• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I LKPJ ATA 2014. BAB I LKPJ ATA 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB I LKPJ ATA 2014. BAB I LKPJ ATA 2014"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BA B I

P EN DA H UL UA N

1.1. Latar Belakang

Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada

DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 ayat 1 dan Pasal 71. Undang-undang ini

mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan laporan penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah, laporan keterangan pertanggungjawaban, dan ringkasan laporan

penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Kewajiban penyampaian laporan keterangan

pertanggungjawaban juga diatur secara rinci dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3

Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada

Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ).

Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014, laporan keterangan

pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD dilakukan 1 (satu) kali dalam 1

(satu) tahun, paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2014 disusun berdasarkan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 dan

mengacu kepada Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013-2018. LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2014 merupakan

pertanggungjawaban Gubernur untuk tahun pertama RPJMD periode Tahun 2013-2018.

1.2. Dasar Hukum

Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar penyusunan Laporan

Keterangan Pertanggungjawaban Gubernur Akhir Tahun Anggaran 2014, adalah

sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat

(Berita Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juli 1950) jo. Undang-Undang Nomor

20 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Jakarta Raya (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1950 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 15), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus

Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran

(2)

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 2 Indonesia Nomor 4744) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang

Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000

Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang

Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3851);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4438);

8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4725);

10. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

(3)

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 3 Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan

atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 264, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 5589);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,

dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada

Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas

Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan

Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di

Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 44);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan

Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil

(4)

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 4 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5107) sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perubahan

atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas

dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di

Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 44,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5209);

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang

Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan

Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun

2008 Nomor 9 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 46);

23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008

Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 47 Seri E);

24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi

Jawa Barat Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 64);

25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah

Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 22 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah

Provinsi Jawa Barat Nomor 86);

26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 26 Tahun 2013 tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 (Lembaran Daerah

Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 Nomor 26 Seri A);

27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun

2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 Nomor 25 Seri E,

Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 160);

28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 18 Tahun 2014 tentang Perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 (Lembaran

(5)

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 5 29. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 108 Tahun 2009 tentang Sistem Prosedur

Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Barat (Berita Daerah Provinsi Jawa

Barat Tahun 2009 Nomor 181 Seri E), sebagaimana telah diubah beberapa kali,

terakhir dengan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 52 Tahun 2012 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 108 Tahun 2009

tentang Sistem Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Barat

(Berita Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 Nomor 52 Seri E);

30. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 31 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 (Berita Daerah

Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 Nomor 31 Seri E);

31. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penjabaran

Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014

(Berita Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 Nomor 1 Seri A);

32. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 121.05/Kep.1833-Bappeda/2014 tentang

Tim Penyusun Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Gubernur Jawa Barat

Akhir Tahun Anggaran 2014;

33. Keputusan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Nomor 120.04/Kep.003/2015 tentang Tim Kerja Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2014.

1.3. Gambaran Umum

1.3.1. Kondisi Geografis Daerah

Secara geografis Provinsi Jawa Barat terletak diantara 104° 48’ 00” BT -

108°48’ 00” Bujur Timur dan 5° 50’ 00” LS - 7° 50’ 00” Lintang Selatan, yang

mencakup wilayah daratan seluas 3.709.528,44 hektar dengan garis pantai

sepanjang 842,66 km, dengan batas wilayah meliputi:

a. Sebelah Utara, berbatasan dengan Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI)

Jakarta dan Laut Jawa;

b. Sebelah Timur, berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah;

c. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudera Indonesia;

d. Sebelah Barat, berbatasan dengan Provinsi Banten dan Provinsi Daerah

Khusus Ibukota (DKI) Jakarta.

Menurut administrasi pemerintahan, wilayah Provinsi Jawa Barat

terbagi ke dalam 27 kabupaten/kota, meliputi 9 Kota dan 18 Kabupaten, yaitu

(6)

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 6 Depok, Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar. Serta Kabupaten

Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung,

Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya,

Kabupaten Ciamis, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, Kabupaten

Majalengka, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang,

Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Bekasi, dan

Kabupaten Pangandaran.

Secara topografis Jawa Barat berupa wilayah pegunungan curam

(9,5%) yang terletak di bagian selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m

diatas permukaan laut, serta wilayah lereng bukit yang landai (36,48%) yang

terletak di bagian tengah dengan ketinggian 10-1.500 m dpl, dan wilayah

daratan landai (54,02%) yang terletak di bagian utara dengan ketinggian 0-10

m dpl. Wilayah Jawa Barat memiliki iklim tropis, dengan suhu rata-rata berkisar

antara 17,40-30,70C dan kelembaban udara 73-84%.

1.3.2. Gambaran Umum Demografis

a. Kependudukan

Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan populasi penduduk

terbesar di Indonesia. Pada tahun 2013 penduduk Jawa Barat mencapai

45.340.800 jiwa dan mengalami peningkatan pada tahun 2014 menjadi

46.029.699 jiwa. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Jawa Barat pada

tahun 2014 sebesar 1,52%, menurun 0,25 persen bila dibandingkan

dengan LPP Tahun 2013, yang sebesar 1,77%. Tingkat kepadatan

penduduk pada Tahun 2014 rata-rata mencapai 1.236 jiwa/km2, meningkat

dibandingkan Tahun 2013, yang sebesar 1.222 jiwa/km2.

Tabel. 1.1

Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Jawa Barat Tahun 2013-2014

NO INDIKATOR SATUAN TAHUN 2013 TAHUN 2014

1. Jumlah Penduduk Jiwa 45.340.800 46.029.699 2. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) % 1,77 1,52

(7)

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 7 b. Ketenagakerjaan

Sebagaimana tahun lalu, permasalahan mendasar di bidang

ketenagakerjaan adalah masih tingginya angka pengangguran. Hal ini

disebabkan antara lain akibat tidak sebandingnya jumlah pertumbuhan

angkatan kerja dengan laju pertumbuhan kesempatan kerja, serta

rendahnya kompetensi tenaga kerja dan tingkat pendidikan tenaga kerja,

selain itu perkembangan industri kreatif dan wirausahawan muda belum

optimal.

Jumlah penduduk bekerja (usia 15 tahun ke atas) di Jawa Barat

pada tahun 2014 (Agustus) mengalami kenaikan dibandingkan dengan

tahun 2013. Pada tahun 2014 (Agustus) penduduk bekerja tercatat

sebanyak 19,23 juta orang, sedangkan pada tahun 2013 (Agustus)

penduduk yang bekerja tercatat sebanyak 18,41 juta orang. Dengan

demikian mengalami kenaikan sebesar 4,26 Persen orang yang bekerja.

Tabel. 1.2

Jumlah Penduduk Jawa Barat Berdasarkan Ketenagakerjaan Tahun 2013-2014

NO INDIKATOR SATUAN TAHUN 2013 TAHUN 2014

1. Penduduk Usia Kerja (15 tahun ke atas)

Juta orang 32,19 33,47

2. Penduduk Angkatan Kerja Juta orang 20,28 21,01 3. Penduduk Bekerja (15 tahun ke

atas)

Juta orang 18,41 19,23

4. Penganggur (mencari kerja) Juta orang 1,87 1,78 5. Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK)

Persen 63,01 62,77

6. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Persen 9,22 8,45

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat

Angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menunjukkan proporsi

penduduk yang sedang mencari pekerjaan secara aktif maupun mereka

yang sedang mempersiapkan suatu usaha terhadap angkatan kerja. Tinggi

rendahnya TPT memiliki kepekaan terhadap dinamika pasar kerja dan

tingkat kesejahteraan masyarakat. TPT pada Tahun 2014 adalah 8,45%,

(8)

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 8 Berdasarkan lapangan pekerjaan utama Tahun 2014, penduduk

yang bekerja pada sektor perdagangan adalah sebesar 4,93 juta orang

(25,62%), industri sebesar 3,90 juta orang (20,29%) dan pertanian,

perkebunan, kehutanan, dan perburuan sebanyak 3,82 juta orang

(19,87%), diikuti oleh jasa kemasyarakatan, sosial dan perseorangan

[image:8.595.141.512.245.500.2]

sebesar 3,29 juta orang (17,12%), (lihat Tabel 1.3.).

Tabel. 1.3

Jumlah Penduduk Berusia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Tahun 2014

NO LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA JUMLAH (Org) %

1. Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, dan Perburuan 3.821.320 19,87 2. Pertambangan dan Penggalian 142.371 0,74

3. Industri 3.902.850 20,29

4. Listrik, Gas dan Air 59.651 0,31

5. Konstruksi 1.485.424 7,72

6. Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 4.926.566 25,62 7. Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 1.000.908 5,20 8. Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa

Perusahaan

600.262 3,12

9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perseorangan 3.291.591 17,12

Total 19.230.943 100

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan status pekerjaan utama, persentase penduduk yang

berusaha sendiri adalah 18,04%, berusaha dibantu buruh tidak tetap

sebesar 13,69%, berusaha dibantu buruh tetap sebesar 3,54%,

buruh/karyawan 42,45%, pekerja bebas sebesar 14,18% dan pekerja

(9)
[image:9.595.153.513.109.298.2]

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 9 Tabel 1.4

Jumlah Penduduk Berusia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama

Tahun 2014

NO STATUS PEKERJAAN UTAMA JUMLAH

(Org) %

1. Berusaha Sendiri 3.469.999 18,04 2. Berusaha dibantu buruh tidak tetap 2.631.805 13,69 3. Berusaha dibantu buruh tetap 680.679 3,54 4. Buruh/Karyawan 8.163.001 42,45

5. Pekerja Bebas 2.727.615 14,18

6. Pekerjaan Keluarga 1.557.844 8,10

Total 19.230.943 100

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat

Gambar 1.1.

Jumlah Penduduk Berusia 15 Tahun keatas Yang Bekerja Menurut Pekerjaan Utama Tahun 2014

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

1.3.3. Kondisi Sosial dan Ekonomi

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator kinerja

pembangunan manusia yang dihitung berdasarkan tiga indikator utama, yaitu

(10)

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 10 analisa Pusdalisbang, IPM Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2014 diperkirakan

mencapai 74,28 poin, meningkat dibandingkan Tahun 2013, yang sebesar

73,40 poin (LKPJ 2013). Adapun Indeks Pendidikan adalah sebesar 83,36 poin,

Indeks Kesehatan mencapai 74,01 poin dan Indeks Daya Beli mencapai 65,47

poin. Sedangkan Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity) mencapai sebesar

Rp. 644.360, meningkat dari Tahun 2013 yang sebesar Rp. 640.800 (LKPJ

2013).

Secara makro, pada Tahun 2014 persentase penduduk miskin

mencapai 9,18% (angka kemiskinan bulan September 2014) terhadap total

penduduk Jawa Barat, atau mengalami penurunan sebesar 0,43%

dibandingkan Tahun 2013, yang sebesar 9,61%.

Pada Tahun 2014, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) sebesar 5,07%

(angka LPE pada bulan September 2014), dengan inflasi 6,16% (angka Inflasi

bulan Desember 2014). Sedangkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

atas dasar harga konstan (adhk) mencapai Rp. 98,9 triliun lebih (tahun dasar

2010). PDRB atas dasar harga berlaku (adhb) mencapai Rp. 899,66 triliun

lebih.

Lima sektor penyumbang PDRB terbesar adalah industri pengolahan

Rp. 39,97 triliun, sektor perdagangan hotel dan restoran Rp. 23,09 triliun,

sektor pertanian Rp. 11,25 triliun, sektor pengangkutan dan komunikasi Rp.

[image:10.595.85.526.509.737.2]

5,79 triliun, dan sektor jasa Rp. 6,97 triliun (Triwulan 1, Tahun 2014).

Tabel. 1.5.

Kondisi Sosial dan Ekonomi Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2014

NO INDIKATOR SATUAN TAHUN REALISASI

2014

2012 2013

1. Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) Poin 73,19 73,40 74,28

a. Indeks Kesehatan (IK) Poin 72,67 72,99 74,01  Angka Harapan Hidup

(AHH) Tahun 68,60 68,80 68,83

b. Indeks Pendidikan (IP) Poin 82,75 82,31 83,36  Rata-rata Lama Sekolah Tahun 8,08 8,10 8,34  Angka Melek Huruf Persen 96,39 96,50 98,29 c. Indeks Daya Beli (IDB) Poin 64,17 64,89 65,47

 Purchasing Power Parity (PPP)

Ribu

(11)

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 11

NO INDIKATOR SATUAN TAHUN REALISASI

2014

2012 2013

2. Jumlah Penduduk Jiwa 44.548.4311 45.340.800 46.029.669

 Laki-laki Jiwa 22.609.621 23.004.300 23.343.033  Perempuan Jiwa 21.938.810 22.336.500 22.684.636

3. Laju Pertumbuhan

Penduduk Persen 1,66 1,77 1,52

4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) a. Nilai PDRB

a.1. Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)

Triliun

Rupiah 946,86 1.070,18 1.387,28 a.2. Atas Dasar Harga

Konstan (adhk)

Triliun

Rupiah 364,41 386,84 1.148,01 b. PDRB perkapita

b.1. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)

Ribu rupiah 21.250 23.603,00 30.138,74

b.2. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan (adhk)

Ribu rupiah 8.180 8.531 24.940,51

5. Laju Pertumbuhan Ekonomi

(LPE) Persen 6,21 6,06 5,07

6. Inflasi Persen 3,86 9,15 6,16

7. Kemiskinan

a. Jumlah Penduduk Miskin Juta orang 4,42 4,38 4,24

b. Jumlah Penduduk Miskin

Persen

terhadap total penduduk

9,89 9,61 9,18

Gambar

Tabel. 1.3
Tabel  1.4 Jumlah Penduduk Berusia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja
Tabel. 1.5.

Referensi

Dokumen terkait

PERANAN FAKTOR STRES POSITIF DALAM PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN SALES

Dengan memasukkan hasil output pemodelan global yang didapatkan dari pemodelan elemen hingga secara global sebagai input pemodelan retak ini, didapatkan besarnya

Saran yang dapat diberikan pada peneli- tian selanjutnya adalah LKS yang telah dikem- bangkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk mengembangkan LKS IPA terpadu pada tema

Rasio likuiditas yaitu untuk mengukur kemampuan suatu lembaga keuangan atau perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek saat jatuh tempo atau pada saat ditagih.. “Rasio

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode penemuan (Discovery) adalah suatu metode di mana dalam proses belajar mengajar

pupuk pada tanaman sayuran Kubis (Brassica Oleracea) di daerah penelitian?..

Sehubungan dengan telah dilaksanakannya evaluasi terhadap dokumen penawaran yang masuk pada paket pekerjaan PENGADAAN PEMBANGUNAN KANTOR DESA RADA, Pokja Bagian

344 Nadhila Annifa Ichsan MI Ibtidaiyah Muhammadiyah GORONTALO 345 Nabilla Fiqriya Putri SD Negeri Model Terpadu Madani SULTENG. 346 Yudha Kencana SD Inpres I