• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN OLEH SISWA KELAS VI SD NEGERI NO SIPULTAK KEC. PAGARAN TAHUN PEMBELAJARAN 2017/2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN OLEH SISWA KELAS VI SD NEGERI NO SIPULTAK KEC. PAGARAN TAHUN PEMBELAJARAN 2017/2018"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 1, No. 1, August 2018 ISSN 2622-8823

Page | 197 ojs-unita.com

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN OLEH SISWA KELAS VI SD NEGERI

NO. 173305 SIPULTAK KEC. PAGARAN TAHUN PEMBELAJARAN 2017/2018

Tanggapan C. Tampubolon, S.Pd,M.Pd Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli Email : tampubolontc@yahoo.co.id

Abstak - Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan membaca pemahaman oleh siswa kelas siswa kelas VI SD Negeri No. 173305 Sipultak Kec. Pagaran tahun pembelajaran 2017/2018.Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI SD Negeri No. 173305 Sipultak Kec. Pagaran Tahun Pembelajaran 2017/2018 yang berjumlah 20 orang siswa. Seluruh populasi sekaligus menjadi sampel karena jumlah populasi kurang dari 100 orang. Dengan demikian sampel penelitian ini berjumlah 20 orang siswa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang berusaha menggambarkan suatu fenomena atau gejala yang terjadi dalam keadaan nyata pada waktu penelitian dilakukan. Alat yang dipergunakan untuk menjaring data adalah tes pemahaman bacaan sebanyak 10 soal dalam bentuk objektif tes atau pilihan berganda. Data yang diperoleh dianalisis dengan mencari mean (nilai rata-rata) yaitu dengan menggunakan rumus :

fi

fixi

x

. Dari hasil analisis data diperoleh persentase tingkat kemampuan membaca siswa dengan perolehan nilai rata-rata 72 dan dinyatakan dalam kategori baik (B).

Kata Kunci : Membaca Pemahaman

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Bahasa sebagai alat komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dalam proses komunikasi manusia menggunakan bahasa sebagai media komunikasi. Kegiatan membaca merupakan interaksi antara pembaca dan penulis. Interaksi tersebut tidak langsung namun bersifat komunikatif. Komunikasi antara pembaca dan penulis akan semakin baik jika pembaca mempunyai kemampuan yang baik. Dengan demikian pembaca harus mampu menyusun pengertian- pengertian yang tertuang dalam kalimat-kalimat yang disajikan oleh pengarang sesuai dengan konsep yang terdapat dalam diri pengarang.

Menurut Tarigan (1994:9) mengatakan, “Tujuan utama dalam membaca adalah mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna atau arti erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan kita dalam membaca”. Kemampuan membaca tidak hanya sebatas mampu membaca suatu wacana, akan tetapi pembaca harus memahami isi wacana yang dibacanya. Pemahaman tentang

sebuah wacana menuntut seorang pembaca memahami tentang satuan-satuan bahasa yang membangun wacana, karena sebuah wacana dibangun dan dikembangkan dari satuan-satuan bahasa. Jadi, membaca itu bukan suatu pekerjaan yang sangat mudah karena pembaca harus memahami isi wacana yang dibaca. Selanjutnya, menurut Razak (1994:1) menyatakan, “Membaca merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dapat digunakan sebagai sarana untuk memperoleh pemahaman tentang sesuatu”. kemampuan membaca perlu ditingkatkan. Melalui membaca, siswa akan memperoleh bermacam-macam ilmu pengetahuan. Membaca merupakan suatu ilmu pengetahuan yang luas, guru harus berusaha meningkatkan minat baca siswa dan tingkat kemampuan pemahaman siswa terhadap apa yang dibacanya.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Kemampuan Membaca Pemahaman Oleh Siswa Kelas VI SD Negeri No. 173305 Sipultak Kec. Pagaran Tahun Pembelajaran 2017/2018”.

(2)

Vol. 1, No. 1, August 2018 ISSN 2622-8823

Page | 198 ojs-unita.com

Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah penelitian ini adalah : 1) Mengapa minat baca siswa rendah.

2) Apakah kendalah-kendala yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran membaca. 3)Apakah rendahnya kemampuan membaca siswa disebabkan oleh cara pengajaran yang kurang efektif.

4) Bagaimana kemampuan membaca pemahaman siswa.

Pembatasan Masalah

Fokus masalah penelitian ini adalah kemampuan membaca pemahaman siswa VI SD Negeri No. 173305 Sipultak Kec. Pagaran Tahun Pembelajaran 2017/2018.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah : “Bagaimanakah tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VI SD Negeri No. 173305 Sipultak Kec. Pagaran Tahun Pembelajaran 2017/2018?”

Tujuan Penelitian

Berdasarkan pendapat di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VI SD Negeri No. 173305 Sipultak Kec. Pagaran tahun pembelajaran 2017/2018.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1) Sebagai bahan informasi dan pengalaman berharga bagi peneliti yang mulai melaksanakan penelitian di lapangan atau peneliti pemula untuk melatih diri dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah.

2) Sebagai bahan masukan bagi sekolah khususnya guru bahasa dan sastra Indonesia untuk meningkatkan mutu pengajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya materi membaca di tingkat Sekolah Dasar.

3) Sebagai bahan masukan atau bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya demi penyempurnaan hasil penelitian yang akan datang.

II. KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN

PENELITIAN Pengertian Kemampuan

Menurut Semiawan (1980:1) menyatakan, “kemampuan adalah daya untuk melakukan sesuatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan yang dilakukan”. Selanjutnya Hasan (1991:21) mengatakan, “Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, istilah hukum yang berhubungan dengan setiap pengetahuan, keahlian atau kepandaian yang dapat dinyatakan melalui pengukuran-pengukuran tersebut”. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan adalah kesanggupan seseorang dalam melakukan suatu tindakan secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk mengembangkan potensi diri melalui latihan yang terus menerus.

Hakikat Membaca

a. Pengertian Membaca

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:83) dikatakan, “Baca (membaca) adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau dalam hati), mengeja atau melafalkan apa yang tertulis, mengucapkan, meramalkan, mengetahui, menduga, menghitung, dan memahami”. Selanjutnya Suyitno (2002:32) mengatakan, “Membaca adalah peristiwa menangkap dan aktivitas jiwa seseorang yang tertuang dalam bentuk bahasa tertulis dengan tepat dan cermat”.

Berdasarkan pngertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud membaca yaitu proses pengucapan tulisan untuk mendapatkan isi yang terkandung di dalamnya.Membaca ada beberapa macam yaitu membaca teknik, membaca dalam hati, membaca bahasa, dan membaca cepat, dan membaca indah. Dari bermacam-macam membaca tersebut ada yang bertujuan untuk kelancaran bacaan, menemukan isi bacaan, merasakan keindahan bacaan, dan sebagainya. Membaca adalah melihat dan menyerap serta memahami isi informasi yang disampaikan dalam bahasa tulis. Keterampilan membaca termasuk dalam komponen pemahaman. Dengan komponen ini diharapkan para siswa dapat membaca wacana serta menyerap informasi yang ada di dalamnya secara tepat dan cepat. Berdasarkan uraian di atas dapat

(3)

Vol. 1, No. 1, August 2018 ISSN 2622-8823

Page | 199 ojs-unita.com

dikatakan bahwa membaca pemahaman bertujuan untuk menemukan gagasan pokok dan gagasan penjelas sebuah bacaan atau wacana. b. Jenis - jenis Membaca

1) Membaca Teknik. Membaca teknik pada dasarnya sama dengan membaca nyaring. Dalam hal ini perlu mendapat perhatian guru ialah lafal kata, intonasi frase, intonasi kalimat, serta isi bacaan itu sendiri. Di samping itu, fungtuasi atau tanda-tanda baca dalam tata tulis bahasa Indonesia tidak boleh diabaikan. Para siswa harus dapat membedakan segala jenis intonasi kalimat berita, intonasi kalimat tanya, intonasi kalimat seru, dan sebagainya.

2) Membaca Dalam Hati. Membaca dalam hati pada hakikatnya merupakan kegiatan membaca bagi orang yang telah dewasa. Rata-rata, apabila orang sudah meninggalkan bangku sekolah, kebiasaan yang mereka lakukan bukan lagi membaca nyaring atau membaca suara tetapi jenis membaca dalam hati. 3) Membaca Bahasa. Pelajaran “membaca

bahasa” ini mempunyai kesamaan dengan membaca dalam hati, dalam hal tidak bersuaranya sewaktu aktivitas membaca itu dilaksanakan. Tujuan yang akan dicapai dalam pelajaran membaca bahasa agar para siswa semakin bertambah pengetahuannya tentang seluk-beluk bahasa Indonesia. 4) Membaca Pustaka.Tidak semua bahan

yang disampaikan oleh guru kepada murid-muridnya dapat terlaksana dengan mulus, artinya mengalami hambatan-hambatan atau rintangan. 5) Membaca Cepat. Membaca cepat bukan

berarti jenis membaca yang ingin memperoleh jumlah bacaan atau halaman yang banyak dalam waktu singkat. Pelajaran ini diberikan dengan tujuan agar siswa dalam waktu yang singkat dapat membaca secara lancar dan dapat memahami isinya secara tepat dan cermat.

6) Membaca Indah (Estetika). Membaca indah sering disebut juga membaca yang berkaitan dengan keindahan atau estetika yang dapat menimbulkan emosi dan perasaan dari pembaca atau pendengarnya.

c.Tujuan Membaca

Adapun tujuan membaca yang dapat peneliti kemukakan di bawah ini adalah :

1) Membaca untuk memahami makna dalam suatu teks bacaan.

2) Membaca untuk memperoleh kesan serta pemahaman yang bersifat menyeluruh dari teks bacaan.

3) Membaca untuk mencari ide-ide yang terkandung dalam bacaan.

4) Membaca untuk memiliki kata-kata serta menyimpulkan keindahan serta keharmonisan dalam suatu bacaan. 5) Membaca untuk terampil melafalkan

lambang-lambang bunyi bahasa serta mampu melihat tanda-tanda baca. 6) Membaca untuk kesenangan.

7) Membaca untuk memantapkan apa-apa yang telah diketahui dari sebuah teks bacaan.

Berdasarkan tujuan-tujuan membaca di atas dapatlah kita lihat bahwa tujuan membaca adalah untuk memperoleh informasi, pemahaman tentang isi atau makna suatu bacaan serta menyeluruh.

Kecepatan Membaca

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dituliskan, “Kecepatan adalah waktu yang ditempuh untuk memenuhi jarak tertentu”. Widiamartaya (1992:6) menyatakan bahwa, “Tidak ada kecepatan membaca yang merupakan kecepatan terbaik untuk tiap jenis bacaan cerita pendek, dari biografis, tidak perlu dibaca dengan kecepatan yang sama, kita perlu menyesuaikan kecepatan yang hendak kita capai”. Selanjutnya, Nurhadi (1987:35) mengatakan, “Kecepatan membaca dengan 150 kata per menit dengan latihan intensif selama jangka waktu satu sampai dua bulan akan meningkat menjadi 40 kata per menit.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kecepatan membaca adalah waktu yang ditempuh untuk membaca bacaan dan tuntutan untuk memahami bacaan tersebut. Kecepatan dan pemahaman seseorang tidaklah sama dilihat dari tingkat kesukarannya. Kecepatan membaca dengan menguasai isi bacaan atau wacana berhubungan dengan tingkat kemampuan seseorang mencerna isi bacaan atau wacana..

3. Faktor-faktor Penentu Kemampuan

(4)

Vol. 1, No. 1, August 2018 ISSN 2622-8823

Page | 200 ojs-unita.com

Menurut Tampubolon (1997:242-244) mengemukakan empat faktor penentu kemampuan kecepatan efektif membaca, yakni : “1) Kompetensi kebahasaan; 2) kemampuan mata; 3) Penentuan informasi fokus; dan 4) teknik-teknik dan metode-metode”.Berdasarkan pendapat di atas, dapat dinyatakan bahwa dalam hal menyangkut kecepatan membaca ada faktor-faktor yang turut mempengaruhinya, yaitu penguasaan bahasa; keterampilan gerakan mata; penentuan informasi fokus terlebih dahulu; dan menggunakan teknik serta metode yang tepat. Hal ini berarti bahwa, apabila keempat faktor tersebut dapat dikuasai dengan baik, maka informasi yang dibutuhkan dalam bacaan dapat diperoleh dengan cepat dan menjadi pembaca yang tangkas.

Pada umumnya teknik-teknik yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Baca pilih

Yang dimaksud baca pilih (selecting) ialah bahwa pembaca memilih bahan bacaan dan bagian-bagian bacaan yang dianggap relevan atau berisi informasi fokus yang ditentukannya. b. Baca Lompat

Dengan baca lompat (skipping) ialah bahwa pembaca dalam menemukan bagian-bagian yang relevan, melampaui atau melompati bagian-bagian lainnya.

c. Baca Layap

Pembaca dapat mempergunakan teknik baca layap (skimming) yaitu membaca dengan cepat untuk mengetahui isi suatu bacaan atau bagian-bagiannya.

d. Baca Tatap

Pembaca mempergunakan baca tatap (scaning) yaitu membaca dengan cepat dan dengan memusatkan perhatian untuk menemukan bagian bacaan yang berisi informasi fokus itu ditemukan dengan tepat dan dipahami benar. Selain keempat teknik membaca di atas, membaca dapat juga dilakukan dengan metode lain, yaitu : CATU (Cari, Tulis, Kembali Uji) dan metode SURTABAKU (Survey, Tanya, Baca, Katakan, dan Ulang).

Mengukur Kecepatan Membaca

Nurhadi (1987:41) mengatakan bahwa, cara mengukur kecepatan membaca adalah sebagai berikut :

1) Tandailah di mana anda mulai membaca. 2) Bacalah teks tersebut dengan kecepatan yang menurut anda memadai.

3) Tandailah akhir anda membaca (kalimat akhir, bila bacaan itu pendek). Usahakan

mencari bacaan yang berisi 1000-1500 kata saja.

4) Catat waktu mulai anda membaca (jam……,menit…..,detik…..)

5) Catat waktu berakhirnya membaca (jam.….,menit…..,detik…..)

6. Hitung berapa waktu yang anda perlukan dalam detik.

7) Hitung jumlah kata dalam teks yang dibaca. 8) Kalikan jumlah kata dengan bilangan 60 (1 menit = 60 detik) hasil perkalian ini disebut jumlah total.

9) Bagi hasil perkalian tersebut dengan jumlah waktu yang anda perlukan untuk membaca tadi, maka hasilnya adalah “jumlah kata per menit”. Siswa Sekolah Dasar (SD) atau siswa setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) kecepatan membaca sekitar 200 kata per menit. Siswa Menengah Atas (SMA) kecepatan membaca dianggap memadai bila mampu membaca sekitar 250 kata per menit. Untuk mahasiswa sekitar 325 kata per menit, sedangkan mahasiswa Pasca Sarjana dan program Doktor sekita 400 kata per menit. Bagi orang dewasa kecepatan itu bisa turun lagi, dan dianggap memadai pada kecepatan 200 kata per menit. Kecepatan membaca harus diikuti oleh tingkat pemahaman bacaan minimal 50% atau (40%-60%).

Menurut Tampubolon (1986:11) mengatakan, cara mengukur kecepatan membaca adalah sebagai berikut :

Jarak kata yang dapat dibaca x persentase pemahaman isi bacaan

1 menit

Misalnya : Jika yang dibaca per menit 200 kata, dan jawaban yang benar atas pertanyaan isi bacaan 60, maka kemampuan membacanya adalah :

kpm

x

menit

60

%

120

1

200

1 menit Membaca Pemahaman

Menurut Weiner (1985:234) menjelaskan pengertian membaca pemahaman (reading comprehension) sebagai suatu proses yang rumit yang berlangsung dalam diri seseorang yang melakukan kegiatan membaca dengan mendayagunakan segala kapasitas mental yang dimilikinya untuk memperoleh makna (pemahaman) dari bahan yang dibaca.

Berdasarkan kutipan di atas, bahwa untuk memahami suatu bacaan, pertama-tama harus

(5)

Vol. 1, No. 1, August 2018 ISSN 2622-8823

Page | 201 ojs-unita.com

dapat menangkap makna kata, memahami keterkaitan kata-kata dalam bacaan, dan yang terakhir pembaca harus mampu menarik makna dari rangkaian kata, bukan hanya makna kata sendiri-sendiri. J

Penyebab kesukaran dalam memahami bacaan

Menurut Swan (1979:65) mengatakan bahwa, penyebab kesukaran dalam memahami isi bacaan berakar pada kebiasaan membaca yang salah. Selanjutnya dia mengatakan:

Ada siswa yang dalam membaca terlalu banyak memperhatikan butir demi butir informasi tetapi gagal memberi makna kepada teks.

Ada siswa tidak memperhatikan kepada detail-detail. Ia berhasil memahami maksud umun dari teks, tetapi gagal memahami butir-butir tertentu. Dengan demikian, pembaca seperti ini kemungkinan akan mendapat arti yang salah dari sebagian isi bacaan.

Siswa yang imajinatif terutama bila ia mengetahui sesuatu tentang topik atau memiliki pendapat yang begitu kuat tentang suatu topik. Ia akan menafsirkan isi dari segi pengalaman dan pandangannya sendiri. Oleh sebab itu, pembaca seperti ini akan mengalami kesulitan dalam memahami arti, ia sukar membedakan apa yang dikatakan penulis dengan apa yang ia pikirkan dan rasakan mengenai topik yang disajikan penulis.

Kalimat-kalimat panjang yang ruwet biasanya sukar bagi siswa yang sedang belajar membaca, walaupun kosakata yang digunakan cukup dikenal oleh pembaca tersebut. Keruwetan sintaksis akan mengakibatkan siswa tidak dapat memahami pesan yang disampaikan penulis. Penggunaan kata yang berulang-ulang dapat juga menyebabkan kesukaran bagi pembaca. Pengungkapan pokok pikiran yang penting secara tidak langsung, terutama bagi pembaca yang belum mengenal masalah tersebut dengan baik dapat menyebabkan kesukaran bagi pembaca.

Penggunaan kata atau ungkapan yang tidak dikenal oleh pembaca yang dapat menyebabkan dialog yang tidak berjalan lancar.

Kriteria Kemampuan Membaca

Menurut Razak (1994:37) menyebutkan aspek-aspek yang harus dinilai untuk mengukur kemampuan membaca seseorang adalah kalimat atau gagasan utama, kalimat atau gagasan

penjelas, kesimpulan bacaan, dan pesan pengarang khususnya untuk kalimat atau gagasan utama atau gagasan penjelas.

Kalimat utama menurut Razak (1994:13) biasanya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a) Masih bersifat umum, maksudnya adalah kalimat itu harus diperjelas lagi dengan kalimat-kalimat penjelas.

b) Kalimat itu biasanya terletak di awal paragraf walaupun ada kemungkinan terletak di akhir paragraf.

c) Kalimat itu setidak-tidaknya terdiri dari unsur subjek dan unsur predikat.

Kerangka Konseptual

Kegiatan membaca tidak timbul secara alami, ada factor-faktor yang dapat mempengaruhinya yaitu faktor dalam (intern) pembaca dan faktor luar (ekstern) pembaca. Faktor yang berasal dari dalam diri pembaca itu antara lain : tuntutan kebutuhan pembaca, adanya persaingan antar sesamanya, sedangkan faktor yang berasal dari luar pembaca meliputi : tersedianya waktu, tersedianya sarana yang diperlukan oleh pembaca, adanya dorongan dari luar, (guru misalnya), adanya hadiah atau sejenis dalam waktu-waktu tertentu dan sebagainya.

Membaca ada beberapa macam, yaitu membaca teknik, membaca dalam hati, membaca bahasa, membaca pustaka, membaca cepat, dan membaca indah. Dari bermacam-macam membaca tersebut, ada yang bertujuan untuk kelancaran bacaan, menemukan isi bacaan dan merasakan keindahan bacaan, dan sebagainya. Dalam penelitian ini, membaca ditekankan pada bentuk pemahaman bacaan/wacana.

Pertanyaan Penelitian

Yang menjadi pertanyaan penelitian ini adalah adalah “Bagaimanakah kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VI SD Negeri No. 173305 Sipultak Kec. Pagaran tahun pembelajaran 2017/2018?”

III. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode yang berusaha menggambarkan suatu fenomena atau gejala yang terjadi dalam keadaan nyata.

(6)

Vol. 1, No. 1, August 2018 ISSN 2622-8823

Page | 202 ojs-unita.com

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri No. 173305 Sipultak Kec. Pagaran

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI SD Negeri No. 173305 Sipultak Kec. Pagaran Tahun Pembelajaran 2017/2018 berjumlah 20 orang.

Instrumen Penelitian

Alat pengumpul data / instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes yang diberikan pada penelitian ini adalah tes obyektif, yang berbentuk pilihan berganda, dengan jumlah soal 10 pertanyaan yang menggunakan 4 pilihan yaitu a, b, c, dan d.

Teknik Analisis Data

Rumus yang digunakan adalah rumus yang dikemukakan Gulo (2001:19) yaitu :

IV. PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Analisis Data Penelitian

Untuk menghitung nilai akhir siswa digunakan rumus :

100

x

al

skormaksim

peroleh

skoryangdi

NilaiAkhir

Nilai rata-rata kemampuan membaca pemahaman siswa adalah sebagai berikut :

fi

fixi

x

20

1440

= 72

Kemampuan siswa kelas VI SD Negeri No. 173305 Sipultak Kec. Pagaran tahun pembelajaran 2017/2018 dalam membaca pemahaman berada pada kategori baik (B).

Hasil Penelitian

Dari persentase yang diperoleh dari 20 orang siswa yang dijadikan sampel penelitian ini diperoleh nilai rata-rata sebesar 72%, maka persentase tersebut jika dikonsultasikan dengan kriteria yang telah ditetapkan Arikunto berada pada rentangan nilai 70 – 79 berada pada kategori baik (B).

V. KESIMPULAN

Kesimpulan penelitian ini adalah :

1) Nilai rata-rata dari kemampuan siswa membaca pemahaman adalah 72. Apabila dianalisis secara kualitatif maka kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VI SD Negeri No. 173305 Sipultak Kec. Pagaran Tahun Pembelajaran 2017/2018 berada pada kategori baik

2) Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90 dan terendah adalah 40.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta :Rineka Cipta.

[2] Harjasujana, Slamet. 1988. Materi Pokok Membaca. Jakarta : Penerbit Karunika.

[3] Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Ende Flores : Nusa Indah.

[4] Nugroho Oka.1983. Pengantar Membaca dan Pengajarannya. Surabaya : Penerbit Usaha Nasional. [5] Nurhadi.1987. Membaca Cepat dan

Efektif. Bandung : CV.Sinar Baru. Poerwadarminta, W.J.S. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

[6] Razak, Abdul. 1994. Kemampuan Membaca,Pengantar Teori dan Praktik.Jakarta : Yudistira.

[7] Sudjana.2002. Metode Statistika. Bandung :

[8] Tarsito Surakhmad, Winarno.

2001.Pangantar Ilmiah Dasar metode dan Teknik.Bandung :

Tarsito.

[9] Tampubolon, D.P.1990. Kemampuan Membaca : Teknik Membaca Efektif dan Efesien. Bandung : Angkasa.

(7)

Vol. 1, No. 1, August 2018 ISSN 2622-8823

Page | 203 ojs-unita.com

[10] Tarigan,H.G.1991. Membaca Ekspresif. Bandung : Angkasa.

[11] ________. 1996.Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

[12] Wahyu, N.1994. Metode Penelitian. Bandung : Remaja Rosdakana.

Referensi

Dokumen terkait

Merujuk pada kedua penelitian tersebut dapat dilihat bahwa penelitian pertama menggunakan empat variabel bauran pemasaran jasa, padahal menurut Lupiyoadi (2001), dalam

Usulan Teknis dinyatakan memenuhi syarat (lulus) apabila mendapat nilai minimal 70 (tujuh puluh), peserta yang dinyatakan lulus akan dilanjutkan pada proses penilaian penawaran

.هتياو يو هسفن سيل ىاخا ناكم ي عقت ةناحا كانه رصم ي تاياو نم ةياو ناك صاخإاو ةءورماو ةيحضتلاو ةعاجشلا اهنم ةعونتما قاخأا تابح عيبي ةناحا نإ .ارماع لطرلاب

Value Added Capital Employed merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya berupa capital asset yang jika dikelola dengan baik dapat meningkatkan kinerja

Kesimpulan dari penelitian ini adalah memiliki hubungan terhadap harga saham, Rasio Profitabilitas menunjukan bahwa Ho diterima berarti tidak ada pengaruh yang signifikan

[r]

Sumber hukum penggunaan meterai atas dokumen di UKSW mengacu pada UUBM dan peraturan pelaksanaannya, sehingga kebiasaan penggunaan meterai pada dokumen (nota,

Beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa puasa dapat meningkatkan HDL (high density lipoprotein atau kolestrol baik) dan menurunkan lemak