• Tidak ada hasil yang ditemukan

S KIM 1204560 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S KIM 1204560 Chapter1"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Widda Rahmah, 2016

AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN KARAKTERISTIK MEMBRAN FILTRASI BERBASIS KITOSAN/ PEG/ MWCNT/ IODIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Teknologi pengolahan air limbah telah banyak dikembangkan untuk

menanggulangi keterbatasan air bersih. Salah satu metode pengolahan air limbah

yang banyak digunakan karena hemat biaya dan energi adalah filtrasi dengan

membran. Dibandingkan dengan pengolahan air secara kimiawi, penggunaan

membran filtrasi lebih ramah lingkungan dan murah karena membran dapat

digunakan berulang. Membran ultrafiltrasi (UF) memiliki rentang ukuran pori 1

hingga 100 nm, dan dapat menyaring bakteri, virus, koloid, dan makromolekul

dari air (Fane et al., 2011). Terdapat masalah praktis yang membatasi penggunaan

membran filtrasi yaitu fouling. Fouling terjadi akibat interaksi antara pengotor

(foulant) dengan permukaan membran yang menyebabkan membran tersumbat,

mengakibatkan penurunan harga flux yang tajam yang menurunkan efisiensi

proses dan meningkatkan biaya pemeliharaan membran. Fouling membran yang

diakibatkan oleh mikroorganisme seperti bakteri disebut biofouling. Bakteri yang

tertahan oleh membran UF dapat merusak membran dengan mengkonsumsi

polimer pembentuk membran, juga menghasilkan biofilm yang menutupi pori-pori

membran. Biofouling lebih sulit dibersihkan, dan sering menyebabkan penurunan

permeabilitas yang permanen dan kerusakan membran yang ireversibel (Rahimi et

al., 2015).

Penelitian untuk menghasilkan membran yang tahan terhadap biofouling

(anti-biofouling) telah banyak dilakukan, salah satunya adalah dengan

penambahan agen antibakteri pada matrik polimer atau di permukaan membran

(coating/grafting). Agen antibakteri yang ditambahkan bisa berupa senyawa

anorganik seperti Ag (Huang et al., 2014; Basri et al., 2011), senyawa organik

seperti NH2-MWCNT (Rahimi et al., 2015) atau mengikatkan gugus fungsional

pada permukaan membran seperti pengikatan gugus fungsional ammonium/amina

(Meng et al., 2015). Umumnya agen antibakteri yang digunakan untuk membran

bersifat toksik seperti Ag, Cu dan ammonium kuartener.

Iodin (I2) adalah senyawa halogen yang memiliki fungsi biosidal

(2)

Widda Rahmah, 2016

AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN KARAKTERISTIK MEMBRAN FILTRASI BERBASIS KITOSAN/ PEG/ MWCNT/ IODIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(Backer dan Hollowel, 2000, Boothman, 2009). Iodin telah digunakan untuk

mengobati luka sejak 170 tahun yang lalu (Boothman, 2009) dan mulai digunakan

untuk mendesinfeksi air pada masa perang dunia pertama (Punyani et al., 2006).

Iodin efektif membunuh banyak jenis bakteri, efektif melawan semua spesies

mikroba yang terdapat dalam luka infeksi, dan juga efektif membunuh banyak

jenis fungi, kapang, protozoa, dan virus. Iodin juga efektif dalam membasmi

biofilm lebih baik dari Ag (Boothman, 2009). Diantara sekian banyak agen

antibakteri yang telah dikenal sebagai disinfektan atau biosida, iodin relatif aman,

ramah lingkungan, sederhana, dan murah.

Kitosan merupakan polimer alami terbesar kedua setelah selulosa. Kitosan

ramah lingkungan karena bersifat biokompatibel dan biodegradable. Kitosan

memiliki aktivitas antibakteri dan telah banyak diaplikasikan dalam bidang

kesehatan sebagai film antibakteri (Moridie et al., 2011). Disisi lain kitosan

memiliki sifat mekanik yang rendah sehingga dalam penggunaan kitosan sebagai

polimer pembentuk membran filtrasi biasanya disertai dengan menambahkan

additif. PEG dan MWCNT telah diketahui dapat meningkatkan secara signifikan

sifat mekanik dan permeabilitas membran filtrasi berbasis kitosan. Selain itu,

penambahan MWCNT dapat meningkatkan aktivitas antibakteri karena

kemampuan adsorpsinya yang tinggi (Rahimi et al., 2015). Secara khusus,

interaksi antara kitosan dan iodin dapat menghasilkan kombinasi yang stabil.

Kitosan-iodin adduct menahan iodin dalam wujud yang stabil dan dalam air

melepaskan iodin dengan jumlah yang sangat kecil secara bertahap. Sehingga

berguna dalam bidang yang membutuhkan injeksi iodin contohnya sebagai

sterilizer atau desinfektan. Pada penelitian ini dilakukan sintesis membran filtrasi

berbasis komposit Kitosan/ PEG/ MWCNT/ Iodin, pengujian karakteristik, dan

aktivitas antibakterinya. Membran komposit yang diperoleh diharapkan dapat

memiliki ketahanan terhadap biofouling.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

(3)

Widda Rahmah, 2016

AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN KARAKTERISTIK MEMBRAN FILTRASI BERBASIS KITOSAN/ PEG/ MWCNT/ IODIN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimana karakteristik membran komposit Kitosan / PEG/ MWCNT/Iodin?

2. Bagaimana aktivitas antibakteri membran filtrasi Kitosan/ PEG/ MWCNT/

Iodin?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Karakteristik membran komposit Kitosan / PEG/ MWCNT/Iodin

2. Aktivitas antibakteri membran filtrasi Kitosan / PEG/ MWCNT/Iodin

1.4. Manfaat Penelitian

Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

masyarakat maupun industri dalam mendorong pengembangan dan pemanfaatan

material alternatif alam sebagai bahan baku membran filtrasi dan diharapkan

dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan teknologi membran filtrasi

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini, untuk mendapatkan masukan dan sekaligus menguji respon dari berbagai pihak atau masyarakat umum, juga dilakukan pembahasan draft naskah akademik

[13] Cho, Young-Sik and Hanju Cha, 2011, Single-tuned Passive Harmonic Filter Design Considering Variances of Tuning and Quality Factor, Journal of International Council

Sistem  Penyediaan  Air  Minum Bukan Jaringan  Perpipaan  adalah  satu

BUPATI  BARITO  KUALA PROVINSI  KALIMANTAN  SELATAN KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA.

Keteraturan dalam minum obat pada penderita diabetes mellitus tipe II yang dilakukan bersamaan dengan diet dan aktifitas fisik dapat mengkontrol Dakar gula darah dalam tubuh

Lampiran IV : Keputusan Bupati Barito Kuala Nomor 188.45/286/KUM/2017 Tanggal  12 Juli  2017 DAFTAR HONORARIUM 

Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar Gula Darah Pasien Rawat Jalan Diabetes Melitus Tipe 2 Puskesmas Pasar minggu, Skripsi FKM UI, Jakarta..

Proses Pembelajaran IPS (X) Sebagai interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara sengaja dan terencana serta memiliki tujuan yang positif