• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI PEMASARAN JASA PADA PENJUALAN KAMAR HOTEL LIMARAN SYARIAH YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI PEMASARAN JASA PADA PENJUALAN KAMAR HOTEL LIMARAN SYARIAH YOGYAKARTA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI PEMASARAN JASA PADA

PENJUALAN KAMAR HOTEL LIMARAN SYARIAH YOGYAKARTA

Muhammad Ridwan, Nita Yulia Fatma Nasution

Universitas Potensi Utama Jl. K.l Yos Sudarso Km 6.5 No. 3A Tanjung Mulia Medan e-mail: muhammadridwan.sei@gmail.com

ABSTRACT

Research on the differences between product variables, price, place, promotion of people and physical evidence. And to find out which variable most influences the booking process of Yogyakarta Limaran Syariah hotel rooms. This study uses a quantitative method using multiple regression analysis, supported by statistical tests, using SPSS version 17. By using the T-test and F-Test at 5% significance. The results showed that together with the independent variables namely product, price, place, promotion, people and physical evidence had a significant influence that is equal to 67.4% on the dependent variable of the purchase process of the Yogyakarta Limaran syarah hotel room.

Keywords: Product, Price, Place, Promotion, Person, Physical Proof And Room Booking Process ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variable produk (jasa), harga, tempat, promosi orang dan bukti fisik. Serta untuk mengetahui variable yang paling mempengaruhi proses pemesanan kamar hotel Limaran Syariah Yogyakarta. Penelitian ini mengunakan metode pendekatan kuantitatif dengan mengunakan analisis regresi liner berganda, didukung dengan uji statistik, mengunakan SPSS versi 17. Dengan mengunakan uji-T dan Uji-F pada signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara bersama-sama variabel independen yaitu produk, harga, tempat, promosi, orang dan bukti fisik memiliki penaruh yang signifikan yaitu sebesar 67,4% terhadap variabel dependen proses pemesanan kamar hotel limaran syariah Yogyajarta. Kata Kunci: produk, harga, tempat, promosi, orang, bukti fisik dan proses pemesanan kamar

PENDAHULUAN

Hotel adalah industri jasa sekarang tumbuh ditengah-tengah masyarakat bukan hanya hotel yang bersifat konvensional tetapi juga hotel yang berlandaskan nilai-nilai Islam karena kesadaran masyarakat yang sudah mulai tumbuh akan nilai-nilai Islam. Pada dasarnya Hotel Syariah adalah konsep yang melibatkan fasilitas disertai dengan nilai-nilai agama. Ini menyediakan fasilitas dan layanan yang paling dekat dengan nilai-nilai Islam, dalam melakukan pelayanan terhadap konsumen.

Tingginya tingkat penjualan kamar yang dicapai jasa perhotelan sangat mempengaruhi terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan. Jika tingkat penjualan keadaanya tidak stabil bahkan cenderung mengalami penurunan, maka akan menganggu kelancaran usaha akibatnya akan merugikan perusahaan. Perusahaan perlu mengambil langkah-langkah kebijaksanaan yang tepat agar penjualan kamar hotel semakin meningkat sehingga akan meningkatkan profit bagi perusahaan.

Hotel limaran syariah mengunakan strategi produk sebagai Produk harus menyediakan nilai kepada pelanggan. Hal mengatakan bahwa produk adalah barang yang customer beli. Barang tersebut dapat merupakan barang tangible (memiiki wujud) maupun intangible (tidak berwujud)

(2)

seperti jasa, asuransi, dan lain-lain. Produk segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki digunakan, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup obyek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan gagasan.1 Harga adalah suatu nilai yang dinyatakan dalam bentuk rupiah guna pertukaran/transaksi atau sejumlah uang yang harus dibayar konsumen untuk mendapatkan barang dan jasa. Penetapan harga memiliki implikasi penting terhadap strategi bersaing perusahaan. Tujuan yang ditetapkan harus konsisten dengan cara yang dipilih perusahaan dalam menempatkan posisi relatifnya dalam persaingan.2

Tempat mengacu pada tempat di mana pelanggan dapat membeli produk dan bagaimana produk menjangkau tempat customer. Tempat adalah lokasi di mana pertukaran terjadi. Tempat dalam jasa merupakan gabungan antara lokasi dena keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampai jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis.3 Promosi mencakup berbagai cara berkomunikasi kepada pelanggan tentang apa yang ditawarkan oleh perusahaan, tidak hanya berbicara tentang fitur-fiturnya, tetapi juga tentang manfaat menggunakan produk atau jasa tertentu. Promosi adalah kemasan komunikasi pemasaran yang digunakan untuk membuat penawaran supaya diketahui oleh customer yang berpotensi dan memengaruhi mereka untuk menyelidiki lebih lanjut.4

Dari 7P, banyak perusahaan yang hanya menggunakan 4P utama yaitu Product, Price, Place, dan Promotion sebagai strategi promosi perusahaan. Sedangkan 3P lainnya digunakan sebagai tambahan untuk mengelola hubungan dengan pelanggan. Cara pandang terhadap konsumen yang berubah menyebabkan istilah-istilahpun berubah. Istilah 4P adalah istilah klasik yang muncul puluhan tahun lalu dan sampai sekarang masih sering dikutip karena mudah dan masih tetap relevan.

Manajemen Islami memang berbeda dengan manajemen biasa atau konvensional, baik dari segi asas maupun penampakan dalam kegiatan usaha serta aktivitas pemasaran jasa. Dari segi tujuan, perusahaan yang dikelola manajemen Islami selain mengharapkan profit, pertumbuhan dan keberlangsungan juga mengharapkan benefit (keuntungan non materil) dan keberkahan yaitu ridha Allah Swt5.

Keunggulan sistem Islam ini tak lain muncul dari kepatuhan pemilik perusahaan dalam menerapkan hukum-hukum Islam dalam berbagai aspek perusahaan. Hal ini berdasarkan firman Allah Swt:             

“Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit dan Kami akan mengumpulkan dia pada Hari Kiamat nanti dalam keadaan buta…” (TQS Thaha: 124).

Hotel limaran merupakan salah satu hotel syariah yang ada di Yogyakarta. Terdapat tiga lokasi hotel limaran syariah yang pertama terletak di Jl. Suryotomo No. 1 Yogyakarta, yang kedua Jl. Cik Ditiro Yogyakarta, yang ketiga di Jl. Taman Siswa No. 35 Yogyakarta, merupakan hotel syariah yang mengedepankan nilai-nilai Islam dalam melakukan kegiatan hotel yang sifatnya berbasis syariah, dalam memberikan layan kepada konsumen, hotel yang berperinsip syariah tidak membeda-bedakan agama yang di anut oleh pelangan karena sejatinya syariat Islam di aplikasikan untuk seluruh umat manusia. Menawarkan fasilitas yang sesuai dengan nilai Islam,

1Philip Kotler dan Gary Armstrong, “Dasar-dasar Pemasaran”,( Jakarta Prenhallindo, 1997), h 9 2 Agustina Shinta, Manajemen Pemasaran ( Malang : UB Press,2011), h. 102.

3 Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta: Salemba Empat, 2011) h. 100

4 Blythe, Jim.. Essentials of Marketing: Third edition. (Essex: Pearson Education Ltd. 2005), h. 131 5 Ismail Yusanto, MM dan Widjajakusuma, “Menggagas Bisnis Islam”, Gema Inasani Pers,

(3)

sehingga mampu meminimalisir adanya praktek perzinahan, minuman keras, pshycotropika, perjudian. tegas dalam memberlakukan syarat-syarat tamu pengunjung, maka masyarakat juga akan berpikir ulang untuk melakukan tindakan yang melanggar pidana.

Nilai maqashid syarî’ah yang diusung dalam hotel ini adalah demi memberikan nilai kemaslahatan masyarakat dan untuk mencegah perbuatan maksiat. Tanpa bisnis perzinahan, alkohol dan narkoba. Justru dengan konsep syariat ini, tamu atau keluarga merasa nyaman dan aman menginap. Hotel limaran syariah dalam menjalankan praktek bisnisnya menerapkan nilai-nilai islami untuk melayani konsumen. Maka menjadi menarik untuk melakukan studi masif “IMPLEMENTASI STRATEGI PEMASARAN JASA PADA PENJUALAN KAMAR HOTEL LIMARAN SYARIAH YOGYAKARTA” mengingat strategi pemasaran merupakan hal yang penting atau pintu masuk kesuksesan kepengelolaan perhotelan secara komperhensif. Berdasarkan identifikasi masalah sebagaimana latar belakang maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu:

1. Apakah ada pengaruh secara simultan dimensi proses pelayanan yang terdiri dari variabel produk (jasa), harga, tempat, promosi, orang dan bukti fisik dengan variabel pelayanan kamar hotel Limaran Syariah Yogyakarta ?

2. Bagaimana Syariah Compliance pada Implementasi Strategi pemasaran Hotel Limaran Syariah ?

METODE PENELITIAN 2.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian field yang menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu meneliti dalam bentuk data-data yang berupa angka-angka. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data Primer. Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian 6. Prosesnya berawal dari teori, selanjutnya dengan menggunakan logika deduktif diturunkan hipotesis penelitian yang disertai pengukuran dan operasionalisasi konsep, maka generalisasi empiris yang bersandar pada statistik sehingga dapat disimpulkan sebagai temuan penelitian 7.

2.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Hotel Limaran Syariah Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Mei 2014.

2.3 Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan yang menginap dan pernah menginap di Hotel Limaran Syariah Yogyakarta.

b. Sampel yang akan dipilih adalah pelanggan yang sedang menginap di Hotel Limaran Syariah Yogyakarta atau yang sudah pernah menginap di Hotel Limaran Syariah. Untuk memperoleh sampel yang diinginkan, maka dipilih dengan teknik non probalility mengingat jumlah pelanggan Hotel Limaran Syariah Yogyakarta tidak di ketahui. Teknik pengumpulan data selanjutnya dikelompokan tenkik sempling yang digunakan adalah non probalility convenience sampling. Berdasarkan sampel kemudahan ini, peneliti menyeleksi dengan filter kuesioner yang ada dalam kuesioner, apabila konsumen pernah mengunakan jasa atau sedang mengunakan jasa Hotel Limaran Syariah, maka akan dijadikan sampel dalam penelitian ini. Jumlah sampel yang diambil dengan tingkat ketepatan 0,05 adalah sebagai berikut8:

6 Syofian Siregar, Statistik deskriptif untuk penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2002), h. 128 7 Kuncoro Mudjarat, Metode Riset Bisnis dan Ekonomi,( Jakarta : Erlangga. 2003) h. 124

8 Algifari,. “Analisis Statistik untuk Bisnis dengan Regresi, Korelasi dan. Non Parametrik Algifari”.

(4)

E / Z n 2 2 2  Keterangan : n = Jumlah sampel Z = Nilai pada tabel ∞ = Proporsi populasi E = Error

30

n  jumlah sampel

2.4 Metode Analisis Data

Metodologi yang biasa digunakan dalam penelitian adalah Metode analisis kuantitatif Metode analisis kualitatif adalah metode analisis data yang didasarkan oleh penyaji dalam berbentuk kumpulan angka-angka hasil observasi atau pengukuran secara tertulis. Perhitungan ini dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus statistik sebagai berikut:

a. Regresi Linier Berganda

Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 +b6X6 + b7X7+e Y = Proses pemesanan kamar

X = Variabel bebas Α = Bilangan konstanta

b1, b2, b3, b4, b5 = Koefisien regresi berganda X1 = Variabel produk (product)

X2 = Variabel harga (Price) X3 = Variabel promosi (Promotion) X4 = Variabel tempat (Place)

X5 = Variabel orang/karyawan (Partisipant) X6 = Variabel lingkungan fisik (Physical Evidence) e = Residu

Adapun mengenai bobot penilai terhadap jawaban yang diperoleh berdasarkan persepsi responden mengenai kaulitas pelayanan adalah sebagai berikut:

Sangat Baik (SB) mendapat nilai 5

Baik (B) mendapat nilai 4

Cukup Baik (CB) mendapat niali 3 Kurang Baik (KB) mendapat nilai 2

Tidak Baik (TB) mendapat nilai 1

Dari rumusan tersebut dapat diperoleh jawaban responden atau kuesioner yang dibagikan tentang Implementasi strategi pemasaran jasa studi kasus penjualan kamar Hotel Limaran Syariah Yogyakarta.

b. Uji Validitas

Uji validitas instrument berhubungan dengan suatu alat untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dari analisis ini dapat diketahui butir-butir item yang valid dan yang tidak valid (gugur). Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Pearson Product Moment yaitu9:

2 2

)

(

Y

X)

(

XY

N

r.XY

9 Husein Umar. Riset sumber daya manusia.( Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997), h. 150

(5)

Dimana:

X = Variabel bebas Y = Variabel terkait c. UJi Reliabilitas

Uji reliabilitas dapat diartikan keajegan suatu alat ukur yaitu suatu alat ukur memiliki reliabilitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut mendapatkan hasil yang mantap dalam arti dapat diandalkan karena penggunaan alat ukur tersebut secara berkali-kali akan memberikan hasil yang serupa.

Rumus Alpha yaitu:

2 2 ] 1 [ 1 ] [ a ab K K r  

  Dimana: r = Reliabilitas instrument K = Banyaknya butir pertanyaan ab2 = Jumlah varian butir

a2 = Varian total

d. Uji Asumsi Klasik

Penelitian yang menggunakan alat analisis regresi berganda harus mengenali asumsi-asumsi yang mendasarinya. Jika asumsi-asumsi-asumsi-asumsi ini tidak terpenuhi, hasil analisis mungkin berbeda dengan kenyataan. Uji asumsi klasik terhadap model regresi yang digunakan, dilakukan agar dapat diketahui apakah model regresi tersebut merupakan model regresi yang baik atau tidak (Ghozali, 2005: 130). Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model estimasi telah memenuhi kriteria ekonometrika, dalam arti tidak terjadi penyimpangan yang cukup serius dari asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam metode Ordinary Least Square (OLS).

e. Uji-F (Uji Model) Uji-F adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur tingkat pengaruh variable independent terhadap variabel secara bersama-sama. Dengan rumus perhitungan sebagai berikut

) 1 ( / /    k n es R Jk k eg R Jk F Keterangan:

Jk Reg = Jumlah kuadrat regresi JkRes = Jumlah kuadrat residu n = Jumlah data

k = Kelas

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aanalisis statistik akan dilakukan mulai dari Uji Instrumen yang meliputi Uji Validitas dan Uji Reabilitas. Selanjutnya Uji asumsi klasik dan Uji Regresi.

a. Uji Validitas

Analisis faktor dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total. Uji validitas bertujuan untuk mengetahui bahwa setiap pertanyaan yang diajukan kepada responden telah dinyatakan valid atau handal. Analisis faktor dilakukan dengan

(6)

cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya ≥0.3, maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat. Jadi dapat disimpulkan instrumen tersebut memiliki validitas konstruk yang baik. Dari hasil uji Validitas diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas

Variabel Korelasi ≥ 0.3 Keterangan

Produk (X1) 0,646 ≥ 0.3 Valid

Harga (X2) 0,697 ≥ 0.3 Valid

Tempat (X3) 0,687 ≥ 0.3 Valid

Promosi (X4) 0,707 ≥ 0.3 Valid

Orang (X5) 0,671 ≥ 0.3 Valid

Bukti Fisik (X6) 0,639 ≥ 0.3 Valid

Proses (Y1) 0,737 ≥ 0.3 Valid

Sumber : Data Primer (Maret, 2014), diolah.

Hasil uji validitas dari 33 pertanyaan dapat dikatakan valid, karena dari hasil dari uji validitas di atas yang menggunakan SPSS 17, korelasi tiap faktor tersebut semuanya positif dan besarnya lebih besar dari 0,3 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan dapat dinyatakan valid.

b. Uji Reabilitas

Reliabilitas didefinisikan sebagai seberapa jauh pengukuran bebas dari varian kesalahan acak (free from random-error variance). Kalau kita yakin bahwa skor atau nilai dari kuisioner dapat mencerminkan kepuasan pelanggan secara handal, maka kuisioner harus menunjukkan keandalan yang tinggi. Menurut Sugiono reliabilitas instrumen dikatakan reliabel jika koefisien korelasinya ≥ 0,60.

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas

Variable Alpha ≥ 0,60 Keterangan

Produk (X1) 0,778 ≥ 0,60 Reliabel

Harga (X2) 0,771 ≥ 0,60 Reliabel

Tempat (X3) 0,768 ≥ 0,60 Reliabel

Promosi (X4) 0,765 ≥ 0,60 Reliabel

Orang (X5) 0,781 ≥ 0,60 Reliabel

Bukti Fisik (X6) 0,792 ≥ 0,60 Reliabel

Proses (Y) 0,758 ≥ 0,60 Reliabel

(7)

Dari hasil uji reliabilitas di atas dapat diketahui bahwa semua variabel yaitu variabel independen (produk, harga, tempat, promosi orang dan bukti fisik) terhadap variabel dependen (proses) dapat dikatakan reliabel, karena semua variabel tersebut memiliki koefisien korelasi (alpha) lebih dari 0,60.

c. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui adanya korelasi atau tidak antar variabel independen. Pada model regresi yang baik, antar variabel independen dalam model tersebut tidak boleh terdapat multikolinearitas, sebab multikolinearitas dapat menyebabkan bias hasil penelitian, terutama dalam proses pengambilan kesimpulan pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Tabel 3.3 Hasil Uji Multikolinearitas

Hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat berdasarkan nilai Variance Inflation Factor (VIF), jika nilai VIF > 10 maka dapat disimpulkan terjadi multikolineritas. Sebaliknya, jika nilai VIF < 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolineritas. Berikut ini adalah hasil uji multikolinieri tas. Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa pada kolom collinearity statistics , nilai Variance Inflation Factor (VIF) untuk produk sebesar 2,096, harga sebesar 4,010, tempat sebesar 1,843, promosi sebesar 2,216, orang sebesar 3, 559 dan bukti fisik sebesar 3, 402. Nilai VIF untuk seluruh variabel independen lebih kecil daripada 10 (VIF < 10). Maka dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel independen pada penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas.

2) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui adanya korelasi antar pengganggu (error term) pada suatu periode dengan kesalahan pada periode sebelumnya yang biasanya terjadi karena menggunakan data time series . Diagnosa adanya autokorelasi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson (uji Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) X1.1,X1.2,x1.3,x1.4,X1. 5 .477 2.096 x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 x2.5 .249 4.010 x3.1 x3.2 x3.3 x3.4 x3.5 .542 1.843 x4.1 x4.2 x4.3 x4.4 .451 2.216 x5.1 x5.2 x5.3 x5.4 x5.5 .281 3.559 x6.1 x6.2 x6.3 x6.4 x6.5 .294 3.402

(8)

DW). Jika nilai uji Durbin Watson (DW) berada di kisaran antara -2 dan 2, maka tidak terjadi autokorelasi. Berikut ini hasil uji autokorelasi:

Tabel 3.4 Hasil Uji Multikolinearitas

Dari hasil tabel 3.4 uji autokorelasi tersebut diketahui bahwa nilai Durbin Watson (DW) sebesar 2,191 Angka tersebut berada di kisara n -2 dan 2. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi autokorelasi .

3) Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Adanya heterokedastisitas dapat dideteksi dengan melihat angka probabilitasnya. Berikut ini hasil uji heteroskedastisitas:

Gambar 3.5 Uji Heterokedastisitas

Gambar 3.5 menunjukkan bahwa titik-titik data menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, dengan demikian dapat dikatakan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas Model Summaryb Model Durbin-Watson 1 2.191a a. Predictors: (Constant), x6.1 x6.2 x6.3 x6.4 x6.5 , x5.1 x5.2 x5.3 x5.4 x5.5 , x3.1 x3.2 x3.3 x3.4 x3.5 , X1.1,X1.2,x1.3,x1.4,X1.5, x4.1 x4.2 x4.3 x4.4 , x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 x2.5

(9)

d. Regresi Liner Berganda

Analisis regresi linier berganda ini dilakukan untuk menjawab permasalahan apakah cukup signifikan hubungan antara variabel produk, harga, tempat, promosi orang dan bukti fisik dengan variabel proses. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh atau seberapa besar pengaruh variabel independen (produk, harga, tempat, promosi orang dan bukti fisik) terhadap variabel dependen (proses). Dari hasil analisis statistik regresi berganda dengan menggunanan program SPSS 17 diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 3.6. Regresi Linier Berganda

Sumber : Data primer (Maret, 2014), diolah.

Pada tabel di atas dapat dibuat persamaan garis regresi maka nilai koefisien dari kolom bagian B :

Y = 1,725 + 0,053X1 + 0,48X2 - 0,201X3 - 0,085X4 + 0,21X5 +0,257X6 + e

X1 = Produk, X2 = Harga, X3 = Tempat, X4 = Promosi, X5 = Orang, X6 = Bukti Fisik Y= Proses pemesanan kamar

1) Uji F

Uji F adalah uji yang menunjukkan apakah semua variabel bebas yang terdapat dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini adalah variabel bebas (produk, harga, tempat, promosi orang dan bukti fisik) berpengaruh terhadap variabel terikat (proses kualitas pelayanan) secara signifikan atau tidak. Dari hasil analisis diperoleh data sebagai berikut:

B Std. Error 1 (Constant) 1.725 2.776 X1.1,X1.2,x1.3,x1.4, X1.5 .053 .154 x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 x2.5 .480 .186 x3.1 x3.2 x3.3 x3.4 x3.5 -.201 .150 x4.1 x4.2 x4.3 x4.4 -.085 .200 x5.1 x5.2 x5.3 x5.4 x5.5 .210 .168 x6.1 x6.2 x6.3 x6.4 x6.5 .257 .161 a. Dependent Variable: y1.1 y1.2 y1.3 y1.4

(10)

Tabel 4.11. Hasil Uji F ANOVAb Model F Sig. 1 Regression 7.928 .000a Residual Total a. Predictors: (Constant), x6.1 x6.2 x6.3 x6.4 x6.5 , x5.1 x5.2 x5.3 x5.4 x5.5 , x3.1 x3.2 x3.3 x3.4 x3.5 , X1.1,X1.2,x1.3,x1.4,X1.5, x4.1 x4.2 x4.3 x4.4 , x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 x2.5

b. Dependent Variable: y1.1 y1.2 y1.3 y1.4

Sumber : Data Primer (Nopember, 2013), diolah.

Uji F dilakukan dengan membandingkan antara nilai Fhitung dengan Ftabel, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Oleh karena itu probabilitas 0,000 < 0.050 maka model regresi tersebut dapat dipakai untuk memprediksi Proses pelayanan atau secara bersama-sama variabel produk, harga, tempat, promosi orang dan bukti fisik berpengaruh linier dan positif terhadap proses penjualan kamar hotel, atau dengan kata lain H0 ditolak dan H1 diterima.

H0 = Penjualan kamar Hotel Limaran Syariah Yogyakarta tidak dipengaruhi secara signifikan oleh variabel independen (variabel produk, harga, tempat, promosi orang dan bukti fisik).

H1 = Penjualan kamar Hotel Limaran Syariah Yogyakarta dipengaruhi secara signifikan oleh variabel independen (variabel produk, harga, tempat, promosi orang dan bukti fisik).

Pada langkah-langkah penolakan H0 dapat disimpulkan variasi perubahan nilai variabel dependen dapat dijelaskan dalam variasi nilai variabel independen (X1, X2, X3, X4, X5, X6 ) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). Berarti variabel independen (produk, harga, tempat, promosi orang dan bukti fisik) secara bersama-sama (serempak) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (proses).

2) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) berguna untuk mengukur seberapa besar peranan variabel independen (produk, harga, tempat, promosi orang dan bukti fisik ) secara bersama -sama menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel dependen (proses). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(11)

Tabel 4.13. Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square 1 .821a .674 .589 a. Predictors: (Constant), x6.1 x6.2 x6.3 x6.4 x6.5 , x5.1 x5.2 x5.3 x5.4 x5.5 , x3.1 x3.2 x3.3 x3.4 x3.5 , X1.1,X1.2,x1.3,x1.4,X1.5, x4.1 x4.2 x4.3 x4.4 , x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 x2.5 Sumber : Data Primer (Maret, 2014), diolah.

Berdasarkan hasil analisis data tersebut, diperoleh nilai R Square adalah 0,674 atau 67,4% berarti proses kualitas pelayanan dapat dijelaskan oleh variabel produk, harga, tempat, promosi orang dan bukti fisik : sisanya sebesar 100% - 67,4% = 32,6 % dijelaskan oleh faktor lain.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan dapat Variabel independen (produk, harga, tempat, promosi orang dan bukti fisik) secara sendiri-sendiri diketahui bahwa: a. Koefisien produk tidak signifikan, artinya koefisien regresi l tidak bermakna dalam mempengaruhi proses penjualan kamar hotel. b). Koefisien harga signifikan, artinya koefisien regresi harga bermakna dalam mempengaruhi proses penjualan kamar hotel. c). Koefisien tempat tidak signifikan, artinya koefisien regresi tempat tidak bermakna dalam mempengaruhi proses penjualan kamar hotel. d). Koefisien promosi tidak signifikan, artinya koefisien regresi promosi tidak bermakna dalam mempengaruhi proses penjualan kamar hotel. e). Koefisien orang tidak signifikan, artinya koefisien regresi orang tidak bermakna dalam mempengaruhi proses penjualan kamar hotel. f). Koefisien bukti fisik tidak signifikan, artinya koefisien regresi bukti fisik tidak bermakna dalam mempengaruhi proses penjualan kamar hotel.

Berdasarkan dari hasil uji F, menunjukkan bahwa secara bersama-sama ada pengaruh yang signifikan antara variabel produk, harga, tempat, promosi,orang dan bukti fisik. terhadap penjualan kamar hotel Limaran Syariah Yogyakarta dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Oleh karena itu probabilitas 0,000 < 0.050. Dinotasikan sebagai Y = 1,725 + 0,053X1 + 0,48X2 - 0,201X3 - 0,085X4 + 0,21X5 +0,257X6 + e Variabel yang paling berpengaruh terhadap proses dalam memperoleh penjualan kamar hotel di Hotel Limaran Syariah Yogyakarta, adalah variabel harga dengan koefisien regresi sebesar 0,46. Sedangkan variabel yang paling tidak berpengaruh adalah promosi dengan koefesien regresi sebesar-0,085.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diberikan beberapa saran sebagi berikut : 1. Diketahui bahwa varibel atau faktor kualitas pelayanan (produk, harga, tempat,

promosi,orang dan bukti fisik) memiliki pengaruh signifikan terhadap proses, dengan memberikan pengaruh sebesar 67,4%. Hal ini berarti 32,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar keenam faktor tersebut. Oleh karena itu Hotel Limaran Syariah Yogyakarta harus tetap mempertahankan dan harus lebih baik dalam mengelola faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan kamar hotel, serta dalam memasarkan jasanya tidak hanya

(12)

terfokus pada faktor produk, harga, tempat, promosi,orang dan bukti fisik. Karena 37,2% kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh faktor lain di luar keenam faktor tersebut.

2. Diketahui bahwa dari enam variabel yang diteliti ternyata yang berpengaruh secara signifikan terhadap proses penjualan kamar hotel adalah variabel harga. Oleh karena itu harga yang diberikan Hotel Limaran Syariah Yogyakarta saat ini harus dipertahankan dan disesuaikan dengan kondisi pasar, hal ini ditujukan untuk meningkatkan penjualan kamar hotel pada Hotel Limaran Syariah Yogyakarta .

DAFTAR PUSTAKA Buku :

Al-Qur’an al-Karim

As-sabatin, Yusuf, (2011) Bisnis Islami dan Kritik Atas Praktik Bisnis ala Kapitalis, Bogor: Al-Azhar Press.

Algifari,. (1997) “Analisis Statistik untuk Bisnis dengan Regresi, Korelasi dan. Non Parametrik Algifari”. Yogyakarta: STIE-YKPN.

Agustina Shinta, (2011) Manajemen Pemasaran Malang : UB Press

Blythe, Jim. (2005). Essentials of Marketing: Third edition. Essex: Pearson Education Ltd. Husein Umar. (1997) Riset sumber daya manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Kuncoro Mudjarat, (2003) Metode Riset Bisnis dan Ekonomi, Jakarta : Erlangga.

Ma'ruf, (2005) Pemasaran Ritel,Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Philip Kotler dan Gary Armstrong, (1997), “Dasar-dasar Pemasaran”, Prenhallindo, Jakarta, Rambat Lupiyoadi, (2011) Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta: Salemba Empat.

Syofian Siregar, (2002) Statistik deskriptif untuk penelitian, Jakarta: Rajawali Pers

Yusanto Ismail, dan Widjajakusuma, , (2002), “Menggagas Bisnis Islam”, Jakarta: Gema Inasani Pers,

Gambar

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas
Tabel 3.3 Hasil Uji Multikolinearitas
Gambar 3.5 Uji Heterokedastisitas
Tabel 3.6. Regresi Linier Berganda
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari Pengujian menggunakan metode regresi berganda pada variabel kesadaran wajib pajak, pengetahuan perpajakan, sosialisasi perpajakan dan pelayanan fiskus secara bersama

Karena probabilitas (tingkat signifikansi) ini lebih kecil daripada 0,05 maka model regresi ini bisa dipakai untuk memprediksi tingkat kepuasan, atau dengan kata lain

Kotler (2008) juga mendefinisikan ³MDVD VHEDJDL VHWLDS WLQGDNDQ DWDX perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat

“Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi, dan Cuaca Terhadap Keputusan Pembelian Teh siap Minum dalam Kemasan Merek Teh Botol Sosro (Studi Kasus Pada Mahasiswa

Selanjutnya, diperoleh nilai F hitung sebesar 154,164 dengan tingkat signifikansi atau probabilitas adalah sebesar 0,000&lt; 0,05 maka model regresi ini dapat dipakai

Prosedur penetapan harga jual jasa kamar pada hotel batik sudah cukup baik, dimana prosedur tersebut dimulai dari prosedur pembuatan rencana kerja anggaran perusahaan

dengan menekankan produk yang berkualitas, harga yang kompetitif dan terjangkau, tempat yang strategis, promosi berbasis internet dan berkomunikasi dengan pemilik hotel

Nilai signifikan probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi harga saham dalam