• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOKUMEN PTK DAN PTS TAHUN 2017 - Sang Pencari Ilmu ptk bab 1-5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DOKUMEN PTK DAN PTS TAHUN 2017 - Sang Pencari Ilmu ptk bab 1-5"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Di dalam suatu masyarakat, guru dipandang orang yang serba bisa, mumpuni dibidang apa saja, oleh karena itu guru harus mampu menunjukkan berfikir cerdas, berkepribadian mulia, budi pekerti luhur, perilaku jujur, dan memiliki rasa sosial yang nyata.

Kaitannya dengan tugas seorang guru sebagai pendidik, maka guru harus mampu mengembangkan profesinya dengan kompetensi yang dipahami dan dilaksanakan. Berbagai program dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru telah dilaksanakan oleh pemerintah, baik yang berupa program pendidikan dan pelatihan, workshop, seminar ataupun bimbingan teknik, namun hal ini belum bisa menjangkau kesemua guru, sehingga hasilnya belum optimal. Salah satu diantara indikator profesionalisme guru adalah kemampuan keterampilan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

Dalam standar kompetensi guru kelas SD, pada kompetensi pedagogik diantaranya bahwa guru harus mampu (1) memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran, (2) mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran, (3) menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium maupun lapangan, (4) melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium dan di lapangan.

(2)

forum KKG tanpa ada perubahan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah masing-masing serta karakteristik peserta didik. Hal ini terjadi karena rendahnya kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

Kurang mampunya guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran ini disebabkan oleh berbagai faktor, diantara faktor tersebut antara lain karena guru kelas terlalu syarat administrasi, sehingga untuk menyelesaikan administrasi tersebut guru mencari jalan praktis, informasi guru yang diterima lewat pendidikan dan pelatihan belum tuntas secara mendalam sehingga pemahaman materi tentang penyusunan merancang rencana pelaksanaan pembelajaran masih mengembang, kesibukan guru diluar kedinasan tidak bisa ditinggalkan sehingga guru tidak ada kesempatan untuk mempelajari maupun merancang sendiri rencana pelaksanan pembalajaran di rumah. Hal ini diperoleh lewat tanya jawab secara lisan antara kepala sekolah dengan guru kelas.

Selain kemampuan guru rendah, faktor lain yang menyebabkan kurang mampunya guru dalam menyusun rencana pelaksanan pembelajaran adalah belum adanya pembinaan secara berkelanjutan dari kepala sekolah. Sepanjang ini pembinaan yang dilakukan kepala sekolah baik lewat supervisi kelas maupun rapat sekolah masih bersifat umum belum menunjukkan spesifikasi administrasi tertentu yang harus disempurnakan misalnya penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Menurut pengamatan Penulis selaku kepala sekolah, permasalahan tersebut dialami guru-guru di SD Negeri Siasem 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes. Dari sejumlah guru yang mengajar di SD Negeri Siasem 02, guru yang membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sendiri hanya 30% sedangkan 70% guru dalam penyusunan atau membuat rencana pelaksanaan pembelajaran masih menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang di cetak atau buatan bersama dalam forum KKG.

(3)

menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan kaidah-kaidah penyusunan yang benar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Apakah program pembinaan berkelanjutan dapat diikuti para guru secara aktif ?

2) Apakah melalui pembianaan berkelanjutan dapat meningkatkan ketrampilan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri siasem 02 ?

(4)

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Mendekripsikan pembinaan berkelanjutan dapat meningkatkan aktivitas guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Siasem 02.

2) Untuk mengetahui apakah melalui pembinaan berkelanjutan dapat meningkatkan ketrampilan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Siasem 02.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagi Guru

1) Dapat meningkatkan pemahaman guru tentang sistematika penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kaidah-kaidah penyusunan yang benar;

(5)

3) Dapat meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran serta peserta didik.

b. Bagi Sekolah

1) Sebagai dasar dalam menyusun program kegiatan Kepala Sekolah selanjutnya yang bersifat pembinaan berkelanjutan khususnya dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran;

2) Sebagai dasar bagi Kepala Sekolah dalam menetukan kebijakan yang berkaitan dengan permasalahan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru-guru untuk pelaksanaan pembelajaran di kelas.

c. Bagi Pengawas

dapat digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan tindakan supervisi dan pembinaan tentang penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran kepada guru-guru dan Kepala Sekolah di wilayah binaannya.

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori 1. Ketrampilan

(6)

siswa diharapkan memiliki kemampuan antara lain kemampuan kognitif, afektif, dan Psikomotor (Moh. Uzer Usman, 1992:31).

1) Kemampuan Kognitif

Menurut Bloom (1956) kemampuan kognitif terbagi menjadi enam komponen penting, diantara komponen tersebut antara lain :

a. Pengetahuan; yaitu kemampuan menghafal atau mengingat materi yang sudah dipelajari;

b. Pemahaman; yaitu kemampuan memahami makna materi;

c. Penerapan; yaitu kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari;

d. Analisis; yaitu kemampuan menguraikan materi kedalam komponen atau faktor penyebabnya dan mampu memahami hubungan diantara bagian yang satu dengan yang lainnya sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti;

e. Sistematis; yaitu kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru;

f. Evaluasi; yaitu kemampuam memberi pertimbangan terhadap nilai-nilai tujuan tertentu.

2) Kemampuan Afektif

Menurut krathwohl aspek kemampuan afektif ini terbagi dalam lima kategori, yaitu :

a. Penerimaan; yaitu kemampuan memperhatikan dan memberikan respon terhadap stimulasi yang tepat;

b. Pemberian respon; yaitu siswa tersangkut secara aktif menjadi peserta dan tertarik;

c. Penilaian; yaitu kemampuan menerima, menolak atau tidak menghiraukan obyek atau kejadian tertentu;

(7)

e. Karakteristik; yaitu nilai-nilai berkembang dengan teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan mudah diperkirakan. 3) Kemampuan Psikomotor

Sedangkan kemampuan psikomotor terbagi dalam lima bagian penting yaitu :

a. Peniruan; yaitu mampu mengamati suatu gerakan, mampu memberi respon serupa dengan yang diamati;

b. Manipulasi; yaitu kemampuan mengikiuti pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan;

c. Ketetapan; yaitu memiliki kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan;

d. Artikulasi; yaitu kemampuan mengkoordinasi suatu rangkaian gerkan dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan;

e. Pengalamiahan; yaitu kemampuan menampilkan tingkah laku dengan sedikit mengeluarkan energi fisik atau psikis.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktivitas mengajar. Menurut Gagne dalam (Djiwandono, 1989), hasil belajar dapat dibagi menjadi lima kelompok, yaitu sebagai berikut :

a. Informasi verbal yaitu tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang yang dapat diungkapkan melalui bahasa lisan maupun tertulis kepada orang lain.

b. Kemahiran intelektual yaitu kemampuan seseorang untuk berhubungan dengan lingkungannya dan dengan dirinya sendiri.

c. Pengetahuan kegiatan kognitif yaitu kemampuan yang dapat menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri, khususnya bila sedang belajar dan berfikir.

(8)

mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu.

e. Sikap yaitu sikap tertentu dari seseorang terhadap suatu objek. 2. Ketrampilan menyusun RPP

Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang membuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

Dalam PP 19 Tahun 2005 juga mengisyaratkan bahwa guru diharapkan dapat mengembangkan perencanaan pembelajaran yang kemudian dipertegas melalui peraturan Kementerian Pendidikan Nasional nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidikan pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), khususnya pada jenjang pendidikandasar dan menengah jalur formal, baik yang menerapkan sistem paket maupun sistem kridit semester (SKS).

(9)

1.1. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdiri dari : a. Identitas Mata Pelajaran yang meliputi :

1) Nama satuan pendidikan; 2) Nama mata pelajaran; 3) Kelas/program/semester;

4) Jumlah pertemuan/alokasi waktu; b. Standar Kompetensi (SK)

Merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.

c. Kompetensi Dsar (KD)

Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.

d. Indikator Pencapaian

Indikator pencapaian adalah perilaku yang dapat diukur dan atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran, indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap dan ketrampilan. e. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan indikator pencapaian kompetensi. Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajara yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

f. Materi Ajar

Sesuai dengan indikator pencapain kompetensi dan disesuaikan pula dengan alokasi waktu.

(10)

Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. h. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran terdiri dari 3 komponen pokok yang masing-masing disertai alokasi waktunya. Ketiga komponen itu terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

1) Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan pendahuluan, guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai dan menyampaikan materi dasar yang akan dicapai serta menyampaikan cakupan materi dan penjelasan/uraian kegiatan sesuai silabus.

Jadi kegiatan pendahuluan minimal mencakup motivasi, apersepsi, dan penyampaian tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai pada pertemuan itu.

2) Kegiatan inti

(11)

berkarya dan berkreasi sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

3) Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup ini dapat berisi tentang rangkuman dalam melaksanakan pembelajaran, melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan, memebrikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, pengayaan, atau memberi tugas, baik secara individu maupun kelompok, serta menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

i. Sumber Belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi.

j. Penilaian

Penilaian dalam suatu pembelajaran terdiri atas teknik penilaian, nemtuk instrumen, instrumen kunci jawab, dan pedoman penskoran.

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu pada standar penilaian.

1.2. Prinsip-prinsip penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan serta pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yaitu terdiri dari :

a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik

(12)

emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan atau lingkungan peserta didik.

b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik

Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreatifitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.

c. Mengembangkan budaya membaca dan menulis

Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

d. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran membuat rancangan program pemberian umpan balikpositif, penguatan, pengayaan, dan remidi.

e. Keterkaitan dan keterpaduan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

(13)

Langkah-langkah minimal penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dimulai dari merencanakan identitas rencana pelaksanaan pembelajaran, metode pembelajaran, langka-langkah kegiatan pemebelajaran, sumber belajar, dan penilaian. Setiap komponen mempunyai arah pengembangan masing-masing, namun semua merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. a. Mencantumkan identitas

Terdiri atas nama sekolah, mata pelajaran, kelas, semester, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan alokasi waktu. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran boleh disusun untuk satu kompetensi dasar;

2) Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian kompetensi diikuti dari silabus;

3) Indikator merupakan ciri perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa peserta didik telah mencapai kompetensi dasar, penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah, rumusannya menggunakan kata kerja operasional yang terukur dan atau dapat diobservasi, dan dasar untuk menyusun alat penilaian.

4) Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dengan jam pelajaran dan banyaknya pertemuan, oleh karena itu waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada kompetensi dasarnya.

(14)

Keluaran (hasil langsung) dari satu paket kegiatan pembelajaran. Jika pembelajaran dilakukan lebih dari stau kali pertemuan, disarankan agar tujuan pembelajaran juga dibedakan menurut waktu pertemuan, sehingga hasil tiap pertemuan dapat diketahui secara spesifik.

c. Menentukan materi pembelajaran

Untuk memudahkan penetapan materi pembelajaran, dapat mengacu pada rumusan indikator.

d. Menentukan metode pembelajaran

Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat juga diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan atau strategi yang dipilih, karena itu pada bagian ini dicantumkan pendekatan pembelajaran dan metode yang diintegrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran peserta didik, yaitu :

Pendekatan pembelajaran yang digunakan misalnya pendekatan proses, kontekstual, Pembelajaran langsung, pemecahan masalah, dan seterusnya;

Metode-metode yang digunakan misalnya ceramah, inkuiri, observasi, tanya jawab, e-learning, dan sebagainya.

e. Menerapkan kegiatan pembelajaran

Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan seperti pertemuan. Pada dasarnya langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Langkah-langkah minimal yang harus dipenuhi pada setiap kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut :

1) Kegiatan pendahuluan

(15)

memberikan ilustrasi, membaca berita di surat kabar, menampilkan slide animasi, dsb, (2) apersepsi, yaitu memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan, (3) motivasi, yaitu gambaran manfaat mempelajari materi tersebut, (4) pemberian acuan, biasanya berkaitan dengan kajian yang akan dipelajari, acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar, (5) pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalamn belajar. 2) Kegiatan inti

Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk dapat mengkonstruksi ilmu sesuai dengan skema masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar peserta didik dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indikator. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bsgi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikilogis peserta didik, menggunakan metodeyang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.

3) Kegiatan penutup

(16)

kegiatan diluar sekolah, dirumah atau tugas sebagai bagian pengayaan.

f. Memilih sumber belajar

Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembengkan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, media, narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yang digunakan. Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referensi dalam rencana pelaksanaan pembelajaran harus dicantumkan bahan ajar yang sebenarnya. Jika menggunakan buku, maka harus ditulis judul bukuteks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu. Jika menggunakan bahan ajar berbasis ICT, maka harus ditulis nama file, folder penyimpanan, dan bagian atau link file yang digunakan, atau alamat website yang digunakan sebagai acuan pembelajaran.

g. Menentukan penilaian

Dalam mengembangkan perencanaan penilaian yang akan diterapkan proses pembelajaran, harus dapat mengukur ketercapaian standar kompetensi dasar meliputi indikator pencapaian kompetensi yang telah dirumuskan jenis, bentuk penilaian tersebut dalam rancangan pelaksanaan pembelajaran, berikut perencanaan format instrumen sistem penilaian yang diharapkan dapat dicapai peserta didik. Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, instrumen yang dipakai, kunci jawab, dan pedoman penskoran.

3. Pembinaan berkelanjutan

(17)

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Depdikbud (2000), supervisi adalah mengawasi, mengamati, meneliti. Menurut kamus bergambar, Sinergi pustaka Indonesia (2007), supervisi adalah pengawasan utama, pengontrolan tertinggi, sedangkan pengertian supervisi menurut Suharsimi Arikunto (2004), ada empat pengertian supervisi, secara singkat dapat diartikan sebagai berikut : (1) Inspeksi, yaitu melihat untuk mencari kesalahan, (2) pemeriksaan, yaitu melihat apa yang terjadi dalam kegiatan, (3) pengawasan dan penilaian, melihat mana yang positifdan mana yang negatif, (4) supervisi, melihat bagian mana dari kegiatan di sekolah yang masih negatif untuk diupayakan menjadi positif, dan melihat mana yang sudah positif untuk dapat ditingkatkan menjadi lebih positif lagi, yang penting adalah pembinaan.

Menurut Kamus Besar Indonesia, Depdikbud (2000), membina adalah membangun, mendirikan, sedanagkan pembinaan adalah (1) proses, perbuatan, cara membina, (2) pembaharuan, penyempurnaan, (3) usaha tindak dan kegiatan yang dilakukan secara berdayaguna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil lebih baik.

Pembinaan berkelanjutan adalah tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdayaguna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik yang dilakukan/berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan.

Pembinaan berkelanjutan dalam penelitian ini tindakan sekolah ini adalah tindakan dan kegiatan proses pembinaan yang dilakukan terus menerus, berkesinambungan, berdayaguna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru-guru di sekolah. Pembinaan pada penelitian ini difokuskan pada penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), sebab perencanaan pembelajaran merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Melalui perencanaan pembelajaran yang baik, guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran.

4. Kerangka Berfikir

(18)

dirinya dituntut untuk memiliki kapabilitas profesionalisme di bidangnya, meskipun banyak komponen yang ikut menentukan keberhasilan pembelajaran yang meliputi guru, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana, perencanaan pembelajaran, serta komponen lain yang mendukung dalam pembelajaran. Namun, posisi guru dan siswa merupakan ujung tombak keberhasilan dalam proses pembelajaran di sekolah.

Guru yang selalu berkecimpung dalam pembelajaran harus mempunyai kemampuan dalam perencanaan pembelajaran terutama dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, karena selama ini pada umumnya guru menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat secara bersama-sama di forum KKG tanpa adanya penyesuaian dengan situasi dan kondisi sekolah masing-masing, atau dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran belum mempunyai kaidah-kaidah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ditentukan. Selain itu, kepala sekolah belum melaksanakan pembinaan terprogram atau pembinaan berkelanjutan secara optimal, khususnya dalam penyusunan perangkat pembelajaran bagi guru dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Dalam pelaksanaan penelitian ini penulis menggunakan dua siklus. Pada tahap awal penulis melakukan supervisi administrasi yaitu mengamati rencana pelaksanaan pembelajaran yang digunakan guru untuk mengetahui kondisi awal, kemudian pada siklus satu penulis mengadakan pembinaan secara kelompok. Setelah guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dari hasil pembinaan, penulis mengadakan supervisi kembali untuk melihat hasil dari siklus I.

(19)

5. Hipotesis

Berdasarkan uraian teori serta kerangka berfikir diatas, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Melalui pembinaan berkelanjutan dapat meningkatkan aktivitas guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Siasem 02. 2) Melalui pembinaan berkelanjutan dapat meningkatkan ketrampilan guru

dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Siasem 02.

KONDISI AWAL

Peneliti belum melakukan pembinaan berkelanjutan

Aktivitas serta kemampuan guru dalam menyusun RPP rendah

TINDAKAN Melakukan pembinaan berkelanjutan

SIKLUS I : Melakukan pembinaan secara kelompok

SIKLUS II : Melakukan pembinaan secara individu

KONDISI AKHIR

Diduga melalui pembinaan berkelanjutan dapat

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian 1. Tempat Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 selama 6 bulan yaitu pada bulan Oktober 2013 sampai bulan Maret 2014. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2013 dan Siklus II pada tanggal 20 Januari 2014.

(21)

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Siasem 02 Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini dilakukan karena SD Negeri Siasem 02 merupakan tempat/instansi peneliti dalam bekerja.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah seluruh guru pengajar di SD Negeri Siasem 02 Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 11 orang guru yang terdiri dari 4 guru PNS dan 7 guru Wiyata Bhakti. Dalam penelitian ini sebagai subyek penelitian adalah guru pengajar di SD Negeri Siasem 02, hal ini dikarenakan guru dalam penyusunan suatu rancangan pelaksanaan pembelajaran kwalitasnya masih rendah, sehingga perlu adanya pembinaan supaya dalam pembelajarannya guru bisa menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan benar.

C. Rencana / Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap, yaitu merencanakan (Planning), melakukan tindakan (Acting), mengamati (Observasing), dan refleksi (Reflecting).

Menurut hartono dan Eli Legowo (2003 : 4) tahap dalam penelitian tindakan yang akan dilaksanakan digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. Penelitian Tindakan Sekolah Model Kurt Lewis. C. 1. Siklus I

a. Perencanaan

1) Menyiapkan program supervisi atau pembinaan; 2) Menetapkan pengawas sekolah sebagai observer; 3) Mendesain kelompok;

4) Menyiapkan instrumen supervisi; 5) Menyiapkan angket.

Rencana I Rencana I Siklus ke-n

Refleksi Siklus I Tindakan Refleksi Siklus II Tindakan

Rekomendasi

(22)

b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam siklus I adalah sebagai berikut : sesuai dengan perencanaan yang peneliti rancang dengan dasar data awal hasil supervisi sebelum ada tindakan, peneliti mengadakan pembinaan berkelanjutan secara kelompok dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Diawali dengan penyampaian tujuan pembinaan, peneliti membagi angket rancangan pelaksanaan pembelajaran yang harus diisi oleh guru-guru SD Negeri Siasem 02 sebagai responden selama 10 menit;

2) Dasar data kondisi awal dan hasil angket peneliti melakukan pembinaan dengan menjelaskan cara penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang meliputi prinsip-prinsip penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, komponen-komponen rencana pelaksanaan pembelajaran, langkah-langkah penysunan rencana pelaksanaan pembelajaran selama 50 menit; 3) Guru atau responden diberi tugas menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran selama 30 menit. c. Observasi

Observasi yang dilakukan dalam siklus I ini meliputi :

1) Peneliti bersama observer mengamati keaktifan guru dalam mengikuti pembinaan dengan instrumen lembar pengamatan; 2) Peneliti bersama observer meneliti angket yang sudah diisi oleh

guru atau responden;

3) Peneliti mengamati rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat guru pada siklus I.

d. Refleksi

(23)

keberhasilan yang diharapkan maka dilakukan perbaikan lagi pada pelaksanaan tindakan siklus II.

2. Siklus II

Berdasarkan refleksi proses tindakan siklus I dapat diketahui bahwa rancangan penelitian yang telah dipersiapkan telah terbukti berhasil tetapi masih ada yang belum berhasil. Sehubungan dengan hal ini peneliti mengadakan penyempurnaan dalam siklus berikutnya, yaitu siklus II yang terdiri dari :

a. Perencanaan

1) Permasalahan pada siklus I diidentifikasi dan dirumuskan berdasarkan refleksi siklus I sebagai bahan pembinaan;

2) Menyiapkan program supervisi atau pembinaan individu;

3) Menyiapkan atau memberi tahu guru yang akan mendapat pembinaan;

4) Menyiapkan instrumen observasi; 5) Menyiapkan angket;

6) Menyiapkan ruang pembinaan; b. Tindakan

Peneliti melaksanakan pembinaan secara individu dengan materi temuan-temuan dari hasil koreksi di siklus I pada masing-masing guru, oleh karena itu materi pembinaan guru yang satu dengan yang lain belum tentu sama. Setelah selesai menerima penjelasan dan masing-masing guru sudah memahami dimana kekurangannya, maka guru diberi tugas :

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran 30 menit; 2) Mengisi angket dalam waktu 10 menit

c. Observasi

Dalam observasi siklus II ini melputi :

1) Peneliti bersama observer mengamati motivasi dan keaktifan guru dalam mengikuti pembinaan, instrumen lembar pengamatan; 2) Peneliti bersama observer mengamati hasil rencana pelaksanaan

pembelajaran, instrumrn lembar pengamatan; 3) Peneliti meneliti angket.

d. Refleksi

(24)

data yang diperoleh pada tingkatan siklus II. Dari perbandingan data tersebut maka akan diketahui :

1) Peningkatan kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I yang sudah diberi pembinaan berkelanjutan dengan kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada data kondisi awal sebelum diadakan pembinaan;

2) Peningkatan kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II yang sudah diberi pembinaan secara individu dibandingkan dengan kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I yang diberi pembinaan secara kelompok dan kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada data kondisi awal sebelum dilakukan pembinaan.

D. Sumber Data

Sumber data adalah subyek dari mana data tersebut dapat diperoleh (Arikunto, 1996:114). Dalam penelitian ini sumber datanya terdiri atas : 1. Guru atau pengajar di SD Negeri Siasem 02 Tahun Ajaran 2013/2014; 2. Guru mitra/observer yang membantu dalam pembinaan guru menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran. E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik dan alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah sebagai berikut :

1) Teknik

Teknik pengumpul data yang digunakan dalam peneliti tindakan sekolah ini meliputi teknik tes dan teknik non tes, namun demikian untuk mempermudah dalam pengolahan data, maka teknik yang digunakan hanya teknik yang berbentuk tes.

2) Alat pengumpul data

Sesuai dengan teknik pengumpulan data, maka alat pengumpul data dalam penelitian ini berbentuk tugas tertulis yang harus dikerjakan dalam batasan waktu tertentu.

(25)

Jenis data yang akan digunakan adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari hasil observasi pada saat pembinaan berkelanjutan berlangsung, sedangkan data kuatitatif adalah nilai tugas dalam penelitian ini yaitu penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.

4) Teknik pengambilan dan pengumpulan data

Teknik pengambilan dan pengumpulan data pada penelitian tindakan sekolah ini dilakukan dengan cara berikut :

a. Metode pemberian tugas atau tes

Data prestasi diperoleh dengan memberikan tes sebagai alat evaluasi kepada guru. Tes atau tugas individu ini diberikan pada siklus I dan siklus II.

b. Metode angket

Metode ini digunakan peneliti untuk memperoleh informasi tentang masalah yang dihadapi guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

c. Metode demonstrasi

Peneliti dalam penelitian ini merekam semua kegiatan penerapan pembinaan berkelanjutan dengan menggunakan daftar pengamatan yang didokumentasikan.

F. Analisis data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Data-data tersebut dianalisis mulai dari siklus I dan siklus II untuk dibandingkan dengan teknik deskriptif presentasi dengan rumus :

% =

Keterangan :

% = Tingkat keberhasilan yang dicapai n = Nilai yang diperoleh

N = Nilai Total

Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel kriteria deskriptif persentase yang dikelompokkan dalam 5 kategori yaitu : baik sekali, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang.

Tabel 1. Klasifikasi Kategori Tingkatan dan Persentase Kriteria Nilai prosentase

Baik Sekali 86% - 100%

(26)

Cukup 56% - 70%

Kurang 41% - 55%

Sangat Kurang < 40%

(Depdiknas, 2002: 4)

G. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan kemampuan guru dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, sehingga indikator keberhasilan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Setelah melakukan pembinaan berkelanjutan aktifitas guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dapat meningkat dari sebelum dilakukan pembinaan berkelanjutan yaitu minimal 70% guru aktif dalam menyusun RPP.

2. Setelah melakukan pembinaan berkelanjutan ketrampilan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dapat meningkat dari sebelum dilakukan pembinaan berkelanjutan yaitu minimal 80% guru dapat membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sendiri.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2013 yang diiikuti oleh 11 orang guru SD Negeri Siasem 02 dengan rencana program pembinaan yang telah disusun serta dibantu oleh Bahrudin Munib sebagai observer, dengan hasil sebagai berikut :

1. Aktivitas guru dalam penyusunan RPP

(27)

Tabel 2. Aktivitas Guru Siklus I No Aktivitas

Guru

Pra Siklus Siklus I

Jml. Guru % Jml. Guru %

1 Sangat Aktif 0 0,0% 3 27,27%

2 Aktif 0 0,0% 5 45,46%

3 Kurang Aktif 8 72,73% 3 27,27%

4 Tidak Aktif 3 27,27% 0 0,0%

Jumlah 11 100% 11 100%

Dari tabel diatas menunjukkan aktivitas guru dalam penyusunan RPP meningkat dari sebelum siklus, guru yang sangat aktif dalam pembinaan sebelum dilakukan siklus I tidak ada, setelah siklus I menjadi 3 orang guru yang sangat aktif, pada sebelum siklus aktifitas guru yang tergolong dalam kategori aktif tidak ada, setelah dilakukan siklus I menjadi 5 orang guru, dan guru yang sebelum siklus I sebanyak 8 orang memiliki aktifitas yang kurang setelah dilakukan siklus I menjadi 3 orang, serta sebanyak 3 orang yang tidak aktif dalam pembinaan sebelum siklus, kemudian setelah diadakan siklus I tidak ada lagi guru yang tidak aktif. Hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan dalam aktivitas guru setelah dilakukan pembinaan melalui pembinaan berkelanjutan dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, namun masih ada guru yang kurang aktif sehingga perlu dilakukan siklus berikutnya. Akan lebih jelasnya bila disajikan dalam grafik berikut ini :

(28)

Dalam pelaksanaan penyusunan RPP siklus I melalui pembinaan berkelanjutan ternyata dapat meningkatkan ketrampilan Guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hal ini dibuktikan dengan hasil karya guru dalam menyusun RPP yang kemudian dinilai oleh peneliti, hasil tersebut dapat dilihat seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 3. Hasil Tes Siklus I

No Rentang Nilai Banyaknya Guru

Pra Siklus Siklus I

1 0 – 40 0 0

2 41 – 55 7 0

3 56 – 70 4 6

4 71 – 85 0 5

5 86 – 100 0 0

Jumlah 11

(29)

B. Hasil Siklus II

Setelah dilakukan perbaikan-perbaikan dalam siklus II yaitu pada tanggal 20 Januari 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Aktifitas Guru dalam menyusun RPP

Dari hasil refleksi siklus I yang diperoleh bahwa masih terdapat tingkat aktivitas guru dalam pembinaan menyusun RPP yang masih kurang aktif sehingga perlu dilakukan siklus II. Setelah diadakan siklus II terdapat peningkatan aktifitas guru dalam menyusun RPP melalui pembinaan berkelanjutan. Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 4. Aktifitas Guru pada Siklus II No Aktivitas

Guru

Pra Siklus Siklus II

Jml. Guru % Jml. Guru %

1 Sangat Aktif 0 0,0% 3 27,27%

2 Aktif 0 0,0% 8 72,73%

3 Kurang Aktif 8 72,73% 0 0,0%

4 Tidak Aktif 3 27,27% 0 0,0%

Jumlah 11 100% 11 100%

(30)
[image:30.595.151.512.339.558.2]

menjadi 3 orang guru yang sangat aktif, sebelum siklus dilakukan aktivitas guru yang tergolong dalam kategori aktif tidak ada, setelah dilakukan siklus I dan perbaikan siklus II menjadi 8 orang guru yang dikategorikan aktif dalam menyusun RPP, guru yang sebelum siklus I sebanyak 8 orang memiliki aktivitas yang kurang setelah dilakukan siklus II tidak ada lagi, serta sebanyak 3 orang guru yang tidak aktif dalam pembinaan menyusun RPP sebelum siklus, kemuian setelah diadakan siklus I dan perbaikan siklus II tidak ada lagi. Hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan dalam aktivitas guru dalam menyusun Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) setelah dilakukan pembinaan berkelanjutan. Akan lebih jelasnya bila disajikan dalam grafik berikut ini :

Grafik 3. Aktivitas guru dalam pembinaan siklus II 2. Ketrampilan Menyusun RPP

(31)

C. Pembahasan

Dari data tersebut di atas dapat dilihat bahwa dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sudah berjalan dengan baik, namun masih ada guru yang belum memahami atau mengikuti pembinaan dalam menyusun RPP tersebut sehingga diperoleh kemampuan guru yang kurang memuaskan dalam menyusun RPP.

(32)

klasikal sebesar 78,1, ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan dengan adanya pembinaan berkelanjutan.

Berdasarkan hasil pengamatan serta hasil tes bahwa siklus pertama perlu adanya tindakan perbaikan dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) melalui pembinaan berkelanjutan perbaikan tersebut diantaranya dalam pelaksanaan pembinaan, peneliti secara jelas menjelaskan poin-poin penting dalam menyusun RPP, serta peneliti membimbing dan memotivasi guru dalam menyusun RPP.

Secara garis besar pelaksanaan siklus I berlangsung cukup baik walaupun masih ada guru yang belum sesuai nilai yang diharapkan, tetapi sudah ada peningkatan yang signifikan. Sehingga peneliti perlu mengadakan penyempurnaan pembinaan dalam menyusun RPP dengan mengadakan siklus II.

[image:32.595.132.494.481.707.2]

Setelah dilaksanakan penyempurnaan pembinaan dalam menyusun RPP siklus II terjadi peningkatan aktivitas guru, serta kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara mandiri dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Hasil tersebut dapat dilihat dari grafik seperti di bawah ini :

(33)
[image:33.595.132.493.112.324.2]
(34)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan penafsiran data tentang pelaksanaan pembinaan berkelanjutan dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SD Negeri Siasem 02, maka dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pembinaan berkelanjutan dapat meningkatkan aktivitas guru mengikuti program.

2. Pembinaan berkelanjutan dapat meningkatkan ketrampilan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di SD Negeri Siasem 02.

B. Saran

Dari hasil penelitian dan simpulan, ada beberapa saran yang perlu disampaikan kepada beberapa pihak, yaitu :

1. Guru : hendaknya guru memiliki ketrampilan pembuatan perencanaan pembelajaran baik yang berupa silabus maupun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), karena perencanaan pembelajaran merupakan perangkat utama yang dipakai guru sebagai acuan dalam melaksanakan pembelajaran.

2. Kepala Sekolah : pembinaan berkelanjutan kepada guru-guru merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan ketrampilan guru dalam menyelesaikan administrasi terutama dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang standar, oleh karena itu Kepala Sekolah hendaknya melakukan pembinaan secara kontinue.

(35)

kemampuan guru terutama dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, suharsimi.2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16/2007 Tentang standart Kulaifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41/2007 Tentang Standart Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Eko Supraptono . 2009. Penyusunan Penelitiaan Tindakan Kelas. Semarang: Gugus Pengelolaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Fakultas Teknik Universitas Negeri semarang.

Rosilawati, Erwin. 2010. Petunjuk Penyusunan Penelitian Tindakan Sekolah. Semarang: Widyaiswara LPMP.

Sinergi Pustaka Indonesia. 2007. Kamus Bergambar.

Gambar

Gambar 2. Penelitian Tindakan Sekolah Model Kurt Lewis.
Tabel 2. Aktivitas Guru Siklus I
Tabel 3. Hasil Tes Siklus I
Tabel 4. Aktifitas Guru pada Siklus II
+4

Referensi

Dokumen terkait

Jabatan : Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia Yang bertandatangan untuk dan atas nama Menteri Pertanian berkedudukan di Jalan AUP Nomor 3

Berdasarkan pemaparan hasil penilaian subskala dan skala kualitas lingkungan pengasuhan maka dapat disimpul- kan bahwa kualitas lingkungan pengasuhan yang telah

Spesifikasi : Kandungan tannin 75%, berbentuk serbuk coklat kemerahan, mudah larut dalam air, dan lebih baik bila dilarutkan dengan air panas, pH 5. Kegunaan : Merupakan

[r]

Demikian pengumuman ini kami sampaikan, apabila ada peserta yang berkeberatan atas pengumuman ini dapat menyampaikan sanggahan secara tertulis atas penetapan pemenang kepada

[r]

Demikian pengumuman ini kami sampaikan, apabila ada peserta yang berkeberatan atas pengumuman ini dapat menyampaikan sanggahan secara tertulis atas penetapan pemenang kepada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari simulasi penerapan sistem lalu lintas satu arah pada simpang 3 Strat A terhadap arus lalu