HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI KODE ETIK DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI 41 PALEMBANG
Ahmadil*)
Mahasiswa
Hj. Manisah**)
Dosen Sekolah Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Universitas Tridinanti Palembang Jl. Kapten Marzuki No.2446 Kamboja Palembang Telp. 0711-372164-360717,
Fax. 0711-360725 Wab site : www/mm-utp.com E-mail : [email protected] Kata kunci : Implementasi kode etik, budaya organisasi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hubungan antara (1) imlementasi kode etik dengan kinerja guru, (2) budaya organisasi dengan kinerja guru, dan (3) imlementasi kode etik dan budaya organisasi dengan kinerja guru.
Hipotesis yang diuji adalah : terdapat hubungan positif antara imlementasi kode etik dan budaya organisasi secara bersama - sama dengan kinerja guru.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Populasi target dalam penelitian adalah 48 orang guru SMP Negeri 41 Palembang, sedangkan jumlah responden ujicoba 18 orang guru dan sampel penelitian sebanyak 30 orang guru, dengan menggunakan teknik sampel jenuh.
Dari hasil penelitian diperoleh koefisien korelasi (r) untuk variabel imlementasi kode etik (X1) dengan kinerja guru (Y) sebesar 0,536 dan
koefisien determinasi (R2) sebesar 0,287 dengan tingkat signifikansi
sebesar 5 %, koefisien korelasi (r) untuk variabel budaya organisasi (X2)
dengan kinerja guru (Y) sebesar 0,384 dan koefisien determinasi (R2)
sebesar 0,547 dengan tingkat signifikansi sebesar 5 %, sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,345, nilai ini dapat ditafsirkan bahwa
besarnya persentase hubungan antara variabel imlementasi kode etik dan budaya organisasi secara bersama - sama dengan kinerja guru adalah 34,50 %. Dengan kata lain kontribusi efektif imlementasi kode etik dan budaya organisasi dengan kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang adalah sebesar 34,50 % sedangkan selebihnya 65,50 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Dari hasil pengolahan data diperoleh koefisien regresi untuk variabel imlementasi kode etik (X!) sebesar 0,298 dengan tingkat signifikansi
sebesar 5 %, koefisien regresi untuk variabel budaya organisasi (X2)
sebesar 0,545 dengan tingkat signifikansi sebesar 5 %, sehingga persamaan regresi berganda penelitian ini adalah :
Ŷ = 15,901 + 0,298X1 + 0,545X2 + e
Implementasinya adalah agar pihak pimpinan SMP Negeri 41 Palembang secara terus menerus meningkatkan imlementasi kode etik dan budaya organisasi, sehingga dengan kesadaran diri mereka bersama - sama untuk selalu berusaha mencapai tujuan.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat kompleks, karena menyangkut dan melibatkan peran serta keluarga, sekolah dan masyarakat. Salah satu tujuan negara Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, pemerintah mengusahakan suatu sistem pendidikan yang disebut Sistem Pendidikan Nasional, seperti yang tercantum dalam pasal 31 ayat 3 Undang - Undang Dasar 1945 yang berbunyi : Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang - undang. Undang - undang yang dimaksud adalah Undang - Undang no. 2 tahun 1989, yang diperbaharui dengan Undang - Undang no. 20 tahun 2003.
Upaya untuk mencapai tujuan tersebut merupakan tugas besar dan berjangka waktu panjang, karena menyangkut masalah pendidikan bangsa. Pendidikan merupakan suatu sistem, oleh karena itu hasil pendidikan sangat tergantung pada komponen - komponen pendidikan itu sendiri. Apabila salah satu komponennya tidak berfungsi atau tidak difungsikan dengan baik, maka hasilnya tidak akan maksimal seperti yang diharapkan.
Salah satu komponen yang ada didalam sistem pendidikan adalah kode etik guru. Untuk mencapai hasil pendidikan yang baik, guru harus memiliki kode etik yang baik dan terarah. Pendidikan yang baik dan terarah, hanya mungkin dapat dilaksanakan oleh tenaga kependidikan atau guru yang bermoral dan berakhlak.
Dalam rangka peningkatan kinerja, tidak kalah pentingnya yaitu faktor kode etik. Kode etik guru mempengaruhi kinerja para guru, karena hakikat kode etik guru adalah sikap dan perbuatan untuk menyesuaikan diri dengan tata tertib organisasi. Terwujudnya kode etik guru tentu akan berpengaruh terhadap seluruh rangkaian kegiatan yang diharapkan. Melalui kode etik guru dapat pula ditentukan ke arah mana setiap kegiatan menuju sasaran dan tujuan organisasi. Sementara tidak akan tercapai tujuan suatu organisasi tanpa kode etik. Kode etik ; seperti guru mematuhi dan dapat memelihara dirinya terhadap tata tertib, peraturan - peraturan organisasi, guru mentaati semua pedoman kerja, memenuhi standar kerja, mencegah orang lain melakukan tindakan serupa, mempertahankan standar kelompok secara konsisten dan efektif, akan sangat mendukung efektivitas dan efisiensi organisasi.
Berdasarkan hal - hal tersebut diatas, maka kode etik guru harus ditingkatkan dan dikembangkan dengan berbagai upaya, antara lain melalui pendidikan, pelatihan, program – program penataran, seminar, lokakarya, penyediaan sarana komunikasi ilmiah dan pembinaan teknis yang dilakukan secara berkesinambungan di sekolah dan melalui wadah pembinaan profesional.
Dalam rangka peningkatan kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang, perlu dilakukan telaah faktor - faktor penyebab belum optimalnya kinerja guru tersebut.
Kinerja guru dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kondisi kerja, kebijakan, hubungan kerja, budaya organisasi. Faktor - faktor tersebut dalam implementasinya di setiap organisasi, berbeda - beda. Oleh karena itu, penulis berasumsi bahwa kondisi kerja, hubungan kerja, kode etik dan budaya organisasi berpengaruh dengan kinerja guru. Kondisi kerja yang nyaman, kebijakan lembaga tentang berbagai hal apakah menguntungkan atau merugikan guru. Seperti yang telah dijelaskan di atas, salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah budaya organisasi. Budaya organisasi merupakan sistem nilai dan keyakinan bersama yang dianut oleh para anggota organisasi yang menentukan sebagian besar cara mereka bertindak. Dengan demikian, budaya organisasi merupakan faktor eksternal yang mendorong atau dapat menghambat kinerja guru. Budaya tertib, budaya efektif, budaya mutu, budaya kebersamaan, merupakan elemen - elemen budaya organisasi yang harus tumbuh dan berkembang di dalam internal lembaga. Oleh karena itu, dalam rangka peningkatan kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang perlu dipermasalahkan seberapa besar hubungan budaya organisasi dengan kinerja guru ?
Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) ditempuh melalui peningkatan mutu dan relevasi pendidikan. Dalam hal ini pemerintah menetapkan 4 (empat) strategi dasar pendidikan yaitu pemerataan kesempatan, toleransi, kualitas dan efesiensi. Adapun peningkatan mutu lulusan sekolah dilaksanakan melalui program konsolidasi yang pada dasarnya bertujuan sebagai upaya meningkatkan serta memantapkan mutu sekolah berikut aspek - aspek penunjangya. Konsolidasi dilakukan melalui beberapa cara atau kegiatan yang salah satu diantaranya adalah melakukan peningkatan kualitas guru. Menurut Walinono (1987) kualitas pendidikan yang paling mendasar tergantung pada kemampuan guru, tertib administrasi, proses belajar mengajar yang sesuai dengan petunjuk, adanya sarana prasarana disamping faktor lingkungan.
Guru merupakan kunci utama dalam meningkatkan mutu pendidikan sehingga untuk mewujudkannya harus didukung oleh guru - guru yang professional
dan dapat diandalkan. Dunia pendidikan tidak akan mengalami perubahan apapun sepanjang para guru tidak ada kode etik, tidak adaptif, dan antipatif terhadap perubahan.
Permasalahan utama mengenai kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks dan pembenahan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam hal ini adalah kualitas guru dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kode etik dan budaya organisasi dari guru itu sendiri. Peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk penerapan manajemen sumber daya manusia yang strategi terhadap keterampilan, kompetensi, iklim kerja, pengembangan dan manajemen pengorganisasian sumber daya manusia untuk meningkatkan kinerja. Selain itu peningkatan kinerja guru sangat dipengaruhi oleh implementasi kode etik dan budaya organisasi.
Dalam proses belajar mengajar tak jarang kita dapatkan siswa - siswa yang mengalami kesulitan dalam belajarnya yang berpengaruh pada prestasi belajar mereka. Kesulitan - kesulitan belajar tersebut sesungguhnya dapat diatasi apabila guru mempunyai kemampuan secara profesioanal. Di dalam proses belajar mengajar guru tidak hanya memberikan bahan pelajaran kepada siswa tetapi juga mendidik. Untuk itu disamping mengajar guru juga harus memperhatikan perkembangan belajar setiap siswa.
Dengan adanya hubungan antara implementasi kode etik guru dan budaya organisasi , diharapkan akan menghasilkan kinerja yang baik bagi guru. Kinerja yang baik merupakan kondisi yang terarah dalam mencapai tujuan organisasi. Guru akan mampu mencapai kinerja maksimal jika guru tersebut memiliki motif berprestasi tinggi. Motif tersebut harus berasal dari diri sendiri selain dari lingkungan kerja.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana terurai di atas, maka dalam rangka peningkatan kinerja guru di SMP Negeri 41 Palembang, dapat diidentifikasi / dikenali masalahnya sebagai berikut :
1. Belum optimalnya pemahaman terhadap implementasi kode etik guru dalam mendukung terwujudnya kinerja guru di SMP Negeri 41 Palembang.
2. Budaya organisasi di SMP Negeri 41 Palembang yang belum sepenuhnya mendukung terwujudnya kinerja guru.
3. Dalam berbudaya organisasi para guru sering melupakan implementasi kode etik yang mereka dapatkan pada saat pelatihan sehingga kinerja guru belum optimal. 4. Untuk meningkatkan kode etik guru para guru perlu diberikan pelatihan lanjutan
tentang etika dan budaya organisasi.
5. Dengan rendahnya implementasi kode etik dan budaya organisasi sering menimbulkan kinerja yang kurang baik.
C. Pembatasan Masalah
Disebabkan adanya keterbatasan - keterbatasan dalam diri penulis, baik menyangkut kemampuan, waktu, tenaga, maupun dana, dan agar penelitian ini lebih terfokus, maka dari beberapa masalah yang telah teridentifikasi di atas, penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti, yaitu hubungan antara implementasi kode etik dan budaya organisasi dengan kinerja guru di SMP Negeri 41 Palembang.
D. Perumusan Masalah
Sesuai pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan dianataranya : Apakah terdapat hubungan antara
implementasi kode etik dan budaya organisasi secara bersama - sama dengan kinerja guru di SMP Negeri 41 Palembang ?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah penelitian sebagaimana terurai di atas, tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara kode etik dan budaya organisasi dengan kinerja guru di SMP Negeri 41 Palembang. Secara operasional dan spesifik, tujuan penelitian ini dapat dirumuskan untuk mengetahui hubungan antara implementasi kode etik dan budaya organisasi secara bersama - sama dengan kinerja guru di SMP Negeri 41 Palembang ?
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian tentang hubungan antara implementasi kode etik dan budaya organisasi dengan kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang ini direncanakan dan dilakukan pada bulan Desember 2008 sampai dengan Maret 2009. Pelaksanaan penelitian dilakukan di SMP Negeri 41 Palembang.
B. Teknik Analisis Data
1. Uji Persyaratan Analisis Data
a. Uji Normalitas
Dengan pertimbangan bahwa data penelitian diolah dengan statistik parametris, maka sesuai pendapat Singgih Santoso (2001 : h. 96) bahwa salah satu konsep penting dalam statistik inferensi adalah apakah sampel yang telah diambil berasal dari populasi yang sama (populasi data berdistribusi normal), dan sample - sampel itu mempunyai varians yang sama (homogen), maka perlu uji normalitas, homogenitas dan linearitas.
Pendapat berikutnya dikemukakan oleh Suparman (1995 : h. 107) bahwa uji normalitas berhubungan dengan kecukupan proporsi jumlah sampel. Hampir semua data penelitian dengan pengambilan sampel yang cukup memadai akan mempunyai distribusi normal dan homogen.
Menurut Arikunto (1997 : h. 282) sebelum menganalisis data, ada satu pekerjaan penting sekali, tetapi sering tidak diketahui oleh para calon sarjana dalam menyusun skripsi. Pekerjaan tersebut yaitu penentuan teknik analisis data. Apabila teknik analisis data yang akan digunakan statistik parametris, maka perlu dipastikan terlebih dahulu apakah data tersebut berdistribusi normal.
Lebih jauh dikemukakan Arikunto (1997 : h. 283) pengujian persyaratan normal tersebut harus terlebih dahulu diperiksa, dan satu diantara persyaratan uji normalitas data tersebut, sampel berasal dari satu populasi dan diperkirakan sama (homogen). Karenanya, disamping uji normalitas juga harus dilakukan uji homogenitas dan linearitas.
Untuk melakukan uji normalitas distribusi data, menurut Santoso (2004 : h. 36) dapat digunakan uji
Kolmogorof-Smirnov
dari program SPSS. Normalitas distribusi data dihitung dengan cara membandingkan nilaiAsymtotic Significance
yang diperoleh dengan nilai α = 0.05. Apabila Asymp. Sig. > α = 0.05, maka data dinyatakan normal.
b. Uji Homogenitas
Sebagai salah satu persyaratan untuk melakukan analisis data dengan menggunakan analisis regresi, data perlu diuji homogenitasnya. Uji homogenitas ini
perlu untuk memastikan apakah data tersebut berasal dari populasi yang homogen. Pengujian homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Chi - Square dengan menetapkan signifikansi 5% (α = 0.05). Interpretasi homogenitas data dihitung berdasarkan nilai
Asymtotic Significance
yang diperoleh. Jika asymp. sig. > α = 0.05, maka data dinyatakan homogen.c. Uji Linearitas
Uji linearitas dipergunakan untuk mengetahui apakah regresi yang diperoleh "berarti" apabila dipergunakan untuk membuat kesimpulan antar variabel yang sedang dianalisis. Pengujian linearitas variabel bebas dengan variabel terikat dilakukan dengan menggunakan
One-way Anova
program SPSS. Pengujian linearitas menggunakan taraf siginikansi 5 % (α = 0.05). Interpretasi data dilakukan dengan ketentuan jika signifikansi F-hitung > 0,05, maka variabel bebas dengan variabelterikat tersebut mempunyai hubungan yang linear.
2. Analisis Data
Dalam rangka menganalisis data penelitian dipergunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial.
a. Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif dipilih dan dipergunakan dengan maksud untuk menggambarkan karakteristik penyebaran skor setiap variabel dengan menghitung rata-rata, median, simpangan baku, skor tertinggi, skor terendah, serta visualisasi data berupa grafik dan tabel.
b. Analisis Inferensial
Statistik inferensial sering disebut juga statistik induktif atau statistik probabilitas adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Jadi statistik jenis ini memberlakukan populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang. Berikut adalah hubungan dari berbagai keadaan dari pokok bahasan yang dilihat secara analisis korelasi dan determinasinya :
a. Analisis Korelasi (r)
Pada kasus diatas, tujuan penelitian adalah mencari hubungan antara kode etik dan budaya organisasi dengan kinerja guru. Oleh karena itu besaran yang akan dianalisis adalah korelasi (r), Regresi linear sederhana, dan regresi linear berganda serta pengujian statistiknya. Korelasi adalah salah satu teknik statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam hal ini tidak ditentukan variabel mana yang mempengaruhi variabel yang lainnya. Nilai koefisien korelasi berkisar antar -1 dan 1. Semakin mendekati satu nilai absolut koefisien korelasi maka hubungan antara variabel tersebut semakin kuat, sedangkan semakin kecil (mendekati nol) nilai absolute koefisien korelasi maka hubungan antara variabel tersebut semakin lemah. Tanda positif atau negatif menunjukkan arah hubungan.
Kuat atau lemahnya korelasi antara variabel tidak ada ukuran yang pasti. Menurut Young (1982 : h. 317), ukuran korelasi diterjemahkan sebagai berikut
1). 0,70 - 1,00 (baik positif atau minum) menunjukkan adanya derajat asosiasi yang tinggi.
2). 0,40 - 0,70 (baik positif atau minum) menunjukkan hubungan yang subtansial. 3). 0,20 - 0,40 (baik positif atau minum) menunjukkan adanya korelasi yang
rendah
b. Koefisien Determinasi (R2)
Untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat, maka perlu diketahui nilai koefisien determinasi atau penentuan nilai R² ini berkisar antara 0 – 1, semakin mendekati 1 nilai R² tersebut berarti semakin besar variabel independent (X) mampu menerangkan variabel dependent (Y). Analisis terhadap nilai R-
square
(R2) ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana keduavariabel bebas (X) dapat menerangkan hubungan perubahan variabel terikat (Y), dilakukan dengan program komputer SPSS’
c. Analisis Korelasi
Hubungan variabel implementasi kode etik dan budaya organisasi dengan kinerja guru dengan rumus sebagai berikut ;
Ŷ = a + b1 X1 + b2X2 + e
di mana :
Ŷ = variabel kinerja guru X1 = Variabel kode etik
X2 = Variabel budaya organisasi
a = intersep atau konstanta b1 & b2 = koefisien regresi (slop)
e =
standart error of the estimate
.G. Pengujian Hipotesis Statistik.
Formulasi Hipotesis
Ho : Tidak terdapat hubungan antara implementasi kode etik dan budaya
organisasi secara bersama - sama dengan kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang.
Ha : Terdapat hubungan implementasi kode etik dan budaya organisasi secara bersama - sama dengan kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang. Untuk hipotesis ini dipergunakan Uji F dengan ketentuan :
Ho diterima jika : signifikansi
F-hitung > 0,05
Ha diterima jika : signifikansi
F-hitung ≤ 0,05
HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI A. Uji Instrumen
1. Uji Validitas
Dalam melakukan analisis data dan guna membahas pernyataan, maka langkah pertama adalah dengan menguji validitas yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur konstruk yang akan diukur melalui pengujian item homogenitas yang dilakukan dengan uji validitas. Untuk pernyataan yang digunakan dalam mengukur suatu variabel, pengujian skor item homogenitas dari item menunjukkan bahwa skor pernyataan - pernyataan dalam variabel kinerja guru, implementasi kode etik dan budaya organisasi mempunyai instrumen yang valid.
Teknik korelasi untuk menentukan validitas item sampai sekarang masih yang paling banyak digunakan. Selanjutnya pengujian validitas tiap butir pernyataan digunakan analisa item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir pernyataan dengan skor total yang merupakan jumlah skor tiap butir pernyataan. Item yang mempunyai korelasi positif dengan kreterium (skor total) serta korelasi yang tinggi menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas pula. Korelasi yang digunakan adalah
pearson correlation
, dimana syarat minimum adalah r = 0,468, jadi korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,468 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.Berdasarkan data yang terkumpul dari 30 responden dari tiap variabel yang diteliti yaitu dari hasil uji validitas tersebut ternyata koefisien korelasi semua butir skor total diatas 0,468 sehingga semua butir pertanyaan variabel kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang dengan 15 butir pernyataan dinyatakan
valid
.Dari hasil uji validitas tersebut ternyata koefisien korelasi semua butir skor total diatas 0,468 sehingga semua butir pernyataan variabel budaya organisasi dengan 23 butir pernyataan dinyatakan
valid
.Dengan demikian berdasarkan uji validitas dari ketiga variabel dapat dikatakan bahwa alat ukur yang digunakan
valid
.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah ukuran konsisten instrumen penelitian, instrumen dinyatakan reliabel jika alat ukur yang digunakan aman karena bekerja dengan baik pada waktu dan kondisi yang berbeda, sedangkan hasil pengujian reliabelitas menunjukkan bahwa seluruh item yaitu 62 pernyataan yang dibuat dengan metoda belah dua ganjil dan genap untuk masing - masing variabel kinerja guru 15 pernyataan, kode etik 24 pernyataan dan budaya organisasi 23 pernyataan adalah reliabel dengan nilai
Alpha Cronbach.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa r
Alpha
Cronbach
bertanda positif dan lebih besar dari r tabel. Dengan demikian setiappernyataan untuk semua variabel yang sudah valid adalah reliabel.
B. Analisis Deksriptif
1. Analisis Statistik Deksriptif
Variabel penelitian terdiri dari satu variabel terikat ( Y ) dan dua variabel bebas (X1 dan X2 ). Variabel terikat (Y) adalah kinerja guru SMP Negeri 41
Palembang, sedangkan variabel bebas pertama (X1) adalah implementasi kode etik
dan variabel bebas kedua (X2) adalah budaya organisasi. Jumlah subjek penelitian
yang dianalisis sebanyak 30 responden. Berikut ini diskripsi tentang variabel terikat (kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang) dan variabel bebas (implementasi kode etik dan budaya organisasi) berdasarkan data yang dikumpulkan melalui instrumen penelitian maka dapat dilihat secara terperinci dan berturut - turut nilai skor terendah, nilai skor tertinggi, nilai rata - rata, simpangan baku, median dan modusnya pada tabel distribusi frekuensi berikut ini:
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Variabel (Statistics)
Kinerja Kode Budaya
N Valid 30 30 30
Missing 0 0 0
Mean 65.7333 102.6000 101.0333
Std. Error of Mean 1.07097 1.66961 1.39002 Median 66.3333(a) 102.0000(a) 103.0000(a)
Mode 72.00 101.00 103.00(b) Std. Deviation 5.86594 9.14481 7.61343 Variance 34.409 83.628 57.964 Skewness -.413 .040 -.491 Std. Error of Skewness .427 .427 .427 Kurtosis -.836 -.922 -1.005 Std. Error of Kurtosis .833 .833 .833 Range 21.00 31.00 26.00 Minimum 54.00 86.00 84.00 Maximum 75.00 117.00 110.00 Sum 1972.00 3078.00 3031.00
a. Variabel Kinerja guru (Y)
Untuk lebih jelasnya tentang distribusi frekuensi variabel kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang.
Dari data yang terkumpul setelah diolah tentang data kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang melalui instrumen yang diberikan kepada 30 responden dengan 15 pernyataan, maka diperoleh skor terendah 54 dan skor tertinggi 75, kemudian dari data yang terkumpul setelah diolah maka menghasilkan nilai rata - rata (mean) untuk variabel kinerja guru (Y) adalah 65,7333 : simpangan baku : 5,86594 ; median : 66,3333 ; dan untuk modus : 72,00. Dari data tersebut menunjukkan bahwa rata – rata hitung mean, median dan modus tidak jauh berbeda. Hal ini menggambarkan bahwa distribusi frekuensi variabel kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang sebaran datanya cendrung berdistribusi normal, karena kemencengannya kekanan.
b. Variabel Implementasi Kode Etik (X1)
Untuk lebih jelasnya tentang distribusi frekuensi variabel implementasi kode etik guru SMP Negeri 41 Palembang.
Untuk mengetahui deskripsi data variabel implementasi kode etik guru SMP Negeri 41 Palembang peneliti berupaya mengumpulkan data tentang kode etik (X1)
terhadap 30 responden dengan 24 pernyataan, setelah dilakukan pengolahan data tersebut, maka diperoleh skor terendah 86 dan skor tertinggi 117, kemudian dari data yang terkumpul setelah diolah maka menghasilkan nilai rata - rata (mean) 102,6000, simpangan baku 10,14481 ; median 102,0000, dan modus 101,00. Dari data tersebut menunjukkan bahwa rata – rata hitung (mean), median dan modus tidak jauh berbeda. Hal ini menggambarkan bahwa distribusi frekuensi variabel implementasi kode etik kerja guru SMP Negeri 41 Palembang sebaran datanya cendrung berdistribusi normal.
c. Variabel Budaya Oraganisasi (X2)
Untuk mengetahui deskriptif data variabel budaya organisasi guru SMP Negeri 41 Palembang.
Hasil pengolahan data tentang variabel budaya organisasi guru SMP Negeri 41 Palembang (X2) yang diperoleh melalui instrumen yang diberikan kepada 30
responden sebanyak 23 butir pernyataan, ternyata hasilnya menunjukkan bahwa skor terendah 84 dan skor tertinggi 110 .Kemudian data yang terkumpul diolah maka menghasilkan nilai rata – rata (mean) 101,0333, simpangan baku 7,96343, median 103,0000 , dan modus 103,00. Data tersebut menunjukkan bahwa rata – rata hitung (mean), median dan modus tidak jauh berbeda. Hal ini menggambarkan bahwa distribusi frekuensi variabel budaya organisasi guru SMP Negeri 41 Palembang sebaran datanya cendrung berdistribusi normal, karena kemencengan kurva cenderung kekanan.
2. Analisis Butir Instrumen
Setelah dilakukannya analisis statistik deskriptif maka akan dilanjutkan dengan menganalisis butir instrumen dengan maksud untuk menghasilkan dan mendukung penelitian yang baik dari masing - masing variabel
.
Interpretasi data analisis butir instrumen untuk variabel Y mempunyai nilai rata - rata diatas 3,8 dan mendekati nilai maksimum 5 yaitu 4,8, berarti semua item pernyataan pada variabel kinerja guru ini sudah sangat baik, diusahakan untuk dipertahankan bahkan ditingkatkan oleh kepala sekolah, karena sudah sangat baik dan sesuai dengan responden
Interpretasi data nilai minimum dan maksimum variabel kinerja guru (Y) didapat nilai rata-ratanya 3,5 yang terendah dan tertinggi 4,5 , nilai ini tidak jauh beda dengan nilai rata-rata analisis butir instrumen, jadi kepala sekolah diharapkan mampu mempertahankan dan bahkan meningkatkan keadaan ini Interpretasi data analisis butir instrumen dimuka untuk variabel X1 mempunyai
nilai diatas 3,8, berarti variabel ini sudah baik dan kepala sekolah harus mampu mengusahakan untuk mempertahankan bahkan meningkatkan kondisi ini. walaupun nilai terendah 3,8, menunjukkan ada beberapa pernyataan perlu adanya peningkatan dan perhatian khusus, pada prinsipnya sudah baik.
Interpretasi data nilai minimum dan maksimum variabel X1 didapat nilai rata
-ratanya 3,5 yang terendah dan tertinggi 4,5 , nilai ini tidak jauh beda dengan nilai rata - rata analisis butir instrumen, jadi tetap dipertahankan dan bahkan ditingkatkan karena beberapa pernyataan instrumen masih baik yang seharusnya sangat baik.
Interpretasi data analisis butir instrumen dimuka untuk variabel X2 mempunyai
nilai diatas 4 bahkan ada beberapa pernyataan mempunyai nilai sempurna 5, Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah sudah melakukan pembinaan pada bawahannya untuk berbudaya dalam berorganisasi sudah baik sekali.
Interpretasi data nilai minimum dan maksimum variabel X2 didapat nilai
rata-ratanya 4 yang terendah dan tertinggi 4,5 , nilai ini tidak jauh beda dengan nilai rata-rata analisis butir instrumen, jadi sama dengan halnya pada pernyataaan diatas yaitu kepala sekolah harus tetap mempertahankan keadaan yang telah ada.
C. Teknik Analisa Data
1. Uji Persyaratan Analisa Data a. Uji Normalitas
Uji normalitas dipergunakan untuk melihat apakah sebaran data hasil penelitian terdistribusi secara normal atau tidak.
b. Uji Homogenitas.
Sebagai salah satu persyaratan untuk melakukan analisis data terhadap jumlah responden sebanyak 30 orang dengan menggunakan analisis regresi, data perlu diuji homogenitasnya. Uji homogenitas ini perlu untuk memastikan apakah data tersebut berasal dari populasi yang homogen. Pengujian homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Uji Chi-Square dengan menetapkan
signifikansi 5 % (α = 0.05). Interpretasi homogenitas data dihitung berdasarkan nilai
Asymtotic Significance
yang diperoleh. Jika Asymp. Sig. > 0.05, maka data dinyatakan homogen, seperti pada tabel berikut.Tabel 2. Hasil Uji Homogenitas
Kinerja
Guru Kode Etik Organisasi Budaya
Chi-Square(a,b,c) 21.133 15.733 21.200
df 12 13 11
Asymp. Sig. .348 .264 .531
Interprestasi
Output
: Karena nilaiAsymp. Sign.
untuk ketiga variabel (Y, X1, X2)diperoleh masing - masing sebesar 0,348 ; 0,264 ; 0,531 diatas nilai α = 0,05 maka disimpulkan bahwa data populasi memiliki varians homogen.
c. Uji Linearitas
Uji linearitas dipergunakan untuk mengetahui apakah regresi yang diperoleh "berarti" apabila jumlah responden sebanyak 30 orang dipergunakan untuk membuat kesimpulan antar variabel yang sedang dianalisis. Pengujian linearitas variabel bebas dengan variabel terikat dilakukan dengan menggunakan
One-way
Anova program SPSS. Pengujian linearitas menggunakan taraf siginikansi 5 % (α = 0.05). Interpretasi data dilakukan dengan ketentuan jika Sign. F-hitung > 0,05, makavariabel bebas dengan variabel terikat tersebut mempunyai hubungan yang linear. Tabel 3. Hasil Uji Linearitas Variabel X1 dengan Y
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Kinerja * Kode Etik Between Groups (Combined) 565.438 13 43.495 1.609 .182 Linearity 286.666 1 286.666 10.607 .005 Deviation from Linearity 278.772 12 23.231 .860 .598 Within Groups 432.429 16 27.027 Total 997.867 29
Tabel 4. Hasil Uji Linearitas Variabel X2 dengan Y
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Kinerja * Budaya Organisasi Between Groups (Combined) 498.033 11 45.276 1.630 .172 Linearity 146.845 1 146.845 5.288 .034 Deviation from Linearity 351.189 10 35.119 1.265 .319 Within Groups 499.833 18 27.769 Total 997.867 29
Interpetasi dari tabel diatas :
Nilai
Sign.
pada barisDeviation from Linearity
pada kedua tabel ANOVA diatas diperoleh masing - masing sebesar 0,698 dan 0,319 keduanya lebih besar dari α sebesar 5 %, maka Ho diterima artinya variabel Y dengan variabel X1 mempunyaihubungan yang linier dan variabel Y dengan variabel X2 juga mempunyai hubungan
yang linier.
2. Analisis Statistik Inferensial
Setelah dilakukan analisis statistik deskriptif melalui pengujian persyaratan analitis, kemudian dilanjutkan analisis statistik inferensial dengan menggunakan teknik analisis korelasi, analisis regresi linier, koefisien determinasi dan analisis varians (Anova).
3. Analisis Korelasi dan Koefisien Determinasi
Dengan memperhatikan tabel 5 berikut kita dapat melihat hubungan dari ketiga variabel yang kita inginkan :
Tabel 5. Korelasi Antar Variabel
Kinerja Guru Kode Etik Budaya Organisasi
Kinerja Guru Pearson Correlation 1 .536(**) .684(**) Sig. (2-tailed) . .002 .000 N 30 30 30 Kode Etik Pearson Correlation .536(**) 1 .587(*) Sig. (2-tailed) .002 . .001 N 30 30 30 Budaya Organisasi Pearson Correlation .684(**) .587(*) 1 Sig. (2-tailed) .000 .001 . N 30 30 30
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Interpretasi dari tabel diatas adalah :
Korelasi antara implementasi kode etik (X1) dengan kinerja guru (Y) adalah
sebesar 0,536. Artinya hubungan antara implementasi kode etik (X1) dengan
kinerja guru (Y) cukup kuat dan bersifat positif (searah). Jika skor implementasi kode etik naik maka skor kinerja guru juga akan meningkat, begitu juga sebaliknya.
Sedangkan korelasi antara budaya organisasi (X2) dengan kinerja guru (Y)
adalah sebesar 0,684. Artinya hubungan antara budaya organisasi (X2) dengan
kinerja guru (Y) kuat dan bersifat positif (searah). Jika skor budaya organisasi naik maka skor kinerja guru juga akan meningkat, begitu juga sebaliknya.
= Regresi Linear Berganda (RLB) Hubungan antara Implementasi Kode Etik (X1)
dan Budaya Organisasi (X2) dengan Kinerja Guru (Y).
Tabel 6. Variables Entered/Removed(b) X1 dan X2 dengan Y
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 budaya organisasi, kode etik(a) . Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: Kinerja
Tabel 7. Analisis Korelasi & Koefisien Determinasi Variabel X1 & X2 dengan Y Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .587(a) .345 .296 10.92103
a Predictors: (Constant), Budaya Organisasi, Kode Etik
Tabel 8. Coefficients(a) X
1dan X
2dengan Y
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 15.901 13.979 1.138 .265
Kode Etik .298 .104 .464 2.853 .008
Budaya Organisasi .545 .094 .250 1.539 .035
Analisis
output
diatas adalah : Variabel
entered
menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang dikeluarkan, atau dengan kata lain kedua variabel bebas dimasukkan dalam perhitungan regresi. Dari tabel analisis korelasi dan koefisien determinasi Variabel X1 dan X2 denganY, didapat nilai analisis korelasi (r) sebesar 0,587 yang berarti terdapat hubungan positif, nyata dan searah.
Koefien Determinasi (R2) adalah 0,345. Hal ini berarti 34,50 % variasi nilai skor variabel kinerja guru bisa dijelaskan secara bersama - sama oleh implementasi kode etik dan budaya organisasi dalam model regresi. Sisanya 65,50 % dijelaskan oleh faktor lain (e).
Standard Error of the Estimate
adalah 10,92103 lebih kecil dari standar deviasikinerja guru (10,13835), maka model regresi lebih bagus dalam bertindak sebagai
predictor
kode etik dan budaya organisasi dari pada rata - rata skor kinerja guru itu sendiri. Dari tabel
analisis
regresi didapat persamaan regresi yaitu : Ŷ = 15,901+0,298X1+0,545X2 + edimana :
- Konstanta sebesar 15,901 menyatakan bahwa jika mengabaikan kode etik dan budaya organisasi maka skor kinerja guru adalah 15,901.
- Koefisien regresi X1 sebesar 0,298 menyatakan bahwa setiap penambahan
(karena tanda +) satu satuan skor implementasi kode etik (X1) akan
meningkatkan skor kinerja guru sebesar 0,298 dengan menjaga skor implementasi kode etik (X1) tetap.
- Koefisien regresi X2 sebesar 0,545 menyatakan bahwa setiap penambahan
(karena tanda +) satu satuan skor budaya organisasi (X2) akan
meningkatkan skor kinerja guru sebesar 0,545 dengan menjaga skor budaya organisasi (X2) konstan.
D. Pengujian Hipótesis Statistik
Terdapat hubungan positif antara implementasi kode etik dan budaya organisasi dengan kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang
Persyaratan Hipótesis Statistik :
H0 = Tidak terdapat hubungan positif antara implementasi kode etik dan budaya
organisasi dengan kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang
H1 = Terdapat hubungan positif antara implementasi kode etik dan budaya
organisasi dengan kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang Kriteria pengujian :
Terima H0, Jika Sig. F ≥ 0,05
Tolak H0 (Terima H0), jika sig. F < 0,05
Lihat Tabel berikut :
Tabel 9. Uji F untuk Variabel X1 dan X2 dengan Y
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 344.020 2 172.010 7.103 .003(a)
Residual 653.847 27 24.217
Total 997.867 29
a Predictors: (Constant), Budaya Organisasi, Kode Etik b Dependent Variable: KinerjaGuru
Kesimpulan : Terdapat hubungan positif antara implementasi kode etik dan budaya organisasi dengan kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang
E. Interpretasi Hasil Penelitian
Hasil analisis korelasi dan regresi antara variabel implementasi kode etik dengan kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang memberikan petunjuk, bahwa koefisien regresi variabel implementasi kode etik (X1) sama dengan 0,536 atau 53,60
% dapat memprediksi perubahan pada variabel kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang (Y) dan koefisien korelasi secara parsial sebesar 0,536 dengan tingkat signifikansi sebesar 5 % artinya variabel ini memiliki pengaruh dan hubungan positif serta determinasi yang signifikan (berarti). Hasil penelitian ini menjadi dasar bagi pencapaian kinerja melalui variabel implementasi kode etik. Dengan demikian kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang tidak akan tercapai apabila kode etik tidak dilaksanakan dengan sesungguhnya, begitu pula sebaliknya.
Hasil analisis regresi dan korelasi antara variabel budaya organisasi dengan kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang memberikan petunjuk, bahwa koefisien regresi variabel budaya organisasi (X2) sama dengan 0,384 atau 38,40 % dapat
memprediksi perubahan pada variabel kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang (Y) dan koefisien korelasi secara parsial sebesar 0,684 dengan tingkat signifikansi sebesar 5 %, artinya variabel ini memiliki hubungan erat yang positif serta determinasi yang signifikan (berarti). Temuan ini menjadi dasar bagi pencapaian kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang melalui variabel budaya organisasi. Dengan demikian kinerja tidak akan tercapai apabila budaya organisasi tidak dilaksanakan dengan sesungguhnya, begitu pula sebaliknya.
Hasil analisis regresi berganda dan korelasi jamak antara variabel implementasi kode etik dan budaya organisasi dengan kinerja guru SMP Negeri 41
Palembang memberikan petunjuk, bahwa model persamaan regresi Ŷ = 15,901 + 0,298X1 + 0,545X2 + e dengan koefisien korelasi secara simultan
sebesar 0,587 dan koefisien determinasi sebasar 0,345 didukung oleh tingkat signifikansi sebesar 5 %. Temuan ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang berarti antara variabel implementasi kode etik dan budaya organisasi dengan kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang secara bersama - sama, dimana 34,50 % variasi yang terjadi pada kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang dapat dijelaskan oleh variabel implementasi kode etik dan budaya organisasi. Artinya, kinerja memiliki arah hubungan positif dari kedua variabel kode etik dan budaya organisasi. Dengan demikian bila terjadi perubahan kearah positif dari kedua variabel bebas tersebut akan memberikan hubungan yang positif pula pada kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang, begitu pula sebaliknya.
KESIMPULAN, DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan
Sesuai analisis data dan pengujian hipotesis yang telah diteliti, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut
1. Terdapat hubungan positif antara implementasi kode etik (X1) dengan kinerja
guru SMP Negeri 41 Palembang (Y) secara nyata dan kuat .
2. Terdapat hubungan positif antara budaya organisasi (X2) dengan kinerja guru
SMP Negeri 41 Palembang (Y) secara nyata dan kuat.
3. Terdapat hubungan positif antara implementasi kode etik (X1) dan budaya
organisasi (X2) secara bersama - sama dengan kinerja guru (Y) secara nyata
B. Implikasi
Berdasarkan paparan diatas diketahui bahwa ketiga hipotesis penelitian yang diajukan diterima, yaitu :
1. Implementasi kode etik mempunyai hubungan positif dengan kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang
2. Budaya organisasi mempunyai hubungan positif dengan kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang
3. Implementasi kode etik dan budaya organisasi secara bersama - sama mempunyai hubungan positif dengan kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang
Hal ini menunjukkan bahwa upaya untuk meningkatkan kinerja dapat dilakukan melalui upaya peningkatan implementasi kode etik dan budaya organisasi. Berikut ini dikemukakan beberapa upaya meningkatkan kode etik dan budaya organisasi yang pada gilirannya akan meningkatkan kinerja .
1. Upaya Meningkatkan Kode Etik
Upaya meningkatkan implementasi kode etik dan budaya organisasi dalam rangka memberi kontribusi dengan kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang, diantaranya sebagai berikut :
1) Menggunakan pendekatan personal dengan maksud agar kepala sekolah lebih aktif dalam menerapkan kode etik di lembaga yang dipimpinnya.
2) Untuk mencapai kinerja guru yang baik perlu didukung pelaksanaan kode etik, yang pada gilirannya meningkatkan kinerja lembaga.
2. Upaya Meningkatkan Budaya Organisasi
Upaya meningkatkan budaya organisasi dalam rangka memberikan kontribusi dengan kinerja guru SMP Negeri 41 Palembang adalah :
1) Dengan menerapkan budaya organisasi pada masing - masing guru, yang pada gilirannya meningkatkan kinerja guru tersebut.
2) Dengan memberikan kesempatan kepada guru untuk berinisiatif dalam berorganisasi guna mencapai tujuannya.
3). Dengan memberdayakan budaya organisasi yang ada melalui motivasi dan kegiatan, maka akan meningkatkan kinerja.
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, 1990, Seri Pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta Anoraga, Panji, 1998, Psikologi Kerja, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, 1996, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi III, Rineka Cipta, Jakarta.
Bernadin and Russel, 2001, Human Resource Management, Mc Graw Hill, New York. Daryanto, 1988, Manajemen Organisasi, Widya Press, Jakarta.
Dessler, Gary, 1992. Manajemen Personalia, Teknik dan Konsep Modern. Jakarta
Fathoni, Abdurrahmat, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, . Rineka Cipta, Jakarta Flippo, B. Edwin, 1971, Principle of Personal Manajemen. Kogakusha. Mc Graw Hill. Hadi, Sutrisno, 1983, Analisis Regresi, Yayasan Penerbitan Fakulas Psikologi UGM,
Yogyakarta.
Handoko, T Hani, 1984, Manajemen. Edisi I, BPFE, Yogyakarta.
Luthans, Fred, 1995, Organizational Behavior, Mc Graw Hill, Singapore.
Mc Kenna, Eugene & Nic Beech, The Essence of Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Andi. Yogjakarta.
Nainggolan, H, 1987. Pembinaan Pegawai Negeri Sipil. Cetakan kesebelas. Jakarta. Richard M Steers, 1998, Efektivitas Organisasi, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Robert, Bacal, 2002. Principle of Management. Illionis, Mc Graw Hill. New York. Ruky, Achmad S, 2001, Sistem Manajemen Kinerja, Cetakan Pertama Gramedia, Jakarta. Siagian, P. Sondang, 1996, Manajemen Sumber daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta. Simamora, Hendy, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta
Siswanto, Bedjo, 1987, Manajemen Tenaga Kerja, Sinar Baru, Bandung. Steers, M. Richard, 1998, Efektivitas Organisasi, Erlangga, Jakarta.
Sugiyono, 2004, Statistika Non Parametris Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.
Suharyadi dan Purwanto S.K, 2004, Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Salemba Empat, Jakarta.
Suradinata, Ermaya, 1999, Psikologi Kepegawaian dan Peranan Pimpinan dalam Motivasi Kerja, Ramadhan, Bandung.
Wijaya, AW, 1990, Peranan Motivasi dalam Kepemimpinan, CV. Akademi Pressindo, Jakarta.
Winardi, 1990, Kepemimpinan dalam Manajemen, PT. Renika Cipta, Jakarta.