• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengukuran Kinerja Keuangan Dengan Pendekatan Economic Value Added (EVA) Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Pengukuran Kinerja Keuangan Dengan Pendekatan Economic Value Added (EVA) Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN

SKRIPSI Oleh: HANIFAH NIM: 52.15.4.084 Program Studi AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(2)

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh gelar Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

UIN Sumatera Utara

Oleh: HANIFAH NIM: 52.15.4.084

Program Studi AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(3)

iv ABSTRAK

Hanifah, NIM: 52154084, “Analisis Pengukuran Kinerja Keuangan Dengan Pendekatan Economic Value Added (EVA) Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan”. Dibawah bimbingan Bapak Dr. Saparuddin Siregar, SE, Ak, M.Ag selaku Pembimbing Skripsi I dan Bapak Aqwa Naser Daulay, M.Si selaku Pembimbing Skripsi II.

Dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan bukan merupakan hal yang mudah. Ada beberapa aspek yang harus diperhitungkan dalam mengukur kinerja yaitu harapan dari pihak yang menginvestasikan hartanya. Para investor tentu mengharapkan tingkat pengembalian yang besar atas modal yang sudah ditanamkannya. Saat ini banyak alat ukur yang digunakan dalam pengukuran kinerja, tetapi alat ukur tersebut tidak dapat menilai kinerja perusahaan yang sebenarnya. Oleh karena itu, pengukuran kinerja yang paling tepat adalah dengan menggunakan pendekatan Economic Value Added (EVA). Dengan alat ukur ini perusahaan dapat mengukur keberhasilan dan kinerja keuangan perusahaan yang sebenarnya dengan memperhatikan harapan-harapan dari penyandang dana (investor). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengukuran kinerja keuangan perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, serta untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan naik turunnya nilai Economic Value Added (EVA). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data penelitian ini bersumber dari data sekunder yang diambil dari PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan berupa Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan tahun 2013-2017. Data diolah dengan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan setelah diukur dengan menggunakan pendekatan Economic Value Added (EVA) mengalami penurunan dan bernilai negatif. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2015 sebesar Rp – 224.438.711.944, tahun 2016 sebesar Rp –27.370.007.143, dan tahun 2017 sebesar Rp –54.977.539.966. Artinya kinerja keuangan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan belum dikatakan baik karena perusahaan tidak mampu memperoleh nilai tambah. Faktor-faktor yang menyebabkan nilai EVA mengalami penurunan dikarenakan nilai Net Operating Profit After Tax (NOPAT) lebih kecil dari pada nilai capital charges.

(4)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Analisis Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Pendekatan Economic Value Added (EVA) pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Shalawat dan salam semoga tercurah selalu kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Jurusan Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Penyusunan skripsi ini penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak, baik bersifat materil maupun spiritual sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati dan hormat penulis menyampaikan penghargaan dan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada:

1.Allah SWT yang dengan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis dengan menghadirkan orang-orang luar biasa yang menjadi penyemangat penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2.Terkhusus kedua orang tua tersayang dan tercintaAyahanda Muhammad Arif dan Ibunda Ermilina, yang dengan ikhlas tanpa mengenal lelah dalam mengasuh, mendidik serta membina penulis. Serta memberikan dukungan dari segi materil maupun spiritual dalam menyelesaikan studi penulis. Dan tak lupa pula kepada abang kandung saya satu-satunya yang sudah memberi semangat kepada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini. 3.Bapak Prof. Dr. H. Saidurrahman, M. Ag selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Sumatera Utara.

4.Bapak Dr. Andri Soemitra, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

(5)

vi

5.Bapak Hendra Harmain, SE, M.Pd selaku Ketua Jurusan Akuntansi Syariah sekaligus Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi.

6.Ibu Kusmilawaty, Ak, M.Ak selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Syariah. 7.Bapak Dr. Saparuddin Siregar, SE, Ak, M.Ag selaku Pembimbing Skripsi

I dan Bapak Aqwa Naser Daulay, M.Si selaku Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini.

8.Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Serta seluruh civitas akademik atas bimbingan, bantuan, dan layanan yang diberikan.

9.Bapak Pimpinan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan beserta seluruh pegawai yang telah memberikan kesempatan riset kepada penulis, dan juga banyak membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.

10.Sahabat seperjuangan Aisyah Rianda Gewa, Annisa Prastiwi, Febby Kurnia Rahmadani, Hanisya Ursilla Lubis, Ri dha Eka Anugerah, dan Siti Abedah Hasibuan yang selalu bersama dan mendoakan penulis hingga bisa menyelesaikan skripsi ini.

11.Teruntuk M. Arsyad Alfuadi Lubis dan Rizka Khairunnisa Lubis yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

12.Teman-teman seperjuangan KKN Kelompok 21 serta abangda, kakanda dan teman-teman seorganisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah FEBI UINSU.

13.Teman-teman seperjuangan jurusan Akuntansi Syariah-A Angkatan 2015.

14.Dan semua pihak-pihak yang tidak dapat penulis tuliskan namanya satu-persatu yang telah berkenan membantu untuk menyelesaikan skripsi ini.

(6)

vii

Terima kasih atas segala kebaikan yang telah diberikan, semoga akan dibalas oleh Allah SWT dengan yang lebih baik. Semoga amal yang telah kita lakukan dijadikan amal yang tiada putus pahalanya, dan bermanfaat untuk kita semua di dunia maupun akhirat. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna, khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca umumnya.

Medan, Juli 2019

(7)

xii DAFTAR ISI SURAT PERNYATAAN ... i PERSETUJUAN ... ii PENGESAHAN ... .iii ABSTRAK ... iv KATA PENGANTAR ... v TRANSLITERASI ... viii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ...xiv

DAFTAR TABEL... xv

BAB I PENDAHULUAN ... ..1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Kajian Teoritis ... 8

1. Laporan Keuangan ... 8

2. Analisa Laporan Keuangan ... 14

3. Kinerja Keuangan... 17

4. Kinerja Keuangan dalam Islam ... 22

5. Pengukuran Kinerja ... 24

6. Economic Value Added (EVA) ... 25

B. Penelitian Terdahulu ... 32

C. Kerangka Teoritis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

A. Pendekatan Penelitian ... 39

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 39

D. Jenis dan Sumber Data ... 39

(8)

xiii

F. Teknik Analisis Data... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Gambaran Umum Perusahaan ... 44

B. Struktur Organisasi ... 48 C. Temuan Penelitian ... 55 D. Pembahasan Penelitian ... 64 BAB V PENUTUP ... 67 A. Kesimpulan... 67 B. Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA ... 69 LAMPIRAN ... 72

(9)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kinerja Keuangan Metode EVA ... 38 Gambar 4.1 Logo PT. Perkebunan Nusantara III (persero) ... 47 Gambar 4.2 Struktur Organisasi PTPN III (persero) ... 48

(10)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Laporan Laba Bersih PT. Perkebunan Nusantara III ... 4

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 32

Tabel 4.1 Net Operating Profit After Tax ... 55

Tabel 4.2 Invested Capital ... 56

Tabel 4.3 Tingkat Hutang ... 57

Tabel 4.4 Cost of Debt ... 58

Tabel 4.5 Tingkat Ekuitas ... 59

Tabel 4.6 Cost of Equity ... 60

Tabel 4.7Tingkat Pajak ... 61

Tabel 4.8 Weighted Average Cost of Capital ... 62

Tabel 4.9 Capital Charges ... 62

(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Oleh sebab itu kinerja perusahaan sangat berperan penting dalam kelangsungan hidup perusahaan. Analisis perkembangan kinerja keuangan dapat diperoleh melalui analisis terhadap data keuangan perusahaan yang tersusun dalam laporan keuangan. Informasi yang nantinya didapat dari analisis laporan keuangan dapat menunjukkan apakah suatu perusahaan sedang maju atau akan mengalami kesulitan keuangan.

Kinerja keuangan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Menurut Irham Fahmi “kinerja keuangan adalah suatu analisa yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan ketentuan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) atau GAAP (General Accepted Accounting Principle), dan lainnya”.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 paragraf 07 revisi 2009 menyatakan bahwa: “laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan”.

Dalam pengukuran kinerja keuangan dapat menggunakan rasio keuangan, seperti rasio profitabilitas, rasio likuiditas, dan lain sebagainya. Akan tetapi, pengukuran kinerja keuangan dengan menggunakan rasio keuangan memiliki kelemahan yaitu tidak memperhitungkan biaya modal dalam perhitungannya. Pengukuran berdasarkan rasio keuangan tersebut sangatlah bergantung pada perlakuan akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan perusahaan, sehingga seringkali kinerja perusahaan terlihat baik dan meningkat

(12)

padahal yang terjadi sebenarnya kinerja tidak mengalami peningkatan dan bahkan mengalami penurunan.

Salah satu pengukuran kinerja keuangan yang dilihat dari laporan keuangan perusahaan adalah melakukan penilaian kinerja keuangan dengan analisis Economic Value Added (EVA). Economic Value Added (EVA) saat ini merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi operasi sebuah perusahaan dalam menggunakan modal untuk menciptakan nilai tambah atau profitabilitas. Melalui konsep EVA, pihak manajemen dapat mengetahui biaya modal yang sebenarnya dari lingkup bisnisnya, sehingga tingkat pengembalian modal dapat terlihat jelas.

Menurut Irmani & Febrian, “EVA adalah metode manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal”.1

Konsep EVA merupakan konsep penilaian kinerja keuangan perusahaan yang dikembangkan oleh Stern Steward & Co, sebuah perusahaan konsultan manajemen keuangan di Amerika Serikat. Konsep EVA lebih berfokus pada upaya penciptaan nilai perusahaan dan menilai kinerja keuangan secara adil yang diukur dengan menggunakan ukuran tertimbang (weighted) dari struktur modal awal yang ada, yaitu dengan menggunakan biaya modal rata-rata tertimbang (WACC). Weighted Average Cost of Capital (WACC) merupakan ukuran rata-rata tertimbang biaya hutang dan modal sendiri. Dengan demikian perhitungannya akan mencakup perhitungan masing-masing komponennya yaitu biaya hutang (cost of debt), biaya modal saham (cost of equity), serta proporsi masing-masing dalam struktur modal perusahaan.

Nilai dapat diartikan sebagai nilai guna, daya guna maupun manfaat yang dinikmati oleh stakeholders. Hal ini disebabkan karena EVA dihitung berdasarkan kepentingan kreditur dan para pemegang saham dan bukannya berdasarkan nilai buku yang bersifat historis.

1

Irmani dan Erie Febrian, Financial Value Added, (Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 2005), h. 23.

(13)

Konsep EVA menghitung biaya modal (cost of capital) berdasarkan nilai pasar dan bukan berdasarkan nilai historisnya seperti pada penilaian kinerja dengan menggunakan analisis laporan keuangan. EVA bertujuan untuk menilai apakah laba yang dihasilkan perusahaan dapat bernilai tambah secara ekonomis atau hanya untuk pembiayaan perusahaan

Menurut Fahmi yang mengatakan bahwa kunci sukses perusahaan terletak pada nilai ekonomisnya, apabila EVA perusahaan positif maka usaha perusahaan dalam meningkatkan kinerjanya sangat baik begitu juga sebaliknya apabila EVA perusahaan negatif berarti perusahaan mengalami penurunan kinerja.2

Analisis EVA memiliki keunggulan yaitu dapat memperhitungkan beban sebagai konsekuensi investasi, perhitungan EVA dapat dipergunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding seperti standar industri atau data perusahaan lain sebagai konsep penilaian.

PT. Perkebunan Nusantara III atau PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha hasil perkebunan. Kegiatan usaha perseroan mencakup budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama perseroan adalah minyak kelapa sawit (CPO) dan inti sawit (karnel) dan produk hulu karet, misalnya RSS (Ribbed Smoked Sheet), sheet terdiri dari (rubber sheet dan crumb rubber).

Usaha yang dilakukan PT. Perkebunan Nusantara III (persero) harus layak secara ekonomi yang berarti bahwa perusahaan harus dikelola secara efisien sehingga mampu menghasilkan keuntungan usaha. Dalam uraian di atas, maka dapat disajikan laporan keuangan mengenai perkembangan laba bersih yang tercermin dalam laporan keuangan PT. Perkebunan Nusantara III (persero) yaitu laporan perhitungan laba bersih dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 sebagai berikut:

2

(14)

Tabel 1.1

Ringkasan Laporan Laba Bersih PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan Periode 2013 – 2017

Sumber: PTPN III, data yang diolah

Berdasarkan dari tabel di atas, nilai Weighted Average Cost of Capital

(WACC) mengalami penurunan pada tahun 2014, kemudian pada tahun 2015 sampai dengan 2017 nilai WACC mengalami peningkatan kembali. Artinya perusahaan yang mengalami kenaikan atau penurunan nilai WACC dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu menurun atau naiknya nilai biaya hutang atau disebabkan juga menurun atau naiknya biaya ekuitas. Sedangkan laba bersih perusahaan juga mengalami peningkatan setiap tahunnya, yang berarti bahwa kenaikan tersebut disebabkan karena adanya kenaikan pada penjualan bersih perusahaan. Laba bersih yang terlihat baik belum tentu menghasilkan kinerja keuangan yang baik pula.

EVA yang bernilai negatif atau lebih kecil dari 0 (EVA<0) menunjukkan bahwa tidak terjadi proses nilai tambah ekonomis pada perusahaan. Hal ini berarti laba yang tersedia tidak memenuhi harapan para penyandang dana terutama pemegang saham yaitu tidak mendapatkan pengembalian yang setimpal dengan investasi yang sudah ditanamkan dan kreditur tetap mendapatkan bunga, sehingga dengan tidak adanya nilai tambah ekonomis bisa dikatakan kinerja keuangan perusahaan kurang baik.

Tahun WACC Laba Bersih Perusahaan

2013 0,039792 Rp 396.777.055.383

2014 0,018934 Rp 446.994.367.342

2015 0,019208 Rp 596.372.459.810

2016 0,021368 Rp 911.999.643.578

(15)

Jika EVA lebih besar dari 0 (EVA>0) kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan baik karena perusahaan menambah nilai tambah ekonomisnya. Dalam hal ini karyawan berhak mendapatkan bonus, kreditur tetap mendapatkan bunga dan pemegang saham mendapatkan pengembalian yang sama atau lebih dari yang diinvestasikan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Listia Ningsih yang berjudul Analisis Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Du Pont System dan Economic Value Added (EVA) Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, pengukuran kinerja keuangan perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) menggunakan (EVA) untuk tahun 2010-2014 kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan cukup baik hal ini terlihat masih terdapatnya nilai EVA yang negatif selama tahun 2010-2014. Kinerja keuangan perusahaan dikatakan cukup baik karena selama jangka waktu lima tahun periode penelitian hanya satu tahun yang menunjukan kegagalan di dalam menciptakan nilai tambah bagi perusahaan.

EVA merupakan pengukuran pendapatan sisa (residual income) yang mengurangkan biaya-biaya modal terhadap laba operasi. Metode EVA mampu menutupi kelemahan dari analisis rasio keuangan sehingga sangat relevan dalam mengukur kinerja (prestasi) keuangan berdasarkan besar kecilnya nilai tambah ekonomi yang diciptakan. Fenomena yang membuat metode EVA berbeda dengan perhitungan konvensional lain adalah digunakannya biaya modal dalam perhitungannya, yang tidak dilakukan dalam perhitungan konvensional.

Pada penelitian ini penulis mencoba melihat bagaimana metode EVA sangat objektif jika diimplementasikan di perusahaan serta bagaimana metode EVA dapat menginterprestasikan kondisi pada perusahaan yang sebenarnya dengan melihat apakah kinerja keuangan dapat bernilai tambah secara ekonomis atau malah sebaliknya. Atas dasar konsep di atas, maka penulis tertarik mengambil judul: “Analisis Pengukuran Kinerja Keuangan Dengan Pendekatan Economic Value Added (EVA) Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.”

(16)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba mengidentifikasi masalah yang menjadi dasar penelitian penulis di dalam menyusun skripsi ini yaitu:

1. Untuk tahun 2013 sampai tahun 2017 EVA mengalami penurunan. 2. Untuk tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 EVA memperoleh nilai

negatif dan di bawah nol sehingga tidak terjadi nilai tambah ekonomis. C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, penelitian ini dibatasi untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas dan akan lebih fokus membahas mengenai pengukuran kinerja keuangan pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Penulis membatasi laporan keuangan yang digunakan adalah hanya laporan keuangan yang sudah diaudit dan periode yang digunakan selama lima tahun, yaitu tahun 2013 sampai dengan tahun 2017. D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan diukur dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan?

2. Apa faktor- faktor yang menyebabkan naik dan turunnya nilai Economic Value Added (EVA) pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Dengan mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengukuran kinerja keuangan perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (persero) Medan dengan menggunakan pendekatan Economic Value Added (EVA).

(17)

b. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan naik dan turunnya nilai Economic Value Added (EVA) pada PT. Perkebunan Nusantara III (persero) Medan.

2. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan serta manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Peneliti

Bagi penulis, penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai pengukuran kinerja keuangan menggunakan metode Economic Value Added (EVA).

b. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi kepada perusahaan mengenai kondisi keuangannya dan dapat diketahui sejauh mana prestasi yang dicapai perusahaan dari tahun ke tahun sehingga membantu pihak perusahaan dalam mengevaluasi kinerja keuangan dimasa yang akan datang.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan referensi untuk penelitian sejenis dalam penyempurnaan penelitian selanjutnya.

(18)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis

1. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan Keuangan adalah hasil akhir proses akuntansi. Setiap transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa, disajikan dalam nilai uang.1 Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan perusahaan yang bersangkutan. Untuk melihat posisi keuangan perusahaan tidak cukup hanya dengan melihat laporan keuangan saja, melainkan perlu adanya analisis laporan keuangan terhadap laporan keuangan.2

Laporan Keuangan (Financial Statement) adalah laporan yang menggambarkan keadaan tentang aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan biaya-biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan. Laporan keuangan disusun secara periodik. Minimal setahun sekali, perusahaan menyusun laporan keuangan.3

Menurut Pernyataan Stan dar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 01 Paragraf 05 revisi 2009 menyatakan bahwa: “laporan keuangan sebagai penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Dalam hal laporan keuangan, sudah merupakan suatu kewajiban setiap perusahaan untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini. Laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang

1

Syafrida Hani, Teknik Analisa Laporan Keuangan, (Medan: UMSU PRESS, 2015), h. 22.

2

Widia Astuti, Pengantar Akuntansi Keuangan, (Medan: Perdana Publishing, 2010), h. 12

3

(19)

dilakukan perusahaan sekarang dan periode yang akan datang, dengan melihat berbagai persoalan yang ada baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya.1

Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.2

Dari uraian pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan kumpulan informasi-informasi keuangan yang disajikan oleh perusahaan atau entitas yang ditujukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai acuan untuk membuat keputusan ekonomi.

b. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 Paragraf 05 tahun 2009 menjelaskan bahwa: “tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”.

Menurut Kasmir, secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu.3 Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala. Jelasnya, adalah laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.

1

Kasmir, Analisa Laporan Keuangan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), h. 6.

2

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, (Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2009)

3

(20)

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) tujuan laporan keuangan adalah: a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi.

b. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan seluruh aktivitas keuangan yang telah terjadi.

Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Laporan keuangan tersebut disajikan kepada banyak pihak yang berkepentingan dengan eksistensi perusahaan. Contohnya manajemen (untuk mengelola perusahaan), kreditur (untuk menilai kemungkinan akibat dari pinjaman yang diberikan), pemerintah (untuk perpajakan) dan pihak-pihak pengguna lainnya.

Menurut Dwi Martani, laporan keuangan digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda sabagai berikut:1

1. Investor, menilai entitas dan kemampuan entitas membayar dividen dimasa mendatang. Investor dapat memutuskan untuk membeli atau menjual saham entitas.

2. Karyawan, kemampuan memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan bekerja.

3. Pemberi jaminan, kemampuan membayar utang dan bunga yang akan mempengaruhi keputusan apakah akan memberikan pinjaman.

4. Pemasok dan kreditur lain, kemampuan entitas membayar liabilitasnya pada saat jatuh tempo.

5. Pelanggan, kemampuan entitas menjamin kelangsungan hidupnya. 6. Pemerintah, menilai bagaimana alokasi sumber daya.

7. Masyarakat, menilai trend dan perkembangan kemakmuran entitas.

1

Dwi Martani, et.al, Akuntansi Keuangan Menengah: Berbasis PSAK, (Jakarta: Salemba Empat, 2016), h. 33.

(21)

Manfaat laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan.

b. Informasi yang bermanfaat untuk memperkirakan aliran pemakai eksternal.

c. Informasi yang bermanfaat untuk memperkirakan aliran kas perusahaan. d. Informasi mengenai sumber daya ekonomi dan klaim terhadap sumber

daya tersebut.

e. Informasi mengenai pendapatan dan komponen-komponen. c. Unsur-unsur Laporan Keuangan

Laporan keuangan menggambarkan dampak dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasi dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonomisnya. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 paragraf 07 revisi 2009 menyatakan bahwa: “laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan”.

1.Neraca (Laporan Posisi Keuangan)

Disusun atas dasar persamaan akuntansi, aktiva adalah kewajiban ditambah ekuitas. Laporan posisi keuangan berisikan informasi tentang posisi aktiva (harta), kewajiban dan ekuitas pada suatu tanggal tertentu. Aktiva merupakan investasi yang dilakukan perusahaan dan diharapkan dapat menghasilkan laba dimasa yang akan datang melalui aktivitas operasi. Kewajiban adalah pendanaan yang bersumber dari kreditur dan mewakili kewajiban perusahaan atau klaim kreditur atas aktiva. Ekuitas adalah sumber pendanaan yang berasal dari pemilik modal, merupakan total dari pendapatan yang diinvestasikan atau dikontribusikan oleh pemilik. Termasuk hasil dari kegiatan operasi yang perolehan perusahaan berupa laba yang tidak dibagikan kepada pemilik dan disajikan dengan nama akun saldo laba (returned earning) atau laba ditahan.

(22)

2.Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan kemampuan perusahaan atau entitas bisnis dalam menghasilkan keuntungan pada suatu periode waktu tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun.2

Laporan laba rugi mengukur kinerja keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu dan menyediakan informasi tentang rincian pendapatan, beban, laba/rugi perusahaan suatu periode waktu. Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi mencerminkan tentang kemampuan manajemen mengelola perusahaan dan dari laporan ini dapat diketahui apakah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan aktivitas usaha berjalan efektif dan efisien.

3.Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan ini memberikan informasi tentang perubahan-perubahan pada pos-pos ekuitas. Bagi perusahaan yang berskala besar biasanya komponen ekuitasnya beragam, sehingga penyajiannya menjadi sangat informatif. Laporan ini bermanfaat untuk mengidentifikasi perubahan klaim pemegang ekuitas atau aktiva perusahaan.

4.Laporan Arus Kas

Menyajikan informasi tentang arus kas masuk dan arus kas keluar yang dikelompokan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan perusahaan secara terpisah selama suatu periode tertentu. Laporan arus kas ini menjadi salah satu ukuran untuk mengetahui apakah aktivitas operasional perusahaan berjalan dengan baik, karena keberadaan arus kas yang positif akan menjamin kelancaran dalam melaksanakan aktivitas bisnis. Ketersediaan kas memberikan keyakinan bahwa aktivitas rutin terselenggara dengan baik.

2

(23)

5.Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan memberikan informasi kualitatif atas setiap akun yang disajikan dalam empat laporan kuantitatif. Laporan ini menginformasikan tentang prinsip dan metode akuntansi yang digunakan oleh perusahaan dalam menyusun laporan keuangan, dan dapat pula memuat berbagai tabel perhitungan dan penjelasan lainnya yang dianggap perlu untuk diungkapkan. Catatan atas laporan keuangan juga merupakan uraian atas kebijakan akuntansi yang ditetapkan perusahaan.

d. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Laporan keuangan berisi informasi keuangan suatu perusahaan, agar informasi tersebut berguna bagi pemakai maka informasi tersebut harus memenuhi karakteristik kualitatif. Dalam Standar Akuntansi Keuangan, ada empat karakteristik kualitatif pokok yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat dibandingkan.3

a) Dapat dipahami

Kualitas informasi yang penting ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna.

b) Relevan

Informasi dikatakan relevan jika informasi tersebut mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai sehingga dengan membantu mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi dimasa lalu.

c) Keandalan

Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dari yang seharusnya disajikan.

3

(24)

d) Dapat dibandingkan

Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

2.Analisa Laporan Keuangan

a. Pengertian Analisa Laporan Keuangan

Analisa laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analisis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan tersebut ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan.4

Analisa laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap berarti “menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”.

Menurut Munawir “analisa laporan keuangan adalah mempelajari hubungan-hubungan di dalam suatu saat tertentu dengan kecenderungan-kecenderungan dari hubungan ini sepanjang waktu”. Data keuangan akan lebih berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih dan dianalisa lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan mendukung keputusan yang akan diambil.5

4

Aqwa Naser Daulay, et. al. Manajemen Keuangan, (Medan: Febi UINSU, 2017), h. 24.

5

Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), h. 189.

(25)

Analisa laporan keuangan memberikan kriteria untuk mengukur hasil-hasil operasi perusahaan. Kinerja keuangan suatu usaha tidak dapat diukur hanya dengan mengetahui besarnya pendapatan dan laba saja. Laba harus dikaitkan juga dengan besarnya modal pemegang saham dan total aktiva atau kekayaan perusahaan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa analisa laporan keuangan adalah proses penelitian laporan keuangan beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan pada masa lalu dan masa sekarang.

b. Tujuan Analisa Laporan Keuangan

Salah satu tujuan dari analisa laporan keuangan adalah meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang. Tujuan analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.

2. Dapat menggali yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) darisuatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit). 3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. 4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam

hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh di luar perusahaan.

5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan (rating).

6. Dapat memberikan informasi yang digunakan oleh para pengambil keputusan.

7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.

(26)

8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.

9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya.

10. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan dimasa yang akan datang.

Adapun tujuan lain dari analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:6 1. Screening, analisis dilakukan dengan melihat secara analisis laporan

keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi.

2. Forcasting, analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang.

3. Diagnosis, analisis digunakan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lainnya.

4. Evaluation, analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, dan lain-lain.

c. Teknik Analisa Laporan Keuangan

Dalam melakukan analisa laporan keuangan suatu perusahaan digunakan beberapa metode dan teknik analisa. Metode dan teknik tersebut merupakan alat untuk mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan sehingga diketahui perubahan masing-masing pos tersebut. Teknik dan metode analisis laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi dua metode, yaitu metode analisis horizontal, dan matode analisis vertikal.7

6

Ibid., h.197.

7

(27)

Teknik dan metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan terdiri dari:

a. Analisa Horizontal adalah analisa dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Teknik yang digunakan adalah analisa tren, angka indeks, analisa pertumbuhan (growth) dan lain-lain. Dengan metode akan memudahkan analis untuk melihat perubahan yang terjadi dan melakukan evaluasi hal-hal yang menyebabkan naik turunnya masing-masing pos pada laporan keuangan.

b. Analisis Vertikal yakni perbandingan antara pos-pos yang ada pada suatu periode yang sama sehingga akan diketahui bagaimana kondisi atau keadaan keuangan pada periode tersebut. Teknik yang digunakan seperti analisa Common Size, analisa rasio dan lain-lain.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu analisis vertikal dan analisis horizontal. Namun metode analisis laporan keuangan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah analisis vertikal dan teknik yang digunakan adalah analisis rasio dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA).

3. Kinerja Keuangan

a. Pengertian Kinerja Keuangan

Laporan keuangan sebagai hasil akhir dari proses akuntansi dirancang untuk menyediakan kebutuhan informasi bagi calon investor, kreditur, dan pemakai eksternal lainnya untuk pengambilan keputusan investasi, kredit, dan keputusan lain. Setelah mendapatkan informasi laporan keuangan perusahaan calon emiten, informasi tersebut harus dianalisis terlebih dahulu baru kemudian dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan pengambilan keputusan investasi.

Sebelum seorang investor memutuskan untuk berinvestasi saham dengan membeli saham perusahaan-perusahaan yang listing di bursa, ia mempunyai banyak pertimbangan. Salah satu pertimbangan utama tersebut adalah adanya perasaan aman akan investasinya dan harapan untuk memperoleh keuntungan

(28)

(deviden dan capital gain) yang besar dari investasi tersebut. Untuk itu, investor perlu mendapatkan berbagai informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya. Salah satu informasi utama yang dibutuhkan oleh investor adalah informasi mengenai kinerja dan kondisi keuangan emiten.

Kinerja keuangan merupakan pencapaian prestasi perusahaan pada suatu periode yang menggambarkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas.

Kinerja keuangan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Menurut Irham Fahmi “kinerja keuangan adalah suatu analisa yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan ketentuan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) atau GAAP (General Accepted Accounting Principle), dan lainnya”.

Menurut Sutriyani “kinerja keuangan adalah gambaran tentang setiap hasil ekonomi yang mampu diraih oleh perusahaan atau perbankan pada saat periode tertentu melalui aktivitas-aktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif, yang dapat diukur perkembangannya dengan mengadakan analisis terhadap data-data keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan”.

Menurut Mulyadi mengatakan “penilaian kinerja keuangan adalah penentuan dalam secara periodik efektivitas operasional, suatu organisasi, bagian organisasi dan keuangannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya”.8

Penilaian kinerja manajemen akan menjadi patokan

8

Mulyadi, Akuntansi Manajemen Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, (Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2001), h. 415.

(29)

apakah manajemen berhasil atau tidak dalam menjalankan kebijakan yang telah digariskan oleh perusahaan.9

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan adalah suatu usaha yang dilakukan perusahaan untuk menghasilkan laba, sehingga dapat dilihat kondisi, pertumbuhan dan potensi perkembangan perusahaan dengan sumber daya yang ada.

b. Analisis Kinerja Keuangan

Analisis keuangan (financial analysis) merupakan penggunaan laporan keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan di masa depan. Mereka mengatakan bahwa analisis keuangan terdiri atas tiga bagian besar, yaitu:

1.Analisis Profitabilitas (Profitability Analysis) Analisis profitabilitas merupakan evaluasi atas tingkat pengembalian investasi perusahaan. Analisis ini berfokus pada sumber daya perusahaan dan tingkat profitabilitasnya, melibatkan identifikasi dan pengukuran dampak berbagai pemicu profitabilitas. Analisis ini juga mencakup evaluasi atas dua sumber utama profitabilitas, yaitu marjin (bagian dari penjualan yang tidak tertutup oleh biaya) dan perputaran (penggunaan modal).

2.Analisis Risiko (Risk Analysis) Analisis risiko merupakan evaluasi atas kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya. Analisis ini melibatkan penilaian atas solvabilitas dan likuiditas perusahaan sejalan dengan variasi laba.

3.Analisis Nilai Tambah Ekonomis (Economic Value Added) Economic Value Added adalah ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu menangkap laba ekonomis perusahaan yang sebenarnya daripada ukuran-ukuran lain. EVA juga merupakan ukuran kinerja yang secara langsung berhubungan dengan kekayaan pemegang saham dari waktu ke waktu.

Berdasarkan tekniknya, analisis kinerja keuangan dapat dibedakan menjadi sembilan macam, yaitu:

9

(30)

1.Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan dari dua periode atau lebih untuk menunjukkan perubahan dalam jumlah maupun dalam persentase.

2.Analisis Tren, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan dan kinerja perusahaan, apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan.

3.Analisis Persentase per Komponen (common size), merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui persentase masing-masing komponen aset terhadap total aset.

4.Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja selama dua periode waktu yang dibandingkan.

5.Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui kondisi kas dan perubahan kas pada suatu periode waktu tertentu.

6.Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi.

7.Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui posisi laba kotor dari satu periode ke periode berikutnya, serta sebab-sebab terjadinya perubahan laba kotor tersebut.

8.Analisis Titik Impas, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

9.Analisis Kredit, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk menilai layak tidaknya suatu permohonan kredit debitur kepada kreditur, seperti bank. Untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan, harus dilakukan pemeriksaan kesehatan keuangan secara rutin. Penilaian kinerja organisasi mengukur aspek keuangan dan non keuangan. Pengukuran tersebut didesain untuk menilai seberapa baik aktivitas yang berhasil dicapai dan dipusatkan pada tiga dimensi utama yaitu efisiensi, kualitas dan waktu.

(31)

1. Konsep nilai tujuan perusahaan a. Menciptakan laba.

b. Meningkatkan nilai kurs pemegang saham. 2. Metode penilaian kinerja perusahaan, terdiri dari:

a. NPV atau net profit value adalah selisih antara present value aliran kas bersih atau sering disebut juga dengan present value investasi. Metode ini merupakan salah satu metode pendiskontoan aliran kas. Untuk menerapkan metode ini maka diperlukan terlebih dahulu menentukan discount rate yang akan digunakan.

b. IRR atau Internal Rate of Return adalah tingkat diskonto/discount rate yang menyamakan present value aliran bersih dengan present value investasi. Atau dengan kata lain sebagai tingkat kembalian internal yang dicari dengan cara trial and error atau interpolasi. c. EVA atau Economic Value Added adalah ukuran kinerja yang

menggabungkan perolehan nilai atau biaya untuk memperoleh nilai atau biaya untuk memperoleh nilai tambah tersebut. EVA mencoba mengukur nilai tambah yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya modal (cost of capital) yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan.

Ada dua cara pembandingan untuk menilai rasio-rasio yang telah diperoleh dalam kinerja perusahaan, yaitu:

1. Membandingkan rasio sekarang dengan rasio tahun lalu perusahaan yang sama.

2. Membandingkan rasio-rasio suatu perusahaan dengan rasio-rasio perusahaan yang sejenis.

(32)

4. Kinerja Keuangan dalam Islam

Adapun dalil-dalil yang berkaitan dengan kinerja keuangan dalam Islam adalah sebagai berikut:

1. Q.S Al-Ahqaf: 19





















Artinya: “Dan setiap orang memperoleh tingkatan sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan, dan agar Allah mencukupkan balasan perbuatan mereka, dan mereka tidak dirugikan.”10

Ayat tersebut menjelaskan bahwasanya Allah pasti akan membalas setiap amal perbuatan manusia berdasarkan apa yang telah mereka kerjakan. Artinya jika seseorang melaksanakan pekerjaan yang baik dan menunjukkan kinerja yang baik pula bagi organisasinya, maka ia akan mendapat hasil yang baik pula dari apa yang sudah ia kerjakan, dan akan memberikan keuntungan bagi organisasinya.

Kinerja merupakan tolak ukur untuk dapat dikatakan bahwa suatu aktivitas berjalan sesuai dengan rencana atau tidak. Al-Qur’an juga telah memberikan penekanan yang lebih terhadap tenaga manusia. Hal ini dijelaskan dalam surah An-Najm ayat 39 yang berbunyi:









Artinya: “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain

apa yang telah diusahakannya.”11

Ayat tersebut menjelaskan bahwa satu-satunya cara untuk mendapatkan sesuatu ialah melalui kerja keras. Kemajuan dan kekayaan manusia dari alam ini tergantung pada usaha. Semakin bersungguh-sungguh ia bekerja, maka semakin banyak imbalan yang diperolehnya.

10

Departemen Agama RI, Al-Qur’anTerjemahan, (Bandung: Penerbit Diponegoro, 2014),

h. 504.

11

Departemen Agama RI, Al-Qur’anTerjemahan, (Bandung: Penerbit Diponegoro, 2014), h. 476.

(33)

Islam juga sudah mengajarkan kepada umatnya bahwa kinerja harus dinilai. Sebagaimana Allah berfirman dalam surah At-Taubah ayat 105 yang berbunyi:





































































Artinya: “Dan katakanlah: “ Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya

serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang Maha Mengetahui akan yang gaib dan nyata, lalu diberitahu-Nya kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.12

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT menyuruh ummatnya untuk bekerja dan berbuat baik, karena Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar apa yang dikerjakan manusia di muka bumi ini, pada hari kiamat nanti Allah akan memperlihatkan kelakuan ummatnya sewaktu di dunia.

2. HR. Thabrani

نِإ

ه اللّ

بِحي

اهذِإ

هلِمهع

مُكُدهحهأ

ًلهمهع

نهأ

ُههنِق تُي

Artinya: “Sesungguhnya Allah mencintai orang yang jika melakukan

suatu pekerjaan, dilakukan secara itqan (tepat, terarah, dan tuntas).”

Dalam pandangan Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, dan teratur, proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu pekerjaan tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Hadits tersebut menjelaskan bagaimana baik dan sempurnanya seseorang jika melakukan suatu pekerjaan atau aktifitas dengan sempurna.

Sedangkan Hadits yang berasal dari Abu Sa’id ra., menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “innallaha mustakhlifukum fi haa fa yanzhura kayfa

ta’amalun” (HR. Muslim) yang berarti Allah menjadikanmu khalifah-khalfiah di

12

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemahan, (Bandung: Penerbit Diponegoro, 2014), h. 203.

(34)

dunia dan Dia akan memperhatikan bagaimana kamu berperilaku. Ungkapan “kayfa ta’amalun” menjadi bukti bahwa Allah pun akan menilai cara kerja kita, termasuk dalam bekerja sebagai wujud dari hablumminannas. Setelah bekerja dan beramal, seluruh penilaian itu akan dikembalikan kepada Allah untuk mendapatkan hasil baik atau buruk.

5. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditentukan, termasuk informasi atas efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa, kualitas barang dan jasa, perbandingan kegiatan hasil dan target, dan efektivitas tindakan mencapai tujuan. Pengukuran kinerja keuangan memiliki arti penting bagi pengambilan keputusan baik pihak intern maupun pihak ekstern perusahaan.

Pengukuran kinerja keuangan merupakan suatu usaha formal untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dalam menghasilkan laba dan posisi kas tertentu. Dengan pengukuran kinerja keuangan ini dapat dilihat prospek pertumbuhan dan perkembangan keuangan perusahaan dari mengandalkan sumber daya yang dimilikinya. Perusahaan dikatakan berhasil apabila telah mencapai suatu kinerja tertentu yang telah ditetapkan.13

Adapun manfaat dari pengukuran kinerja antara lain sebagai berikut:

a) Mengelola operasi organisasi efektif dan efisien melalui permotivasian karyawan secara maksimum.

b) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan penghargaan karyawan, seperti promosi, transfer, dan pemberhentian.

c) Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan personil serta menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. d) Menyediakan umpan balik karyawan mengenai bagaimana atasan mereka

menilai kinerja karyawan.

e) Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

13

(35)

Sedangkan tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah sebagai berikut:

a.Mengetahui tingkat likuiditas, menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih.

b.Mengetahui tingkat solvabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

c.Mengetahui tingkat rentabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

d.Mengetahui tingkat stabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya serta membayar beban bunga ata hutang-hutangnya tepat pada waktunya.

6. Economic Value Added (EVA) a. Pengertian EVA

Konsep EVA merupakan suatu konsep penilaian kinerja keuangan perusahaan dikembangkan oleh Stern Steward & Co, sebuah perusahaan konsultan manajemen keuangan di Amerika Serikat. Konsep EVA membuat perusahaan lebih fokus pada upaya penciptaan nilai perusahaan dan menilai kinerja keuangan secara adil yang diukur dengan menggunakan ukuran tertimbang (weighted) dari struktur modal awal yang ada. Nilai dapat diartikan sebagai nilai guna, daya guna maupun manfaat yang dinikmati oleh stakeholder. Hal ini disebabkan karena EVA dihitung berdasarkan kepentingan kreditur dan para pemegang saham dan bukannya berdasarkan nilai buku yang bersifat historis.

Konsep ini menghitung biaya modal (cost of capital) berdasarkan nilai pasar dan bukan berdasarkan nilai historisnya seperti pada penilaian kinerja dengan menggunakan analisis laporan keuangan. EVA dimaksudkan untuk menilai apakah laba yang dihasilkan perusahaan dapat bernilai tambah secara ekonomis ataukah hanya untuk pembiayaan perusahaan.

(36)

EVA merupakan konsep yang berdasarkan pada prinsip bahwa dalam mengukur laba perusahaan kita harus dengan adil mempertimbangkan harapan setiap penyandang dana (kreditur dan pemegang saham), derajat keadilan tersebut dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur modal b yang ada dalam perusahaan. Economic Value Added (EVA) adalah ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah (value added) bagi perusahaan.14 Pendekatan ini berasumsi bahwa kinerja manajemen baik dan efektif tercermin pada peningkatan harga saham perusahaan.

EVA merupakan suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal.15

Menurut Sony Warsono, “EVA adalah perbedaan antara laba operasi setelah pajak dengan biaya modalnya”. EVA merupakan suatu estimasi laba ekonomis yang benar atas suatu bisnis selama tahun tertentu.16

EVA dapat disebut sebagai alat ,engukur hasil yang diperoleh perusahaan atas tindakan investasi yang dilakukan, dan ukurannya yaitu investasi yang dilakukan tersebut haru dapat memenuhi seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan.

Dari pendapat-pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Economic Value Added (EVA) merupakan keuntungan operasional setelah pajak, dikurangi biaya modal yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dengan memperhatikan secara adil harapan-harapan pemegang saham dan kreditur.

14

Ikatan Bankir Indonesia, Wealth Management: Produk dan Analisis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2017), h. 141.

15

Rudianto, Akuntansi Manajemen, (Jakarta: Grasindo, 2015), h. 340

16

Sony Warsono, Corporate Governance Concept and Model, (Yogyakarta: Center of Good Corporate Governance, 2009), h. 46.

(37)

b. Manfaat EVA

EVA sangat bermanfaat bagi penilaian kinerja perusahaan di mana fokus penilaian kinerja adalah pada penciptaan nilai (value creation). Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Dengan EVA, para manajer akan berpikir dan juga bertindak seperti halnya pemegang saham, yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan.17 Perusahaan yang menggunakan metode EVA dalam mengukur kinerja keuangannya, pada suatu saat akan menyadari bahwa metode EVA bukanlah hanya sebagai alat pengukur kinerja, tetapi perusahaan juga harus mengubah cara kerjanya.

EVA sebagai alat ukur kinerja dan nilai tambah perusahaan, memiliki beberapa manfaat yang dapat diperoleh perusahaan. Menurut Irmani dan Febrian beberapa manfaat EVA dalam mengukur kinerja perusahaan antara lain:

1. EVA merupakan suatu ukuran kinerja perusahaan yang dapat berdiri sendiri tanpa memerlukan ukuran lain baik berupa perbandingan dengan menggunakan perusahaan sejenis atau menganalisis kecenderungan (trend).

2. Hasil perhitungan Economic Value Added (EVA) mendorong pengalokasian dana perusahaan untuk investasi dengan biaya modal yang rendah.

c. Kelebihan dan Kelemahan EVA

Dengan menjadikan EVA sebagai pengukur kinerja keuangan perusahaan dapat memberikan keuntungan tersendiri dibandingkan dengan rasio keuangan.

a. Kelebihan metode EVA

1) EVA sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai penilai kinerja perusahaan dimana fokus penilaian kinerja adalah pada penciptaan nilai (value creation).

17

(38)

2) EVA dapat menjadikan perusahaan lebih memperhatikan kebijakan struktur modalnya karena EVA memperhitungkan biaya modal. 3) EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kegiatan atau

proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya modalnya.

4) Dengan menerapkan EVA, para manajer akan berfikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimalkan tingkat pengembalian dan meminimalkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimalkan.

5) EVA memberikan pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham.

6) Penilaian kerja dengan menggunakan pendekatan EVA menjadikan perhatian manajemen sesuai dengan keputusan pemegang saham. 7) EVA membuat manajer menitikberatkan perhatian pada kegiatan

yang menciptakan nilai dan mengevaluasi kinerja berdasarkan kinerja memaksimumkan nilai perusahaan.

b. Kekurangan EVA

1) EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu periode tertentu, padahal nilai suatu perusahaan merupakan akumulasi selama seumur hidup perusahaan.

2) Secara praktis EVA belum dapat diterapkan dengan mudah karena proses perhitungan EVA memerlukan estimasi atas biaya modal. Yang relatif agak sulit dilakukan dengan tepat terutama untuk perusahaan yang belum go publik.

3) EVA sangat tergantung pada transparansi internal dalam perhitungannya.

(39)

d. Perhitungan EVA

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan ukuran EVA adalah sebagai berikut:18

a. Menghitung biaya hutang (cost of debt), dapat dilakukan dengan menghitung biaya hutang sebelum pajak, dimana besarnya biaya modal adalah sama dengan tingkat kuponnya untuk tiap lembar obligasi, atau dengan cara menghitung biaya hutang setelah pajak, dengan mengalihkan suku bunga hutang (1-t) dimana t tarif pajak yang bersangkutan

b. Menghitung struktur modal yang tersedia bagi perusahaan untuk membiayai perusahaannya yang merupakan penjumlahan dari total utang dan modal saham.

c. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang atau weighted average cost of capital (WACC) merupakan rata-rata tertimbang biaya hutang dan modal sendiri. Dengan demikian perhitungannya akan mencakup perhitungan masing-masing komponennya yaitu biaya hutang (cost of debt), biaya modal saham (cost of equity), serta proporsi masing-masing dalam struktur modal perusahaan.

d. Menghitung EVA dilakukan dengan mengurangi laba operasional setelah pajak dengan biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. Untuk menghitung EVA dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

1) Menghitung NOPAT (Net Operating After Tax)

NOPAT merupakan salah satu unsur penting dalam perhitungan EVA, NOPAT sendiri merupakan laba bersih ditambah bunga setelah pajak. Rumus NOPAT dapat ditulis dengan:

NOPAT = Laba (Rugi) Usaha Sebelum Pajak – Beban Pajak

18

(40)

2) Menghitung Invested Capital

Struktur permodalan merupakan jumlah modal keseluruhan baik modal hutang maupun modal sendiri. Perhitungan yang dapat dipakai dalam mencari nilai Invested Capital adalah sebagai berikut:

Invested Capital = Total Hutang dan Ekuitas – Hutang Jangka Pendek

3) Menghitung WACC (Weighted Average Cost of Capital)

Biaya modal rata-rata tertimbang atau Weighted Average Cost of Capital (WACC) merupakan salah satu komponen penting lainnya dalam EVA. Biaya rata-rata tertimbang digunakan sebagai pengukur untuk menentukan besarnya tingkat biaya modal dan menggambarkan tingkat pengembalian investasi yang diharapkan investor. WACC adalah biaya ekuitas dalam hal ini dapat digunakan ROE dan biaya hutang masing-masing dikalikan dengan presentasi ekuitas dan hutang dalam struktur modal perusahaan. Adapun rumus yang digunakan adalah:

WACC = {(D x rd) (1-Tax) + (E x re)} a) Tingkat Hutang (D)=

b) Cost of Debt (rd) = c) Tingkat Ekuitas (E) = d) Cost of Equity (re) = e) Tingkat Pajak (Tax)= 4) Menghitung Capital Charge

Capital Charge = WACC x Invested Capital

Ekuitas dan Hutang Total Hutang Total Hutang Total Bunga Beban Ekuitas dan Hutang Total Ekuitas Total Ekuitas Total Pajak Setelah Laba Bersih Laba Pajak Beban

(41)

5) Menghitung Economic Value Added (EVA) EVA = NOPAT – Capital Charge

Atau

EVA = NOPAT – (WACC x Invested Capital)

Untuk melihat apakah dalam perusahaan terjadi EVA atau tidak dapat ditentukan sebagai berikut:

1. Jika EVA > 0, kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan baik karena perusahaan bisa menambah nilai bisnis. Dalam hal ini, karyawan berhak mendapat bonus, kreditur tetap mendapat bunga dan pemilik saham bisa mendapatkan pengembalian yang sama atau lebih dari yang ditanam.

2. Jika EVA = 0, secara ekonomis “impas” karena semua laba digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur maupun pemegang saham, sehingga karyawan tidak mendapat bonus hanya gaji.

3. Jika EVA < 0, kinerja keuangan perusahaan tersebut dikatakan tidak sehat karena perusahaan tidak bisa memberikan nilai tambah. Dalam hal ini karyawan tidak bisa mendapatkan bonus hanya saja kreditur tetap mendapat bunga dan pemilik saham tidak mendapat pengembalian yang sepadan dengan yang ditanam.

(42)

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, dengan tempat dan waktu penelitian yang berbeda, yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Nama Judul Variabel Hasil Penelitian

1. Eni Suyanti (2014) Analisis Penilaian Kinerja Keuangan dengan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk) Variabel: kinerja keuangan dengan metode EVA

Hasil analisis dan perhitungan EVA pada PT Bank Muamalat

Indonesia Tbk

menunjukkan nilai EVA positif atau EVA>0 yang artinya bank mampu menciptakan nilai tambah atau laba yang dihasilkan meningkat dan dapat memenuhi biaya operasionalnya. 2. Listia Ningsih (2015) Analisis Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Du Pont System dan

Economic Value Added (EVA) Pada PT. Perkebunan Variabel: Kinerja keuangan dengan Du Pont System dan EVA

Berdasarkan dari hasil hasil penelitian menunjukkan bahwa pengukuran kinerja keuangan perusahan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) menggunakan (EVA) untuk tahun 2010-2014 kinerja keuangan perusahaan dapat

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1  Kerangka Teoritis
Tabel 4.2   Invested Capital
Tabel 4.3  Tingkat Hutang (D)
+6

Referensi

Dokumen terkait

histolitica, T.saginata, T.solium, Sparganum, D.latum SL 2 PBL 3 Ujian SL Praktikum Parasit Kelompok D PBL 2 Mandiri Mandiri Bedah Perforasi saluran cerna, hernia

Kepentingan dari para pemegang saham terhadap laporan keuangan perusahaan yaitu untuk melihat kondisi dan posisi keuangan perusahaan saat itu, untuk melihat perkembangan

Kompetensi ( competence) dapat diartikan sebagai kemampuan yang merupakan kombinasi dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ditunjukkan dalam melaksanakan kerja

Jadi, salah satu bentuk latihan yang dapat dilakukan adalah Variasi speed ladeer drill dan Naik Turun Tangga merupakan salah satu metode latihan yang dapat meningkatkan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa 1) Pemanfaatan aplikasi google meet dalam

Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala merupakan salah satu museum yang cukup besar di Indonesia, bisa digolongkan ke dalam jenis museum militer karena koleksi yang

Sistem akuntansi pajak terhadap pembelian yang dilakukan sudah hampir sesuai dengan ketentuan yaitu membeli barang Panel Tower dan include PPN 10% dan transaksi dicatat dengan benar