• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANGANAN DAN PENYELESAIAN PENGADUAN MASYARAKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANGANAN DAN PENYELESAIAN PENGADUAN MASYARAKAT"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SULAWESI SELATAN

RESOR TANA TORAJA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PENANGANAN DAN PENYELESAIAN

PENGADUAN MASYARAKAT

NO. DOKUMEN SOP-SIWAS NO. REVISI 00 HALAMAN 1/16 TANGGAL TERBIT : 14 JANUARI 2019

Dibuat oleh BAUR BID MIN

KENEX ALFA BRIPTU NRP. 94030178 Diperiksa oleh KA SIWAS SEMUEL SATTU IPDA NRP. 67090229 Disahkan oleh : KAPOLRES TANA TORAJA JULIANTO P. SIRAIT. SH, SIK

AKBP NRP.78070860

SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

PENANGANAN DAN PENYELESAIAN PENGADUAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

a. dalam rangka menindaklanjuti tuntutan dan harapan masyarakat terhadap pelayanan prima Polri sebagai bagian dari unsur penyelenggara Negara yang bebas KKN terkait tuntutan masyarakat terhadap Transparansi dan akuntabilitas dan Akuntabilitas Kinerja, maka jajaran Polda Sultra telah dan terus melakukan Reformasi Birokrasi di lingkungan Polri baik menyangkut aspek instrumental, Struktural dan kultural, agar kedepan Polri lebih dapat meningkatkan kinerjanya secara optimal dan profesional, proaktif, peka dan peduli serta dinamis, sehingga Polri diharapkan dapat memberikan pelayanan Prima secara berhasil dan berdaya guna ;

b. terkait peran Itwasda Polda Sultra sebagai salah satu unsur pembantu pimpinan yang berada dibawah Kapolda yang bertugas menyelenggarakan pengawasan / pemeriksaan disemua unit – unit kerja pada tingkat Polda dan Polres serta Pelayanan Pengaduan Masyarakat (public complain) tentang adanya penyimpangan tindakan anggota Polri / PNS Polri, maka Satker Itwasda saat ini dan kedepan dihadapkan kepada tantangan tugas yang multi kompleks sehingga menambah spektrum beban tugas, antara lain selaku pengawas pelaksanaan tugas unit kerja Polri tingkat Polda dan Polres, melakukan pemeriksaan terhadap adanya penyimpangan / penyelewengan anggaran dan sebagai penjamin mutu (Quality Asurance) serta pengawas dan monitoring tindak lanjut penyelesaian pengaduan masyarakat ;

c. bahwa pemberian pelayanan kepada Masyarakat merupakan kewajiban setiap anggota Polri / PNS sebagaimana diamanatkan dalam peraturan perundang – undangan yang pengawasannya diawasi oleh masyarakat dalam rangka mewujudkan

(2)

akuntabilitas publik menuju Polri yang bersih dan berwibawa serta bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme ;

d. bahwa hak untuk mendapatkan pelayanan merupakan harapan bagi warga masyarakat atas permasalahan yang disampaikan kepada Polri guna mendapatkan penyelesaian secara tuntas dan mendapatkan kepastian hukum ;

e. bahwa untuk menindaklanjuti tuntutan aspirasi masyarakat dalam rangka penataan pelayanan Kepolisian kepada masyarakat secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan, maka perlu diatur penataan pelayanan kepada masyarakat terhadap berbagai permasalahan yang disampaikan oleh masyarakat yang tersusun dalam Standart Operational Prosedur (SOP) Penanganan dan penyelesaian Dumas.

2. Maksud dan Tujuan

a. Maksud

Maksud penyusunan Pedoman Standa Operasional Prosedur ( SOP) Penanganan dan Penyelesaian Dumas adalah :

1). sebagai dasar dan pedoman implementasi dalam pelaksanaan kegiatan Sentra Pelayanan Propam Polri dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan pengaduan terkait laporan pengaduan yang menyangkut tentang sikap dan perilaku anggota Polri / PNS Polri, secara terpusat dari tingkat Polda sampai kewilayahan, sehingga lebih terkoordinasi efektif, efisien dan dapat dipertanggungjawabkan ;

2). untuk menjelaskan prinsip – prinsip dasar dari SOP Penanganan Pengaduan Masyarakat agar mudah dipahami dalam pelaksanaan tugas.

b. Tujuan

Tujuan penyusunan (SOP) Penanganan dan penyelesaian Dumas ini adalah :

1) untuk menjamin pehaman prinsip – prinsip dasar terhadap SOP sehingga tidak ragu – ragu dalam melakukan tindakan ;

2) terselenggaranya pengawasan dan pengendalian yang akuntabel dalam penanganan dan penuntasan Dumas ;

3) terselesaikannya Dumas secara cepat, tepat, tuntas dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan perundang – undangan .

3. Dasar :

a. Undang – Undang nomor 28 tahun tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) ;

b. Undang – Undang nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republi Indonesia ; c. Undang – Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik ;

(3)

3

e. Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 2003 tentag Peraturan Disiplin Anggota Polri ; f. Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 2003 tentang Pelaksanaan teknis Institusional

Peradilan Umum bagi Anggota Polri ;

g. Peraturan Pemerintah nomor 68 tahun 1999 tentang tata cara pelaksanaan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan negara ;

h. Grand Startegi Polri tahun 2004 – 2025 ; i. Renstra Polri 2010 – 2014 ;

j. Peraturan Kapolri No. 7 tahun 2006 tentang Kode Etik Profesi Polri ;

k. Peraturan Kapolri No. 14 tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Profesi Polri ;

l. Peraturan Kapolri nomor 22 tahun 2011 tentang susunan organisasi dan tata kerja satuan organisasi tingkat Polda ;

m. Peraturan Kapolri nomor 2 tahun 2012 tanggal 15 Januari 2012 tentang tata cara penanganan pengaduan masyarakat dilingkungan Polri.

4. Ruang Lingkup

Adapun Ruang Lingkup penyusunan SOP Penanganan dan penyelesaian Dumas ini meliputi :

a. pelaksanaan tugas pokok Fungsi dan peran Seksi Pengawasan (Siwas) dalam

penanganan laporan / pengaduan masyarakat atas penyimpangan yang dilakukan oleh anggota Polri / PNS Polri ;

b. standar Kinerja Seksi Pengawasan (Siwas) secara berhasil dan berdaya guna.

5. Sistematika

Sistematika Penyusunan Pedoman Standar Operasional (SOP) Subbag Dumasan Itwasda Polda adalah sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN 1. Latar belakang ; 2. Maksud dan Tujuan ; 3. Dasar ;

4. Ruang Lingkup dan ; 5. Sistematika ;

(4)

II. PELAKSANAAN TUGAS

1. Tata Cara penanganan dan penyelesaian Dumas ; 2. Koordinasi ;

3. Prinsip – Prinsip ;

4. Pengawasan dan Pengendalian. III. ADMINISTRASI

IV. PENUTUP

LAMPIRAN – LAMPIRAN

BAB II

PELAKSANAAN TUGAS

1 Tata Cara penanganan dan penyelesaian Dumas :

a. Subbag Dumasan Itwasda bertugas menerima dan melakukan pencatatan pengaduan langsung maupun secara tidak yang diterima dari :

1). tromol Pos ;

2). website dan E-mail Polri; 3). telepon, Faximili atau SMS ; 4). Media Massa dan jejaring sosial ;

5). surat Dumas melalui Instansi pemerintah ; a) presiden RI melalui Setneg Ri ;

b) DPRRI dan DPRD ; c) kementrian / lembaga ; d) badan / komisi ;

e) pemerintah daerah ; f) instansi penegak hukum ;

g) instansi pengawas intern pemerintah lainnya ; h) surat Dumas melalui lembaga kemasyarakatan :

(5)

5 (1) LSM ;

(2) LBH / Advokat ;

6). surat Dumas melalui Toga, Todat, Tomas dan Toda.

a. Penerimaan dan pencatatan Dumas secara langsung maupun tidak langsung b. Dumas yang telah dicatat kemudian dikelompokan berdasarkan jenis

penyimpangan dengan kode masaalah sebagai berikut : 1). kode 01 penyalahgunaan wewenang ;

2). kode 02 pelayanan masyarakat; 3). kode 03 korupsi atau pungli ;

4). kode 04 kepegawaian dan ketenaga kerjaan ; 5. kode 05 pertanahan atau perumahan ;

6. kode 06 hukum dan peradilan HAM ; 7). kode 07 kewaspadaan nasional ; 8). kode 08 tata laksana atau regulasi ; 9). kode 09 lingkungan hidup (LH) ; 10). kode 10 umum / lain – lain.

d. Dumas yang telah catat melalui buku register maupun di input kedalam komputer kemudian dilakukan Analisa berdasarkan bobot permasalahan yang diadukan kemudian Meneruskan atau menyalurkan disertai dengan arahan kepada ; 1). Dit Reskrim Um / Sus berkaitan dengan tindak pidana ;

2). Bid Propam dengan pelanggaran disiplin / kode etik ;

3). Kasatker dilingkungan Polda berkaitan dengan pelayanan Polri sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

e. Dalam hal penanganan pengaduan Masyarakat Subbag Dumasan Itwasda dapat melaksanakan pengecekan / investigasi dan pemeriksaan secara langsung setelah dilakukan penelaahan dan pengelompokan atas Dumas yang berkadar Pengawasan dan perkara / kasus yang bersifat khusus ;

f. Membuat laporan hasil pengecekan / investigasi dan pemeriksaan dan kemudian melaporkan hasilnya kepada Irwasda dan diteruskan kepada Kapolda dan Irwasum Polri ;

(6)

g. penyelesaian Dumas secara tidak langsung maupun langsung yang diterima Subbag Dumasan Itwasda setelah menerima tanggapan dari Kasatker / Kasatwil dan setelah dilakukan pengecekan / investigasi dan pemeriksaan secara langsung, oleh Subbag Dumasan Itwasda melakukan :

1). terhadap terlapor (anggota Polri) :

a) setelah menerima tanggapan dari Kasatker / Kasatwil dan setelah dilakukan pengecekan / investigasi dan pemeriksaan secara langsung tidak mengandung kebenaran dan atau tidak ditemukan bukti , kemudian membuat surat / arahan kepada Kasatker / Kasatwil untuk segera mengembalikan nama baik terlapor ;

b) hasil tanggapan dan pengecekan / investigasi dan pemeriksaan ditemukan bukti dan mengandung kebenaran meminta kepada Kasatker/ Kasatwil untuk melakukan proses hukum yang berlaku di lingkungan Polri maupun ketentuan perundang – undangan lainnya

2). apabila dari hasil pemeriksaan / penyidikan Dumas yang dilaporkan tidak terbukti Subbag Dumasan Itwasda dapat meminta kepada Kasatker / Kasatwil untuk menghentikan proses pemeriksaan / penyidikan dan menginformasikan kepada pengadu / pelapor.

3). dalam jangka waktu 20 setelah diterimanya pengaduan dari masyarakat dan pelimpahan tidak terpenuhi, Subbag Dumasan Itwasda selaku penanggung jawab penanganan Dumas pada tingkat Polda dan Polres dapat meminta pertanggung jawaban secara tertulis disertai dengan alasan yang sah dan dapat dipertanggungjawaban dari Kasatker / Kasatwil untuk diteruskan ke Irwasum Polri.

4). Status penyelesaian dikategorikan :

a) status dalam proses (P) yaitu penanganan Dumas yang masih dalam proses penanganan ;

b) status selesai tidak benar (STB) yaitu penanganan Dumas secara tuntas, namun laporan pengaduan tidak terbukti kebenarannya karena tidak didukung dengan alat bukti yang cukup ;

c) status selesai benar SB) yaitu Dumas yang ditangani secara tuntas :

(1) terhadap perkara pelanggaran kode etik profesi Polri atau disiplin telah mendapatkan rekomendasi putusan sidang kode etik profesi Polri atau putusan sidang disiplin ;

(2) terhadap perkara pidana telah dikirimkan ke Kejaksaan dan dinatakan lengkap (P.21) atau diterbitkannya surat penghentian penyidikan (SP3) ;

(3) dumas yang bukan wewenang Polri Subbag Dumasan Itwasda melimpahkan Dumas ke instansi lain.

(7)

7

2. Prinsip – prinsip dalam penanganan dan penyelesaian pengaduan masyarakat yaitu : a. Kepastian hukum yaitu penanganan Dumas yang telah dilaksanakan sesuai prosedur

dan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan secara yuridis ;

b. transparan yaitu penanganan Dumas yang dilakukan berdasarkan mekanisme secara jelas dan terbuka agar masyarakat dapat mengetahui perkembangan dan tindak lanjutnya ;

c. visibel yaitu informasi tindak lanjut penanganan Dumas disampaikan secara jelas,akurat dan nyata berdasarkan fakta – fakta dan data yang ditemukan ;

d. accessible yaitu tempat penanganan Dumas mudah didatangi dijangkau dan dihubungi masyarakat atau pengadu / pelapor ;

e. koordinasi yaitu hubungan atau kerjasama dalam penanganan Dumas oleh antar pejabat yang berwenang dan terkait, berdasarkan mekanisme dan tata kerja dan prosedur secara sinergi ;

d. efektif dan efisien yaitu penanganan Dumas dilaksanakan tepat sasaran, tepat guna dan tepat manfaat dengan mempertimbangkan tenaga, waktu dan biaya ;

e. akuntabel yaitu harus dapat dipertanggungjawabkan baik proses maupun tindak lanjutnya ;

f. objektif yaitu berdasarkan fakta atau bukti tanpa dipengaruhi prasangf.ka interprestasi, kepentingan pribadi dan golongan atau kepentingan pihak tertentu ;

g. proporsional yaitu mengutamakan kepentingan pelaksanaan tugas dan kewenangan dengantetap memperhatikan adanya kepentingan yang sah lainnya secara seimbang. 3. Dalam melakukan pengawasan dan pengendalian tindak lanjut penanganan dan

penyelesaian Dumas, Subbag Dumasan Itwasda dapat melaksanakan kegiatan diantaranya :

a. pemantauan atau monitoring tindak lanjut penanganan Dumas; b. supervisi kesatuan yang menangani Dumas ;

c. meminta laporan hasil penanganan Dumas kepada Kasat, Kapolsek dan Kasipropam yang menangani Dumas ;

d. evaluasi data Dumas dan hasil penangananya ;

e. meminta dilaksanakan gelar perkara atas proses penyidikan perkara ;

f. klarifikasi langsung kepada terlapor dengan melakukan pemanggilan melalui surat resmi yang ditujukan ke Kasatker / Kasatwil;

g. melaksanakan pengecekan bersama Tim gabungan bersama Sat Rekstim dan Sipropam.

(8)

BAB III ADMINISTARSI

Penyusunan Pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) Penanganan dan Penyelesaian Dumas secara umum menggunakan Tata Naskah Tulisan Dinas serta telah disesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Kapolri Nomor 2 tahun 2012 tentang Tata Cara Penanganan Pengaduan Masyarakat Dilingkungan Polri

BAB IV PENUTUP

1. Demikianlah penyusunan Pedoman Standar Operasional Prosedur ( SOP) Penanganan dan Penyelesaian Dumas untuk digunakan dalam mencapai sasaran yang telah ditentukan ;

2. Sebagai pedoman, acuan dan kerangka kerja bagi Seksi Pengawasan (Siwas) dalam rangka penyelenggaraan implementasi penanganan dan penyelesaian Dumas di Polres Tana Toraja dan jajaranya ;

(9)

LAMPIRAN ADMINISTRASI PENANGANAN DUMAS DI POLRES TANA TORAJA

1. CONTOH SURAT JAWABAN / TANGGAPAN KEPADA PELAPOR ; 2. CONTOH LAPORAN PENERIMAAN PENGADUAN ;

3. CONTOH LAPORAN HASIL PEMANTAUAN / MONITORING PENANGANAN DAN PENYELESAIAN PENGADUAN SECARA TERPADU.

(10)

CONTOH SURAT JAWABAN /

TANGGAPAN KEPADA PELAPOR

(11)

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SULAWESI SELATAN

RESOR TANA TORAJA

Jalan Bhayangkara Nomor 1 Makale 91811 Nomor : B/ / / 2019 / Siwas Klasifikasi : BIASA

Lampiran : ---

Perihal : Surat perkembangan penanganan - Pengaduan (SP3) yang ditangani. 1. Rujukan :

a. Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara RI

b. Perkap No. 2 Tahun 2002 tanggal 05 januari 2002 tentang tata cara penanganan dumas di lingkungan Polri.

c. Surat pengaduan dari pelapor (identitas pelapor jelas) tanggal, bulan, dan tahun serta maksud pelapor mengadu;

e. Rencana kerja seksi pengawasan (Siwas) Polres Tana Toraja Tahun 2019.

2. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, bersama ini di diberitahukan kepada saudara (Nama pelapor / pengadu) bahwa hasil penanganan atas pengaduan saudara telah di tindak lanjuti dengan hasil sebagai berikut :

a. ... b. ... c ... 3. Berkaitan dengan nomor 2 tersebut diatas, apabila saudara merasa keberatan dapat menyampaikan

kembali pengaduan saudara dengan disertai bukti / fakta yang baru untuk di tindak lanjuti kembali oleh Seksi Pengawasan (siwas).

4. Demikian untuk menjadi maklum, dan diucapkan terima kasih atas pengaduan yang saudara sampaikan.

KEPALA KEPOLISIAN RESOR TANA TORAJA

NAMA LENGKAP PANGKAT / NRP

Kepada

Yth. NAMA PELAPOR / PENGADU di Tempat Tembusan : 1. Kapolda Sulsel 2. Wakapolda Sulsel 3. Irwasda Polda Sulsel

(12)

CONTOH

LAPORAN HASIL PEMANTAUAN

DAN MONITORING

(13)

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SULAWESI SELATAN

RESOR TANA TORAJA

Jalan Bhayangkara Nomor 1 Makale 91811

LAPORAN PENGADUAN Nomor : Lap.Duan / / I / 2019 1. Siapa : a. Pelapor : ... ... b. Terlapor : ... ... 2. Apa yang diadukan : ... 3. Kapan terjadi : ... 4. Kronolgis aduan : ...

... ... 5. Kode dan jenis aduan : ... 6. Keinginan pelapor : ... ...

Yang menerima laporan

NAMA PANGKAT DAN NRP Makale, 2019 Pelapor NAMA JELAS Diketahui :

a.n. KEPALA KEPOLISIAN RESOR TANA TORAJA KASIWAS

NAMA LENGKAP PANGKAT / NRP

(14)

CONTOH

LAPORAN PENERIMAAN

PENGADUAN

(15)

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SULAWESI SELATAN

RESOR TANA TORAJA

Jalan Bhayangkara Nomor 1 Makale 91811

LAPORAN HASIL PEMANTAUAN / MONITORING Nomor : Lap. / / / 20... / Siwas

Tentang pengaduan langsung dan tidak langsung dari : ... I. PENDAHULUAN 1. Dasar : a. ... .... b. ... ... c. ... ... 2. Personel : a. ... ... b. ... ... 3. Waktu dan tempat

Hari ... tanggal ... dilaksanakan di ... wilayah hukum Polres Tana Toraja.

4. Tugas pokok

Melakukan pemeriksaan terhadap pelapor dan terlapor dan mengumpulkan fakta / bukti yang cukup, serta berkoordinasi dengan instansi terkait dan pemerintah setempat.

II. HASIL YANG DIDAPATKAN 1. Fakta – fakta yang didapatkan :

a. Keterangan pelapor : ... ... ... b. Keterangan saksi pendukung : ... ... ... c. Keterangan terlapor : ... ... ...

(16)

2. Bukti ( keterangan saksi, pelapor serta bukti pendukung lainnya ) yang ditemukan ; a. Visum Et Revertum

b. Gambar / dokumentasi / video / rekaman c. Surat – surat lainnya

III. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ATAU SARAN IV. PENUTUP

Makale , ...

a.n. KEPALA KEPOLISIAN RESOR TANA TORAJA KASIWAS

NAMA LENGKAP PANGKAT / NRP

Referensi

Dokumen terkait

SOP ini diterapkan dalam proses layanan Penerbitan Izin Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang mencakup proses pelayanan informasi, pendaftaran, pemeriksaan, proses di OPD

Apabila tema proposal disetujui oleh PA, maka KPS dengan memperhatikan saran dan rekomendasi PA mengajukan nama 2 (dua) Pembimbing Tugas Akhir kepada Dekan/Direktur

8) Barang yang sudah selesai diperbaiki dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh Urusan Sarpras, apabila perbaikan barang belum sesuai akan dikembalikan kepada penyedia jasa

b. terhadap hasil pemeriksaan yang dianggap kurang memadai atau tidak sesuai dengan kondisi dan fakta yang sebenarnya, Kementerian Negara Pendayaguna- an

Jika dari proses pemeriksaan barang terdapat spesifikasi barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi sebagaimana tercantum dalam daftar pemeriksaan barang, maka barang

SOP ini diterapkan dalam proses layanan Penerbitan Izin Penyalur Alat Kesehatan (PAK) yang mencakup proses pelayanan informasi, pendaftaran, pemeriksaan, proses di OPD

11 Mengajukan permohonan izin pengeluaran ternak bibit ke BPMPT dengan melampirkan Berita Acara seleksi, Surat Keterangan Keswan dan hasil pemeriksaan laboratorium dengan

5.5.1 Kasi Penyusunan Pertimbangan Kedudukan memeriksa, menyetujui dan memaraf nota persetujuan yang lengkap serta meneruskan ke Kasubdit Kedudukan Kepegawaian untuk ditanda