• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Daun Katuk (sauropus Androgynus (l.) Merr Terhadap Libido Kelinci Jantan (oryctolagus Cuniculus) Sebagai Afrodisiak - Ubaya Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Daun Katuk (sauropus Androgynus (l.) Merr Terhadap Libido Kelinci Jantan (oryctolagus Cuniculus) Sebagai Afrodisiak - Ubaya Repository"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

iv

EFFECT KATUK LEAVES (Sauropus androgynus (L.)

Merr.) AS AN APHRODISIAC FOR THE LIBIDO OF

MALE RABBIT (Oryctolagus cuniculus)

Rhanuga Harmusyanto, 2013

Supervisors: (I) Lucia E. Wuryaningsih, (II) Mas Loegito

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of Katuk leaves (Sauropus androgynus (L.) Merr.) to increase libido (has aphrodisiac effects) on male rabbits (Oryctolagus cuniculus). Katuk leaf extract was administered orally every day for 14 days. The parameters measured were the number of introduction events (introduction), horseback riding (climb), and married (coitus) for 1 hour. There are two groups of treatment, the Control group (K) was given Aqua demineralisata, the treatment group given the dose of 5g/kg body weight, each group consisted of 5 rabbits. Observations were made every day for 14 days within 1 hour after administration. These results were observed using the independent samples t-test, to determine the significance of differences between the effects of treatment factors by comparing the average of the normal distribution. From the results of the study, there are significant differences between the treatment group and the control group, in which the influence of male rabbits that given katuk leaves have an increased libido larger than aquadem. Thus demonstrating that the administration of katuk leaves for 14 days was able to increase libido of male rabbits.

(2)

iii

EFEK DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L) Merr.)

TERHADAP LIBIDO

KELINCI JANTAN (Oryctolagus cuniculus) SEBAGAI

AFRODISIAK.

Rhanuga Harmusyanto, 2013

Pembimbing : (I) Lucia E. Wuryaningsih, (II) Mas Loegito

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian seduhan daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) terhadap peningkatan libido (memiliki efek afrodisiak) terhadap kelinci jantan (Oryctolagus cuniculus). Seduhan daun katuk diberikan secara oral setiap hari selama 14 hari. Dengan parameter uji yang diamati adalah jumlah aktivitas pengenalan (introduction), menunggang (climb), dan kawin (coitus) selama 1 jam. Terdapat 2 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol diberi Aqua demineralisata (K), kelompok perlakuan atau uji diberikan dosis 5g/kgBB, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor kelinci. Pengamatan dilakukan setiap hari selama 14 hari dalam kurun waktu 1 jam setelah pemberian daun katuk 5g/kgBB. Hasil penelitian ini diamati dengan mengunakan uji t bebas, untuk mengetahui signifikansi perbedaan efek antar faktor perlakuan dengan membandingkan rata-rata dari distribusi normal. Dari hasil penelitian terdapat perbedaan bermakna antara kelompok uji dan kelompok kontrol, dimana kelinci jantan dengan pengaruh daun katuk memiliki peningkatan libido yang lebih besar dibandingkan dengan aquadem. Dengan demikian menunjukkan bahwa pemberian seduhan daun katuk selama 14 hari dapat meningkatkan libido (memiliki efek afrodisiak) kelinci jantan.

Referensi

Dokumen terkait

nasabah yang datang ke kantor pelayanan. Aspek ini merupakan bagian dari dimensi reliability, yang secara umum dipersepsikan dengan memuaskan oleh responden. Namun indikator

Bahwa untuk untuk meninjak lanjuti pasal 2 ayat (2) huruf e Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tersebut, perlu dibuat Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Tingkat II Banjar

koleksi pasca gempa di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi

Jika 2 titik letis mempunyai paritas yang sama maka sesuai sifat penjumlahan maka dapat dipastikan kedua titik letis memiliki jarak mendatar dan jarak vertikal merupakan bilangan

Selanjutnya kesenjangan yang penulis temukan adalah dalam hal penentuan faktor predisposisi hiperemesis gravidarum, teori menyatakan bahwa salah satu faktor

Jadi dapat disimpulkan bahwa burnout pada perawat kesehatan Rumah Sakit Jiwa adalah suatu fenomena yang dialami individu dalam kondisi internal negatif yang disertai

Komisi yang diberikan kepada pialang asuransi, agen dan perusahaan asuransi lain sehubungan dengan penutupan pertanggungan dicatat sebagai beban komisi, sedangkan komisi yang

Selain itu jika perusahaan memerlukan tambahan modal sedangkan Debt to Equity Ratio terlalu tinggi dan perusahaan bermaksud mengurangi ketergantungan terhadap modal