dari 35 responden suami ibu hamil di Desa Tawang Kec. Susukan Kab. Semarang, lebih banyak yang bekerja sebagai karyawan swasta, yaitu sejumlah 15 orang (42,9%). Analisis Univariat

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Suami tentang Antenatal Care pada Ibu Hamil di Desa Tawang Kec. Susukan Kab. Semarang, 2014

Pengetahuan Frekuensi Persentase

Kurang Cukup Baik 19 7 9 54,3 20,0 25,7 Jumlah 35 100,0

Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui bahwa pengetahuan suami tentang antenatal care pada ibu hamil di Desa Tawang Kec. Susukan Kab. Semarang, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 19 orang (54,3%).

Tabel 5 Distribusi Pengetahuan Tentang Antenatal Care (ANC) berdasarkan pertanyaan

No Pertanyaan Frekuensi

Benar % Salah %

1. Antenatal Care (ANC) adalah suatu program yang terencana untuk memperoleh

suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan

23 65,7 12 34,3

2. Pemeriksaan kehamilan dilakukan sedini mungkin semenjak ibu merasa dirinya hamil

21 60,0 14 40,0

3. Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan

kesehatan mental dan fisik ibu hamil.

17 48,6 18 51,4

4. Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk memantau kemajuan kehamilan dan memastikan kesehatan ibu serta tumbuh kembang bayi

21 60,0 14 40,0

5. Wanita yang melahirkan tanpa kesulitan sudah dipastikan melahirkan bayi yang sehat fisik dan mentalnya

14 40,0 21 60,0

6. Pemeriksaan kehamilan sesuai standar adalah minimal 4x selama hamil 20 57,1 15 42,9

7. Ibu hamil sebaiknya mendapatkan imunisasi TT 2x selama hamil 22 62,9 13 37,1

8. Penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah harus dilakukan rutin untuk melakukan deteksi preeklamsi

20 57,1 15 42,9

9. Hipertensi, bengkak dan perdarahan merupakan tanda kehamilan normal 12 34,3 23 65,7

10. Ibu hamil sebaiknya menggunakan BH / kutang yang menopang 21 60,0 14 40,0

11. Resiko anemia dapat dihindari dengan mengkonsumsi tablet Fe satu tablet setiap hari 21 60,0 14 40,0

12. Hubungan seksual tidak dapat dilakukan bila ibu sedang hamil 15 42,9 20 57,1

13. Hanya makanan yang mahal yang bergizi tinggi 13 37.1 22 62,9

14. Ibu hamil mempunyai hak-hak yang sama dengan hak pasien lain 18 51,4 17 48,6

15. Wanita berhak mendapatkan pelayanan kesehatan komprehensif yang diberikan secara bermartabat dan dengan rasa hormat

18 51,4 17 48,6

16. Bapak yang berhak menentukan dimana ibu akan melakukan pemeriksaan kehamilan

17 48,6 18 51,4

17. Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya 21 60,0 14 40,0 18. Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan atau bila

janin tidak bergerak lebih dari 12 jam

(6)

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat 60,0% responden tidak mengetahui bahwa tujuan dari Antenatal Care adalah agar ibu dapat melahirkan tanpa kesulitan serta bayi yang dilahirkan sehat pula fisik dan mentalnya, ada juga 65,7% responden yang tidak mengetahui komplikasi selama kehamilan seperti hipertensi, bengkak dan perdarahan, sebanyak 57,1% responden tidak mengetahui bahwa hubungan seksual dapat dilakukan pada saat ibu hamil, serta ada 62,9% responden beranggapan bahwa hanya makanan mahal yang bergizi tinggi.

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Partisipasi Suami Selama Masa Kehamilan pada Ibu Hamil di Desa Tawang Kac. Susukan Kab. Semarang, 2014

Partisipasi Suami Frekuensi Persentase

Kurang Cukup Baik 4 20 11 11,4 57,1 31,5 Jumlah 35 100,0

Berdasarkan tabel 6, dapat diketahui bahwa partisipasi suami terhadap ibu hamil selama masa kehamilan di Desa Tawang Kec. Susukan Kab. Semarang, sebagian besar dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 20 orang (57,1%).

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Partisipasi Suami Selama Masa Kehamilan Berdasarkan Pertanyaan

No Pertanyaan

Pertanyaan

Ya % Tidak %

1. Apakah bapak menginformasikan keluhan ibu kepada petugas kesehatan? 12 34,3 23 65,7

2. Apakah bapak memenuhi kebutuhan nutrisi ibu selama hamil? 35 100 0 0

3. Apakah bapak mempelajari tanda bahaya kehamilan seperti perdarahan dan tekanan darah tinggi?

16 45,7 19 54,3

4. Apakah bapak menganjurkan ibu memeriksakan kehamilan maksimal 4x selama kehamilan?

20 57,1 15 42,9

5. Apakah bapak akan melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan sedini mungkin bila diperlukan?

33 94,3 2 5,7

6. Apakah bapak menganjurkan ibu melahirkan di dukun? 11 31.4 24 68,6

7. Apakah bapak membantu ibu mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan menjelang persalinan?

24 68,6 11 31,4

8. Apakah bapak menginformasikan riwayat kehamilan ibu kepada petugas kesehatan? 11 31,4 24 31,4

9. Apakah bapak menganjurkan ibu imunisasi TT hanya 1x selama hamil? 16 45.7 19 54,3

10. Apakah bapak mengantarkan ibu memeriksakan kehamilan? 21 60,0 14 40,0

11. Apakah bapak memberikan dukungan/support sejak awal kehamilan? 33 94,3 2 5,7

12. Apakah bapak menyempatkan diri mengelus perut ibu sambil mengucapkan kalimat sayang?

6 17,1 29 82,9

13. Apakah bapak menganjurkan ibu mengkonsumsi tablet penambah darah 1 tablet dalam seminggu?

29 82,9 6 17,1

14. Apakah bapak mengajak ibu untuk mendengarkan irama musik klasik? 3 8,6 32 91,4

15. Apakah bapak menganjurkan ibu mengkonsumsi obat-obatan selain dari bidan? 15 42,9 20 57,1

16. Apakah bapak telah menyediakan donor darah jika diperlukan? 30 85,7 5 14,3

17. Apakah bapak telah menyiapkan biaya melahirkan ibu? 35 100 0 0

18. Apakah bapak mengetahui tanda-tanda persalinan seperti keluarnya cairan bening dari vagina dan mulas didaerah perut?

18 51,4 17 48,6

19. Apakah bapak memperbolehkan ibu melakukan aktivitas berat selama kehamilan? 26 74.3 9 25,7

20. Apakah bapak hendak mendampingi ibu selama proses persalinan? 19 54,3 16 45,7

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat 65,7% responden tidak pernah menginformasikan keluhan ibu kepada petugas kesehatan dan ada 31,4% responden yang tidak pernah menginformasikan riwayat kehamilan ibu kepada petugas. Kemudian sebanyak 54,4% responden menganjurkan ibu imunisasi TT hanya 1x selama kehamilan. Menyempatkan diri mengelus perut ibu sambil mengucapkan kalimat sayang tidak dilakukan responden sebanyak 82,9%, dan mengajak ibu untuk mendengarkan music klasik juga tidak dilakukan responden sebanyak 91,4% dan ada juga 57,1% responden yang masih menganjurkan ibu mengkonsumsi obat-obatan selain dari bidan.

(7)

Analisis Bivariat

Analisis bivariat pada bagian ini menyajikan hasil analisis hubungan pengetahuan tentang Antenatal Care (ANC) dengan partisipasi suami selama masa kehamilan di Desa Tawang – Susukan Kabupaten Semarang. Untuk menguji hubungan ini digunakan uji Kendall Tau dimana hasilnya disajikan berikut ini.

Tabel 8 Hubungan antara Pengetahuan tentang Antenatal Care (ANC) dengan Partisipasi Suami Selama Masa Kehamilan di Desa Tawang – Susukan Kab. Semarang, 2014 Pengetahuan

Partisipasi Suami

Total

r P-value

Kurang Cukup Baik

f % f % f % F % Kurang Cukup Baik 3 0 1 15,8 0,0 11,1 14 5 1 73,7 71,4 11,1 2 2 7 10,5 28,6 77,8 19 7 9 100 100 100 0,476 0,002 Jumlah 4 11,4 20 57,1 11 31,4 35 100

Berdasarkan tabel 8, dapat diketahui bahwa suami dengan pengetahuan kurang sebagian besar memiliki partisipasi yang cukup terhadap ibu hamil selama masa kehamilan sejumlah 14 orang (73,7%), suami dengan pengetahuan cukup sebagian besar juga memiliki partisipasi yang cukup terhadap ibu hamil selama masa kehamilan sejumlah 5 orang (71,4%), dan suami dengan pengetahuan baik sebagian besar memiliki partisipasi yang baik terhadap ibu hamil selama masa kehamilan sejumlah 7 orang (77,8%).

Berdasarkan uji Kendall Tau didapat nilai korelasi r = 0,476 dengan p-value 0,002. Karena p-value (0,002) < α (0,05), maka

disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan suami tentang Antenatal Care dengan partisipasi suami selama masa kehamilan di Desa Tawang – Susukan Kabupaten Semarang.

Pembahasan Analisis Univariat

1. Pengetahuan suami tentang Antenatal Care (ANC)

Hasil penelitian pada table 4 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang Antenatal Care (ANC) di Desa Tawang Kec. Susukan Kab. Semarang dalam kategori kurang sebanyak 19 responden (54,3%). Rendahnya pengetahuan suami tentang Antenatal Care dapat dilihat pada pertanyaan tentang tujuan Antenatal Care yang tidak diketahui responden sebanyak 60,0%.

Sebanyak 65,7% responden tidak mengetahui tentang kompllikasi pada

kehamilan seperti hipertensi, bengkak dan perdarahan.

Selama kehamilan berjalan normal, hubungan seksual diperbolehkan sampai akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak berhubungan seksual selama 14 hari menjelang kelahiran. Hal tersebut tidak diketahui responden sebanyak 57,1%.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan masih ada 62,9% responden yang beranggapan bahwa hanya makanan mahal yang bergizi tinggi. Makanan ibu hamil harus mendapatkan perhatian terutama mengenai jumlah kalori dan protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu.

Pada pertanyaan mengenai hak ibu hamil 51,4% responden menyatakan bahwa suami yang berhak menentukan dimana ibu melakukan pemeriksaan kehamilan.

Pengetahuan tentang Antenatal Care (ANC) berdasarkan umur responden dapat dilihat bahwa pada umur 20-35 tahun lebih banyak yang berpengetahuan kurang yaitu 14 (73,69%) dari 19 responden. Sementara responden yang berumur > 35 tahun ada 5 (26,31%) yang ber-pengetahuan kurang. Hal ini menunjukkan umur mempengaruhi pengetahuan seseorang, karena ilmu tidak hanya didapat dari pendidikan formal tetapi juga dari pengalaman seseorang misalnya didapatkan suami dari pengalaman kehamilan istri sebelumnya yang dapat menambah pengetahuan suami dan kemugkinan informasi yang diterima dari tenaga

(8)

kesehatan sebelumnya menarik perhatian responden sehingga responden lebih cepat menyerap informasi yang diberikan.

Keadaan ini juga disebabkan masih ada tingkat pendidikan responden yang masih rendah dan pengetahuan responden tentang Antenatal Care (ANC) masih kurang. Dimana didapat dari 11 responden yang berpendidikan SD terdapat 45,5% berpengetahuan rendah, 75% dari 12 responden yang berpendidikan SMP memiliki pengetahuan yang rendah dan 55,5% dari 9 responden yang berpendidikan SMA memiliki pengetahuan yang rendah.

Berdasarkan pekerjaan sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah sebagian besar wiraswasta yaitu 42,9%, petani 28,6%, sebagian kecil responden bekerja sebagai PNS 8,6%, pedagang 2,9% dan buruh 17,1%. Pekerjaan seseorang menggambarkan aktivitas dan tingkat kesejahteraan ekonomi yang didapat, biasanya yang bekerja mempunyai cara pandang lebih baik daripada yang tidak bekerja.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan suami tentang Antenatal Care (ANC) dipengaruhi oleh umur dan tingkat pendidikan.

2. Partisipasi suami selama masa kehamilan Berdasarkan hasil penelitian tentang partisipasi suami selama masa kehamilan sebagian besar dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 20 orang (57,1%). Namun masih terdapat 4 (11,4%) dalam kategori partisipasi kurang. Rendahnya partisipasi suami hal ini terlihat dari jawaban pertanyaan responden yaitu sebanyak 65,7% responden tidak menginformasikan keluhan ibu kepada petugas kesehatan, 31,4% responden juga tidak menginformasikan riwayat kehamilan ibu kepada petugas kesehatan. Dengan suami berperan dalam menginformasikan keluhan ibu ataupun riwayat kesehatan ibu kepada petugas kesehatan, suami akan lebih mudah untuk memperoleh informasi seputar kehamilan istri.

Meskipun hari perkiraan persalinan masih lama, tidak ada salahnya jika ibu dan keluarga mempersiapkan persalinan

sejak jauh hari sebelumnya. ini dimaksudkan agar jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan atau persalinan maju dari perkiraan semua perlengkapan sudah dipersiapkan.

Berdasarkan table 7 diketahui 54,3% responden menganjurkan ibu imunisasi TT hanya 1x selama hamil. Hal tersebut bertentangan dengan teori Sulistyawati (2009) yang menyatakan bahwa imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kematian ibu dan janin, jenis imunisasi yang diberikan adalah Tetanus Toxoid (TT) yang dapat mencegah penyakit tetanus serta pemberian imunisasi TT selama kehamilan yaitu sebanyak 2 x. Dari teori tersebut dampak dari tidak diberikannya imunisasi TT adalah dapat meningkatkan resiko terjadinya tetanus pada ibu hamil bila terluka maupun tetanus neonatorum pada bayinya. Sebenarnya jika ibu hamil tidak dalam keadaan yang benar-benar berindikasi untuk diberikan obat-obatan, sebaiknya pemberian obat dihindari. Tetapi masih ada 57,1% responden memperbolehkan ibu mengkonsumsi obat-obatan selain dari bidan. Sedangkan ibu hamil yang mengkonsumsi obat sembarangan dapat menyebabkan cacat pada janin.

Analisis Bivariat

1. Hubungan Pengetahuan Tentang Antenatal Care (ANC) Dengan Partisipasi Suami Selama Masa Kehamilan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat dari 19 responden yang berpengetahuan rendah terdapat 3 (15,7%) responden berpartisipasi kurang selama masa kehamilan, 14 (73,68%) responden berpartisipasi cukup dan 2 (10,53%) responden berpartisipasi baik. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa semakin rendah pengetahuan suami maka akses terhadap informasi kesehatan istri semakin berkurang sehingga suami akan kesulitan mengambil keputusan secara efektif.

(9)

PENUTUP Kesimpulan

1. Pengetahuan suami tentang Antenatal Care (ANC) di Desa Tawang Kec. Susukan Kab. Semarang, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 19 orang (54,3%). Dapat dilihat 60,0% responden tidak mengetahui mengetahui bahwa tujuan dari Antenatal Care adalah agar ibu dapat melahirkan tanpa kesulitan serta bayi yang dilahirkan sehat pula fisik dan mentalnya, ada juga 65,7% responden yang tidak mengetahui komplikasi selama kehamilan seperti hipertensi, bengkak dan perdarahan, serta ada 62,9% responden beranggapan bahwa hanya makanan mahal yang bergizi tinggi.

2. Partisipasi suami selama masa kehamilan sebagian besar dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 20 orang (57,1%). Namun masih terdapat 4 (11,4%) berpartisipasi kurang. Rendahnya partisipasi suami dapat dilihat dari jawaban responden yaitu sebanyak 65,7% suami tidak pernah menginformasikan keluhan ibu kepada petugas kesehatan. Sebanyak 82,9% responden tidak menyempatkan diri mengelus pertu ibu sambil mengucapkan kalimat sayang dan ada 91,4% responden yang tidak mengajak ibu mendengarkan music klasik

3. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan suami tentang Antenatal Care (ANC) dengan partisipasi suami selama masa kehamilan di Desa Tawang Kec. Susukan Kab. Semarang yang dapat dlihat dari uji Kendall’s Tau dengan nilai korelasi r = 0,476 dengan p-value 0,002 dan p-value (0,002) < α (0,05).

Saran

1. Bagi suami ibu hamil

Diharapkan untuk tetap berupaya meningkatkan pengetahuan dengan cara membaca selebaran/ leaflet yang diberikan oleh tenaga kesehatan, mendengarkan radio, mencari informasi di televise maupun internet yang berhubungan dengan kehamilan. Serta bapak juga diharapkan meningkatkan partisipasi aktif dalam asuhan selama masa kehamilan.

2. Bagi bidan

Diharapkan untuk memberikan penyuluhan tentang Antenatal Care (ANC) kepada suami terutama tujuan dan komplikasi kehamilan serta melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat untuk menghimbau suami ibu hamil di wilayah Desa Tawang untuk aktif mengantarkan istri melakukan pemeriksaan kehamilan.

3. Bagi peneliti

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tidak hanya pengetahuan Antenatal Care (ANC) dengan partisipasi suami selama masa kehamilan akan tetapi ruang lingkup yang lebih bear atau tentang faktor-faktor yang lainnya.

4. Bagi institusi

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan bagi peneliti lainnya dan dijadikan referensi dalam penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Edisi Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Edisi Revisi 2010. Jakarta : Rineka Cipta.

Balatbang Bengkulu. 2011.“Partisipasi Pria Dalam Kesehatan Reproduksi”. Http://balatbangbengkulu.files.wordpress. com/ (5, November, 2013).

BKKBN. 2008.”Peran Suami Dalam KB dan Kesehatan Reproduksi”; Surabaya : BKKBN Provinsi Jawa Timur.

BKKBN. 2006.”Peran Suami Dalam KB dan Kesehatan Reproduksi”. Surabaya : BKKBN.

Depkes. 2011. “Kesehatan Ibu”. Http://depkes.go.id/kesehatan ibu/ (3, November, 2013)

Dwiyanti, Mega. 2010. ”Hubungan Pengetahuan Suami Dengan Partisipasi Suami Dalam Kehamilan”. Http://stikesayani.ac.id/publikasi/e

(10)

Hidayat Syah. 2010. Pengantar Umum Metodologi Penelitian Pendidikan. Pekan Baru : Suska Press.

Kusmiyati, dkk. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya.

Manuaba. 2008. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Pustaka Obor Populer.

Mufdlilah. 2009. ANC Focus. Yogyakarta : Nuha Medika.

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Prawirohadjo, Sarwono. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakatra : PT Bina Pustaka.

Prawirohadjo, Sarwono. 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakatra : PT Bina Pustaka.

Saifuddin. (2009). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka.

Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian

Admininstrasi. Bandung : CV. Alfabeta. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian

Admininstrasi. Bandung : CV. Alfabeta. Syarifudin Hamidah, 2009. Kebidanan

Komunitas. Jakarta : EGC.

Wawan A dan Dewi M. 2010. Teori Dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.

Winkjosastro, Hanifa..2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka.

Wordpress. 2013, “Suami Siaga”. Http://notebookmidwifemcb.

wordpress.com/suami siaga/ (1, Desember, 2013)

Yeyeh, ai dkk. 2009. Asuhan Kebidanan 1. Jakarta : CV. Trans Info Media.

(11)

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN PARTISIPASI SUAMI SELAMA MASA KEHAMILAN

DESA TAWANG - SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

ARTIKEL

Disusun Oleh :

TRI WAHYUNI NOVITASARI NIM. 0111 499

AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO UNGARAN

Gambar

Tabel 1 Distribusi  Frekuensi  Berdasarkan  Umur  Suami  Ibu  Hamil  di  Desa  Tawang  Kec
Tabel 3 Distribusi  Frekuensi  Berdasarkan  Pekerjaan  Suami  Ibu  Hamil  di  Desa  Tawang  Kec
Tabel 6 Distribusi  Frekuensi  Berdasarkan  Partisipasi  Suami  Selama  Masa  Kehamilan  pada  Ibu Hamil di Desa Tawang Kac
Tabel 8  Hubungan  antara  Pengetahuan  tentang  Antenatal  Care  (ANC)  dengan  Partisipasi  Suami Selama Masa Kehamilan di Desa Tawang – Susukan Kab

Referensi

Dokumen terkait

Bagian ini adalah merupakan inti dari Uraian Jabatan dan merupakan bagian yang paling sulit untuk dituliskan secara tepat. Untuk itu, bisa dimulai menyusunnya

Pengumpulan data dilakukan dengan cara melihat presensi responden, kemudian melakukan observasi satu per satu yang dibantu oleh asisten peneliti sejumlah 4 orang

Bagi Laudan, dapat terjadi bahwa para ilmuwan sepakat dan menerima berlakunya sebuah eksplanasi ilmiah, sementara pada saat yang sama mereka berbeda pendapat (disensus) mengenai

Semakin besar nilai kapasitas fluida yang dialirkan, maka semakin besar pula nilai F yang artinya dengan bertambahnya jumlah fluida yang mengalir (Q) maka gaya pembebanan

Dari tabel di atas diperoleh data pada siklus I untuk aktifitas mendengarkan penjelasan guru 26,7 %, mengerjakan LKS 20 %, melakukan aktifitas tanya jawab 33,3 %,

Jaringan komputer Universitas Klabat tidak luput dari serangan di jaringan, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa sering sistem dan jaringan

This type of configuration is very useful because it allows for easy file exchange between co-workers and because a network administrator can install software once on the file

Ayat (1) Penyebarluasan Undang-Undang yang telah diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia dilakukan secara bersama-sama oleh DPR dan Pemerintah. Ayat (2)