Jul Tu 1,2,3 Juru
Latar Belakang : Posyandu merupa (UKBM) yang dikelola dan disele pertumbuhan dan perkembangan ba yang melakukan pemantauan pertum ditimbang dalam kurun waktu 6 bula Tujuan : Untuk mengidentifikasi fa memiliki anak balita di posyandu Selatan ”.
Metode: Jenis penelitian adalah kua ini adalah seluruh ibu dari anak balit 153. Analisis menggunakan statistik Hasil Penelitian: Menunjukkan hubungan yang bermakna secara sta balita di Posyandu Kelurahan Lewet A
Kata Kunci :Anak balita, posyandu
PENDAHULUAN
Kegiatan posyandu sa untuk mendorong kemandirian m dapat berperilaku hidup bersih Penyelenggaraan posyandu di kader yang telah dilatih dibidang ke
Faktor-Faktor Yang Berhubu
Anak Balita Ke Posyan
K
Tumbol1, Telly Mamuaya2, Fredrika N Losu3 rusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado
Abstrak
upakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersum elenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama ma n balita dipantau setiap bulan. Pada kenyataan hany
tumbuhan > 3 kali dalam 6 bulan terakhir, 23,8% u 6 bulan terakhir.
i faktor-faktor yang berhubungan dengan frekuens ndu Kelurahan Lewet Kecamatan Amurang Timur
kuantitatif dengan pendekatancross sectional. Popul balita yang berjumlah 248 ibu balita. Sampel dalam
tik ujichi-square (X2).
an jumlah anak dan pendapatan ibu yang memiliki statistik (P < 0.005) dengan frekuensi kunjungan i
et Amurang Timur.
ndu
sangat penting n masyarakat agar rsih dan sehat. dilakukan oleh ng kesehatan dan
keluarga berencana (KB berasal dari PKK, tokoh pemuda. Untuk meni posyandu dalam pelayana dikelola untuk dan oleh m
bungan Dengan Frekuensi Kunjungan Ib
andu Kelurahan Lewet Kecamatan Amu
Kabupaten Minahasa Selatan
sumber Daya Masyarakat masyarakat. Di Posyand, hanya 49,4% anak balita 23,8% balita tidak pernah uensi kunjungan ibu yang mur Kabupaten Minahasa Populasi pada penelitian m penelitian ini berjumlah iki anak balita mempunyai n ibu yang memiliki anak
B) dengan keanggotaan tokoh masyarakat dan eningkatkan pembinaan anan KB-Kesehatan yang h masyarakat didukung
Ibu Yang Memiliki
murang Timur
secara teknis oleh petugas ke munumbuh kembangkan peran masyarakat dalam wadah Lemba Masyarakat Desa (LKMD). Pada diperkirakan sekitar 91,3 % ba bulan dan 74,5% anak balit posyandu hanya satu kali da terakhir (1). Hasil penelitian Ri 2010 mengemukakan prevalensi pada anak balita 4,9%, gizi kurang dapat diminimalkan bila ibu m balita ke posyandu. Di Posyandu dan perkembangan balita dipantau Pada kenyataan hanya 49,4% ana melakukan pemantauan pertumbuha dalam 6 bulan terakhir, 23,8% pernah ditimbang dalam kurun w terakhir (1). Di Kabupaten Mina terdapat 214 jumlah posyandu, sebanyak 168 posyandu. Jumla 15.753, yang aktif memanfaatka 11.698.
Di Kelurahan Lewet Amurang Timur Kabupaten Mina hanya terdapat 1 posyandu (posy pelaksanaan posyandu setiap bula 2 (dua) tempat dengan pertimbanga terdekat memanfaatkan kegia terdapat 248 anak balita, dan yan dalam kegiatan posyandu sebany anak balita, dan yang tidak sebanyak 201 (82%) anak balit ibu yang mempunyai anak balita merupakan bentuk perilaku yan teori Green (1994) dipengaruhi umur, pendidikan, pekerjaan, peke anak, pendapatan.(2) Ibu dengan cenderung lebih rajin membawa posyandu.
Faktor pengetahuan, dima mengetahui pentingnya
kesehatan guna ran serta aktif baga Kesehatan ada tahun 2010, bayi usia 6-11 balita dibawa ke dalam 6 bulan Riskesdas tahun ensi gizi buruk kurang 13%, hal ini membawa anak ndu pertumbuhan ntau setiap bulan. nak balita yang buhan > 3 kali 23,8% balita tidak un waktu 6 bulan Minahasa Selatan ndu, yang aktif lah anak balita atkan posyandu et Kecamatan Minahasa Selatan posyandu madya), p bulan dilakukan di bangan kelurahan giatan tersebut, ang aktif datang nyak 47 (18 %) k aktif datang balita. Kunjungan lita ke posyandu ang berdasarkan uhi oleh faktor pekerjaan, jumlah ngan umur muda bawa anaknya ke
mana ibu dengan posyandu,
memungkinkan ibu unt anaknya pada saat posya pendidikan, dimana ibu yang baik dapat mener tentang pemanfaatan cenderung akan membaw posyandu sesuai jadwal Faktor pekerjaan ibu, ibu mempunyai waktu tujuh jam sisanya digunakan u keluarga, namun denga tersebut ia akan meningg untuk anak-anaknya. Fak keluarga, sangat berpenga banyak dalam satu mempengaruhi/berkurang kasih sayang, apalagi b dekat. Faktor pendapatan, keluarga yang memadai bisa menyediakan semua primer ataupun sekunder.
Survei yang di Januari 2013 dengan wa ibu yang memiliki anak Lewet Kecamatan Amur Minahasa Selatan, menggambarkan bahwa i anaknya ke posyandu pertama saja sampai imuni apabila anak sakit. Oleh maka peneliti tertarik penelitian tentang “F berhubungan dengan fre yang memiliki anak ba Kelurahan Lewet Kecam Kabupaten Minahasa Se bertujuan untuk mengide yang berhubungan denga ibu yang memiliki anak Kelurahan Lewet Kecam Kabupaten Minahasa Sela
untuk selalu membawa posyandu diadakan. Faktor ibu dengan pendidikan nerima segala informasi posyandu sehingga bawa anak balitanya ke al yang telah ditentukan. bu, ibu yang bekerja akan uh jam sehari, tujuh belas n untuk kehidupan dalam gan ibu yang bekerja nggalkan sebagian waktu aktor jumlah anak dalam ngaruh karena anak yang satu keluarga akan angnya perhatian dan bila jarak anak terlalu atan, dimana pendapatan ai akan menunjang atau ua kebutuhan anak baik er.
dilakukan pada bulan wawancara kepada lima nak balita di Kelurahan urang Timur Kabupaten hasil wawancara a ibu-ibu rutin membawa ndu hanya pada tahun imunisasi lengkap, atau leh karena hal tersebut, rik untuk melakukan “Faktor-faktor yang frekuensi kunjungan ibu k balita ke posyandu camatan Amurang Timur Selatan”. Penelitian ini identifikasi faktor-faktor gan frekuensi kunjungan nak balita di posyandu amatan Amurang Timur
METODE
Jenis penelitian adalah dengan pendekatan cross se
Faktor risiko dan efek diobser pada saat yang (3). Data peneli melalui kuesioner. Penelitian di posyandu Kelurahan Lewet Amurang Timur Kabupaten Mina pada bulan April- Mei 2013. V dalam penelitian ini adalah 1) Pengetahuan; 3) Pendidikan; 4) Jumlah anak; 6) Pendapatan, variabel terikat adalah frekuensi posyandu. Populasi pada penelit seluruh ibu dari anak balita berjum balita dan sampel berjumlah 153 Instrumen yang digunakan ada
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Univariabel.
Gambaran karakteristik menunjukkan responden seb berumur antara 20-35 tahun, pa responden berpengathuan baik, responden sebagian besar berpendi
Tabel 1. Karakteristik responden da
No. Karakteristik 1. Umur : a. <20 thn da b. 20 – 35 2. Pengetahuan : a. Kuran b. Baik ( 3. Pendidikan : a. SD da b. SMA da h kuantitatif sectional yaitu observasi sekaligus elitian diperoleh dilaksanakan di et Kecamatan Minahasa Selatan 2013. Variabel bebas ) Umur ibu; 2) 4) Pekerjaan; 5) tan, sedangkan nsi kunjungan ke litian ini adalah rjumlah 248 ibu h 153 ibu balita. dalah kuesioner.
Kuesioner yang digunak
validitas dan reliabil
Ranomea Amurang K Timur pada 30 responden de
Hasil uji coba menunj pertanyaan yang diuji k pertanyaan gugur dan diperbaiki.
Hasil uji Alpha koefisien reliabilitasnilai
Dengan demikian pertanyaan cukup tinggi. Data diperoleh melalui ditabulasi dengan m statistik uji chi squa
kemaknaan 95% (α 0,05) komputer program
N
responden sebagian besar hun, pada umumnya baik, pendidikan pendidikan SMA
dan PT, dilihat dari responden tidak bekerja respnden terbanyak kurang dari pendapatan pada um kurang dari Rp. 1.500.000 kunjungan ibu di posya dari 3 kali (tabel ).
n dan variabel penelitian di Kelurahan Lewet K
stik Jumlah (n=153) Persen 20 thn dan >35 thn – 35 46 107 30.1 69.9 n : urang (<75%) k (> 75%) 59 94 38.6 61.4 n : dan SMP MA dan PT 52 101 34 66
unakan telah dilakukan uji
abilitas di Puskesmas
Kecamatan Amurang en dengan 35 butir soal. enunjukkan dari 35 butir i kesahihannya, 17 butir dan 2 butir pertanyaan
pha Cronbach diperoleh
nilai 0,759.
kian reliabilitas butir
ggi.
ui kuesioner diolah dan menggunakan analisis
square (X2), pada tingkat 0,05) dengan menggunakan SPSS versi 18.0.
ri pekerjaan terbanyak erja, serta jumlah anak kurang dari 4 orang, dilihat umumnya berpendapatan 1.500.000 dan fekuensi yandu terbanyak kurang
et Kecamatan Amurang sentase 30.1 69.9 38.6 61.4 34 66
Bivariabel.
Tabel 2. Hubungan
Umur
<20thn- >35t 20-35 thn
Hasil penelitian hubungan ant balita dengan frekuensi kunjungan nilai statistik ujichi square(X2), pa
Tabel 2. Hubungan ant
Penge-tahuan
Kurang Baik
Hasil analisis dalam tabel 2 bahwa variabel pengetahuan
No. Karakteristik 4. Pekerjaan : a. Tidak B b. Beker 5. Jumlah Anak : a. Banya b. Kuran 6. Pendapatan : a. Kuran b. Cukup 7. Frek. Kunjunga a. Tidak t b. Teratur
gan antara umur ibu balita dengan frekuensi kunj
Frekuensi Kunjungan P
< 3 kali 3 kali
N % N %
>35thn 23 15 23 15 0.261
64 42 43 28
n antara umur ibu ungan berdasarkan ), pada tingkat kemaknaan 95% (α 0, menunjukkan bahwa va mempunyai hubungan ya frekuensi kunjung
n antara pengetahuan ibu balita dengan frekuensi
uan Frek. Kunjungan P
< 3 kali 3 kali
N % N %
39 25.4 20 13.1 0.068 48 31.4 46 30.1
2 menunjukkan tidak ada hubungan kunjungan (p>0,0. ik Jumlah (n=153) Persent n : dak Bekerja kerja 107 46 69.9 30.1 nak : yak ( > 4 ) urang ( < 4 ) 1 152 7 99.3 n : urang ( < 1.500.000) ukup ( > 1.500.000) 101 52 66 34 ungan :
dak teratur (< 3 kali) atur (3 kali ) 87 66 56.9 43.1 kunjungan P 0.261 0,05) dalam tabel 2 variabel umur tidak n yang signifikan dengan kunjungan (p>0,05). nsi kunjungan 0.068 n dengan frekuensi sentase 69.9 30.1 7 99.3 66 34 56.9 43.1
Tabel 3. Hubungan ant
Pendidikan
Kurang (SD,SM Baik (SMA,PT
Hasil analisis dalam tabel 3 bahwa variabel pendidikan
Tabel 4. Hubung
Pekerjaan
Tidak bekerja Bekerja
Hasil analisis dalam tabel 4 bahwa variabel pekerjaan
Tabel 5. Hubung
Jlh anak
> 4 <4
Hasil analisis dalam tabel 5 bahwa variabel jumlah anak hubungan yang signifikan dengan f
n antara pendidikan ibu balita dengan frekuensi kunj
an Frekuensi Kunjungan P
< 3x 3x
N % N %
MP) 29 19 23 15 0.845
,PT) 58 37.9 43 28.1
3 menunjukkan tidak ada hubungan kunjungan (p>0,05)
ubungan antara pekerjaan dengan frekuensi kunjung
Frekuensi Kunjungan P
< 3 kali 3 kali
N % N %
erja 65 42.5 42 27.5 0,139 22 14.4 24 15.7
4 menunjukkan tidak ada hubungan kunjungan
ubungan antara jumlah anak dengan frekuensi kunj
ak Frekuensi Kunjungan P < 3 kali 3 kali N % N % 73 14 47.7 9.2 28 38 18.3 24.8 0.000 5 menunjukkan nak mempunyai ngan frekuensi kunjungan (p<0,05). Ha banyak jumlah anak, sem melaksanakan kunjungan ke nsi kunjungan P 0.845 n dengan frekuensi kunjungan 0,139 n dengan frekuensi (p>0,05). kunjungan
Hal ini berarti semakin semakin kurang ibu balita
Tabel 6. Hubungan
Pendapatan
< 1.5jt > 1.5jt
Hasil analisis dalam tabel 6 bahwa variabel pendapatan mempun
PEMBAHASAN
Hasil uji statistik diperoleh va anak dan pendapatan ibu yang m balita mempunyai hubungan ya secara statistik dengan frekuensi kunj
Hal ini berarti hipotesis yan ada hubungan jumlah anak ibu y anak balita dengan frekuensi posyandu, serta hipotesis yang m hubungan pendapatan ibu yang m balita terbukti. Untuk fa pengetahuan, pendidikan dan pe yang memiliki anak balita tidak dengan frekuensi kunjungan.
Umur ibu yang memiliki ana mempunyai hubungan yang ber statistik dengan frekuensi kunjung Menurut Hurloch (2004) m bahwa umur ibu sebagai salah sa mempengaruhi partisipasi sosia dewasa(4) . Wanita yang dewa dibidang sosial, seperti ikut serta posyandu. Pada penelitian kecenderungan semakin usia ibu dewasa, semakin enggan berpar
gan antara pendapatan ibu dengan frekuensi kunj
an Frekuensi Kunjungan P < 3 kali 3 kali N % N % 73 14 47.7 9.2 28 38 8.3 4.8 0.000 6 menunjukkan mpunyai
hubungan yang signifika kunjungan (p<0,05). Ha banyak pendapatan ibu ba melaksanakan kunju h variabel jumlah g memiliki anak yang bermakna nsi kunjungan. ang mengatakan bu yang memiliki ensi kunjungan mengatakan ada g memiliki anak faktor umur, n pekerjaan ibu dak ada hubungan
anak balita tidak bermakna secara ungan posyandu. mengemukakan h satu faktor yang sosial pada masa wasa akan aktif serta dalam peran an ini ada ibu muda atau partisipasi dalam
kegiatan posyandu. Seb umur reproduksi seha mempunyai perhatian da kegiatan posyandu.
Pengetahuan ibu yang tidak ada hubungan kunjungan posyandu. berbeda dengan peneliti oleh Kresno, dkk. (2008) ada hubungan yang pengetahuan ibu d posyandu, ibu yang me pengetahuannya lebih tingg tidak memanfaatkan posy ini mungkin disebabkan besar responden (66%) Perguruan tinggi dan m berbagai fasilitas ke mempunyai kemampuan
Notoatmodjo (2007 bahwa orang akan menga harus tahu terlebih dahulu perilaku tersebut bagi dir
kunjungan
0.000
nifikan dengan frekuensi Hal ini berarti semakin bu balita, semakin kurang kunjungan ke Posyandu
ebaliknya ibu-ibu yang sehat (20-35 tahun) n dan mau untuk ikut
ang memiliki anak balita an dengan frekuensi ndu. Hasil penelitian ini litian yang dilaksanakan 2008) yang mengemukakan ng signifikan antara dengan pemanfaatan memanfaatkan posyandu tinggi daripada ibu yang posyandu. Pada penelitian bkan oleh karena sebagian ) pendidikan SMA dan mempunyai informasi kesehatan, sehingga puan untuk memilih.(5)
2007) mengemukakan gadopsi perilaku baru, ia hulu apa arti atau manfaat dirinya. Seorang ibu akan
membawa anaknya dan me posyandu apabila mengetahui didapatnya.(6) perilaku ibu keseha mempengaruhi status utmbuh kem
Pendidikan ibu yang memili tidak ada hubungan denga kunjungan posyandu. Lata pendidikan berpengaruh dengan posyandu.
Hasil penelitian Kresno, mengemukakan semakin tingg semakin kurang memanfaatkan pos penelitian ini ibu yang memili tinggi ada kecenderungan m posyandu.(5) peningkatan status pe dapat mempengaruhi status keseha
Pekerjaan ibu yang memiliki tidak ada hubungan denga kunjungan posyandu. Pendidikan reponden mempunyai hubunga Kresno, dkk. (2008) mengemuk memiliki pendidikan yang tinggi yang memadai lebih bany menggunakan fasilitas kesehatan dokter atau dokter ahli) untuk kesehatan. Pada penelitian kecenderungan ibu yang tidak be
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan yang telah di uraikan sebelumny ditarik kesimpulan sebagai berikut
1) Variabel umur, pengetahuan, pekerjaan, tidak mempunyai hubun signifikan dengan frekuensi (p>0,05);
menimbang di hui manfaat yang sehatan ibu dapat buh kembang balita(7)
iliki anak balita ngan frekuensi atar belakang an pemanfaatan no, dkk. (2008) nggi pendidikan, n posyandu. Pada iliki pendidikan memanfaatkan us pendidikan ibu sehatan balita(8)
iliki anak balita ngan frekuensi kan dan pekerjaan hubungan yang erat. ukakan ibu yang nggi dan pekerjaan nyak memilih tan lain (seperti untuk memelihara ian ini ada k bekerja dengan
penghasilan yang tida memanfaatkan posyandu.
Jumlah anak ibu yan mempunyai hubungan y statistik dengan frekuens Jumlah anak yang banya berkurangnya perhatian da diterima. Pada penelitian jumlah anak, semakin kur yang memiliki anak balita
Menurut Notoatmodj kecenderungan ibu denga rendah, lebih memp keluarga dari pada ibu y lebih tinggi. (9) Pendapat anak balita ada hubun kunjungan posyandu.
Hal ini tidak sesua Pradianto (dalam Kr mengemukakan bahwa yang cukup serta tersedia bukan merupakan pemanfaatan posyandu. P yang memiliki anak balit memadai lebih memilih kesehatan (dokter/dokter posyandu.(5)
dan pembahasan nya maka dapat ikut : huan, pendidikan, hubungan yang nsi kunjungan 2) Variabel jumlah a mempunyai hubungan ya frekuensi kunjungan (p<0,05 SARAN Berdasarkan kesimpulan, sebagai berikut :
1) Perlu dilakukan prom manfaat posyandu kepada
tidak memadai tidak ndu.(5)
ang memiliki anak balita n yang bermakna secara nsi kunjungan posyandu. yak akan mengakibatkan n dan kasih sayang yang tian ini semakin kurang n kurang partisipasi ibu
lita ke posyandu.
odjo (2003) terdapat ngan jumlah anak lebih mperhatikan kesehatan bu yang mempunyai anak patan ibu yang memiliki hubungan dengan frekuensi
sesuai dengan pendapat Kresno, 2008) yang a pendapatan keluarga dianya jaminan kesehatan faktor pendorong ndu. Pada penelitian ini ibu balita dengan pendapatan ilih memanfaatkan ahli dokter ahli) dibandingkan ke
h anak dan pendapatan n yang signifikan dengan
p<0,05).
pulan, dapat disarankan
omosi kesehatan tentang pada ibu-ibu balita, agar
ibu mau membawa anaknya kegiatan rutin di posyandu sampa 5 tahun;
2) Bidan agar memberikan kesehatan kepada ibu balita
tentang pentingnya memanfaatkan pos
DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes RI.Buku Panduan K Gizi Kementerian Kesehatan R.I 2. Green L.Health Education Plann
Publish-ing Co; (1990).
3. Sulistyaningsih.Metodologi Pene Ilmu; (2011).
4. Hurlock. E, B., .Psikologi Perk 5. Kresno. S, Makmur. A, et al. Lapo
Muara Kecamatan Jatinegara K Masyarakat, Universitas Indone 6. Notoatmodjo S.Promosi Keseha 7. Friedman A, and Lahad A.Assoc
Healthcare. IMAJ. (2007). 9 pp. 8 8. Webair HH, and Bin-Gouth AS.
illnesses in Yemen. Dove Press J 9. Notoatmodjo S.Pendidikan Dan P
ya pada setiap pai anak berusia
kan pendidikan a dan keluarga kan posyandu;
3) Pada saat pelaksanaan disertai dengan sarana masyarakat tertarik unt posyandu sekaligus me kesehata
an Kader Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi. Ja n R.I; (2011).
lanning, A Diagnostic Approuch.. .The John Hopki Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif. Edisi I.
erkembangan. Jakarta: Erlangga; (2004).
. Laporan Penelitian Study Pemanfaatan Posyandu D a Kodya Jakarta Timur Tahun 2007[Skripsi]. Jakar ndonesia; (2008).
ehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta Rineka Cipta; (20 ssociation between Maternal and Adult Offspring U 9 pp. 86-9.
S.Factors affecting health seeking behavior for com ss Journal. (2013). pp. 1129-38.
Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta.: Rineka Cipta; (200
naan Posyandu sebaiknya na bermain anak, agar untuk memanfaatkan mendapatkan pelayanan
. Jakarta Direktorat Bina opkins University: Mayfield
i I. Yogyakarta: Graha
du Di Kelurahan Cipinang karta.: Fakultas Kesehatan
(2007).
g Utilization of Primary common childhood (2003).