• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar IPA Standar Kompetensi Dasar Getaran dan Gelombang Serta Parameter-Parameternya Melalui Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar IPA Standar Kompetensi Dasar Getaran dan Gelombang Serta Parameter-Parameternya Melalui Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

10.24176/jpp.v2i2.4510 http://jurnal.umk.ac.id/index.php/JKP prakarsa@umk.ac.id

Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar IPA Standar

Kompetensi Dasar Getaran dan Gelombang Serta

Parameter-Parameternya Melalui Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa

Endang Suhartatik1 SMP Negeri 5 Ungaran1

e-mail: endang.suhartatik.djun@gmail.com1

Info Artikel

Abstract

Sejarah Artikel Diterima: 29 Agustus 2019 Revisi: 19 Oktober 2019 Disetujui: 15 Nopember 2019 Dipublikasikan: 30 Desember 2019

Tujuan penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA SKD getaran dan gelombang serta parameter-parameternya melalui pembelajaran kooperatif pada siswa kelas VIII A Semester II, SMP Negeri 5 Ungaran tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun pelajaran 2017/2018 dan mengambil tempat di kelas VIII A SMP Negeri 5 Ungaran, Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang dengan subyek seluruh siswa kelas VIII A tersebut yaitu 32 siswa. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas, dengan tindakan sebanyak dua kali dalam dua siklus teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi, observasi dan test. Alat pengumpuklan data berupa dokumen daftar nilai, lembar observasi dan butir soal. Validasi menggunakan triangulasi sumber atau kolaborasi dan kisi-kisi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif komparatif yang dilanjutkan refleksi. Hasil penelitian setelah dilakukan dua kali tindakan dalam dua siklus menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas yang diperoleh dari kondisi awal sebelum dilaksanakan penelitian sebesar 63,8 meningkat pada siklus I nilai rata-rata ulangan harian menjadi 64,8 dan hasil ulangan harian pada siklus II nilai rata-rata menjadi 71,4

Artikel ini dapat diakses secara terbuka dibawah lisensi CC-BY-SA

Keyword Hasil Belajar IPA

Dasar Getaran dan Gelombang Pembelajaran Kooperatif

Pendahuluan

Penelitian tindakan kelas yang obyek siswa kelas VIII A SMP Negeri 5 Ungaran ini adalah merupakan kumpulan siswa di berbagai karakter dan berbagai latar belakang karena SMP Negeri 5 Ungaran adalah sekolah pinggiran, jadi kemampuan akademik siswanya menengah kebawah. Kemampuan akademik yang pas-pasan inilah pada pembelajaran, siswa sangat pasif apalagi buku pegangan hanya LKS yang bukan merupakan buku literature standar.

Selain keadaan siswa yang pasif dengan kemampuan akademis menengah ke bawah, peran guru yang belum memberikan pelayanan terhadap siswa juga kurang maksimal. Oleh karena hasil belajar dari 32 siswa yang tuntas hanya 13 siswa, maka guru juga peneliti mencoba mengajar dengan menerapkan pembelajaran kooperatif. Diharapkan dengan pembelajaran kooperatif siswa dapat aktif dalam pembelajaran dan akhirnya berdampak pada hasil belajar, sehingga pembelajaran kooperatif ini bias mengantarkan siswa kelas VIII A SMP Negeri 5 Ungaran Semester II tahun pelajaran 2017/2018 mencapai KKM yang sudah ditentukan yaitu 70 dan ketuntasan klasikal tercapai.

Kondisi awal sebelum dilakukan penelitian, peneliti bila mengajar dikelas VIIIA belum menerapkan pembelajaran kooperatif, karena belum memanfaatkan pembelajaran kooperatif maka aktifitas belajar dan hasil belajar IPA standart kompetensi getaran dan gelombang masih rendah,

(2)

Endang Suhartatik (Meningkatkan Hasil Belajar……)

hal ini bisa dibuktikan dengan adanya ulangan harian rata-rata 63,8 dibawah KKM (70) supaya aktifitas belajar dan hasil belajar IPA meningkat khususnya pada kompetensi dasar 6 tentang getaran dan gelombang maka peneliti melakukan tindakan. Tindakan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif pada pembelajaran IPA. Cara memanfaatkan model pembelajaran kooperatif pada penelitian ini peneliti menentukan dua tindakan dalam dua siklus.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan pada semester 2 tahun pelajaran 2017/2018. Tempat penelitian ini mengambil tempat dimana peneliti bertugas yaitu di kelas VIII A SMP Negeri 5 Ungaran, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII A SMP Negeri 5 Ungaran sebanyak 32 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi untuk data kondisi awal, teknik observasi untuk data proses pembelajaran dan teknik tes untuk data hasil belajar. Alat pengumpulan data berupa dokumen catatan personal siswa dan dokumen daftar nilai untuk data kondisi awal, sedangkan data proses pembelajaran pada siklus pertama maupun siklus kedua dengan lembar observasi, dan data hasil belajar dengan butir soal.

Rancangan kegiatan dilakukan dalam 2 siklus. Siklus I; dilakukan dengan memanfaatkan penerapan pembelajaran kooperatif dengan kelompok besar ( + 8 anak dalam 1 kelompok ). Menurut teori tindakan pada siklus 1 dengan menggunakan kelompok besar seharusnya sudah meningkat tetapi kenyataanya belum. Pada Siklus II; dilakukan dengan cara memanfaatkan

pembelajaran kooperatif tetapi dengan kelompok kecl ( + 4 anak dalam 1 kelompok) berdasarkan teori dengan menggunakan kelompok kecil ini akan mengalami peningkatan hasil

belajar pada siklus ke 2 kondisi akhir diduga melalui pemanfaatan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar IPA Kompetensi dasar getaran dan gelombang serta parameter-parameternya bagi siswa kelas 8 A SMPN 5 Ungaran semester II tahun pelajaran 2017-2018, dapat disimpulkan.

Data yang valid perlu divalidasi untuk data proses pembelajaran agar diperoleh data yang valid di validasi dengan triangulasi sumber dengan cara melibatkan teman sejawat untuk mengamati proses pembelajaran yang dikenal dengan kolaborasi. Data hasil belajar agar valid maka sebelum dibuat soal terlebih dahulu disusun kisi-kisi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif komparatif yang dilanjutkan refleksi. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan sebanyak dua kali dalam dua siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi, observasi dan tes. Alat pengumpulan data berupa dokumen daftar nilai, lembar observasi dan butir soal. Validasi menggunakan triangulasi sumber atau kolaborasi dan kisi-kisi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif komparatif yang dilanjutkan refleksi berdasarkan hasil dari deskriptif komparatif.

Hasil dan Pembahasan

Setelah dilakukan perlakukan dengan pembelajaran kooperatif, peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA pada materi daras getaran dan gelombang dapat dilihat pada grafik 1.

(3)

Endang Suhartatik (Meningkatkan Hasil Belajar……)

Grafik 1. Peningkatan Hasil Belajar SIswa materi Dasar Getaran dan Gelombang

Untuk meningkatkan proses pembelajaran, peneliti berupaya dengan beberapa tahapan. Dimulai dari kondisi awal hasil belajar khususnya IPA cukup rendah. Peneliti memperbaiki pada pembelajaran siklus I dengan menggunakan metode pemberian tugas yang mana hasilnya ada peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal yaitu rata-rata kelas 63,8 pada siklus I naik menjadi 64,8. Berarti ada peningkatan 1,00, kemudian diulang lagi pada siklus II dengan hasil rata-rata kelas mendapat 71,4 ada peningkatan lagi sebesar 6,6.

Model pembelajaran dikembangkan dari adanya perbedaan karakteristik siswa yang bervariasi. Karena siswa memiliki berbagai karakteristik kepribadian, kebiasaan-kebiasaan, cara belajar yang bervariasi antara individu satu dengan yang lain, maka model pembelajaran tidak terpaku hanya pada model tertentu. Menurut Agus Suprijono (2009: 46) model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merancang dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar (Udin Saripudin Winataputra,1997:78). Model pembelajaran menurut Soekamto dalam Trianto (2009:22) adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan pola atau prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan pembelajaran yang berfungsi sebagai pedoman bagi para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.

Para siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi yang telah ditentukan. Selain itu pembelajaran kooperatif untuk mempersiapkan siswa agar memiliki orientasi untuk bekerja dalam tim. Siswa tidak hanya mempelajari materi ,tetapi harus mempelajari keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Pembelajaran kooperatif

Nilai terendah Nilai tertinggi Nila rerata Rentang nilai

Awal 40 90 63,8 50 Siklus I 26 96 64,8 70 Siklus II 40 100 71,4 65 0 20 40 60 80 100 120 N ila i

(4)

Endang Suhartatik (Meningkatkan Hasil Belajar……)

merupakan model pembelajaran dimana sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang ditingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi yang dipelajari, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompokmenguasai bahan pelajaran tersebut.

Menurut Hamid Hasan dalam Etin Soliatin, (2007:4) kooperatif mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif, siswa secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya. Jadi, belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian tersebut, pernyataan Slavin dalam Anita Lie (2008:8) mengatakan bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang berarti siswa belajar danbekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yanganggotanya terdiri dari dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen, model pembelajaran kooperatif biasa disebut dengan model pembelajaran gotong royong, yang mendasari model pembelajaran gotong royong dalam pendidikan adalah fasafah.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa berupa pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut melalui belajar secara kelompok, peserta didik memperoleh kesempatan untuk saling berinteraksi dengan teman-temannya. Dari uraian di atas model pembelajaran berkelompok sangatsesuai untuk pembelajaran praktik. Ada tiga pilihan model pembelajaran, yaitu kompetisi, individual, dan cooperative learning (Anita Lie, 2008:23).

Simpulan

Layanan bimbingan kelompok teknik behavior contract dapat mereduksi penggunaan handphone saat pembelajaran pada peserta didik kelas X TKKR 1 SMK PGRI 1 Mejobo Kudus. Hal ini terbukti setelah diberi layanan bimbingan kelompok dengan teknik behavior contract siklus I diperoleh skor penilaian terhadap peneliti sebesar 64,3 dengan kategori cukup, dan siklus II diperoleh skor penilaian terhadap peneliti sebesar 80,3 dengan kategori baik. Jadi, kegiatan layanan bimbingan kelompok teknik behavior contract yang dilakukan peneliti meningkat sebanyak 16 skor dari siklus I ke siklus II. Penggunaan handphone saat pembelajaran peserta didik dapat direduksi setelah diberi layanan bimbingan kelompok teknik behavior contract pada peserta didik kelas X TKKR 1 SMK PGRI 1 mejobo Kudus. Hal ini terbukti dari hasil pra siklus memperoleh skor rata-rata 12 dengan kategori sering (SR), sedangkan hasil siklus I memperoleh skor rata-rata-rata-rata 13 dengan kategori kadang-kadang, pada siklus II memperoleh skor rata-rata 17 dengan kategori tidak pernah (TP). Sehingga mengalami peningkatan 5 skor dari pra siklus ke siklus II.

Daftar Pustaka

Hidayah, Ari Irnawati. 2008. Efektivitas Metode Pembelajaran Kooperatif Group Investigation Dalam Mata

Pelajaran Geografi Pada Kompetensi Dasar Kemampuan Menerapkan Sig Dalam Kajian Geografi Di SMA Muhammadiyah 2 Gemolong Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi. Universitas Sebelas Maret

(5)

Endang Suhartatik (Meningkatkan Hasil Belajar……)

Lestari, Vika Dian. 2012. Peningkatan Kompetensi Membuat Macam-macam Pola Rok Dengan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di SMK N 6 Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri

Yogyakarta.

Maghfiroh, Besty. 2012. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Tutor Sebaya Terhadap Minat

Dan Hasil Belajar Matematika Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Darul Huda Ngaglik Bandulan Sleman Yogyakarta. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung:Rosdakarya.

Pranata, Angga. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar IPA

Siswa Pada Konsep Cahaya (Quasi Eksperimen di SDN Cirendeu III, Tangerang Selatan). Skripsi.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Rini, Sulistyo Dewi Wahyu. 2010. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe JigsawUntuk

Meningkatkan Hasil Belajar (Pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I Mahasiswa D 3 Kebidanan Stikes Bhakti Mulia Pare Kediri). Tesis. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Suwardi, Pipit. 2015. Pengelolaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Students Teams-Achievements

Divisions) Pada Kelas VI SD Negeri 01 Tanjungsari Kabupaten Pemalang. Tesis. Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Wardoyo, Sigit Mangun. 2007. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk

Meningkatkan Keterampilan Membaca Aksara Jawa Pada Pelajaran Bahasa Jawa Penelitian Tindakan Kelas Di SMP Negeri 2 Kejobong. Tesis. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Gambar

Grafik 1. Peningkatan Hasil Belajar SIswa materi Dasar Getaran dan Gelombang  Untuk  meningkatkan  proses  pembelajaran,  peneliti  berupaya  dengan  beberapa  tahapan

Referensi

Dokumen terkait

Institut Keuangan Perbankan dan Informatika Asia Perbanas Jalan Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta – 12940,

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT 2014. Buku Tuturus Guru SD/MI

Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDA AAN DIREKTORAT JENDERAL:. GURU DAN

2535 ของ กระทรวงคมนาคม IMPLEMENTATION EVALUATION OF THE ENHANCEMENT AND CONSERVATION OF THE NATIONAL ENVIRONMENTAL QUALITY ACT B.E.2535 : A CASE STUDY OF MINISTRY OF TRANSPORT

Untuk kombinasi OHO dan insulin, yang banyak dipergunakan adalah kombinasi OHO dan insulin basal (insulin kerja menengah atau insulin kerja panjang) yang diberikan

Sementara dalam penelitian dari Siti Isnaniah novel yang dikaji berupa novel karya Habiburahman El-Shirazy, dalam penelitian ini akan menganalisis nilai pendidikan yang

mas roni seneng dolanan layangan mbakyuku jenenge weni.. mbak weni kuliyah

Hal ini mengindikasikan kontribusi dari personal adjustment dan dukungan keluarga sebesar 52,5% sedangkan sisanya 47,5% menyangkut sumbangan dari variabel atau