• Tidak ada hasil yang ditemukan

S TB 1006590 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S TB 1006590 Chapter1"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Hadi Yanuar Iswanto, 2014

Tipologi Bangunan Kolonial Belanda Smpn 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak awal tahun 1900-an, Bandung sudah dikenal sebagai Kota Pendidikan

Kota ini memiliki sarana dan jenis pendidikan yang beragam. Mulai dari tingkat

taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah, sekolah kejuruan sampai

dengan tingkat sekolah tinggi. Sebagian bangunan pendidikan zaman kolonial

Belanda masih dapat kita temukan sampai saat ini. Beberapa diantaranya sudah

diruntuhkan dan digantikan dengan bangunan yang baru. Bangunan lama yang

masih bertahan sampai saat ini masih kokoh seperti kondisi semula. Hal tersebut

menandakan bahwa teknologi arsitektur pada bangunan tersebut telah teruji

selama ratusan tahun. menurut Hanan dalam Hendra (2012) secara umum yang

nampak menonjol dari arsitektur kolonial adalah kemampuannya dalam

memberikan bukti akan produk arsitektur masa lalu yang tinggi kualitas

kebertahanannya.

Bentuk bangunan kolonial Belanda yang dibangun di Indonesia memiliki

ciri khas tersendiri. Arsitek – arsitek Belanda pada masa itu dengan kreativitasnya

menciptakan bangunan bergaya Eropa yang khas. Pada dasarnya, arsitektur

kolonial dapat dikategorikan dalam tiga kelompok, yaitu bangunan yang belum

beradaptasi, baru sebagian beradaptasi, dan sudah beradaptasi dengan iklim tropis

lembab (Purwanto, 2004).

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung nomor 19 tahun 2009 tentang

pengelolaan kawasan dan bangunan cagar budaya, bangunan peninggalan kolonial

Belanda di Kota Bandung diklasifikasikan menjadi 6 (enam) kawasan, yakni

kawasan pusat kota, kawasan pecinan/perdagangan, kawasan militer, kawasan

etnik sunda, kawasan perumahan villa dan non villa, serta kawasan industri. Dari

enam kawasan tersebut terdapat 14 bangunan yang berfungsi sebagai sarana

pendidikan dasar dan menengah. Pada setiap kawasan terdapat sedikitnya satu

(2)

Hadi Yanuar Iswanto, 2014

Tipologi Bangunan Kolonial Belanda Smpn 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Bangunan SMPN 2 Bandung merupakan salah satu bangunan pendidikan

peninggalan kolonial Belanda. Sekolah ini menempati bangunan bekas sekolah

Belanda, yaitu Hollandsch Inlandsche School yang didirikan pada tahun 1913

oleh Pemerintah Hindia Belanda dan diambil alih oleh Pemerintah Indonesia

hingga sekarang. Bentuk bangunan kolonial tersebut adalah linier memanjang dan

simetris. Bangunan terdiri dari bagian pusat, bagian sayap utara dan bagian sayap

selatan. Bangunan SMPN 2 Bandung terpilih sebagai objek penelitian karena

merupakan bangunan sekolah yang dibangun di masa transisi, fisik bangunan

masih utuh, dalam kondisi terpelihara dengan baik dan belum pernah mengalami

perubahan fungsi sejak pertama kali dibangun. Bangunan SMPN 2 Bandung

merupakan benda cagar budaya yang memiliki nilai historis perkembangan gaya

arsitektur kolonial Belanda di Indonesia dan belum diteliti secara mendalam

terkait karakteristik desain dan teknologi arsitekturnya. Pada periode sebelum

1920 merupakan zaman pra arsitektur tropis di Indonesia. Sebagai bangunan

pendidikan, arsitek perlu mempertimbangkan aspek tropis dalam rancangannya

agar siswa dapat belajar dengan nyaman di dalam bangunan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka permasalahan yang

paling mendasar adalah :

1. Bangunan kolonial Belanda yang dibangun di Indonesia sebagian besar

merupakan adaptasi tampilan gaya arsitektur Eropa dengan budaya lokal.

Oleh karena itu seyogyanya tampilan bangunan kolonial Belanda di SMPN

2 Bandung terpengaruh unsur kebudayaan lokal dan iklim tropis di

Nusantara.

2. Sebagai bangunan pendidikan yang digunakan pada masa kini, bangunan

kolonial Belanda harus mampu mengakomodasi kebutuhan sekolah

terutama dalam memenuhi kebutuhan akan rasa aman dan nyaman yang

(3)

Hadi Yanuar Iswanto, 2014

Tipologi Bangunan Kolonial Belanda Smpn 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu C. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Penulis membatasi kajian permasalahan meliputi karakteristik desain dan

teknologi arsitektur serta keberadaan elemen arsitektur tropis pada bangunan

berdasarkan hasil analisis tipologi. Analisis tipologi tersebut meliputi sistem

spasial yang meliputi pola ruang, orientasi, hirarki; sistem fisik dan kualitas

figural yang meliputi wujud fisik, bahan/material, dan pembatas ruang; dan sistem

stilistik yang meliputi bentuk atap, kolom, bukaan, dan ornamen. Objek penelitian

terbatas pada bangunan kolonial Belanda di SMPN 2 Bandung.

2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana karakteristik desain dan teknologi arsitektur kolonial Belanda

pada bangunan SMPN 2 Bandung yang dianalisis dengan tipologi

arsitektur ?

b. Bagaimana elemen arsitektur tropis pada tipologi bangunan kolonial

Belanda SMPN 2 Bandung ?

D. Penjelasan Istilah dalam Judul

Makna judul penelitian skripsi ini dapat dijelaskan dengan mengurai kata dari kalimat “Tipologi Bangunan Kolonial Belanda SMPN 2 Bandung” sebagai berikut :

1. Tipologi

Tipologi berasal dari Bahasa Yunani Typos (tipe) dan Logos (ilmu). Tipe

berarti model atau contoh. Tipe sering digunakan untuk menjelaskan bentuk

keseluruhan, struktur, atau karakter dari suatu bentuk atau objek tertentu. Secara

harfiah tipologi bermakna ilmu tentang klasifikasi tipe suatu objek tertentu.

(4)

Hadi Yanuar Iswanto, 2014

Tipologi Bangunan Kolonial Belanda Smpn 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Radjiman dalam Sukawi dan Iswanto (2011) menyebutkan bahwa bangunan

kolonial adalah bangunan yang arsitekturnya bercorak kolonial yang

dimanfaatkan untuk kegiatan fungsional di zaman kolonial.

3. SMPN 2 Bandung

Objek penelitian ini adalah bangunan pendidikan peninggalan kolonial

Belanda di SMPN 2 Bandung.

Berdasarkan uraian tersebut, judul penelitian skripsi ini dapat dimaknai

sebagai kajian karakteristik desain pada bangunan kolonial Belanda di SMPN 2

Bandung.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk :

1. Mengetahui karakteristik desain dan teknologi arsitektur kolonial Belanda

pada bangunan SMPN 2 Bandung yang dianalisis dengan tipologi arsitektur.

2. Mengetahui elemen arsitektur tropis pada tipologi bangunan kolonial

Belanda SMPN 2 Bandung.

F. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini secara umum adalah diharapkan menjadi

sumbangan agar makna kultural yang berupa nilai keindahan, sejarah, dan

keilmuan pada bangunan kolonial Belanda dapat terdokumentasikan. Secara

khusus penelitian ini berguna untuk :

1. Bagi masyarakat luas, manfaat praktis penelitian ini adalah sebagai

sumbangan pustaka untuk menambah wawasan mengenai bangunan cagar

(5)

Hadi Yanuar Iswanto, 2014

Tipologi Bangunan Kolonial Belanda Smpn 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

2. Bagi Pemerintah Kota Bandung, dapat menjadi sumbangan masukan dalam

rangka pengkajian kembali makna historis bangunan kolonial Belanda yang

dikategorikan sebagai bangunan cagar budaya di Kota Bandung.

3. Bagi Peneliti, dapat digunakan sebagai bahan rujukan pada penelitian

selanjutnya untuk mengembangkan dasar teori bangunan pendidikan yang

berkembang di zaman kolonial Belanda.

4. Bagi Lembaga Sekolah, menjadi sumbangan masukan dalam rangka

pelestarian bangunan cagar budaya yang berfungsi sebagai bangunan

Referensi

Dokumen terkait

menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan. Batasan

Peneliti mengambil kesimpulan: (1) materi ajar penghitungan volume yang dikembangkan telah memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif berdasarkan pendekatan PMRI

Guru dapat menerapkan MPK dengan cara (1) menginformasikan materi serta tujuan pembelajaran kepada siswa, (2) menempatkan siswa dalam kelompok- kelompok kecil yang heterogen, (3)

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam mengevaluasi kesesuaian hasil

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi atau gambaran keterlibatan siswa berkebutuhan khusus dalam pelaksanaan praktikum Mengolah Makanan Kontinental

Wilayah yang memiliki sebaran empat serotipe (hiperendemis) adalah Kabupaten Bekasi, Kabupaten Garut, Kota Cirebon, Kota Sukabumi dan Kota Tasikmalaya,

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Suhir, Suyadi dan Riyadi (2014) melalui data primer yang diperoleh dari hasil kuesioner

Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Inflasi Terhadap Permintaan Ikedit Pada PT. BpR Agrirans Batumarta Rikt San