• Tidak ada hasil yang ditemukan

design ARBORETUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "design ARBORETUM"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKONSERVASI

MANANAJEMEN TAMAN WISATA ALAM – PEMBUATAN DESIGN HUTAN KONSERVASI UBB

Oleh

Ayu Lestari

Fitri Ayu Jumila

Jenni Juliani Sibarani

Nova Kurniasari

Yulia Sari

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

2016

(2)

Latar Belakang

Lanskap kampus merupakan suatu kawasan area yang didalamnya terdapat elemen-elemen fisisk dan non fisik yang kompleks. Lanskap kampus terdiri dari vegetasi dan pengembangan tapak luar. Lanskap kampus terbentuk dari hasil proses antara manusia (individu) dan dari sosial dengan alam (Amir 2015).

Elemen fisik kampus terbagi menjadi tiga elemen, diantaranya yaitu elemen struktur, elemen ruang terbuka, dan elemen alam (Amir 2015). Kekayaan flora dan fauna yang melimpah ini perlu dilakukannya konservasi untuk melindungi dan melestarikan keanekaragaman jenis flora dan fauna tersebut. Menurut Rudi (2013), konservasi flora dan funa dapat dilakukan secara in-situ (di dalam kawasan) dan ex-situ (di luar kawasan).

Salah satu alternatife konservasi tumbuhan secara ex-situ adalah dengan pembuatan arboretum. Arboretum merupakan suatu tempat pembudidayaan tanaman-tanaman asli Indonesia (Keken 2015). Adapun tujuan dibuatkannya Arboretum tidak lain adalah untuk melindungi dan melestarikan tanaman-tanaman asli Indonesia yang terbilang langka dan berpotensi yang didalmnya merupakan sumber plasma nutfah.

Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi (FPPB) memiliki kawasan arboretum yang memiliki potensi yang tinggi sebagai tempat untuk melindungi dan melestarikan fauna dan flora yang terbilang langka. Perbaikan sarana dan prasarana serta kondisi vegetasi yang terdapat pada arboretum FPPB harus segera dilakukan agar tempat arboretum bukan hanya dijadikan tempat koleksi pohon saja, tetapi juga sebagai tempat sarana pendidikan baik itu sebagai tempat untuk penelitian, memperoleh informasi dan sebagai sarana tempat refreshing untuk melepaskan stress. Oleh karena itu, dilakukanlah praktikum ini mengenai kawasan arboretum terutama arboretum FPPB.

Tujuan

(3)

1. Membuat design hutan konservasi di Area Arboretum Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi (FPPB) Universitas Bangka Belitung.

2. Menentukan jenis flora dan fauna yang akan di perbanyak di area Arboretum FPPB – UBB.

(4)

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 03 November 2017 pada pukul 07.00 sampai dengan selesai bertempat di Gazebo FPPB Universitas Bangka Belitung.

Alat dan Bahan

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pensil, buku gambar, bolpoin dan penggaris, sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah area arboretum FPPB – UBB.

Cara Kerja

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

(6)

Berdasarkan pendapat hasil kelompok desaign hutan konservasi yang direncanakan adalah ruang terbuka hijau. Ruang terbuka hijau yang bervegetasi yang mempunyai fungsi perlindungan, pemanfaatan, dan pelestarian lingkungan. Ruang terbuka hijau ini memiliki luas sekitar dua hektar dimana pada lahan dua hektar ini akan kami tanami dengan berbagai macam jenis tanaman seperti rumput dan ada jalur hijau, taman bunga, kolam ikan, taman lingkungan dan Rumah Kaca. Bentuk desain dari ruang terbuka kami ini dikelilingi oleh jalan dimana pada setiap jalan tersebut masih terdapat pohon-pohon yang tumbuh secara alami. Jalan tersebut dibagi menjadi empat jalur yang berbeda dimana keempat jalur ini akan kami tanami dengan tanaman pucuk merah disisi kiri dan kanannya dan terdapat batu-batu sebagai hiasan dari jalan tersebut.keempat jalur jalan berpusat pada taman bunga yang berada ditengah-tengah ruang terbuka hijau.

(7)

untuk membersihkan udara yang berada disekitar hutan. Dan nilai ekonomi dimana spot kolam ikan dan kebun buah hasilnya dapat dijual ke masyarakat yang berkunjung ke ruang terbuka hijau ini. Ruang terbuka hijau juga berfungsi menciptakan kenyamanan bagi manusia . Tujuan lainnya dari pembuatan design hutan konservasi di area arboretum Fakultas Pertanian,Perikanan Dan Biologi adalah: (1) sebagai wahana promosi kepada umum, khususnya untuk para tamu dari luar universitas bangka belitung; (2) meningkatkan nilai estetis pada kawasan sekitar Fakultas Pertanian,Perikanan Dan Biologi; dan (3) pengoptimalan segenap potensi sumberdaya yang dimiliki oleh bangka belitung. Hal ini sesuai Menurut Simonds (1983 diacu dalam Dewi 2015) menyatakan Peran ruang terbuka hijau dalam suatu lingkungan, yaitu (1) merupakan unsur keindahan disebabkan menciptakan harmoni tata lingkungan, (2) dapat mengurangi pencemaran, dan (3) memberikan ruang gerak bagi masyarakat yang membutuhkannya. Selain itu peran RTH yaitu sebagai penyumbang ruang bernapas yang segar, keindahan visual, sebagai paru-paru kota, sumber air dalam tanah, mencegah erosi, keindahan dan kehidupan satwa, serta sebagai unsur pendidikan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan penentuan dan penempatan design untuk hutan konservasi di area arboretum Fakultas Pertanian,Perikanan Dan Biologi adalah sebagai berikut.

Iklim

(8)

Selanjutnya, dengan membuat suatu sistem drainase yang baik dan retaining wall untuk mengurangi laju air. Penggunaan jenis vegetasi yang mampu menahan dan mengikat air hujan yang baik, juga akan mengurangi dampak buruk dari curah hujan yang berlebihan( Reid 2001). Arboretum di Fakultas Pertanian Perikanan Dan Biologi secara garis besar memiliki rata-rata suhu udara yang nyaman untuk daerah tropis. Suhu dan kelembaban udara yang nyaman di arboretum tersebut merupakan potensi yang harus dipertahankan. Solusinya adalah dengan seimbang dapat menjadi faktor penghambat bagi pertumbuhan tanaman. Sifat fisik dan kimia tanah ultisol di arboretum tidak memiliki banyak faktor penghambat dalam kaitannya dengan kegiatan pembangunan (engineering classification). Kegiatan pembanguna harus memperhatikan daya dukung tanah (load bearing capacity) dalam menahan beban bangunan (Ikhsan 2012). Kandungan pasir dan liat yang kurang seimbang dapat mengalami resiko keretakan tanah yang dapat mengakibatkan pergeseran pondasi dan runtuhnya dinding bangunan. Solusinya adalah dengan dibangunnya sistem drainase yang baik dan retaining wall yang dapat mengurangi resiko keretakan tanah.

Hidrologi

(9)

dapat dilakukan dengan pembuatan sistem drainase. Sistem drainase yang baik dapat menampung dan mengarahkan air berlebih, saat tanah berada pada kondisi jenuh terhadap air. Perubahan sistem drainase di arboretum harus memperhatikan bentukan lahan (landform), sehingga memiliki daya tampung dan arah aliran yang sesuai. kolam kecil di arboretum merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan utilitas, visual, dan ekologis. Kolam kecil tersebut merupakan bentuk air yang dinamis dan dapat menstimulir emosi. Oleh karena itu, keberadaan kolam di arboretum dapat dikreasikan menjadi water feature yang memberi nuansa terapi, sejuk, lembut, dan indah.

Vegetasi

Taman bunga tersebut terdapat lima tempat duduk yang berada di setiap sisi dan dikelilingi oleh taman bunga yang berisi berbagai macam jenis tanaman seperti, melati, mawar, Chrysanthemum, Peace Lily, Dracaena, dan soapwort. Alasan kami memilih tanaman tersebut karena tanaman-tanaman ini mampu membersihkan udara yang berada disekitar sehingga sangat bermanfaat. Dugaan ini diperkuat oleh pernyataan dari Anonim (2016) yang menyatakan terdapat berbagai jenis tanaman hias dan berbunga yang dapat membersihkan polusi udara seperti Chrysanthemum dan Peace Lily hal ini didasarkan atas penelitian yang dilakukan oleh national aeronautics and space administration (NASA) dan Associated Landscape Contractors of America (ALCA). Pohon-pohon besar berkanopi juga digunakan sebagai penangkap air hujan, pengikat air tanah, mengurangi resiko erosi, dan mempertahankan konsistensi tanah. Serta tingkat semak seperti rumput dan ground cover dapat digunakan untuk membentuk bidang bawah (lantai). Kombinasi antara rumput dan ground cover yang dipertegas dengan semak rendah dapat membentuk ruang terbuka (open space) dan private.

Fasilitas dan Utilitas

(10)

arboretum. Minimnya fasilitas dan utilitas di arboretum memang sengaja dilakukan agar aktivitas di arboretum menjadi terbatas dikarenakan dalam upaya menjaga kelestarian arboretum. Fungsi masing-masing ruang dan aktivitas pengguna yang beragam dan bersifat dadakan pada acara tertentu, mengakibatkan arboretum membutuhkan penambahan fasilitas. Penambahan fasilitas tersebut adalah sebagai berikut: dasar estetika manusia yang tidak dapat diperdebatkan, sifat dasar estetika tersebut selalu mempengaruhi cara hidup manusia. Informasi karakter dan pemahaman terhadap pengguna tapak sangat perlu dipahami untuk mengkreasi lingkungan fisik luar ruang. Oleh karena itu, perbedaan dalam karakter dan pemahaman dari pengguna terhadap suatu tapak merupakan peubah yang harus dipertimbangkan dalam perancangan lanskap.

Fungsi arboretum di fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi sebagai kebun koleksi plasma nutfah untuk vegetasi. Vegetasi langka, pembuatan hidroponik, kaktus dan angreak yang diharapkan dapat menunjang kebutuhan estetika dan mengeksplorasi berbagai ilmu pengetahuan. Pengaruh Arboretum Fahutan Sebagai Ruang Terbuka Hijau di Kampus

(11)

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil berupa desaign arboretum FPPB yang seluas dua (2) hektar dengan berbagai macam jenis tanaman seperti rumput dan ada jalur hijau, taman bunga, kolam ikan, taman lingkungan dan Rumah Kaca. Bentuk desain ruang terbuka yang setiap jalannya dikelilingi pohon-pohon yang tumbuh secara alami. Dimana jalan tersebut dibagi menjadi empat jalur yang berbeda dimana keempat jalur ini ditanami dengan tanaman pucuk merah dan pada keempat jalur jalan berpusat taman bunga yang berada ditengah-tengah ruang terbuka hijau. Adapaun Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan penentuan dan penempatan design untuk hutan konservasi di area arboretum Fakultas Pertanian,Perikanan Dan Biologi, yaitu iklim, tanah, hidrologi, vegetasi, fasilitas dan utilitas, serta pengguna tapak.

(12)

Amir R. 2015. Materi Lanskap Universitas. http//http://www.academia.edu/12205660/Materi_Lanskap_Universitas [10 November 2017].

Anonim. 2016. 10 Jenis Tanaman Hias Pembersih Udara : https://tanamanhiasan.com/10- jenis- tanaman-hias-pembersih-udara/ [09 November 2017].

Dewi M. 2015. IPB. http://marsithadewi.blogspot.co.id/2015/09/pengaruh-arboretum-fahutan sebagai.html [09 November 2017].

Ikhsan D A.2012. Perencanaan Dan Perancangan Lanskap Beberapa Tapak Di Kawasan Pt.

Keken A. 2015. Araboretum. https://www.scribd.com/doc/179614839/Arboretum-pdf [10 November 2017].

Rapp Pangkalan Kerinci, Riau (Kegiatan Magang Di Pt. Riau Andalan Pulp And Paper [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor

Reid GW. 2001. Grafik Lansekap: Dari Sketsa Konsep Sampai ke Arsiran Penyajian Akhir. Jakarta: Erlangga.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Informan Ada, jika kepentingan keluarga berbenturan dengan kuliah Peneliti Bagaimana cara anda membagi waktu antara kewajiban kuliah. dan

Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian yang dilakukan di SD Inpres 2 Sidondo, maka ditarik kesimpulan bahwa Penerapan Metode Media Gambar dapat meningkatkan

BW Plantation Tbk 21 APOL Arpeni Pratama Ocean Line Tbk 22 IDKM Indosiar Karya Media Tbk 23 DNET Dyaviacom Intrabumi Tbk.. 24 RIGS Rig

Modal manusia juga memiliki hubungan yang kuat dengan jaringan, yang memungkinkan kita untuk berpendapat bahwa jaringan adalah katalis utama modal sosial (Hunecke, Engler,

c) Meningkatkan kualitas komunikasi. d) Meningkatkan motivasi karyawan secara keseluruhan. e) Meningkatkan keharmonisan hubungan dalam pencapaian tujuan perusahaan. f)

konsentrasi dan lama perendaman kayu sengon dalam ekstrak daun sirsak berpengaruh tidak nyata terhadap serangan rayap tanah. Daya Hambat Perasan

Enzim protease yang dihasilkan oleh bakteri endofit selain berperan dalam mendegradasi dinding sel patogen, protease dapat digunakan oleh bakteri tersebut untuk melakukan

Tito Sepriadi, NIM: C100100075, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta, Tahun 2015, Judul: “PENGARUH IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATU TUF TERHADAP