• Tidak ada hasil yang ditemukan

L O K A K A R Y A M. IHSAN DACHOLFANY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "L O K A K A R Y A M. IHSAN DACHOLFANY"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)LOKAKARYA STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PRODI BSA BERBASIS KKNI MENUJU KURIKULUM BERKARAKTER. M. IHSAN DACHOLFANY. JURUSAN DAKWAH DAN BAHASA SATERA ARAB INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO LAMPUNG 2016.

(2) PENDAHULUAN. Usaha untuk mengajarkan bahasa Arab di Indonesia sudah ada sejak lama, barangkali sejak Islam itu datang ke Indonesia. Pada awalnya bahasa Arab diajarkan sesuai kebutuhan umat Islam sebagai bahasa ibadah, bahkan sampai sekarang banyak orang Indonesia yg bisa berbahasa Arab dalam fungsinya sebagai bahasa ibadah, baru kemudian bahasa Arab diajarkan untuk memahami sumber-sumber agama seperti al-Qur’an, Hadist, tafsir, dsb.

(3) Masyarakat dewasa ini mulai ada keluhan atau kritik yang dialamatkan kepada dunia pendidikan tinggi Islam, termasuk alumni BSA, bahwa lulusan BSA kurang memiliki kemandirian dan keterampilan berbahasa yg memadai, sehingga daya saing mereka rendah dibandingkan dgn alumni lembaga lain.. Kelemahan daya saing ini perlu dibenahi dgn memberikan aneka “keterampilan plus”, seperti: keterampilan berbahasa Arab aktif (berbicara dan menulis), keterampilan mengoperasikan berbagai aplikasi komputer, keterampilan meneliti, keterampilan manajerial, dan keterampilan sosial sehinggga punya orientasi yg jelas..

(4) ADA 4 ORIENTASI KURIKULUM BAHASA ARAB 1. Orientasi Profesional/Praktis dan Pragmatis, : belajar bhs Arab untuk kepentingan profesi, praktis atau pragmatis, seperti mampu berkomunikasi lisan (muhâdatsah) dlm bhs Arab untuk bisa menjadi diplomat, turis, misi dagang, atau untuk melanjutkan studi di salah satu negara Timur Tengah, dsb. 2. Orientasi Religius, yaitu belajar bhs Arab untuk tujuan memahami dan memahamkan ajaran Islam (fahm almaqrû’). Orientasi ini dpt berupa belajar keterampilan pasif (mendengar/membaca), & dpt pula mempelajari keterampilan aktif (berbicara dan menulis).

(5) 3. Orientasi Ideologis & Ekonomis: belajar bhs arab dgn tujuan. untuk memahami & menggunakan bahasa arab sebagai media kepentingan orientalisme, kapitalisme, dsb. Orientasi ini bisa dilihat diantaranya dgn dibukanya bbrp lembaga kursus & institusi studi bhs arab di bbrp negara barat seperti ma’had al-Dirasat al-Syarqiyah di Universitas Leipzig Jerman. 3.Orientasi Akademik: belajar bhs Arab untuk tujuan memahami ilmu-ilmu dan keterampilan berbhs Arab (istimâ’, kalâm, qirâ’ah, dan kitâbah). Orientasi ini cenderung menempatkan bhs Arab sebagai disiplin ilmu atau obyek studi yg hrs dikuasai secara akademik. Orientasi ini biasanya identik dgn studi bhs Arab di Jurusan Pend bhs Arab, Bhs dan Sastra Arab, / pada program Pascasarjana & lembaga ilmiah lainnya..

(6) BAGAIMANA KURIKULUM SAAT INI ? Kurikulum yg digunakan sebelum dan sesudah kemerdekaan tidak sama, sebab kebutuhan masyarakat telah berubah, bahkan ia berkembang dengan sangat cepat setelah Indonesia melewati masa reformasi. Ada banyak kurikulum yg telah digunakan di indonesia, diantaranya:Rencana Pelajaran 1947, Rencana Pelajaran Terurai 1952, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999, Kurikulum 2004 (KBK), KTSP 2006, 2013 dst.. Menurut Abdullah (2010) sampai saat ini blm ada teori kurikulum yg diterima oleh semua orang disebabkan dua hal; 1. Blm ada definisi kurikulum yg disepakati oleh semua orang. 2.Blm jelas mengenai batas-batas materi yg menjadi wilayah penelitiannya. Hal ini tidak hanya ditemukan dlm teori kurikulum, tapi hampir pada seluruh bidang ilmu sosial sering ditemukan bias ini, sebab ilmu-ilmu sosial terus berkembang sesuai dgn perkembangan manusia..

(7) Apa itu KURIKULUM.. ? Kurikulum merupakan salah satu bentuk perubahan dlm rangka memperbaiki proses pendidikan agar tercipta efektifitas yg menjadi suatu kombinasi input dan output Lembaga Pendidikan. Perkembangan kurikulum merupakan suatu hal yg penting sbb kurikulum bagian dari program pendidikan Tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas pendidikan dan bukan semata-mata hanya menghasilkan suatu bahan pelajaran. maka kurikulum hrs disusun secara strategis dan dirumuskan menjadi program-program tertentu menjadi hal sesuai dgn perubahan masyarakat. Penyusunan kurikulum hrs mempertimbangkan berbagai macam aspek seperti perkembangan peserta didik, perkembangan ilmu pengetahuan, perkembangan kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja dsb..

(8) Kita yakin Kegiatan workshop ini di maksudkan untuk menambah wawasan dan membekali kemampuan akademik para dosen BSA dlm mendesain kurikulum, silabus dan SAP berbasis KKNI, Sebab dosen di jurusan Dakwah senantiasa dituntut untuk mengikuti isu-isu kontemporer yg berkembang di dunia pend. Di masa yg akan datang tantangan lulusan BSA akan semakin besar, sehingga kurikulum yg disesuaikan dgn kebutuhan profil utama lulusan sangat dibutuhkan, salah satunya : kurikulum yg berbasis KKNI ini. KKNI merupakan kerangka penjenjangan kualifikasi kerja yg menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan sektor pend dan pelatihan serta pengalaman kerja dlm rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dgn jabatan kerja diberbagai sektor. Hal ini sbg perwujudan mutu & jatidiri lembaga terkait dgn sistem pend dan pelatihan serta program peningkatan SDM secara nasional..

(9) MUNGKIN MELATARBELAKANGI MENGAPA HARUS ADA KKNI: 1. Secara eksternal lebih disebabkan adanya tantangan dan persaingan global dan ratifikasi Indonesia di berbagai konvensi, 2.Secara internal disebabkan adanya kesenjangan mutu, jumlah dan kemampuan SDM, relevansi penghasil vs pengguna lulusan PT juga berimplikasi adanya pengangguran, beragam aturan kualifikasi & beragam pend. Sering terjadi kasus tenaga kerja Indonesia dihargai “lebih rendah” dari kompetensi dgn kualifikasi yg sama dari negara lain, maka KKNI juga dlm rangka melindungi tenaga dan SDM Indonesia..

(10) Bagaiamana SEBAIKNYA Kurikulum di PTAI Implementasi kurikulum merupakan proses dalam penyelenggaraan kurikulum. Pada awalnya kurikulum itu direncanakan, kemudian diterapkan lalu dievaluasi hasilnya. HASIL IDE. T E N A G A. PENGALAMAN PROGRAM. SILABUS E. V. PERENCANAAN. A. L. U. IMPLEMENTASI. A. S EVALUASI. I. P E IN D I D I K.

(11) Implementasi kurikulum sebenaranya bukan satu kesatuan yg mandiri, ia merupakan kelanjutan dari perencaanaan yg dilakukan sebelumnya, yg kemudian akan ditutup dgn evaluasi yg menyeluruh meskipun pelaksaan evaluasi itu dilaksanakan dgn terus menerus. Ketiganya digabungkan sebagai satu kesatuan yg saling mendukung antara satu dgn lainnya. Terbitnya Perpres No. 08 tahun 2012 dan UU PT No. 12 Tahun 2012 Pasal 29 ayat (1), (2), dan (3) telah berdampak pada kurikulum dan pengelolaannya di setiap program. Kurikulum yg pada awalnya mengacu pada pencapaian kompetensi menjadi mengacu pada capaian pembelajaran (learning outcomes)..

(12) Dgn adanya KKNI ini diharapkan akan mengubah cara melihat. kompetensi seseorang, tidak lagi semata Ijazah tapi dgn melihat kepada kerangka kualifikasi yg disepakati secara nasional sebagai dasar pengakuan terhadap hasil pendidikan seseorang secara luas (formal, non formal, atau in formal) yg akuntanbel dan transparan.. Pelaksanaan KKNI melalui 8 tahapan yaitu melalui penetapan Profil Kelulusan, Merumuskan Learning Outcomes, Merumuskan Kompetensi Bahan Kajian, Pemetaan Bahan Kajian, Pengemasan Matakuliah, Penyusunan Kerangka kurikulum, Penyusuan Rencana Perkuliahan..

(13) Begitu juga penerapan kurikulum di PTAI, ia merupakan proses kelanjutan dari perencanaan kurikulum berbasis Kualifikasi Kerangka Nasional Indonesia (KKNI) dengan harapan: 1.Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. 2.Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah 3. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. 4. Menyeluruh dan berkesinambungan. 5. Belajar sepanjang hayat. 6. Beragam dan Terpadu. 7. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungan.

(14) Maka Dalam penyelenggaran pengajaran bahasa Arab di PTAI bahasa desain kurikulum bs disandarkan pada 3 hal:. 1.. Learner Center Design: kurikulum yg dibuat lebih fokus kepada mhsw, kurikulum ini dibuat berdasar pada minat dan kebutuhan mhsw. Di PTAI penyelenggara model kedua ini biasanya dalam Self Acces Center (SAC) dimana mhsw dpt memilih berdasar kebutuhannya akan bahasa. Pembelajaran di unit ini bersifat mandiri, hanya ada petugas yg memberikan panduan dan bimbingan secara terbatas. mhsw dituntut untuk lebih mengaktualisasi kemampuannya sendiri. Ia bisa menonton film dlm bhs Arab, membuka kamus online, permainan bhs yg bisa meningkatkan kemampuan berbahasanya..

(15) 2.Subjek Center Design : kurikulum ini dibuat dlm rangka mengembangkan ilmu bahasa arab. Model ini bisa dilaksanakan di jurusan bahasa Arab di PTAI di Indonesia, biasanya materi yang diajarkan adalah ilmu kebahasaan seperti ‘Ilmu Al-Lugoh, Balaghoh, Nahwu, Sharaf, Dilalah, Ashwat, Naqdul Khitab, ‘Ilmu Al-Ma’ajim, disamping juga mengajarkan empat ketrampilan berbahasa yaitu Maharah Al-Istima’, Al-Kalam, Al-Qira’ah, Al-Kitabah.. 3.Problem Center Design : kurikulum ini merespon isu-isu terkini yg masih hangat dan aktual. Mhsw diajak untuk menganalisa, memahami, dan menguasai permasalahan kekinian. Materi ajar model ini berisi tema-tema yg serumpun. Seluruh isi pelajaran dlm satu unit mengarah kepada tema yg sama, ketrampilan apapun yg diajarkan..

(16) Maka empat ketrampilan empat ketrampilan berbahasa yaitu Maharah Al-Istima’, Al-Kalam, Al-Qira’ah, AlKitabah dengan membahas satu tema yg berisi pembahasan yg sama.. Semisal bahasan yg dibahas adalah tentang lingkungan maka seluruh materi mulai dari istima’, kalam, qira’ah & kitabah berisi materi yg membahasa ttg lingkungan. Model buku yg seperti ini kita temukan dlm kitab Al-‘Arabiyah Baina Yadaik yg membagi setiap bahasannya dibagi ke dlm unit-unit atau wihdah yg membahas tema tertentu..

(17) STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PRODI BERBASIS KKNI MENUJU KURIKULUM BERKARAKTER Strategi pembelajaran bahasa Arab adalah suatu cara yg dipilih dan digunakan oleh pengajar dlm menyampaikan materi bhs Arab untuk memudahkan mhsw dlm menerima dan memahami materi bhs Arab tsb, sbb bahasa Arab memiliki prinsip dan karakteristik yg cukup khas.. 1. Strategi pembelajaran mufradat (kosakata), mhsw bisa menerjemahkan bentuk mufradāt jg mampu menggunakannya dlm jumlah (kalimat) dgn benar. 2. Strategi pembelajaran naḥwu (tatabahasa), pengguna bhs mampu menyampaikan ungkapan bhs dan mampu memahaminya dgn baik dan benar dlm bentuk tulisan maupun ucapan..

(18) 3. Strategi pembelajaran istimā’ (Mendengar) : sarana petama yg digunakan manusia untuk berhubungan dgn sesama dlm tahapan kehidupannya. 4. Strategi pembelajaran kalām (berbicara), kemampuan untuk menyusun kata-kata yg baik & jelas untuk mengungkapkan pikirannya atau memenuhi kebutuhannya. 5. Strategi pembelajaran qirā’ah (membaca), merupakan kegiatan yg meliputi semua bentuk berpikir, memberi penilaian, memberi keputusan, menganalisis dan mencari pemecahan masalah. 6. Strategi pembelajaran kitābah (menulis) yg berpusat pada tiga hal: kemampuan menulis dgn tulisan yg benar, memperbaiki khat, dan kemampuan mengungkapkan pikiran secara jelas dan detail..

(19) ADA BEBERAPA PROSPEK STUDI BAHASA ARAB DI MASA DEPAN YG DPT DIRAIH, JIKA PARA PENGGIAT DAN PEMINAT STUDI BAHASA ARAB Pertama, Peluang untuk pengembangan bhs Arab semakin terbuka, sebab seseorang yg menguasai bahasa Arab dpt dipastikan memiliki modal dasar untuk mendalami dan mengembangkan kajian Islam, seperti: fiqh, tafsir, hadits, sejarah Islam, filsafat Islam, dsb, dgn merevitalisasi penelusuran (eksplorasi) dan elaborasi sumber2 aslinya. Dgn kata lain, bhs Arab dapat dijadikan sebagai alat dan modal hidup untuk mencari & memperoleh yg lain di luar bhs Arab, baik itu ilmu maupun keterampilan berkomunikasi lisan. Kedua, Pengembangan profesi keguruan: menjadi tenaga pengajar bhs Arab yg profesional. Sbb yg mempunyai kompetensi dan kewenangan akademik dan profesional di MI/SD, MTs/SMP, dan MA/SMU atau lembaga pend yg sederajat adalah lulusan Bhs Arab, yang lulusan BSA dpt mengambil Program Akta Mengajar (Akta IV) untuk memperoleh kompetensi dan kewenangan menjadi guru..

(20) Ketiga, penggiatan dan pembudayaan tradisi penelitian dan pengembangan metodologi pembelajaran bahasa Arab. Hal ini perlu dilakukan agar ilmu bhs Arab dan metodologi pembelajarannya semakin berkembang dinamis dan maju. Oleh sbb itu yg menjadi hambatan adalah rendahnya dana penelitian, maka PT “mewajibkan” setiap dosen untuk meneliti atau menulis karya-karya akademik yg relevan dgn bidang keilmuannya. Kebijakan “wajib meneliti” ini, tentu saja, harus dibarengi dengan pemberian “insentif” (ujrah) yang memadai: membuat khusyu’, tekun, dan menikmati proses penelitiannya.. Keempat, intensifikasi penerjemahan karya-karya berbhs Arab, baik mengenai keilmuan dan keislaman ke dlm bhs Indonesia atau sebaliknya. Profesi ini cukup menantang dan menjanjikan harapan, meskipun penerjemah relatif blm mendapat apresiasi yg sewajarnya. Menarik dicatat bahwa salah satu faktor yg mempercepat kemajuan peradaban Islam di masa klasik adalah adanya gerakan penerjemahan besar-besaran, terutama pada masa Hârûn al-Rasyīd (786-809 M) dan alMa’mūn (786-833 M).Gerakan penerjemahan itu disosialisasikan dgn ditunjang oleh adanya pusat riset dan pend seperti Bait al-Ḥikmah (Wisma Kebijaksanaan)..

(21) Kelima, intensifikasi akses dan kerjasama dgn pihak luar, termasuk melalui Kementrian Luar Negeri, agar “pos-pos” yg bernuansa atau berbasis bhs Arab dpt diisi oleh lulusan BSA, Oleh sbb itu, pembenahan internal, terutama penjaminan mutu akademik dan peningkatan kapasitas serta kapabilitas SDM (tenaga pendidik) perlu ditingkatkan maupun kesejahteraan.. Keenam, pengembangan media dan teknologi pembelajaran bhs Arab. Kita selama ini masih lemah/belum mumpuni dlm menciptakan produk media dan teknologi, sehingga proses pembelajaran masih blm mendapat sentuhan “modernitas” yg bercirikan: mudah, cepat, tepat, dan efektif. Sebab itu, tenaga yg menekuni bidang ini perlu dihasilkan oleh alumni Bhs Arab. Dgn kata lain, kita perlu bermitra dan bersinergi dengan SDM yg memiliki kompetensi untuk mengembangkan teknologi pend dan pembelajaran bhs Arab yg modern. Dgn begitu, tampilan atau performansi pembelajaran bhs Arab akan memiliki nilai tambah (added value) dan daya tarik tersendiri..

(22) Ketujuh, sudah saatnya Program Bhs Arab melahirkan karya-karya akademik (hasil2 penelitian, teori2 baru, buku, media, dsb) yg dpt memberikan pencerahan masyarakat. “Lahan” pemikiran alumni bahasa Arab sejauh ini belum “tergarap” dgn baik, sehingga dlm hal ini kita masih “miskin” produktivitas keilmuan. Menurut Maḥmûd Fahmī Ḥijāzī, studi bhs Arab masih terus memerlukan karya terutama di bidang pengembangan kosakata dan istilah modern, ensiklopedi, bank istilah sains dan teknologi, dsb, sehingga bhs Arab tidak dianggap sbg bhs yg tidak mampu beradaptasi dgn perkembangan ilmu dan teknologi..

(23) MATA KULIAH KOMPETENSI UTAMA Semester. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32. KODE. Mata Kuliah. I. 11. Sintaksis (Ilmu al-Nahwi). 111 X. Linguistik Umum (Ilmu Lugah al-‘Am). X. Linguistik Arab (Fiqh al-Lugah). 1V X. V X. VI. VII. SKS 6 2. X. Semantik (Ilmu al-Dilalah). X X. 4 X. Pragmatik. 4 X. Met. Penelitian Bahasa. X. Sejarah Sastra Arab Klasiki (Tarikhu al-Adab al-Klasiki). VIII. 2. X. Sejarah Sastra Arab Modern (Tarikhu al-Adab al-Mu’ashir). 2 X. Puisi ( Al-Syi’ir ). 2 X. Prosa (Al-Natsr ). 2. 2. X. 2. Kritik Sastra ( Naqdu al-Adab). X. Met. Penelitian Sastra (Manhaju Tahlili al-Adabi). X. 2. X. 4. Arudh wal Qawafi Ta’bir Syafawi. X X. X. X X. Peng. Ilmu Sastra (Muqaddimah fi ilmi al-Adab ). X. Teori-Teori Filologi Morfologi (Ilmu al-Sharf). X. Filsafat Bahasa (Falsafatu al-Lugah). X. 4 2 X. X. X. Qiraah. 4. X X. 6 X. 4 X. Stilistika (Al-Uslub al-‘Arabi). X. X. Sastra Bandingan (Adabu al- Muqaran ) Ilmu Bayan Ilmu Ma’ani Ilmu Badi’. 2. X. Kaligrafi (Khatu al-‘Arabi). Kemahiran Mendengar (Maharatu al- Istima’i). 2. X. Praktek Propesi (Dirosah Midaniyah) X. X. X. 2 6. X. 2 X. 2 X. 2. Sosiolinguistik (Al-Lugah al-Ijtima’i). X. Metode Penelitian Filologi (Manhaju Tahqiqu al-Nushus). X. Jumlah. 2. 4 X. X. 2 2. X. Tarjamah. 4. 6. Semiotika ( Al-Rumz). (Ta’biru al-Kitabi). X. 2 2 96.

(24) BAGAIMANA KARAKTERISTIK KURIKULUM BAHASA ARAB …. Kurikulum bhs Arab yg kini digunakan mungkin perlu direvisi atau minimal direviu sehingga menghasilkan kurikulum yg memiliki karakter. 1. Hendaknya berorientasi pada perkembangan ilmu pengetahuan & profesi dgn memperhatikan kebutuhan masyarakat melalui dialog yg intensif dgn mitra kerja dari luar lembaga. Di samping itu, perkembangan teknologi komputer, misalnya, dpt dimanfaatkan untuk meningkatkan proses dan hasil belajar. skrg banyak dijumpai referensi dan program pengajaran bahasa Arab dlm bentuk CD. 2.. Kurikulum yg dikembangkan hendaknya merupakan pengkombinasian antara pendekatan disiplin ilmu serta pendekatan kompetensi. Pengkombinasian untuk membekali peserta didik dgn dua kualifikasi sebagai peneliti atau pendidik yg berakhlakul karimah dan mampu berkomunikasi dgn orang lain dari berbagai disiplin ilmu dlm kerangka kerja sama sebagai khalifah Allah di muka bumi. Kemampun ini dikembangkan melalui beberapa mata kuliah dasar umum (MKDU)..

(25) Di samping itu, kurikulum hendaknya membina peserta didik sbg individu yg memiliki profesi sbg guru, penerjemah, seniman, dan profesi lainnya. Kualifikasi ini dikembangkan melalui mata kuliah dasar keahlian (MKDK). Di antara mata kuliah ini misalnya Pengantar Linguistik, Pengantar Filsafat Bahasa, Metode Penelitian Bahasa 3. Kurikulum perlu dikembangkan melalui pendekatan Concurrent. Maksudnya , kemampuan akademik mhsw disajikan secara bersamaan dgn pengembangan kepribadian. Dgn pendekatan ini diharapkan terjadi interaksi antara materi kuliah bidang studi dgn materi perkuliahan bidang profesi, sehingga pendalaman&penghayatan terhadap profesi yg akan diemban menjadi semakin intens. 4. Kurikulum hendaknya dikembangkan secara fleksibel, yaitu dapat memberikan kesempatan kepada mhsw untuk mengambil beberapa pilihan, sehingga keragaman potensi, kebutuhan, dan intelektualnya dpt dilayani..

(26) Untuk meningkatkan kualitas lulusan perguruaan tinggi., maka yg harus dipenuhi di tiap jenjang perlu dpt membedakan: 1. Capaian Pembelajaran (learning outcomes) merupakan internalisasi dan akumulasi ilmu pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan kompetensi yang dicapai melalui proses pendidikan yang terstruktur dan mencakup suatu bidang ilmu/keahlian tertentu atau melalui pengalaman kerja. 2. Jumlah sks 3. Waktu studi minimum 4. Mata Kuliah Wajib : untuk mencapai hasil pembelajaran dgn kompetensi umum 1. Proses pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa 2. Akuntabilitas asesmen 3. Perlunya Diploma Supplement (surat keterangan pelengkap ijazah dan transkrip) Diharapkan lulusan perguruan tinggi memiliki sejumlah kompetensi baik dari aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan terkait profil programnya masing-masing sesuai dgn tuntutan dan perkembangan zaman serta menjamin agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan pasar..

(27)

(28)

(29)

(30) BIODATA  Nama  Pendidikan. : M . Ihsan Dacholfany : S1 (UI dan IRIJA), S2 UNIV. KEB. MALAYSIA, S3 UNINUS  Alamat : Jalan A. Yani No.162 Metro Simpangan Kampus  No Hp / WA : 0812-130-22488  Mengajar Bahasa Arab : S-2 STAIN, UM Metro, Pusba, Pesantren Imadul Bilad.

(31)

Referensi

Dokumen terkait

Posisi jembatan yang dipojok atau berada disudut yakni pada dua titik pertemuan sungai yang mengalir sehingga sulit untuk air mengalir dengan lancar karena harus

Rakerkab tersebut tersebut dibuka Wakil Bupati PurworejoYuli Hastuti SH dan dalam sambutannya berharap, agar rapat kerja memiliki manfaat yang optimal bagi kemajuan organisasi,

Dalam animasi sprite yang dapat kita edit adalah animasi dari layar yang mengandung sprite, kita tidak dapat mengedit bagian dalam yang ditampilkan oleh layar untuk

STUDI DESKRIPTIF PENERAPAN METODE RESITASI DAN KERJA KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN FIQIH PADA SISWA MTS DARUL ULUM PURWOGONDO DAN MTS NURUL

Patriot Intan Abadi yang beralamat di Jalan Achmd Yani Desa Liang Anggang Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan, yang berhubungan dengan

Berkaitan dengan hal tersebut, di samping unit-unit kerja terkait yang dalam tupoksinya terkait juga dengan pemerintahan desa, maka kepada para Camat se-Kabupaten Sintang,

4.1.7 Profil Konsumen E-commerce dari Hasil Uji Crosstab E-commerce yang dipilih berdasarkan Jenis Produk dengan Media Sosial yang dipilih dan Alasan menggunakan Media Sosial

Dalam model probabilitas ada periode transisi ketika sensor benar-benar bisa dan tidak bisa mendeteksi target seperti dalam model biner. Selain itu juga ada daerah kisaran