• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mela Novita Rizki. Institut Teknologi Dan Bisnis Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mela Novita Rizki. Institut Teknologi Dan Bisnis Sumatera Utara"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional Dan

Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun

2013-2015

Mela Novita Rizki

Institut Teknologi Dan Bisnis Sumatera Utara Melanovitarizky@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh secara parsial dan simultan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan profitabilitas terhadap kebijakan hutang pada Perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi yang dipergunakan pada penelitian ini sebanyak 35 (tiga puluh lima) perusahaan dengan sampel penelitian sebanyak 12 (dua belas) perusahaan yang diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang dengan nilai thitung > ttabel (2,685 > 2,0345) dan nilai probabilitas signifikansi pada uji ini < α = 0,05 (0,011 < 0,05). Kemudian, kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan hutang dengan nilai thitung < ttabel (1,786 < 2,0345) dan nilai probabilitas signifikansi pada uji ini > α = 0,05 (0,084 > 0,05), dan profitabilitas dengan proksi return on assets (ROA) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013 - 2015 dengan nilai thitung > ttabel (4,218 > 2,0345) dan nilai probabilitas signifikansi pada uji ini < α = 0,05 (0,000 < 0,05). Hasil secara simultan menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013 - 2015, dengan nilai Fhitung > Ftabel (18,284 > 2,89) serta nilai probabilitas signifikansinya < α = 0,05 (0,000 < 0,05).

Kata Kunci: Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Profitabilitas dan Kebijakan Hutang

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of partially and simultaneously managerial ownership, institutional ownership and profitability on debt policy on Consumer Goods Companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The population used in this study were 35 (thirty-five) companies with a research sample of 12 (twelve) companies obtained using the purposive sampling method. The results of this study indicate that partially managerial ownership has a positive and significant effect on debt policy with tcount> ttable (2.685> 2.0345) and the probability value of significance in this test <α = 0.05 (0.011 <0.05). Then, institutional ownership has a negative and not significant effect on debt policy with tcount <ttable (1.786 <2.0345) and the probability value of significance in this test> α = 0.05 (0.084> 0.05), and profitability with a proxy return on assets (ROA) has a negative and significant effect on debt policy on consumer goods companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2013-2015 with tcount> ttable (4.218> 2.0345) and the probability value of significance in this test <α = 0 .05 (0,000 <0.05). Simultaneous results show that managerial ownership, institutional ownership and profitability have a significant effect on debt policy on consumer goods companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period of 2013-2015, with a value of Fcount> Ftable (18.284> 2.89) and a probability value of significance < α = 0.05 (0,000 <0.05).

(2)

PENDAHULUAN

Setiap perusahaan memiliki orientasi tujuan untuk dapat meningkatkan nilai perusahaannya. Pencapaian nilai perusahaan yang tinggi dimaksudkan guna memaksimumkan tingkat kemakmuran pemegang saham (Sartono, 2010:21). Untuk tujuan ini, pemilik sering kali memiliki keterbatasan dalam pengelolaan perusahaan. Hal tersebut memicu pemilik untuk menyerahkan tanggung jawab atas pengelolaan perusahaan kepada pihak kedua yang disebut manager. Bertindak atas nama pemilik menyebabkan manajer asering tergoda untuk meningkatkan kesejahteraannya sendiri. Hal inilah yang dapat menimbulkan konflik kepentingan (agency conflict). Selain perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan manajer, agency conflict dapat terjadi karena timbul informasi tidak simetri antara pemegang saham dan manajer. Munculnya informasi tidak simetri dan konflik kepentingan yang dipertimbangkan sebagai sumber yang sangat penting bagi ketidakefisienan dalam proses pembuatan keputusan (Sartono, 2010:11).

Agency conflict dapat diminimalkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang mensejajarkan kepentingan pihak-pihak terkait. Adanya mekanisme pengawasan menyebabkan munculnya biaya yang disebut agency cost (Brigham dan Houston, 2012:26). Untuk mengurangi agency cost dapat dilakukan dengan cara, pertama; meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen (Jensen dan Meckling, 1976:305). Proporsi kepemilikan saham yang dikontrol oleh manajer dapat mempengaruhi kebijakan-kebijakan perusahaan. Kedua; meningkatkan dividend payout ratio (Crutchley dan Hansen, 1989:33). Dividen membuat pemegang saham mempunyai kepastian pendapatan dan mengurangi agency cost of equity karena tindakan perquisites. Perquisites adalah tindakan manajemen yang memunculkan aliran kas keluar dalam rangka untuk tujuan bukan kepentingan perusahaan (Claessens, et.al., 2000:82). Ketiga; meningkatkan pendanaan dengan hutang. Peningkatan hutang akan menurunkan besarnya konflik antara pemegang saham dengan manajemen. Hal ini dikarenakan hutang akan menurunkan excess cash flow yang ada dalam perusahaan, sehingga akan menurunkan kemungkinan pemborosan yang dilakukan oleh manajemen. Keempat, Institusional investor sebagai pihak yang memonitor agen (Moh’d, et. al, 1998:99). Hal ini disebabkan karena kepemilikan mewakili sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen. Jadi, dengan adanya institusional investor seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi lain akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen. Semakin besar persentase saham yang dimiliki oleh kepemilikan institusional akan menyebabkan monitoring menjadi semakin efektif,melalui pengendalian perilaku opportunistic para manajer. Dengan tingkat kepemilikan yang tinggi akan mengurangi agency cost pada perusahaan serta penggunaan hutang oleh manajemen. Adanya kontrol ini akan menyebabkan manajemen menggunakan hutang pada tingkat yang rendah untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya financial distress dan financial risk (Moh’d, et. al. 1998:99).

Penelitian ini menggunakan perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian mulai dari tahun 2013-2015. Alasan peneliti memilih perusahaan ini karena perusahaan Consumer Goods merupakan salah satu alternatif investasi yang diminati investor. Perusahaan Consumer Goods merupakan perusahaan industri manufaktur dimana produknya sangat dibutuhkan masyarakat, sehingga prospeknya menguntungkan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang, selain itu saham perusahaan tersebut merupakan saham- saham yang paling tahan krisis ekonomi dibanding sektor lain karena dalam kondisi krisis atau tidak sebagian besar produk Consumer Goods tetap dibutuhkan. Berikut ini merupakan data hutang, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan profitabilitas :

(3)

Tabel 1

DER, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial dan ROA

Perusahaan

Consumer Goods

Yang Terdaftar

Pada BEI pada Tahun 2013-2015

No Kode Uraian Tahun

2013 2014 2015 1 STTP DER 1.12 1.08 0.90 Kepemilikan Manajerial 3.13 3.17 3.17 Kepemilikan Institusional 56.76 56.76 56.76 ROA 7.78 7.26 9.67 DER 0.86 0.78 0.58 Kepemilikan Manajerial 23.08 23.08 23.08 2 PYFA Kepemilikan Institusional 53.85 53.85 53.85 ROA 3.54 1.73 2.58 DER 0.73 0.76 0.67 Kepemilikan Manajerial 0.92 1,72 3,11 3 GGRM Kepemilikan Institusional 75.55 75.55 75.55 ROA 8.65 9.14 10.17 DER 0.65 0.67 0.91 Kepemilikan Manajerial 1,652 1,652 1,392 4 PSDN Kepemilikan Institusional 72,092 72,092 72,352 ROA 3.12 -4.86 -6.95

Berdasarkan Tabel 1.1 di atas, dapat dikemukkakan beberapa hal sehubungan dengan debt to equity ratio (DER), kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan return on assets (ROA) pada perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di BEI pada tahun 2013 - 2015 sebagai berikut:

Debt equity ratio (DER) pada 4 (empat) perusahaan tersebut, memiliki nilai yang bervariasi antara satu dengan yang lainnya. Dimana tren angka debt to equity ratio (DER) masing-masing perusahaan sangat fluktuatif. Artinya, ada perusahaan yang menyajikan angka debt to equity ratio (DER) dengan tren menurun dan ada juga yang sebaliknya bahkan ada juga yang cenderung tetap.

Demikian halnya pada kepemilikan manajerial di 4 (empat) perusahaan tersebut. Dimana angka kepemilikan manajerial pada masing-masing juga bervariasi.

Namun, kecenderungan yang ada lebih fokus pada nilai yang tetap dan juga tren kenaikan. Angka kepemilikan manajerial yang dimiliki perusahaan ini di indikasi berdampak pada kebijakan hutang perusahaan yang di ukur melalui debt to equity ratio (DER).

Dalam hal kepemilikan institusional pada 4 (empat) perusahaan tersebut juga menampilkan angka yang relatif sama dengan angka pada kepemilikan manajerial perusahaan. Dimana, kecenderungan angka yang ada lebih fokus pada nilai yang tetap dan juga tren kenaikan. Demikian halnya dengan angka pada kepemilikan institusional yang juga diindikasi berdampak pada kebijakan hutang perusahaan yang di ukur melalui debt to equity ratio (DER).

Hal yang relatif sama juga didapat dari informasi return on assets (ROA) pada 4 (empat) perusahaan tersebut. Dimana, kecenderungan angka yang ada juga menampilkan nilai yang mengalami tren penurunan ataupun berubah-ubah (fluktuatif). Angka return on assets (ROA) yang dimiliki perusahaan ini di indikasi juga berdampak pada kebijakan hutang perusahaan yang di ukur melalui debt to equity ratio (DER). Dalam hal ini, keberadaan informasi return on assets (ROA), memberi indikasi terjadinya tren fluktuatif pada kebijakan hutang perusahaan tersebut.

Penelitian dalam kaitan dengan pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan profitabilitas terhadap kebijakan hutang telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Diantaranya yang dilakukan oleh Tjeleni (2013), dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

(4)

METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian

Penelitian berlokasi di CV. Megah Sablon Jalan Logam No. 17 C Medan.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini ialah pelanggan CV. Megah Sablon Medan.

Sampel pada penelitian ini adalah pelanggan pada CV. Megah Sablon sebanyak 94 pelanggan.

Variabel dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini terdiri atas : a) Variabel Bebas (X1) yaitu people

b) Variabel Bebas (X2) yaitu proses

c) Variabel Terikat (Y) yaitu loyalitas pelanggan

Defenisi Operasional

People dalam jasa adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam menjalankan segala aktivitas perusahaan dan merupakan faktor yang memegang peranan penting bagi semua organisasi.

Indicator terdiri dari : 1. Karyawan (Employee ) 2. Budaya ( Culture )

3. Pelayanan Pelanggan ( Customer Service )

Process adalah cara proses dalam operasi jasa tersebut. Proses Merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri atas prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas, dan hal-hal rutin, di mana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen.

Indicator terdiri dari: 1. Kebijakan 2. Prosedur 3. Mekanisasi

4. Keterlibatan karyawan dengan pelanggan

Loyalitas pelanggan adalah pelanggan membeli berulang kali secara teratur atau membeli produk dengan merek yang sama.

Indicator terdiri dari :

1. Melakukan pembelian ulang secara teratur 2. Membeli antar lini produk atau jasa

3. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing 4. Mereferensikan kepada orang lain

Teknik Analisis Data

Analisi Regresi Linear berganda

Model análisis data yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah model análisis Regresi berganda. Peneliti menggunakan Regresi linear berganda karena model ini berguna untuk mencari pengaruh antara dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat yang ada. Model persamaan regresi berganda adalah :

Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + e Keterangan: Y = Kebijakan Hutang a = Konstanta X1 = Kepemilikan Manajerial X2 = Kepemilikan Institusional X3 = Profitabilitas (return on assets/ROA)

b1-b3= Koefisien regresi masing-masing variabel bebas (X1, X2, dan X3) e = Kesalahan (error)

(5)

Hasil Penelitian Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur proporsi atau presntasi

sumbangan variabel bebas yang dteliti yaitu Kepemilikan Manajerial (X1), Kepemilikan Institusional (X2)

dan Profitabilitas (return on assets/ROA) (X3) terhadap Kebijakan Hutang (Y). Koefisien determinasi

berkisar antara 0 sampai dengan 1. Hal ini apabila R2 = 0 menunjukan ketidakmampuan variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen. Bila R2 mendekati 1 menunjukan kemampuan variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen.

Uji Hipotesis

Untuk mengetahui signifikansi dari hipotesa dala penelitian ini maka perlu dilakukan beberapa uji sebagai berikut :

1. Uji F

Uji F statistik menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

Jika nilai Fhitung lebih besar daripada Ftabel, maka hipotesisditerima artinya bahwa semua variabel

independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 (α = 5%).

Kriteria uji signifikansi simultan (Uji F) adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikasi F > 0,05 atau Fhitung < Ftabel, maka hipotesis ditolak. Ini berarti bahwa secara

bersama-sama seluruh variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai signifikansi F ≤ 0,05 atau Fhitung > Ftabel, maka hipotesis diterima. Ini berarti bahwa secara

bersama-sama seluruh variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2. Uji t

Uji t statistik menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen, jika nilai t statistik hitung lebih tinggi dibandingkan ttabel, maka hipotesis diterima. Hal ini menyatakan bahwa suatu variabel independen secara

individual mempengaruhi variabel dependen.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 (α = 5%). Kriteria uji signifikansi individual (Uji t) adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikansi t > 0,05 maka hipotesis ditolak. Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai signifikansi t ≤ 0,05 maka maka hipotesis diterima. Ini berarti bahwa secara parsial seluruh variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Metode Persamaan Regresi Berganda

Persamaan regresi berganda secara umum adalah:

Y = 1,121 + 20,207 X1 - 0,470 X2 - 1,712 X3

Kepemilikan manajerial (X1) sebagai variabel independen memiliki koefisien bertanda positif sebesar 20,207 yang berarti bahwa kepemilikan manajerial (X1) memiliki hubungan positif terhadap kebijakan hutang (DER/Y) pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 - 2015. Hal ini juga bermakna bahwa bila nilai koefisien regresi variabel lainnya tetap (tidak berubah), maka perubahan kepemilikan manajerial (X1) sebesar 1 (satu) satuan akan meningkatkan kebijakan hutang yang diproksi dengan debt to equity ratio dividen (DER/Y) sebesar 20,207 satuan.

Kepemilikan institusional (X2) sebagai variabel independen memiliki koefisien bertanda negatif sebesar 0,470 yang berarti bahwa kepemilikan institusional (X2) memiliki hubungan negatif terhadap kebijakan hutang (DER/Y) pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 - 2015. Hal ini juga bermakna bahwa bila nilai koefisien regresi variabel lainnya tetap (tidak berubah), maka perubahan kepemilikan institusional (X2).

(6)

Tabel 2

Hasil Uji Koefisien Determinasi (adjusted R square)

Model Summaryb Mode l R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,79 5a ,6 3 2 ,597 ,21489

a. Predictors: (Constant), ROA, KM, KI b. Dependent Variable: DER

Sumber: data diolah, 2016

Hasil perhitungan diketahui bahwa nilai adjusted R square pada model regresi yang dipergunakan pada penelitian ini sebesar 0,597. Hal ini menunjukkan bahwa dari variabel-variabel bebas yang terdiri dari kepemilikan manajerial (X1), kepemilikan institusional (X2) dan profitabilitas yang diproksi dengan return on assets (ROA/X3), memberikan kemampuan dalam menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen kebijakan hutang yang diproksi dengan debt to equity ratio dividen (DER/Y) sebesar 59,70 %, sedangkan sisanya 40,30 % merupakan pengaruh dari variabel-variabel bebas lainnya yang tidak menjadi bagian dalam penelitian ini.

Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan Menggunakan Uji F

Hasil uji signifikansi simultan dapat dilihat tabel berikut : Tabel 3

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F Statistik)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 2,533 3 ,844 18,284 ,000b

Residual 1,478 32 ,046 Total 4,011 35

a. Dependent Variable: DER b. Predictors: (Constant), ROA, KM, KI

Sumber: data diolah, 2016

Berdasarkan Tabel 3 diatas, diketahui nilai Fhitung sebesar 18,284 sedangkan nilai probabilitas signifikansinya sebesar 0,000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai Fhitung > Ftabel (18,284 > 2,89) dan juga nilai probabilitas signifikansinya < α = 0,05 (0,000 < 0,05). Hal ini memberikan makna bahwa variabel bebas yang terdiri dari kepemilikan manajerial (X1), kepemilikan institusional (X2) dan profitabilitas yang diproksi dengan return on assets (ROA/X3) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen kebijakan hutang yang diproksi dengan debt to equity ratio dividen (DER/Y) pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 - 2015.

2. Pengujian Hipotesis secara Parsial Menggunakan Uji t a. Pengaruh X1 terhadap Y

Nilai thitung dari variabel independen kepemilikan manajerial (X1) sebesar 2,685 yang bertanda positif yang artinya keputusan hipotesis berada di sisi kanan dari kurva keputusan hipotesis dan juga memiliki nilai probabilitas signikansi sebesar 0,011. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kepemilikan manajerial (X1) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang (DER/Y), dimana nilai thitung > ttabel (2,685 > 2,0345) dan juga nilai probabilitas signifikansinya < α = 0,05 (0,011 < 0,05).

b. Pengaruh X2 terhadap Y

Nilai thitung dari variabel independen kepemilikan institusional (X2) sebesar 1,786 yang bertanda negatif yang artinya keputusan hipotesis berada di sisi kiri dari kurva keputusan hipotesis dan juga memiliki nilai probabilitas signikansi sebesar 0,084. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kepemilikan manajerial (X1) secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan hutang (DER/Y), dimana nilai thitung < ttabel (1,786 < 2,0345) dan juga nilai probabilitas signifikansinya > α = 0,05 (0,084 > 0,05).

c. Pengaruh X3 terhadap Y

(7)

secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang (DER/Y), dimana nilai thitung > ttabel (4,218 > 2,0345) dan juga nilai probabilitas signifikansinya < α = 0,05 (0,000 < 0,05).

Pembahasan Hasil Penelitian

Hipotesis pertama (H1) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Hasil uji signifikansi parsial yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang, dimana nilai thitung > ttabel (2,685 > 2,0345) dan juga nilai probabilitas signifikansinya < α = 0,05 (0,011 < 0,05). Artinya hipotesis pertama (H1) dalam penelitian ini dapat diterima.

Secara deskriptif juga memperlihatkan bahwa kepemilikan manajerial sebagai unsur penerapan tata kelola perusahaan baik pada perusahaan consumer goods yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 - 2015 memiliki nilai yang bervariasi diantara sesama perusahaan dalam kategori tersebut. Demikian halnya juga pada kebijakan hutang perusahaan yang juga menunjukkan nilai yang bervariasi pada tiap perusahaannya dikurun waktu tersebut.

Hasil pada penelitian ini sejalan dengan hasil yang diperoleh Tjeleni (2013) dan Ginting (2012), yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil yang didapat oleh Murtiningtyas (2012), Wahyu (2011) dan Larasati (2011) yang menyatakan hal sebaliknya.

Hasil ini juga sejalan dengan logika teori keagenan yang dalam hal ini dapat dikatakan bahwa semakin besar porsi kepemilikan manajerial pada suatu perusahaan mengakibatkan semakin besarnya kontrol dari pihak manajemen perusahaan dalam kebijakan hutangnya. Sehingga, hal tersebut dapat memberikan pengendalian yang baik pada kebijakan hutang perusahaan, khususnya yang memiliki potensi risiko.

Hipotesis kedua (H2) menyatakan bahwa kepemilikan institusional secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Hasil uji signifikansi parsial yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kepemilikan institusional secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kebijakan hutang, dimana nilai thitung < ttabel (1,786 < 2,0345) dan juga nilai probabilitas signifikansinya > α = 0,05 (0,084 > 0,05). Artinya hipotesis kedua (H2) dalam penelitian ini dapat ditolak.

Secara deskriptif juga memperlihatkan bahwa kepemilikan institusional sebagai unsur penerapan tata kelola perusahaan baik pada perusahaan consumer goods yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 - 2015 memiliki nilai yang bervariasi diantara sesama perusahaan dalam kategori tersebut. Demikian halnya juga pada kebijakan hutang perusahaan yang juga menunjukkan nilai yang bervariasi pada tiap perusahaannya dikurun waktu tersebut.

Hasil pada penelitian ini sejalan dengan hasil yang diperoleh Larasati (2011) dan Ginting (2012), yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil yang didapat oleh Murtiningtyas (2012), Tjeleni (2013) dan Wahyu (2011) dan yang menyatakan hal sebaliknya.

Hasil ini juga sejalan dengan logika teori keagenan yang dalam hal ini dapat dikatakan bahwa semakin besar porsi kepemilikan institusional pada suatu perusahaan mengakibatkan semakin besarnya kontrol dari pihak institusional perusahaan dalam kebijakan hutangnya. Sehingga, hal tersebut juga dapat memberikan pengendalian yang baik pada kebijakan hutang perusahaan, terkhusus pada potensi risiko hutang yang tinggi.

Hipotesis ketiga (H3) menyatakan bahwa profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Hasil uji signifikansi parsial yang telah dilakukan menunjukkan bahwa profitabilitas secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang, dimana nilai thitung > ttabel (4,218 > 2,0345) dan juga nilai probabilitas signifikansinya < α = 0,05 (0,000 < 0,05). Artinya hipotesis ketiga (H3) dalam penelitian ini dapat diterima.

Secara deskriptif juga memperlihatkan bahwa profitabilitas yang diproksi dengan return on assets sebagai unsur yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui pengelolaan asetnya, pada perusahaan consumer goods yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 - 2015 memiliki nilai yang bervariasi diantara sesama perusahaan dalam kategori tersebut. Demikian halnya juga pada kebijakan hutang perusahaan yang juga menunjukkan nilai yang bervariasi pada tiap perusahaannya dikurun waktu tersebut.

Hasil pada penelitian ini sejalan dengan hasil yang diperoleh Larasati (2011) dan Ginting (2012), yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil yang didapat oleh Murtiningtyas (2012), Tjeleni (2013) dan Wahyu (2011) dan yang menyatakan hal sebaliknya.

(8)

Hasil ini juga sejalan dengan logika teori keagenan yang dalam hal ini dapat dikatakan bahwa semakin besar porsi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui pengelolaan asetnya mengakibatkan semakin baiknya kesempatan bagi pihak perusahaan dalam mengatur kebijakan hutangnya. Sehingga, hal tersebut juga dapat memberikan pengendalian yang baik pada kebijakan hutang perusahaan.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan dalam kaitan dengan pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan profitabilitas terhadap kebijakan hutang pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013 - 2015, maka dapat disimpulkan hal sebagai berikut:

1. Kepemilikan manajerial secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013 - 2015. Hal ini berdasarkan hasil uji parsial yang menunjukkan nilai thitung > ttabel (2,685 > 2,0345) dan nilai probabilitas signifikansi pada uji ini < α = 0,05 (0,011 < 0,05).

2. Kepemilikan institusional secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013 - 2015. Hal ini berdasarkan hasil uji parsial yang menunjukkan nilai thitung < ttabel (1,786 < 2,0345) dan nilai probabilitas signifikansi pada uji ini > α = 0,05 (0,084 > 0,05).

3. Profitabilitas dengan proksi return on assets (ROA) secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013 - 2015. Hal ini berdasarkan hasil uji parsial yang menunjukkan nilai thitung > ttabel (4,218 > 2,0345) dan nilai probabilitas signifikansi pada uji ini < α = 0,05 (0,000 < 0,05).

4. Secara simultan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan profitabilitas dengan proksi return on assets (ROA) berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013 - 2015. Hal ini berdasarkan hasil uji simultan yang menunjukkan nilai Fhitung > Ftabel (18,284 > 2,89) serta nilai probabilitas signifikansinya < α = 0,05 (0,000 < 0,05).

5. Besarnya kemampuan pengaruh yang diberikan oleh variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan profitabilitas dengan proksi return on assets (ROA) terhadap kebijakan hutang pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013 - 2015 adalah sebesar 59,70 % (nilai adjusted R square).

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, Eugene F. dan Houston, F. Joel. 2012. Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Claessens, et.al. 2002. Expropriation of Minority hareholders: Evidence from East Asia. TheJournal of Financial.

Crutchley, Claire and Robert S. Hansen. 1999. A Test of Agency Theory of Manajerial Ownership, Corporate Leverage, And Corporate Devidens, Financial Management 18, 36-46.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS 21, Cetakan Ketujuh. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Halim, Abdul dan Supomo, Bambang. 2008. Akuntansi Manajemen. Edisi Kesatu. Yogyakarta: BPFE Badan Penerbitan Fakultas Ekonomi.

Harahap, Sofyan Safri. 2013.Analisis Kritis Terhadap Laporan Keuangan. Edisi Revisi.Jakarta:Penerbit Raja Grafindo Persada.

Hartoro, dan Atahau. 2007. Analisis Interdependensi Insider Ownership, Tingkat Hutang, dan Dividen Perusahaan secara Simultan di Indonesia Periode 1990-1992 dan 2000-2003. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. XIII, No.1, Maret: 1-19.

Jensen M. and W. Meckling. 1976. Theoryof the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics. Vol. 3. No. 4

(9)

Kieso. E. Donald, et.al. 2008. Akuntansi Intermediate. Edisi Keduabelas. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Larasati, Eva. 2011. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Kebijakan

Dividen Terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan. Jurnal Ekonomi Bisnis. Vol. 16, No. 2. Melinda, Fong Ida. 2008. Interdepensi Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional serta

Pengaruhnya Terhadap Kinerja Keuangan. Jurnal Manajemen & Bisnis. Vol 7, No. 2, September, hal. 153-168.

Moh’d, Mahmoud. A., Larry. G. Perry., dan James N. Rimbey. 1998. The Impact of Ownership Structure On Corporate Debt Policy : A Time Series Cross Sectional Analysis. Financial Review. August. Vol. 33.

Pakpahan, Ayu Theresia. 2012. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011). Jurnal. Universitas Gunadarma. Jakarta

Putra, Surya Andhika. 2013. Analisis pengaruh Ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, dan Kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan Serta dampaknya terhadap nilai perusahaan (Studi terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2007- 2011). Jurnal. Semarang: Universitas Diponegoro.

Riyanto, Bambang. 2009. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Penerbit BPFE.

Ross, Westerfield, and Jeff, Jordan. 2006. Corporate Finance Fundamentals. Seventh Edition. New York: McGraw-Hill Education

Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit BPFE. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kedua. Bandung: CV. Alfabeta.

Tarjo. 2008. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusiona dan Leverage Terhadap Manajemen Laba, Nilai Pemegang saham serta Cost of Equity Capital.Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak.

Tjeleni, Indra E. 2013. Kepemilikan Manajerial Dan Institusional Pengaruhnya Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. JurnalEMBA. Vol.1 No.3 September 2013, Hal. 129-139 ISSN 2303-1174.

Wahyu, Bagus Guntur. 2011. Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia.Jurnal. Semarang: Universitas Diponegoro

Referensi

Dokumen terkait

Peta kawasan koridor Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Slamet Riyadi Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo serta pembagian blok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 6

Permasalahan utama dalam industri karet adalah adanya kandungan nitrosamin dan protein alergen yang terdapat pada produk karet alam karena proses vulkanisasi secara konvensional

Dal am skr i psii nimembahast ent ang bagai manaPer encanaan pr ogr am dakwahkement er i anagamakabubapat enRokanHul upadapembi naan kehi dupanber agama.Sedangkanpenel i t

Jika mengacu kepada fenomena makroskopis, maka dapat diketahui bahwa kedudukan planet dalam tata surya ditentukan oleh 4 macam tetapan, yaitu tetapan energi, tetapan

18. Penyebab utama runtuhnya kekuasaan Orde Baru adalah adanya krisis moneter tahun 1997. Sejak tahun 1997 kondisi ekonomi Indonesia terus memburuk seiring dengan krisis keuangan

Hal ini disebabkan karena pada stasiun tiga sebagian besar masih terdapat pepohonan di sepanjang pinggiran sungai kumu, selain itu memiliki kedalaman yang lebih

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak usia dini sangat perlu dalam proses pembelajaran dan begitu juga

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karuniaNya sehingga skripsi yang berjudul ”PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME