• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) ( Studi Kasus PT.Gunung Naga Mas, Kuranji, Padang ) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) ( Studi Kasus PT.Gunung Naga Mas, Kuranji, Padang ) SKRIPSI"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

( Studi Kasus PT.Gunung Naga Mas, Kuranji, Padang )

SKRIPSI

Oleh

FANDY RAHMAN

1410024425059

YAYASAN MUHAMMAD YAMIN PADANG

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI

(STTIND) PADANG

2019

(2)

( Studi Kasus PT.Gunung Naga Mas, Kuranji, Padang )

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana teknik industri

Oleh

FANDY RAHMAN

1410024425059

YAYASAN MUHAMMAD YAMIN PADANG

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI

(STTIND) PADANG

2019

(3)

“Analisis Pemilihan Supplier Dengan Menggunakan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)

(Studi Kasus Di PT. Gunung Naga Mas, Kuranji, Padang)

Nama : Fandy Rahman NPM : 1410024425059 Program Studi : Teknik Industri

Padang, Agustus 2019

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Ketua Program Studi Ketua STTIND Padang H. Riko Ervil, MT

NIDN. 1014057501

Ali Sutan Nasution, ST, MM

H. Riko Ervil, MT NIDN. 1014057501 Tri Ernita, ST, MP

(4)

Nama : Fandy Rahman NPM : 1410024425059 Pembimbing I : Riko Ervil, MT

Pembimbing II : Ali Sutan Nasution, ST, MM

ABSTRAK

Pemilihan supplier merupakan salah satu hal yang penting dalam aktivitas pembelian bagi perusahaan, dimana aktivitas pembelian merupakan aktivitas yang memiliki nilai penting bagi perusahaan karena pembelian komponen, bahan baku, dan persediaan merepresentasikan porsi yang cukup besar pada produk jadinya. PT. Gunung Naga Mas adalah perusahaan milik swasta yang bergerak dalam industri air minum kemasan, dan menggunakan karton sebagai salah satu bahan baku dalam mengemas produknya. Oleh karena itu, dilakukan pemilihan supplier karton dengan menggunakan metode AHP untuk menentukan supplier yang tepat bagi PT. Gunung Naga Mas berdasarkan bobot dari kriteria-kriteria yang ditentukan dan sesuai dengan standar dari perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kriteria-kriteria supplier yang sesuai dengan standar perusahaan, serta memilih supplier karton yang baik untuk PT. Gunung Naga Mas berdasarkan metode AHP.

Teknik analisa data yang digunakan adalah penyusunan struktur hirarki masalah, menghitung Eigenvalue dan Eigenvector, menghitung konsistensi, dan menghitung prioritas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kriteria yang paling berpengaruh dalam pemilihan supplier karton pada PT. Gunung Naga Mas adalah kriteria ketepatan pengiriman dengan bobot 0,247. Prioritas kedua yaitu kriteria kualitas dengan bobot 0,205. Kemudian, kriteria ketepatan jumlah pada prioritas ketiga dengan bobot 0,203. Selanjutnya kriteria layanan pada prioritas keempat dengan bobot 0,196, dan terakhir kriteria harga pada prioritas kelima dengan bobot 0,149. Berdasarkan kriteria-kriteria dan subkriteria dalam pemilihan

supplier, secara keseluruhan PT. Sumatera Kemasindo dinilai sebagai supplier

terbaik dengan nilai bobot 0,438. Prioritas selanjutnya adalah PT. Cahaya Alam Sejati dengan nilai bobot 0,354 dan prioritas terakhir adalah PT. KKM dengan nilai bobot 0,208. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan supplier karton terbaik bagi PT. Gunung Naga Mas untuk dijadikan sebagai supplier jangka panjang adalah PT. Sumatera Kemasindo, karena secara keseluruhan supplier ini memiliki nilai paling tinggi dibandingkan dengan dua supplier yang lain. Kata Kunci : Pemilihan supplier, AHP, Kriteria Supplier, Teknik Analisa

(5)

Name : Fandy Rahman Student ID : 1410024425059 Supervisor : Riko Ervil, MT

Co-Supervisor : Ali Sutan Nasution, ST, MM

ABSTRACT

Supplier selection is one important thing in buying activity for the company, where the purchasing activity is an activity that has a significant value for the company for the purchase of components, raw materials, and supplies represent a large enough portion in the finished product. PT. Gunung Naga Mas is a privately owned company engaged in the bottled water industry, and using cardboard as a raw material in packaging products.Therefore, do carton supplier selection using AHP method to determine the appropriate supplier for PT. Gunung Naga Mas based on the weight of the specified criteria and in accordance with the standards of the company. The purpose of this study is determine criteria of supplier in accordance with company standards, as well as select a good supplier carton for PT. Gunung Naga Mas based on AHP. Data analysis technique used is the preparation of the hierarchical structure of the problem, eigenvalue and eigenvector calculating, calculating consistency, and calculate priority. These results indicate that the most influential criterion in supplier selection cartons at PT. Gunung Naga Mas is the criterion of promptness of delivery and weighs 0.247. The second priority is the quality criteria with weights 0.205. Then, the accuracy of the number of criteria on the third priority weighs 0.203. Further criteria for priority service on the fourth with a weight of 0.196, and the final price on the priority criteria fifth with a weight of 0.149. Based on criteria and sub-criteria in supplier selection, overall PT. Sumatera Kemasindo rated as the best supplier with weight value 0.438. The next priority is PT. Cahaya Alam Sejati with weight value 0.354 and the last priority is PT. KKM with weight value 0.208. This suggests that the overall supplier for the best cardboard PT. Gunung Naga Mas to serve as a long-term supplier is PT. Sumatera Kemasindo, because overall this supplier has the highest value compared to the two other suppliers.

(6)

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT., dan shalawat beriring salam kepada Rasulullah SAW. Pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Analisis Pemilihan Supplier Dengan

Menggunakan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Pada PT.Gunung Naga Mas“, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan tahap

sarjana pada Prodi Teknik Industri STTIND Padang.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua, adik-adik, dan keluarga tercinta atas perhatian, motivasi, dan doa serta kasih sayang yang tiada terbalas.

2. Bapak Riko Ervil, MT sebagai Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang dan sebagai Dosen Pembimbing I Tugas Akhir.

3. Bapak Ali Sutan Nasution, ST, MM sebagai Dosen Pembimbing II Tugas Akhir.

4. Ibu Tri Ernita, ST. MP sebagai plt. Ketua Program Studi Teknik Industri STTIND padang.

5. Bapak Dedi Putra S.Si sebagai Wakil Manager dan Kabag Q.A PT. Gunung Naga Mas.

6. Teman-teman, adik-adik yang berada di kampus telah banyak memberi semangat dan dukungan untuk mengerjakan tugas akhir ini.

7. Teman-teman yang berada di sekitar tempat tinggal dan teman-teman seperjuangan yang telah memberikan semangat kepada penulis dalam pembuatan tugas akhir ini.

8. Terakhir penulis menyampaikan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian tugas akhir, baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak luput dari kekurangan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sangat membangun.

(7)

Padang, Agustus 2019

(8)

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN ... x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 5 1.3 Batasan Masalah... 5 1.4 Rumusan Masalah... 5 1.5 Tujuan Penelitian... 5 1.6 Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori... 7

2.1.1 Supply Chain Management (SCM)... 7

2.1.2 Supplier... 9

2.1.3 Supplier Selection (Pemilihan pemasok)... 9

2.1.4 Analytical Hierarchy Process (AHP)... 13

2.1.4.1 Kegunaan Analitical Hierarchy Process (AHP)... 14

2.1.4.2 Langkah-Langkah Penggunaan AHP. 16 2.1.5 Kuesioner... 23

2.1.6 Populasi dan Sampel... 26

2.1.7 Teknik Sampling... 27

2.1.8 Definisi Air Minum Dalam kemasan... 28

(9)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian... 33

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 33

3.3 Populasi Dan Sampel... 33

3.3.1 Populasi ... 33

3.3.2 Sampel ... 33

3.4 Variabel Penelitian ... 34

3.5 Jenis Data dan Sumber Data... 34

3.5.1 Jenis Data... 34

3.5.2 Sumber Data... 34

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data ... 34

3.7 Diagram Alir Metodologi Penelitian... 38

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data... 41

4.1.1 Data Operasional Variabel dan Pengukuran... 41

4.1.2 Data Struktur Hirarki Masalah... 42

4.2 Pengolahan Data... 43

4.2.1 Menentukan Kriteria-Kriteria Supplier Yang Sesuai Dengan Standar Perusahaan... 43

4.2.1.1 Menghitung Bobot atau Prioritas Kepentingan Subkriteria pada Kriteria-Kriteria Supplier ... 45

4.2.2 Memilih Supplier Yang Baik Untuk PT. Gunung Naga Mas Berdasarkan Metode AHP... 48

4.2.2.1 Memilih Supplier Optimal ... 57

(10)

5.1.1 Analisis Bobot atau Prioritas Kepentingan Subkriteria pada Kriteria-Kriteria Supplier ... 61 5.2 Analisis Bobot atau Prioritas Dalam Memilih Supplier

Yang Baik Untuk PT. Gunung Naga Mas Berdasarkan

Metode AHP... 62 5.2.1 Analisis Supplier Optimal... 64 5.2.2 Analisis Konsistensi... 64

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan... 65 6.2 Saran... 66

DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN

(11)

Tabel 1.1 Supplier Bahan Baku PT. Gunung Naga mas ... 2

Tabel 1.2 Data Bahan Baku Cacat dan Keterlambatan Bahan Baku ... 4

Tabel 2.1 Matriks Perbandingan Berpasangan... 18

Tabel 2.2 Skala Penilaian Perbandingan ... 19

Tabel 2.3 Nilai Indeks Random ... 22

Tabel 2.4 Standar Karton PT. Gunung Naga Mas ... 29

Tabel 4.1 Penilaian Prioritas Kepentingan Kriteria Dalam Pemilihan Supplier ... 44

Tabel 4.2 Bobot Prioritas Kepentingan Kriteria dalam Pemilihan Supplier ... 44

Tabel 4.3 Penilaian Prioritas Kepentingan Subkriteria pada Kriteria Harga ... 45

Tabel 4.4 Bobot Prioritas Kepentingan Subkriteria pada Kriteria Harga ... 46

Tabel 4.5 Penilaian Prioritas Kepentingan Subkriteria pada Kriteria Kualitas ... 46

Tabel 4.6 Bobot Prioritas Kepentingan Subkriteria pada Kriteria Kualitas ... 47

Tabel 4.7 Penilaian Prioritas Kepentingan Subkriteria pada Kriteria Ketepatan Pengiriman ... 47

Tabel 4.8 Bobot Prioritas Kepentingan Subkriteria pada Kriteria Ketepatan Pengiriman ... 48

Tabel 4.9 Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria Kepantasan Harga dengan Kualitas ... 49

Tabel 4.10 Bobot Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria Kepantasan Harga dengan Kualitas ... 49 Tabel 4.11 Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria

(12)

Kesesuaian Barang Dengan Spesifikasi Yang Ditetapkan... 51 Tabel 4.14 Bobot Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria

Kesesuaian Barang Dengan Spesifikasi Yang Ditetapkan ... 51 Tabel 4.15 Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria

Penyediaan Barang Tanpa Cacat ... 52 Tabel 4.16 Bobot Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria

Penyediaan Barang Tanpa Cacat ... 52 Tabel 4.17 Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria

Kemampuan Memberikan Kualitas Yang Konsisten ... 53 Tabel 4.18 Bobot Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria

Kemampuan Memberikan Kualitas Yang Konsisten ... 53 Tabel 4.19 Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria

Kemampuan Mengirimkan Barang Sesuai Dengan Tanggal

Yang Telah Disepakati ... 54 Tabel 4.20 Bobot Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria

Kemampuan Mengirimkan Barang Sesuai Dengan Tanggal

Yang Telah Disepakati ... 54 Tabel 4.21 Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria

Kemampuan Dalam Hal Penanganan Sistem

Transportasi ... 55 Tabel 4.22 Bobot Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria

Kemampuan Dalam Hal Penanganan Sistem

Transportasi ... 55 Tabel 4.23 Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Kriteria

Ketepatan Jumlah ... 56 Tabel 4.24 Bobot Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Kriteria

(13)

Layanan ... 57

Tabel 4.27 Prioritas Global (Global Priority) ... 58

Tabel 4.28 Bobot Alternatif Secara Keseluruhan ... 59

(14)

Gambar 2.1 Struktur Hirarki AHP ... 16

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 32

Gambar 3.1 Kerangka Metodologi ... 40

(15)

Lampiran B Pengolahan Data

(16)

1.1 Latar Belakang

Pemilihan supplier merupakan salah satu hal yang penting dalam aktivitas pembelian bagi perusahaan, dimana aktivitas pembelian merupakan aktivitas yang memiliki nilai penting bagi perusahaan karena pembelian komponen, bahan baku, dan persediaan merepresentasikan porsi yang cukup besar pada produk jadinya. Dalam mengambil keputusan untuk memilih supplier, pengambil keputusan (decision maker) membutuhkan alat analisis yang memungkinkan mereka untuk memecahkan masalah yang bersifat kompleks sehingga keputusan yang diambil lebih berkualitas. Pemilihan supplier harus dilakukan secara hati-hati karena pemilihan supplier yang salah akan menyebabkan terganggunya proses produksi dan operasional perusahaan.

Pemilihan supplier merupakan masalah multi kriteria yang meliputi faktor-faktor kuantitatif dan kualitatif. Oleh karena itu, diperlukan metode yang bisa menyertakan keduanya dalam pengukuran. Salah satu metode yang bisa digunakan untuk pemilihan supplier adalah metode AHP (Analytical Hierarchy

Process). Metode ini menyertakan ukuran-ukuran kualitatif dan kuantitatif. AHP

adalah metode pengambilan keputusan yang dikembangkan untuk pemberian prioritas beberapa alternatif ketika beberapa kriteria harus dipertimbangkan, serta mengijinkan pengambil keputusan untuk menyusun masalah yang kompleks ke dalam suatu bentuk hirarki atau serangkaian level yang terintegrasi.

(17)

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Produk yang dihasilkan oleh PT Gunung Naga Mas telah memenuhi persyaratan SNI 01-3553-2015. Perusahaan ini memproduksi air minum dalam kemasan dengan merek AYIA dalam kemasan ukuran cup 240 ml, botol 380 ml, botol 660 ml, botol 1500 ml dan galon. Salah satu bahan penting lainnya yang dibutuhkan dalam proses produksi yaitu karton. Karton digunakan sebagai kemasan untuk mengemas produk yang dihasilkan agar lebih mudah dalam proses distribusi kepada konsumen. Kualitas karton pun harus diawasi agar sesuai dengan standar perusahaan.

Berikut ini data supplier bahan baku serta permasalahan dari masing-masing supplier PT. Gunung Naga Mas, yaitu sebagai berikut.

Tabel 1.1

Supplier Bahan Baku PT. Gunung Naga Mas Tahun 2018 N o Nama Perusahaan Jenis baha n baku Permasalahan 1 PT. Sumatera Kemasindo karton

Karton tipis, warna gambar agak terang, mudah dilipat.

Jumlah bahan baku hanya untuk 5 hari kerja. Pengiriman terlambat sampai 2 hari.

Harga lebih murah.

Karton ada yang tidak dilem dan sobek.

2 PT. KKM karton

Karton tebal, warna gambar terlalu gelap, susah dilipat, ukuran karton agak kecil.

Jumlah bahan baku hanya untuk 4 hari kerja. Pengiriman terlambat sampai 3 hari.

Harga lebih mahal.

Karton ada yang polos, tidak dilem, sobek. 3 PT. Cahaya

Alam Sejati

karton Karton tebal, warna gambar cukup bagus, mudah dilipat.

(18)

Pengiriman terlambat sampai 3 hari. Harga tidak terlalu mahal.

Karton ada yang sobek, gambar timpang.

Sumber : PT. Gunung Naga Mas, 2018

Berdasarkan tabel 1.1, terdapat 3 supplier pemasok karton untuk PT. Gunung Naga Mas. Permasalahan yang dihadapi dari masing-masing pemasok adalah pertama pada PT. Sumatera Kemasindo, karton yang diterima tipis dengan warna gambar agak terang, namun mudah dilipat pada waktu pengemasan. Tapi pada karton juga ditemukan ada yang sobek dan tidak di lem dengan sempurna. Jumlah bahan baku yang dikirim hanya untuk 5 hari kerja dengan waktu keterlambatan kedatangan karton 2 hari. Harga yang ditawarkan pun lebih murah dari dua supplier lainnya.

Kedua pada PT. KKM, karton yang dikirim agak lebih tebal dengan warna gambar yang lebih pekat, namun susah dilipat pada saat dikemas. Ukuran karton pun lebih kecil beberapa milimeter dari dua supplier lainnya. Karton yang dikirim hanya untuk 4 hari kerja dengan waktu keterlambatan pengiriman 3 hari. Pada karton ditemukan ada yang sobek, karton polos serta tidak dilem. Harga yang ditawarkan sedikit lebih mahal dari dua supplier lainnya. Terakhir, pada PT. Cahaya Alam Sejati karton sedikit lebih tebal, namun warna gambar cukup bagus serta mudah dilipat pada saat pengemasan. Karton yang dikirim hanya untuk produksi selama 4 hari dengan waktu keterlambatan 3 hari. Pada karton juga ditemukan gambar yang timpang dan ada yang sobek.

Oleh karena itu, dilakukan pemilihan untuk menentukan supplier yang tepat bagi PT. Gunung Naga Mas berdasarkan bobot dari kriteria-kriteria yang ditentukan dan sesuai dengan standar dari perusahaan. Hal tersebut juga

(19)

tidak terjadi kerusakan pada bahan baku lainnya. Permintaan konsumen pun akan dapat dipenuhi apabila produksi berjalan dengan baik.

Berikut ini merupakan data permintaan bahan baku, bahan baku cacat dan keterlambatan bahan baku dari masing-masing supplier.

Tabel 1.2

Data Bahan Baku Cacat dan Keterlambatan Bahan Baku

Bulan Permintaan

(Dus) Nama Perusahaan

Bahan Baku Datang (dus) Bahan baku cacat (%) Keterlam -batan ( hari ) Mei 162500 PT. Sumatera Kemasindo 36400 0.14% 2 PT. KKM 39000 0.19% 3

PT. Cahaya Alam Sejati 55900 0.15% 3

Jumlah 131300 0.48% 8

Juni 123500

PT. Sumatera

Kemasindo 24700 0.30% 2

PT. KKM 42900 0.23% 3

PT. Cahaya Alam Sejati 46800 0.20% 3

Jumlah 114400 0.74% 8

Juli 226200

PT. Sumatera

Kemasindo 52000 0.10% 2

PT. KKM 70200 0.11% 3

PT. Cahaya Alam Sejati 52000 0.12% 3

Jumlah 174200 0.32% 8 Agustu s 183300 PT. Sumatera Kemasindo 54600 0.09% 2 PT. KKM 36400 0.23% 3

PT. Cahaya Alam Sejati 37050 0.20% 3

Jumlah 128050 0.53% 8

Sumber : PT. Gunung Naga Mas, 2018

Berdasarkan data pada tabel 1.2, jumlah bahan baku yang datang tidak sesuai dengan pesanan serta terjadi keterlambatan pengiriman bahan baku, sehingga menyebabkan produksi tidak berjalan maksimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemilihan supplier yang tepat untuk dapat memaksimalkan hasil produksi agar dapat memenuhi permintaan konsumen. Berdasarkan latar belakang

(20)

Pemilihan Supplier Dengan Menggunakan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) ( Studi Kasus PT.Gunung Naga Mas, Kuranji, Padang )“.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi masalah yang dihadapi yaitu :

1. Terjadi keterlambatan bahan baku dari masing-masing supplier karton. 2. Ditemukan bahan baku cacat dari masing-masing supplier karton. 3. Jumlah bahan baku yang datang dari supplier tidak sesuai permintaan.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah pemilihan supplier dilakukan untuk bahan baku karton sebagai bahan baku untuk mengemas produk.

1.4 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan masalah diatas maka rumusan masalahnya adalah :

1 Bagaimana kriteria-kriteria supplier yang sesuai dengan standar perusahaan ?

2 Manakah supplier yang harus dipilih oleh PT. Gunung Naga Mas yang sesuai dengan standar perusahaan berdasarkan metode AHP ?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Menentukan kriteria-kriteria supplier yang sesuai dengan standar perusahaan.

2. Memilih supplier yang baik untuk PT. Gunung Naga Mas berdasarkan metode AHP.

(21)

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis

Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai supply chain

management khususnya dalam pemilihan supplier dengan menerapkan

ilmu yang didapat dari bangku kuliah. 2. Bagi perusahaan

Sebagai sumber informasi tentang supplier mana yang tepat dijadikan sebagai pemasok bahan baku di PT. Gunung Naga Mas.

3. Bagi Lembaga Pendidikan

Dapat dijadikan tambahan ilmu pengetahuan khususnya bagi mahasiswa dan disiplin ilmu lainnya.

(22)

2.1 Landasan Teori

Pada bab ini dijelaskan mengenai teori yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan, diantaranya supply chain management, supplier, pemilihan supplier, metode AHP dan sebagainya.

2.1.1 Supply Chain Management (SCM)

Supply Chain Management atau manajemen rantai pasokan merupakan

kegiatan pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah, mentransformasikan bahan mentah tersebut menjadi barang dalam proses dan barang jadi, dan mengirimkan produk tersebut ke konsumen melalui sistem distribusi. Kegiatan-kegiatan ini mencakup fungsi pembelian tradisional ditambah kegiatan-kegiatan lainnya yang penting bagi hubungan antara pemasok dengan distributor. Ada tiga macam aliran yang harus dikelola, yaitu (I Nyoman Pujawan, 2010) :

1. Aliran material : aliran produk secara fisik dari pemasok ke pelanggan, termasuk di dalamnya pengembalian produk (retur), layanan (services), pengolahan ulang (recycling) dan pembuangan (disposal).

2. Aliran informasi : meliputi ramalan permintaan, transmisi pembelian dan laporan status pengiriman barang.

3. Aliran keuangan : meliputi informasi kartu kredit, syarat kredit, jadwal pembayaran.

(23)

Menurut Stock dan Lambert (2001), ada delapan bisnis inti dalam manajemen rantai pasokan yang meliputi (Rahmayanti, 2010) :

1. Customer relationship management

Mengidentifikasi pelanggan potensial yang dinilai akan memberikan keuntungan bagi perusahaan.

2. Customer service management

Informasi tepat waktu bagi pelanggan, untuk memperlancar pelaksanaan pengiriman barang.

3. Demand management

Menyeimbangkan antara permintaan pelanggan dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan tersebut.

4. Order fulfillment

Pemenuhan kebutuhan konsumen pada waktu, tempat, dan jumlah yang tepat.

5. Manufacturing flow management

Tindakan untuk menyesuaikan permintaan dari pelanggan dengan kemampuan produksi yang dapat dipenuhi perusahan.

6. Procurement

Tindakan dari fungsi pembelian dengan mengembangkan mekanisme komunikasi agar dapat mengurangi waktu dan memberikan penghematan dalam transaksi pembelian.

7. Product development and commercialization

(24)

produk perusahaan yang diinginkan oleh konsumen.

8. Return

Merupakan tindakan untuk mengelola feedback dari pelanggan terhadap produk guna perbaikan kinerja bagi perusahaan.

2.1.2 Supplier

Supplier adalah pihak yang ditunjuk oleh perusahaan atau dengan

kemauannya sendiri menjual barang atau jasa. Pengelolaan supplier membutuhkan negosiasi yang khusus, karena mereka bukan bagian dari organisasi, maka dari itu diperlukan hubungan yang baik dengan pemasok. Hubungan baik tersebut dikenal dengan Supplier Relationship Management (Ramdhani, 2016).

Supplier Relationship Management adalah sebuah pendekatan yang

komprehensif untuk mengelola interaksi antara organisasi. Supplier merupakan sumber pemenuhan bahan produksi yang secara langsung dapat mempengaruhi kelangsungan hidup produksi. Karena tanpa adanya supplier maka pemenuhan bahan baku untuk produksi tidak dapat dilakukan dan mengakibatkan berhentinya kegiatan produksi. Oleh karena itu, didalam mencukupi kebutuhan bahan baku perusahaan membutuhkan hubungan supplier yang mencakup keterlibatan sejak awal dalam keputusan, kesungguhan dalam melakukan kerja sama dan saling percaya. Dengan adanya hal tersebut akan terjalin hubungan antar supplier dan perusahaan (Ramdhani, 2016).

2.1.3 Supplier Selection (Pemilihan Pemasok)

Salah satu aspek utama fungsi pembelian adalah pemilihan pemasok, pengadaan barang yang dibutuhkan, layanan dan peralatan untuk semua jenis

(25)

perusahaan bisnis. Oleh karena itu, fungsi pembelian adalah bagian utama dari manajemen bisnis. Dalam lingkungan operasi yang kompetitif saat ini, sangat tidak mungkin untuk bisa sukses berproduksi dengan biaya rendah, dan menghasilkan produk yang berkualitas tanpa pemasok yang memuaskan. Dengan begitu, salah satu keputusan pembelian paling penting adalah pemilihan dan pemeliharaan hubungan dengan pemasok atau supplier terpilih yang kompeten. Jadi, pemilihan supplier yang kompeten adalah salah satu fungsi paling penting yang harus dilakukan oleh departemen pembelian. Proses pemilihan

supplier ini bermula dari kebutuhan akan supplier, menentukan dan merumuskan

kriteria keputusan, pre-kualifikasi (penyaringan awal dan menyiapkan sebuah

shortlist supplier potensial dari suatu daftar pemasok atau supplier), pemilihan supplier akhir, dan monitoring supplier terpilih, yaitu evaluasi dan penilaian

berlanjut.

Kriteria-kriteria yang digunakan dalam pemilihan supplier dari beberapa literatur:

1. Kriteria pemilihan supplier menurut Dickson berdasarkan ranking/urutan tingkat kepentingannya adalah sebagai berikut (Rahmayanti, 2010) :

a. Kualitas (Quality) b. Pengiriman (Delivery)

c. Kinerja masa lalu (Performance history)

d. Jaminan dan Kebijakan Klaim (Warranties & Claims Policies)

e. Fasilitas Produksi dan Kapasitas (Production Facilities and Capacity) f. Harga (Price)

(26)

g. Kemampuan Teknis (Technical Capability) h. Keadaan Finansial (Financial Position)

i. Pemenuhan procedural (Procedural Compliance) j. Sistem Komunikasi (Communication System)

k. Reputasi dan Posisi dalam Industri (Reputation and Position in

Industry)

l. Hasrat Berbisnis (Desire for Business)

m. Manajemen dan Organisasi (Management and Organization) n. Kontrol Operasi (Operating Controls)

o. Layanan Perbaikan (Repair Service) p. Sikap (Attitude)

q. Kesan (Impression)

r. Kemampuan Mengepak (Packaging Ability)

s. Hubungan dengan Buruh (Labor Relations Record) t. Lokasi Geografis (Geographical Location)

u. Nilai Bisnis Terdahulu (Amount of Past Business) v. Training Aids

w. Pengaturan Hubungan Timbal Balik (Reciprocal Arrangements)

2. Kriteria pemilihan supplier menurut Nydick dan Hill (Rahmayanti, 2010) yaitu sebagai berikut:

a. Quality atau kualitas b. Price atau harga c. Service atau layanan

(27)

d. Delivery atau pengiriman

3. Surjasa dkk memberikan beberapa kriteria dan subkriteria dalam pemilihan supplier, yaitu sebagai berikut:

a. Kriteria Harga

Yang termasuk subkriteria pada kriteria harga adalah:

1) Kepantasan harga dengan kualitas barang yang dihasilkan.

2) Kemampuan untuk memberikan potongan harga (diskon) pada pemesanan dalam jumlah tertentu.

b. Kriteria Kualitas

Yang termasuk subkriteria pada kriteria kualitas adalah:

1) Kesesuaian barang dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan. 2) Penyediaan barang tanpa cacat.

3) Kemampuan memberikan kualitas yang konsisten. c. Kriteria Ketepatan Pengiriman

Yang termasuk subkriteria dalam kriteria ini adalah:

1) Kemampuan untuk mengirimkan barang sesuai dengan tanggal yang telah disepakati.

2) Kemampuan dalam hal penanganan sistem transportasi. d. Kriteria Ketepatan Jumlah

Yang termasuk subkriteria dalam kriteria ini adalah: 1) Ketepatan dan kesesuaian jumlah dalam pengiriman. 2) Kesesuaian isi kemasan.

(28)

e. Kriteria Customer Care

Yang termasuk subkriteria dalam kriteria ini adalah: 1) Kemudahan untuk dihubungi.

2) Kemampuan untuk memberikan informasi secara jelas dan mudah untuk dimengerti.

3) Kecepatan dalam hal menanggapi permintaan pelanggan. 4) Cepat tanggap dalam menyelesaikan keluhan pelanggan.

2.1.4 Analytical Hierarchy Process (AHP)

Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Prof. Thomas Lorie Saaty dari Wharston Business School untuk mencari ranking atau urutan prioritas dari berbagai alternatif dalam pemecahan suatu permasalahan. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang senantiasa dihadapkan untuk melakukan pilihan dari berbagai alternatif. Disini diperlukan penentuan prioritas dan uji konsistensi terhadap pilihan-pilihan yang telah dilakukan.

Dalam situasi yang kompleks, pengambilan keputusan tidak dipengaruhi oleh satu faktor saja melainkan multifaktor dan mencakup berbagai jenjang maupun kepentingan. Penilaian ini dapat disajikan dalam bentuk matriks yang disebut matriks pairwise comparison yaitu matriks perbandingan berpasangan yang memuat tingkat preferensi beberapa alternatif untuk kriteria. Skala preferensi dengan skala 1 menunjukan tingkat paling rendah sampai dengan skala 9 tingkatan paling tinggi (Hati dkk, 2017).

(29)

2.1.4.1 Kegunaan Analytical Hierarchy Process (AHP)

Pada dasarnya AHP adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.

Metode AHP ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan menstruktur suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat. Keuntungan dari metode AHP dalam pemecahan persoalan dan pengambilan keputusan adalah (Rahmayanti, 2010) :

1. Kesatuan, AHP memberi satu model tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk aneka ragam persoalan tak terstruktur.

2. Kompleksitas, AHP memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks.

(30)

3. Saling ketergantungan, AHP dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran linier.

4. Penyusunan hirarki, AHP mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat. 5. Pengukuran, AHP memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal dan wujud

suatu model untuk menetapkan prioritas.

6. Konsistensi, AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan pertimbangan yang digunakan dalam menentukan prioritas.

7. Sintesis, AHP menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif.

8. Tawar-menawar, AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan orang memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan mereka. Penilaian dan konsensus : AHP tidak memaksakan konsensus tetapi mensintesis suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian yang berbeda-beda.

9. Pengulangan proses, AHP memungkinkan orang memperhalus definisi mereka pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian mereka melalui pengulangan.

(31)

2.1.4.2 Langkah-Langkah Penggunaan Analytical Hierarchy Process (AHP)

Langkah-langkah dalam penggunaan AHP adalah sebagai berikut : 1. Penyusunan struktur hirarki masalah

Sistem yang kompleks dapat dengan mudah dipahami kalau sistem tersebut dipecah menjadi berbagai elemen pokok kemudian elemen-elemen tersebut disusun secara hirarkis.

Berikut ini merupakan gambar sktruktur hirarki AHP :

Gambar 2.1 Struktur Hirarki AHP

Hirarki masalah disusun untuk membantu proses pengambilan keputusan dengan memperhatikan seluruh elemen keputusan yang terlibat dalam sistem. Pada tingkat tertinggi dari hirarki, dinyatakan tujuan, sasaran dari sistem yang dicari solusi masalahnya. Tingkat berikutnya merupakan penjabaran dari tujuan tersebut.

Suatu hirarki dalam metode AHP merupakan penjabaran elemen yang tersusun dalam beberapa tingkat, dengan setiap tingkat mencakup beberapa elemen homogen. Sebuah elemen menjadi kriteria dan patokan bagi elemen-elemen yang berada di bawahnya.

Sasaran

Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Kriteria ke-n

Alternatif 2 Alternatif 3

(32)

Untuk memastikan bahwa kriteria-kriteria yang dibentuk sesuai dengan tujuan permasalahan, maka kriteria-kriteria tersebut harus memiliki sifat-sifat berikut :

a. Minimum

Jumlah kriteria diusahakan optimal untuk memudahkan analisis. b. Independen

Setiap kriteria tidak saling tumpang tindih dan harus dihindarkan pengulangan kriteria untuk suatu maksud yang sama.

c. Lengkap

Kriteria harus mencakup seluruh aspek penting dalam permasalahan. d. Operasional

Kriteria harus dapat diukur dan dianalisis baik secara kuantitatif maupun kualitatif dan dapat dikomunikasikan.

2. Penentuan Prioritas a. Relative Measurement

Yang pertama dilakukan dalam menetapkan prioritas elemen-elemen dalam suatu pengambilan keputusan adalah membuat perbandingan berpasangan, yaitu membandingkan dalam bentuk berpasangan seluruh kriteria untuk setiap subsistem hirarki. Dalam perbandingan berpasangan ini, bentuk yang lebih disukai adalah matriks karena matriks merupakan alat yang sederhana yang biasa dipakai, serta memberi kerangka untuk menguji konsistensi. Rancangan matriks ini mencerminkan dua segi prioritas yaitu mendominasi dan didominasi. Misalkan terdapat suatu subsistem hirarki dengan kriteria C dan sejumlah n alternatif di

(33)

bawahnya, Ai sampai An. Perbandingan antar alternatif untuk subsistem hirarki itu dapat dibuat dalam bentuk matriks n x n, seperti pada tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1

Matriks Perbandingan Berpasangan

C A1 A2 A3 ... An

A1 A11 A12 A13 A1n

A2 A21 A21 A21 A2n

A3 A31 A31 A31 A3n

...

An An1 An2 An3 Ann

Nilai a11 adalah nilai perbandingan elemen A1(baris) terhadap A1 (kolom) yang menyatakan hubungan :

a) Seberapa jauh tingkat kepentingan A1 (baris) terhadap kriteria C dibandingkan dengan A1 (kolom).

b) Seberapa jauh dominasi A1 (baris) terhadap A1 (kolom).

c) Seberapa banyak sifat kriteria C terdapat pada A1 (baris) dibandingkan dengan A1 (kolom).

Nilai numerik yang dikenakan untuk seluruh perbandingan diperoleh dari skala perbandingan yang disebut Saaty pada tabel 2.2. Apabila bobot kriteria Ai adalah wi dan bobot elemen wj maka skala dasar 1-9 yang disusun Saaty mewakili perbandingan (wi/wj)/1. Angka-angka absolut pada skala tersebut merupakan pendekatan yang amat baik terhadap perbandingan bobot elemen Ai terhadap elemen Aj.

(34)

Tabel 2.2

Skala Penilaian Perbandingan

Skala Tingkat Kepentingan Definisi Keterangan 1 Sama pentingnya

Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama 3 Sedikit lebih

penting

Pengalaman dan penilaian sedikit memihak satu elemen dibandingkan dengan pasangannya 5 Lebih penting

Pengalaman dan penilaian sangat memihak satu elemen dibandingkan dengan pasangannya

7 Sangat penting

Satu elemen sangat disukai dan secara praktis dominasinya sangat nyata dibandingkan dengan pasangannya

9 Mutlak lebih penting

Satu elemen terbukti mutlak lebih disukai dibandingkan dengan pasangannya, pada tingkat keyakinan yang tertinggi 2,4,6,8 Nilai tengah

Diberikan bila terdapat keraguan penilaian antara dua penilaian yang berdekatan

kebalikan Aij = 1/Aij

suatu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, maka j memiliki

nilai kebalikannya bila dibandingkan i

Sumber : Ramdhani, 2017

b. Eigenvalue dan Eigenvektor

Apabila seseorang yang sudah memasukkan persepsinya untuk setiap perbandingan antara kriteria-kriteria yang berada dalam satu level atau yang dapat diperbandingkan maka untuk mengetahui kriteria mana yang paling disukai atau yang paling penting, disusun sebuah matriks perbandingan. Bentuk matriks ini adalah simetris atau biasa disebut dengan matriks bujur sangkar.

(35)

Apabila ada 3 kriteria yang dibandingkan dalam satu level matriks maka disebut matriks 3x3. Ciri utama dari matriks perbandingan yang dipakai model AHP adalah kriteria diagonalnya dari kiri atas ke kanan bawah adalah 1 (satu) karena yang dibandingkan adalah dua kriteria yang sama. Selain itu sesuai dengan sistematika berpikir otak manusia, matriks perbandingan yang dibentuk bersifat matriks resiprokal misalnya kriteria A lebih disukai dengan skala 3 dibandingkan kriteria B maka dengan sendirinya kriteria B lebih disukai dengan skala 1/3 dibandingkan A.

Setelah matriks perbandingan untuk sekelompok kriteria telah selesai dibentuk maka langkah berikutnya adalah mengukur bobot prioritas setiap kriteria tersebut dengan dasar persepsi seorang ahli yang telah dimasukkan dalam matriks tersebut. Hasil akhir perhitungan bobot prioritas tersebut merupakan suatu bilangan desimal di bawah satu dengan total prioritas untuk kriteria-kriteria dalam satu kelompok sama dengan satu. Dalam penghitungan bobot prioritas dipakai cara yang paling akurat untuk matriks perbandingan yaitu dengan operasi matematis berdasarkan operasi matriks dan vector yang dikenal dengan nama

eigenvector.

Eigenvector adalah sebuah vector yang apabila dikalikan sebuah matriks

hasilnya adalah vector itu sendiri dikalikan dengan sebuah bilangan scalar atau parameter yang tidak lain adalah eigenvalue. Bentuk persamaannya sebagai berikut :

(36)

A.w = λ.w...(2.1) Keterangan :

w = eigenvector λ = eigenvalue

A = matriks bujursangkar

Eigenvector biasa disebut sebagai vector karakteristiknya dari sebuah

matriks bujur sangkar, sedangkan eigenvalue merupakan akar karakteristiknya dari matriks tersebut. Metode ini yang dipakai sebagai alat pengukur bobot prioritas setiap matriks perbandingan dalam model AHP karena sifatnya lebih akurat dan memperhatikan semua interaksi antarkriteria dalam matriks.

c. Konsistensi

Salah satu asumsi utama model AHP yang membedakannya dengan model-model pengambilan keputusan lain adalah tidak adanya syarat konsistensi mutlak. Dengan model AHP yang memakai persepsi manusia sebagai inputnya maka ketidakkonsistenan mungkin terjadi karena manusia memiliki keterbatasan dalam menyatakan persepsinya secara konsisten terutama kalau harus membandingkan banyak kriteria. Berdasarkan kondisi ini maka manusia dapat menyatakan persepsinya tersebut akan konsisten nantinya atau tidak.

Pengukuran konsistensi dari suatu matriks itu sendiri didasarkan atas

eigenvalue maksimum. Dengan eigenvalue maksimum, inkonsistensi yang biasa

dihasilkan matriks perbandingan dapat diminimumkan. Rumus dari indeks konsistensi (consistency index/CI) adalah :

(37)

CI = (λmaks – n) / (n – 1) ……...(2.2) Dimana :

CI = Indeks konsistensi Λmaks = Eigenvalue maksimum n = Orde maktriks

Indeks inkonsistensi di atas kemudian diubah ke dalam bentuk rasio inkonsistensi dengan cara membaginya dengan suatu indeks random. Indeks random menyatakan rata-rata konsistensi dari matriks perbandingan berukuran 1 sampai 10 yang didapatkan dari suatu eksperimen oleh Oak Ridge National Laboratory dan kemudian dilanjutkan oleh Wharton School (Rahmayanti, 2010).

Tabel 2.3 Nilai Indeks Random

CR = CI / RI...(2.3) Dimana :

CR = Rasio Konsistensi

RI = Indeks Random (Random Consistency Index)

Selanjutnya konsistensi responden dalam mengisi kuesioner diukur. Pengukuran konsistensi ini dimaksudkan untuk melihat ketidakkonsistenan respon yang diberikan responden. Jika CR < 0,1 maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan konsisten. Jika CR > 0,1 maka maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan tidak konsisten.

N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(38)

Sehingga jika tidak konsisten, maka pengisian nilai-nilai pada matriks berpasangan pada unsur kriteria maupun alternatif harus diulang.

d. Sintesis Prioritas

Untuk memperoleh perangkat prioritas yang menyeluruh bagi suatu persoalan keputusan, diperlukan suatu pembobotan dan penjumlahan untuk menghasilkan suatu bilangan tunggal yang menunjukkan prioritas suatu elemen. Langkah yang pertama adalah menjumlahkan nilai-nilai dalam setiap kolom kemudian membagi setiap entri dalam setiap kolom dengan jumlah pada kolom tersebut untuk memperoleh matriks yang dinormalisasi. Normalisasi ini dilakukan untuk mempertimbangkan unit kriteria yang tidak sama. Yang terakhir adalah merata-ratakan sepanjang baris dengan menjumlahkan semua nilai dalam setiap baris dari matriks yang dinormalisasi tersebut dan membaginya dengan banyaknya entri dari setiap baris sehingga sintesis ini menghasilkan persentase prioritas relatif yang menyeluruh.

2.1.5 Kuesioner

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat menggunakan kuesioner sebagai alat penelitian, yaitu sebagai berikut.

1. Desain Kuesioner

Kuesioner merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara memberikan dan menyebarkan sejumlah pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Adapun tujuan pokok pembuatan kuisioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan serta informasi dengan tingkat

(39)

validitas dan reliabilitas setinggi mungkin. Dalam penelitian ini metoda yang digunakan untuk pembuatan kuesioner adalah metoda Garvin dimana ada delapan dimensi kualitas yaitu (Dewi, 2009) :

a. Kinerja (performance), karakteristik operasi pokok dari produk inti. b. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik

sekunder atau pelengkap.

c. Kehandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai.

d. Kesesuaian dengan spesifikasi, yaitu sejauh mana karekteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

e. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan.

f. Serviceability, meliputi kecepatn, kompetisi, kenyamanan, mudah direparasi, penanganan keluhan yang memuaskan.

g. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.

h. Kualitas yang dipersepsikan, yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

2. Pembuatan Skala

Cara memberi nilai atas setiap variabel yang akan diukur merupakan salah satu aspek penting dalam pengukuran vaiabel operasional penelitian. Terdapat beberapa skala pengukuran yang dapat digunakan untuk

(40)

membedakan objek yang diteliti terhadap variabel yang berkenaan dengan karakteristik masing-masing.

Terdapat empat skala pengukuran yang banyak digunakan dalam penelitian yaitu :

a. Skala Nominal (skala kategori)

Merupakan sebuah skala yang mengelompokkan objek ke dalam dua kelompok, seperti laki-laki atau perempuan dan benar atau salah. Informasi yang dapat digali dengan menggunakan skala ini hanya pengkategorian dan tidak lebih.

b. Skala Ordinal

Merupakan sebuah skala yang mengelompokkan objek berdasarkan jenjang yang dapat diberikan dari yang terbaik hingga terburuk atau sebaliknya sehingga dapat membantu dalam menganalisis objek. Informasi yang dapat digali dengan menggunakan skala ini hanya menjelaskan yang satu lebih dari yang lain tanpa menunjukkan besarnya perbedaan.

c. Skala Interval

Merupakan sebuah skala yang berguna untuk mengukur jarak antara dua titik dalam sebuah skala. Karakteristik interval yang digunakan adalah interval nilai yang digunakan dalam skala ini bernilai sama, berurutan dan menunjukkan arti untuk setiap nomor yang digunakan.

(41)

d. Skala Rasio

Merupakan sebuah skala yang dapat digunakan untuk mengukur besarnya perbedaan setiap variabel serta mengetahui perbandingan dalam perbedaan tersebut.

3. Indikator Tanggapan Responden

Kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala penilaian perbandingan berpasangan yaitu:

Nilai 1 = sama pentingnya Nilai 3 = sedikit lebih penting Nilai 5 = lebih penting

Nilai 7 = sangat lebih penting Nilai 9 = mutlak lebih penting 2,4,6,8 = nilai tengah

2.1.6 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila peneliti melakukan penelitian terhadap populasi yang besar, sementara peneliti ingin meneliti tentang populasi tersebut dan peneliti memiliki keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel, sehingga generalisasi kepada populasi yang diteliti.

(42)

Maknanya sampel yang diambil dapat mewakili atau representatif bagi populasi tersebut (Sugiyono, 2017).

Keuntungan melakukan penelitian sampel adalah:

1. Peneliti tidak repot harus meneliti populasi, cukup hanya meneliti sampelnya saja.

2. Populasi yang terlalu besar memungkinkan ada subyek yang bisa tercecer atau luput dari peneliti pada saat diambil datanya.

3. Lebih efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga.

4. Menghindari hal-hal yang destruktif, misalnya meneliti tentang kemampuan daya ledak peluru kendali.

5. Penelitian tidak bisa dilakukan dengan menggunakan populasi sebagai sumber data.

2.1.7 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan sampling jenuh yaitu Sampling jenuh adalah sampel yang mewakili jumlah populasi. Biasanya dilakukan jika populasi dianggap kecil atau kurang dari 100. Menurut Sugiyono (2017) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Oleh karena itu, responden dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang mempunyai kewenangan mengambil keputusan (decision makers) dalam hal pemilihan supplier, yaitu kasie

(43)

produksi, bagian produksi, bagian pembelian dan pergudangan, bagian keuangan, dan bagian pengendalian kualitas.

2.1.8 Definisi Air Minum Dalam Kemasan

Menurut SNI 01-3553-2006 tentang air minum dalam kemasan adalah air baku yang telah diproses, dikemas dan aman diminum dalam kemasan yang mencakup air mineral dan air demineral. Air mineral adalah air minum dalam kemasan yang mengandung mineral dalam jumlah tertentu tanpa menambahkan mineral. Air demimeral adalah air minum dalam kemasan yang diperoleh melalui proses pemurnian seperti destilasi, deionisasi, reverse osmosis dan proses setara.

Menurut pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor: 69/M-IND/PER/7/2009 Tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) air minum dalam kemasan (AMDK) secara wajib bahwa air minum dalam kemasan adalah air baku yang telah diproses, dikemas dan aman diminum.

2.1.9 Standar Karton PT. Gunung Naga Mas

Karton atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai Paperboard adalah material yang terbuat dari pulp organic, pulp sintetis atau sisa produksi kertas (daur ulang). Merujuk pada ISO 536, sebuah material yang terbuat dari kertas dengan berat lebih dari 200 g/m2 dikategorikan sebagai karton. Kemunculan

karton sebagai rekayasa dibidang teknologi material untuk memenuhi beberapa kebutuhan seperti ekonomis dan mudah di daur ulang. Karton biasanya digunakan untuk membuat kartu pos, kartu remi, dan lainnya yang membutuhkan daya tahan lebih tinggi dari kertas biasa (Heimlich and Hook, 2018).

(44)

Klasifikasi karton dibedakan menjadi 3 bagian yaitu sebagai berikut : 1. Karton box, karton yang mudah dibentuk , dilipat tanpa merusak isi benda

yang diletakkan di dalamnya.

2. Flexible packaging, sama seperti karton box, hanya saja flexible packaging digunakan untuk kemasan makanan atau minuman dengan menambahkan lapisan anti jamur.

3. Kertas karton, biasanya digunakan untuk kepertuan hasta karya dan tidak diperkenankan untuk melindungi bahan-bahan yang mudah rusak.

Standar Mutu Karton PT. Gunung Naga mas adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4

Standar Mutu Karton PT. Gunung Naga Mas

Jenis Kemasan Standard Satuan

Karton Gelas 240 ml

a. Panjang 360-365 mm b. Lebar 238-243 mm c. Tinggi 204-210 mm d. Ketebalan Serat minimal 0.18 mm e. Berat minimal 260 gr f. Kadar Air 6.0-10.0 %

Sumber : PT, Gunung Naga Mas, 2015

2.1.10 Standar Kriteria Pemilihan Supplier PT. Gunung Naga Mas

Dalam pemilihan supplier karton, PT. Gunung Naga Mas memiliki standar kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi supplier yang akan dipilih, serta subkriteria yang diambil dari literatur yaitu sebagai berikut.

1. Kriteria Harga.

Yang termasuk subkriteria pada kriteria harga adalah (Rahmayanti, 2010) :

(45)

b) Kemampuan untuk memberikan potongan harga (diskon) pada pemesanan dalam jumlah tertentu.

2. Kriteria Kualitas.

Yang termasuk subkriteria pada kriteria kualitas adalah (Rahmayanti, 2010):

a) Kesesuaian barang dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan. b) Penyediaan barang tanpa cacat.

c) Kemampuan memberikan kualitas yang konsisten. 3. Kriteria Ketepatan Pengiriman.

Yang termasuk subkriteria dalam kriteria ini adalah (Rahmayanti, 2010): a) Kemampuan untuk mengirimkan barang sesuai dengan tanggal yang

telah disepakati.

b) Kemampuan dalam hal penanganan sistem transportasi. 4. Kriteria Ketepatan Jumlah.

5. Kriteria Layanan.

2.2 Kerangka Konseptual

Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah yang menjelaskan beberapa hal, dari mulai Input sampai tercapainya Output, penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Input, merupakan dasar permasalahan yang dibutuhkan untuk dilakukan tindak lanjutnya. Pada penelitian ini peneliti menemukan beberapa hal-hal yang menjadi landasan penelitian ini yakni :

(46)

a. Data supplier karton.

b. Data keterlambatan bahan baku dan bahan baku cacat. c. SOP pemilihan supplier pabrik.

d. Hasil kuesioner. e. Wawancara.

2. Proses, setelah penulis mendapatkan input, barulah bisa melakukan proses, yaitu suatu kegiatan atau tindak lanjut yang dilakukan agar tercapainya

output yang diinginkan. Pada proposal penelitian kali ini peneliti

melakukan beberapa proses diantaranya: a. Penyusunan struktur hirarki masalah b. Menghitung Eigenvalue dan Eigenvector c. Menghitung konsistensi

d. Menghitung prioritas

3. Output, Setelah mendapatkan input dan melakukan proses, maka didapatkan output yaitu :

a. Kriteria supplier yang sesuai dengan standar perusahaan.

b. Supplier karton yang sebaiknya dipilih oleh PT. Gunung Naga Mas berdasarkan metode AHP.

(47)

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Input Data primer : 1. Data supplier karton. 2. Data keterlambatan bahan baku dan bahan baku cacat. 3. SOP pemilihan supplier pabrik. 4. Hasil kuesioner. 5. Wawancara. Proses 1. Penyusunan struktur hirarki masalah. 2. Menghitung Eigenvalue dan Eigenvector. 3. Menghitung konsistensi. 4. Menghitung prioritas. Output 1. Kriteria supplier yang sesuai dengan standar perusahaan. 2. Supplier yang sebaiknya dipilih oleh PT. GNM berdasarkan metode AHP.

(48)

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random (Sugiyono, 2017).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Gunung Naga Mas Jl. Raya Kuranji-Kampung Pinang, Kota Padang. Waktu penelitian dimulai dari bulan Oktober 2018 – November 2018.

3.3 Populasi Dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah yaitu kasie produksi, bagian pembelian dan pergudangan, bagian keuangan, bagian produksi dan bagian

quality control yang mengetahui secara langsung kinerja dari supplier yang berjumlah 30 orang.

3.3.2 Sampel

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang (Sugiyono, 2017). Oleh karena itu sampel pada penelitian ini adalah semua karyawan yang menjadi populasi

(49)

3.4 Variabel Penelitian

Adapun yang menjadi variabel penelitian ini adalah harga, kualitas, ketepatan pengiriman, ketepatan jumlah, dan layanan.

3.5 Jenis Data dan Sumber Data 3.5.1 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara dan kuesioner yang dibagikan kepada responden.

3.5.2 Sumber Data

Sumber data yang penulis dapatkan berasal dari karyawan PT. Gunung Naga Mas melalui pengisian kuesioner dan wawancara.

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Untuk mencapai tujuan penelitian, maka penulis menggunakan metode sebagai berikut :

1. Menentukan kriteria-kriteria supplier yang sesuai dengan standar perusahaan, langkah-langkahnya :

a. Menyusun struktur hirarki masalah dalam metode AHP, kriteria biasanya disusun dalam bentuk hirarki.

b. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan kriteria yang setingkat di atasnya.

(50)

c. Menghitung bobot/prioritas dari masing-masing kriteria yaitu Harga, Kualitas, Layanan, Ketepatan Pengiriman, dan Ketepatan Jumlah. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Membuat perbandingan berpasangan dari masing-masing kriteria. 2. Hasil penilaian responden kemudian dirata-rata menggunakan

geometric mean atau rata-rata geometri. Teori rata-rata geometrik

secara matematis dirumuskan sebagai berikut : aij = (Z1, Z2, Z3, …. ,Zn)1/n

Keterangan : aij = Nilai rata-rata perbandingan berpasangan kriteria Ai dengan Aj untuk n partisipan. Zi = Nilai perbandingan antara Ai dengan Aj untuk partisipan i, dengan i=1, 2, 3, …, n .

n = jumlah partisipan.

3. Hasil dari setiap perbandingan berpasangan ditampilkan dalam sebuah matriks perbandingan berpasangan (pairwise comparison). 4. Bagi masing-masing elemen pada kolom tertentu dengan nilai

jumlah kolom tersebut.

5. Hasil tersebut kemudian dinormalisasi untuk mendapatkan

vectoreigen matriks dengan merata-ratakan jumlah baris terhadap

lima kriteria.

6. Menghitung Rasio konsistensi dengan langkah sebagai berikut: a. Kalikan nilai matriks perbandingan awal dengan bobot. b. Kalikan jumlah baris dengan bobot.

(51)

c. Menghitung λmaks dengan menjumlahkan hasil perkalian di atas dibagi dengan n.

λ maks = ∑v/n d. Menghitung Indeks konsistensi.

Dalam persoalan pengambilan keputusan, penting untuk mengetahui konsistensi dari sebuah persepsi. Adapun indikator dari konsistensi dapat diukur melalui CI yang dirumuskan :

CI = (λmaks – n) / (n – 1) Keterangan : CI = indeks konsistensi

λmaks = eigenvalue maksimum n = orde matriks

e. Menghitung Rasio Konsistensi AHP mengukur konsistensi menyeluruh dari berbagai pertimbangan melalui suatu rasio konsistensi yang dirumuskan :

CR = CI / RI Keterangan : CR = Rasio Konsistensi

RI = Indeks random

Dimana nilai RI dapat dilihat pada tabel 2.3. Jika CR < 0,1 maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan konsisten. Jika CR > 0,1 maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan tidak konsisten. Sehingga pengisian nilai-nilai pada matriks berpasangan pada unsur kriteria maupun alternatif harus diulang.

(52)

2. Memilih supplier yang baik untuk PT. Gunung Naga Mas berdasarkan metode AHP, langkah-langkahnya :

a. Menyusun struktur hirarki masalah dalam metode AHP.

b. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan kriteria yang setingkat di atasnya.

c. Menghitung bobot/prioritas dari masing-masing subkriteria serta alternatif supplier. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Membuat perbandingan berpasangan dari masing-masing kriteria. 2. Hasil penilaian responden kemudian dirata-rata menggunakan

geometric mean atau rata-rata geometri dengan rumus sebagai

berikut :

aij = (Z1, Z2, Z3, …. ,Zn)1/n

Keterangan : aij = Nilai rata-rata perbandingan berpasangan kriteria Ai dengan Aj untuk n partisipan. Zi = Nilai perbandingan antara Ai dengan Aj untuk partisipan i, dengan i=1, 2, 3, …, n .

n = jumlah partisipan.

3. Hasil dari setiap perbandingan berpasangan ditampilkan dalam sebuah matriks perbandingan berpasangan (pairwise comparison). 4. Bagi masing-masing elemen pada kolom tertentu dengan nilai

(53)

5. Hasil tersebut kemudian dinormalisasi untuk mendapatkan

vectoreigen matriks dengan merata-ratakan jumlah baris terhadap

lima kriteria.

6. Menghitung Rasio konsistensi dengan langkah sebagai berikut: a. Kalikan nilai matriks perbandingan awal dengan bobot. b. Kalikan jumlah baris dengan bobot.

c. Menghitung λmaks dengan menjumlahkan hasil perkalian di atas dibagi dengan n.

λ maks = ∑v/n d. Menghitung Indeks konsistensi.

Dalam persoalan pengambilan keputusan, penting untuk mengetahui konsistensi dari sebuah persepsi. Adapun indikator dari konsistensi dapat diukur melalui CI yang dirumuskan :

CI = (λmaks – n) / (n – 1) Keterangan : CI = indeks konsistensi

λmaks = eigenvalue maksimum n = orde matriks

e. Menghitung Rasio Konsistensi AHP mengukur konsistensi menyeluruh dari berbagai pertimbangan melalui suatu rasio konsistensi yang dirumuskan :

CR = CI / RI Keterangan : CR = Rasio Konsistensi

(54)

d. Setelah menghitung bobot atau prioritas dari masing-masing subkriteria dan alternatif supplier, kemudian ditentukan prioritas global dengan cara mengalikan prioritas dari masing-masing subkriteria dengan prioritas kriteria.

e. Setelah mengetahui bobot dari masing-masing subkriteria dan bobot dari masing-masing supplier kemudian ditentukan supplier yang akan dipilih. Nilai keseluruhan dari masing-masing supplier yaitu jumlah keseluruhan dari perkalian bobot supplier dengan bobot subkriteria.

Supplier yang dipilih adalah supplier yang memiliki nilai paling tinggi.

3.7 Diagram Alir Metodologi Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini penulis akan melakukan kegiatan seperti yang tercantum dalam kerangka metodologi penelitian seperti dibawah ini.

MULAI

Studi Literatur Mempelajari buku, jurnal mengenai pemilihan supplier. Survey Lapangan

1. Interview 2. Observasi

Identifikasi masalah

1. Sering terjadi keterlambatan bahan baku dari supplier karton. 2. Ditemukan bahan baku yang cacat dari supplier karton.

3. Jumlah bahan baku yang datang dari supplier tidak sesuai pesanan.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana kriteria-kriteria supplier yang sesuai dengan standar perusahaan ?

2. Manakah supplier karton yang harus dipilih oleh PT. Gunung Naga Mas berdasarkan metode AHP ?

(55)

Gambar 3.1 Kerangka Metodologi A

Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

1. Pengisian Kuesioner 2. Wawancara

3. Penyusunan struktur hirarki masalah.

4. Menghitung Eigenvalue dan Eigenvector.

5. Menghitung konsistensi.

6. Menghitung prioritas

Analisa Hasil Pengolahan Data Kesimpulan Dan Saran

(56)

4.1 Pengumpulan Data

Berdasarkan dari latar belakang masalah pada bab sebelumnya maka dilakukan pengumpulan data yang digunakan dalam “Analisis Pemilihan Supplier Dengan Menggunakan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Pada PT.Gunung Naga Mas” yaitu data operasional variabel dan pengukuran data. Berikut ini data-data yang digunakan penulis dalam penelitian.

4.1.1 Data Operasional Variabel dan Pengukuran

Berdasarkan standar kriteria pada PT. Gunung Naga Mas yang digunakan untuk mengevaluasi supplier karton yang akan dipilih, serta subkriteria yang diambil dari literatur, maka pada pengisian kuesioner kriteria yang digunakan yaitu sebagai berikut :

1. Harga , yaitu nilai benda atau barang diukur dengan satuan uang (rupiah). Subkriterianya yaitu (Rahmayanti, 2010) :

a. Kepantasan harga dengan kualitas barang (H1).

b. Kemampuan memberikan diskon pada pemesanan dalam jumlah tertentu (H2).

2. Kualitas adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan. Kualitas karton diukur dengan bentuk, ukuran, warna, lipatan, kadar air, gambar, dan berat. Subkriterianya yaitu (Rahmayanti, 2010) :

(57)

b. Penyediaan barang tanpa cacat (Q2).

c. Kemampuan memberikan kualitas yang konsisten (Q3). 3. Kriteria Ketepatan Pengiriman

Ketepatan pengiriman, yaitu kemampuan supplier dalam menangani permintaan perusahaan sehingga dapat mengirimkan barang sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan. Subkriterianya yaitu (Rahmayanti, 2010) :

a. Kemampuan untuk mengirimkan barang sesuai dengan tanggal yang telah disepakati (D1).

b. Kemampuan dalam hal penanganan sistem transportasi (D2).

4. Ketepatan jumlah, yaitu ketepatan dan kesesuaian jumlah dalam pengiriman.

5. Layanan, yaitu kemampuan dalam menanggapi dan melayani permintaan dari konsumen.

4.1.2 Data Struktur Hirarki Masalah

Dalam metode AHP, kriteria biasanya disusun dalam bentuk hirarki.

Kriteria dan subkriteria dalam penelitian ini adalah kriteria dan sub kriteria yang dipakai perusahaan dalam memilih supplier. Pemilihan supplier pada PT. Gunung Naga Mas disusun dalam 3 level yaitu level 0 merupakan tujuan, level 1 merupakan kriteria, level 2 merupakan subkriteria dan level 3 merupakan alternatif supplier mana yang sebaiknya dipilih.

(58)

Keterangan :

Supplier X ( PT. Sumatera Kemasindo) Supplier Y ( PT. KKM )

Supplier Z ( PT. Cahaya Alam Sejati )

Gambar 4.1 Struktur Hirarki Masalah

4.2 Pengolahan Data

Adapun pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut :

4.2.1 Menentukan Kriteria-Kriteria Supplier Yang Sesuai Dengan Standar Perusahaan.

Dalam menentukan kriteria-kriteria supplier yang sesuai dengan standar perusahaan, maka dilakukan perhitungan bobot atau prioritas kepentingan dari masing-masing variabel yaitu Harga, Kualitas, Ketepatan Pengiriman, Ketepatan Jumlah dan Layanan. Perhitungan dilakukan melalui kuesioner yang dibagikan

Memilih Supllier Terbaik

Harga Kualitas Ketepatan Pengiriman Ketepatan Jumlah H1 H2 Q1 Q2 Q3 D1

Supplier X Supplier Y Supplier Z

D2

(59)

kepada responden yang berjumlah 30 orang. Setelah penilaian dari 30 responden didapatkan, kemudian hasilnya dirata-rata menggunakan rata-rata geometric dengan rumus :

aij = (Z1, Z2,Z3...Zn)1/n

Berdasarkan lampiran hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1

Penilaian Prioritas Kepentingan Kriteria Dalam Pemilihan Supplier

Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel diatas maka diperoleh bobot yang dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini :

Tabel 4.2

Bobot Prioritas Kepentingan Kriteria Dalam Pemilihan Supplier

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dalam memilih supplier karton, prioritas pertama PT. Gunung Naga Mas yaitu pada kriteria ketepatan pengiriman

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Hirarki AHP
Tabel 2.3  Nilai Indeks Random
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Input Data primer : 1.  Data supplier karton. 2.  Data  keterlambatan bahan  baku  dan bahan baku cacat
Gambar 3.1  Kerangka MetodologiA
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian Indah Suhertanti yang berjudul Perhitungan Unit Cost Tindakan Hemodialisis Tanpa Penyulit Dengan Metode Activity Based Costing Di Rumah Sakit Universitas

• Mengambil secara acak kelompok-kelompok atau gerombol- gerombol unsur dari populasi yg bersangkutan, kemudian memilih semua atau contoh acak dari tiap kelompok atau gerombol

Kelainan Jantung sebagai Faktor Risiko Terjadinya Stroke Iskemik Penyumbatan pada pembuluh darah yang merupakan penyebab terjadinya stroke iskemik dapat dikarenakan

Hasil perancangan berupa layout tata letak bengkel fabrikasi penunjang galangan yang optimal serta optimasi luas alokasi ruang sesuai dengan kebutuhan dan alur

No Peneliti Judul penelitian Metode Hasil Persamaan dan Perbedaan beberapa Hotel di Medan 4 Wijaya Mukti Sri Utari Universita s Muhamm adiyah Surakarta 2012 Pengaruh

[r]

Pandangan Radhakrisnan mengenai pendidikan terletak pada tujuannya dalam mempertemukan pendidikan spiritual dan sosial untuk merekonstruksi sebuah masyarakat ideal di mana

Kendala internal dalam proses implementasi kegiatan PUG bidang pendidikan dasar tahun 2011 adalah terkait dengan sumber daya manusia yaitu masih banyak para