24 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini memilih dua sampel dengan cara random yaitu untuk menentukan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Salah satu kelompok yaitu kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus berupa penerapan model pembelajaran learning cycle pada saat penelitian dilaksanakan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains siswa sekolah dasar kelas 4 pada materi hubungan antara sifat bahan dengan kegunaannya. Selain itu, hasil penelitian memiliki tingkat akurasi dan keabsahan yang tinggi. Terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam melaksanakan penelitian eksperimen menurut Maulana (2009, hlm. 23), adalah sebagai berikut.
a. Membandingkan dua kelompok atau lebih.
b. Adanya kesetaraan (ekuivalensi) subjek-subjek dalam kelompok-kelompok yang berbeda. Kesetaraan ini biasanya dilaksanakan secara random.
c. Minimal ada dua kelompok tetapi untuk dua saat yang berbeda. d. Variabel terikatnya diukur secara kuantitatif atau dikuantitatifkan. e. Menggunakan statistika inferensial.
f. Adanya kontrol terhadap variabel-variabel luar (extraneous variables). g. Setidaknya terdapat satu variabel yang dimanipulasikan.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka penelitian ini menggunakan metode eksperimen murni (true experimental). Sesuai dengan pernyataan Arifin (2011, hlm. 74) bahwa “Dalam metode eksperimen murni ini variabel bebas dan variabel terikat diuji pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol”.
2. Desain Penelitian
Kelompok Pretes Perlakuan Postes
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O1 - O2
(Arifin, 2011, hlm. 81)
Dalam pelaksanaan penelitian, kelompok ekperimen dan kelompok kontrol dipilih secara acak melalui teknik sampling sederhana. Pada awal pelaksanaan, kedua kelompok diberikan tes awal (pre test). Lalu, selanjutnya kelompok
eksperimen diberikan perlakukan khusus, yaitu pada pembelajarannya menggunakan model learning cycle. Sedangkan, kelompok kontrol belajar dengan proses pembelajaran biasa yaitu menggunakan pembelajaran konvensional. Setelah diberi perlakuan, kelompok eksperimen diberikan tes akhir (post test). Kelompok kontrol pun diberikan tes akhir (post test). Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains masing-masing kelompok. Semakin signifikan perbedaan tes awal dengan tes akhir serta perbedaan tes akhir antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, maka semakin signifikan pengaruh yang ditimbulkan dari perlakukan yang diberikan.
B. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas IV SD se- Kecamatan Sumedang Selatan yang sekolahnya berada pada kelompok tinggi. Jumlah SD di Kecamatan Sumedang Selatan yaitu berjumlah 45 SD. Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh dari UPTD Kecamatan Sumedang Selatan. Setelah mendapatkan data jumlah SD yang berada di wilayah Kecamatan Sumedang Selatan, maka dilakukanlah pengelompokkan sekolah didasarkan pada rata-rata hasil nilai UN tahun ajaran 2014/2015. Seluruh SD diurutkan dari yang nilai rata-rata UN nya
kelompok tinggi di Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang tertera pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. 1
Daftar Rata-rata Nilai UN dan Jumlah Sisws Kelas IV di SD Kelompok Tinggi se-Kecamatan Sumedang Selatan
Nomor Nama Sekolah Rata-rata Nilai UN 2014/2015
Sumber: UPTD Pendidikan Kecamatan Sumedang Selatan
2. Sampel
Dalam pemilihan sampel, penelitian ini menggunakan Teknik Random
Sampling.
“Random sampling adalah cara pengambilan sampel secara acak (random), di mana semua anggota populasi diberi kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.” (Arifin, 2011, hlm. 217)
Berdasarkan proses pengundian, maka terpilihlah sampel yang mewakili populasi penelitian dalam penelitian eksperimen ini. Sampel yang terpilih yaitu SDN Pakuwon I sebagai kelompok kontrol dan SDN Sukaraja II sebagai kelompok eksperimen.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang karena sekolah-sekolah di daerah ini kebanyakan merupakan sekolah unggulan dan banyak diminati masyarakat terutama orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya ke jenjang sekolah dasar. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan sekolah-sekolah tersebut terletak diperkotaan. Untuk penelitian pada kelas eksperimen dilaksanakan di SDN Sukaraja II. Sedangkan untuk penelitian pada kelas kontrol dilaksanakan di SDN Pakuwon I.
2. Waktu Penelitian
Untuk waktu penelitian sendiri dimulai sejak minggu keempat bulan April 2016 hingga minggu keempat bulan Mei 2016. Penelitian dilaksanakan selama
lima minggu dikarenakan pada pelaksanaannya dibutuhkan waktu untuk pre test, pertemuan pembelajaran, serta post test dengan rentang waktu antar kegiatan satu minggu.
D. Instrumen Penelitian
Dalam menyusun instrumen penelitian, harus dipertimbangkan terlebih dahulu secara matang karena instrumen ini harus mampu menjawab rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian. Maka, setelah peneliti melalui proses pertimbangan dipilihlah 4 jenis instrumen yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu tes keterampilan proses sains, wawancara, observasi dan catatan lapangan.
1. Lembar Soal (Tes)
sembilan indikator. Tes keterampilan proses sains diberikan pada saat pre test dan post test.
Dalam menyusun instrumen tes ini, dilakukan beberapa pengujian agar instrumen layak digunakan serta mampu berfungsi dengan baik sebagai alat ukur kemampuan siswa. Beberapa pengujian yang dilakukan diantaranya, uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, serta daya pembeda. Berikut penjelasan untuk setiap proses pengujian.
a. Validitas
Uji validitas butir soal instrumen tes keterampilan proses sains dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan korelasi (koefisien
korelasi). Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui hubungan asosiasi (association) antarvariabel dan/atau hubungan yang bersifat prediksi (prediction) dari variabel bebas (independent) terhadap variabel terikatnya (dependent).
Teknik yang digunakan untuk mengukur validitas soal secara keseluruhan yaitu teknik korelasi product-moment dari pearson dengan rumus perhitungan angka kasar sebagai berikut.
(Sumber: Arikunto, 2015) Keterangan:
: Koefisien korelasi antara X dan Y
N : Jumlah responden X : Skor mentah variabel X Y : Skor mentah variabel Y
Sedangkan, untuk menghitung validitas per butir soal digunakan formula product moment raw score. Rumus yang digunakan masih rumus yang sama dengan rumus untuk menghitung validitas soal secara keseluruhan, namun X pada rumus validitas per butir soal adalah jumlah skor soal, sedangkan Y adalah skor total hasil belajar. Dalam perhitungan validitas, digunakan aplikasi Microsoft
Tabel 3. 2 Setelah dilaksanakan uji validitas terhadap setiap soal dalam instrumen tes yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka dihasilkan satu soal yang memiliki validitas rendah, empat soal yang memiliki validitas sedang, dan lima
soal yang memiliki validitas tinggi. Yang termasuk pada validitas rendah yaitu soal nomor 5. Sedangkan, untuk validitas sedang yaitu soal nomor 1, 4, dan 7.
Kemudian, untuk validitas tinggi yaitu soal nomor 2, 3, 6, 8, dan 9. Hasil selengkapnya untuk uji validitas tiap butir soal terdapat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. 3
Hasil Penghitungan Validitas Butir Soal Tes Keterampilan Proses Sains
Soal
Nomor Koefisien Korelasi Tafsiran Validitas
1 0,451 Sedang Valid
Tabel 3. 4
Hasil Penghitungan Validitas Seluruh Soal Tes Keterampilan Proses Sains
Nilai_Uji_So al
Nilai_UAS_I PA
Nilai_Uji_Soa l
Pearson
Correlation 1 .616
**
Sig. (2-tailed) .000
N 43 43
Nilai_UAS_I PA
Pearson
Correlation .616
** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 43 43
Jika dilihat dari keseluruhan uji validitas yang telah dilakukan, maka instrumen tes keterampilan proses sains layak untuk digunakan dalam penelitian.
b. Reliabilitas
Menurut Arifin (2009, hlm. 258) “Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen.” Uji realibilitas instrumen tes, dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha. Hal ini dikarenakan instrumen tes yang digunakan berupa essay. Menurut Maulana (2009, hlm. 47), “… cara ini baik digunakan untuk menentukan reliabilitas instrumen yang berupa essay”. Rumus Cronbach Alpha yang digunakan adalah sebagai berikut.
(Sumber: Sundayana, 2014)
Keterangan:
n = Banyaknya butir soal = Jumlah varians item
Analisis reliabilitas digunakan untuk mengetahui keajegan instrumen soal yang digunakan. Hasil pengujian dengan rumus di atas akan menentukan tingkat reliabilitas soal. Hasil perhitungan kemudian diinterpretasikan dengan ketentuan kriteria dari Guilford (Sundayana, 2014, hlm. 70) sebagai berikut.
Tabel 3. 5
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Setelah melakukan uji reliabilitas terhadap instrumen tes dengan menggunakan software SPSS 16.0 for Windows , diketahui bahwa nilai koefisien reliabilitas 0,672 yang artinya instrumen tes keterampilan proses sains memiliki reliabilitas yang tinggi. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa instrumen tes keterampilan proses sains layak untuk digunakan dalam penelitian. Berikut tabel hasil perhitungan reliabilitas instrumen soal tes.
Tabel 3. 6
Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Tes Keterampilan Proses Sains
Cronbach's Alpha
N of Items
.672 2
c. Tingkat Kesukaran
Untuk menganalisis tingkat kesukaran soal tes keterampilan proses sains dan tes hasil belajar, digunakan perhitungan dengan rumus sebagai berikut: (Arifin, 2009, hlm. 135).
Hasil perhitungan tingkat kesukaran, kemudian diinterpretasikan berdasarkan kriteria menurut Arikunto (2015, hlm. 223) sebagai berikut:
Tabel 3. 7
Klasifikasi Indeks Tingkat Kesukaran
Rentang Kriteria
P 0,00 - 0,30 Sukar
P 0,30 - 0,70 Sedang
P 0,70 - 1,00 Mudah
Setelah dilakukan penghitungan tingkat kesukaran melalui penggunaan aplikasi Microsoft Office Excel 2007, diperoleh hasil seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 3. 8
Hasil Penghitungan Tingkat Kesukaran Soal Tes Keterampilan Proses Sains
Dari data di atas diketahui bahwa dari sembilan soal yang ada dalam instrumen tes yang digunakan, empat di antaranya masuk ke dalam kategori sukar, yaitu soal nomor 5, 6, dan 7. Sedangkan sisanya, yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 8, dan 9 masuk ke dalam kategori sedang. Dengan hasil seperti ini, artinya instrumen soal tes yang telah dibuat dapat digunakan untuk penelitian.
d. Daya pembeda
Pemeriksaan daya pembeda soal digunakan untuk mengukur kemampuan soal dalam membedakan kelompok siswa unggul, papak dan asor. Sehingga soal dengan daya pembeda yang baik, dapat menunjukkan hasil yang berbeda dari setiap siswa dengan kemampuan yang berbeda. Untuk mengukur daya pembeda soal, digunakan rumus berikut. (Arifin, 2009, hlm. 133).
Nomor Soal Rata-rata Skor IK Interpretasi
1 7,42 0,67 Sedang
2 2,51 0,42 Sedang
3 1,63 0,54 Sedang
4 0,91 0,45 Sedang
5 0,30 0,15 Sukar
6 0,91 0,30 Sukar
7 0,35 0,06 Sukar
8 0,81 0,41 Sedang
Keterangan:
= daya pembeda
= rata-rata skor kelompok atas
= rata-rata skor kelompok bawah
Skor Maks = Skor maksimum
Interpretasi hasil perhitungan daya pembeda dilakukan dengan melihat kriteria menurut Sundayana (2014, hlm. 77) sebagai berikut:
Tabel 3. 9
Klasifikasi Daya Pembeda
Koefisien korelasi Interpretasi
DP≤ 0,00 Sangat jelek
0,00 < DP≤ 0,20 Jelek 0,20 < DP≤ 0,40 Cukup 0,40 < DP≤ 0,70 Baik 0,70 < DP≤ 1,00 Sangat baik
Berdasarkan penghitungan daya pembeda instrumen soal tes yang menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel, didapatkan hasil yang cukup baik yaitu dari sembilan soal, dua di antaranya termasuk ke dalam soal dengan daya pembeda yang baik, empat soal dengan daya pembeda yang cukup, dan dua soal
dengan daya pembeda yang jelek. Data hasil penghitungan daya pembeda instrumen soal tes secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. 10
Hasil Penghitungan Daya Pembeda Soal Tes Keterampilan Proses Sains
Nomor Soal Interpretasi
1 8,09 6,71 0,13 Jelek
2 3,59 1,38 0,37 Cukup
3 2,32 0,90 0,47 Baik
4 1,18 0,62 0,28 Cukup
5 0,41 0,19 0,11 Jelek
6 1,45 0,33 0,37 Cukup
7 0,59 0,10 0,50 Baik
8 1,14 0,48 0,33 Cukup
2. Pedoman Observasi
Dalam penelitian ini, ada dua jenis pedoman observasi yang digunakan yaitu pedoman observasi aktivitas siswa dan pedoman observasi kinerja guru. Pedoman observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui sikap siswa ketika pembelajaran berlangsung yang meliputi tiga aspek yaitu partisipasi, kedisiplinan, dan kerjasama. Adapun deskriptor untuk ketiga aspek yang dinilai yaitu sebagai berikut.
Tabel 3. 11
Indikator dan Deskriptor Penilaian Aktivitas Siswa
No. Aspek Yang Dinilai Deskripsi
1. Partisipasi a. Memberikan pendapat, pertanyaan atau komentar yang sesuai dengan pembelajaran.
b. Memberikan tanggapan terhadap jawaban atau penjelasan dari temannya.
c. Terlibat langsung berbagai kegiatan dalam pembelajaran.
2. Tanggung jawab a. Memiliki kemauan untuk mengerjakan tugas yang diberikan.
b. Menjaga ketertiban kelas selama pembelajaran. c. Memberikan alasan untuk setiap pernyataan yang
dikemukakan.
3. Kerjasama a. Menunjukkan sikap kooperatif dalam kegiatan kelompok.
b. Memberikan dorongan kepada teman kelompok untuk berpartisipasi aktif.
c. Mengkomunikasikan hasil kerja kelompok mereka dengan menyajikannya di depan kelas.
Pedoman observasi yang kedua yaitu pedoman observasi kinerja guru. Pedoman observasi kinerja guru yang digunakan ada dua macam yaitu pedoman observasi kinerja guru pada kelas eksperimen dan pedoman observasi kinerja guru pada kelas kontrol. Perbedaannya terletak pada aspek yang diamati di kegiatan inti. Pada kelas kontrol, kegiatan inti diamati secara umum. Sedangkan pada kelas eksperimen, kegiatan inti diamati berdasarkan tahapan pembelajaran Learning
Cycle.
3. Wawancara
Menurut Soehartono (dalam Hanifah, 2014, hlm. 63) “...wawancara
jawaban-jawaban responden, dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder)...” Jadi, teknik wawancara digunakan untuk mendapatkan data melalui kegiatan tanya jawab dengan narasumber yang diinginkan secara langsung, dengan tujuan untuk mendapatkan data yang lebih mendalam dan akurat. Selain itu, data wawancara ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran, faktor yang mendukung, serta faktor yang menghambat pada kelompok eksperimen yang mendapatkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran learning cycle. Dalam penelitian ini, pewawancara adalah peneliti sendiri, dan narasumber yang dipilih yaitu guru dan siswa dari kelompok eksperimen.
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi saat pembelajaran diluar hal-hal yang direncanakan untuk kebutuhan penelitian. Hal tersebut bisa berupa kejadian tak terduga yang mengganggu kelancaran pelaksanaan penelitian atau hal-hal lain yang mendukung kelancaran penelitian. Dalam hal ini, guru mencatat segala jenis kegiatan dan aktivitas siswa yang dianggap penting dengan kegiatan penelitian. Catatan ini mudah untuk digunakan
karena tidak ada ketentuan khusus yang mengatur bentuk maupun format catatan. Catatan lapangan ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen. Selain itu, untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat dan mendukung pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran learning cycle pada kelompok eksperimen.
E. Prosedur Penelitian
Secara umum, prosedur dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan dan analisi data. Setiap tahap berisi kegiatan yang dilakukan dalam penelitian dengan struktur yang bertahap dan tersusun dengan baik. Berikut ini penjabaran dari masing-masing tahapan dalam prosedur penelitian yang dilaksanakan.
1. Tahap Perencanaan
studi literatur tentang model pembelajaran learning cycle dan keterampilan proses sains siswa. Setelah itu, dibuatlah instrumen tes berdasarkan bahan ajar tersebut. Selain instrumen tes, dibuat pula instrumen non tes yang berupa pedoman observasi kinerja guru, pedoman observasi aktivitas siswa, pedoman wawancara dan catatan lapangan. Instrumen non tes bertujuan untuk mengumpulkan data kualitatif. Setelah itu, instrumen tersebut diujikan untuk mengetahui validitas, reliabilitas dan daya pembeda soal instrumen tes. Lalu, dilakukan revisi atau penyempurnaan instrumen agar instrumen layak untuk diujikan. Selain itu, dilakukan pengambilan daftar sekolah beserta jumlah siswa kelas 4 dan nilai UN di UPTD Kecamatan Sumedang Selatan. Setelah itu, dilakukanlah pengundian untuk menentukan sekolah yang akan dijadikan sampel penelitian yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jika sudah ditentukan, maka tahapan selanjutnya yaitu mengurus perizinan ke sekolah (SD) yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam penelitian. Setelah diberikan izin, dilakukanlah konsultasi dengan guru di sekolah yang bersangkutan dengan kelas eksperimen atau kelas kontrol untuk menentukan teknik pelaksanaan penelitian
serta waktu pelaksanaannya.
Selain tahap perencanaan yang telah dipaparkan, dilakukan tahap persiapan untuk melaksanakan penelitian. Persiapan yang dimaksud berupa mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, mempersiapkan media yang dibutuhkan untuk pembelajaran, serta mempersiapkan instrumen yang digunakan saat pembelajaran berlangsung, yaitu catatan lapangan, pedoman observasi kinerja guru dan pedoman observasi aktivitas siswa. Selain itu, mempersiapkan pula pedoman untuk melakukan wawancara terhadap guru dan siswa di kelas eksperimen.
2. Tahap Pelaksanaan
observasi terhadap kelangsungan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pedoman observasi kinerja guru yang telah dipersiapkan sebelumnya. Selain pedoman observasi kinerja guru, dilakukan pula observasi terhadap aktivitas siswa menggunakan pedoman observasi aktivitas siswa. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dilihat dari tiga aspek yaitu partisipasi, tanggungjawab dan kerjasama.
Pada kelas eksperimen, ada pengamat yang memegang catatan lapangan untuk mencatat hal-hal penting yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan ini dapat digunakan untuk mengetahui faktor pendukung maupun penghambat pada proses pembelajaran di kelas eksperimen. Setelah dilaksanakan pembelajaran, siswa pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen diberi soal post test untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains siswa. Selain itu, siswa dan guru di kelas eksperimen diwawancara untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.
3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Pada tahap ini data yang diperoleh diolah dan dianalisis. Data yang terkumpul dari instrumen tes dan non tes kemudian diolah dengan aturannya masing-masing. Data hasil pre test dan post test diolah dengan cara analisis statistika, melalui tahapan-tahapan pengujian yang sesuai supaya diketahui adanya peningkatan keterampilan proses sains siswa dengan pembelajaran yang menggunakan model learning cycle pada materi hubungan antara sifat bahan dengan kegunaannya, peningkatan keterampilan proses sains siswa dengan pembelajaran kovensional pada materi hubungan antara sifat bahan dengan kegunaannya, dan adanya perbedaan peningkatan keterampilan proses antara kedua kelas. Sedangkan, data kualitatif berupa pedoman observasi diolah sesuai dengan pedoman penskorannya masing-masing. Selain pedoman observasi, dilakukan pengolahan data kualitatif berupa hasil wawancara dan catatan lapangan. Setelah melalui proses pengolahan dan analisis data, kemudian data hasil tersebut dijadikan dasar penarikan kesimpulan penelitian.
Bagan 3. 1 Prosedur Penelitian Merumuskan Masalah
Mengumpulkan Data dan Kajian Pustaka
Menyusun Proposal Penelitian, Seminar Proposal dan Revisi
Uji Coba Instrumen
Tes Awal (Pre Test)
Penerapan Pembelajaran di Kelas Kontrol dengan Menggunakan Pembelajaran
Konvensional
Revisi Instrumen
Penerapan Pembelajaran di Kelas Eksperimen Menggunakan Model
Pembelajaran Learning Cycle
Pengolahan Data dan Analisis Data Pengumpulan Data Tes Akhir (Post Test)
Hasil dan Kesimpulan
F. Teknik Pengolahan dan Analisis data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif dianalisis menggunakan statistika inferensial, sedangkan data kualitatif diolah berdasarkan cara pengolahannya masing-masing. Berikut penjelasan mengenai teknik pengolahan dan analisis data untuk setiap instrumen yang digunakan dalam penelitian ini.
1. Data Kuantitatif
Dalam penelitian ini, data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes keterampilan proses sains siswa (pre test dan post test) diolah dengan menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel dan SPSS 16.0 for Windows. Data hasil tes kemudian dihitung rata-rata perolehan skornya dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah itu, dicari simpangan baku setiap kelompok untuk menentukan persebaran kelompok. Selanjutnya dilakukan beberapa pengujian terhadap data tersebut. Pengujian yang dilakukan di antaranya:
a. Uji normalitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya data yang diperoleh dari hasil tes keterampilan proses sains siswa. Ini merupakan pengujian dasar dari analisis statistik data hasil penelitian. Hasil pengujian ini menentukkan langkah analisis data selanjutnya. Hipotesis yang akan diuji normalitasnya, yaitu:
H0 = data dari sampel yang berdistribusi normal
H1 = data dari sampel yang berdistribusi tidak normal
Uji normalitas data dilakukan melalui uji liliefors (Kolmogorov-Smirnov) dengan menggunakan aplikasi SPSS 16.0 for Windows. Taraf signifikansi (taraf nyata) dalam pengujian normalitas adalah α = 0,05. Maka, H0 diterima jika Sig ≥
0,05 dan ditolak jika Sig < 0,05.
Jika data kedua kelompok berdistribusi normal, maka dilanjutkan ke tahap uji homogenitas. Namun, jika data dari salah satu atau kedua kelompok tidak berdistribusi normal, maka dilanjutkan pada uji parametrik. Uji non-parametrik yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan teknik
b. Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogen atau tidaknya data yang didapatkan dari hasil tes, baik dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Levene’s t test. Berikut hipotesis yang akan diuji homogenitasnya.
H0 = tidak terdapat perbedaan variansi antara kedua kelompok sampel
H1 = terdapat perbedaan variansi antara kedua kelompok sampel
Taraf signifikansi (α) yang digunakan sama seperti yang digunakan pada uji normalitas yaitu 0,05. Sehingga tafsiran hasil ujinya yaitu Sig ≥ 0,05 maka H0
diterima dan Sig < 0,05 maka H0 ditolak.
c. Uji beda dua rerata
Jika hasil dua pengujian sebelumnya menunjukkan bahwa Hoditerima, maka
dilanjutkan pada pengujian beda dua rerata dengan uji-t satu arah. Namun, jika data berdistribusi normal tetapi tidak lulus dalam uji homogenitas, maka
dilanjutkan pada uji-t’. Sedangkan jika data tidak normal dan tidak homogen, pengujian dilanjutkan kepada uji U (Mann-Whitney).
Dalam pengujian ini, hipotesis yang akan diuji, yaitu
H0 = tidak terdapat perbedaan rata-rata skor antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
H1 = rata-rata skor kelas eksperimen lebih baik daripada rata-rata skor
kelas kontrol.
Taraf siginifikansi untuk pengujian ini yaitu 5% (α = 0,05). Maka, jika P-value < α maka H0 ditolak dan jika P-value ≥ α, maka H0 diterima.
d. Analisis data gain normal
Hasil perhitungan gain normal diinterpretasikan dengan kriteria menurut Hake (Sundayana, 2014) sebagai berikut.
Tabel 3. 12
Interpretasi Gain Ternormalisasi yang Dimodifikasi
Nilai Gain Ternormalisasi Interpretasi
-1,00 ≤ g < 0,00 Terjadi penurunan
g = 0,00 Tetap
0,00 < g < 0,30 Rendah
0,30 ≤ g < 0,70 Sedang
0,70 ≤ g ≤ 1,00 Tinggi
2. Data Kualitatif
a. Observasi Kinerja Guru dan Siswa
Angka yang diperoleh baik dari hasil observasi aktivitas siswa maupun observasi kinerja guru merupakan skor mentah yang selanjutnya diolah menggunakan rumus perhitungan persentase untuk mengetahui persentase sikap setiap siswa serta persentase kualitas kinerja guru baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Keduanya digunakan sebagai data pendukung penelitian. Melalui data observasi kinerja guru dapat diketahui keterlaksanaan pembelajaran, serta kesesuaian pelaksanaan dengan perencanaan. Sedangkan melalui data
observasi aktivitas siswa, dapat diketahui sikap siswa pada saat proses pembelajaran. Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut.
Persentase yang dihasilkan kemudian diinterpretasikan ke dalam beberapa kriteria yaitu sangat baik (A), baik (B), cukup (C), kurang (D) dan sangat kurang (E). Berikut disajikan rentang persentase untuk setiap kriteria tersebut menurut Hanifah (2014, hlm. 80).
b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan berpedoman pada kisi-kisi wawancara yang telah dibuat. Data hasil wawancara guru dan siswa ini digunakan untuk menjawab salah satu masalah dalam penelitian yaitu faktor penghambat dan pendukung pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle pada kelas eksperimen. Sehingga, data hasil wawancara dikumpulkan dan dikelompokkan berdasarkan jawaban dari guru dan siswa yang termasuk faktor penghambat dan pendukung dalam pembelajaran pada kelompok eksperimen.
c. Catatan Lapangan
Data hasil catatan lapangan berisi segala peristiwa ataupun hal-hal tak terduga yang terjadi pada saat pembelajaran di kelompok eksperimen lengkap dengan waktu terjadinya masing-masing peristiwa. Data hasil catatan lapangan yang ditulis oleh guru kemudian diolah. Hasil catatan lapangan ini digunakan untuk menjawab masalah dalam penelitian yaitu faktor penghambat dan pendukung pada pembelajaran IPA di kelompok eksperimen. Sehingga, data hasil catatan lapangan diolah dengan cara mengelompokkan hasil tersebut berdasarkan
peristiwa atau hal-hal yang mendukung dan menghambat proses pembelajaran pada kelompok eksperimen.
G. Jadwal Penelitian
Tabel 3. 13 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Waktu Penelitian
Desember Januari Februari Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan Proposal
2. Seminar Proposal
3. Perbaikan proposal
4. Pelaksanaan Bimbingan
5. Pelaksanaan penelitian di kelas kontrol dan kelas
eksperimen
6. Pengolahan hasil penelitian
7. Penyusunan skripsi