• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kebersihan diri (Personal Hygiene) 2.1.1 Pengertian

Kebersihan diri merupakan faktor penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan, agar kita selalu dapat hidup sehat dan terhindar dari penyakit seperti skabies. Cara menjaga kebersihan diri dapat dilakukan dengan mengganti handuk seminggu sekali dengan handuk yang habis dicuci bersih dengan sabun/detergen, dijemur di bawah sinar matahari dan di setrika. Suatu penelitian menunjukkan ada hubungan antara kebiasaan pinjam-meminjam handuk dengan kejadian scabies (Kusnul, 2014). Kebersihan diri (personal hygiene) sangat berkaitan dengan pakaian, tempat tidur yang digunakan sehari-hari. Hasil penelitian ini diperkuat oleh (Setyowati, 2011) menyatakan bahwa kebersihan diri tersebut dikaitkan dengan yang pernah menderita penyakit kulit 51,9% karena kurangnya menjaga kebersihan diri. Penyakit kulit yang terjadi disebabkan oleh pemeriksaan yang tidak dilakukan secara rutin. Penyakit kulit yang diderita khususnya gatal-gatal. Kebersihan diri perlu dijaga, untuk terhindar dari penyakit kulit terutama scabies. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kebanyakan santri masih meminjamkan handuk kepada teman-temannya, sehingga pada handuk yang dipakai oleh penderita scabies, terdapat tungau Sarcoptes scabiei yang akan ikut terbawa. Jika handuk penderita scabies tersebut dipakai bergantian dengan temannya maka tungau tersebut akan berpindah di kulit yang meminjam handuk tersebut. Tungau Sarcoptes scabiei akan menginfeksi secara tidak langsung pada orang yang meminjam handuk tersebut. Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu : Personal yang artinya perorangan dan Hygiene berarti sehat. Personal Hygiene adalah cara

(2)

perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka secara fisik dan psikisnya. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan, hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum (Hidayat, 2008).

Personal Hygiene menurut Ambarwati & Sunarsih (2011) adalah kebersihan perseorangan atau tindakan untuk menjaga kebersihan seseorang. Pemeliharaan kebersihan diri berarti tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan diri sesorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang dikatakan memiliki kebersihan diri baik apabila, orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, tangan dan kuku, dan kebersihan genitalia (Badri, 2008). Personal hygiene adalah usaha seseorang untuk menjaga kebersihan (dalam Yahya, 2013) meliputi:

1. Kebersihan Kulit

Kulit sebagai lapisan terluar yang membungkus tubuh harus diperhatikan kebersihannya. Selain berpengaruh kepada penampilan seseorang, kebersihan kulit juga berpengaruh kepada kesehatan kulit seseorang. Berbagai penyakit kulit sering terjadi dikarenakan personal hygiene yang kurang diperhatikan (Rangkuti, 2012).

Penyakit kulit bermula dari kebiasaan mandi yang kurang bersih, pakaian dan handuk yang jarang dicuci serta alas tidur yang tidak bersih. Menurut (Frenki 2011), aktivitas mandi yang dapat mencegah individu dari penyakit kulit adalah :

(3)

2. Bagi yang terlibat dalam kegiatan olahraga atau pekerjaan lain yang mengeluarkan banyak keringat dianjurkan untuk segera mandi setelah selesai kegiatan tersebut.

3. Gunakan sabun yang lembut. Sabun antiseptik tidak dianjurkan untuk mandi sehari-hari.

4. Bersihkan anus dan genitalia dengan baik karena pada kondisi tidak bersih, sekresi normal dari anus dan genitalia akan menyebabkan iritasi dan infeksi.

5. Tidak memakai sabun dan handuk yang sama dengan orang lain.

2. Kebersihan tangan dan kuku

tangan dapat menjadi perantara penularan kuman. Mencuci tangan penting dilakukan sebelum dan setelah menjamah makanan, setelah. buang air kecil dan besar, dan setelah menyentuh benda-benda yang kotor. Mencuci tangan dengan memakai sabun lebih efektif untuk menghilangkan kotoran yang menempel di tangan. Mencuci kaki setelah beraktivitas dari luar baik untuk mencegah penyakit seperti Schistomiasis. Mencuci kaki perlu dilakukan setelah pulang dari bepergian dan sebelum tidur, agar kamar tetap bersih dan bebas dari sumber penyakit. Selain itu, kuku pada jari-jari tangan dan kaki harus dipotong pendek sehingga kotoran tidak tertinggal di balik kuku (Nurjannah, 2012). Indonesia adalah negara yang sebagian besar masyarakatnya menggunakan tangan untuk makan, mempersiapkan makanan, bekerja dan lain sebagainya. Bagi penderita skabies akan sangat mudah penyebaran penyakit ke wilayah tubuh yang lain. Oleh karena itu, butuh perhatian ekstra untuk kebersihan tangan dan kuku sebelum dan sesudah beraktivitas.

(4)

a. Cuci tangan sebelum dan sesudah makan, setelah ke kamar mandi dengan menggunakan sabun. Menyabuni dan mencuci harus meliputi area antara jari tangan, kuku dan punggung tangan.

b. Handuk yang digunakan untuk mengeringkan tangan sebaiknya dicuci dan diganti setiap hari.

c. Jangan menggaruk atau menyentuh bagian tubuh seperti telinga, hidung, dan lain-lain saat menyiapkan makanan.

d. Pelihara kuku agar tetap pendek (Siregar, 2015).

3. Kebersihan Genitalia

Karena minimnya pengetahuan tentang kebersihan genitalia, banyak kaum remaja putri maupun putra mengalami infeksi di alat reproduksinya akibat garukan, apalagi seorang anak tersebut sudah mengalami penyakit kulit pada daerah tertentu maka garukan di area genitalia akan sangat mudah terserang penyakit kulit tersebut, karena area genitalia merupakan tempat yang lembab dan kurang sinar matahari. Salah satu contoh pendidikan kesehatan di dalam keluarga, misalnya bagaimana orang tua mengajarkan anak cebok secara benar. Seperti penjelasan, bila ia hendak cebok harus dibasuh dengan air bersih. Caranya menyiram dari depan ke belakang bukan belakang ke depan. Apabila salah, pada alat genital anak perempuan akan lebih mudah terkena infeksi. Penyebabnya karena kuman dari belakang (dubur) akan masuk ke dalam alat genital. Jadi hal tersebut, harus diberikan pengetahuan sejak dini. Kebersihan genital lain, selain cebok, yang harus diperhatikan yaitu pemakaian celana dalam.Apabila ia mengenakan celana, pastikan celananya dalam keadaan kering. Bila alat reproduksi lembab dan basah, maka keasaman

(5)

akan meningkat dan itu memudahkan pertumbuhan jamur. Oleh karena itu dianjurkan untuk sering menganti celana dalam (Safitri, 2008).

4. Kebersihan individu

Kebersihan diri merupakan faktor penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan, agar kita selalu dapat hidup sehat.Menjaga kebersihan diri berarti juga menjaga kesehatan umum. Cara menjaga kebersihan diri dapat dilakukan sebagai berikut :

a. Mandi setiap hari minimal 2 kali sehari secara teratur dengan menggunakan sabun, muka harus bersih, telinga juga harus dibersihkan serta bagian genitalia.

b. Tangan harus dicuci sebelum menyiapkan makanan dan minuman,sebelum makan, sesudah buang air besar atau buang air kecil.

c. Kuku digunting pendek dan bersih, agar tak melukai kulit atau menjadi sumber infeksi.

d. Mengganti pakaian setiap hari sangat penting terutama pakaian dalam, gunakan pakaian dalam yang kering dan menyerap keringat karena pakaian dalam yang basah akan mempermudah tumbuhnya jamur, pakaian dalam yang telah terkena darah sebaiknya direndam terlebih dahulu dan setelah kering disetrika. Pemakaian celana yang terlalu ketat sebaiknya dihindari, karena hal ini menyebabkan kulit susah bernafas dan akhirnya bias menyebabkan daerah kewanitaan menjadi lembab dan teriritasi (Andira, 2010).

2.1.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene

Beberapa factor yang mempengaruhikebersihan diri adalah sebagai berikut:

(6)

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya. 2. Praktik sosial

Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal higiene.

3. Status sosial-ekonomi

Personal higiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

4. Pengetahuan

Pengetahuan personal higiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan, misalnya pada pasien penderita DM ia harus menjaga kebersihan kakinya.

5. Budaya

Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.

6. Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.

7. Kondisi fisik

Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya (perry dan potter 2008).

(7)

Dalam observasi personal hygiene terbagi menjadi 3 penilaian menurut (Begum, Shaheena 2007) yaitu: Kebersihan Kurang : 1% - 32% Kebersihan Sedang : 33% - 66% Kebersihan baik : 67% -100% 2.2 Konsep Scabies 2.2.1 Pengertian Scabies

Scabies adalah penyakit kulit yang di sebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes Scabeis termasuk dalam kelas Arachinida. Penyakit ini juga mudah menular dari manusia ke manusia, dari hewan ke manusia, dan sebaliknya

(Widodo, 2013).

Menurut Sarwiji (2011) Skabies merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh infestasi Sarcoptes Scabiei var hominis (kutu mite yang membuat gatal) yang memancing reaksi sensitivitas.

Scabies muncul diseluruh dunia dan mudah terjangkit oleh kepadatan penduduk tinggi dan kebersihan buruk, dan bisa endemik.

2.2.2 Etiologi Scabies

Penyebab Penyakit Scabies sudah lama dikenal lebih dari 100 tahun yang lalu sebagai akibat infestasi tungau yang dinamakan Acarus scabiei atau pada manusia Sarcoptes scabiei varian hominis.Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachinda, ordoAcarina, super famili Sarcoptes (Djuanda, 2010). Sedangkan secara morfologi merupakan tungau kecil yang berbentuk oval dan gepeng, berwarna putih kotor, trans Selain itu, penyebabnya adalah kondisi kebersihan yang kurang terjaga, sanitasi yang buruk, kurang gizi, dan kondisi ruangan

(8)

yang lembab, dan kurang mendapat sinar matahari secara langsung. Penyakit scabies juga menular dengan cepat pada komunitas yang tinggal bersama seperti di masyarakat. Skabies ditularkan oleh kutu betina yang telah dibuahi melalui kontak fisik yang erat. Penularan melalui pakaian dalam, handuk, seprei, tempat tidur, perabot rumah, jarang terjadi. Kutu dapat hidup diluar kulit hanya 2-3 hari dan pada suhu kamar 21°C dengan kelembapan relatif 40-80% (Harahap, 2000).

2.2.3 Patofisiologi Scabies

Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi kontak kulit yang kuat,menyebabkan lesi timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi disebabkan lehsensitisasi terhadap secret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelahinfestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemuannya papul, vesikel, danurtika. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Kelainan kulitdan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau. (Djuanda, 2010).

2.2.4 Klasifikasi Scabies

Cara Penularan Penularan penyakit skabies dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung, adapun cara penularannya adalah :

1. Kontak langsung (kulit dengan kulit). Penularan scabies terutama melalui kontak langsung seperti berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual. Pada orang dewasa hubungan seksual merupakan hal tersering, sedangkan pada anak-anak penularan didapat dari orang tua atau temannya.

(9)

2. Kontak tidak langsung (melalui benda) Penularan melalui kontak tidak langsung, misalnya melalui perlengkapan tidur, pakaian atau handuk dahulu dikatakan mempunyai peran kecil pada penularan. Namun demikian, penelitian terakhir menunjukkan bahwa hal tersebut memegang peranan penting dalam penularan skabies dan dinyatakan bahwa sumber penularan utama adalah selimut (Djuanda, 2010).

Diagnosa dapat ditegakkan dengan menentukan 2 dari 4 tanda dibawah Ini bawah ini (Al-Falakh, 2009) :

a. Pruritus noktural yaitu gatal pada malam hari karena aktifitas tungau yang lebih tinggi pada suhu yang lembab dan panas.

b. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam keluarga,biasanya

seluruh anggota keluarga, begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut.Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya terkena. c. Adanya kunikulus (terowongan) pada tempat-tempat yang dicurigai berwarna putih

atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok,rata-rata 1 cm, pada ujung terowongan ditemukan papula (tonjolan padat) atau vesikel (kantung cairan). Jika ada infeksi sekunder, timbul polimorf (gelembung leokosit).

d. Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.Gatal yang hebat terutama pada malam sebelum tidur. Adanya tanda : papula (bintil), pustula (bintil bernanah), ekskoriasi (bekas garukan).

(10)

Gejala yang ditunjukkan adalah warna merah, iritasi dan rasa gatal pada kulit yang umumnya muncul di sela-sela jari, selangkangan dan lipatan paha, dan muncul gelembung berair pada kulit (Djuanda, 2010).

Diagnosis Banding :

1. Prurig: Biasanya berupa papul, gatal,predileksi bagian ekstensorekstremitas,dan biasanya gatal pada malam hari.

2. Gigitan serangga : Timbul setelah gigitan berupa urtikaria dan Papul. 3. Folikulitis: Nyeri, pustula miliar dikelilingi eritema (Siregar,2005). 2.2.5 Manifestasi Klinis Scabies

Widodo (2013) menyatakan bahwa gejala klinis dari skabies adalah muncul bintik-bintik merah pada kulit (rash) , iritasi, rasa yang sangat gatal pada malam hari (pruritus nokturia) akibat reaksi alergi terhadap ekskresi dan sekresi yang keluar dari tubuh tungau. Biasanya gejala ini muncul satu bulan setelah serangan dari tungau tersebut. Gejala klinis utama pada skabies adalah gatal pada malam hari atau bila cuaca panas serta pasien berkeringat karena meningkatnya aktivitas tungau saat suhu tubuh meningkat. Tempat predileksinya biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipatan aksilaris bagian depan, lipatan paha, areola mammae (wanita), umbilikus, pantat, genetalia, garis pinggang, kepala dan leher (bayi), eksterna (pria), dan perut bagian bawah.

Gejala lain yang ditimbulkan skabies adalah munculnya garis halus yang berwarna kemerahan di bawah kulit yang merupakan terowongan yang digali oleh Sarcoptes betina dengan panjang sekitar 2 cm, muncul gelembung berair pada kulit, lesi yang muncul di kulit umumnya simetris biasanya menyebabkan ekskoriasi (akibat garukan mendalam), dan dapat muncul

(11)

sebagai (nodulus eritematosus). Pada skabies yang kronis, kulit penderita dapat menebal (likenifikasi) dan tampak berwarna lebih gelap (hiperpigmentasi). Erupsi dapat meluas tanpa mengenal batas predileksi yang disebabkan oleh reaksi alergi (Sarwiji, 2011).Terdapat empat tanda kardinal Handoko dalam buku Adhi

Djuanda (2007) menyatakan adanya pruritus nokturina yang artinya gatal pada malam hari, menyerang manusia dalam kelompok, adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi berwarna putih atau keabu-abuan yang terdapat papul atau vesikel, dan yang terakhir ditemukannya tungau.

2.2.6 Komplikasi Scabies

Rasa gatal pada gejala yang ditimbulkan oleh scabies dapat merangsang penderita untuk menggaruk sehingga dapat terjadi infeksi sekunder pada lesi scabies (Boediardja et al., 2003). 2.2.7 Penatalaksanaan Scabies

Pengobatan Scabies dapat dilakukan dengan delousing, yaitu shower dengan air yang sudah dilarutkan bubuk DDT (Diclboro Diphenyl Trichloroetan). Selain itu menjaga kebersihan dengan mandi secara teratur setiap hari perlu dilakukan. Semua pakaian seperti sprei, dan handuk yang digunakan harus dicuci secara teratur dan bila perlu direndam dengan air panas (Widodo, 2013).

Menurut Djuanda (2007) pengobatan lain yaitu dengan mengolesi salep yang mempunyai daya miticid baik dari zat kimia organik maupun non organik seperti :

1. Belerang endap (sulfur presipitatum) Dengan kadar 4-20% dalam bentuk salep atau krim. Tetapi salep ini tidak efektif terhadap stadium telur, sehingga penggunannya tidak boleh

(12)

kurang dari 3 hari. Kekurangannya yang lain adalah berbau dan mengotori pakaian dan kadang-kadang menimbulkan iritasi. Dapat di pakai pada bayi berumur kurang dari dua tahun.

2. Emulsi benzil-benzoas (20-25%) Efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama tiga hari. Tetapi dapat menimbulkan iritasi, dan kadang-kadang semakin gatal setelah digunakan.

3. Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan atau gammexane) Dengan kadar 1% dalam

krim atau lotion, dan gel yang tidak berbau dan tidak berwarna. Obat ini dapat membunuh tungau. Scabiei dan nimfa serta mencegah menetasnya telur, efektif terhadap semua stadium dan jarang menimbulkan iritasi. Krim ini tidak dianjurkan pada anak di bawah enam tahun dan wanita hamil. Cara pemakaiannya dengan mengoleskan ke seluruh tubuh, didiamkan selama 12-24 jam lalu dicuci bersih. Pemberiannya cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala diulangi satu minggu kemudian. Pemberian ulang dimaksudkan untuk membunuh larva yang menetas dan tidak mati oleh pengobatan sebelumnya.Penggunaan yang berlebihan dapat memberikan toksik terhadap susunan saraf pusat (neurotoksik).

4. Krotamiton Dengan kadar 10% dalam krim atau lotion, mempunyai dua efek sebagai antiskabies dan antigatal, dan harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra. Dapat membunuh tungau Scabiei tetapi tidak mempunyai efektivitas yang tinggi terhadap skabies, tidak mempunyai efek sistemik serta aman digunakan pada wanita hamil, bayi, dan anak-anak. Cara pemakaiannya dengan dioleskan dan digosok ke seluruh tubuh selama dua malam kemudian dicuci bersih. Efek sampingnya yaitu dapat menimbulkan

(13)

iritasi apabila digunakan dalam jangka waktu yang lama. Untuk memperoleh hasil yang lebih efektif dapat dilanjutkan sampai lima hari terutama bayi dan anak.

5. Permetrin Dengan kadar 5% dalam krim, merupakan sintesa piretroid dan aman karena

efek toksisitasnya terhadap mamalia sangat rendah, dan kemungkinan keracunan karena salah penggunaan sangat kecil. Hal ini karena hanya sedikit obat yang diabsorbsi dan obat di metabolisme secara cepat dan belum pernah dilaporkan resistensi terhadap permetrin.Cara pemakaiannya dengan dioleskan ke seluruh tubuh, didiamkan selama 8-12 jam, kemudian dicuci bersih. Penggunaannya cukup sekali , bila belum sembuh diulangi setelah satu minggu. Tidak dianjurkan pada bayi di bawah umur dua bulan. 6. Ivermektin Bahan semi sintetik yang dihasilkan Streptomyces avermitilis, merupakan

antiparasit yang strukturnya mirip antibiotik makrolid. Obat iini adalah suatu lakton makrosiklik dan sangat efektif sebagai antiparasit berspektrum luas untuk melawan berbagai jenis nematoda dan artropoda termasuk kutu, tungau, dan kutu anjing. Diberikan secara oral dengan dosis tunggal 200 µg/kgBB. Dianjurkan pada anak berusia lebih dari lima tahun. Selain pengobatan yang telah disebutkan diatas, untuk mengatasi rasa gatal yang tetap ada sampai beberapa minggu setelah pemberian terapi antiskabies yang adekuat dapat diberikan obat anti pruritus misalnya antihistamin.

2.2.8 Pencegahan Scabies

Menurut Sembel (2009) untuk mencegah penularan penyakit scabies dapat melakukan : 1. Meningkatkan kebersihan individu seperti :

a. Mandi minimal dua kali dalam satu hari dengan menggunakan sabun mandi dan air

serta menggosok badan ketika mandi.

(14)

c. Memelihara kebersihan kuku.

d. Mencuci tangan.

e. Mengganti pakaian jika sudah kotor. 2. Meningkatkan kebersihan lingkungan seperti :

a. Semua pakaian, sprei, handuk, selimut yang pernah dipakai oleh penderita harus direndam dalam air panas.

b. Tempat tidur harus dibersihkan dengan baik dan disemprot dengan acarisida. c. Menjemur pakaian, sprei, handuk, selimut di bawah sinar matahari.

d. Menjemur kasur atau pengalas tidur satu kali dalam satu minggu. 3. Menghindari kontak langsung dengan penderita scabies.

a. Tidak memakai handuk, selimut atau pakaian penderita secara bergantian 2.2.9 Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit Kulit Scabies

1. Pengetahuan

Definisi Pengetahuan (Menurut Soekanto, 2002) adalah hasil tahu dan hal ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang (Notoadmojo, 2007).

a. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

1. Tahu

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

(15)

telah diterima. Oleh sebab itu,tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi

Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

4. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis

Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menyambungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

(16)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek (Meliono, 2007).

Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kejadian antara lain Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh :

a. Pendidikan.

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan seseorang melalui upaya pengajaran dan pelatihan baik di sekolah ataupun di luar sekolah. Makin tinggi pendidikan, makin mudah seseorang menerima pengetahuan. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-ide dan teknologi baru. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, karena dapat membuat seseorang untuk lebih mudah mengambil keputusan dan bertindak.

b. Usia.

Semakin banyak usia seseorang, maka semakin bijaksana dan banyak pengalaman/hal yang telah dijumpai dan dikerjakan untuk memiliki pengetahuan. Dengan pengetahuan tersebut seseorang dapat mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata.

c. Sumber Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Informasi yang diperoleh dari beberapa sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak

(17)

memperoleh informasi, maka iacenderung memiliki pengetahuan yang lebih luas.

d. Sumber Pengetahuan

Berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh manusia untuk memperoleh pengetahuan.

Upaya-upaya serta cara-cara tersebut yang dipergunakan dalam memperoleh pengetahuan,yaitu :

1. Orang yang Memiliki Otoritas

Salah satu upaya seseorang mendapatkan pengetahuan yaitu dengan bertanya pada orang yang memiliki otoritas atau yang dianggapnya lebih tahu. Pada zaman modern ini, orang yang ditempatkan memiliki otoritas, misalnya dengan pengakuan melalui gelar, termasuk juga dalam hal ini misalnya, hasil publikasi resmi mengenai kesaksian otoritas tersebut, seperti buku-bukuatau publikasi resmi pengetahuan lainnya.

2. Indera

Indera adalah peralatan pada diri manusia sebagai salah satu sumber internal pengetahuan. Dalam filsafat science modern menyatakan bahwa pengetahuan pada dasarnya adalah dan hanyalah pengalaman-pengalaman konkrit kita yang terbentuk karena persepsi indera, seperti

(18)

persepsi penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pencicipan dengan lidah.

3. Akal

Dalam kenyataannya ada pengetahuan tertentu yang bisa dibangun oleh manusia tanpa harus atau tidak bisa mempersepsinya dengan indera terlebih dahulu. Pengetahuan dapat diketahui dengan pasti dan dengan sendirinya karena potensi akal.

4. Intuisi Salah satu sumber pengetahuan yang mungkin adalah intuisi atau pemahaman yang langsung tentang pengetahuan yang tidak merupakan hasil pemikiran yang sadar atau persepsi rasa yang langsung. Intuisi dapat berarti kesadaran tentang data-data yang langsung dirasakan (Notoatmodjo, 2007).

2. Sanitasi Lingkungan

Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yangmencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih,dan sebagainya (Notoadmojo 2007).

Sedangkan Sanitasi lingkungan bertujuanuntuk meningkatkan dan mempertahankan standar kondisi lingkunganyang mendasar yang mempengaruhi kesejahteraan manusia. Persyaratan kesehatan perumahan dan pemukiman adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib di penuhi dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim dari bahaya atau gangguankesehatan (Soedjadi, 2003).

(19)

Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan; juga manusia selama hidupnya selalu memerlukan air. Dengan demikian semakin naik jumlah penduduk serta perkembangan pertumbuhannya semakin meningkat atau tinggi karena kesulitan masyarakat dalam air bersih. Beban pengotoran air juga bertambah cepat sesuai dengan cepatnya pertumbuhan.Sebagai akibatnya saat ini, sumber air bersih menjadi semakin langka. Laporan keadaan lingkungan di dunia tahun 1992 menyatakan bahwa air sudah saatnya dianggap sebagai benda ekonomi. Karena itu pengelolaan sumber daya air menjadi sangat penting pengelolaannya sumber daya air ini sebaiknya dilakukan secara terpadu, baik dalam pemanfaatannya maupun dalam pengelolaan kualitas (Slamet, 2002). Melihat kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit dimasyarakat. Pada skabies keadaan tersebut bisa menjadi tempat penularan melalui kontak tidak langsung meggunakan pakaianpada saat mencuci baju menggunakan air tidak bersih (Chandra,2007).

b. Saluran atau Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)

Sarana pembuangan air limbah yangsehat yaitu yang dapatmengalirkan air limbah dari sumbernya seperti dapur dan kamar mandi ke tempat penampungan air limbah dengan lancar tanpa mencemari lingkungan (Pamsimas, 2010).

c. Sarana pembuangan sampah

Sampah adalah semua benda atau produk sisa dalam bentuk padat sebagai akibat aktivitas manusia yang dianggap tidak bermanfaat dan tidak dikehendaki oleh pemiliknya atau dibuang sebagai barang tidak berguna.Gangguan yang ditimbulkan

(20)

oleh sampah adalah pencemaran lingkungan, sumber penyakit, terjadi kecelakaan, mengganggu pemandangan dan terjadi kecelakaan.

d. Sarana pembuangan kotoran (jamban)

Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran manusia dalam tempat tertentu.Pengumpulan tersebut bertujuan untuk mencegah terjadi penyebab atau penyebar penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman.

Pembuangan tinja yang tidak saniter akan menyebabkan terjadinya

penyakit.Berdasarkan penelitian Yasin (2009) disebutkan bahwa terdapatperbedaan kejadian skabies yang bermakna antara seseorang yanghidup dengan sanitasi lingkungan yang baik dengan seseorang yanghidup dengan sanitasi lingkungan yang buruk.

Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kejadian penyakit scabies Sanitasi Lingkungan Fisik Rumah dipengaruhi oleh :

1. Kepadatan Penghuni

Kepadatan penghuni adalah perbandingan antara luas lantai rumah dengan jumlah anggota keluarga dalam suatu rumah tinggal. Secara umum, penilaian kepadatan penghuni dengan menggunakan ketentuan standar minimum, yaitu kepadatan penghuni yang memenuhi syarat kesehatan diperoleh dari hasil bagi antara luas lantai dengan jumlah penghuni 8 m2/orang (Indonesia. 2011).

(21)

Kelembaban udara adalah persentase jumlah kandungan air dalam udara. Secara

umum, penilaian kelembaban dalam rumah dengan menggunakan hygrometer

dengan kriteria memenuhi syarat kesehatan yaitu dengan kelembaban 40-70% (Indonesia. 2011)

3. Pencahayaan Alami

Pencahayaan alami ruangan adalah penerangan yang bersumber dari sinar matahari (alami), yaitu semua jalan yang memungkinkan untuk masuknya cahaya alamiah, misalnya melalui jendela atau genting kaca. Syarat pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan. Pencahayaan yang memenuhi syarat kesehatan berkisar antara intensitas cahaya 60-120 lux (Indonesia. 2011).

4. Suhu

Suhu adalah panas atau dinginnya udara yang dinyatakan dengan satuan derajat tertentu. Secara umum, penilaian suhu rumah dengan menggunakan thermometer ruangan dengan suhu kamar yang memenuhi syarat kesehatan adalah antara 18-30˚C.

5. Ventilasi

Ventilasi adalah usaha untuk memenuhi kondisi atmosfer yang menyenangkan dan menyehatkan manusia. Secara umum, penilaian ventilasi rumah dengan cara membandingkan antara luas ventilasi dan luas lantai rumah. Menurut indikator pengawasan rumah, luas ventilasi yang memenuhi syarat kesehatan adalah 10%

(22)

luas lantai rumah dan luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah <10% luas lantai rumah (Indonesia 2011).

2.3 Konsep Kulit 2.3.1 Definisi Kulit

Kulit merupakan selimut yang menutupi permukaan tubuh dan mempunyai fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus– menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, serta pembentukan pigmen untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet matahari. Selain itu kulit juga berfungsi sebagai peraba, perasa serta pertahanan terhadap tekanan dan infeksi dari luar (Azhara, 2011).

Kulit sangat kompleks, elastis dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras dan juga bergantung pada lokasi tubuh. Warna kulit juga berbedabeda, dari kulit yang berwarna terang (fair skin), pirang, hitam, warna merah muda pada telapak tangan dan kaki bayi, serta warna hitam kecoklatan pada genitalia orang dewasa (Azhara, 2011).

2.3.2 Anatomi Kulit

Kulit terletak pada bagian tubuh yang paling luar. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira – kira 15% berat badan. Rata – rata tebal kulit 1-2 mm. Paling tebal 6 mm yaitu ada di telapak tangan dan kaki dan yang paling tipis ada di penis. Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok yaitu epidermis , dermis atau korium dan jaringan subkutan atau subkutis (Harahap, 2000).

2.3.3 Lapisan Kulit

(23)

1. Epidermis, terbagi atas empat lapisan yaitu basal atau stratum germinativum, lapisan malphigi atau stratum spinosum, lapisan granular atau stratum granulosum dan lapisan tanduk atau stratum korneum.

2. Dermis atau korium merupakan lapisan di bawah epidermis dan di atas jaringan subkutan.

3. jaringan subkutan (subkutis atau hipodermis) merupakan lapisan yang langsung dibawah dermis (Harahap, 2000).

2.3.4 Fungsi Kulit

Menurut Harahap (2000), Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk menyesuaikan tubuh dengan lingkungan. Fungsi kulit adalah sebagai berikut :

1. Pelindung

Jaringan tanduk sel epidermis paling luar membatasi masuknya benda-benda dari luar dan keluarnya cairan berlebihan dari dalam tubuh. Melanin yang memberi warna pada kulit dari akibat buruk sinar ultra violet.

2. Pengatur Suhu

Di waktu suhu dingin peredaran di kulit berkurang guna mempertahankan suhu badan. Pada waktu suhu panas, peredaran darah di kulit meningkat dan terjadi penguapan keringat dari kelenjar keringat, sehingga suhu tubuh dapat dijaga tidak terlalu panas.

3. Penyerapan

Kulit dapat menyerap bahan tertentu seperti gas dan zat larut dalam lemak lebih mudah masuk kedalam kulit dan masuk ke peredaran darah, karena dapat bercampur dengan lemak yang menutupi permukaan kulit masuknya zat-zat tersebut melalui folikel rambut dan hanya sekali yang melalui muara kelenjar keringat.

(24)

4. Indera Perasa

Indera perasa di kulit karena rangsangan terhadap sensoris dalam kulit. Fungsi indera perasa yang utama adalah merasakan nyeri, perabaan, panas dan dingin.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Jika mereka melakukan kerja sama dengan lembaga lain termasuk pemerintah, ataupun menambah modal dari sumber di luar anggota, mereka akan melakukannya sesuai dengan pengelolaan

Untuk dapat melakukan perjalanan dinas, Gubernur, Wakil Gubernur, Ketua DPRD, Wakil Ketua DPRD dan Anggota DPRD, serta Pegawai Negeri Sipil harus diberikan ST dan SPPD

Koperasi juga bisa berperan sebagai makelar dan menghubungkan petani ke penyedia jasa yang dibutuhkan dengan menyediakan kontak atau melakukan negosiasi harga untuk

Untuk keterpaduan Program Pendidikan dan Pelatihan dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Lembaga Diklat Kabupaten/Kota dan Instansi lainnya,

- Teknologi yang digunakan dalam proses budidaya dan pasca panen.. - Biaya

Pelaksanaan Pembagian Biaya Pemungutan sebagaimana tersebut pada Pasal 4, 5, 6 dan 7 Peraturan ini khusus untuk pembagian kepada Dinas Pendapatan

Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah Bagaimana mengatur tata letak buku diperpustakaan STIKOM Dinamika Bangsa Jambi agar mudah dicari oleh mahasiswa