• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan BSNP Tahun 2009 – BSNP Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan BSNP Tahun 2009 – BSNP Indonesia"

Copied!
232
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Puji syukur kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, tauik, dan karunia-Nya, Badan Standar Nasional Pendidi-kan (BSNP) dapat menyelesaiPendidi-kan seluruh program kerja tahun 2009 tepat pada waktunya.

Program strategis yang telah dilaksanakan BSNP tahun 2009 adalah: (1) Pengembangan Standar Dosen Akademik dan Profesi Pendidikan Tinggi,(2) Pengembangan Standar Isi Pendidikan Tinggi, (3) Pengembangan Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan Tinggi: Program Sarjana, (4) Pengembangan Standar Pendidikan Anak Usia Dini, (5) Updating Standar Biaya dan Pengembangan Indeks Biaya Pendidikan, (6) Pemantauan Implementasi Standar Nasional Pendidi-kan, (7) Pengembangan Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran, (8) Penilaian Buku Teks Pelajaran, (9) Penyelenggaraan dan Pemantauan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) serta Ujian Nasi-onal (UN).

Dalam penyusunan laporan ini, BSNP telah bekerjasama dengan penanggungjawab pengembangan standar dibantu staf profession-al. Untuk itu BSNP menyampaikan ucapan terimakasih dan apresiasi yang tulus kepada semua penanggungjawab, anggota tim pengem-bang, dan anggota BSNP yang telah mendukung pelaksanaan keg-iatan BSNP tahun 2009. Berkat bantuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak, seluruh program kerja BSNP dapat diselesaikan pada waktunya.

(4)

tugas dan kewenangannya. Semoga, buku laporan ini dapat mem-berikan manfaat bagi kita semua untuk terus meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Jakarta, Januari 2010

Badan Standar Nasional Pendidikan Ketua,

Prof. Dr. Djemari Mardapi

(5)

LAPORAN KEGIATAN BSNP TAHUN 2009

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

a. LatarBelakang ... 3

b. Tugas dan Wewenang ... 4

c. Anggota ... 5

d. Struktur Kepemimpinan ... 6

e. Tenaga Profesional, Administratif dan Keuangan . 7 f. Fungsidan Tujuan Standar Nasional Pendidikan ... 8

g. Lingkup Standar Nasional Pendidikan ... 8

h. Proses Penyusunan Standar ... 10

i. Tim Ahli ... 10

BAB 2 PENGEMBANGAN STANDAR DOSEN AKADEMIK DAN PROFESI PENDIDIKAN TINGGI ... 11

BAB 3 PENGEMBANGAN STANDAR ISI PENDIDIKAN TINGGI ... 39

(6)

BAB 5 PENGEMBANGAN STANDAR PENDIDIKAN

ANAK USIA DINI ... 61

BAB 6 UPDATING STANDAR BIAYA DAN PENGEMBANGAN INDEKS BIAYA PENDIDIKAN ... 71

BAB 7 PEMANTAUAN IMPLEMENTASI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ... 97

BAB 8 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN ... 125

BAB 9 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN ... 151

BAB 10 PENYELENGGARAN UJIAN NASIONAL 2009: UN, UASBN DAN UNPK ... 165

BAB 11 KEGIATAN RUTIN BSNP ... 187

BAB 12 PENCAPAIAN DAN EVALUASI KEGIATAN ... 215

BAB 13 EPILOG ... 223

(7)

BAB 1

PENDAHULUAN

(8)
(9)

BAB 1. PENDAHULUAN

A| Latar Belakang

Dalam era globalisasi saat ini, pemerintah perlu melakukan berbagai upaya dalam rangka peningkatan mutu pendidikan se-cara lebih terarah dan berkelanjutan. Hal ini penting, karena hanya dengan meningkatkan mutu pendidikan, kita dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM). Peningkatan mutu SDM sangat diperlukan bagi keberhasilan pembangunan nasional dan bagi peningkatan daya saing bangsa untuk meraih kemajuan serta me-menangi persaingan dalam percaturan global saat ini. Menyadari hal itu, pemerintah perlu melakukan berbagai upaya untuk meningkat-kan mutu pendidimeningkat-kan, baik melalui jalur formal, maupun melalui jalur nonformal dan informal.

(10)

Sehungan dengan tugas tersebut, pada Tahun Anggaran 2009, BSNP telah merumuskan dan telah selesai melaksanakan program-program sebagai berikut.

1. Pengembangan standar dosen akademik dan profesi pendi-dikan tinggi

2. Pengembangan standar isi pendidikan tinggi

3. Pengembangan standar sarana dan prasaranapendidikan tinggi: program sarjana

4. Pengembangan standar pendidikan anak usia dini

5. Updating standar biaya dan pengembangan indeks biaya pen-didikan

6. Pemantauan implementasi standar nasional pendidikan 7. Pengembangan instrumen penilaian buku teks pelajaran 8. Penilaian buku teks pelajaran

9. Penyelenggaran ujian nasional 2009: UN, UASBN, dan UNPK 10. Kegiatan rutin BSNP

Naskah laporan ini memuat seluruh program kegiatan yang dilakukan oleh BSNP dalam rangka pelaksanaan program-program yang telah ditetapkan untuk Tahun Anggaran 2009, dan berbagai hal lain yang berkaitan dengan pelaksanaan program-program tersebut.

B| Tugas dan Wewenang

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005, BSNP mempunyai tugas utama membantu Menteri Pendidikan Nasional dalam rangka mengembangkan, memantau dan mengendalikan standar nasional pendidikan. Dalam melakukan tugas tersebut, BSNP diberikankewenangan untuk: (1) mengembangkan standar pendi-dikan nasional, (2) menyelenggarakan ujian nasional, (3) memberikan rekomendasi kepada pemerintah dan pemerintah daerah dalam pen-jaminan dan pengendalian mutu pendidikan, (4) merumuskan kriteria kelulusan dari satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan

LAPORAN BSNP TAHUN 2009

Januari 2010 © BSNP

(11)

menengah, dan (5) menilai kelayakan isi, kelayakan penyajian, kela-yakan bahasa, dan kelakela-yakan kegraikaan buku teks pelajaran.

Tentu saja, BSNP senantiasa berkoordinasi dengan berbagai unit utama di Kementerian Pendidikan Nasional dalam menjalankan tugasnya.Demikian juga, BSNP bekerjasama dengan Dinas Pendi-dikan Tingkat provinsi, Kabupaten/Kota dan Kementeraian Agama.

Semua standar yang dikembangkan oleh BSNP berlaku secara efektif dan mengikat kepada semua satuan pendidikan secara nasio-nal setelah ditetapkannya dengan Peraturan Menteri.

C| Anggota

BSNP beranggotakan 15 orang, yang diangkat oleh Menteri Pendidikan Nasional dalam masa bakti 4 tahun. Keanggotaan BSNP yang pertama diangkat pada tahun 2005 dengan masa bakti bera-khir pada bulan Agustus 2009. Sehingga program BSNP tahun 2009 ini dilaksanakan oleh anggota BSNP periode 2005-2009 dan periode 2009-2013

Keanggotaan BSNP Periode 2005-2009 (dalam urutan alfabetis) adalah sebagai berikut:

1. Anggani Sudono, Dr. M.A 2. AT. Sugito, Prof. Dr. S.H, M.M

(Menggantikan almarhum Zainuddin Arief, Dr.) 3. Bambang Soehendro, Prof. Dr

4. Djaali, Prof. Dr

5. Djemari Mardapi, Prof. Dr 6. Edy Tri Baskoro, Prof. Dr 7. Fawzia Aswin Hadis, Prof. Dr 8. Furqon, Prof. Dr

9. Komaruddin Hidayat, Prof. Dr 10. M. Yunan Yusuf, Prof. Dr.

(12)

13. Suharsono, Dr.,MM., M.Pd 14. Weinata Sairin, Pdt, M.Th 15. Zaki Baridwan, Prof. Dr

Sedangkan anggota BSNP Periode 2009-2013 (dalam urutan alfabetis) adalah sebagai berikut:

1. Prof. Dr. Abdi A. Wahab 2. Prof. Dr.Djaali

3. Prof. Dr.Djemari Mardapi 4. Prof. Dr. Edy Tri Baskoro

5. Prof.Dr.dr. Farid Anfasa Moeloek, Sp.OG 6. Prof. Dr. Furqon

7. Prof. Dr. rer.nat Gunawan Indrayanto 8. Prof. Dr.Jamaris Jamna, M.Pd. 9. Prof.Dr.Johannes Gunawan, SH

10. Prof.Dr. Ir. Moehammad Aman Wirakartakusumah, M.Sc 11. Prof. Dr. Mungin EddyWibowo, M.Pd.Kons.

12. Prof. Dr. Richardus Eko Indrajit 13. Dr. Teuku Ramli Zakaria 14. Pdt.Weinata Sairin, MTh. 15. Prof. Dr. Zaki Baridwan

D| Struktur Kepemimpinan

Dalam menjalankan roda organisasinya, BSNP dipimpin oleh seorang Ketua dan Sekretaris, yang berasal dari dan dipilih oleh ang-gota secara demokratis berdasarkan Sidang Pleno BSNP.Mulai tahun 2009, berdasarkan kesepakatan yang diambil dalam Sidang Pleno BSNP, ketua dan sekretaris BSNP dipilih setiap 2 tahun sekali, yang semula setahun sekali.

Semua keputusan organisasi ditetapkan melalui Sidang Pleno dengan korum setengah tambah 1 dan diusahakan diambil ber-dasarkan asas musyawarah mufakat.

LAPORAN BSNP TAHUN 2009

Januari 2010 © BSNP

(13)

Kepemimpinan BSNP (ketua dan sekretaris) dari tahun ke tahun dapat dilihat dalam table berikut:

Tabel 1-1. Ketua dan Sekretaris BSNP

No Ketua dan Sekretaris BSNP Periode

1 Ketua : Bambang Soehendro, Prof. Dr Sekretaris : Djaali, Prof. Dr

Mei 2005 s.d. Agustus 2006

2 Ketua : M. Yunan Yusuf, Prof. Dr Sekretaris : Suharsono, Dr., MM., M.Pd

September 2006 s.d Agustus 2007 3 Ketua : Djemari Mardapi, Prof. Dr

Sekretaris : Furqon, Prof. Dr.

September 2007 s.d. September 2008 4 Ketua : Mungin Eddy Wibowo, Prof. Dr. M.Pd.,

Kons

Sekretaris : Edy Tri Baskoro, Prof. Dr.

September 2008 s.d. Juli 2009

5 Ketua : Djemari Mardapi, Prof. Dr Sekretaris :Edy Tri Baskoro, Prof. Dr.

Agustus 2009 s.d. Agustus 2011

E| Tenaga Profesional, Administratif dan

Keuangan

BSNP, dalam menjalankan perannya, didukung oleh sekretariat dan keuangan (di bawah koordinasi Kepala Balitbang), serta tenaga administrasi, tenaga profesional (konsultan) dan tim ahli.

Staf professional yang membantu BSNP dalam melaksanakan program tahun 2009 adalah sebagai berikut:

1. Gaguk Margono, Prof. Dr. 2. Bambang Suryadi, Ph.D 3. Kaharuddin Arafah, Drs. M.Si

Selain itu, Program Kemitraan Indonesia-Australia AUSAID me-nyediakan staf profesional untuk BSNP, sebagai berikut:

1. Ali Saukah, Prof. Dr. 2. Sisworo, Dr.

(14)

Tenaga administratif dan keuangan BSNP yang sangat mem-bantu meningkatkan kinerja BSNP dalam menjalankan tugasnya, ter-diri atas 16 orang sebagaimana tertulis dalam Tabel 1-2..

Tabel 1-2. Staf Administratif dan Keuangan BSNP Staf Administratif BSNP Staf Keuangan BSNP

1. Ning Karningsih 2. Nurul Najmah, M.Si. 3. Renny Wulansari, S.Kom 4. Djuandi

5. Ibar Warsita, SE 6. Reyman Aryo, SE

1. Dra. Neneng Tresnaningsih, MSi. 2. Sugi Wahono, S.Sos.

3. Hans Mangundap, M.Pd. 4. Rosmalina

F| Fungsi dan Tujuan Standar Nasional Pendidikan

Fungsi pokok dari standar nasional pendidikan adalah sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencer-daskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005, Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tantangan dan tuntutan perubahan ke-hidupan lokal, nasional, regional dan global.

G| Lingkup Standar Nasional Pendidikan

Standar Nasional Pendidikan, menurut Pasal 35 Undang Un-dang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendi-dikan Nasional, mencakup 8 aspek, yakni standar isi, proses, kom-petensi lulusan, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Standar tersebut harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.

LAPORAN BSNP TAHUN 2009

Januari 2010 © BSNP

(15)

Deinisi kedelapan standar tersebut adalah sebagai berikut.

1. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompe-tensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompekompe-tensi ta-matan, kompetensi mata pelajaran, kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan/akademik, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendi-dikan tertentu.

2. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.

3. Standar kompetensi lulusan adalah kualiikasi kemampuan lulusan yang berkaitan dengan sikap, pengetahuan, dan kete-rampilan.

4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan isik maupun mental, ser-ta pendidikan dalam jabaser-tan.

5. Standar sarana dan prasarana adalah kriteria minimal tentang ruang belajar, perpustakaaan, tempat berolahraga, beribadah, bermain, dan berkreasi serta laboratorium, bengkel kerja, dan sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

6. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan tentang perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai eisiensi dan efektivitas pe-nyelenggaraan pendidikan.

7. Standar pembiayaan adalah standar yang berkaitan dengan komponen dan besarnya biaya investasi, operasi dan personal satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.

(16)

pe-nilaian pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prose-dur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik untuk lima kelompok mata pelajaran oleh pendidik. Selain itu, standar penilaian juga mencakup penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dan pemerintah.

H| Proses Penyusunan Standar

Dalam mengembangkan setiap standar nasional pendidikan, di tahun 2009, BSNP mengacu serial tahapan kegiatan sebagai berikut: 1. Penyusunan Desain

2. Kajian Bahan Dasar 3. Penyusunan Draft Standar 4. Review Draf Standar 5. Validasi Draf Standar

6. Pembahasan Draf Standar dengan Unit Utama 7. Revisi Draf Standar untuk Uji Publik

8. Uji Publik Draf Standar 9. Finalisasi Draf Standar

I| Tim Ahli

Dalam penyusunan standar nasional pendidikan, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Na-sional Pendidikan, BSNP berwewenang untuk membentuk tim ahli yang terdiri dari para pakar dari berbagai bidang keilmuan dan in-stitusi terkait. Masa kerja tim ahli tersebut adalah 1 tahun. Susunan tim ahli untuk setiap standar yang dikembangkan pada tahun 2009 dapat dilihat dalam laporan masing-masing kegiatan.

LAPORAN BSNP TAHUN 2009

Januari 2010 © BSNP

(17)

BAB 2

PENgEmbANgAN

StANDAr DoSEN

AkADEmik DAN

ProfESi PENDiDikAN

tiNggi

(18)
(19)

BAB 2.

PENGEMBANGAN STANDAR

DOSEN AKADEMIK DAN

PROFESI PENDIDIKAN TINGGI

1| Pendahuluan

Dalam upaya mencapai sasaran pendidikan bermutu, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Stan-dar Nasional Pendidikan mengharuskan disusunnya stanStan-dar isi, pro-ses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Standar Pendidik adalah kriteria kualiikasi akademik dan kom-petensi yang harus dimiliki oleh pendidik untuk menunjang penye-lenggaraan pendidikan. Pendidik mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang strategis dalam mencapai pendidikan yang bermu-tu unbermu-tuk semua warga Indonesia melalui jalur pendidikan formal dan pendidikan nonformal.

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualiikasi se-bagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, in-struktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususan-nya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

(20)

pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dosen wajib memiliki kualiikasi akademik, kompetensi, sertiikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualiikasi lain yang diper-syaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dosen mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan tinggi yang diangkat sesuai dengan peraturan perun-dang-undangan.

Dalam pengembangan standar sesuai dengan perundang-undangan, BSNP perlu membentuk Tim Adhoc yang bertugas un-tuk mengembangkan standar dosen pendidikan akademik dan pendidikan profesi. Tim Adhoc dibantu oleh seorang supporting staff.

2| Tujuan dan Manfaat

Tujuan standar dosen akademik dan profesi pendidikan tinggi adalah: a) memberi pedoman kepada para pengelola pendidikan dalam menyusun berbagai kebijakan yang berkenaan dengan rekrutmen, penempatan, pembinaan, penghargaan, dan pengem-bangan karir dosen pendidikan akademik dan pendidikan profesi, b) menyediakan acuan dalam mengembangkan program pendidikan pada lembaga yang bertanggungjawab untuk membina secara terus menerus peningkatan kemampuan dosen pendidikan akademik dan pendidikan profesi, dan c) membantu lembaga yang bertanggung-jawab dalam peningkatan mutu dosen untuk melakukan pembinaan dalam rangka pemenuhan standar kualiikasi dan kompetensi dosen pendidikan akademik dan pendidikan profesi.

Manfaat standar dosen akademik dan profesi pendidikan tinggi adalah a) sebagai acuan bagi penyusun instrumen kinerja dosen pen-didikan akademik dan penpen-didikan profesi sehingga dapat diperoleh alat dan prosedur penilaian yang sahih dan handal, dan b) sebagai pedoman bagi para dosen pendidikan akademik dan pendidikan

LAPORAN BSNP TAHUN 2009

Januari 2010 © BSNP

(21)

profesi untuk selalu menyelaraskan unjuk kerjanya dengan ukuran-ukuran kualitas yang berlaku secara nasional.

3| Tim Ahli

1. Anggota BSNP

No. N a m a Instansi

1. Prof. Dr. Djaali (Koordinator) UNJ Jakarta 2. Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd., Kons. UNNES Semarang

3. Prof. Djemari Mardapi, Ph.D. UNY Yogyakarta

4. Prof. Dr. Furqon UPI Bandung

5. Prof. Dr. M. Yunan Yusuf UIN Jakarta

6. Prof. Dr. AT. Sugito UNNES Semarang

7. Prof. Dr. Fawzia Aswin Hadis UI Jakarta

2. Tim Ahli Pengembangan Standar

Nama Instansi Keahlian Hp

Prof. Dr. Muhyadi UNY Yogyakarta

Prof. Ir. Eko Budihardjo, M.Sc.

Prof. Dr. Baso Intang Sappaile, M.Pd.

Prof. Dr. Ir. Sumbangan Baja, M.Phil

Prof. Dr. Nasikin UI Jakarta Teknik Kimia bidang Rekayasa Reaksi dan Katalis

(22)

Nama Instansi Keahlian Hp Prof. Dr. Dede Rosyada UIN Jakarta Tarbiyah 081388660034

08159220845 Prof. M. Ansjar, Ph.D ITB

Bandung

Matematika 08132113 8825

Prof. Dr. Y. Sumandiyo Hadi, SST.SU

4| Tahapan Kegiatan

Tahapan kegiatan dilakukan dengan langkah-langkah: 1) pe-nyusunan desain, 2) kajian bahan dasar, 3) pepe-nyusunan draf standar, 4) reviu draf standar, 5) validasi draf standar, 6) analisis hasil validasi draf standar, 7) pembahasan draf standar dengan unit utama, 8) uji publik draf standar, 9) inalisasi standar.

Penyusunan desain dimaksudkan menemukan konsep atau deinisi-deinisi yang terkait dengan dosen melalui diskusi dengan target penyamaan persepsi tentang dosen, draf konsep kualiikasi dan kompetensi.

Kajian bahan dasar dilakukan dengan menelaah buku-buku sumber, melalui internet yang berkaitan dengan dosen, tupoksi dosen dengan target menemukan deinisi-deinisi yang berkaitan dengan dosen, rumusan inal konsep standar, rumusan inal konsep kualiikasi, dan rumusan inal konsep standar kompetensi.

Penyusunan draf standar dosen yaitu penyusunan draf atas ha-sil dari penyusunan desain dan kajian bahan yang telah diperoleh se-belumnya dengan target diperoleh draf awal tentang standar dosen, rumusan inal draf naskah akademik, draf-1 standar kualiikasi, dan

LAPORAN BSNP TAHUN 2009

Januari 2010 © BSNP

(23)

draf-1 standar kompetensi

Reviu draf standar dimaksudkan menelaah dan mencermati ha-sil penyusunan draf standar dosen yang telah dihaha-silkan sebelumnya dengan target diperoleh draf standar dosen yang lebih mengerucut, draf-2 standar kualiikasi, dan draf-2 standar kompetensi.

Validasi draf standar dengan tujuan mencari dan menerima informasi fenomena-fenomena yang ada di lingkungan perguruan tinggi. Validasi draf standar dilakukan pada 15 (lima belas) perguruan tinggi, yaitu UNRAM NTB, UNHAS Sulsel, ITB Jabar, UNMUL Katim, UN-AIR Jatim, UDAYANA Bali, UNHALU Sultra, UNSRI Sumsel, UNLAMRAT Kalsel, UNIMA Sulut, UNDIP Jateng, UGM DIY, UNTAN Kalbar, UNLAS Sumbar, dan USU Sumut. Peserta validasi terdiri dari dekan, ketua ju-rusan, koordinator kopertis, pimpinan perguruan tinggi swasta, ke-pala dinas pendidikan provinsi, dan ketua dewan pendidikan provinsi dengan target diperoleh masukan tentang fenomena-fenomena yang ada di lingkungan perguruan tinggi, draf-3 standar kualiikasi, dan draf-3 standar kompetensi.

Analisis hasil validasi draf standar adalah mengola data serta menyimpulkan hasil validasi draf standar dengan target diperoleh simpulan hasil validasi draf standar, draf-4 standar kualiikasi, dan draf-4 standar kompetensi.

Pembahasan draf standar dengan unit utama dimaksudkan menyamakan persepsi dan memperbaiki hasil analisis hasil validasi draf-4 standar dengan target ada kesamaan persepksi, draf-5 standar kualiikasi, dan draft 5 standar kompetensi.

Uji publik draf standar dengan maksud mencari dan menerima informasi tentang dosen dan tupoksinya melalui pejabat perguruan tinggi dengan target diperoleh informasi tentang dosen dan tupok-sinya melalui pejabat perguruan tinggi, draf-6 standar kualiikasi, draf-6 standar kompetensi.

(24)

ha-sil uji publik, serta memperbaiki baik dari konsep maupun dari segi bahasanya dengan target diperoleh draf Final Standar Dosen Aka-demik dan Profesi Pendidikan Tinggi. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

Jakarta 28 Februari s.d. 2 Maret 2009

Penyamaan persepsi tentang dosen, draf konsep kualiikasi dan kompetensi dengan dosen, rumusan inal konsep standar, rumusan inal konsep kualiikasi, dan rumusan inal konsep standar kompetensi.

3. Penyusunan Draf Standar

Jakarta 11-13 April 2009 Diperoleh draf awal tentang standar dosen, rumusan inal draf naskah akademik, draf-1 standar kualiikasi, dan draf-1 standar kompetensi 4. Reviu dan

Perbaikan Draf Standar

Jakarta 2-4 Mei 2009 Diperoleh draf standar dosen yang lebih mengerucut, draf-2 standar kualiikasi, dan draf-2 standar kompetensi 5. Validasi Draf

Standar

NTB 4 Juni 2009 Diperoleh masukan tentang fenomena-fenomena yang ada di lingkungan perguruan tinggi, Draf-3 standar kuali-ikasi, dan draf--3 standar kompetensi DI YOGYAKARTA 12 Juni 2009

LAPORAN BSNP TAHUN 2009

Januari 2010 © BSNP

(25)

No. Tahapan

Jakarta 22-24 Juli 2009 Diperoleh simpulan hasil validasi draf standar, draf-4 standar kualiikasi, dan draf-4 standar kompetensi dan draf standar yang lebih rasional, draf-5 standar kualiikasi, dan draf-5 standar kompetensi ruan tinggi, draf-6 standar kualiikasi, dan draf-6 standar kompetensi

9. Finalisasi Standar

Jakarta 21-23 Oktober 2009

Diperoleh draf inal standar dosen akademik dan profesi pendidikan tinggi.

5| Hasil yang Diperoleh

Hasil yang diperoleh dalam pengembangan standar dosen aka-demik dan profesi pendidikan tinggi terdiri dari naskah akaaka-demik dan draf standar sebagai berikut.

1. Naskah Akademik 1) Latar Belakang

(26)

serta tersusunnya Rencana Strategis Depdiknas yangantara lain memuat visi, dan misi Pendidikan Nasional. Visi Pendidikan Nasional Indonesia adalah terwujudnya sistem pendidikan se-bagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk member-dayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif men-jawab tantangan zaman yang selalu berubah. Misi Pendidikan Nasional adalah: (1) Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi selu-ruh rakyat Indonesia; (2) membantu dan memfasilitasi pengem-bangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar; (3) meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendi-dikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral; (4) meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu penge-tahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global; dan (5) memberdayakan peran ser-ta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI. Manusia In-donesia yang dimaksud dalam visi pendidikan nasional Indone-sia adalah manuIndone-sia berkualitas dalam kecendekiawanan, kecer-dasan spiritual, emosional, sosial, serta kinestetis (gerak tubuh) dan kepiawaian, serta mampu menghadapi perkembangan dan persaingan global.

Kualitas manusia Indonesia seperti itu dapat dicapai me-lalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu tinggi yang didukung oleh tenaga pendidik yang berkualitas tinggi pula, dan memenuhi standar kualiikasi serta kompetensi yang sesuai dengan tuntutan zaman dan kebutuhan yang dihadapi.

Pada jenjang pendidikan tinggi, dosen memegang peran penting untuk mewujudkan visi pendidikan di atas. Tugas pokok,

LAPORAN BSNP TAHUN 2009

Januari 2010 © BSNP

(27)

fungsi, peran, dan tanggung jawab dosen adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indone-sia yang maju, cerdas, beradab, berkeadilan, dan makmur.

Dalam UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen [bab I ayat (2)], disebutkan bahwa dosen adalah pendidik profe-sional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan peng-abdian kepada masyarakat. Tugas Tri Dharma ini dilaksanakan secara terpadu dalam mewujudkan visi dan melaksanakan misi pendidikan nasional. Dalam hal menyebarluaskan ilmu penge-tahuan, di dalamnya mencakup penumbuhan sikap keilmuan, kreativitas, dan keterbukaan serta minat melaksanakan Tri Dar-ma Perguruan Tinggi.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menetapkan dela-pan standar pendidikan yaitu standar isi, standar proses, stan-dar kompetensi lulusan, stanstan-dar pendidik dan tenaga kependi-dikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Dosen termasuk salah satu tenaga pendidik profesional dan ilmuwan yang harus memenuhi standar kualiikasi dan kompetensi se-bagaimana dituntut oleh PP No. 19 Tahun 2005 tersebut. Untuk itu perlu ditetapkan standar kualiikasi dan kompetensi dosen.

Pengembangan standar dosen dimaksudkan untuk mem-beri kepastian agardosen benar-benar mampu menjalankan misi pendidikan di perguruan tinggi dan memenuhi tuntutan kualitastenaga pendidik yang profesional.

(28)

berkelanjutan, menjunjung tinggi tata nilai luhur, mau dan mampu mengabdikan dirinya sehingga bermanfaat bagi ma-syarakat dan kemanusiaan.

2) Landasan Pengembangan Standar

a) Landasan Filosois

Pada hakikatnya dosen adalah pengawal dan pengem-bang peradaban atau the guardian of civilization, sebagai sumber kekuatan moral, intelektual dan profesional.

Dalam melaksanakan tugas utamanya sebagai pendi-dik profesional dan ilmuwan, dosen mengemban amanah untuk memotivasi dan memberi inspirasi yang kuat agar mahasiswa tergugah untuk belajar secara mandiri dari ber-bagai sumber. Disamping itu, dosen bertanggung jawab dalam pendidikan moral dan etika, adab dan kesantunan, kepemimpinan, mengasah nurani pembentuk karakter dan kepribadian yang terpuji, melalui keteladanan.

Dosen adalah pembelajar sepanjang hayat (life long learner) yang memiliki kemampuan dan kemauan membangun kreativitas dan inovasi secara berkelanjutan dengan aneka terobosan pemikiran yang bervisi jangka panjang, dengan mendayagunakan kebebasan akademik yang dimilikinya.

Dosen sebagai ilmuwan harus memberikan kontribu-si orikontribu-sinal pada khasanah ilmu pengetahuan antar bangsa yang bersumber dari penelitian di tanah air (home grown sciences).

Dosen juga wajib ikut berpartisipasi menanggulangi berbagai masalah aktual yang dihadapi masyarakat de-ngan memberikan alternatif-alternatif solusi dalam bentuk terobosan-terobosan yang kreatif dan inovatif, sesuai de-ngan disiplin ilmunya masing-masing.

LAPORAN BSNP TAHUN 2009

Januari 2010 © BSNP

(29)

b) Landasan Yuridis

Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, pasal 31 menetapkan: (1) setiap warga negara ber-hak mendapat pendidikan; (2) setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib mem-biayainya; (3) pemerintah mengusahakan dan menyeleng-garakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkat-kan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undundang; (4) negara memprioritaskan ang-garan pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggga-ran pendapatan dan belanja negara serta APBD untuk memenuhi kebu-tuhan penyelenggaraan pendidikan na-sional; (5) pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta ke-sejahteraan umat manusia.

(30)

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertang-gung jawab.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1, ayat (2), menyatakan bahwa dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembang-kan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Selanjutnya Pasal 45 menyatakan dosen wajib memiliki kualiikasi akademik, kompetensi, sertiikat pendidik,sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kuali-ikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewu-judkan tujuan pendidikan nasional.

Kualiikasi akademik dosen diperoleh melalui pen-didikan tinggi program pascasarjana yang terakreditasi sesuai dengan bidang keahlian yang diampunya. Dosen memiliki kualiikasi akademik minimum lulusan program magister untuk program diploma atau program sarjana, dan lulusan program doktor untuk program pascasarjana. Seseorang yang memiliki keahlian dengan prestasi luar bi-asa dapat diangkat menjadi dosen. (Pbi-asal 46, ayat (1), (2), (3) UU RI Nomor 14 Tahun 2005).

Sertiikat pendidik untuk dosen diberikan dengan persyaratan sebagai berikut (Pasal 47, ayat (1), UU RI No-mor 14 Tahun 2005): (1) memiliki pengalaman kerja seba-gai pendidik di perguruan tinggi sekurang-kurangnya 2 tahun; (2) memiliki jabatan akademik sekurang-kurangnya asisten ahli; (3) lulus sertiikasi yang dilakukan perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pengadaan tena-ga kependidikan pada perguruan tingggi yang ditetapkan pemerintah.

LAPORAN BSNP TAHUN 2009

Januari 2010 © BSNP

(31)

Status dosen (Pasal 48) terdiri atas dosen tetap dan dosen tidak tetap. Jenjang jabatan akademik dosen tetap terdiri atas asisten ahli, lektor, lektor kepala, dan profesor. Persyaratan untuk menduduki jabatan akademik profesor harus memiliki kualiikasi akademik doktor. Profesor (Pasal 49) merupakan jabatan akademik tertinggi pada satuan pendidikan tinggi yang mempunyai kewenangan mem-bimbing calon doktor.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa, pendidik harus memiliki kualiikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, se-hat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan mewu-judkan tujuan pendidikan nasional. Kualiikasi akademik dimaksud adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertiikat keahlian yang relevan sesuai ke-tentuan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 28, ayat (1), (2)).

c) Landasan Konseptual.

(32)

dan pada keterampilan atau kepiawaian. Masyarakat per-guruan tinggi adalah masyarakat keilmuan dan masyara-kat budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan senantiasa berorientasi pada perkembangan dan pengem-bangan.

Perguruan tinggi yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, hendaknya memberi manfaat maksi-mal bagi masyarakat. Perguruan tinggi sebagai pusat bu-daya (center of culture) wajib menghasilkan lulusan yang berkualitas baik dan beradab yang menjunjung tinggi ni-lai-nilai luhur, menjadi teladan dalam kehidupan bermasya-rakat berbangsa dan bernegara.

Perguruan tinggi di Indonesia harus makin terdorong oleh perkembangan ilmu pengetahuan yang bersifat uni-versal untuk bersaing dan berkolaborasi dengan berbagai perguruan tinggi terkemuka di seluruh dunia. Produk keilmuan perguruan tinggi Indonesia harus berkontribusi pada khazanah ilmu pengetahuan antarbangsa, dan per-guruan tinggi Indonesia harus pula dengan bijak mampu memanfaatkan produk keilmuan perguruan tinggi negara lain.

Dosen adalah sivitas akademika perguruan tinggi yang bertanggung jawab atas pencapaian visi dan pelak-sanaan misi perguruan tingginya. Sebagai sivitas akade-mika perguruan tinggi, dosen harus seorang ilmuwan yang berbudaya, berkepribadian, dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur, disertai kepemilikan berbagai kompetensi lainnya yang diperlukan.

Pelaksanaan misi pengembangan ilmu di perguruan tinggi harus seimbang antara penelitian yang berorientasi pada ilmu murni dan yang berorientasi pada penerapan ilmu, demi memenuhi tuntutan kebutuhan bangsa. Misi

LAPORAN BSNP TAHUN 2009

Januari 2010 © BSNP

(33)

penerapan ilmu hendaknya lebih ditekankan hanya sam-pai pada pembuatan blueprint(prototype), sedangkan im-plementasinya diserahkan kepada masyarakat.

Misi penyebaran ilmu tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan jumlah orang yang menguasai ilmu itu, me-lainkan juga meningkatkan jumlah orang yang mampu dan mau terlibat dalam pengembangan dan penerapan ilmu di khazanah antarbangsa, ataupun untuk memenuhi tuntutan kebutuhan bangsa.

Dosen sebagai pendidik profesional merupakan suatu profesi. Blackington (1968) mengartikan profesi sebagai: ”a vocation which is organized, incompletely, no doubt, but genuinly for the performance of function”. McCully (1999:130) mengemukakan profesi sebagai ”a vocation in which pro-fessed knowledge of some department of learning or science is used in its applicated upon it”. Deinisi ini mengandung makna bahwa dalam suatu pekerjaan profesional diguna-kan teknik serta prosedur yang bertumpu pada landasan intelektual yang secara sengaja harus dipelajari, dan kemu-dian secara langsung dapat diabdikan bagi kemaslahatan orang lain, dan pada dasarnya itulah yang membedakan sosok antara seorang teknisi dengan seorang professional. Walau diakui, bahwa keduanya sama-sama menguasai se-jumlah teknik dan prosedur kerja tertentu, namun pada seorang profesional pekerjaannya juga dilandasi oleh ada-nya ”informed responsiveness” yaitu suatu ketanggapan yang bijak terhadap obyek kerjanya untuk kemaslahatan orang lain. Edgard H. Schein dan Diana W. Kommers (1998) mengemukakan bahwa: ”The profession is a set of occupa-tion that have developed a very special set of norms deriving from their special role in society”.

(34)

me-lalui pendidikan persiapan di perguruan tinggi yang rela-tif panjang untuk memenuhi kinerja yang sesuai dengan standar kompetensi dan tuntutan perkembangan zaman. Dosen dalam melakukan tugasnya melaksanakan praktik kependidikan yang intensif dan komprehensif. Untuk itu, dosen harus mampu membuat keputusan, baik secara individual maupun kelompok, memahami proses pem-belajaran dan mempertanggungjawabkan hasilnya kepa-da stakeholders. Selain itu,dosen juga dituntut berdedikasi tinggi dalam memberikan layanan, mampu bekerjasama inter dan antar profesi serta menghormati kode etik profe-si sebagai acuan norma yang beriprofe-si rambu-rambu tentang kepatutan bertindak dalam bidang yang menjadi tang-gung jawabnya.

Dosen yang profesional bertugas melaksanakan pem-belajaran yang mendidik melalui perencanaan dan pelak-sanaan proses pembelajaran, penilaian proses dan hasil belajar, pelaksanaan bimbingan dan pelatihan serta peneli-tian dan pengabdian kepada masyarakat. Sebagai individu yang bertugas memberi layanan ahli, pendidik profesional mampu membuat keputusan-keputusan yang nonrutin (terjadi dalam konteks yang selalu berubah), baik dalam tahap perencanaan maupun dalam tahap implementasi yang terjadi dalam setting yang wajar antara pendidik, peserta didik, dan lingkungannya.Tri Dharma Perguruan Tinggi yang menjadi tugas pokok dan fungsi dosen dilaku-kan saling terkait antara satu dharma dengan dharma lain-nya dan membentuk satu kesatuan sesuai dengan fungsi pergurusn tinggi yaitu menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Masing-masing dharma itu diberi arti sebagai berikut.

Pendidikan adalah komunikasi antara dosen dan ma-LAPORAN BSNP TAHUN 2009

Januari 2010 © BSNP

(35)

hasiswa melalui kegiatan dosen membelajarkan maha-siswa tentang ilmu, teknologi, dan seni pada mata kuliah yang diampunya sehingga mahasiswa melakukan kegiatan belajar dari berbagai sumber belajar yang tersedia dalam lingkungannya. Kegiatan belajar mahasiswa mencakup belajar untuk memecahkan masalah, belajar untuk hidup bermasyarakat dan berbangsa, dan/atau untuk kemajuan kehidupa diri, masyarakat dan bangsanya. Teori, konsep, dan/atau prosedur dalam dharma pendidikan menjadi sumber/balikan bagi dharma penelitian dan dharma pe-ngabdian kepada masyarakat.

Penelitian, baik murni atau terapan, adalah kegiatan ilmiah dosen untuk menemukan dan mengembangkan ilmu, teknologi, dan seni dalam mata kuliah yang diampu-nya. Dharma penelitian dapat menjadi sumber atau balikan bagi dharma pendidikan dan/atau dharma pengabdian kepada masyarakat.

Pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang relevan dengan bidangnya, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memanfaatkan potensi yang terdapat dalam lingkungan. Dharma pengabdian kepada masyara-kat dapat menjadi sumber atau balikan bagi dharma pen-didikan dan/atau dharma penelitian.

Selain memiliki kualiikasi akademik minimum, dosen juga harus menguasai berbagai kompetensi yang terdiri atas kompetensi (1) pedagogik; (2) kepribadian; (3) sosial; dan (4) profesional yang meliputi: (a) keahlian dan (b) pengembangan dan penerapan ilmu.

d) Landasan Empirik

(36)

kemampuan atau kompetensi tertentu agar dapat melak-sanakan tugas dan fungsinya sesuai tuntutan undang-un-dang yang berlaku (UU No. 14 tahun 2005). Kompetensi dosen menurut UU tersebut secara umum ditentukan dari kualiikasi yang dimilikinya, yaitu kualiikasi akademik dan kompetensi.

Data kualiikasi akademik dosen tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel-1 berikut.

Tabel-1. Data Kualiikasi Akademik Dosen PT Berijazah Diploma

dan S1

Berijazah S2, S3 dan Keprofesian

Jumlah

PTN (84 PTN) 20.221 (32.40%) 42.187 (67.60%) 62.408 PTS (2823 PTS) 59.668 (76.34%) 38.496 (23.66%) 78.164

Jumlah 79.889 (49.76%) 80.683 (50.24%) 160.572

Sumber: Dirjen Dikti Depdiknas. http://www.evaluasi.or.id/recap/recap-teach-er-edu.php?lag==all. (diolah 3 Mei 2009)

Tabel 1 menunjukkan bahwa sebanyak 67,60% dosen PTN telah memenuhi kualiikasi akademis, sedangkan un-tuk PTS baru mencapai 23,66%. Sampai saat ini data ten-tang kompetensi dosen belum tersedia. Dengan tidak terpenuhinya kualiikasi akademis dosen, maka sangat di-mungkinkan terjadi ketimpangan kompetensi.

Selain itu, sampai tahun 2009 masih merebak pem-bukaan program studi baru, baik untuk jenjang diploma, S1 maupun pascasarjana (S-2/S-3). Berdasarkan data yang disampaikan oleh Dirjen Dikti pada Rembug Nasional 2008 terungkap, bahwa dari tahun 2005 hingga 2007 terdapat 528 PTS baru (tidak ada pertambahan PTN); 2.247 Program Studi yang baru dari berbagai bidang studi dan jenjang pendidikan. Sebagian besar dari program studi yang baru tersebut adalah jenjang Diploma dan S1.

LAPORAN BSNP TAHUN 2009

Januari 2010 © BSNP

(37)

Untuk lebih menjamin agar pendidikan tinggi di In-donesia mampu mewujudkan visi dan melaksanakan misi pendidikan nasional, serta berdasarkan landasan ilosois, yuridis, konseptual, dan empiris, maka diperlukan adanya standar kualiikasi dan kompetensi dosen.

3) Proses Pengembangan Standar Dosen

Standar dosen dikembangkan melalui tahap-tahap se-bagai berikut.

(1) Penyusunan desain (persiapan, membuat draf awal naskah akademik dan draf standar dosen);

(2) Kajian bahan dasar (pengembangan draf naskah akademik dan standar kualiikasi dan kompetensi dosen berdasarkan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, Undang-undang Nomor 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan dan referensi lain-nya);

(3) Penyusunan draf standar;

(4) Reviu dan perbaikan draf standar; (5) Validasi draf standar;

(6) Analisis hasil validasi draf standar;

(7) Pembahasan draf standar dengan unit utama; (8) Uji publik draf standar;

(9) Finalisasi standar.

4) Tugas Pokok dan Fungsi Dosen

(38)

(2) Tugas utama dosen dilaksanakan dalam bentuk pembela-jaran yang mendidik, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat melalui perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses dan hasil yang dapat dipertanggung-jawabkan. Dalam lingkup tugas pembelajaran yang mendi-dik, dosen bertanggungjawab atas pendidikan moral dan etika, adab dan kesantunan, mengasah nurani, memben-tuk karakter dan kepribadian terpuji melalui keteladanan. (3) Dosen mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional

pada jenjang pendidikan tinggi yang diangkat sesuai de-ngan peraturan perundang-undade-ngan (Pasal 3, UU No. 14 Tahun 2005) dan berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran dosen sebagai agen pembelajaran, pengem-bang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta peng-abdi kepada masyarakat berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional (Pasal 5, UU No. 14 Tahun 2005). (4) Kualiikasi akademik dosen diperoleh melalui pendidikan

tinggi program pascasarjana yang terakreditasi sesuai dengan bidang keahlian.

(5) Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keteram-pilan dan perilaku yang harus dimiliki dan dikuasai oleh dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. 5) Tujuan dan Manfaat Standar Dosen

Standar dosen yang mencakup standar kualiikasi aka-demik dan kompetensi dosen baik sebagai agen pembelajaran maupun ilmuwan, dimaksudkan sebagai acuan:

(1) bagi pemerintah dalam melaksanakan sertiikasi dosen, perekrutan calon dosen, dan dalam rangka penilaian ki-nerja lembaga pendidikan tinggi,

(2) bagi perguruan tinggi dalam perekrutan calon dosen, pembinaan dan pengembangan karir dosen,

LAPORAN BSNP TAHUN 2009

Januari 2010 © BSNP

(39)

(3) bagi dosen dalam melaksanakan tugas pokok dan fung-sinya,

(4) bagi perguruan tinggi dan dosen untuk meningkatkan ke-mampuan berkolaborasi dan bersaing di era global.

6) Daftar Pustaka

• Dirjen Dikti Depdiknas. http://www.evaluasi.or.id/recap/recap-teacher-edu.php?lag==all.

• Hamalik, Oemar (1985). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

• McCully, Kilmer (1999). The Heart Revolution. New York, NY: Har-peraudio.

• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

• Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2006-2009.

• Schein, E. H., & Kommers, D. W. (1972). Professional Education. New York McGraw-Hill.

• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Ten-tang Sistem Pendidikan Nasional.

• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Ten-tang Guru dan Dosen.

2. Draf Standar

Standar dosen untuk Pendidikan Akademik dan Profesi terdiri atas Kualiikasi Akademik Dosen dan Kompetensi Dosen, yaitu se-bagai berikut.

1) Kualifikasi Akademik Dosen

(40)

kuliah sesuai dengan latar belakang pendidikannya. b) Kualiikasi akademik dosen program pascasarjana

berpen-didikan doktor dari program studi yang terakreditasi, dan memiliki kewenangan mengampu matakuliah dan atau membimbing tesis mahasiswa pascasarjana sesuai dengan latar belakang pendidikan doktornya.

c) Pengakuan atas kesesuaian latar belakang pendidikan pada butir 1 dan 2 ditentukan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan bagi perguruan tinggi yang terakreditasi, dan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi bagi per-guruan tinggi yang belum terakreditasi.

d) Kualiikasi akademik dosen program pascasarjana yang memiliki wewenang sebagai promotor disertasi adalah doktor dari program studi yang terakreditasi dan memiliki jabatan akademik profesor (guru besar) yang relevan de-ngan bidang kajian disertasi yang dibimbingnya.

e) Kualiikasi akademik dosen pendidikan profesi, MINIMAL berpendidikan magister dari program studi yang terakre-ditasi dan memiliki sertiikat profesi yang relevan.

2) Kompetensi Dosen

No. Kompetensi Sub-Kompetensi

1. Kompetensi Pedagogik

1.1 Memahami karakteristik dan kebutuhan belajar mahasiswa

1.2 Membuat silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sistematis, efektif dan eisien 1.3 Mengembangkan strategi pembelajaran yang mendidik,

kreatif, humanis, dan mencerdaskan .

1.4 Mengelola pembelajaran dengan menekankan penerapan prinsip andragogi dan meningkatkan kemampuan soft skill mahasiswa

1.5 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran

LAPORAN BSNP TAHUN 2009

Januari 2010 © BSNP

(41)

No. Kompetensi Sub-Kompetensi

1.6 Melakukan penilaian dan evaluasi pembelajaran yang valid dan reliabel

1.7 Melaksanakan bimbingan dalam rangka mengembangkan potensi mahasiswa 2. Kompetensi

Kepribadian

2.1 Bertindak sesuai dengan norma dan tata nilai agama yang dianut, hukum, sosial, dan budaya Indonesia 2.2 Menampilkan diri sebagai pribadi yang ikhlas, jujur, adil,

stabil, berwibawa, dan memiliki integritas

2.3 Menunjukkan loyalitas terhadap institusi, bertanggung jawab, dan memiliki etos kerja yang tinggi

2.4 Berperilaku sesuai kode etik dosen dan/atau kode etik profesi

2.5 Berperilaku kreatif, inovatif, adaptif, dan produktif, berorientasi pada pengembangan berkelanjutan 2.6 Menampilkan sikap kepemimpinan yang visioner 3. Kompetensi

Sosial

3.1 Bersikap inklusif, tidak diskriminatif, dan memiliki kesadaran serta kecakapan untuk berpartisipasi aktif sebagai warga negara yang demokratis dan menghargai multi budaya

3.2 Berinteraksi dan berkomunikasi efektif, santun, dan adaptif dengan berbagai kalangan, termasuk inter dan antar komunitas profesi

3.3 Bersikap terbuka dan menghargai pendapat, saran, serta kritik dari pihak lain

4. Kompetensi Profesional a. Kompetensi

Keahlian

4.1 Memahami ilosoi , konsep, struktur, materi, dan menerapkan pola pikir yang sesuai dengan bidang ilmunya

4.2 Mengembangkan materi pembelajaran yang inspiratif sesuai dengan tuntutan yang selalu berkembang 4.3 Mengidentiikasi permasalahan yang dihadapi

(42)

No. Kompetensi Sub-Kompetensi

4.4 Memahami metodologi keilmuan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni 4.5 Belajar sepanjang hayat dalam rangka mengembangkan

ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni atau profesinya 4.6 Melakukan penelitian dan/atau pengembangan serta

mempresentasikan hasilnya dalam forum ilmiah dan/ atau profesi

4.7 Menghasilkan dan mempublikasikan karya ilmiah, seni, atau prototipe dalam bidang keahliannya

4.8 Melakukan pengabdian kepada masyarakat sesuai bidang keahliannya

4.9 Menggunakan bahasa asing untuk mendukung pengembangan bidang ilmu dan/atau profesinya.

6| Refleksi

Dalam proses pengembangan standar dosen akademik dan profesi pendidikan tinggi relatif lancar jika dibandingkan dengan proses pengembangan standar pendidik dan tenaga kependidikan yang dilakukan sebelumnya (2006-2008). Hal ini ditandai setiap kegiatan ketua dan sekretaris relatif hadir tepat waktu, begitu pula anggota tim hadir minimal 85% dari jumlah anggota, dan setiap pertemuan semua yang hadir mengikuti diskusi dari awal sampai hari penutupan. Implikasinya setiap diskusi yang dikakukan pada setiap kegiatan relatif lancar. Misalnya suatu konsep baru yang didiskusikan dapat dimulai dan dapat disimpulkan dengan tepat waktu. Berikut, adanya kerja sama dan ketaatan anggota dalam hal keputusan terhadap ketua dan adanya komitmen yang selalu ditaati oleh seluruh anggota, misalnya pembagian tugas baik tugas kelompok maupun tugas individual diterimanya dan diselesaikan di tempat tugas masing-masing. Hasil tugas tersebut, masing-masing mengirim email ke basosappaile@yahoo.co.id untuk disatukan dan dinarasikan serta akan diinformasikan dan didiskusikan pada pertemuan berikutnya.

Dalam hal validasi standar, relatif banyak peserta validasi standar yang hadir dan aktif diskusi dan memberikan masukan yang

LAPORAN BSNP TAHUN 2009

Januari 2010 © BSNP

(43)

berbobot, hanya ada 1 (satu) dari 15 (lima belas) perguruan tinggi yang kurang datang ke tempat validasi, lagi kurang tanggap/peduli terhadap validasi tersebut. Dalam hal uji publik, relatif banyak peserta uji publik yang hadir dan aktif diskusi dan memberikan masukan yang berharga, sehingga hal-hal yang belum sempat dipikirkan oleh anggota tim ahli dapat menjadi pelengkap dalam pengembangan draf standar dan pada naskah akademik.

(44)
(45)

BAB 3

PENgEmbANgAN

StANDAr iSi

PENDiDikAN tiNggi

(46)
(47)

BAB 3

PENGEMBANGAN STANDAR

ISI PENDIDIKAN TINGGI

A| Pendahuluan

Perguruan tinggi merupakan “puncak’ jenjang pendidikan setelah pendidikan dasar dan menengah. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendi-dikan Nasional. “Puncak” pendiPendi-dikan itu tidak dapat diraih oleh semua orang yang menghendakinya, orang-orang yang sempat menjalani pun banyak diantaranya yang tidak berhasil menyelesaikannya de-ngan baik. Pendidikan tinggi dicitrakan sebagai arena untuk pengem-bangan potensi yang terbaik, untuk menyiapkan diri bagi kehidupan yang sesuai dengan status sosial yang tinggi dan bermartabat serta dengan karir yang berhasil. Demikianlah, pendidikan tinggi meru-pakan agent of change bagi kehidupan orang-per orang, kelompok, masyarakat, bangsa dan negara bahkan, bagi perkembangan kema-nusiaan dari zaman ke zaman.

(48)

stan-dar pengelolaan, dan stanstan-dar penilaian pendidikan. Sebagai bagian integral dari pendidikan nasional, pendidikan tinggi secara langsung dituntut memenuhi ke-delapan standar tersebut.

Dewasa ini Pemerintah Indonesia berketetapan hati dengan upaya yang sungguh-sungguh untuk menyusun dan mengimple-mentasikan semua standar yang dimaksudkan itu. Hal ini didorong pula untuk membenahi kondisi nyata pendidikan tinggi di tanah air yang belum standar. Kondisi nyata yang belum standar itu antara lain ditampilkan sebagai berikut.

Pertama, kurikulum pendidikan tinggi belum dikembangkan dengan pola yang jelas. Dalam hal ini data base nasional tentang pro-gram studi, yang dapat digunakan sebagai dasar pengembangan kurikulum boleh dikatakan belum ada atau setidak-tidaknya belum tersosialisasikan.

Kedua, kurikulum yang dikembangkan oleh satuan-satuan pen-didikan tinggi (disebut penpen-didikan tinggi) belum terbagi secara pro-porsional ke dalam substansi untuk memenuhi kebutuhan kehidup-an dalam tatarkehidup-an praktis dkehidup-an kebutuhkehidup-an kehidupkehidup-an dalam tatarkehidup-an idealis. Dalam hal-hal tertentu berbagai perguruan tinggi bahkan ter-lalu kuat berorientasi pada dunia industri sehingga bidang-bidang yang mengarah pada pengembangan dan karya akademik secara institusional dan personal terabaikan.

Ketiga, susunan kurikulum pendidikan tinggi cenderung ma-sih mengarah pada rentetan mata kuliah dan belum secara terarah mengembangkan pembentukan manusia seutuhnya sesuai dengan harkat dan martabatnya serta pengembangan kemampuan aka-demik, profesi dan vokasi yang benar-benar diperlukan untuk masla-hat kehidupan kemanusiaan. Materi pengembangan diri melalui kegiatan pelayanan yang memandirikan dan ekstra kurikuler belum terintegrasi ke dalam kurikulum.

Keempat, belum adanya pola standar untuk pengembangan pendidikan tinggi; pendirian dan pengelolaan perguruan tinggi yang

LAPORAN BSNP TAHUN 2009

Januari 2010 © BSNP

(49)

kurang terkendali, dan mayoritas lulusan serta produk-produk lain perguruan tinggi yang kurang memadai tampaknya akan terus ber-langsung. Perguruan tinggi hanya sekedar menjadi lembaga transfer IPTEKS yang kurang bermakna serta tidak memberikan nilai tambah bagi pengembangan IPTEKS yang lebih membudayakan dan mem-berdayakan kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan, maju dan modern.

Implementasi standar-standar yang dimaksudkan itu diharap-kan mampu mengubah kondisi pendididiharap-kan tinggi dewasa ini yang kurang memadai seperti tergambar di atas menjadi perguruan tinggi yang memenuhi standar mutu yang tinggi. Sebagai agent of change melalui kurikulumnya yang standar, pendidikan tinggi mampu ber-peran sebagai wahana pembentuk manusia seutuhnya (potensi dirinya berkembang secara optimal, mandiri, sehat jasmani, rohani dan sosial) serta sebagai pengembang kehidupan dan karya-karya akademik yang luhur, profesi yang bermartabat, dan vokasi yang benar-benar terampil dan produktif yang terwujud dalam kehidupan yang penuh dengan nilai-nilai kehidupan akhlakul karimah. Dalam berkehidupan kebangsaan dan kenegaraan, pendidikan tinggi men-jadi pusat pengembangan kebudayaan bangsa, penguatan, kejayaan bangsa melalui pengoptimalan pengembangan sumber daya alam dan manusia yang melimpah, dan peningkatan daya saing serta pe-nguatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam konteks globali-sasi pendidikan tinggi diharapkan menjadi benteng untuk memper-tahan identitas budaya bangsa, menjadi pendorong berkembangnya bangsa secara dinamis dan modern sambil secara bijak menerima pengaruh globalisasi demi penguatan dan peningkatan budaya bangsa.

(50)

Standar Nasional Pendidikan. Dalam rangka pengembangan stan-dar-standar pendidikan yg dimaksudkan itu, perlu disusun Standar Isi Pendidikan Tinggi (selanjutnya disingkat SIPT), sebagai salah satu komponen pokok penyelenggaraan pendidikan tinggi yang bermutu. Berkenaan dengan kurikulum yang menjadi materi pokok SIPT, unsur-unsur budaya bangsa, khususnya yang terkait langsung dengan upa-ya pendidikan, perlu dijadikan prinsip dinamik pengembangan dan implementasi kurikulum pendidikan tinggi yang berorientasi global. Kurikulum yang demikian itu diharapkan memenuhi fungsinya se-bagai wahana pembudayaan dan pemberdayaan bangsa yang dina-mis, maju dan modern, ber-IPTEKS tinggi dan mampu bersaing dalam kehidupan global, serta sekaligus memandirikan peserta didik.

Standar Isi yang dikembangkan ini berlaku untuk program-pro-gram pendidikan akademik, profesi dan vokasi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

B| Landasan Penyusunan Standar

Landasan legal penyusunan Standar Isi Pendidikan Tinggi adalah :

1. Pancasila, falsafah bangsa dan dasar negara.

2. Undang-undang Dasar 1945, yang mengamanatkan kepada pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan menye-lenggarakan sistem pendidikan nasional.

3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional terutama pasal/ayat-ayat mengenai jalur, jenis dan jenjang pendidikan tinggi, program dan kurikulum pendidikan tinggi.

4. Peraturan Pemerintah no. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasio-nal Pendidikan terutama pasal/ayat-ayat mengenai standar isi pendidikan tinggi.

5. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru teruta-ma pasal/ayat-ayat mengenai kompetensi guru yang diperoleh

LAPORAN BSNP TAHUN 2009

Januari 2010 © BSNP

(51)

melalui studi di peguruan tinggi.

6. Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi terutama pasal/ayat-ayat mengenai jurusan/program studi dan kurikulum Perguruan tinggi.

7. Rencana Peraturan Pemerintah tentang Dosen, terutama ten-tang pasal/ayat-ayat mengenai materi/tugas yang diampu oleh dosen.

8. Permendiknas No. 22, no. 23 dan No. 24 tahun 2006 tentang Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada satuan pendidikan dasar dan mene-ngah, sebagai referensi bagi standar isi, standar kompetensi lu-lusan dan kurikulum pendidikan tinggi.

9. Permendiknas No. 18 Tahun 2007 tentang Standar Kualiikasi Akademik dan Kompetensi Guru terutama mengenai pasal/ ayat-ayat mengenai program pendidikan dan kompetensi yang ditempuh oleh (calon) guru pada pendidikan tinggi.

10. Permendiknas No. 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualiikasi Akademik dan Kompetensi Konselorterutama mengenai pasal/ ayat-ayat tentang program pendidikan dan kompetensi yang ditempuh (calon) konselor di perguruan tinggi

11. Permendiknas No. 58 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pro-gram Sarjana (S-1) Kependidikan Bagi Guru dalam Jabatan, teru-tama pasal/ayat-ayat mengenai pengakuan pengalaman kerja dan hasil belajar sebagai pengurang beban belajar.

C| Tujuan dan Fungsi Standar

Tujuan disusunnya SIPT adalah :

1. Tujuan Umum

(52)

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus SIPT adalah :

1. Memberikan acuan berupa kaidah-kaidah umum penyu-sunan kurikulum program studi.

2. Memberikan acuan berupa kriteria pembentukan dan penetapan mata kuliah serta kegiatan lainnya yang men-jadi muatan kurikulum.

3. Memberikan acuan dalam perumusan kompetensi mata ku-liah dan kegitan lainnya yang menjadi muatan kurikulum. 4. Memberikan acuan dalam penyusunan silabus mata

ku-liah.

5. Memberikan arah pengimplementasian kurikulum yang nantinya akan dijabarkan menjadi standar proses yang akan disusun tersendiri.

Standar isi pendidikan tinggi yang berfungsi sebagai dasar untuk perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dalam rangka mewujudkan pendidikan tinggi yang bermutu, serta berlaku mengi-kat dan efektif untuk semua perguruan tinggi.

D| Hasil yang Dicapai

Kegiatan ini menghasilkan naskah akademik dan standar isi pendidikan tinggi untuk program-program pendidikan akademik, profesi dan vokasi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. SIPT memuat pokok-pokok tentang (1) kerangka dasar dan standar kuri-kulum, (2) beban belajar, (3) kurikulum satuan pendidikan tinggi, (4) kalender akademik.

LAPORAN BSNP TAHUN 2009

Januari 2010 © BSNP

(53)

E| Tim Ahli

1. Anggota BSNP

No Nama Asal Institusi

1 Mungin Eddy Wibowo, Prof. Dr. M.Pd., Kons (Koordinator)

UNNES 2 Dr. Anggani sudono, Al Izhar Jakarta 3 Prof. Dr. Fawzia aswin hadis UI

4 Prof. Dr. Furqon UPI 5 Prof. Dr. Komaruddin hidayat UIN Jakarta 6 Dr. Seto Mulyadi Komnas HAM Anak 7 Prof. Dr. Johannes Gunawan Univ. Parahyangan 8 Prof. Dr. Moehammad Aman Wirakartakusumah,

M.Sc.

IPB 9 Prof. Dr. Jamaris Jamna, M.Pd. UNP 10 Prof. Dr. Richardus Eko Indrajit Perbanas

2. Tim Ahli

No Nama Instansi

1. Prayitno, Prof. Dr. (Ketua) UNP 2. Prof. Sudharto P. Hadi, Ph.D. (Sekretaris) UNDIP

3. Prof. Waspodo, Ph.D. UNSRI PALEMBANG 4. Prof. Dr. Rubijanto Misman UNSOED

5. Prof. Dr. Soesanto UNIMUS SEMARANG 6. Prof. Dr. Mohamad Sadikin, D.Sc. UI

(54)

F| Metode dan Tahapan Penyusunan Standar

Metode dan langkah pengembangan SIPT adalah sebagai beri-kut.

1. Penyusunan Naskah Akademik, sebagai panduan berikir dan langkah operasional penyusunan SIPT.

2. Penyusunan Draf Awal SIPT, melalui langkah-langkah :

1. Review dokumen dan kajian bahan dasar berkaitan de-ngan substansi standar isi perguruan tinggi.

2. Diskusi dokumen dan bahan dasar. 3. Penulisan draf awal SIPT.

3. Validasi, untuk melengkapi dan menguji ketetapan arah dan substansi yang ada pada draf SIPT, melalui :

1. Lokakarya dengan sejumlah pakar tentang isi pendidikan tinggi

2. Validasi diperluas bersifat nasional 3. Review dengan unit utama Depdiknas

4. Uji Publik untuk menyampaikan materi draf SIPT serta mem-peroleh masukan dari publik untuk penyempurnaanya.

5. Finalisasi, untuk memperoleh draf inal SIPT berdasarkan hasil semua pemikiran dan masukan dari berbagai pihak yang telah diperoleh melalui diskusi, lokakarya, seminar, review, validasi dan uji publik. Finalisasi draf SIPT dilaksanakan oleh Tim Ahli/Adhoc SIPT bersama Anggota BNSP.

Kegiatan penyusunan SIPT oleh Tim Ahli/Adhoc SIPT bersama anggota BNSP, melalui tahapan kegiatan sebagai berikut :

No Tahapan Kegiatan Waktu Tempat 1 Penyusunan Design 7-9 Maret 2009 Jakarta 2 Pengkajian Dokumen dan Bahan Dasar 18-20 Maret 2009 Jakarta 3 Penyusunan Draf Awal SIPT 24-26 April 2009 Jakarta 4 Reviu dan Perbaikan Draf Awal SIPT

Reviwer: DKI Jakarta 8, Dalam Jawa 6, dan Luar Jawa 2

22-24 Mei 2009 Jakarta

LAPORAN BSNP TAHUN 2009

Januari 2010 © BSNP

(55)

No Tahapan Kegiatan Waktu Tempat 5 Validasi Draf SIPT

15 Provinsi (4 dalam Jawa dan 11 luar Jawa).

Peserta daerah: 40 orang Panitia daerah: 5 orang Anggota/Tim Ahli : 3 orang

18 Juni – 18 Juli 2009 Daerah

6 Analisis Hasil Validasi dan Perbaikan Draf SIPT

22-24 Juli 2009 Jakarta 7 Pembahasan Draf SIPT dengan unit

utama

10-12 September 2009 Jakarta 8 Uji Publik Draf SIPT

Undangan 25 Provinsi @ 2 orang

14-16 Oktober 2009 Jakarta 9 Finalisasi Draf SIPT 6-8 November 2009 Jakarta

G| Refleksi

(56)
(57)

BAB 4

PENgEmbANgAN

StANDAr SArANA

PrASArANA

PENDiDikAN tiNggi:

ProgrAm SArjANA

(58)
(59)

BAB 4

PENGEMBANGAN STANDAR

SARANA PRASARANA

PENDIDIKAN TINGGI:

PROGRAM SARJANA

A| Pendahuluan

Mutu pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah dosen, sarana dan prasarana, manajemen dan waktu belajar (Bank Dunia, 1989). Secara umum di Indonesia keempat faktor terse-but belum memadai untuk mencapai pembelajaran yang baik guna meningkatkan mutu pendidikan.

(60)

serta lulusannya. Keragaman kondisi sarana dan prasarana Perguruan Tinggi dapat dilihat mulai dari sarana dan prasarana yang sangat layak sampai pada yang sangat tidak layak. Misalnya, ada Perguruan Tinggi yang diselenggarakan di Rumah Toko (Ruko), di rumah, tidak memiliki laboratorium, tidak memiliki ruang terbuka dan banyak lagi. Kondisi ini sudah barang tentu akan merugikan peserta didik karena tidak menerima layanan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

Rendahnya mutu pendidikan tersebut di atas disebabkan antara lain sarana dan prasarana yang belum memadai. Hal ini karena be-lum adanya kriteria minimal sarana dan prasarana pendidikan tinggi yang menjadi acuan dari setiap perguruan tinggi dalam penyeleng-garaan program pendidikan. Atas dasar kenyataan itu, perlu disusun standar sarana dan prasarana perguruan tinggi di Indonesia, agar ke-beradaan sarana dan prasarana mampu mendukung pembelajaran dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Standar sarana dan prasarana pendidikan tinggi merupakan salah satu dari delapan standar pendidikan yang harus disiapkan oleh Badan Standar Nasio-nal Pendidikan (BSNP) berdasarkan amanat yang dituangkan dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Standar sarana dan prasarana ini disusun untuk lingkup perguru-an tinggi yperguru-ang berbentuk sekolah tinggi, institut, dperguru-an universitas yperguru-ang menyelenggarakan pendidikan akademik pada jenjang sarjana S1.

B| Landasan Penyusunan Standar

1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Undang-Undang RI Nomor 9 tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan

3. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasio-nal Pendidikan

4. Undang-Undang RI Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan LAPORAN BSNP TAHUN 2009

Januari 2010 © BSNP

(61)

C| Tujuan dan Fungsi Standar

Tujuan standar sarana dan prasarana pendidikan tinggi adalah untuk:

1. Menentukan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana mini-mal yang harus dimiliki perguruan tinggi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

2. Mendukung tercapainya mutu pendidikan.

Fungsi standar sarana dan prasarana adalah sebagai acuan dasar yang bersifat nasional bagi semua pihak yang berkepentingan dalam:

1. Perencanaan dan perancangan sarana dan prasarana,

2. Pelaksanaan pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasara-na,

3. Pengawasan ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana.

D| Hasil yang Dicapai

Kegiatan ini menghasilkan naskah akademik dan standar sara-na dan prasarasara-na perguruan tinggi yang berbentuk sekolah tinggi, institut, dan universitas yang menyelenggarakan pendidikan akade-mik pada jenjang sarjana S1.

E| Tim Ahli

1. Anggota BSNP

(62)

2. Tim Ahli

No Nama Instansi Keterangan

1. Bambang Suryadi, Ph.D UIN Jakarta/Psikologi Ketua 2. Drs. Moerdiyanto, MPd. MM. UNY/Ekonomi Wakil Ketua 3. Paramita Atmodiwiryo, March. Ph.D UI/Arsitek Sekretaris 4. Ir. Eko Purnomo, MS.Arch.S ITB/Arsitek Anggota 5. Dr. Suyanta UNY/Fisika Anggota 6. Prof. Dr. Munoto Unesa/Teknik Anggota 7. Dra. Indun Lestari Setyono, M.Psi Unpad/Psikologi Anggota 8. Ari Moesriami Barmawi, Ph.D STT TELKOM Anggota 9. Dr. Ahmad Rum Bismar, M.Pd UNM/Olahraga Anggota 10. Prof. Dr. Hamam Hadi UGM/Kedokteran Anggota 11. Dr. Danny Meirawan UPI/Teknik Anggota 12. Drs. Nathan Hendarto, PhD Unnes/MIPA Anggota 13. Dr. Ir. Yazid Bindar,M.Sc ITB/Teknik Kimia Anggota 14. Ir. Denni Zulkaidi, MUP ITB/Teknik Planologi) Anggota 15. Drs. Zulikar Zen, MA UI/Perpustakaan Anggota 16. Prof. Dr. Thamrin Abdullah UNJ/Ekonomi Anggota 17. Prof. Dr. Ir. Johny Wahyuadi UI Anggota 18. Dr. Gaguk Margono UNJ/Matematika Anggota 19. Prof. Dr. Anita Yuliati,drg.,M.kes UNAIR/Kedokteran Gigi Anggota

F| Metode Penyusunan Standar

Penyusunan standar sarana dan prasarana pendidikan tinggi di-lakukan dengan mengacu pada standar kompetensi lulusan, standar isi, dan standar proses untuk pendidikan tinggi. Standar sarana dan prasarana minimum juga mempertimbangkan perubahan paradig-ma pendidikan tinggi, dan pengelolaan badan hukum pendidikan tinggi di Indonesia. Selain itu, Untuk mencapai kompetensi minimum lulusan setiap program studi, maka Standar kompetensi minimum dari Badan Akreditasi Nasional (BAN), perguruan tinggi dan asosiasi profesi terkait juga menjadi pertimbangan untuk menentukan sara-na dan prasarasara-na minimum yang harus disediakan. Selain memper-timbangkan standar dan ketentuan penyediaan sarana dan prasa-rana minimum yang telah ada di Indonesia (yang ditetapkan oleh

LAPORAN BSNP TAHUN 2009

Januari 2010 © BSNP

(63)

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi), sumber literatur mengenai pedoman/standar sarana dan prasarana pendidikan tinggi di negara lain juga dikaji untuk memperoleh gambaran standar yang berlaku di negara maju. Kajian teoretis akan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan tinggi dilakukan dengan memperhatikan aspek psikolo-gis perkembangan kejiwaan peserta didik dan proses kegiatan pem-belajaran pada umumya, serta keahlian pada disiplin ilmu masing-masing pada khususnya. Secara ringkas metode penyusunan standar tersebut dapat diilustrasikan dalam diagram berikut ini.

B adan S tandar N asional P endidikan

Validasi &

G| Tahapan Penyusunan Standar

Gambar

Tabel 1-1. Ketua dan Sekretaris BSNP
Tabel 1-2. Staf Administratif dan Keuangan BSNP
tabel berikut.
Tabel 1.  Tahapan Kegiatan Pemantauan Standar 2009
+7

Referensi

Dokumen terkait

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat melesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak mengalami kejadian kanker leher rahim (75,3%), melakukan hubungan seks pertama kali pada usia ≤ 20

[r]

Saat ini perusahan Brands – Up di tunjuk oleh salah satu Taman wisata air sangkan park yang berada di wilayah kuningan Jawa Barat untuk membuat sebuah web sebagai media

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk Mikoriza meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai Paprika yaitu meningkatnya tinggi tanaman, jumlah daun pertanaman dan

Bab ini menerangkan kajian yang dilaksanakan secara keseluruhan kajian seperti objektif kajian yang berkaitan dengan pelaksanaan pengurangan sisa pepejal melalui 3R

Pada hari ini, Rabu Tanggal Empat Bulan Juli Tahun Dua Ribu Dua Belas, dimulai jam 09.00 WIB, bertempat di ruang Radar Kantor Stasiun Meteorologi Sultan Thaha

Below, be the very first to obtain the book qualified Dumped By Caryn Rosenthal, Maryjane Fahey and be the first to understand how the writer suggests the message and also knowledge