• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODE. Tahapan Penelitian. 3.1 Managemen Responden

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. METODE. Tahapan Penelitian. 3.1 Managemen Responden"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

3. METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan selama 8 bulan (Agustus 2012 – April 2013) di Laboratorium Somatokinetika Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta (FIK UNJ), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Klinik dr. Katili, Bogor. Pengujian performa berolahraga dan kadar saturasi oksigen (SpO2) baik jangka

pendek maupun setelah jangka panjang dilakukan di Laboratorium Somatokinetika FIK UNJ. Pelaksanaan kegiatan terkait intervensi minuman beroksigen dilakukan di IPB, adapun pengambilan sampel darah serta analisis profil lipid, glukosa darah dan SGOT/SGPT dilakukan di Klinik dr. Katili, Bogor.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel darah manusia dan reagen untuk analisis biokimia (profil lipid, glukosa darah dan SGOT/SGPT). Reagen-reagen yang digunakan untuk analisis tersebut adalah Triglycerides–

Liquizyme GPO-PAP (Spectrum), Cholesterol–Liquizyme CHOD-PAP

(Spectrum), HDL-Cholestero (Spectrum), AST/GOT (Spectrum), ALT/GPT (Spectrum), Glucose–Liquizyme GOD-PAP (Spectrum). Alat yang digunakan untuk analisis biokimia adalah RD-60 Semi Auto Biochemistry Analyzer (Reiged

Diagnostic) dan Microlab 300 (Vital Scientific). Adapun pengujian performa berolahraga yang meliputi uji VO2 max, waktu untuk mencapai ambang anaerobik

(Anaerobic Threshold/AT) dan waktu untuk mencapai kelelahan, menggunakan

treadmill yang dihubungkan dengan alat uji kebugaran kardiorespiratori (cardiorespiratory fitness test) “Fitmate” (Cosmed). Kadar SpO2 diukur

menggunakan alat pulse oxymeter “ri-fox Pulsoximeter” (Riester).

Tahapan Penelitian 3.1 Managemen Responden

Pengajuan Ethical Clearance (EC) sebagai wujud perlindungan terhadap responden dilakukan pada bulan Agustus – Oktober 2012 dan mendapatkan EC No: KE.01.10/EC/650/2012 (Lampiran 1). EC adalah persetujuan studi klinis dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan.

Rekrutmen calon responden dilakukan pada bulan September – Desember 2012. Responden penelitian adalah mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang gemar berolahraga dengan jumlah 12 orang untuk uji performa saat berolahraga dan pengukuran SpO2 baik pada jangka pendek dengan berbagai

konsentrasi (50, 80 dan 130 ppm) maupun setelah intervensi jangka panjang (100 ppm, 21 hari, 2 botol/hari). Adapun pada uji parameter yang terkait dengan metabolisme energi (profil lipid dan glukosa darah) dan kesehatan hati (SGOT/SGPT) berjumlah 17 orang. Penentuan jumlah panelis mengacu pada regulasi BPOM (2005) dan penelitian Willmert et al (2002) dan Gruber et al (2004) yang menggunakan minimal 12 orang sebagai subyek penelitian.

(2)

Responden pada uji performa berolahraga dan SpO2 menggunakan jumlah

minimal (12 orang) karena mempertimbangkan lokasi dan intensitas pengujian. Satu orang responden wajib mengikuti minimal 5 kali pengujian tersebut di FIK UNJ, Jakarta.

Rekrutmen dilakukan pada mahasiswa yang mengikuti organisasi olahraga maupun yang secara rutin berolahraga di luar organisasi minimal 60 menit setiap minggu. Olahraga yang dilakukan adalah olahraga yang aktif menggunakan aktivitas fisik dan kaki. Olahraga seperti mendayung ataupun catur yang hanya dominan menggunakan aktivitas otak tidak termasuk kriteria olahraga untuk menjadi responden.

Responden diambil berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi mencakup: (a) usia 17 – 30 tahun, (b) kebiasaan olahraga rutin minimal 1 jam dalam seminggu olahraga yang sering dilakukan dapat berupa jogging rutin, basket, berenang, futsal, sepak bola, badminton atau lainnya, (c) dinyatakan sehat secara medis (fisik, jantung, darah dan paru-paru) dan tidak memiliki riwayat penyakit kardiovaskular, penyakit kardiorespirasi dan ginjal, (d) tidak memiliki kebiasaan merokok, minum alkohol, dan begadang, (e) bersedia tidak mengkonsumsi minuman bersoda dan tidak menggunakan oksigen tambahan selama penelitian berlangsung. Adapun kriteria eksklusinya adalah tidak bersedia mengikuti penelitian dan menolak minuman yang diberikan

Pada tahap rekrutmen dilakukan pula pemeriksaan kesehatan di Klinik dr. Katili, Bogor. Pemeriksaan klinis yang dilakukan meliputi pemeriksaan kesehatan fisik organ luar, seperti mata, hidung, mulut, telinga, berat dan tinggi badan. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan fungsi jantung dengan elektrokardiografi, pemeriksaan fungsi paru-paru dengan spirometri, yang didukung dengan rontgen. Pengukuran denyut nadi, tekanan darah dan pengambilan sampel darah untuk analisis hematologi juga dilakukan. Analisis hematologi terutama mengukur kadar hemoglobin. Calon responden juga diseleksi dari riwayat kesehatannya yaitu tidak memiliki riwayat penyakit kardiovaskular, penyakit kardiorespirasi dan ginjal. Calon responden yang dinyatakan sehat oleh dokter berdasarkan parameter-parameter tersebut yang dapat mengikuti penelitian.

Sebelum penelitian dimulai, calon responden yang memenuhi kriteria dan telah lolos tes kesehatan mengikuti kegiatan sosialisasi. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 28 Desember 2012 dengan jumlah calon responden yang hadir sebanyak 15 orang. Ketidakhadiran beberapa orang karena kegiatan lain dan urusan keluarga, namun penjelasan dan penandatanganan inform concent tetap dilakukan dengan mendatangi tempat tinggalnya. Sosialisasi mencakup pemberian materi terkait air minum beroksigen, rencana penelitian dan teknis pelaksanaan penelitian. Pada saat sosialisasi tersebut juga diberikan materi dan praktik cara meminum sampel yang tepat, seperti (a) menekan badan botol sebelum diminum (sampel yang baik, keras ketika ditekan botolnya), (b) membalikkan badan botol sebelum diminum (pada sampel yang baik, akan tampak gelembung-gelembung udara), dan (c) menghabiskan sampel dalam satu kali minum, dan menutupnya jika masih ada sisa.

(3)

Calon responden yang telah mendapat informasi yang jelas dan bersedia mengikuti kegiatan penelitian, selanjutnya diminta untuk menandatangani “surat persetujuan” (informed consent). Surat tersebut sebagai tanda keikutsertaan secara sukarela dan bukti bahwa responden memiliki kewajiban untuk memenuhi dan mengikuti prosedur yang ditetapkan selama penelitian berlangsung. Form

informed consent terdapat pada Lampiran 2. 3.2 Percobaan Jangka Pendek

Percobaan jangka pendek dilakukan pada 12 responden untuk mengukur Saturasi O2 (SpO2) dan uji performa saat berolahraga (VO2 max, waktu mencapai anaerobic threshold (AT) dan waktu mencapai kelelahan). Uji ini menggunakan sampel sebanyak 1 botol (385 mL) air minum beroksigen pada konsentrasi 50, 80 dan 130 ppm dan AMDK sebagai kontrol.

Uji performa saat berolahraga dilakukan 11 kali pada bulan Januari – Februari 2013 menggunakan treadmill yang dihubungkan dengan alat

cardiorespiratory fitness test “Fitmate” (Cosmed).Setiap responden melakukan 4 kali uji dan hanya diperbolehkan melakukan sekali uji performa dalam sehari. Waktu istirahat 2-3 hari diberikan kepada responden untuk memulihkan kembali kondisi tubuh sebelum melakukan uji performa pada konsentrasi yang berbeda. Pemberian sampel minuman beroksigen dengan berbagai konsentrasi dilakukan secara acak pada setiap responden. Sebelum melakukan uji performa, responden diperiksa kondisi kesehatannya terlebih dahulu oleh dokter dari klinik Laboratorium Somatokinetika FIK UNJ. Responden yang tekanan darah sesaatnya tidak normal, diminta istirahat terlebih dahulu sampai kondisinya normal.

Jenis pengujian yang digunakan adalah tes maksimal (100% denyut nadi) dengan protokol lari 10 km/jam (Run 10 kmh) di atas treadmill hingga mencapai kelelahan maksimum. Responden berlari diatas treadmill (tanpa kemiringan) sampai kecepatan 10 km/jam, kemudian mulai menit ke-7 secara bertahap kemiringan treadmill dinaikkan sebesar 1% per menit sampai kemiringan 14%. Adapun kecepatan awal (7 km/jam) dinaikkan secara bertahap sampai 10 km/jam pada menit ke-6 dan selanjutnya konstan (Gambar 4).

Pada pengujian pengaruh jangka pendek minuman beroksigen, responden diminta meminum satu botol sampel atau air biasa (AMDK), 15 menit sebelum pengujian. Selanjutnya responden berlari di atas treadmill sampai benar-benar mengalami kelelahan. Selama pengujian berlangsung dilakukan pemantauan kondisi responden yang dilihat dari layar monitor baik irama jantung (EKG), VO2

max dan denyut nadi (heart rate/HR). EKG sangat penting dilakukan dalam pengujian ini untuk keselamatan responden. Pada akhir pengujian diperoleh hasil pengukuran VO2 max, waktu untuk mencapai Anaerobic threshold (AT) maupun

waktu untuk mencapai kelelahan yang dihitung secara otomatis oleh alat

cardiorespiratory fitness test Fitmate (Gambar 5). Kriteria VO2 max yang dicapai

juga ditampilkan pada gambar tesebut, yang terdiri dari sangat kurang (very poor), kurang (poor), cukup (fair), baik (good), sangat baik (excellent) maupun super

(4)

(superior). Pengaruh suhu lingkungan terhadap performa dapat diminimalisir karena pengujian ini dilakukan di dalam ruangan berpendingin (air conditioner).

Gambar 4 Perubahan kecepatan dan kemiringan treadmill pada uji lari 10 km/jam

.

Gambar 5 Contoh hasil pengukuran cardiorespiratory fitness test Fitmate

Pada jangka pendek dilakukan juga pengukuran saturasi oksigen (SpO2).

Kadar saturasi oksigen (SpO2) diukur sebelum (s1) dan setelah (s2) treadmill serta

setelah meminum sampel air beroksigen atau air biasa dengan konsentrasi yang sama pasca treadmill (sampel kedua) yang dimonitor selama 0, 5, 10, dan 15 menit. Pengukuran sebelum treadmill (s1) dilakukan sebelum responden meminum sampel yang pertama dengan maksud mengukur SpO2 responden

sebelum diberikan perlakuan. Pengukuran SpO2 dilakukan secara non-invasif VO2 max

(5)

menggunakan pulse oximetry yang terdiri atas 2 sensor yaitu sinar infrared yang dapat diabsorbsi oleh oxyhaemoglobin dan sinar red yang dapat diabsorbsi oleh hemoglobin. Sensor tersebut ditepatkan pada jari telunjuk kanan responden yang sebelumnya dibersihkan terlebih dahulu menggunakan tissue. Kuku responden yang panjang dapat mengganggu alat saat pembacaan kadar SpO2. Oleh karena itu

responden diminta untuk memotong kukunya sebelum dilakukan pengukuran. 3.3 Percobaan Jangka Panjang

Intervensi minuman beroksigen untuk mengkaji pengaruh jangka panjang dimulai tanggal 18 Februari – 10 Maret 2013, yang meliputi pengambilan darah, intervensi sampel, analisis parameter dan pengujian performa saat berolah raga dan pengukuran SpO2 setelah intervensi.

3.3.1 Pengambilan Darah

Pengambilan darah dilakukan pada responden, sebelum (H-0) dan sesudah intervensi air minum beroksigen (H-21). Sebelum hari H pengambilan darah, responden diinformasikan agar istirahat cukup, 10-12 jam sebelumnya berpuasa, namun tetap konsumsi air putih yang cukup. Pada hari H pengambilan darah dilakukan pula wawancara (form pada Lampiran 2).

Pengambilan darah dilakukan oleh petugas medis dari klinik dr Katili dengan mengikuti prosedur standar klinik. Darah diambil dari pembuluh vena sebanyak 30 mL dan dimasukkan ke dalam tabung yang telah berisi EDTA (5,4 µg/3 ml sampel darah). Di laboratorium klinik dr Katili, diambil bagian plasma darahnya dengan menggunakan sentrifuse (1000 rpm, 5 menit). Plasma darah kemudian digunakan pada analisis profil lipid (trigliserida, kolesterol, LDL, HDL), SGOT/SGPT, dan Gula Darah Puasa (GDP).

3.3.2 Intervensi Minuman Beroksigen

Pada tahap intervensi, responden diberikan 2 botol air minum beroksigen pada konsentrasi 100 ppm untuk diminum setiap hari (pagi dan sore) selama 21 hari. Selama intervensi tersebut, juga dilakukan:

- Pemberian makan malam selama intervensi (H-1 sampai H-21) - Wawancara (form pada lampiran 3), pada H-1,4, 7, 14, dan 21 - Food recall (form pada lampiran 4), pada H-1,2,3,18,19 dan 20

- Memonitor kegiatan harian responden, seperti olahraga dan kondisi responden setelah meminum sampel(form pada lampiran 5)

3.3.3 Analisis Profil Lipid, SGOT/SGPT dan Gula Darah Puasa (GDP)

Analisis profil lipid (trigliserida, kolesterol, LDL, HDL), SGOT/SGPT, dan Gula Darah Puasa (GDP) dilakukan oleh Laboratorium Klinik Katili pada hari-H pengambilan darah intervensi (H-0 dan H-21). Instrumen yang digunakan adalah RD-60 Semi Auto Biochemistry Analyzer (Reiged Diagnostic) untuk menganalisis SGOT/SGPT dan Microlab 300 (Vital Scientific) untuk menganalisis profil lipid

(6)

dan Gula Darah Puasa (GDP). Prosedur analisis dari setiap parameter adalah, sebagai berikut :

3.3.3.1 Trigliserida

Metode analisis trigliserida yang digunakan adalah kolorimetri GPO-PAP-enzimatis. Reagen Triglycerides–Liquizyme GPO-PAP (Spectrum) ditambahkan pada plasma darah kemudian diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37oC, lalu diinjeksikan pada alat Microlab 300 (Vital Scientific) dan dibaca pada panjang gelombang 546 nm. Prinsip analisis adalah sebagai berikut:

- Trigliserida dihemolisis oleh Lipoprotein Lipase (LPL) menjadi gliserol. Trigliserid LPL Gliserol + AsamLemak

- Gliserol yang bereaksi dengan ATP mengalami fosforilasi menjadi gliserol-3-fosfat pada reaksi katalisis oleh enzim gliserol kinase (GK).

Gliserol + ATP GK Gliserol-3-fosfat + ADP - Oksidasi gliserol-3-fosfat dikatalisis oleh gliserol fosfat oksidase membentuk

dihidroksi aseton fosfat dan hidrogen peroksida (H2O2).

Gliserol-3-fosfat + O2 GPO dihidroksi aseton fosfat + H2O2

- Adanya peroksidase (POD) mengkatalisis reaksi oksidasi berpasangan Hidrogen Peroksidase dari 4-klorofenol dan 4-aminoantifirin (4 APP) untuk membentuk warna merah quinoneimine dye yang terukur pada panjang gelombang 546 nm.

2 H2O2 + 4 APP + 4 klorofenol POD Quinoneimine dye + 4 H2O

Penghitungan hasil trigliserida dilakukan secara otomatis oleh alat tersebut dengan prinsip, sebagai berikut:

Konsentrasi trigliserida (mg/dL) = Aspesimen/Astandar x 200 3.3.3.2 Kolesterol

Metode analisis kolesterol yang digunakan adalah kolorimetri CHOD-PAP-enzimatis. Reagen Cholesterol–Liquizyme CHOD-PAP (Spectrum) ditambahkan pada plasma darah kemudian diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37oC, lalu diinjeksi pada alat Microlab 300 (Vital Scientific) dan dibaca pada panjang gelombang 546 nm. Prinsip analisis adalah sebagai berikut:

- Ester kolesterol dihidrolisis secara enzimatis oleh kolesterol esterase (KE) menjadi kolesterol dan asam lemak

Ester kolesterol KE Kolesterol + Asam lemak

- Kolesterol bebas kemudian dioksidasi oleh kolesterol oksidase (KO) menjadi

cholestenone dan hidrogen peroksida

Kolesterol bebas + O2 KO Cholestenone + H2O2

- Hidrogen peroksida, fenol dan 4 amino antifirin (APP) direaksikan dengan peroksida (POD) membentuk kromofor quinoneimine dye yang dapat terbaca pada panjang gelombang 500-550 nm.

(7)

2H2O2 + fenol + 4 AAP POD Quinoneimine dye + 4 H2O

Penghitungan hasil kolesterol dilakukan secara otomatis oleh alat tersebut dengan prinsip, sebagai berikut:

Konsentrasi kolesterol (mg/dL) = Aspesimen/Astandar x 200 3.3.3.3 High Density Lipoprotein (HDL)

Metode analisis HDL yang digunakan adalah berdasarkan prinsip pengendapan. Reagen HDL-Cholestero (Spectrum) ditambahkan pada plasma darah kemudian diinkubasi selama 5 menit pada suhu 20-25oC, lalu diinjeksi pada alat Microlab 300 (Vital Scientific) dan dibaca pada panjang gelombang 546 nm. Prinsip analisis adalah LDL dan VLDL pada sampel diendapkan dengan ion

phosphotungstate dan magnesium. Setelah disentrifugasi selama 10 menit (4000 rpm), supernatan yang mengandung fraksi HDL ditentukan berdasarkan prinsip sebagai berikut:

- Ester kolesterol dihidrolisis secara enzimatis oleh kolesterol esterase (KE) menjadi kolesterol dan asam lemak

Ester kolesterol KE Kolesterol + Asam lemak

- Kolesterol bebas kemudian dioksidasi oleh kolesterol oksidase (KO) menjadi

cholestenone dan hidrogen peroksida

Kolesterol bebas + ½ O2 + H2O KO Cholestenone + H2O2

- Air, fenol dan 4 amino antifirin direaksikan dengan peroksida (POD) membentuk kromofor quinoneimine dye yang dapat terbaca pada panjang gelombang 500-550 nm.

2H2O + fenol + 4 AAP POD Quinoneimine dye + 4 H2O

Penghitungan hasil HDL dilakukan secara otomatis oleh alat tersebut dengan prinsip, sebagai berikut:

Konsentrasi HDL (mg/dL) = Asampel x 570 3.3.3.4 Low Density Lipoprotein(LDL)

Penghitungan konsentrasi LDL menggunakan persamaan Friedewald (1972) sebagai berikut:

Konsentrasi LDL (mg/dL) = Total kolesterol (mg/dL) – HDL (mg/dL) – (Trigliserida (mg/dL)/5)

3.3.3.5 SGOT

Metode analisis SGOT yang digunakan adalah metode kinetik berdasarkan

International Federation of Clinical Chemistry (IFCC). Reagen yang digunakan adalah AST/GOT (Spectrum) ditambahkan pada plasma darah, lalu diinjeksi pada alat RD-60 Semi Auto Biochemistry Analyzer (Reiged Diagnostic) dan dibaca pada panjang gelombang 340 nm. Prinsip analisis adalah sebagai berikut:

- Grup amino secara enzimatis ditransfer oleh AST dalam sampel dari L-aspartat menjadi 2-oksaloglutarat menghasilkan oksaloasetat dan L-glutamat

(8)

- Oksaloasetat, NADH direduksi dengan malat dehidrogenase (MDH) menjadi L-malat. Pada reaksi ini NADH dioksidasi menjadi NAD.

Oksaloasetat + NADH + H+ MDH L-malat + NAD+

- Penambahan laktat dehidrogenase (LDH) pada reagen ditujukan untuk mempercepat reaksi reduksi dari pirufat, agar tidak mempengaruhi analisis.

Sampel pirufat+ NADH + H+ LDH L-laktat + NAD+

Penentuan hasil analisis dilakukan otomatis oleh alat tersebut. Hasil Pembacaan absorbansi dilakukan setelah 90 detik (initial absorbance) dan dibaca lagi setelah 30, 60, dan 90 detik setelah initial absorbance. Hasil analisis akhir adalah rata-rata perubahan absorbansi tersebut per menit, yang dihitung dengan rumus, sebagai berikut:

SGOT (U/L) = 1746 x delta A340 nm/menit 3.3.3.6 SGPT

Metode analisis SGPT yang digunakan adalah metode kinetik berdasarkan

International Federation of Clinical Chemistry (IFCC). Reagen yang digunakan adalah ALT/GPT (Spectrum) ditambahkan pada plasma darah, lalu diinjeksi pada alat RD-60 Semi Auto Biochemistry Analyzer (Reiged Diagnostic) dan dibaca pada panjang gelombang 340 nm. Prinsip analisis adalah sebagai berikut:

- Grup amino secara enzimatis ditransfer oleh ALT dalam sampel dari L-alanin menjadi 2-oksoglutarat menghasilkan pirufat dan L-glutamat

L-aspartat + 2-oksaloglutarat ALT pirufat dan + L-glutamat - Pirufat direduksi dengan Laktat dehidrogenase (LDH) menjadi NAD. Pada

reaksi ini NADH dioksidasi menjadi NAD.

Pirufat + NADH + H+ MDH L-malat + NAD+

- Penambahan laktat dehidrogenase (LDH) pada reagen ditujukan untuk mempercepat reaksi reduksi dari pirufat, agar tidak mempengaruhi analisis.

Sampel pirufat+ NADH + H+ LDH L-laktat + NAD+

Penentuan hasil analisis dilakukan otomatis oleh alat tersebut. Hasil Pembacaan absorbansi dilakukan setelah 90 detik (initial absorbance) dan dibaca lagi setelah 30, 60, dan 90 detik setelah initial absorbance. Hasil analisis akhir adalah rata-rata perubahan absorbansi tersebut per menit, yang dihitung dengan rumus, sebagai berikut:

SGPT (U/L) = 1746 x delta A340 nm/menit 3.3.3.7 Glukosa Darah Puasa

Metode analisis Gula Darah Puasa (GDP) yang digunakan adalah kolorimetri GOD-PAP-enzimatis. Reagen Glucose–Liquizyme GOD-PAP (Spectrum) ditambahkan pada plasma darah kemudian diinkubasi selama 20 menit pada suhu 15-25oC, lalu diinjeksi pada alat Microlab 300 (Vital Scientific) dan dibaca pada panjang gelombang 546 nm. Prinsip analisis adalah kadar glukosa ditentukan setelah oksidasi enzimatis oleh enzim glukosa oksidase (GOD). Hidrogen peroksida (H2O2) yang terbentuk kemudian dikatalisis oleh peroksidase

(9)

(PAP) dengan fenol dan 4-aminoantifirin (AAP) untuk membentuk warna merah ungu quinoneimine, dengan reaksi sebagai berikut:

Glukosa + 2H2O +O2 GOD Asam glukonat + H2O2

2H2O2 + fenol + 4 AAP PAP Quinoneimine dye + 4 H2O

Penghitungan hasil glukosa darah puasa dilakukan secara otomatis oleh alat tersebut dengan prinsip, sebagai berikut:

Konsentrasi glukosa(mg/dL) = Aspesimen/Astandar x 100

3.3.4 Uji Performa Saat Berolahraga dan Pengukuran SpO2

Uji performa saat berolahraga dan pengukuran SpO2 pasca intervensi

dilakukan seperti pada jangka pendek, namun sebelum pengujian performa, responden tidak diberikan sampel minuman beroksigen.

3.4 Analisis Penerimaan Produk

Analisis penerimaan produk meliputi parameter organoleptik (rasa, aroma dan warna), manfaat dari sisi kesehatan yang dirasakan secara psikologis serta kesediaan untuk mengkonsumsi kembali setelah intervensi berakhir. Data parameter-parameter tersebut direkapitulasi dari wawancara melalui kuesioner.

3.5 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan software Minitab 16. Jenis analisis statistik yang digunakan adalah:

- uji ANOVA satu arah (one way ANOVA), digunakan untuk menguji taraf signifikansi pengaruh perlakuan sampel terhadap performa saat berolahraga (VO2 max, waktu mencapai ambang anaerobik dan waktu mencapai

kelelahan).

- uji ANOVA General Linier Model, dilakukan untuk mengukur taraf signifikansi pengaruh perlakuan sampel dan waktu pengukuran terhadap kadar SpO2.

- uji t berpasangan (t paired test), digunakan untuk menguji taraf signifikansi pengaruh intervensi sampel pada jangka panjang terhadap profil lipid, kadar glukosa darah dan SGOT/SGPT sebelum dan sesudah intervensi.

Gambar

Gambar 4 Perubahan kecepatan dan kemiringan treadmill pada uji lari 10 km/jam

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan jumlah persentase rata-rata jumlah pohon yang terserang ulat lebih dari 1 kali dalam 1 tahun (X), serangan berulang (frekuensi serangan ≥ 2) rata-rata dialami

kita menemui tiga macam yaitu distribusi muatan, yaitu satu dimensi, dua dimensi, dan tiga dimensi. i) Untuk distribusi muatan satu dimensi, misalnya muatan pada kawat, maka dq = λ

dipegang di bawah hak milik Pejabat Pendaftar adalah tertakluk kepada syarat nyata bahawa ia tidak boleh digunakan untuk tujuan pertanian atau perindustrian..

Suatu perdamaian harus ada timbal balik dalam pengorbanan pada diri pihak-pihak yang berperkara maka tiada perdamaian apabila salah satu pihak dalam suatu

Dari kenyataan diatas penulis memandang penelitian ini sangat perlu dilakukan dengan beberapa pertimbangan: Pertama, pendidikan karakter di sekolah atau madrasah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode latihan berstruktur yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa mengikuti langkah-langkah sebagai berikut (1) guru

Penetasan adalah perubahan intracapsular (tempat yang terbatas) ke fase kehidupan (tempat luas), hal.. ini penting dalam perubahan- perubahan morfologi hewan. Penetasan

ini diharapkan memperoleh informasi tentang senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam jeroan Holothuria atra yang dapat menjadi acuan sebagai biota yang