• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN MEDIA KAMPANYE PENGGUNAAN HELM SAAT BERKENDARA DI DENPASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN MEDIA KAMPANYE PENGGUNAAN HELM SAAT BERKENDARA DI DENPASAR"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

HELM SAAT BERKENDARA DI DENPASAR

Oleh

I Gede Riyan Rahendra NIM : 2006 06 013

Program Studi Desain Komunikasi Visual Jurusan Desain

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

(2)

1

I Gede Riyan Rahendra 200606013

Program Studi/Jurusan : DKV/Desain

Kota Denpasar yang merupakan ibu kota dari propinsi Bali pada saat ini telah mengalami kepadatan penduduk yang tidak terkendali. Banyaknya penduduk yang bermukim menimbulkan banyak kerugian mulai dari pencemaran lingkungan, tingkat kriminalitas yang meningkat, dan kemacetan. Banyaknya populasi kendaraan ini menimbulkan pula begitu banyak masalah. Terutama masalah kecelakaan, dimana kecelakaan yang paling banyak menelan korban adalah kecelakaan berkendara diman korbannya mengalami cidera kepala akibat tidak menggunakan helm saat berkendara. Padahal Memakai helm merupakan salah satu aturan yang wajib kita ikuti jika berkendara. Pemakaian helm memang penting untuk melindungi kepala (terutama organ otak) dalam mengurangi dampak kecelakaan. Maka dari itu dibutuhkan kedaran bagi para masyarakat untuk menggunakan helm saat berkendara.

Hasil analisis dan sintesa menunjukkan bahwa masih kurangnya media komunikasi visual sebagai sarana kampanye penggunaan helm, sehingga dengan adanya media kampanye poster, iklan majalah, x- banner, iklan koran, brosur, stiker, pin, gantungan kunci, spanduk, dan katalog diharapkan mampu menyadarkan masyarakat, akan pentingnya penggunaan helm pada saat berkendara demi kenyamanan dan keselamatan bersama. Dari hal tersebut dibutuhkan sebuah konsep dalam perancangannya. Maka diperoleh konsep perancangan media kampanye yaitu modern minimalist, yaitu sebuah desain yang dibuat secara sederhana tanpa begitu banyak ilustrasi, shingga mudah dan jelas untuk dilihat, terkesan tidak ribet, namun tetap menarik dan moderen

Setelah diperoleh konsep, maka dilanjutkan dengan menyusun pola pikir dan pola perancangan, menentukan strategi media dan strategi kreatif sebagai dasar merancang media-media terpilih. Perancangan media-media terpilih dilakukan dengan membuat 3 alternatif desain dan dipilih 1 desain sebagai desain terpilih berdasarkan penilaian kriteria desain dan unsur visual. Dengan adanya perancangan media kampanye “penggunaaan helm saat berkendara di Denpasar”, diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran para masyarakat akan pentingnya menggunakan helm saat berkendara. Sehingga tercipta ketertiban dan kenyamanan serta kamanan dalam berkendara. Sehingga tingkat kecelakaan dapat ditekan dan berkurang.

(3)

ABSTRAC

Denpasar city which is the capital city of Bali province is now experiencing uncontrolled population density. The number of people living caused many losses ranging from environmental pollution, increasing crime rate, and congestion. The number of vehicle population has led to so much trouble anyway. Especially the crash problem, where the accident is the deadliest driving accident victim Diman head injury due to not using helmets while driving. Whereas Wearing a helmet is one of the rules that we must follow when driving. Use of helmets is important to protect the head (especially the brain organ) in reducing the impact of the accident. Therefore kedaran needed for the public to use helmets while driving.

The analysis and synthesis show that there is still a lack of visual communications media as a campaign tool helmet use, so that with the media campaign posters, magazine ads, x-banners, newspaper ads, brochures, stickers, pins, key chains, banners, catalogs and is expected to realize society, the importance of helmet use while driving for comfort and safety. Of it takes a concept in its design. The obtained concept design that is modern minimalist media campaign, which is a simple design made without so many illustrations, shingga easy and clear to see, does not seem complicated, but still attractive and modern

Having obtained the concept, then followed by developing patterns of thinking and design, define creative strategy and media strategy as a basis for designing the selected media. Selected media design is done by making alternative designs and selected 3 1 design as the design was selected based on the assessment criteria and elements of visual design.

With the design of media campaigns' use of helmets while driving in Denpasar", is expected to grow awareness of the importance of helmet use while driving. So as to create order and comfort as well as kamanan in driving. So the

accident rate can be reduced and reduced.

(4)

1.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1.1 Faktor Obyektif

Kota Denpasar yang merupakan ibu kota dari propinsi Bali pada saat ini telah mengalami kepadatan penduduk yang tidak terkendali. Banyaknya penduduk yang bermukim menimbulkan banyak kerugian mulai dari pencemaran lingkungan, tingkat kriminalitas yang meningkat, dan kemacetan. Dan yang paling besar terasa dampaknya saat ini adalah kemacetan lalu lintas yang hamper bisa dijumpai di setiap sudut kota. Banyaknya populasi kendaraan ini menimbulkan pula begitu banyak masalah. Terutama masalah kecelakaan, dimana semua hal tersebut terjadi tiada lain adalah merupakan kesalahan dari para pengguna jalan yang tidak mau mematuhi peraturan yang ada.

Salah satu contoh kecelakaan yang paling banyak menelan korban adalah kecelakaan berkendara diman korbannya mengalami cidera kepala akibat tidak menggunakan helm saat berkendara. Padahal Memakai merupakan salah satu aturan yang wajib kita ikuti jika berkendara. Pemakaian helm memang penting untuk melindungi kepala (terutama organ otak) dalam mengurangi dampak kecelakaan. Menurut website Wikipedia. org, penggunaan helm motor bermula karena kecelakaan seseorang dari sepeda motor. Seseorang bernama T.E Lawrence atau terkenal dengan Lawrence of Arabia mendapat kecelakaan saat sedang mengendarai motor Brough Superior SS100. Kecelakaan terjadi karena jalan yang landai menghalangi pandangannya terhadap dua orang bocah yang sedang mengendarai sepeda. Dengan reflek Lawrence membanting setir motor untuk menghindari anak-anak tersebut. Karena pada saat itu belum ada penggunaan helm maka

(5)

Lawrence menderita luka luka bagian kepala yang sangat serius hingga membuat dia koma selama 6 hari dan kemudian meninggal.

Huge Chairns yang merupakan dokter bedah saraf yang menangani Lawrence mulai melakukan penelitian terhadap para pengendara motor yang kehilangan nyawa karena luka kepala akibat kecelakaan motor. Sejak saat itu timbullah ide untuk memakai helm layaknya helm pada militer untuk melindungi kepala pengendara motor.

Di Indonesia kewajiban penggunaan helm pertama kali dicetuskan oleh Kepala Kepolisian RI Hoegeng, tetapi mendapat penolakan yang keras pada waktu itu, tetapi kemudian ditetapkan secara resmi didalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992. Helm motor dapat diklasifikasikan dalam beberapa kelompok yaitu Helm separu kepala (Half Face), tiga perempat (open face), dan penuh (full face). Helm yang memberika perlindungan terbaik adalah tipe full face karena seluruh kepala akan dilindungi dari benturan.

Karena fungsi vital helm sebagai pelindung kepala tentunya sebagai pengendara kita wajib mengenakannya. Walaupun masih sering dijumpai banyak yang melalaikannya, tentunya hal ini merupakan contoh buruk yang mesti dihindari. Jadi pastikan selalu safety riding sebelum berkendaraan.

1.1.2 Faktor Subyektif

Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, minat pengguna helm khususnya di Denpasar mengalami peningkatan yang sangat pesat. Ini terbukti dengan banyaknya bermunculan toko-toko yang menjual berbagai macam helm, dengan berbagai macam ukuran. Banyaknya jenis helm yang bermunculan, menumbuhkan banyak pula trend-trend jenis helm yang digunakan. Sehingga para pengendara, berlomba - lomba menggunakan helm yang menjadi trend saat ini.

(6)

Namun setelah ditelusuri melalui media observasi yaitu dengan terjun langsung kelapangan, dan wawancara dengan bebearapa nara sumber, ternyata tidak semua pengendara berperilaku seperti itu, bahkan mereka cenderung terbalik, yaitu menganggap helm bukanlah hal yang penting saat berkendara. Setelah melakukan beberapa survey kepada beberapa remaja, teryata mereka menganggap helm itu tidak memiliki pengaruh saat mereka berkendara, bahkan cenderung mengganggu, karena kepala akan terasa berat , dan membatasi pandangan. Padahal mereka sudah tahu, akibat jika tidak menggunakan helm saat berkendara apabila mengalami kecelakaan, tentu saja akan menambah parah luka yang dialami apabila kepala sampai mengalami cedera akibat benturan.

Kasus ini menarik untuk diangkat, karena selama ini sudah banyak terjadi kecelakaan parah akibat tidak menggunakan helm saat berkendara. Berdasarkan data yang diperoleh dari Polresta Denpasar, korban kecelakaan akibat tidak menggunakan helm saat berkendara setiap tahunnya mengalami peningkatan seperti ditunjukkan pada grafik berikut:

(7)

Dimana korbannya mengalami cedera keala yang cukup parah, bahkan beberapa diantaranya meninggal dunia.

Mengingat langkah yang diambil untuk menanggulangi masalah tersebut masih sangat kurang. Maka dari itu aparat Kepolisian terutama Kepolisian Kota Denpasar harus bekerja ekstra keras untuk mengatasi hal tersebut, dengan dibantu semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat, bersama-sama mewujudkan keamanan dan kenyamanan berkendara di Kota Denpasar. Namun semua hal tersebut takkan berarti atau takkan terwujud jika hanya melalui program dan peraturan pemeritah tanpa adanya media informasi yang tepat, dan pengertian serta kesadaran dari masing- masing individu baik itu pengendara, maupun pengguna jalan lainnya.

Oleh karena itu untuk menyampaikan informasi mengenai kesadaran masyarakat mengenai pentingnya penggunaan helm saat berkendara, maka diperlukan media komunikasi visual yang tepat dan efektif. Disinilah peran DKV sangat diperlukan, agar nantinya tercipta sebuah desain media yang mampu memberikan informasi sehingga mereka dapat mengerti, memahami , dan melaksanakan pentingnya penggunaan helm saat berkendara. Agar tercipta keamanan dan kenyamanan dalam Berkendara yang mampu menekan angka kecelakaan lalu lintas.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang ingin disampaikan yaitu:

1.3.1. Media apa saja yang sesuai dan efektif untuk digunakan dalam mengkampanyekan penggunaan helm saat berkendara di Denpasar? 1.3.2. Bagaimana merancang media komunikasi visual dengan konsep modern

minimalis untuk memberikan informasi tentang pentingnya menggunakan helm saat berkendara di Denpasar?

(8)

1.3 Batasan Masalah

Dari rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka batasan masalahnya lebih difokuskan pada proses perancangan serta perwujudan media-media komunikasi visual untuk mengkampanyekan Penggunaan Helm Saat Berkendara di Denpasar sebagai upaya menekan tingkat kecelakaan lalu lintas, sesuai dengan disiplin ilmu Desain Komunikasi Visual.

1.4 Tujuan dan Manfaat Perancangan 1.4.1 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan dapat dibedakan menjadi dua yaitu tujuan khusus dan umum, berikut penjelasannya :

1.4.1.1 Tujuan Khusus

Tujuan Khusus yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

a. Untuk dapat menciptakan media komunikasi visual (media promosi / iklan layanan masyarakat) yang tepat dan efektif untuk mengkampanyekan Penggunaan Helm Saat Berkendara di Denpasar.

b. Mengetahui proses perancangan media komunikasi visual yang baik, menarik dan komunikatif sebagai media informasi kepada masyarakat tentang cara-cara penanggulangan permasalah yang terjadi.

1.4.1.2 Tujuan Umum

Tujuan Umum yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

a. Supaya masyarakat khususnya di Denpasar tahu akan pentingnya Penggunaan Helm Saat Berkendara demi kenyamanan dan keamanan dalam berkendara.

b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang dapat menjadi referensi tentang judul-judul yang dapat

(9)

diambil. Supaya tidak monoton dalam pemilihan judul TA ataupun tugas DKV.

c. Sebagai syarat untuk menempuh ujian akhir pada Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar.

1.4.2 Manfaat Perancangan

Adapun manfaat yang diharapkan dari karya Tugas Akhir ini antara lain sebagai berikut :

a. Bagi Lembaga

Memberikan informasi untuk sarana referensi perancangan media promosi yang bermanfaat yang berhubungan dengan keselamatan saat berkendara di jalan.

b. Bagi Masyarakat / Konsumen

Masyarakat lebih tahu akan manfaat Penggunaan Helm Saat Berkendara demi terciptanya keselamatan dan kenyamanan bersama.

c. Bagi Pihak Kepolisian Kota Denpasar

Dapat menjadi referensi dalam membuat media promosi yang sesuai untuk tujuannya, menurut disiplin ilmu Desain Komunikasi Visual.

d. Bagi Penulis

1. Dapat melatih mahasiswa (penulis) dalam melihat suatu permasalahan serta mencari solusi dari permasalahan tersebut yang tidak lain adalah bagaimana merancang / membuat suatu Media Komunikasi Visual yang efektif dan tepat guna untuk mengkampanyekan pentingnya penggunaan helm saat berkendara di Denpasar agar terciptanya keamanan dan kenyamanan berlalu lintas.

(10)

2. Mahasiswa mampu berpikir secara sistematis dalam rangka mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah didapat di bangku kuliah untuk kemudian diterapkan sesuai dengan situasi di lapangan.

3. Terciptanya media informasi dalam bentuk orisinal yang baik, menarik, dan komunikatif untuk mempromosikan manfaat dan pentingnya penggunaan helm saat berkendara.

1.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam hal desain terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data untuk memudahkan sistem kerja. Metode pengumpulan data yang dipergunakan untuk kasus desain ini kemudian dianalisa dan dicari sintesanya. Dalam proses desain ini, data-data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data Primer yang digunakan terdiri dari metode observasi dan metode wawancara sedangkan Data Sekunder yang digunakan terdiri dari metode kepustakaan dan dokumentasi.

1.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang di gunakan dalam perancangan media komunikasi visual ini adalah metode analisis deskritif kualitatif. Kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moelong, 1995:3).

Metode analisis deskriptif kualitatif adalah suatu metode dimana dalam melakukan penelitian pada suatu kelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem, pemikiran ataupun satu kelas peristiwa pada masa sekarang melalui kajian informasi, perekaman suatu kejadian, hingga penafsiran suatu fenomena sosial yang didapat melalui pencatatan di lapangan yang kemudian ditampilkan dalam bentuk yang terarah dan terolah secara teoritis. Metode ini bertujuan untuk

(11)

membuat deskripsi/gambaran secara jelas, sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

Jadi dalam hal ini penulis menganalisa dan membandingkan data yang didapat mengenai Kepolisian Kota Denpasar dengan teori yang berkaitan dengan kasus yang diangkat, kesimpulannya metode deskritif kualitatif adalah menggambarkan fakta-fakta kemudian dibandingkan dengan teori-teori yang diperoleh. Dari hasil perbandingan tersebut kemudian dilakukan koreksi atas selisih yang terjadi sehingga nantinya akan diperoleh suatu pemecahan masalah yaitu diperoleh suatu desain yang terpilih, sebagai media promosi yang baik dan menarik serta komunikatif untuk menginformasikan kepada masyarakat khususnya kota Denpasar mengenai pentingnya penggunaan helm saat berkendara demi keamanan dan kenyamanan bersama.

1.7 Indikator serta Model Penilaian Desain

Indikator yang nantinya akan dipakai sebagai acuan didalam menilai desain ialah ilustrasi, teks, warna, teknik cetak. Dibuat alternatif desain dari media yang dipilih. Desain yang terbaik dipilih dari tiga alternatif desain yang diukur berdasarkan kriteria desain. Kriteria yang dimaksud yakni dari segi fungsional, komunikatif, informatif, ergonomis, artistik, unity, simplycity, kreatif, surprise dan etis.

Menentukan desain terpilih dengan melakukan pengukuran atau penilaian alternatif-alternatif desain menggunakan skala koordinat (skala yang menunjukkan tingkatan atau rangking). Rangking didapatkan setelah dilakukan penilaian berdasarkan prinsip-prinsip desain.

Setelah masing-masing desain dinilai berdasarkan prinsip-prinsip desain akan terlihat satu desain yang menduduki ranking teratas dan desain inilah yang nantinya sebagai desain terpilih (Nazir, 2003: 338).

Pesan yang disampaikan berisi informasi yang dibutuhkan sangat jelas (Poerwadarminta, 2000 : 432).

(12)

2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA

2.1 Data Teoritis/aktual

Data teoritis atau aktual adalah data yang mengarah (mengacu) pada sumber-sumber data ilmiah yang bisa dipertanggung jawabkan dan literatur mengenai teori-teori tentang media desain komunikasi visual yang berhubungan dengan khasus dan konsep pengerjaan Tugas Akhir ini (data yang bisa dimanfaatkan dalam perancangan).

2.1.1 Pengertian objek kasus

Dalam perancangan ini kasus yang di angkat adalah Perancangan Media Kampanye Penggunaan Helm Saat Berkendara di Denpasar, dari data yang telah didapatkan dari Poltabes Denpasar, tingkat kecelakaan roda 2 semakin meningkat. Semua hal tersebut disebabkan oleh kurangnya kewaspadaan dalam berkendara, dan tidak menggunakan sarana berkendara yang lengkap terutama helm.

Yang lebih parah lagi, saat ini dikawasan Denpasar begitu banyak pengendara sepeda motor yang berlalu lalang berkendara tanpa memperhatikan rambu-rambu lalu lintas dan tidak menggunakan helm. Hal ini tentu saja berdampak negatif pada diri sendiri dan orang lain. Mereka menganggap biasa hal seperti itu, tanpa disadari betapa fatalnya akibat yagng ditimbulkan apabila berkendara tidak menggunakan helm. Karena mereka lebih mementingkan gaya saat berkendara daripada keselamatan.

Karena kurangnya pemahaman masyarakat khususnya remaja akan manfaat dari penggunaan helm tersebut maka diperlukan atau dibuatnya suatu media untuk menginformasikan kepada masyarakat khususnya remaja tentang manfaat penggunaan helm saat berkendara.

Kampanye adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan, mengajak dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk

(13)

melakukan himbauan yang disampaikan saat kampanye tersebut (Trisno, 2002 : 452). Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis yang terdiri dari gambar, huruf, warna, komposisi, dan layout (Widowati, 2007 : 27). Jadi media desain dapat dipakai sebagai alat didalam mencapai maksud dan tujuan serta dapat berupa alat atau sarana informasi.

Jadi dengan adanya media komunikasi visual yang dirancang untuk mengkampanyekan Penggunaan Helm Saat Berkendara di Kota Denpasar, diharapkan nantinya agar masyarakat mengerti dan sadar akan pentingnya penggunaan helm saat berkendara demi keamanan dan kenyamanan berkendara guna mencegah hal- hal yang tidak diinginkan.

2.1.2 Aspek-aspek Desain Komunikasi Visual

Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis yang terdiri dari gambar, huruf, warna, komposisi, dan layout. Jadi media desain dapat dipakai sebagai alat didalam mencapai maksud dan tujuan serta dapat berupa alat atau sarana informasi yang tidak terlepas dari aspek-aspek desain komunikasi visual seperti media, ilustrasi, warna, teks dan huruf.

kecuali warna khusus. Ini mengingat banyaknya desain yang akan dibuat sehingga nantinya terlihat lebih bervariasi.

2.1.3 Prinsip Desain Komunikasi Visual

Prinsip desain merupakan suatu prinsip atau acuan yang harus diketahui untuk menghasilkan desain grafis yang baik untuk tampilan iklan. Adapun prinsip-prinsipnya seperti tata letak dan komposisi (layout) dengan prinsip keseimbangan dan prinsip hirarki visual.

(14)

2.1.4 Aspek Teknis Perwujudan

Aspek teknis perwujudan merupakan suatu aspek yang perlu diperhitungkan agar visual desain yang dibuat dapat menjadi satu kesatuan konsep dengan eksekusi perwujudan. Teknis perwujudan yang dimaksud yaitu bahan dan teknik cetak.

2.1.5 Teori sosial yang mendukung kasus

Semiotika adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda (menciptakan dan menyampaikan makna melalui tanda, berkenaan dengan komunikasi). Semiotic, dilihat dari kacamata dunia Desain Grafis adalah ilmu komunikasi yang berkenaan dengan pengertian tanda-tanda/ symbol/ syarat serta penerapannya, Suatu studi tentang pemaknaan semiotic menyangkut aspek-aspek budaya, adat istiadat, atau kebiasaan di masyarakat. Semiotika menurut Pierce di bedakan mnjadi 3 macam yaitu Icon (tanda-tanda visual), Index (indikasi), dan Symbol (lambang). Teori Semiotik bertujuan untuk menggambarkan suatu pesan atau informasi dalam desain lewat tanda-tanda/ symbol/ isyarat. Kegunaan dari semiotika dalam kasus ini digunanakan sebagai alat untuk menciptakan tanda melalui bahasa verbal sebagai sarana mengkomunikasikan pesan kepada target audience dengan tujuan tertentu (Safanayong, 2006:48).

IMC (Integrated Marketing Communications) Menurut four As (the American Association of Advertising Agency) dalam Sulaksana (2003:30), IMC adalah konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang mengakui nilai tambah rencana komprehensif yang mengkaji peran strategis masing-masing bentuk komunikasi misalnya iklan, direct response, promosi, penjualan, dan humas kemudian memadukannya untuk meraih kejelasan, konsistensi, dan dampak komunikasi melaui pengintegrasian pesan. IMC sebagai strategi kreatif yang digunakan dalam kasus ini adalah AIDA.

(15)

AIDA adalah tingkatan respon yang diterima oleh khalayak pada saat menerima stimulus pesan, menurut Mendiola dalam Kamus Brand (2009:13) yang terdiri dari A = Attetion (Atensi/perhatian), I = Interest (berminat), D= Desire (keinginan), dan A = Action ( Melakukan aksi).

2.2 Data Lapangan / Data Faktual

Data Faktual merupakan data-data yang diambil berdasar fakta yang ada dilapangan. Fakta artinya peristiwa, sesuatu yang terjadi sungguh-sungguh, sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi (Anwar, 2003:137).

2.2.1 Nama Obyek

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, nama obyek yang diangkat adalah Perancangan Media Kampanye Penggunaan Helm Saat Berkendara di Denpasar. Penulis tertarik mengangkat kasus ini karena pada saat ini tingkat kepadatan penduduk di kota Denpasar saat ini sudah sangat meningkat. Begitu juga dengan jumlah kendaraan yang ada, terutama kendaraan roda 2. Dengan banyaknya kendaraan tentu saja banyak juga masalah yang ditimbulkan, mulai dari polusi udara, kemacetan, dan yang paling parah lagi adalah meningkatnya kecelakaan lalu lintas. Yang paling banyak memakan korban saat ini adalah kecelakaan akibat tidak menggunakan helm saat berkendara, penulis pun mencoba mencari informasi dari dinas terkait dalam hal ini yaitu Polresta Denpasar.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh dinas tersebut untuk menekan angka kecelakaan, mulai dari pemasangan rambu lalu lintas, pemberian sangsi yang tegas, hingga penyuluhan kepada masyarakat. Namun karena segi pemasaran sangat lemah dan tidak memenuhi target serta terbatas dan kurang menariknya media yang dibuat untuk sarana kampanye tentang penggunaan helm saat berkendara, sehingga masyarakat masih kurang mengetahui informasi, manfaat, dan tujuannya. Untuk itu upaya promosi

(16)

sangat perlu ditingkatkan melalui aneka ragam desain komunikasi visual yang dirancang khusus dan lebih informatif, sehingga dapat menyampaikan maksud dan tujuan kepada masyarakat tentang manfaat penggunaan helm saat berkendara di Denpasar.

2.2.2 Penanggung Jawab

Data-data survey didapatkan dari Polresta Denpasar yang diketuai / dipimpin oleh Bapak Kombes Pol. Wayan Sunartha.

2.2.3 Lokasi

Dalam pembuatan Tugas Akhir ini penulis mencari data Polresta Denpasar, data-data tersebut diambil, dicari dan disurvey di Jl Gunung. Sangiang No.110 Padangsambian Denpasar-Bali, Tlp (0361) 427352

Gambar 2.18 Gambar Denah Lokasi Polresta Denpasar 2.2.4 Sarana Komunikasi Yang Ada

Sarana yang didapatkan saat melakukan survey belum ada sama sekali sehingga sangat diperlukan berbagai macam media untuk menyampaikan informasi pentingnya penggunaan helm saat berkendara di

(17)

Denpasar, agar masyarakat dapat mengerti dan memahami, sehingga dapat menekan angka atau tingkat kecelakaan di jalan raya.

2.2.5 Potensi kasus

Tingkat kecelakaan yang fatal terjadi adalah kecelakaan yang menggunakan kendaraan roda 2. Dan kebanyakan dari korban yang cedera adalah diakibatkan oleh kurangnya hati- hati dalam berkendara, dan tidak menggunakan sarana berkendara yang lengkap terutama helm. Karena Itulah perlu dibuat suatu media komunikasi visual yang menarik serta komunikatif yang tentunya tepat sasaran untuk menginformasikan kepada masyarakat.

2.3 Analisis dan Sintesa

Analisis sangat diperlukan untuk memperoleh kesimpulan dari permasalahan yang ada. Sedangkan sintesa adalah suatu perpaduan dari permasalahan yang ada pada latar belakang masalah yang telah dirangkum dalam analisis.

2.3.1 Analisis

Analisis adalah penelitian terhadap suatu peristiwa untuk diketahui sebab musababnya, unsur-unsurnya dan prosesnya (Zain, 2001:46). Dalam desain media Tugas Akhir ini menggunakan analisis aktual dan faktual yang merupakan proses yang sangat diperlukan untuk memperoleh kesimpulan dari permasalahan yang ada.

2.3.2 Sintesa

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan maka diketahui bahwa media komunikasi viaual yang digunakan sebagai sarana informasi masih kurang, untuk itu guna mencapai tujuan yang diinginkan maka akan dirancang beberapa media komunikasi visual yang nantinya mampu mengkampanyekan manfaat penggunaan helm saat berkendara, adapun media yang dirancang yaitu Media Lini Atas, Media Lini Bawah (below the

(18)

line media). Ilustrasi yang akan di gunakan adalah ilustrasi tehnik gabungan yaitu menggunakan foto dan ilustrasi yang menggambarkan tentang bahaya yang ditimbulkan dan dikomposisikan agar menarik dan komunikatif

Teks yang akan ditampilkan berisi keterangan alamat dan slogan untuk dapat membujuk dan mempengaruhi sasaran yang di tuju akan menjadi naskah (body copy) secara singkat, jelas, informatif, komunikatif sehingga mudah dipahami dan cepat dimengerti. Sedangkan untuk head line teks yang digunakan adalah berupa keterangan nama (logo).

Huruf yang akan digunakan adalah tipe huruf yang mudah di baca seperti impact atau arial, yang akan disesuaikan dengan bentuk media, media tersebut antara lain ; poster, stiker, iklan koran, iklan majalah , x-banner, pin, brosur, gantungan kunci, spanduk, dan katalog.

Warna yang akan digunakan adalah menggunakan warna-warna polikromatik. Dalam desain yang akan di rancang akan dominan menggunakan warna putih, hijau.

Ukuran media yang akan digunakan adalah memakai satuan panjang cm. Bahan yang di gunakan di sesuaikan dengan media, seperti; kertas art paper, vinyl paper.

Tehnik cetak yang akan digunakan dalam perancangan desain adalah menggunakan tehnik digital printing digunakan untuk mencetak stiker, x-banner, pin, gantungan kunci, spanduk. Dan teknik cetak offset untuk mencetak poster, iklan koran, iklan majalah, brosur, dan katalog.

(19)

3. KONSEP DESAIN

3.1 Konsep Dasar Perancangan

Konsep adalah salah satu hal yang paling penting dalam mendesain sesuatu, ini disebabkan tidak lain karena konsep sendiri adalah dasar inspirasi yang nantinya akan digunakan sebagai acuan desainer dalam mendesain media-media komunikasi visual sehingga dapat menyajikan desain yang berkesan inofatif, kreatif serta memenuhi kriteria desain yang baik yang nantinya mampu memberikan informasi mengenai pentingnya penggunaan helm saat berkendara.

Konsep dasar dalam merancang media komunikasi visual ini adalah modern minimalis. Yaitu sebuah konsep yang dibuat secara sederhana tanpa begitu banyak ilustrasi, sehingga mudah dan jelas untuk dilihat, terkesan simpel, namun tetap menarik. Desain menggunakan bentuk hanya beberapa, komponen dan objek. Pada dasarnya, desain tanpa banyak embel-embel, rincian dan dekorasi yang tidak perlu, namun harus memenuhi prinsip-prinsip desain grafis, baik dari segi balance, alignment, hingga contrastnya. Semua media nantinya akan mengunakan ilustrasi fotografi agar terkesan lebih nyata dengan proses editing agar terlihat lebih modern dan menarik. Font yang digunakan nantiya adalah font impact dan arial yang karakter hurufnya tegas, agar tulisan yang terkandung di dalamnya mudah dibaca. Font mengunakan warna pokok yaitu warna hitam dan putih, dimana warna hitam ini merupakan warna perwakilan dari ketegasan yang sesuai dengan tema yang saya angkat yaitu mengenai pentingnya penggunaan helm saat berkendara, selain itu juga warna putih yang mengartikan kecermatan dan terkesan sederhana namun mantap sesuai dengan desain yang akan buat.

Semua bertujuan agar mampu menarik khalayak sasaran serta membuat khalayak sasaran sadar akan pentingnya penggunaan helm saat berkendara, dengan berpedoman kepada dasar-dasar perancangan menyangkut bahan, ukuran, komposisi, proporsi, warna serta teknik cetak agar nantinya terwujud sarana informasi yang maksimal dan tepat guna (tepat sasaran). Dalam merancang dan

(20)

membuat media nantinya akan berisi mengenai segala macam seluk beluk mulai dari pengertian manfaat dan kerugian dari penggunaan atau tidak menggunakan helm pada saat berkendara.

Dari kriteria desain tersebut desainer dapat merancang suatu media desain komunikasi visual yang baik, komunikatif, dan tepat sasaran (efektif) sesuai dengan norma-norma yang berlaku, serta dapat menginformasikan penanggulangan dan pentingnya mengenai pentingnya penggunaan helm saat berkendara secara singkat padat dan jelas kepada masyarakat sehingga tujuan dapat tercapai.

3.2 Skema Pola Pikir

Konsep pola pikir yang dimaksud adalah langkah-langkah pemikiran dalam merancang media komunikasi visual antara komunikator dan komunikan guna memastikan pesan yang disampaikan sesuai sasaran.

Dalam hal ini manusia sebagai mahluk yang mempunyai akal dan pikiran serta budi pekerti, secara ilmiah memiliki berbagai kebutuhan dan permasalahan dalam hidupnya. Termasuk kebutuhan atau permasalahan untuk menginformasikan sesuatu kepada khalayak sebagai usaha mempromosikan produk. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, desainer berperan memvisualisasikan maksud dan tujuan dari komunikator (Polresta Denpasar) kepada komunikan (warga Denpasar) melalui desain yang dibuat. Pada prosesnya desain yang dibuat tentu harus berisikan informasi yang dibutuhkan oleh komunikan serta berisi informasi tentang penggunaan helm saat berkendara yang mana tetap berpegang pada aturan / norma yang berlaku di masyarakat. Visualisasi desain dapat berupa poster, stiker, katalog, iklan koran, x-banner, iklan majalah, gantungan kunci, brosur, pin, dan spanduk yang dibutuhkan untuk kepentingan kampanye tersebut. Media-media tersebut pada akhirnya akan memberikan feed back yang diharapkan oleh manusia itu sendiri yaitu dapat memenuhi kebutuhan informasi terhadap suatu produk.

(21)

3.3 Skema Proses Perancangan

Dalam perancangan desain komunikasi visual diperlukan juga konsep pola perancangan. Dimana untuk mendukung pemecahan masalah diperlukan dukungan data teori dan lapangan yang kemudian dilakukan analisis berdasarkan metode pendekatan yang telah ditetapkan untuk menghasilkan sintesa. Setelah penulisan media dalam sintesa kemudian dilanjutkan dengan proses perancangan awal berupa gambar kasar untuk selanjutnya dipilih dan diwujudkan melalui proses cetak. Adapun skema proses perancangannya adalah sebagai berikut:

Tema diambil dari permasalahan yang ada yaitu banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang manfaat penggunaan helm saat berkendara diman hal tersebut kemudian dijadikan latar belakang dalam perancangan media komunikasi visual, sehingga diperoleh permasalahan untuk mencapai tujuan dan sasaran. Yang mana sebelumnya diawali dengan pengumpulan data. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisis data dari data yang telah dikumpulkan yaitu berupa data aktual dan data faktual untuk kemudian ditarik kesimpulan menjadi sintesa. Dari sintesa tersebut kemudian desainer melakukan suatu pemilihan media hingga menghasilkan media terpilih. Setelah itu dilanjutkan dengan membuat pra desain dengan menggunakan unsur-unsur visual sesuai dengan tema yang diangkat dan kemudian melakukan analisa terhadap masing-masing pra desain. Dari analisa tersebut diperoeh desain terpilih yang mana dapat memenuhi kriteria desain. Selanjutnya dilakukan proses perwujudan sesuai dengan alat dan bahan, serta tehnik cetak yang telah direncanakan. Setelah melalui proses perwujudan diperoleh wujud media dan selanjutnya akan didistribusikan. Melalui proses distribusi tersebut, akan didapatkan hubungan timbal balik berupa solusi atau jawaban dari permasalahan.

(22)

3.4 Strategi Media

Strategi adalah siasat atau kebijakan/ langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Strategi media dibentuk oleh target sasaran (audience) dengan panduan media, yang terdiri dari pilihan media dan jadwal media, yang disusun dengan memperhitungkan media habit, yaitu kebiasaan target (audience) masing-masing pangsa pasar dalam penggunaan media. Target audience inilah yang menentukan saluran media mana yang paling efektif dan efisien. Efektif artinya cocok untuk mengiklankan produk yang dirancang, dan efisien artinya yang terjangkau (Sanyoto, 2006:66-67).

3.5 Program Tayangan Media

Program tayangan media hendaknya dilaksanakan pada saat-saat atau momen-momen tertentu sehingga media yang dipublikasikan dapat memberikan kesan mendalam bagi masyarakat. Aspek yang terkait diantaranya yaitu Kapan, Dimana, dan Frekuensi.

3.6 Strategi Kreatif

Strategi kreatif adalah kebijakan yang akan dilakukan terhadap panduan kreatif, terdiri dari isi pesan dan bentuk pesan, yang disusun berdasarkan target audience-nya, karena pada dasarnya target audience-lah yang menentukan isi (content) dan bentuk (form) pesan iklan yang akan disampaikan (Sanyoto, 2006:83).

(23)

4.VISUALISASI DESAIN

4.1 Poster

Nama Media : Poster

Ukuran : 42 cm x 60 cm Bahan : Art Paper 210 gsm Teknik Cetak : Offset

4.2 Iklan Majalah

(24)

Nama Media : Iklan Majalah Ukuran : 21 cm x 29,7 cm Bahan : Art Paper, 150 gsm Tehnik Cetak : Offset

4.3 X-Banner

Nama Media : X-Banner Ukuran : 160 cm x 60 cm Bahan : High Rest Flexiface Teknik Cetak : Digital Printing

(25)

4.4 Iklan Koran

Nama Media : Iklan Koran Ukuran : 21cm x 29,7 cm Bahan : kertas koran Teknik Cetak : Offset

4.5 Brosur

Bagian luar

Bagian dalam

(26)

Nama Media : Brosur

Ukuran : 21 cm x 29,7 cm Bahan : Art Paper 210 gsm Teknik Cetak : Offset

4.6 Stiker

Nama Media : Stiker

Ukuran : 14 cm x 10 cm

Bahan : Kertas Vinyl

Teknik Cetak : Digital Printing.

4.7 Spanduk

(27)

Ukuran : 300 cm x 90 cm Bahan : High Rest Flexiface Teknik Cetak : Digital Printing.

4.8 Pin

Nama Media : Pin

Ukuran : 6 cm x 6 cm

Bahan : vinyl

Teknik Cetak : Digital Printing

4.9 Gantungan Kunci

(28)

Nama Media : Gantungan Kunci Ukuran : 8 cm x 4,5 cm

Bahan : Akrilik

Teknik Cetak : Digital Printing dan Press, Finishing Menggunakan Akrilik.

4.10 Katalog

Nama Media : Katalog

Ukuran : 12 cm x 36 cm

Bahan : Art Paper 210 gram , Art Paper 150 gsm untuk isi Tehnik Cetak : Digital Printing

(29)

5.SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah melakukan pengamatan dan penelitian pada studi kasus perancangan media komunikasi visual di Polresta Denpasar, maka berdasarkan uraian bab-bab diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

5.1.1 Media Komunikasi Visual yang efektif dan efisien dalam upaya mengkampanyekan penggunaan helm saat berkendara di denpasar antara lain adalah Poster, Iklan Majalah, Pin, Spanduk, X-Banner, Iklan Koran, Brosur, Stiker, serta Gantungan Kunci.

5.1.2 Melalui konsep Modern Minimalis dapat merancang media komunikasi visual yang efektif, efisien dan komunikatif, serta tepat pada sasaran dapat terwujud, sehingga tujuan untuk menyadarkan para masyarakat khususnya para pengendara sepesa motor si Denpasar untuk menggunakan helm saat berkendara dapat tercapai.

5.2 Saran

Melihat hal yang tertulis dalam laporan ini, adapun saran-saran yang ingin disampaikan, antara lain:

5.2.1 Pemerintah diharapkan dapat membina para masyarakat khususnya warga Denpasar dengan memberi penyuluhan dan pengawasan mengenai manfaat dan pentingnya fungsi helm saat berkendara. Sehingga tercipta kenyamanan dan keamanan dalm berkendara.

5.2.2 Masyarakat disekitarnya diharapkan ikut berpartisipasi dengan cara sadar, mematuhi dan melaksanakan program penggunaan helm pada saat berkendara demi ketertiban dan keamanan serta kenyamanan dalam berlalulintas.

5.2.3 Pihak manajemen pada suatu perusahaan hendaknya memberikan perhatian serius terhadap perancangan media promosi pada

(30)

perusahaannya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan tanggung jawab pada seorang yang benar-benar berkompeten mengenai hal tersebut seperti desainer komunikasi visual, karena proses perancangan media sangatlah penting selain sebagai media komunikasi juga dapat memberi citra (image) terhadap suatu produk/jasa pada perusahaan itu sendiri.

5.2.4 Bagi para desainer, dalam membuat desain sebaiknya memperhatikan konsep yang digunakan, dengan menyesuaikan unsur-unsur desain, seperti ilustrasi, teks / tipografi dan warna. Yang selanjutnya bisa diwujudkan dengan bahan dan teknik cetak yang sesuai dengan media-media yang dirancang. Serta juga memperhatikan kapan, dimana, dan frekuensi media tersebut disebarkan. Sehingga media-media tersebut, bisa efektif dan efisien digunakan untuk mempromosikan perusahaan.

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Agusrijanto. 2001. Copywriting : Seni Mengasah Kretivitas & Memahami Bahasa Iklan. Bandung : PT. Remaja Rosadakarya Offset.

Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: P.N Balai Pustaka Ananda, Maya. 1978. Seluk Beluk Reklame Dalam Dunia Perdagangan, Jakarta:

Mutiara

Arikunto, Suharsimi. 1985. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rinieka Cipta. Daryanto S.S. 1997. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Apollo, Surabaya.

Echols John M and Shdily Hassan. 1975. Kamus Inggris Indonesia, PT Gramedia, Jakarta.

Hadi, Sutrisno. 1987. Metodelogi Research, Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM. Herdiman, Ima. 2006. 400 Istilah Public Relations Media dan Periklanan. Jakarta :

Gagas Ulung.

Kusrianto Adi. 2007. Pengantar DKV, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Kusmiarti,R.Artini. 1999. Teori Dasar Disain Komunikasi Visual / oleh Artini, Sri Pudjiastuti,Pamudji Suptandar-Djambatan, Jakarta.

Marzuki. 1995. Metodologi Riset, Yogyakarta: BPEFE-UII.

Moleong. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rosadakarya.

Nasir, M. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalilea Indonesia

Nugroho, Eko. 2008. Pengenalan Teori Warna. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Nuradi. 1996. Kamus Istilah Periklanan Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Pius Abdillah dan Anwar Syarifuddin. Kamus Mini Bahasa Indonesia. Surabaya: Arkola.

Poerwadarminta. 1998. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. . 1999. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

(32)

. 2000. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Pujiriyanto. 2005. Desain Grafis Komputer, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Rustan,Surianto.2009.Layout Dasar & Penerapannya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sachari, Agus. 1986. Paradigma Desain Indonesia. Jakarta: CV Rajawali.

Sachari. 2005. Pengantar Metodelogi Penelitian Budaya Rupa dan Desain. Arsitektur. Seni Rupa dan Kriya. Bandung: Erlangga

Santosa, Sigit. 2002. Advertising Guide Book. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

Sanyoto, Ebdi, Sadjiman. 2005. Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain (Nirmana). Yogyakarta: CV. Arti Bumi Intaran.

Surakhmad, 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Jakarta; PT. tarsito. Susanto, Astrid. 2002. Filsafat Komunikas. Bandung: Bina Cipta.

Tapran, Hidayat. 2006. Grafika & Teknologi Cetak (Offset Lithografhy). Surabaya : JP BOOKS.

Widowati, Heningtyas dan Novi Mayasari. 2007. Irama Visual. Yogyakarta: Jalasutra dan ISI Yogyakarta

http:// Max Luscher.blogspot.com, diakses 12/11/2012 http: www.google.com//arisnugroho, diakses 26 /11/2012 www.kaskus.com, diakses 12/09/2012

http://desaingrafisonline.blogspot.com, diakses 12/11/2012 http://desaingrafisonline.blogspot.com, diakses/13/10/2012

Gambar

Gambar 2.18 Gambar Denah Lokasi Polresta Denpasar  2.2.4 Sarana Komunikasi Yang Ada

Referensi

Dokumen terkait

Terinspirasi dari penelitian sebelumnya dan keingintahuan akan penilaian kinerja perusahaan asuransi kerugian dengan Early Warning System, maka judul dalam penelitian ini

individu yang menerima perawatan ortodontik ternyata mengabaikan pertimbangan dari aspek fungsional, namun perawatan ortodontik mempunyai tujuan lainnya seperti

Pola penerimaan mahasiswa baru Program Sarjana pada PTN dilakukan melalui: (1) Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang dilakukan oleh

Fase pembungaan tiga provenan dan empat ras lahan cendana yaitu ras lahan Pegunungan Bromo, provenan Bu'at, ras lahan Karang Mojo, provenan Tilomar, ras lahan Wanagama I, ras

Beri penilaian untuk setiap alternatif lokasi pada setiap faktor dengan menggunakan skala penilaian pada langkah 3.. Analisis tiap faktor dengan mengalikan bobot untuk tiap

 Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan,

Intervensi minuman beroksigen untuk mengkaji pengaruh jangka panjang dimulai tanggal 18 Februari – 10 Maret 2013, yang meliputi pengambilan darah, intervensi sampel, analisis

Memiliki bandwidth yang besar: Semua intermediate node pada jalur yang aktif mengupdate routing table dan memaksimalkan penggunaan bandwidth, walaupun routing tabel