1 1
ASUHAN KEPERAWATAN
PERIOPERATIF DI
KAMAR BEDAH
PP HIPKABI
TUJUAN PEMBELAJARAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
•
Umum
Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
peserta tentang perawatan perioperatif di kamar
peserta tentang perawatan perioperatif di kamar
bedah
bedah
•
Khusus
Khusus
Peserta mampu menjelaskan 3 fase
Peserta mampu menjelaskan 3 fase
perawatan perioperatif
perawatan perioperatif
Peserta mampu memahami dan
Peserta mampu memahami dan
menjelaskan
menjelaskan
askep Perarwatan Pre , Intra dan Post
askep Perarwatan Pre , Intra dan Post
Operatif
Operatif
Peserta mampu menjelaskan komplikasi post
Peserta mampu menjelaskan komplikasi post
operatif
PERAWAT PERAWAT (NURSE) (NURSE) SCRUB N U R S
E
CIRCULATING NURSE T I M KAMAR BEDAH T I M KAMAR BEDAH ASUHAN KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATANKEPUASAN KLIEN
KEPUASAN KLIEN
KOMPETENSI STANDARDPerawat perioperative
Dahulu, perawat di kamar operasi lebih
berperan sebagai teknisi yang tidak
mengerti dan melibatkan pasien dalam proses pembedahan
Sekarang, hubungan profesional dengan pasien lebih terjalin dan bermakna bagi pasien untuk meringankan peristiwa
pembedahan yang menakutkan
A. PEMBEDAHAN BAGI PASIEN
OPERASIOPERASI
KETAKUTAN: • Kematian
• Nyeri dan ketidaknyamanan • Mutilasi
• Kerusakan body image • Anesthesi
• Gangguan fungsi dan • Gangguan pola hidup
HARAPAN:
• Koping individu • Sikap mental
• Pengabaian • Keyakinan spiritual
Kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kamar operasi terus meningkat
Tindakan bedah adalah ancaman potensial maupun aktual kepada integritas pasien
Stres fisik maupun psikologis Diperlukan pengetahuan,
ketrampilan teknis, kreatifitas, kepemimpinan, komunikasi yang baik serta kerjasama tim.
Mencakup 3 Fase :
1.Pre Operatif dimulai dari keputusan operasi sampai pasien dikirim ke kamar operasi
2.Intra Operatif dimulai dari pasien masuk kamar operasi dan berakhir sampai
pasien masuk ruang pemulihan
3.Post Operatif dimulai dari pasien masuk ruang pemulihan sampai kondisi pulih dari intervensi operasi
Pelayanan Perioperatif area spesifik
memberikan pelayanan kepada
pasien yang akan dilakukan
PERIOPERATIF DAN ALUR PASIEN DI
KAMAR BEDAH
SELAMA PEMBEDAHA N SEBELUM PEMBEDAH AN SESUDAH PEMBEDAHA N Ruang Serah Terima/ Ruang Transfer Ruang Persiapan/ Ruang Induksi MejaC. Perawatan Pre Operasi
Pasien harus dipersiapakan
sebelum
dilakukan
operasi
dengan tujuan
1.
Menciptakan hubungan yang
baik dengan pasien/tim bedah
2.
Mengkaji, merencanakan dan
memenuhi kebutuhan klien
3.
Memahami dan mengatahui
daerah
dan
prosedur
pembedahan
Pasien
Pasien
• Pasien operasi Cemas
Penjelasan prosedur dan
lingkungan kamar operasi (Surat Ijin Operasi/SIO)
• Personal Hygiene : mandi dengan
c.
c. KateterisasiKateterisasi
• Sebelum meninggalkan ruang
perawatan sebaiknya pasien
dianjurkan untuk berkemih agar kandung kemih kosong.
• Jika operasi melibatkan organ-organ
pelvis/kolon sebaiknya dipasang
douwer kateter mencegah kandung kemih yang penuh menggangu
• Pasien yang akan dilakukan operasi
waktu lama (bedah digestif) maka kateter dipasang untuk memonitor produksi urine dan tak mengganggu fisualisasi selama operasi
• Jika pasien sangat gelisah atau cemas
dengan ambang rangsang nyeri yang rendah kateter dipasang di kamar operasi setelah anestesi
Kateterisasi ………..
Persiapan saluran pencernaan
Persiapan saluran pencernaan
• Jika pasien akan diberikan anestesi
Puasa sebelum operasi (minimal 6-8 jam) menghindari aspirasi
• Pemberian pencahar tidak perlu
pada sebagian besar operasi
• Namun pd bedah digestif (kolon)
persiapan kolon elektif
sangat penting
•
Pemberian Enema
sebaiknya dilakukan 3 -1
hari sebelum operasi
adalah alasan yang tepat
untuk mengeluarkan isi
saluran pencernaan
bagian bawah atau
mengeluarkan barium
setelah pemeriksan
radiologi dg kontras
Persiapan saluran pencernaan
Dukungan Keluarga
Dukungan Keluarga
•
Keluarga salah satu kunci
keberhasilan tindakan
pembedahan
•
Dukungan keluarga
proses/tanggung jawab
perawatan pasca operatif
•
Dukungan keluarga
moral/psikologis mengurangi
kecemasan
Perawatan Pra Bedah di kamar bedah
Perawatan Pra Bedah di kamar bedah
a.
a. MemeriksaMemeriksa persiapan pasein : persiapan pasein :
•
Identitas pasien
•
Kelengkapan status
•
SIO lengkap ditandatangani
dokter , pasien dan kelarga
•
Pemeriksaan penunjang :
laboratorium, rontgen, USG,
EKG, CTScan dll
Persiapan pasien
Persiapan pasien………
Memeriksa gigi palsu, perhiasan,
cat kuku, atau asesoris lain
Mengganti baju pasien dengan
baju kamar operasi
Menilai keadaan umum pasien
Pastikan bahwa pasien puasa
persiapan saluran cerna. Periksa
Pengkajian keperawatan; riw
penyakit. Kondisi hemodinamik,
status nutrisi, hasil lab, status
mental,
Pendampingan pasien di R,
induksi
Memberikan premedikasi
Mendorong pasien ke kamar
operasi sesuai jenis kasus
pembedahan
Memindahkan pasien ke meja
D. Perawatan intra Operasi
Dimulai sejak pasien berada di atas meja operasi sampai dipindahkan ke ruang pulih
Tindakan yang dilakukan :
1.Orientasi pasien tenaga/tim bedah, peralatan yang ada di kamar operasi serta situasi kamar operasi
2.Melakukan Fiksasi Pasien tidak jatuh dan tidak mengganggu jalannya operasi
Masalah Keperawatan Pre Operatif
Masalah Keperawatan Pre Operatif
1.Cemas/takut
Intervensi keperawatan yang dilakukan :
Bina hubungan saling percaya Gunakan komunikasi terapeutik Tanyakan penyebab cemas
Beri kesempatan pasien untuk
bertanya
Kenalkan pasien pada lingkungan
kamar operasi
Perawatan intra Operasi………
1. Memasang alat-alat pemantau
Hemodinamik : monitor EKG, SPO2, Tekanan Darah, Nadi
2. Mengatur posisi pasien sesuai
dengan jenis tindakan pembedahan
3. Melaksanakan fungsi anggota tim
bedah : (Assisten / instrumen Dokter bedah)
4. Mengumpulkan dan Menyiapkan bahan pemeriksaan
Masalah keperawatan yang mungkin timbul intra
operasi………
1.
Risiko tidak efektifnya jalan
nafas
2.
Risiko defisit volume cairan,
elektrolit
3. Risiko infeksi
4. Risiko hypotermia
5. Risiko kerusakan integritas kulit b/d posisi, penekanan, tarikan, imobilisasi
6. Risiko cedera b/d lingkungan OR, alat dan benda asing
Identifikasi gangguan gangguan
pernapasan pada anestetik
Lakukan penghisapan lendir
Posisikan pasien menjaga jalan
napas
Monitoring SaO2/SpO2
Kolaborasi dengan anestesi bila
ada gejala gangguan pernapasan
1.
Resiko tidak efektifnya
Monitor kondisi hemodinamik,
tanda-tanda vital
Monitoring kelembaban udara
ruang operasi
Pertahankan kondisi kelenbaban
organ tubuh yang terbuka
(kurangi evaforasi luka terbuka)
Pertahankan intake cairan
melalui intra vena
Pantau produksi urine
2.
Resiko defisit volume
cairan
Resiko kerusakan integritas kulit
Identifikasi gangguan fisik yang
berdampak pada prosedur-posisi spesifik Posisikan pasien
Gunakan alat pelindung untuk mencegah cedera kulit/jaringan dari panas, kimia dan mekanik
Evaluasi tanda/gejala cedera kulit/jaringan Gunakan segala alat dan bahandalam
rentang aman
Resiko hypotermia
Gunakan alat
thermoregulator
yang diperlukan
Monitor
temperature tubuh
Evalasi respon
terhadap
termoregulasi
Resiko
Infeksi
Intervensi:
Kerjakan teknik aseptic Klasifikasi luka operasi
Kaji kerentanan terhadap
infeksi
Lakukan persiapan kulit Cegah dari kontaminasi
silang
Monitor tanda/gejala
infeksi
Berikan propilaksis sesuai
order
Rawat tempat invasive Rawat tempat luka
Resiko cedera
Gunakan alat perlindungan
maksimal untuk cegah cedera
akibat listrik, laser, radiasi
Catat alat yang tertanam
selama prosedur invasive
Lakukan pehitungan yang
diperlukan
Evaluasi tanda/gejala cedera
laser, listrik,dan radiasi
Post operasi
Persiapan ruang pemulihan
semua peralatan siap
Cek monitor
Cek peralatan: suction, oksigen,
defibrilator dll
Cek obat-obat emergensi
Serah terima pasien---> jalan napas
harusdipertahankan
E. Perawatan Post Operasi
Dimulai dari pasien masuk ruang
pemulihan sampai kondisi pulih
dari intervensi operasi
Temperatur
Bayi, orang tua, operasi lama Selimut penghangat
NADI
Stetoskop, palpasi, EKG
Palpasi nadi harus sama dengan denyut jantung
Nyeri
Wajah, VAS, tanda vital
Kriteria
praktis
Respirasi
Pulse oxymetri, Rate, pola napas,dalam/dangkal, warna kulit/mukosa, tanda distress napas
Tekanan darah:Manual, NIBP,Lengan, kaki Tranfusi darah
ukur vital sign sebelum tranfusi I dan 15 menit setelah transfusi
Kriteria
praktis
Kriteria
praktis
Oksigen....sangat penting...
N2O balik ke paru-paru hipoksia diffusi
Pernapasan dangkal CO2 meningkat Hipoventilasi
Opioid menekan pusat respons pernapasan terhadap CO2
Gas anestesi menekan kemoreseptor di badan karotis
Respons pernapasan thd penurunan PaO2 Menurun
Spinal atau epidural vasodilatasi
pembuluh darah jatung bekerja lebih
berat perlu extra oksigen
Pasien Tua ingatkan ruangan untuk
memberikan oksigen pascaoperasi mayor
dan anemia
Agitasi dan delirium--> hipoksia, kandung
kencingpenuh, hipoglikemia, ketamine, Nyeri Faktor predisposisi: umur
muda,obat/alkohol,amputasi,mastektomi,opera si jantung,
cemas,awarenes intraoperasi,hipoksia atau hipotensi
intraoperasi, obat kolinergik
Beri oksigen 100%, amankan pasien, hindari
sedasi
jika mungkin, panggil dr anestesi
Alergi: urtikaria, edema, distress pernapasan,mual
dan muntah → adrenalin, ortikosteroid,dipenhydramin Awareness → dengarkan keluhan pasien,
tenangkapasien, panggil dr anestesi
Pseudoawareness → seringkali terjadi di RR
→beritahu pasien bahwa di RR akan diberikan O2 Nyeri dada : angina, pneumothorax,emboli
udara,emboli paru, trauma saat pembedahan ( tekanan oleh tangan asisten di daerah dada saat memegang
retraktor)
Alergi: urtikaria, edema, distress
pernapasan,mual dan muntah → adrenalin, kortikosteroid, dipenhydramin
Awareness → dengarkan keluhan pasien, tenangkan pasien, panggil dr anestesi
Pseudoawareness → seringkali terjadi di RR
→beritahu pasien bahwa di RR akan diberikan O2
Nyeri dada : angina, pneumothorax,emboli
udara,emboli paru, trauma saat pembedahan ( tekanan oleh tangan asisten di daerah dada saat memegang retraktor)
Look : luka operasi dan drain, pallor, sianosis, flushing, berkeringat, agitasi, respirasi, distensi vena jugular, edema, deviasi trakea
Listen to : keluhan pasien, whezzing, stridor,snoring, suara jantung
Feel : jantung dan nadi ( rate, intensitas, ritme), kepala ( berkeringat, demam), tangan (perfusi, kekuatan genggaman dan gerakan kaki),
mengangkat kepala ( menilai sisa obat pelumpuh otot)
Masalah Perawatan
1.
Resiko tidak efektif jalan nafas
2.
Resiko gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
3.
Nyeri
Tindakan yang dilakukan :
1. Monitor keadaan umum pasien
2. Bebaskan jalan napas, beri O2
3. Lakukan manajemen nyeri yang optimal
4. Pantau tanda–tanda vital pasien : TD, Nadi, suhu, pernafasan
dilakukan bervariasi menurut keadaan pasien dan besar
kecilnya operasi setiap 15 menit
6.
Monitor intake cairan melalui
infus
7.
Pantau tanda-tanda
perdarahan ( intra abdomen)
dan daerah operasi
8.
Pantau Output urine
9.
Monitor suhu tubuh pasien
(resiko terjadinya
hypothermi
) Berikan selimut tebal
Kolaborasi dengan tim medis