• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAYAAN BUDAYA NUSANTARA (PBN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAYAAN BUDAYA NUSANTARA (PBN)"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PERAYAAN

BUDAYA

NUSANTARA

(PBN)

MAJELIS NASIONAL PENDIDIKAN KATOLIK (MNPK)

(2)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar/4

BAB I: PENDAHULUAN/6

A. Latar Belakang/6

B. Tema dan Tujuan Kegiatan/10 C. Dasar Hukum/11

D. Bentuk Kegiatan/12 E. Kategori/12

F. Ketentuan Umum/12 G. Dewan Juri/14

BAB II: KETENTUAN PER KATEGORI/19

A. Tingkat TK/PAUD - SD Kelas III/19 B. Tingkat SD Kelas IV-VI/20

C. Tingkat SMP/22 D. Tingkat SMA/SMK/24

BAB III: PENGHARGAAN/27

A. Kategori Penghargaan/27 B. Bentuk Penghargaan/27

(3)

BAB IV: PENGIRIMAN MATERI /28 BAB V: JADWAL/29

BAB VI: PANITIA/30

A. Panitia Pengarah/30 B. Panitia Pelaksana/30

BAB VII: PENUTUP/31 LAMPIRAN/32

Lampiran 1: Formulir Pendaftaran/32

Lampiran 2: Formulir Orisinalitas Karya Tulis Tentang Tradisi dan atau Sejarah Lokal/33

(4)

KATA PENGANTAR

Salam Kasih Persaudaraan.

Puji Syukur kepada Tuhan yang Maha Baik, yang senantiasa memberikan rahmat dan kekuatan-Nya kepada kita semua.

Pertama-tama, Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK) merasa bersyukur karena rencana untuk menggelar kegiatan Perayaan Budaya Nusantara (PBN) ini akhirnya bisa terlaksana.

Rencana ini sesungguhnya sudah menjadi bahan diskusi selama beberapa waktu terakhir di kalangan Pengurus MNPK, dalam kerangka menempatkan budaya sebagai bagian penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Dimensi budaya ini tentu tidak bisa dikesampingkan, karena perannya yang penting dalam proses pendidikan dan pemanusiaan.

Awalnya kegiatan ini direncanakan digelar pada tahun 2019. Namun, karena berbagai kendala teknis, baru bisa dilaksanakan saat ini. Tentu saja, karena situasi pandemi Covid-19, formatnya mengalami penyesuaian. Ide awalnya untuk mengumpulkan para peserta misalnya mesti dibatalkan, diganti dengan mengirimkan rekaman materi untuk kemudian diproses lebih lanjut oleh panitia.

Materi yang ada dalam buku ini adalah pedomaan pelaksanaan untuk rangkaian kegiatan ini, di mana di dalamnya dijelaskan hal-hal yang perlu diketahui dan

(5)

dilakukan peserta, sehingga kegiatan ini bisa dilaksanakan sebaik-baiknya dan targetnya pun bisa tercapai.

Kami berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat aktif mempersiapkan penyelenggaraan kegiatan ini, baik panitia yang bekerja di bawah koordinasi Ibu Pudentia MPSS, maupun Dewan Juri, yang adalah para pakar di bidangnya masing-masing, yang bersedia meluangkan waktu untuk membantu dan bekerja sama dengan MNPK.

Akhirnya, kami berharap, Sekolah-sekolah Katolik di seluruh Indonesia mengambil bagian dalam kegiatan ini, dengan mengirimkan peserta untuk terlibat sesuai kategori yang ditetapkan.

Ut Omnes Unum Sint

Ketua Presidium MNPK

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia dikenal dengan keragaman budaya yang diwariskan turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Meskipun sudah menjadi tradisi yang berasal dari abad yang lalu, keberadaannya sangat rentan dengan kepunahan, baik karya budayanya maupun para maestro pelaku budaya bersangkutan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah kebijakan yang melindungi semua warisan budaya suatu bangsa dari kepunahannya. Sehubungan dengan hal ini, UNESCO pada tahun 2003 melahirkan sebuah kesepakatan antarnegara mengenai perlindungan warisan budaya dalam sebuah konvensi tentang Safeguarding of Intangible Cultural Heritage yang sudah diratifikasi Pemerintah Indonesia melalui KEPPRES No. 78 tahun 2007. Konvensi ini menetapkan lima warisan budaya yang harus dilindungi oleh semua negara anggota, yakni (1) tradisi lisan dan ekspresinya, termasuk bahasa sebagai sarana eskpresi; (2) seni pertunjukan; (3) praktik sosial, ritual dan, perayaan; (4) pengetahuan dan kebiasaan prilaku mengenai alam dan semesta; dan (5) kemahiran/ keterampilan tradisional.

Hingga kini, Indonesia tercatat memilki 1238 Warisan Budaya Tak Benda. Karena banyaknya khasanah

(7)

budaya tersebut, UNESCO menyebut Indonesia sebagai Negara Adi Budaya. Khasanah budaya yang merupakan tradisi beratus suku bangsa (sekitar 700-an) dengan sekitar 780 bahasa dalam perjalanan waktu yang begitu panjang terbukti berperan sebagai sumber utama pembentukan karakter dan identitas bangsa. Dengan budaya yang beragam beserta kearifannya masing-masing yang diwariskan terus-menerus, masyarakat Indonesia telah mampu bertahan hidup sebagai satu bangsa. Nilai-nilai budaya telah menjadi perekat, yang menguatkan identitas sekaligus menjadi kebanggaan sebagai bangsa di tengah fakta latar belakang beragam tetapi tetap satu, sebagaimana termaktub dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Secara global, kesadaran pentingnya kebudayaan tampak dalam gerakan yang ditetapkan PBB pada tahun 2015, yang menyerukan “The Future We Want Includes Culture,” sebuah penegasan mengenai pentingnya peranan kebudayaan dalam pembangunan sebuah bangsa secara berkesinambungan. Akan tetapi, disadari pula bahwa karena berbagai faktor, baik internal maupun eksternal, budaya dan nilai-nilainya perlahan tidak mendapat tempat dalam kehidupan generasi saat ini. Berbagai warisan tari tradisonal, tradisi lisan dan permainan tradisional tidak lagi dikenali. Ada gejala di mana banyak orang yang terobsesi dengan nilai-nilai yang ditawarkan dan dibawa dari luar, yang tidak semuanya positif dan malah mengancam ikatan persaudaraan sebagai bangsa.

(8)

Setidaknya ada dua sebab utama mengapa hal ini terjadi. Pertama, maestro tradisi atau pelaku tradisi semakin berkurang atau meninggal sementara kaderisasi penutur atau pemain tradisi tidak berjalan dengan baik. Kedua, tidak adanya faktor pendukung pementasan atau pertunjukan tradisi lisan. Padahal, pementasan merupakan salah satu kata kunci terpenting untuk keberlangsungan sebuah tradisi. Ketergantungan seni tradisi pada pelaku atau pembawa tradisi mengakibatkan matinya tradisi bila kaderisasi tidak berjalan sesuai harapan.

Berangkat dari situasi ini, Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK) menganggap perlu melakukan langkah menghidupkan kembali minat pada kekayaan budaya bangsa, sebagaimana juga yang menjadi salah satu prioritas pemerintah saat ini yang mengarusutamakan aspek kebudayaan. Hal itu dilakukan lewat kegiatan Perayaan Budaya Nusantara (PBN) demi mendorong generasi muda untuk mengembangkan segala keunggulan pengetahuan, kreativitas, dan keterampilan dalam bidang budaya. Ini juga merupakan bagian dari keyakinan MNPK bahwa budaya memainkan peran sentral dalam upaya membangun peradaban kasih persaudaraan. Apalagi, dalam kerangka pendidikan Katolik, aspek budaya mendapat tempat sentral, dalam apa yang disebut sebagai integrasi antara iman, budaya, dan kehidupan. Di sini, sekolah-sekolah Katolik mendapat mandat mempersiapkan para murid untuk menghubungkan iman

(9)

dengan budaya mereka dan untuk menghidupi imannya itu dalam perbuatan, sehingga terjadi keharmonisan iman, budaya dan kehidupan.

Pada tahun 2010, sesungguhnya MNPK telah menginisiasi kegiatan Pentas Seni Tradisi Siswa Sekolah Katolik yang diadakan di Bali. Perayaan Budaya Nusantara ini adalah bagian dari upaya untuk mengembangkan acara tersebut agar ke depan bisa dilakukan secara regular dan b e r d a s a r k a n p a d a p e n g h a r g a a n n a s i o n a l d a n internasional. Kegiatan ini yang melibatkan peserta didik tingkat sekolah dasar hingga menengah adalah bagian dari upaya penyelamatan budaya Indonesia dengan menghadirkannya kembali dalam pentas bersama. Peserta akan dinilai dari tiga hal utama, yakni pengenalan mengenai tradisi (dan maestro/komunitas pemilik tradisi), penghayatan dalam penampilan, dan kearifan serta bahasa setempat di lokasi sekolah atau peserta.

Selain menumbuhkan kecerdasan budaya dan meningkatkan kreativitas siswa, kegiatan ini juga akan berdampak dalam upaya mendukung mencerdaskan bangsa secara luas. Cakupan yang dimaksudkan dalam kegiatan ini bersifat nasional sekaligus bermakna global. Kegiatan ini secara simbolik menyatukan berbagai perbedaan; sebuah komunikasi antarbudaya, antartradisi yang menjadi kekuatan kultural membangun bangsa. Pesan yang ingin disampaikan adalah perdamaian, cinta dan kekuatan kebersamaan.

(10)

Kegiatan ini juga memberi pesan kepada publik bahwa tradisi tidak harus diartikan hanya merupakan warisan masa lalu yang usang, tetapi senantiasa dapat dihadirkan secara aktual dengan inovasi, tanpa meninggalkan roh tradisi dalam sebuah visi cinta kasih untuk membangun peradaban masa kini. Para pihak yang terlibat dalam kegiatan ini terbuka peluang untuk bisa mengikuti kegiatan budaya di level internasional seperti “World Championship of Performing Arts: Acting, Singing, Modelling, Music” atau di acara Cultural Olympiad.

B. Tema dan Tujuan Kegiatan

Tema kegiatan ini adalah “Merajut Ke-Indonesia-an Melestarikan Tradisi Nusantara.”

Adapun tujuannya antara lain:

1. Memperkenalkan kekayaan budaya kepada anak-anak dan generasi muda.

2. Merevitalisasi dan melestarikan warisan budaya. 3. Menanamkan kesadaran dalam diri anak-anak dan

generasi muda untuk menjadi pelaku budaya atau pewaris tradisi.

4. Membina apresiasi seni tradisi anak-anak dan generasi muda untuk mencintai budaya bangsa. 5. Mengembangkan pemahaman dan kreativitas untuk

(11)

6. Membentuk karakter bangsa dengan mengenal lingkungan budaya dan belajar bersama maestro tradisi.

C. Dasar Hukum

1. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013

tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

6. Peraturan Presiden RI Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan. 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2018 tentang

(12)

Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal.

D. Bentuk Kegiatan

Nama Kegiatan : Perayaan Budaya Nusantara

Waktu : 16 Desember 2020 – 27 Februari 2021 Semua kegiatan mengikuti standar protokol kesehatan.

E. Kategori

1. Tingkat TK/PAUD-SD Kelas III: Tari Kreasi/Garapan Berdasarkaan Tradisi atau Permainan Rakyat Setempat 2. Tingkat SD Kelas IV-VI: Dongeng

3. Tingkat SMP: Musik Tradisi

4. Tingkat SMA/SMK: Penulisan Sejarah dan Tradisi Lokal yang ada di lingkungan dan atau sekolah peserta

F. Ketentuan Umum

1. Setiap siswa yang terdaftar di Sekolah Katolik dapat mendaftarkan diri sebagai peserta mewakili sekolah dan daerahnya. Tidak ada batasan jumlah peserta dari setiap sekolah.

2. Setiap peserta harus mendaftarkan diri dengan mengisi formulir dan membayar biaya partisipasi.

(13)

3. Setiap kegiatan dapat diikuti oleh siswa dan siswi atau gabungan dari keduanya.

4. Setiap penampilan harus didampingi atau dibina oleh guru pembimbing.

5. Setiap kegiatan yang diikuti harus disertai dengan deskripsi singkat atau sinopsis penyajian lengkap dengan keterangan mengenai sumber tradisi dan maestro/tokoh yang diambil sebagai materi

penyajian; keterangan mengenai koreografer/ penata musik/pengarah penyajian; keterangan mengenai hal lain terkait, seperti kostum dan perlengkapan lain. 6. Tata rias dan busana disediakan oleh peserta dan

disesuaikan dengan asal daerah tradisi yang dibawakan.

7. Diwajibkan untuk tidak menggunakan peralatan/ properti berupa benda tajam atau benda lain yang diduga dapat membahayakan.

8. Disarankan menggunakan peralatan/properti yang sederhana, kreatif, dan bersumber dari tradisi setempat.

9. Semua peserta diwajibkan hadir secara virtual mengikuti penampilan peserta yang masuk dalam tahap final.

10.Menerima keputusan dewan juri sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

(14)

G. Dewan Juri

1. Kriteria Dewan Juri:

1. Kompeten dalam melakukan proses penilaian sesuai dengan bidang keahliannya

2. Ahli sebagai pelaku dan atau pakar dalam bidang yang dinilainya

3. Adil dalam melakukan penilaian sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan

4. Tidak memihak kepada siapa pun peserta yang mengikuti acara

5. Profesional dalam melaksanakan tugas penilaian 6. Jujur dan bertanggung jawab dari awal sampai akhir

penilaian

2. Profil Dewan Juri:

Berikut adalah para juri beserta biodata ringkas mereka (disusun menurut abjad nama):

1. Ibu Elly D. Luthan: Lahir di Makassar pada 27 Juli 1952. Sebagian besar masa hidupnya diabdikan untuk dunia tari. Pada tahun 2014, ia menerima “Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni Tradisi” dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Elly juga berkiprah di bidang seni peran, baik teater maupun film. Karya-karya tari Elly telah mendapat apresiasi yang sangat baik, diantaranya Karya Ramayana dalam Festival Ramayana Internasional di Bangkok, Thailand pada tahun 1998, Kunti Pinilih yang dipentaskan

(15)

di Het Muziek Theatre, Amsterdam, Belanda tahun 2002 dan Tjut Nyak yang dipentaskan dalam Art Summit Festival tahun 2004.

2. Bapak Gilang Ramadhan: Lahir di Bandung pada 30 Mei 1963. Ia menamatkan pendidikan di

Los Angeles City College Music Department dan

Hollywood Professional School. Ia dikenal sebagai salah satu drummer papan atas Indonesia dengan minat yang tinggi pada musik tradisi. Gilang mengoleksi berbagai alat musik tradisional seperti Gendang Bali, Gendang Sunda, Rebana, Tifa, serta jenis alat tetabuhan tradisional Indonesia lainnya. 

3. Bapak Jabatin Bangun: Lahir di Kabanjahe, Sumatera Utara pada 18 Oktober 1967. Ia belajar etnomusikologi di Universitas Sumatera Utara, antropologi di Pascasarjana Universitas Indonesia, filsafat di Pascasarjana Sekolah Tinggi Filsafat Dryarkara Jakarta, dan kesenian di Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Ia aktif melakukan penelitian dan pengembangan program kesenian Nusantara, seperti membuat rekaman audio, program siaran radio, penerbitan media cetak dan film dokumenter mengenai kesenian Nusantara. Ia mengajar di IKJ, pernah sebagai wakil dekan, pejabat dekan dan wakil rektor bidang akademik. Selama dua periode, ia menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta

(16)

(2006-2012) dan anggota Klasifikasi AMI selama tiga tahun. Ia juga menjadi Sekjen Asosiasi Tradisi Lisan Indonesia (2009-sekarang) dan banyak terlibat dalam Program Badan Ekonomi Kreatif dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

4. Bapak Mukhlis PaEni: Lahir di Rappang, Sulawesi Selatan, 7 Mei 1948. Menyelesaikan Sarjana Sejarah Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada pada tahun 1975 dan belajar S2 serta S3 di bidang Antropologi Sosial di

University of Oslo, Norwegia. Ia pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Nilai Budaya Seni dan Film Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (2007-2008), Ketua Lembaga Sensor Film (2009 – 2014). Sejak 1999 sampai sekarang mengajar di Pascasarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.

5. I b u M u r t i B u n a n t a : L a h i r  d i Semarang pada tahun 1946. Ia menyelesaikan S3 Program Budaya di Universitas Indonesia. Murti merupakan penulis 60 Buku Anak, Children’s Literature Specialist, Children’s Folklorist,

Peneliti Sastra Anak, Ketua dan Pendiri Kelompok Pencinta Bacaan Anak dan President

Indonesian Board on Books for Young People (INABBY). Ia menerima 6 International Awards untuk karya-karyanya dan 7 International Awards

(17)

untuk jasa dan dedikasinya bagi kemajuan sastra anak nasional dan internasional. Ia pernah berbicara di 20 negara tentang Sastra Anak dan sudah menulis lebih dari 200 artikel dan esai untuk berbagai jurnal internasional dan publikasi lainnya.

6. Ibu Pudentia MPSS: Lahir di Muntilan, 8 Mei 1956. Ia meraih Doktoral dari Program Sandwich UI dengan Universitas Leiden dan Universitas California, Berkeley pada tahun 2000, dengan spesialisasi tradisi lisan Melayu. Selain bekerja sebagai Dosen dan Peneliti di FIB UI, ia juga menjadi Ketua Asosiasi Tradisi Lisan (ATL); Tim Ahli Warisan Budaya Takbenda dan Tim Penilai Anugerah Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Kemendikbud RI dan Anggota Komite Indonesia Memory of the World (MOW) UNESCO. Pudentia juga merupakan anggota Pengurus Harian MNPK.

7. Bapak Sulistyo S. Tirtokusumo: Lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 6 Juli 1953. Namanya dikenal melalui karya-karyanya berupa koreografi tari yang dipentaskan di berbagai panggung pertunjukan, baik di dalam negeri maupun mancanegara. Ia menjabat sebagai Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Ditjen Kebudayaan, Kemendikbud (2006-2009); Direktur Kesenian, Ditjen Kebudayaan,

(18)

Kemendikbud (2009-2013); Direktur Budaya, Taman Mini Indonesia Indah (2015-2018) dan Badan Penasehat Yayasan Harapan Kita (2018-sekarang).

8. Bapak Zaini Alif: Lahir di Subang, Jawa Barat, Mei 1975. Ia menempuh studi doktoral di Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB) dan kini mengajar di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. Pada 2005, ia mendirikan Komunitas Hong yang merupakan pusat kajian serta dokumentasi permainan rakyat. Sampai saat ini, ia telah mengumpulkan 2.500 jenis permainan tradisional di Indonesia s e r t a 4 0 0 j e n i s p e r m a i n a n t r a d i s i o n a l internasional dari 10 negara.

(19)

BAB II

KETENTUAN PER KATEGORI

A. PAUD/TK - SD Kelas III

Rumpun : Tari Tradisi

Materi : Tari Kreasi/Garapan Berdasarkaan Tradisi atau Permainan Rakyat Setempat

Peserta : Kelompok Durasi : 4-6 Menit Teknis Pelaksanaan

1. Peserta

• Peserta adalah per kelompok, dengan maksimal 10 anak per kelompok.

• Peserta murid TK/PAUD sampai SD Kelas III. • Peserta melalui guru pendamping mengirimkan

konsep penyajian dalam bentuk deskripsi mengenai tari yang akan disajikan (misal: narasumber, asal usul, makna, koreografernya, perlengkapan dan kostum).

• Peserta menyerahkan rekaman tarian yang akan dipentaskan dalam bentuk video format MP4 untuk diseleksi masuk tahap final.

(20)

• Peserta yang terpilih masuk dalam final diwajibkan mengikuti acara yang akan ditayangkan secara daring.

• Peserta diarahkan dan dibina oleh guru pendamping/pelatih/maestro.

2. Materi

• Materi yang dilombakan adalah tari kreasi/garapan yang didasarkan pada tradisi setempat (termasuk permaianan tradisional).

• Musik pengiring dalam bentuk rekaman (MP3 atau CD Audio) dan atau yang menggunakan alat musik asli, bukan rekaman.

3. Penilaian

• Konsep, Kreativitas, Orisinalitas, Tata Rias, dan Busana

• Dipilih 20 penampilan terbaik yang akan mengikuti tahap final dan enam yang akan mendapat penghargaan.

B. SD Kelas IV-VI

Rumpun : Dongeng

Materi : Dongeng Nusantara dalam Bahasa Ibu Peserta : Perorangan

(21)

Durasi : Maksimal 4-6 Menit Teknis Pelaksanaan :

1. Peserta

• Peserta adalah perorangan dan merupakan murid SD Kelas IV-VI.

• Peserta mengirimkan Teks Dongeng dalam Bahasa Daerah dan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Dongeng dipresentasikan dalam Bahasa Daerah.

• Peserta menyerahkan deskripsi berupa penjelasan asal-usul, makna, nilai atau pesan dongeng tersebut.

• Peserta menyerahkan rekaman penyajian dongeng yang akan dipentaskan dalam bentuk video, MP4 untuk diseleksi masuk tahap final.

• Peserta yang terpilih masuk dalam final menyiapkan pementasan langsung secara virtual. • Peserta diarahkan dan dibina oleh Guru

Pendamping/Pelatih/Maestro.

2. Materi

• Materi yang dilombakan adalah dongeng dari daerah asal peserta/sekolah yang bersangkutan.

(22)

• Dongeng tersebut berasal dari tuturan atau cerita d a r i o r a n g t u a , k a k e k / n e n e k , a t a u d a r i pendongeng/penutur cerita di lingkungan tempat tinggal peserta atau sekolah peserta; bukan dari buku atau teks yang sudah dicetak.

• Perlengkapan/alat peraga dan sarana untuk bercerita bila diperlukan

3. Penilaian

• Bahasa, Penampilan, dan Penghayatan.

• Dipilih 20 penampilan terbaik yang akan mengikuti tahap final dan enam yang akan mendapat penghargaan.

3. Tingkat SMP

Rumpun : Musik Tradisi

Materi : Musik Tradisi (instrumental dan atau vokal)

Peserta : Kelompok

Durasi : Maksimal 4-6 Menit Teknis Pelaksanaan :

1. Peserta

• Peserta adalah kelompok (6-10 orang peserta per kelompok).

(23)

• Peserta adalah murid SMP.

• Peserta mengirimkan Konsep Penyajian dalam bentuk deskripsi mengenai musik tradisi yang akan d i s a j i k a n ( m i s a l : m a e s t r o y a n g m e n j a d i narasumber, asal usul, makna, koreografernya, perlengkapan dan kostum).

• Peserta menyerahkan rekaman musik yang akan dipentaskan dalam bentuk video, format MP4 untuk diseleksi masuk tahap final.

• Peserta yang terpilih masuk dalam final diwajibkan mengikuti acara secara daring.

• Peserta diarahkan dan dibina oleh Guru Pendamping / Pelatih/ Maestro.

2. Materi

• Materi yang dilombakan adalah musik tradisi dari d a e r a h a s a l p e s e r t a / a s a l s e k o l a h y a n g bersangkutan.

• Perlengkapan/alat peraga dan alat musik yang diperlukan

3. Penilaian

• Keahlian memainkan alat musik tradisi, harmonisasi, komposisi/penataan dan penampilan.

(24)

• Dipilih 20 penampilan terbaik yang akan masuk tahap final dan enam yang akan mendapat penghargaan.

D. Tingkat SMA/SMK

Rumpun : Penulisan Tradisi dan atau Sejarah Lokal Materi : Tulisan tentang tradisi dan atau sejarah di sekitar sekolah atau di tempat asal peserta (Cerita, Tari, Musik, Ritual, Sejarah, Pengobatan atau berbagai jenis obat tradisional, Adat-istiadat, Teknologi Tradisional, dan Pengetahuan Tradisional lainnya)

Peserta : Perorangan atau kelompok Teknis Pelaksanaan

1. Peserta

• Peserta adalah perorangan atau kelompok, dengan maksimal 3 orang per kelompok.

• Peserta adalah murid SMA/SMK.

• Peserta boleh mengirimkan maksimal 2 naskah dengan

tema berbeda.

• Peserta mengirimkan naskah sesuai persyaratan format yang diminta.

• Peserta yang terpilih masuk dalam final mempresentasikan secara lisan dengan tambahan keterangan dan referensi sesuai permintaan panitia (bila diminta).

(25)

• Peserta diarahkan dan dibina oleh Guru Pendamping/ Pelatih/Maestro

2. Materi

Naskah terdiri atas 1000 - 2000 kata. • Tulisan harus sesuai dengan tema lomba.

• Naskah harus dilengkapi dengan surat lampiran pernyataan orisinalitas naskah dengan mengikuti format yang disiapkan panitia (lihat Lampiran 2). Naskah yang tidak disertai orisinalitas dianggap gugur.

Tema tulisan adalah terkait warisan budaya yang sudah menjadi tradisi di daerah masing-masing.

Tulisan berisi deskripsi tentang tradisi dan atau sejarah di sekitar sekolah atau di tempat asal peserta, bisa berupa cerita, tari, musik, ritual, sejarah lokal, engobatan atau berbagai jenis obat tradisional, adat-istiadat, teknologi tradisional, dan pengetahuan Tradisional lainnya. Deskripsi harus disertai dengan penceritaan tentang asal-usul, pewarisan yang terjadi sehingga kita masih dapat menyaksikannya dan tentang kearifan lokal yang terkandung di dalamnya. Pendapat pribadi mengenai tradisi atau sejarah yang ditemukan sangat diharapkan.

(26)

• Orisinalitas, kreativitas, diksi yang tepat, pendalaman materi, pengungkapan dan pemakaian ejaan (PUEBI) yang sesuai standar, aktual, dan menarik.

• Dipilih 20 tulisan terbaik yang akan masuk tahap final dan enam yang akan mendapat penghargaan.

(27)

BAB IV PENGHARGAAN A. Kategori Penghargaan

Dewan Juri menetapkan 6 peserta terbaik tanpa peringkat untuk setiap kategori, yang terdiri atas:

1. Penghargaan untuk Originalitas Pengelolaan Kearifan Lokal dan ciri khas kedaerahan seperti tertera dalam deskripsi/sinopsis yang diajukan 2. Penghargaan untuk Teknik Gerak/Teknik Vokal/

Teknik Bermain Musik/ Teknik Orasi dan Teknik Penulisan Terbaik

3. Penghargaan untuk Penghayatan dan Interpretasi Terbaik

4. Penghargaan untuk Penataan/Komposisi/ Aransemen Terbaik/Gaya Penulisan

5. Penghargaan untuk Penampilan Terbaik (keserasian semua unsur, properti, kostum, dan asesoris

lainnya)/Penulisan Terindah

6. Penghargaan untuk Peserta Terfavorit

B. Bentuk Penghargaan:

Para peserta akan mendapatkan piala dan dana pembinaan.

(28)

BABVII

PENGIRIMAN MATERI

Materi dikirimkan:

a. Dalam bentuk USB/DVD ke alamat berikut:

Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK)

Gedung KWI Jalan Cikini Raya II No. 10 Menteng, Jakarta Pusat.

(Mohon memberikan kode pada amplop – materi lomba (TK/PAUD-SD , SD, SMP dan SMA) sesuai dengan kategori.

b. Atau melalui Email: pbn.mnpk@gmail.com (Jika kesulitan mengunggah file lewat email karena ukuran yang terlalu besar, bisa juga diunggah ke google drive dan linknya dikirimkan ke email panitia)

c. Pengiriman harus disertai dengan formulir pendaftaran

(29)

BAB IV JADWAL

Berikut adalah jadwal kegiatan Perayaan Budaya Nusantara:

• 17 Des. 2020 - 15 Feb. 2021 : Sosialisasi dan Pengiriman Materi

• 16- 25 Feb. 2021 : Penjurian • 26-27 Feb. 2021 : Final

(30)

BAB V PANITIA A. Panitia Pengarah

Ketua : Romo Dr. Vinsensius Darmin Mbula, OFM Anggota : Romo Chrispinus Silalahi, OFM.Cap

Romo Edigius Menori, S.Fil, M.A Elly. D. Luthan

Jabatin Bangun, M. Sn. Gilang Ramadhan

Dr. Mukhlis PaEni Dr. Murti Bunanta

Frater Dr. Monfort Mere, SE, MM, M.Pd, MH, M.A.P, BHK

Dr. Pudentia MPSS, M.Hum Romo Y.A.M Fridho Mulya, SCJ Romo Rafael H.M Tanod, Ph.D Veronica Tri Hartini, SE. MM Sulistyo Tirtokusumo, M.M Dr. M. Zaini Alif

B. Panitia Pelaksana

Ketua : Pudentia MPSS Wakil Ketua I : Roy AS Yusuf Wakil Ketua II : Theo Wargito Sekretaris 1 : Marianus Dagur Sekretaris 2 : Stella Claudia Bendahara : Juliana Chen Publikasi : Marianus Dagur

(31)

BAB VI PENUTUP

Demikian petunjuk pelaksanaan kegiatan Perayaan Budaya Nusantara ini dibuat untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya. Segala bentuk perubahan terkait petunjuk pelaksanaan ini yang bersifat susbtantif akan disampaikan pada waktunya oleh panitia.

Apa ada hal-hal lain yang belum jelas, silahkan menghubungi panitia, melalui:

Email : pbn.mnpk@gmail.com WA : 081318720579

Atas perhatian dan kerja samanya, kami sampaikan limpah terima kasih.

Ketua Panitia

(32)

LAMPIRAN

Lampiran 1: Formulir Pendaftaran

Formulir Pendaftaran Keikusertaan Perayaan Budaya Nusantara 2020

Nama : ………

Tempat dan tanggal lahir : ……… Alamat tempat tinggal : ……… Almat Sekolah : ……… Alamat Email : ………

HP : ………

Kategori : (Pilih salah satu: (1) Tari Tradisi (2) Dongeng (3) Musik Tradisi, (4) Penulisan Tradisi dan atau Sejarah Lokal)

Deskripsi Materi/Sinopsis : ……… ……….……… ……… ……….……… ……….……….. Peserta ttd (Nama Lengkap)

(33)

Lampiran 2:

Formulir Orisinalitas Karya Tulis Tentang Tradisi dan atau Sejarah Lokal

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : ………

Tempat dan tanggal lahir : ………. Alamat Tempat Tinggal : ……….. Almat Sekolah : ……… Alamat email : ……….

HP : ………

Judul Naskah : ………

Dengan ini saya menyatakan bahwa tulisan/naskah yang saya sertakan dalam Perayaan Budaya Nusantara 2020 - yang diadakan oleh Majelis Nasional Pendidikan Katolik - adalah benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan karya orang lain dan belum pernah diikutkan dalam segala bentuk kegiatan serupa serta belum pernah dimuat di manapun.

Apabila di kemudian hari ternyata tulisan/naskah saya tidak sesuai dengan pernyataan ini, maka secara

(34)

otomatis tulisan/naskah saya dianggap gugur. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

...2020 Yang Menyatakan

Meterai Rp. 6..000

(35)

Lampiran 3: Biaya Pendaftaran

Berikut adalah rincian biaya pendaftaran per kategori

No Kategori Peserta Kategori Biaya

(Rp) 1 Tari Kreasi/Garapan

Berdasarkaan Tradisi atau Permainan Rakyat Setempat

TK/PAUD -

SD Kelas III Kelompok 500.000

2 Dongeng SD Kelas III -

SD Perorangan 200.000

3 Musik Tradisi SMP Kelompok 500.000

4 Penulisan Sejarah dan Tradisi Lokal yang ada di lingkungan dan atau sekolah pesert

Referensi

Dokumen terkait

Possible Causes & Solutions of Traffic Jam and Their Impact on the Economy of Dhaka City:..  Dhaka, capital of Bangladesh, is the

Kawasan Mesjid Raya dan Kawasan Istana Maimoon selain sebagai salah satu Kawasan bersejarah di Kota Medan menjadi salah satu segmen penting dalam perkembangan Kota Medan,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self leadership dan self efficacy terhadap keberhasilan usaha (pada wirausaha muda yang menggunakan social

Kesamaan variabel yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang sekarang yaitu sama-sama menggunakan ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, dan

Fokus pekerjaan yang dilakukan adalah membuat aplikasi untuk menerima data dan merepresentasikan data dalam bentuk grafik dari seluruh sensor node pada jaringan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat dinamika hubungan antara nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika, tingkat suku bunga acuan atau BI Rate dan harga saham yang diproksikan

Atas kehendak dari-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Berhuruf Jawa dengan Menerapkan Angka Jawa

Dengan melihat jumlah persentase dari kondisi rumah penderita ISPA yang di lihat dari tipe rumah, luas ventilasi, kamarisasi dan kepadatan hunian dalam