Jika air ini adalah harapan hidup
Anda satu-satunya?
Palang Merah Indonesia (PMI) didirikan pada tahun 1945. Saat ini PMI memiliki 33 afiliasi dan 422 cabang di seluruh Indonesia dengan hampir satu juta sukarelawan untuk melayani kebutuhan masyarakat yang rentan. Program utamanya meliputi bantuan bencana, pengurangan risiko berbasis masyarakat terpadu, kesehatan dan pelayanan sosial, manajemen relawan dan pemuda, pengembangan organisasi, pengembangan sumber daya dan komunikasi dan informasi.
4 5
26 Desember 2004
Tsunami menghantam Aceh.
225,000 tewas
Orang-orang yang selamat kehilangan tempat tinggal, kelaparan dan kehausan. Pencarian air bersih terbukti sangat sulit dan banyak orang menderita penyakit karena meminum air yang tidak bersih.
Rata-rata manusia dapat bertahan hidup sebulan tanpa makanan,
tapi hanya seminggu tanpa air minum.
.
t
30 September 2009, 5:16 sore.
Gempa berskala
7,6 MMS
melanda Padang
Oktober – November 2010
Gunung Merapi meletus.
324 tewas, lebih dari 320.000 orang terpaksa hidup
di kamp pengungsian.
Abu, banjir lava dan gelombang awan panas
menghancurkan desa dan area sekitar. Mata air dan
sungai tercemar oleh material vulkanik. Korban
yang selamat terpaksa hidup dengan sedikit atau
tanpa air sama sekali selama berhari-hari.
1,117
tewas
135,448
kehilangan
tempat tinggal
2,902
terluka
Saluran air utama hancur.
Korban terpaksa hidup
berhari-hari tanpa persediaan air
bersih.
8 9
Kebutuhan air bersih untuk minum, mandi dan mencuci menjadi begitu penting saat bencana menimpa. Persediaan air bersih yang normal hampir pasti terganggu atau bahkan menghilang. Dalam kondisi seperti ini, korban yang selamat terpaksa mencari sumber air seadanya, yang belum tentu aman untuk dikonsumsi.
Air untuk kehidupan,
air untuk kemanusiaan
Menyelamatkan hidup melalui penyediaan air
bersih untuk masyarakat saat bencana.
Pemenuhan kebutuhan akan air
bersih ini harus menjadi salah
satu prioritas utama dalam respon
bencana manapun.
“
Program Darurat Air dan Sanitasi PMI berawal saat bencana tsunami melanda Aceh dan beberapa kawasan di Samudera Hindia pada tahun 2004. Saat itu, beberapa mitra Perkumpulan Nasional seperti Palang Merah Spanyol, Perancis dan Jerman turut berkontribusi menangani kebutuhan air bersih bagi para pengungsi dengan menggunakan berbagai peralatan pengolahan air yang mereka miliki. Setelah operasi tersebut berakhir, para Perkumpulan Palang Merah ini menghibahkan peralatan-peralatan tersebut kepada PMI untuk bisa digunakan pada penanganan bencana di masa depan.
History of PMI Emergency Water
and Sanitation Programme
PMI telah melatih sukarelawan di seluruh Indonesia yang mampu mengoperasikan peralatan pengolahan air secara efisien dan efektif.Sejak tahun 2005, tim Air dan Sanitasi PMI telah terlibat dalam beberapa operasi penanganan bencana seperti gempa Nias tahun 2005, letusan Merapi tahun 2006, gempa Sichuan tahun 2008, gempa Padang tahun 2009, banjir Pakistan tahun 2010, banjir Wasior, gempa dan tsunami Mentawai dan letusan Merapi lagi pada tahun 2010. Pada bulan Mei 2010, Ketua PMI, Drs. H.M. Jusuf Kalla meresmikan pendirian Pusat Air dan Sanitasi Darurat PMI di Bandung, Jawa Barat.
12 13
Setiap tetes berharga
Air diambil dari berbagai sumber seperti sungai, danau, parit atau saluran irigasi. Pada titik ini, air tidak layak untuk dikonsumsi. Kemudian, air dipompa ke dalam wadah yang disebut bak pengendapan untuk menghilangkan partikel padat dan untuk meningkatkan kejernihan.
Dari tangki, air disalurkan ke unit pengolahan air. Dalam unit pengolahan air, air diolah melalui berbagai proses termasuk sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi. Setelah diolah, air sekarang aman untuk digunakan sehari-hari.
Air diambil dari sumber yang tersedia. Air kemudian dipompa ke dalam tangki pengendapan untuk diukur kadar
kejernihannya. Kemudian, air dialirkan ke dalam alat pengolah air.
Setelah diproses menyeluruh, air dipompa ke dalam kantung-kantung air. Di sini, air kembali dijernihkan
Kapasitas Program Darurat Air
dan Sanitasi PMI
Saat ini, Program Darurat Air dan Sanitasi PMI memiliki berbagai alat Water Treatment Plant (WTP). Dalam kapasitas penuh, tim ini mampu memproduksi lebih dari 2.000.000 liter air per hari, yang seharusnya cukup untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 100.000 orang setiap harinya.
Tidaklah mudah melihat
ibu-ibu mengantri di
belakang truk air sampai
tengah malam hanya untuk
mendapatkan air bersih untuk
anak-anak mereka. Sama
menyedihkannya menyaksikan
truk pengantar air yang
dihentikan warga yang
mendambakan air bersih.
Saat air tiba-tiba
menjadi komoditas
paling berharga
untuk Anda, seberapa
banyak Anda rela
membayar untuk
mendapatkannya?
Apakah Anda akan melakukan hal yang
berbeda bila ada di posisi mereka?
16 17
“Kondisi di tempat
penampungan saat
awal bencana memang
cukup memprihatinkan.
Pasokan air bersih tidak
tersedia selama
berhari-hari sehingga, jangankan
untuk mandi atau
mencuci, untuk minum
saja kami mengalami
kesulitan. Untunglah PMI
datang mendistribusikan
air bersih sehingga kami
sudah bisa mencuci dan
memasak lagi.”
Ibu Tuti Suciati, relawan
Kesaksian
Penerima
Tim air dan sanitasi Palang
Merah Indonesia juga
telah menyediakan air
minum, tidak hanya untuk
tempat penampungan
dan kamp-kamp, tetapi
juga untuk warga di
sekitar daerah yang lebih
aman yang secara tidak
langsung dipengaruhi
oleh gunung berapi.
Di dusun Kepuharjo,
misalnya, saluran air yang
digunakan sebagai sumber
air utama rusak akibat
letusan. Palang Merah
telah merespon dengan
mendistribusikan lebih
dari 8.000 liter air untuk
penduduk lokal.
“Kami harus
mengumpulkan air hujan
untuk kebutuhan
sehari-hari. Air yang ada telah
terkontaminasi oleh debu
vulkanik, sehingga kami
tak bisa menggunakannya
untuk mandi atau
memasak.”
“Saat di lokasi, kami menyaksikan bagaimana air bersih, yang selama ini
seringkali dianggap remeh, menjadi kebutuhan yang luar biasa penting.
Sungguh mengharukan saat kami menerima ucapan syukur dari orang-orang
yang terkena dampak bencana yang rela berjalan kaki lumayan jauh hanya
untuk mengantri air bersih yang kami bawa.”
Florentinus Isack N., Fleet Manager Pusat Air dan Sanitasi Darurat PMI
Semua
nyawa
patut
diselamatkan
Semua
usaha patut
dicoba
20
Air adalah sumber kehidupan. Selama bencana, ini akan terdengar dua kali lebih benar. Kelangsungan persediaan air bersih harus terjamin, apapun yang terjadi.
Namun menyediakan air bersih bagi mereka yang membutuhkan bukanlah sesederhana menunjukkan sumber air terdekat kepada mereka. Bila tidak ada lagi sumber air segar dan bersih, satu-satunya pilihan adalah untuk mengolah apa pun air yang tersedia. Perjuangan untuk air bersih adalah perjuangan yang tidak seharusnya dilakukan sendirian. Kita perlu mengumpulkan semua sumber daya yang tersedia.
Dengan sumber daya, teknologi, pengetahuan dan dedikasi atas apa yang kami kerjakan, kami akan siap menghadapi kondisi paska bencana apapun yang mungkin terjadi. Lebih dari lima tahun, kami telah menyediakan air bersih untuk puluhan juta orang di seluruh dunia dan kami akan terus melakukannya dengan bantuan Anda.
Undangan untuk
Berpartisipasi
Karena setiap kehidupan sangat berharga. Karena setiap orang layak diselamatkan. Dan karena semua upaya untuk menyelamatkan nyawa patut didukung.
Berikan dukungan Anda dan bergabunglah
dalam perjuangan kami untuk menyelamatkan nyawa, setetes demi setetes.
Sumbangan Anda akan digunakan untuk membantu masyarakat yang terkena dampak bencana secara langsung atau tidak langsung yang memerlukan penyediaan air bersih dan kakus. Ini dapat membuat perbedaan yang besar dalam kehidupan orang yang terkena dampak bencana.
Divisi Pengembangan Sumber Daya dan Kemitraan
No telpon : 021-7992325 Ext 308-309 Fax : 021-7995881