Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
105
PERAN PSYCHOLOGICAL FACTORS TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN
FINANSIAL
(Studi Kasus Pada Perusahaan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd.)
Yohannes Ronald Sarimatua Achmad Husaini
Program Studi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Malang
Email: yohannessitumorang@gmail.com
ABSTRACT
The purpose of this research is to know what psychological factors play a role in financial decision making on Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. company. This research is descriptive research with qualitative approach. This research uses data collection method interviews and review of documentation. Data analysis using qualitative data analysis techniques to Miles and Hubberman. Based on the data analysis performed shows that there are thirteen factors that play a role in financial decision-making Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. The result of research conducted in mind that of the thirteen factors the role of psychological factors only heuristic, representativeness, availability, framing effects, and loss aversion in financial decision-making Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. company.
Keywords: Psychological Factors, Financial Decision Making
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor psikologis apa saja yang berperan dalam pengambilan keputusan finansial pada perusahaan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuanlitatif. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data wawancara dan kajian dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif Miles dan Hubberman. Berdasarkan analisis data yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat tiga belas faktor yang berperan di dalam pengambilan keputusan finansial Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. Hasil dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa dari tiga belas faktor faktor psikologis yang berperan hanya faktor heuristic, representativeness, availability, framming effect, dan loss aversion pada pengambilan keputusan finansial perusahaan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
106 PENDAHULUAN
Sejak tahun 2013 terjadi penurunan harga minyak bumi di dunia. Negara-negara yang mengandalkan minyak bumi sebagai tulang punggung perekonomian, termasuk Indonesia, turut merasakan dampak dari penurunan harga tersebut. Dampak penurunan harga minyak tersebut dapat dilihat dari penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dari sektor minyak dan gas bumi (migas). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2016 PDB migas sebesar Rp. 369,35 triliun dengan kontribusi terhadap total PDB Indonesia sebesar 2,98%. Kontribusi ini turun apabila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, misalnya tahun-tahun 2012 kontribusi PDB migas mencapai 5,45%. Ditinjau dari pertumbuhan PDB juga terjadi penurunan laju pertumbuhan sektor migas selama lima tahun terakhir rata-rata 1,21% per tahun.
Penurunan harga minyak tersebut juga berdampak kepada produksi minyak yang dihasilkan oleh perusahaan minyak baik perusahaan minyak lokal maupun swasta yang melakukan kegiatannya di Indonesia. Salah satu perusahaan minyak swasta yang terkena dampak tersebut adalah Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. yang merupakan perusahaan kontraktor kerja sama pertama di Indonesia yang bergerak di bidang eksploitasi minyak. Dampak penurunan harga minyak tersebut mempengaruhi jumlah produksi minyak yang dihasilkan pada perusahaan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd.
Penurunan produksi minyak tersebut terjadi karena Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. perlu menekan biaya produksi dan biaya operasional yang dikeluarkannya supaya Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. dapat melanjutkan aktivitasnya. Mengelola biaya atas produksi dan operasional merupakan salah satu tugas dari Manajer Keuangan. Margaretha (2011:2) menyatakan bahwa “dalam sebuah perusahaan, Manajer Keuangan bertanggung jawab dalam menangani pengambilan keputusan finansial. Manajer Keuangan harus melihat beberapa aspek yang terdiri atas investasi jangka panjang yang akan dipilih (alokasi dana), darimana pendanaan jangka panjang untuk membayar investasi tersebut, dan cara untuk mengelola aktivitas investasi tersebut. Manajer Keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. untuk membuat keputusan keuangan memerlukan rencana kerja dan rencana biaya apa yang perlu dikeluarkan. Untuk membuat rencana kerja dan biaya tersebut, Manajer Keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. perlu mempertimbangkan berbagai pertimbangan dimana salah satu
pertimbangan tersebut adalah faktor psikologis yang berperan di dalam pengambilan keputusan keuangan.
Anorogo mengungkapkan bahwa “psikologi juga sangat diperlukan dalam perusahaan terutama perusahaan industri” (Anorogo dan Widiyanti, 1993 : 6). “Hal yang melatarbelakangi perlunya psikologi dalam industri adalah untuk mendapatkan pemecahan bagi masalah-masalah penting berkenaan dengan penggunaan tenaga manusia dan masalah kemanusiaan” (Anorogo dan Widiyanti, 1993 : 6). Ada beberapa faktor psikologis yang berperan di dalam pengambilan keputusan dalam suatu industri. Shefrin Heirs dalam Putlia dan Supramono mengidentifikasi berbagai faktor psikologis atau disebutnya fenomena psikologis yang terbagi dalam 13 faktor psikologis yang berperan di dalam pengambilan keputusan keuangan (Putlia dan Supramono, 2010 : 26). KAJIAN PUSTAKA
Psikologi
Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 mengungkapkan bahwa “psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung” (Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13, 1990). Purwanto menjelaskan bahwa “apa yang hendak diselidiki oleh psikologi ialah segala sesuatu yang dapat memberikan jawaban tentang apa sebenarnya manusia itu, mengapa ia berbuat/berlaku demikian, apa yang mendorongnya berbuat demikian, apa maksud dan tujuannya berbuat demikian” (Purwanto, 1996:1).
Faktor-faktor Psikologi Dalam Perusahaan Anorogo mengungkapkan bahwa “psikologi memiliki peranan penting dalam menangani masalah yang terjadi di dalam perusahaan” (Anorogo dan Widiyanti, 1993 : 6). Psikologi juga sangat diperlukan dalam perusahaan terutama perusahaan industri. Adapun hal yang melatarbelakangi perlunya psikologi dalam dunia industri adalah :
1. Untuk mendapatkan pemecahan bagi masalah-masalah yang penting berkenaan dengan penggunaan tenaga manusia dalam industri (Anorogo dan Widiyanti, 1993 : 6).. 2. Agar dunia industri mampu menggunakan
prosedur-prosedur yang lebih tepat untuk memecahkan masalah-masalah kemanusiaan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
107 dalam perindustrian (Anorogo dan
Widiyanti, 1993 : 6).
Kartono mengungkapkan bahwa “penerapan metode-metode psikologis ini tidak hanya dilakukan dalam dunia industri swasta saja, tetapi juga dalam perusahaan dan jawatan pemerintah yang banyak menggunakan tenaga manusia” (Kartono, 1981 : 2). “Melalui psikologis maka dapat menimbulkan pemikiran yang maju guna meningkatkan derajat kesejahteraan manusia pada umumnya. Sebagai contoh adalah jaminan sosial yang cukup bagi karyawan” (Kartono, 1981 : 2). Dengan adanya saran-saran psikologis tersebut, maka dunia ilmu pengetahuan dan dunia industri mengalami kemajuan yang pesatkarena meningkatnya derajat kesejahteraan manusia pada umumnya.
Ada beberapa faktor psikologis yang dapat berperan di dalam pengambilan keputusan dalam suatu industri. Shefrin Heirs dalam Supramono dan Putlia menyatakan bahwa “terdapat 13 faktor psikologis yang berperan dalam pengambilan keputusan finansial” (Supramono dan Putlia, 2007 : 26). Shefrin mengidentifikasi berbagai faktor psikologis atau disebutnya fenomena psikologis yang terbagi ke dalam tiga kategori yaitu bias, heuristic, dan framming effect (Supramono dan Putlia, 2007 : 26). Faktor-faktor itu adalah :
a. Bias
Shefrin Heirs dalam Supramono dan Putlia mengungkapkan bahwa “bias merupakan kecenderungan membuat kesalahan” (Supramono dan Putlia, 2007 : 26). Dalam kata lain bias adalah prasangka terhadap suatu keputusan yang telah dipengaruhi oleh suatu keyakinan tertentu. Bashir juga mengungkapkan bahwa “behavioural bias (bias perilaku) didefinisikan sebagai pola variasi dalam penilaian yang terjadi khususnya situasi, yang kadang-kadang dapat mengakibatkan perubahan persepsi, penilaian tidak akurat, penafsiran tidak logis, atau apa yang sebagian besar disebut irasionalitas.” (Bashir, 2013 : 60).
b. Excessive Optimism
Shefrin heirs dalam Supramono dan Putlia mengungkapkan bahwa “excessive optimism merupakan seseorang cenderung overestimate (menaksir terlalu tinggi) akan memperoleh keberhasilan dan underestimate (meremehkan) akan mengalami kegagalan” (Supramono dan Putlia, 2007 : 26).
c. Overconfidence
Shefrin Heirs dalam Supramono dan Putlia mengungkapkan bahwa “Overconfidence yakni seseorang yakin bahwa dirinya memiliki
kemampuan dan pengetahuan di atas rata-rata” (Supramono dan Putlia, 2007 : 26).
d. Confirmation Bias
Shefrin Heirs dalam Supramono dan Putlia mengungkapkan bahwa confirmation bias berarti seseorang cenderung lebih mempedulikan informasi atau pandangan yang sejalan dengan pandangannya daripada yang bertentangan (Supramono dan Putlia, 2007 :26).
e. Illusion of Control
Shefrin Heirs dalam Supramono dan Putlia mengungkapkan bahwa “illusion of control (ilusi kontrol) berarti seseorang merasa yakin mampu mengendalikan atau mempengaruhi hasil suatu keputusan, padahal dalam kenyataan tidak demikian” (Supramono dan Putlia, 2007 : 26). f. Heuristic
Shefrin Heirs dalam Supramono dan Putlia mengungkapkan bahwa heuristic berarti rule of thumb digunakan sebagai dasar pijakan untuk membuat keputusan (Supramono dan Putlia, 2007:26).
g. Representativeness
Shefrin Heirs dalam Supramono dan Putlia mengungkapkan bahwa representativeness berarti seseorang membuat keputusan berdasarkan pemikiran stereotip atau analogi. Misalnya membuat estimasi berdasarkan kinerja masa lalu atau sesuatu yang mirip (Supramono dan Putlia, 2007 : 26).
h. Availability
Shefrin Heirs dalam Supramono dan Putlia mengungkapkan bahwa availability (ketersediaan) berarti seseorang lebih mengandalkan informasi yang tersedia pada saat pengambilan keputusan (Supramono dan Putlia, 2007 : 26).
i. Anchoring ang Adjustment
Shefrin Heirs dalam Supramono dan Putlia mengungkapkan bahwa anchoring and adjustment berarti seseorang dalam membuat prediksi diawali dengan angka tertentu sebagai referensi dan kemudian melakukan penyesuaian. Tetapi cenderung tidak mampu membuat penyesuaian secara memadai (Supramono dan Putlia, 2007 : 26).
j. Affect
Shefrin Heirs dalam Supramono dan Putlia mengungkapkan bahwa affect berarti seseorang dalam membuat keputusan banyak dipengaruhi oleh faktor instuisi dan perasaan (Supramono dan Putlia, 2007:26).
k. Framing Effect
Shefrin Heirs dalam Supramono dan Putlia mengungkapkan bahwa “framming effect berarti keputusan yang diambil oleh seseorang dipengaruhi
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
108
oleh bagaimana pilihan keputusan itu disajikan” (Supramono dan Putlia, 2007 : 26).
l. Loss Aversion
Shefrin Heirs dalam Supramono dan Putlia mengungkapkan bahwa loss aversion (keengganan rugi) berarti jika alternatif keputusan disajikan dalam bentuk pilihan potensi rugi atau untung, seseorang cenderung akan risk averse karena kerugian secara psikologis berdampak lebih besar daripada keuntungan. Menghindari kerugian akan mengarah menghindari risiko (Supramono dan Putlia, 2007 : 26).
m. Aversion to A Sure Loss
Shefrin Heirs dalam Supramono dan Putlia mengungkapkan bahwa aversion to a sure loss berarti seseorang yang memandang dirinya sedang dalam posisi mengalami kerugian cenderung memilih untuk menerima keputusan berisiko tinggi (risk taker) (Supramono dan Putlia, 2007 : 26). Keuangan
Keuangan (finance) merupakan ilmu mempelajari bagaimana individu, bisnis, dan organisasi untuk meningkatkan, mengalokasi, dan menggunakan sumber daya uang sejalan dengan waktu, dan juga menghitung risiko dalam menjalankan proyeknya. Sundjaja mengungkapkan bahwa keuangan merupakan ilmu dan seni dalam mengelola uang, yang mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi (Sundjaja, 2003 : 42).
Pengambilan Keputusan Keuangan
Siagian dalam Hasan mengungkapkan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat (Hasan, 2002:10). Pengambilan keputusan keuangan yang dilakukan oleh Manajer Keuangan dapat berpengaruh bagi masa depan perusahaan. Hal ini dikarenakan hampir setiap keputusan bisnis diukur secara finansial yang menyebabkan Manajer Keuangan memegang peranan utama dalam perusahaan. Manajer Keuangan yang bekerja dalam lingkup sistem informasi akuntansi, manajemen, operasi dan lain-lain, perlu memahami peran dan fungsi manajer keuangan. Semua manajer dalam perusahaan bekerja sama dengan bagian keuangan untuk menentukan kebutuhan sumber daya manusia, mengalokasikan anggaran operasi, berhubungan dengan penilaian kinerja keuangan dan mengajukan proposal atas dasar hasil keuangan.
Keputusan Alokasi Dana (Investasi)
Keputusan alokasi dana atau investasi adalah masalah bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang (Sutrisno, 2012 : 5).
Keputusan Pendanaan
Seorang manajer keuangan haruslah mengetahui keputusan pendanaan apa yang akan dipergunakan perusahaan. Kebijakan pendanaan merupakan kebijakan perusahaan untuk memperoleh sumber dana untuk kegiatan operasinya. Riyanto menjelaskan sumber dana yang dapat diperoleh untuk membelanjai suatu perusahaan terbagi atas dua sumber (Riyanto, 2004 : 25), yaitu:
1. Sumber dana dari dalam perusahaan (internal source)
2. Sumber dana dari luar perusahaan (external source)
Keputusan Pengelolaan Investasi (Kebijakan Dividen)
Sutrisno mengungkapkan bahwa “manajer keuangan harus mampu menentukan kebijakan yang akan menyeimbangkan deviden saat ini dan tingkat pertumbuhan dividen di masa yang akan datang, agar nilai perusahaan dapat ditingkatkan” (Sutrisno, 2012 : 266). Sutrisno juga mengungkapkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen, yaitu:
1. Posisi Solvabilitas Perusahaan 2. Posisi Likuiditas Perusahaan 3. Kebutuhan melunasi hutang 4. Rencana Perluasan
5. Kesempatan Investasi 6. Stabilitas Pendapatan
7. Pengawasan terhadap perusahaan METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan descriptive research dengan pendekatan kualitatif. Musianto mengungkapkan bahwa pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya (Musianto, 2002 : 125). Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengetahui alur peristiwa secara kronologis dan mendalam. Pendekatan kualitatif juga menilai sebab-akibat dalam lingkup pikiran orang-orang setempat dan dapat memperoleh
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
109 penjelasan yang lebih banyak dan bermanfaat
dalam melakukan penelitian. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Jakarta, tepatnya di Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 71-73, Menara Bidakara Lantai 5, Jakarta. Penelitian dilakukan pada salah satu perusahaan minyak di Indonesia, yaitu Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. Fokus Penelitian
Fokus pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor psikologis bias, excessive optimism, overconfidence, confirmation bias, illusion of control, heuristic, representativeness, availability, anchoring and judgement, affect, framming effect, loss aversion, dan aversion to a sure loss.
2. Pengambilan keputusan finansial perusahaan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd.
Sumber Data 1. Data Primer
Umar menyatakan bahwa data primer merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan oleh peneliti sebagai obyek penulisan (Umar, 2003 : 56).
2. Data Sekunder
Menurut Marzuki (1989:56), data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya.
Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara
Esterberg dalam Sugiyono menyatakan bahwa wawancara merupakan pertemuan yang terjadi antara dua orang untuk bertukar informasi dengan melakukan tanya jawab sehingga dapat dibangun makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2013:231).
2. Kajian Dokumentasi
Herdiansyah dalam Budiatiningsih menjelaskan bahwa studi (kajian) dokumentasi merupakan salah satu metode atau teknik pengumpulan data kualitatif dengan memperhatikan dan mengolah dokumen atau data yang dibuat oleh orang lain tentang subyek (Budiatiningsih, 2015:43).
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data yang dibutuhkan agar kegiatan tersebut dapat dengan mudah diperoleh.
Sugiono dalam Witantra mengungkapkan bahwa dalam penelitian kualitatif, yang menjadi intrumen penelitian atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana yang diharapkan mampu melengkapi data yang telah diperoleh (Witantra, 2015:47). Sebagai alat bantu yang dapat mempermudah proses penelitian maka instrumen penelitian yang digunakan adalah:
1. Pedoman Wawancara 2. Pedoman Dokumentasi Analisis Data
Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data kualitatif. Miles dan Huberman. dalam Budiatiningsih mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh (Budiatiningsih, 2015 : 46). Miles dan Huberman dalam Budiatiningsih juga mengungkapkan bahwa terdapat empat tahap analisis data, yaitu tahap pengumpulan data, tahap reduksi data, tahap display data, dan yang terakhir adalah tahap penarikan kesimpulan dan/atau tahap verifikasi (Budiatiningsih, 2015 : 46).
Gambar 1. Model Analisis Miles dan Huberman
Sumber: Budiatiningsih (2015:46).
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan menekankan pada pembahasan data secara sistematik. Peneliti melakukan analisis peran faktor psikologis terhadap pengambilan keputusan keuangan pada perusahaan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. Data yang digunakan oleh peneliti berdasarkan data sekunder perusahaan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. dan juga hasil transkrip wawancara. Pengumpu lan Data Penyajia n Data Reduksi Data Penarikan Kesimpulan/
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
110 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Faktor Psikologis perusahaan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd
Faktor-faktor psikologis yang berperan di dalam pengambilan keputusan finansial menurut Shefrin Heirs dalam Supramono dan Putlia terdiri atas 13 faktor. Faktor-faktor psikologis tersebut adalah bias, excessive optimism, overconfidence, confirmation bias, illusion of control, heuristic, representativeness, availability, anchoring and adjustment, affect, framming effect, loss aversion, dan aversion to a sure loss, seperti yang telah diungkapkan sebelumnya. Hasil penelitian ini menemukan bahwa faktor psikologis di dalam pengambilan keputusan keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. yaitu :
1. Bias
Faktor psikologis bias tidak berperan dalam pengambilan keputusan keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd karena dalam pengambilan keputusan keuangan di Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. tidak boleh untuk melakukan kesalahan. Apabila sering melakukan kesalahan dapat berpengaruh terhadap kinerjanya di perusahaan. Sebagai contoh, yaitu kesalahan yang dilakukan oleh Chief Accounting dalam melakukan pencatatan akuntansi. Akibat dari kesalahan tersebut yakni mengakibatkan kesalahan dalam menerima informasi yang seharusnya akurat sehingga Finance Manager turut serta melakukan kesalahan juga dalam membuat laporan keuangan. 2. Excessive optimism
Faktor psikologis excessive optimism tidak berperan di dalam pengambilan keputusan keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. karena Finance Manager tidak dapat menaksir terlalu tinggi terhadap keputusan yang dipilih dan juga tidak bisa untuk menganggap remeh keputusan yang dipilih ternyata mengalami kegagalan. Apabila Finance Manager bersikap excessive optimism maka dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan karena excessive optimism merupakan kecenderungan untuk melebih-lebihkan probabilitas hal yang baik bagi dirinya dan menganggap remeh hal yang buruk yang terjadi. Excessive optimism dapat berakibat buruk di dalam pengambilan keputusan keuangan. Akibat tersebut adalah menyepelekan masalah kecil di dalam keuangan dimana apabila tidak diperbaiki maka dapat merugikan perusahaan di kemudian hari. 3. Overconfidence
Faktor psikologis overconfidence tidak memiliki peran di dalam pengambilan keputusan keuangan. Hal ini disebabkan karena Finance Manager masih perlu mencari informasi mengenai
kondisi di usaha perminyakan sehingga tidak dapat mengatakan bahwa dirinya memiliki kemampuan diatas rata-rata. Finance Manager juga mencari aturan-aturan pemerintah yang terbaru karena setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh SKK Migas dapat berpengaruh kepada perusahaan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. Apabila Finance Manager menerapkan faktor overconfidence, maka dirinya akan menjadi sombong dan tidak mau mendengarkan pendapat dari bawahan maupun dari atasan dan dari orang lain.
4. Confirmation Bias
Faktor confimation bias tidak berperan di dalam pengambilan keputusan keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. karena lebih memperdulikan pandangan yang sejalan dengan Fiance Manager dapat merugikan perusahaan. Pandangan yang sejalan akan mempengaruhi hasil keputusan yang tidak seimbang sehingga tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain itu, pandangan yang sejalan dapat mengecewakan investor perusahaan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. karena tidak sesuai dengan kehendak yang diinginkan oleh atasan. Apabila Finance Manager menerapkan faktor confirmation bias maka dapat berpengaruh kepada jabatannya sebagai Manajer Keuangan di perusahaan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. apakah dapat dipertahankan atau tidak.
5. Illusion of Control
Faktor psikologis illusion of control tidak berperan di dalam pengambilan keputusan keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. Faktor psikologis illusion of control dapat merugikan perusahaan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. karena apabila diterapkan dapat mengecewakan banyak pihak pada saat meeting (rapat). Selain itu juga mengecewakan investor dan SKK Migas karena tidak mengikuti aturan yang berlaku. Apabila Finance Manager menerapkan faktor illusion of control maka dapat mengurangi kepercayaan atasan dan bawahannya. Selain itu mengurangi kepercayaan pemerintah Indonesia (SKK Migas) karena tidak mengikuti aturan yang berlaku. Apabila pemerintah Indonesia (SKK Migas) kecewa maka dapat membatalkan kontrak kerja sama (PSC) dan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. dilarang untuk beroperasi di Indonesia.
6. Heuristic
Faktor psikologis heuristic berperan di dalam pengambilan keputusan keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. Hal ini terjadi karena dalam pengambilan keputusan keuangan sering menjadikan aturan pemerintah dan SKK Migas yang berlaku sebagai rule of thumb atau aturan dasar sehingga tidak mengalami permasalahan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
111 dalam menjalankan kontrak kerja sama dengan
pemerintah Indonesia (SKK Migas). 7. Representativeness
Faktor psikologis representativeness berperan di dalam pengambilan keputusan keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. Dengan menerapkan faktor representativeness maka Finance Manager dapat mengetahui kinerja yang dicapainya selama ini dan dapat membuat peramalan untuk mengambil keputusan keuangan berikutnya. Dengan faktor representativeness Finance Manager dapat menata diri untuk mengambil keputusan yang lebih baik daripada sebelumnya.
8. Availability
Faktor availability berperan di dalam pengambilan keputusan keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. Faktor availability membuat Finance Manager selalu mengikuti perkembangan informasi terkini. Akibat dari mengikuti perkembangan informasi terkini yaitu perusahaan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. dapat mengetahui berita terbaru mengenai harga minyak yang mulai jatuh atau stabil karena hal tersebut dapat berpengaruh secara langsung terhadap keuntungan yang diterima perusahaan.
9. Anchoring and Adjustment
Faktor psikologis anchoring and adjustment tidak berperan di dalam pengambilan keputusan keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. karena Finance Manager tidak dapat memprediksi hanya dengan melihat dari agak tertentu melainkan harus ada sumber dan informasi yang mendukung. Finance Manager menjelaskan hal tersebut dalam contoh perubahan harga minyak dimana faktor psikologis anchoring and adjustment dinilai merugikan perusahaan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. apabila anchoring (berlabuh) menggunakan harga minyak sebelumnya karena dapat menurunkan permintaan minyak. Apabila faktor anchoring and adjustmenet diterapkan maka dapat menurunkan jumlah permintaan atas minyak yang dikomersialkan oleh Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. Jumlah permintaan yang menurun maka secara otomatis akan mengurangi pendapatan yang diterima oleh Kalrez Petroleum (Seram) Ltd.
10. Affect
Faktor psikologis affect tidak berperan di dalam pengambilan keputusan keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. Faktor affect yakni pengambilan keputusan berdasarkan intuisi atau perasaan dapat mempengaruhi hasil keputusan meeting. Apabila faktor affect diterapkan maka dapat mengecewakan atasan yang dapat
mengakibatkan tidak mendapatkan dana dari kantor pusat dan harus menggunakan dana pribadi dan mengecewakan staff yang dapat berakibat terhadap menurunnya kinerja staff.
11. Framming Effect
Faktor psikologis framming effect berperan di dalam pengambilan keputusan keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. karena pengambilan keputusan keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. dipengaruhi oleh bagaimana pilihan keputusan itu disajikan. Finance Manager lebih menyukai penyajian data yang menarik yang disediakan oleh staff-nya. Apabila penyajian tersebut tidak menarikm maka Finance Manager akan menyuruh staff-nya untuk memperbaiki. Faktor psikologis framming effect mengakibatkan pengambilan keputusan keuangan pada perusahaan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. menjadi tidak hanya berpatokkan terhadap satu keputusan saja karena keputusan yang lain dapat dinilai menarik di mata Manajer Keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd karena disajikan secara baik oleh staff Manajer Keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd.
12. Loss Aversion
Faktor psikologis loss aversion memiliki peran di dalam pengambilan keputusan keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. Faktor psikologis loss aversion dapat membuat pengambilan keputusan keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. untuk lebih berhati-hati terhadap alternatif keputusan yang memiliki resiko tinggi. Faktor psikologis loss aversion dapat meningkatkan efisiensi atau penghematan keuangan pada Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. karena dengan berhati-hati terhadap alternatif dari keputusan keuangan membuat Finance Manager untuk menjadi berhemat dalam menggunakan dana perusahaan. 13. Aversion to a Sure Loss
Faktor psikologis aversion to a sure loss tidak berperan di dalam pengambilan keputusan keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. Faktor psikologis aversion to a sure loss dinilai merugikan perusahaan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. karena dinilai memiliki resiko tinggi dimana pada saat itu kondisi keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. sedang mengalami penurunan. Apabila faktor psikologis aversion to a sure loss diterapkan, ada kemungkinan besar untuk gagal sehingga malah memperburuk kondisi keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd.
Berdasarkan penjelasan maka faktor-faktor psikologis yang berperan dalam pengambilan keputusan finansial di Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. adalah:
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
112 Manager Keuangan Kalrez Petroleum
(Seram) Ltd. menggunakan aturan Pemerintah Indonesia sebagai rule of thumb sebagai jalan pintas dalam membuat keputusan keuangan. Dalam mengambil keputusan keuangan, Manajer Keuangan menggunakan aturan pemerintah dan dana perusahaan yang tersedia sebagai jalan pintas untuk menyelesaikan masalah. Sebagai contoh apabila terdapat biaya yang dibutuhkan di luar rencana maka Manajer Keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. akan mengadakan meeting membahas hal tersebut. Apabila biaya tersebut tidak sesuai dengan aturan pemerintah maka biaya tersebut dibatalkan.
b) Representativeness
Manager Keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. membuat keputusan keuangan berdasarkan pemikiran stereotif atau analogi. Misalnya membuat estimasi berdasarkan kinerja masa lalu, atau sesuatu yang mirip. Dengan melihat kinerja masa lalu maka Manajer Keuangan dapat melihat apakah pengambilan keputusan finansial pada periode sebelumnya dapat dinilai sudah cukup baik atau keputusan tersebut perlu untuk diperbaiki. Dengan melihat kinerja lalu juga Manajer Keuangan dapat menjadi lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan.
c) Availability
Manager Keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. lebih mengandalkan informasi yang tersedia pada saat pengambilan keputusan. Ketersediaan informasi dapat membuat Manajer Keuangan mengerti asal usul angka dalam laporan yang disediakan oleh staffnya. Manajer Keuangan menerima informasi yang diberikan oleh staffnya yaitu Chief Accounting dan Account Payable Supervisor.
d) Framming Effect
Manager Keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. dalam mengambil keputusan keuangan pada Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. mempertimbangkan bagaimana pilihan keputusan itu disajikan. Pilihan keputusan yang disajikan menarik dan menguntungkan akan menjadi daya tarik bagi Manajer Keuangan untuk memilih keputusan tersebut. Hal ini terjadi karena secara psikologis Manajer Keuangan merupakan manusia yang dimana menyukai kerapihan dan menariknya suatu pilihan yang diberikan.
e) Loss Aversion
Manager Keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. cenderung memilih untuk menghindari kerugian (risk averse) jika alternatif keputusan disajikan dalam bentuk pilihan potensi rugi atau untung. Dalam pengambilan keputusan
keuangan, Manajer Keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. harus bersikap risk averse supaya tidak mendapatkan kerugian dan tidak mengecewakan investor pendanaan mereka yang berasal dari kantor pusat yang terletak di Hongkong.
2. Pengambilan Keputusan Finansial Kalrez Petroleum (Seram) Ltd.
a. Keputusan Alokasi Dana
Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. tidak menggunakan pengambilan keputusan alokasi dana karena hal tersebut sudah diatur dalam kontrak kerja sama bagi hasil (PSC). Dengan tidak adanya pengambilan keputusan alokasi dana membuat Kalrez Petroleum (Seram) Ltd.tida dapat memperoleh pendapatan tambahan. Sehingga penghasilan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. hanya berasal dari eksploitasi minyak. Perusahaan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. yang tidak menerapkan pengambilan keputusan alokasi dana hanya dapat bergantung kepada satu bidang produksi yang dapat mereka lakukan yaitu eksploitasi minyak. b. Keputusan Pendanaan
Pengambilan keputusan pendanaan merupakan pengambilan keputusan untuk mendanai aset perusahaan. Manajer Keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. menggunakan pengambilan keputusan pendanaan. Pengambilan keputusan pendanaan dapat dilihat dari kewajiban tugas Manajer Keuangan yaitu membuat suatu Work Program & Budget (WP&B) dan mengusulkan WP&B tersebut kepada SKK Migas. WP&B berisi rencana kegiatan diusulkan dan rencana budget yang diusulkan dan disepakati oleh SKK Migas. Sumber dana Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. berasal dari dalam perusahaan yaitu berasal dari pemilik perusahaan.
c. Keputusan Pengelolaan Investasi (Kebijakan Dividen)
Pengambilan keputusan pengelolaan investasi (kebijakan dividen) merupakan pengambilan keputusan untuk mengelola aktivitas investasi perusahaan. Manajer Keuangan Perusahaan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. di dalam pengambilan keputusan tidak menggunakan pengambilan keputusan pengelolaan investasi atau kenijakan dividen karena Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. menggunakan sistem kontrak kerja sama bagi hasil, sehingga Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. tidak membagikan dividen.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
113 KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diperoleh beberapa kesimpulan, diantaranya sebagai berikut:
1. Faktor psikologis mempunyai peran penting dalam pengambilan keputusan finansial di Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. Faktor psikologis yang berperan pada pengambilan keputusan finansial Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. adalah :
a. Heuristic
Manager Keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. menggunakan aturan Pemerintah Indonesia sebagai rule of thumb sebagai jalan pintas dalam membuat keputusan keuangan. Dalam mengambil keputusan keuangan, Manajer Keuangan menggunakan aturan pemerintah dan dana perusahaan yang tersedia sebagai jalan pintas untuk menyelesaikan masalah.
b. Representativeness
Manager Keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. membuat keputusan keuangan berdasarkan pemikiran stereotif atau analogi. Misalnya membuat estimasi berdasarkan kinerja masa lalu, atau sesuatu yang mirip. Dengan melihat kinerja masa lalu maka Manajer Keuangan dapat melihat apakah pengambilan keputusan finansial pada periode sebelumnya dapat dinilai sudah cukup baik atau keputusan tersebut perlu untuk diperbaiki. Dengan melihat kinerja lalu juga Manajer Keuangan dapat menjadi lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan.
c. Availability
Manager Keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. lebih mengandalkan informasi yang tersedia pada saat pengambilan keputusan. Ketersediaan informasi dapat membuat Manajer Keuangan mengerti asal usul angka dalam laporan yang disediakan oleh staffnya. Manajer Keuangan menerima informasi yang diberikan oleh staffnya yaitu Chief Accounting dan Account Payable Supervisor.
d. Framming Effect
Manager Keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. dalam mengambil keputusan keuangan pada Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. mempertimbangkan bagaimana pilihan keputusan itu disajikan. Pilihan keputusan yang disajikan menarik dan menguntungkan akan menjadi daya tarik bagi Manajer Keuangan untuk memilih keputusan tersebut. Hal ini terjadi karena secara psikologis Manajer Keuangan merupakan manusia yang dimana menyukai kerapihan dan menariknya suatu pilihan yang diberikan.
e. Loss Aversion
Manager Keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. cenderung memilih untuk menghindari kerugian (risk averse) jika alternatif keputusan disajikan dalam bentuk pilihan potensi rugi atau untung. Dalam pengambilan keputusan keuangan, Manajer Keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. harus bersikap risk averse supaya tidak mendapatkan kerugian dan tidak mengecewakan investor pendanaan mereka yang berasal dari kantor pusat yang terletak di Hongkong.
2. Faktor psikologis tersebut menjadi salah satu acuan bagi Manajer Keuangan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. dalam mengambil keputusan keuangan. Peran faktor psikologis dapat dilihat dari tindakan Manajer Keuangan Kalrez sebagai berikut:
a) Tindakan yang selalu mengikuti aturan pemerintah dan perusahaan merupakan cerminan dari faktor heuristic.
b) Pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan kinerja pada periode sebelumnya merupakan cerminan dari faktor representativeness.
c) Tindakan yang selalu mengikuti ketersediaan informasi terbaru merupakan cerminan dari faktor availability.
d) Tindakan mempertimbangkan penyajian informasi yang disampaikan oleh orang lain merupakan cerminan dari faktor framming effect.
e) Tindakan berusaha menghindari kerugian perusahaan di dalam mengambil keputusan merupakan cerminan dari faktor loss aversion.
3. Pengambilan Keputusan Keuangan yang dilakukan oleh Manajer Keuangan pada perusahaan yang Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. hanya menggunakan pengambilan keputusan pendanaan karena menggunakan sistem kontrak kerja sama bagi hasil/Production Sharing Contract (PSC). Dengan adanya sistem kontrak kerja sama bagi hasil, Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. dilarang untuk melakukan alokasi dana ke bidang lain sehingga sumber penerimaan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. berasal dari produksi minyak. Oleh karena itu, Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. tidak menggunakan pengambilan keputusan alokasi dana dan pengelolaan investasi (kebijakan dividen).
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
114 2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan maupun bagi pihak-pihak lain yang bersangkutan. Saran-saran tersebut adalah :
1. Diharapkan kepada Manajer Keuangan untuk memperhatikan faktor-faktor psikologis yang berperan di dalam pengambilan keputusan finansial supaya faktor psikologis tersebut dapat meningkatkan proses pengambilan keputusan finansial.
2. Diharapkan kepada Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. untuk bernegosiasi dengan pemerintah Indonesia supaya dapat menerapkan pengambilan keputusan finansial alokasi dana sehingga dapat memperoleh sumber pendapatan dari investasi di bidang lain dan menerapkan pengambilan keputusan pengelolaan investasi (kebijakan dividen) pada perusahaan supaya dapat meningkatkan nilai perusahaan Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. di Indonesia.
3. Penelitian ini hanya terbatas pada peran faktor-faktor psikologis dalam pengambilan keputusan finansial pada perusahaan cabang tanpa mempertimbangkan besar kecilnya pengaruh faktor psikologis tersebut. Oleh karena itu peneliti menyarankan agar dapat dilakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh faktor-faktor psikologis dalam pengambilan keputusan finansial, khususnya di perusahaan perminyakan. Peneliti juga menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian pada perusahaan pusat dimana lebih memiliki kewenangan terhadap pengambilan keputusan keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Anorogo, Pandji dan Ninik Widiyanti. 1993. Psikologi dalam perusahaan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Bashir, Dr. Taqqadus. 2013. Impact of Behavioural Biases on Investors Decision Making : Male vs Female. IOSR Journal of Business and Management. Volume 10 No 3.
Budiatiningsih, Diah. 2015. Efektivitas Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan atas Surat Pemberitahun Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P-2) (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Kabupaten Madiun). Skripsi. Malang : Universitas Brawijaya.
Ensiklopedia Nasional Jilid 13. 1990. Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka.
Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Pengambilan Keputusan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Kartono, Kartini. 1981. Psikologi Sosial Perusahaan dan Industri. Jakarta : CV. Rajawali.
Margaretha, Farah. 2011. Teori Dan Aplikasi Manajemen Keuangan Investasi dan Sumber Dana Jangka Pendek. Jakarta: Grasindo Gramedia Widiasarana Indonesia
Marzuki. 1989. Metodologi Riset. Yogyakarta : Penerbit BPFE.
Musianto, Lukas S. 2012. Perbedaan Pendekatan Kuantitatif dengan Pendekatan Kualitatif dalam Metode Penelitian. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan. Vol. 4 No. 2. pp 123 – 136.
Purwanto, M. Ngalim. 1996. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.
Riyanto, Bambang. 2004. Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi ke 4. Yogyakarta :BPFC.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Manajemen. Bandung : Alfabeta.
Sundjaja, Ridwan S. dan Inge Barlian. 2003. Manajemen Keuangan 1 Edisi Kelima. Jakarta: Literata Lintas Media.
Supramono dan Putlia, Nancy. 2010. Persepsi dan Faktor Psikologis Dalam Pengambilan Keputusan Hutang. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.14, No. 1 Januari 2010: 24-35.
Sutrisno. 2012. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Edisi 8. Yogyakarta: Ekonisia.
Umar, Husein. 2003. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Witantra, Elsa Erma. 2015. Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah (Studi Kasus Pajak Hotel dan Pajak Restoran Kota Malang). Skripsi. Universitas Brawijaya.