• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2016"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2016. Jl. Syahroeddin No. 293 Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman Propinsi Sumatera Barat Telp (0753) 20484, email : dinkeskabpasaman@gmail.com Kodepos 26 311.

(2) KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya telah selesai disusun buku “Profil Kesehatan Kabupaten Pasaman Tahun 2016” ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Pasaman merupakan salah satu media publikasi data dan informasi yang terkait dengan situasi dan kondisi kesehatan yang relatif komprehensif serta sesuai dengan amanat undang-undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009, dimana setiap orang berhak mendapatkan informasi dan eduasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab. Oleh karena itu ketersediaan data dan informasi sangat diperlukan dalam mewujudkan Derajat Kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Penyusunan Profil Kesehatan ini menggambarkan seluruh program yang ada di Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah maupun Swasta serta lintas sektor yang terkait di Kabupaten Pasaman. Penyusunannya berdasarkan pada format yang diberikan oleh Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam bentuk tabel yang disajikan secara sistematis sesuai dengan Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan. Langkah perbaikan dan penyempurnaan dalam proses kualitas profil kesehatan selalu diupayakan dari waktu ke waktu dalam hal keakuratan data, ketepatan waktu dan kesesuaian dengan kebutuhan pembangunan kesehatan. Untuk meningkatkan mutu penyajian Profil Kesehatan Kab. Pasaman berikutnya, kami sangat mengharapkan sumbang saran, tanggapan, peran serta dari semua pihak terkait sumber data, terutama para pengelola program kesehatan di semua tingkat administrasi sehingga penyusunan akan menjadi lebih baik lagi. Semoga Profil Kesehatan Kabupaten Pasaman Tahun 2016 ini dapat memenuhi tuntutan ketersedian data dan informasi untuk menjadi landasan pengambilan keputusan yang evidence-base dalam pembangunan kesehatan Kabupaten Pasaman.. i.

(3) Daftar Isi. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN / TABEL BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................1 BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK..........................................3 A. Keadaan Penduduk ..................................................................................................................4 B. Keadaan Ekonomi ................................................................................................................. ..4 C. Keadaan Pendidikan ................................................................................................................5 D. Keadaan IPM ........................................................................................................................... .6 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN........................................................................... ..7 A. Mortalitas ...................................................................................................................................7 B. Morbiditas ..................................................................................................................................8 C. Status Gizi .............................................................................................................................. .13 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN ............................................................................. ..15 A. Pelayanan Kesehatan Dasar .............................................................................................. ..15 B. Ketersediaan Obat..................................................................................................................22 C. Pembinaan Kesehatan Lingkungan...................................................................................23 D. Perbaikan Gizi Masyarakat .................................................................................................24 BAB V SITUASI SUMBERDAYA KESEHATAN ............................................................... ..26 A. Sarana Kesehatan ................................................................................................................... 26 B. Tenaga Kesehatan ................................................................................................................. 28 C. Pembiayaan Kesehatan........................................................................................................ 31 BAB VI PENUTUP ........................................................................................................................... 32 A. Kesimpulan ............................................................................................................................. 32 B. Saran ......................................................................................................................................... 34. ii.

(4) PETA LOKASI PUSKESMAS DI KABUPATEN PASAMAN. Kab. Madina (Prop. Sumut). Kec. Rao Utara HC Koto Rajo. Kec. Mapat Tunggul Kab. Rokan Hulu HC Pintu Padang. HC Rao. Kec. Rao. Kec. Rao Selatan HC Lansat Kadap HC Tapus. HC Sp. Tonang Kec. Padang Gelugur Kec. Duo Koto HC Cubadak. Kab. 50 Kota. HC Kuamang HC Pegang Baru. Kec. M. T. Selatan Kec. Panti. HC Silayang. Kab. Pasaman Barat HC Sundatar. Kec. Lubuk Sikaping HC Lubuk Sikaping. Kec. Tigo Nagari. Kec. Bonjol HC Bonjol HC Simpati. HC Ladang Panjang. Kec. Simpati HC Kumpulan. Kab. Agam. 3.

(5) BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 17 ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas kesediaan akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pada pasal 168 juga menyebutkan bahwa untuk menyelanggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang dilakukan melalui sistem informasi dan kerjasama lintas sektoral. Sedangkan pada pasal 169 disebutkan bahwa pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu ouput dari sistem informasi kesehatan adalah buku profil kesehatan, yang merupakan paket penyajian data dan informasi kesehatan yang lengkap, berisi data derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan, dan infomasi kesehatan lainnya. Buku profil kesehatan kabupaten disusun berdasarkan profil kesehatan puskesmas dan hasil pembangunan kesehatan yang dilaksanakan di kabupaten, termasuk hasil lintas sektor terkait.. Profil Kesehatan Kabupaten diterbitkan secara berkala setiap setahun sekali berdasarkan data tahun kalender yaitu profil kesehatan tahun 2017 berisi data bulan Januari s/d Desember 2016 dengan dua tahap kegiatan pengumpulan data tabel atau lampiran dan pembuatan narasi profil kesehatan. Dalam setiap penerbitan profil kesehatan selalu dilakukan berbagai upaya perbaikan, baik dari segi materi, analisis maupun bentuk tampilan fisiknya, sesuai masukan dari pengelola program di dinas kesehatan kabupaten. Semoga profil kesehatan ini dapat digunakan sebagai sarana penyedia data dan informasi dalam rangka pembinaan dan pengawasan pelaksanaan upaya kesehatan di kabupaten pasaman sebagaimana diamanatkan dalam PP No.20 tahun 2001 tentang pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah dan UU No.32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah dimana Kesehatan merupakan salah satu urusan wajib pemerintah daerah. Profil Kesehatan membahas beberapa topik yang terdapat dalam setiap bab yang disajikan dalam urutan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN. 1.

(6) BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Pasaman, yang meliputi letak geografis, administrasi dan informasi umum lainnya. Bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan meliputi kependudukan, perekonomian, pendidikan, sosial budaya, perilaku dan lingkungan. BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Bab ini berisi uraian tentang berbagai indicator mengenai kasus kematian, kasus kesakitan dan status gizi masyarakat. Kasus kematian pada bayi, balita dan maternal pada profil kesehatan Kabupaten Pasaman ini menggunakan data laporan dari seluruh sarana pelayanan kesehatan yang ada di Kabupaten Pasaman. Untuk perhitungan angka kematian hanya bisa diukur ditingkat Propinsi dan Pusat. BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Bab ini berisi uraian tentang upaya kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, dan pelayanan tanggap bencana. Upaya pelayanan kesehatan dasar mengakomodir indikator kinerja standar pelayanan kesehatan (SPM) bidang kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya. BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembangunan bidang kesehatan. Gambaran tentang keadaan sumber daya mencakup tentang keadaan sarana/fasilitas kesehatan, sarana produksi/distribusi obat dan perbekalan kesehatan, institusi pendidikan tenaga kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan. Salah satu yang dibahas dalam bab ini adalah ketersediaan puskesmas dan rumah sakit beserta rasionya. BAB VI PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari program dan kegiatan kesehatan yang telah dilaksanakan dalam kurun 1 (satu) tahun serta permasalahan yang dihadapi beserta solusinya, sehingga dapat dijadikan pedoman untuk pembangunan kesehatan kedepan di Kabupaten Pasaman.. 2.

(7) BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK Sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih jauh dari kondisi ideal, yaitu belum mampu menyediakan data dan informasi kesehatan yang evidence based sehingga belum mampu menjadi alat manajemen kesehatan yang efektif. Berbagai masalah klasik masih dihadapi dalam penyelenggaraan sistem informasi kesehatan, diantaranya adalah kegiatan pengelolaan data dan informasi belum terintegrasi dan terkoordinasi dalam satu mekanisme kerjasama yang baik. Adanya overlapping kegiatan dalam pengumpulan dan pengolahan data, di mana masing-masing unit mengumpulkan datanya sendiri-sendiri dengan berbagai instrumennya di setiap unit kerja baik di pusat maupun di daerah. Penyelenggaraan sistem informasi kesehatan itu sendiri masih belum dilakukan secara efisien masih terjadi data bias, duplikasi kegiatan, dan tidak efisiennya penggunaan sumber daya, hal ini sebagai akibat dari adanya sistem informasi kesehatan yang ada pada saat ini masih terfragmentasi. Salah satu alat yang kita miliki untuk menggambarkan hasil dari pembangunan kesehatan kabupaten Pasaman adalah profil kesehatan, yang berisi data tahunan dari hasil pembangunan kesehatan Kabupaten Pasaman yang dilaksanakan oleh semua komponen yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang berkualitas dan merata yang diukur dari berbagai indikator yang meliputi indikator angka harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat. Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu indikator kesejahteraan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut dituangkan dalam visi pembangunan Kabupaten Pasaman yaitu "Terwujudnya Masyarakat Kabupaten dan. Berbudaya" Untuk. mengukur. Pasaman keberhasilan. yang Sejahtera, Agamais pembangunan. kesehatan. di. Kabupaten Pasaman diperlukan indicator kinerja dari SPM (Standar Pelayanan Minimal) bidang kesehatan yang diselenggarakan oleh kabupaten/kota, serta indikator kinerja lainnya yang pelayanannya ada pada kabupaten/kota tertentu. Indikator Kinerja dari SPM bidang kesehatan sebanyak 22 indikator yang tertuang dalam 81 tabel. Kabupaten Pasaman merupakan salah satu dari 19 Kabupaten/Kota yang ada di Propinsi Sumatera Barat dengan luas 3,947,63 km2 atau setara dengan 9,33% dari luas Propinsi Sumatera Barat, yang terdiri dari 12 Kecamatan dan 37 Nagari. Secara geografis. 3.

(8) Kabupaten Pasaman dilintasi garis khatulistiwa dan berada pada 0°55’ Lintang Utara sampai dengan 0°06’ Lintang Selatan dan 99°45’ sampai dengan 100°21’ Bujur Timur. Ketinggian antara 50 meter sampai dengan 2.912 meter di atas permukaan laut. Wilayah Kabupaten Pasaman merupakan Kabupaten paling Utara dari Propinsi Sumatera Barat dan berbatasan bagian utara dengan :. Bagian Utara. : Kabupaten Mandahiling Natal dan Kabupaten Padang Lawas Propinsi Sumatera Utara. Bagian Timur. : Kabupaten Kampar, Kabupaten Rokan Hulu Propinsi Riau dan Kabupaten Lima Puluh Kota. Bagian Selatan. : Kabupaten Agam. Bagian Barat. : Kabupaten Pasaman Barat. A. KEADAAN PENDUDUK Sesuai dengan data dari BPS Kabupaten Pasaman, jumlah penduduk Kabupaten Pasaman tahun 2016 mencapai 272.804 jiwa yang terdiri dari 135.178 penduduk laki – laki dan 137.626 penduduk Perempuan. Angka Kepadatan penduduk tahun 2016 di Kabupaten Pasaman setiap km. 2. adalah 69 jiwa. Kecamatan yang paling padat. penduduknya adalah Kecamatan Lubuk Sikaping dengan kepadatan penduduk 131 2.. jiwa/km Sedangkan Kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah Kecamatan 2. Mapat Tunggul Selatan 20 jiwa/km .. B. KEADAAN EKONOMI Perekonomian suatu daerah sangat tergantung dari sumber daya dan faktor produksi yang dimilikinya. Hal itu berarti besarnya PDRB atau perekonomian suatu daerah terbentuk dari berbagai macam aktifitas atau kegiatan ekonomi yang ditimbulkan daerah tersebut. PDRB sebagai suatu indikator, punya peranan penting dalam mengukur keberhasilan pembangunan yang telah dicapai dan juga dapat dijadikan suatu ukuran untuk menentukan arah pembangunan suatu daerah dimasa yang akan datang. Perekonomian Pasaman pada tahun 2015 mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya, laju pertumbuhan PDRB pasaman tahun 2015 sebesar 5,33 persen, sedangkan tahun 2014 mencapai 5,87 persen, dimana pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pengadaan listrik dan gas sebesar 9,8 persen.. 4.

(9) Berdasarkan hasi proyeksi BPS tahun 2015 banyaknya angkatan kerja dikabupaten pasaman 112.123 jiwa dari jumlah penduduk umur 15 tahun ke atas yang berjumlah 180.013 jiwa. Terdiri dari bekerja 106.453 jiwa dan pengangguran terbuka 5.670 jiwa. Penduduk yang bukan angkatan kerja 67.890 jiwa, terdiri dari yang bersekolah 19.112 jiwa, mengurus rumah tangga 31.102 jiwa dan lainnya seperti pensiunan, jompo sebanyak 17.676 jiwa. Persentase angkatan kerja terhadap jumlah penduduk adalah 62,29 persen.. C. KEADAAN PENDIDIKAN Keberhasilan pembangunan bidang pendidikan dapat dilihat dari pencapaian APK (Angka Partisipasi Kasar) yang cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya. Ini menggambarkan bahwa partisipasi penduduk yang sedang mengenyam pendidikan sesuaidengan jenjang pendidikannya. cenderung bertambah. dengan jenjang. pendidikannya cenderung bertambah. Proses belajar mengajar dapat dikatakan cukup efektif di Kabupaten Pasaman secara menyeluruh, dibuktikan dengan rata-rata siswa perlokal dan tanggungan guru terhadap siswa masih cukup kecil. Namun jika dilihat secara rinci masih terdapat banyaknya kekurangan tenaga pengajar dan ruang sekolah terutama pada daerah yang sulit terjangkau transportasinya. Jika dilihat rasio siswa terhadap guru masih sesuai terkecuali pada tingkat SMA/SMK/MA karena partisipasi pendidikan meningkat pada jenjang ini dan juga perwujudan sekolah gratis untuk masyarakat miskin juga menjadi faktor pendorong meningkatnya partisipasi pendidikan secara umum. Data yang diperoleh dari BPS tahun 2015 bahwa Taman Kanak-kanak ada 54 unit dengan guru sebanyak 196 orang, Sekolah Dasar ada 245 unit dengan guru sebanyak 3.237 orang, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ada 36 unit dengan guru sebanyak 1.182 orang, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas ada 22 unit dengan guru sebanyak 756 orang, Madrasah Ibtidaiyah ada 10 unit dengan guru sebanyak 116 orang, Madrasah Tsanawiyah ada 15 unit dengan guru sebanyak 451 orang, dan Madrasah Aliyah ada 12 unit dengan guru sebanyak 263 orang. Untuk melihat sejauh mana penduduk suatu daerah terbuka terhadap pengetahuan ditandai dengan pencapaian angka melek huruf, artinya membaca merupakan dasar utama memperluas ilmu pengetahuan.. 5.

(10) D. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan suatu ukuran standar pembangunan manusia yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI). Indeks ini dibentuk berdasarkan empat indikator yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan kemampuan daya beli. Indikator angka harapan hidup merepresentasikan dimensi umur panjang dan sehat. Selanjutnya angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah mencerminkan capaian pembangunan dibidang pendidikan. Sedangkan indikator kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai pendekatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup layak. Dilihat dari strategi pembangunan nasional dimana menempatkan sumber daya manusia sebagai persepektif pembangunan. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi seiring dengan peningkatan sumber daya manusia, beberapa faktor penting dalam pembangunan yang sangat efektif bagi pembangunan manusia adalah pendidikan dan kesehatan. Kedua faktor ini merupakan kebutuhan dasar manusia yang perlu dimiliki untuk meningkatkan potensinya dalam pembangunan. Pendidikan tercermin dalam angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah sedangkan pembangunan bidang kesehatan tercermin dalam angka harapan hidup waktu lahir. Angka Harapan Hidup (AHH) adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas (kematian) menurut umur. Angka ini adalah angka pendekatan yang menunjukan kemampuan untuk bertahan hidup lebih lama. AHH merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya dan derajat kesehatan pada khususnya. IPM Kabupaten Pasaman Tahun 2015 sebesar 64,01 dimana adanya peningkatan dari tahun sebelumnya 63,33 tahun 2014 (BPS Pasaman). Sebagai gambaran IPM untuk Propinsi Sumatera Barat sebesar 69,98. Capaian IPM Kabupaten Pasaman sudah mendekati angka Propinsi Sumatera Barat.. 6.

(11) BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN. Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana melainkan juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya. Pada bab ini akan membahas situasi derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Pasaman yang tercermin melalui angka morbiditas, mortalitas dan status gizi. A. MORTALITAS Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survey dan penelitian. 1. Angka Kematian bayi (AKB) Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk menemukan faktor yang paling dominan. Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survey, karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian pada fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan akses rujukan. Kalau kita lihat di Kabupaten Pasaman pada tahun 2016 jumlah kematian bayi sebanyak 26 kasus, terjadi penurunan kasus dari tahun 2015 sebanyak 30 kasus. Kematian Anak balita pada tahun 2016 sebanyak 7 kasus, terjadi peningkatan kasus dari tahun 2015 sebanyak 2 kasus. Adapun Total kematian balita tahun 2016 sebanyak 33 kasus. Beberapa factor penyebabnya antara lain kegiatan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) kesehatan masih belum mencapai target, dan faktor lain yang mempengaruhinya. Saat ini satu bidan satu jorong sudah disediakan oleh Pemerintah Daerah. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat AKB.. 7.

(12) 2. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) diperoleh berbagai survey yang dilakukan secara khusus. Dengan dilaksanakannya Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) maka cakupan wilayah penelitian AKI menjadi lebih luas dibanding survey sebelumnya. Untuk Kabupaten Pasaman kasus kematian ibu pada tahun 2016 tercatat sebanyak 5 kasus, tidak terjadi peningkatan dari tahun 2015 yang juga sebanyak 5 kasus. 3 kasus disebabkan perdarahan, 1 kasus disebakan hipertensi, dan 1 kasus disebakan oleh hemipharise. Diharapkan jadwal penyuluhan di lingkungan masyarakat dan kerjasama pemegang program dengan lintas sektor yang terkait agar lebih ditingkatkan lagi. Lima (5) kasus yang ditemui masih jauh dari target yang ditetapkan Dinas Kesehatan Propinsi dan Kementerian Kesehatan RI. 3. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH) Penurunan Angka Kematian Bayi sangat berpengaruh pada kenaikan umur harapan Hidup (UHH) waktu lahir. Angka kematian Bayi sangat peka terhadap perubahan dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan Umur Harapan Hidup (UHH) pada waktu lahir. Meningkatnya umur harapan hidup secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat. UHH belum dapat ditentukan karena yang berwenang untuk mengeluarkan UHH adalah Badan Pusat Statistik. Untuk tahun 2015 UHH kabupaten Pasaman sebesar 71 tahun.(2015;66,26) B. MORBIDITAS Angka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari masayarakat (Community Based Data) yang dapat diperoleh melalui pengumpulan data baik dari Puskesmas maupun sarana pelayanan kesehatan (facility based data), yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan. Jumlah kunjungan rawat jalan, rawat inap, serta pelayanan gangguan jiwa di sarana kesehatan tercatat sebanyak 521.857 kunjungan dengan rawat jalan 505.290, rawat inap 15.556 dan kunjungan jiwa sebesar 1.011. Sebagai gambaran awal tren penyakit selama tahun 2016 pada Kabupaten Pasaman terlihat dari tabel berikut :. 8.

(13) DAFTAR SEPULUH PENYAKIT UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2016. No. Jumlah Penderita. Jenis Penyakit. Persentase. 1 Ispa. 26.496. 32,75. 2 Gastritis. 15.616. 19,30. 3 Penyakit pada sistem otot dan jaringan. 10.796. 13,35. 4 Hipertensi. 9.212. 11,39. 5 Diare. 4.814. 5,95. 6 Penyakit kulit alergi. 4.537. 5,61. 7 Penyakit kulit infeksi. 2.968. 3,67. 8 Penyakit Lainnya. 2.304. 2,85. 9 Asma. 2.282. 2,82. 10 Bronhchitis Total. 1.874. 2,31. 80.899. 100. Dari tabel dapat kita lihat penyakit yang mendominasi pada tahun 2016 adalah penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) dengan jumlah penderita 26.496 (32,75%). Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain asupan gizi dalam tubuh. 1. Penyakit Menular Penyakit menular disajikan dalam profil kesehatan antara lain penyakit Malaria, TB Paru, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). a. Penyakit Malaria Pada tahun pada tahun 2016 ditemui suspek malaria sebanyak 5 kasus, setelah dilakukan pemeriksaan microskopis malaria, ditemui penderita yang positif malaria sebanyak 5 kasus dengan jenis parasit Plasmodium Vivax dan Plasmodium Falcifarum. Tahun 2015. 9.

(14) suspek malaria sebanyak 5 kasus, setelah dilakukan pemeriksaan microskopis malaria penderita yang positif malaria sebanyak 3 kasus. Peningkatan penemuan kasus malaria ditunjang oleh sumber daya manusia yang telah dilatih dan alat pemeriksaan malaria yang sudah mulai dilengkapi seperti RDT dan mikroskopis malaria.. b. Penyakit TB Paru. Dari Tabel 7, menunjukkan adanya kasus baru BTA (+) pada tahun 2016 sebanyak 272 kasus dari jumlah kasus keseluruhan sebanyak 441 kasus. Penderita yang diobati sebanyak 257 orang, yang sembuh sebanyak 200 orang. Dari data yang diperoleh penderita tersebar diseluruh Kecamatan yang ada di kabupaten Pasaman. Secara persentase angka keberhasilan pengobatan bagi penderita TB sebesar 91,44 %. Jika dilihat dari tahun sebelumnya, terjadi peningkatan kasus dari tahun 2015, dimana kasus baru pada tahun 2015 sebesar 262 kasus dari jumlah kasus keseluruhan 418. Sedangkan penderita yang di obati sebanyak 239 orang dan sembuh sebanyak 185 orang, dari penderita klinis yang ditemui berjumlah 388 orang yang tersebar diseluruh Kecamatan yang ada di kabupaten Pasaman. Secara persentase angka keberhasilan pengobatan bagi penderita TB sebesar 85%. c. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pnemonia merupakan penyebab kematian pada balita. ISPA sebagai penyebab utama kematian pada balita dan bayi diduga karena pneumonia dan merupakan penyakit akut dan kualitas penata laksananya masih belum memadai. Upaya dalam rangka pemberantasan penyakit infeksi saluran pernafasan akut lebih difokuskan pada upaya penemuan dini dan tatalaksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita pneumonia balita yang ditemukan. Jumlah penderita pneumonia balita pada tahun 2016 ditemui sebanyak 264 balita (24,54%) dari perkiraan kasus penderita 1.076, dan seluruh penderita pneumonia balita sudah ditangani. Jika bandingkan dari tahun sebelumnya terjadi penurunan kasus penderita, dimana jumlah penderita pneumonia balita pada tahun 2015 ditemui sebanyak 311 balita (12%) dari perkiraan kasus sebanyak 2.699.. 10.

(15) d. Penyakit Kusta Meskipun Indonesia sudah mencapai eliminasi Kusta, namun sampai saat ini penyakit mengakibatkan kecacatan pada penderita. Masalah ini diperberat dengan masih tingginya stigma di kalangan masyarakat. Akibat dari kondisi ini sebagian penderita dan mantan penderita dikucilkan sehingga tidak mendapatkan akses pelayanan. Di Kabupaten Pasaman pada tahun 2016 penemuan kasus baru sebesar 7 kasus, dapat digambarkan angka prevalensi kusta sebesar 1 per 100.000 penduduk. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi penurunan kasus, dimana pada tahun 2015 ditemukan 9 kasus baru. 2. Penyakit menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas / ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi. Pada bab ini akan dibahas penyakit tetaus neonatorum, campak, difteri, pertusis, dan hepatitis B. a. Tetanus Neonatorum Penanganan. tetanus neonatorum tidak mudah, yang terpenting adalah usaha. pencengahan yaitu pertolongan persalinan yang hygienis ditunjang dengan imunisasi TT pada ibu hamil. Jumlah kasus tetanus neonatorum di Kabupaten Pasaman pada tahun 2016 hasil dari data di 12 Kecamatan tidak ditemukannya Kasus Tetanus Neonatorum. Ini menunjukan dalam menolong persalinan tenaga kesehatan di sarana pelayanan kesehatan sudah menerapkan SOP yang berlaku. Jika kita lihat tahun sebelumnya, di tahun 2015 juga tidak ditemukan kasus tetanus neonatorum di Kabupaten Pasaman. b. Campak Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan kejadian luar biasa. Untuk jumlah kasus campak di Kabupaten Pasaman sepanjang tahun 2016 hasil dari data di 12 Kecamatan tidak ditemukannya Kasus Campak, sama dengan tahun sebelumnya, dimana tidak ditemukan kasus Campak di tahun 2015. c. Difteri Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relatif rendah, rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi dengan adanya program imunisasi. Jumlah kasus Difteri. 11.

(16) di Kabupaten Pasaman pada tahun 2016 tidak ditemukannya kasus penderita Difteri. Begitu juga ditahun 2015 tidak ditemukan kasus Difteri. d. Pertusis Jumlah kasus pertusis di Kabupaten Pasaman dalam 5 (lima) tahun terakhir tidak ditemukannya kasus. e. Hepatitis B Jumlah kasus Hepatitis B di Kabupaten Pasaman pada tahun 2016 dari hasil data 12 Kecamatan tidak ditemukan kasus, begitu juga ditahun 2015 tidak ditemukan kasus HepatitisB.. 3. Penyakit Potensi KLB/Wabah a. Demam Berdarah Dengue Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar ke beberapa kecamatan di Kabupaten Pasaman. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan angka kesakitan dan kematian relatif tinggi. Angka insiden DBD secara nasional berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada awalnya pola endemic terjadi setiap lima tahunan, namun dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir mengalami perubahan dengan periode antara 2 – 5 tahunan, sedangkan angka kematian cenderung menurun.. Upaya pemberantasan. DBD dititik beratkan pada. penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3 M Plus), pemantauan Angka Bebas Jentik (ABJ) serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga. Untuk tahun 2016 ditemuinya 137 Kasus DBD yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Pasaman, kasus terbanyak di temui di wilayah kerja Puskesmas Sundatar sebanyak 65 kasus, Puskesmas Lubuk Sikaping sebanyak 51 kasus, Puskesmas Rao 9 kasus, Puskesmas Pintu Padang 4 kasus, Puskesmas Tapus 4 kasus, Puskesmas Lansat Kadap 3 kasus dan Puskesmas Pegang Baru 1 kasus, dengan incidence rate per 100.000 penduduk sebesar 50,2 (IR 49/100.000). Kabupaten Pasaman merupakan daerah endemis DBD, karena kasus DBD setiap tahunnya terjadi di Kabupaten Pasaman.. 12.

(17) Jika kita lihat dari tahun sebelumnya terjadi peningkatan kasus, dimana pada tahun 2015 ditemui 106 kasus DBD. Kasus terbanyak ditemui di wilayah kerja puskesmas Lubuk Sikaping sebanyak 66 kasus, Puskesmas Sundatar sebanyak 14 kasus, Puskesmas Simpati 9 kasus, Puskesmas Kumpulan 7 kasus, Puskesmas Bonjol 6 kasus dan Puskesmas Pegang Baru sebanyak 4 kasus, dengan incidence rate per 100.00 penduduk sebesar 39,3 (IR 50/100.000). b. Diare Jumlah penderita diare pada tahun 2016 sebanyak 5.701 (48,49%) kasus, yang tersebar disetiap kecamatan dengan angka kesakitan diare sebesar 270 per 1000 penduduk, rata-rata disemua kecamatan dan semuanya sudah tertangani dengan baik. Jika kita lihat ditahun sebelumnya, di tahun 2015 jumlah penderita diare sebanyak 4.615 (80%) dengan angka kesakitan diare sebesar 214 per 1000 penduduk, rata di semua kecamatan. c. Filariasis Pada tahun 2016 tidak ditemui kasus penderita filariasis di wilayah Kabupaten Pasaman, sedangkan pada tahun 2015 ditemui 1(satu). kasus suspek/tersangka. Filariasis di wilayah kerja Puskesmas Lansat Kadap. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium ternyata hasilnya negatif Filaria.. C. STATUS GIZI Status Gizi masayarakat dapat diukur melalui beberapa indikator, antara lain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita usia subur Kurang Energi Kronis (KEK). 1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Berat badan lahir rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang, bayi yang lahir kurang bulan dan berat badan yang kurang (prematur).. 13.

(18) Jumlah BBLR di Kabupaten Pasaman pada tahun 2016 sebanyak 92 bayi (1,61%) dari 5.460 bayi lahir hidup. Jika dilihat dari tahun sebelumnya terjadi peningkatan kasus BBLR. Jumlah BBLR di Kabupaten Pasaman pada tahun 2015 sebanyak 88 bayi (2%) dari 5.375 bayi lahir hidup. 2. Status Gizi Balita Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan keadaan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah pengukuran secara antropometri yang menggunakan indeks berat badan menurut Umur (BB/U). Berdasarkan penimbangan balita yang dilakukan, pada tahun 2016 cakupan penimbangan balita yang mendapat pelayanan kesehatan sebanyak 24.337 (77,7%) dari jumlah balita yang dilaporkan sebanyak 31.918 balita. Pada tahun 2015 cakupan penimbangan balita yang mendapat pelayanan kesehatan sebanyak 22.454 (81%) dari jumlah balita yang dilaporkan sebanyak 27.694 balita.. 14.

(19) BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN. A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut : 1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Seorang ibu mempunyai peranan yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya. a.. Pelayanan Antenatal Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan professional. (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti program pedoman pelayanan antennal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk Mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ke tiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil.. 15.

(20) Gambaran persentase cakupan pelayanan K4 di Kabupaten Pasaman pada tahun 2016 sebesar 5.626 (79,42%), sedangkan pada tahun 2015 cakupan kunjungan pelayanan K4 sebesar 5.307 (84%). Jika kita bandingkan terjadi penurunan cakupan K4 dari tahun 2015 ke tahun 2016. Grafik 1. Jumlah Kunjungan Pelayanan K4 di Puskesmas Kunjungan Ibu Hamil (K4) Tahun 2016 Kunjungan K4. Jumlah ibu hamil 209. Puskesmas Simpang Tonang. 283 339 395. Puskesmas Cubadak Puskesmas Silayang. 160. Puskesmas Pintu Padang. 152. Puskesmas Koto Rajo. 156. 231 251 286 421. Puskesmas Rao. 616. 370. Puskesmas Lansat Kadap. 607 739. Puskesmas Tapus Puskesmas Kuamang. 174. 236 474. Puskesmas Pegang Baru. 462. Puskesmas Sundatar. Puskesmas Kumpulan Puskesmas Simpati Puskesmas Ladang Panjang. 563 548 667 682. Puskesmas Lubuk Sikaping Puskesmas Bonjol. 798. 208. 325. 244 230. 329. 295 621 639. b. Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (professional). Hasil data / indikator kinerja SPM bidang kesehatan di Kabupaten Pasaman pada tahun 2016 sebesar 5.375 (77,4) % angka ini telah. 16.

(21) mencapai target. Tapi jika kita bandingkan dengan tahun 2015 terjadi penurunan, dimana persalinan yang dilakukan oleh tenaga medis sebanyak 5.214 ibu hamil (87%).. Grafik 2. Jumlah Pertolongan oleh Tenaga Kesehatan Tahun 2016. Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Tahun 2016 Jumlah Persalinan ditolong nakes 198. Puskesmas Simpang Tonang. Jumlah ibu hamil. 283 331 395. Puskesmas Cubadak 138. Puskesmas Silayang. 231. Puskesmas Pintu Padang. 176. Puskesmas Koto Rajo. 169. 251 286. Puskesmas Rao. 412. Puskesmas Lansat Kadap. 403. 616 607 671. Puskesmas Tapus 162. Puskesmas Kuamang. 236 405. Puskesmas Pegang Baru. 435. Puskesmas Sundatar. 563 548 605. Puskesmas Lubuk Sikaping 221. Puskesmas Bonjol. 325. 242. Puskesmas Kumpulan. 204. Puskesmas Simpati. 682. 329. 295 603 639. Puskesmas Ladang Panjang. 17. 798.

(22) c. Ibu Hamil Resiko Tinggi yang Dirujuk Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh Bidan di Jorong dan Puskesmas, beberapa ibu hamil diantaranya tergolong dalam kasus resiko tinggi (resti) dan memerlukan pelayanan kesehatan rujukan. Untuk tahun 2016 jumlah ibu hamil resti yang ditangani di Kabupaten Pasaman sebesar 810 (57,17%) ibu dari jumlah perkiraan ibu hamil komplikasi sebesar 1.417 bumil. Jika kita lihat tahun 2015, jumlah ibu hamil resti yang ditangani sebanyak 780 (62%) dari jumlah perkiraan ibu hamil komplokasi sebanyak 1.259. Data capaian per puskesmas dapat dilihat pada grafik dibawah : Grafik 3. Jumlah Penanganan Komplikasi Kebidanan Tahun 2016. Penanganan komplikasi kebidanan tahun 2016 Jumlah penanganan komplikasi Puskesmas Simpang Tonang. perkiraan bumil dengan komplikasi. 0. 57 52. Puskesmas Cubadak 11. Puskesmas Silayang Puskesmas Pintu Padang. 79. 57. 0. 123 27. Puskesmas Koto Rajo Puskesmas Rao. 18. Puskesmas Lansat Kadap. 17. 50 46 121. Puskesmas Tapus Puskesmas Kuamang. 160 4. Puskesmas Pegang Baru. 47 39. 113 83. Puskesmas Sundatar Puskesmas Lubuk Sikaping. 136 30. Puskesmas Bonjol. 43. Puskesmas Kumpulan Puskesmas Simpati. 110. 5. Puskesmas Ladang Panjang. 18. 65 66 59 63. 128. 177. 241.

(23) d. Kunjungan Neonatus Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau memeiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari). Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehayan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Cakupan kunjungan neonatus pada tahun 2016 sebesar 5.099 (93,39%) dari jumlah bayi lahir hidup. Terjadi penurunan dari tahun sebelumnya dimana Tahun 2015 kunjungan neonatus sebesar 5.275 (98 %) dari jumlah bayi lahir hidup sebesar 5.375 bayi. Data capaian per puskesmas dapat dilihat pada grafik dibawah :. 19.

(24) Grafik 4. Jumlah Kunjungan Neonatal Lengkap Tahun 2016. KN lengkap Tahun 2016 Jumlah KN lengkap. Jumlah lahir hidup 202 196. Puskesmas Simpang Tonang. 304 340. Puskesmas Cubadak 145 148 177 181 176 186. Puskesmas Silayang Puskesmas Pintu Padang Puskesmas Koto Rajo. 323. Puskesmas Rao. 342. Puskesmas Lansat Kadap. 426 402 669 669. Puskesmas Tapus 156 171. Puskesmas Kuamang. 340. Puskesmas Pegang Baru Puskesmas Sundatar. 402 437 437 602 608. Puskesmas Lubuk Sikaping 220 247 244 246 208 208. Puskesmas Bonjol Puskesmas Kumpulan Puskesmas Simpati. 554 593. Puskesmas Ladang Panjang. 2. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah, dan Remaja Pelayanan kesehatan pada kelompok anak pra sekolah, usia sekolah dan remaja dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pematauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak sekolah dasar/sederajat, serta pelayanan kesehatan pada remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru UKS dan dokter kecil. Dari hasil pengumpulan data di 12 Kecamatan tahun 2016 cakupan pelayanan kesehatan siswa SD dan setingkat sebesar 6.810 (111,90%).. 20.

(25) 3. Pelayanan Keluarga Berencana Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) menurut hasil pengumpulan data di 12 Kecamatan pada tahun 2016 jumlah PUS sebesar 45.109 orang dan yang menjadi peserta KB aktif sebesar 29.365 (65,10%), sedangkan pada tahun 2015 yang menjadi peserta KB Aktif sebanyak 33.452 (72%) dari jumlah PUS sebanyak 50.486 orang. 4. Pelayanan Immunisasi Pada tahun 2014, Kabupaten Pasaman telah mencapai Nagari UCI sebesar 68,9 % (144 jorong) dari 209 jorong. Sedangkan tahun 2015 Kabupaten Pasaman telah mencapai Jorong UCI sebanyak 153 jorong (68%) dari total jorong 225 jorong. Pada tahun 2016 Cakupan UCI Kabupaten Pasaman 148 jorong (66,07%) dari total jorong 225 jorong. Terjadi penurunan dari tahun sebelumnya dimana masih rendahnya tingkat pendidikan, pengetahuan, pekerjaan dan dukungan suami. Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi Hb0, BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali), Hepatitis B (3 kali) dan imunisasi campak (1 kali), yang dilakukan melalui pelayanan rutin di Posyandu dan fasilitas kesehatan lainnya. Cakupan imunisasi rutin pada tahun 2016 yaitu Hb0 4.896 bayi (76,05%), BCG 5.331 bayi (82,81%) , DPT3+HB3 (80,75%) 5.199 bayi, Polio 4 (77,21%) 4.971 bayi, dan Campak (75,74%) 4.876 bayi dari jumlah 6.438 bayi yang lahir hidup. Cakupan imunisasi dasar lengkap tahun 2016 adalah 4.199 bayi (65,22%). Cakupan imunisasi rutin pada tahun 2015 yaitu Hb0 4.706 bayi (88,%), BCG 5.072 bayi (94, %) , DPT3+HB3 3.544 bayi (66%), Polio 4 4.236 bayi (79%), dan Campak 5.361 bayi (100%) dari jumlah 5.375 bayi yang lahir hidup. Cakupan imunisasi dasar lengkap tahun 2015 adalah 4.925 bayi (92%). Jika kita lihat terjadi penurunan cakupan imunisasi dasar lengkap dari tahun sebelumnya, dimana cakupan pada tahun 2015 adalah 92% sedangkan cakupan imunisasi dasar lengkap pada tahun 2016 adalah 65,22%.. 21.

(26) 5. Pelayanan Pengobatan / Perawatan dan Kesehatan Jiwa Cakupan rawat jalan di sarana kesehatan (Puskesmas dan Rumah sakit) Kabupaten Pasaman tahun 2016 mencapai 505.290, rawat inap sebanyak 15.556 dan kunjungan jiwa sebanyak 1.405 dari total jumlah penduduk sebanyak 272.804 jiwa. Sedangkan tahun 2015 cakupan kunjungan rawat jalan sebanyak 198.689, dan rawat inap sebanyak 4.379 (1,6%) dan kunjungan jiwa sebanyak 2.019 jiwa dari total jumlah penduduk 269.883 jiwa.. 6. Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut Cakupan pelayanan kesehatan pra usila dan usila lanjut pada tahun 2014 Cakupan pelayanan kesehatan usila sebesar 3.367 (55,9%) dari sejumlah usila yang dilaporkan sebanyak 6.020 orang. Dan pada tahun 2015 cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut yang mendapatkan pelayanan sebanyak 1.926 usila (57%) dari jumlah usila 3.350 usila. Pada tahun 2016 cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut adalah sebanyak 2.729 (12,21%) dari jumlah usia lanjut sebanyak 22.34 orang. Jumlah ini hanya gambaran pelayanan usia lanjut yang diberikan di kelompok/ posyandu lansia yang ada di Kabupaten Pasaman.. B. KETERSEDIAAN OBAT Dari data ketersediaan obat yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar ada 20 jenis obat dan vaksin sesuai peraturan yang berlaku, dan Pada masing-masing daerah tidak sama antara daerah yang satu dengan daerah yang lain dikarenakan berbagai hal diantaranya geografis daerah, pola penyakit dan prilaku masyarakat. Di Kabupaten Pasaman terlihat ada beberapa item obat yang ketersediaannya tidak sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar, namun sebagian besar sudah dapat memenuhi kebutuhan untuk pelayanan kesehatan dasar.. 22.

(27) C. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN Pengawasan kesehatan lingkungan pada tahun 2016 yaitu persentase rumah sehat sebesar 45,33% (26.520 rumah) dari 58.500 rumah yang ada, penduduk dengan akses air minum yang berkualitas sebesar 85,26% (232.602 penduduk) dari 272.804 jumlah penduduk, penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak sebesar 51,30% (139.951 penduduk), Desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat sebesar 100% (37 nagari) dari 37 nagari, serta TTU (Tempat-Tempat Umum) sehat sebesar 77,25% (1.253 TTU) dari 1.622 TTU yang ada, dan pengawasa TPM (Tempat Pengelolaan Makanan) yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 67,72% (1.951 TPM) dari 2.881 TPM yang ada. Pengawasan kesehatan lingkungan pada tahun 2015 yaitu persentase rumah sehat sebesar 44,47% (26.170 rumah), penduduk dengan akses air minum yang berkualitas sebesar 75% (202.036 penduduk), penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak sebesar 51% (137.849 penduduk), Desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat sebesar 92% (206 jorong) dari 225 jorong, serta pengawasan TTU (Tempat-Tempat Umum) sehat sebesar 81% (299 TTU) dari 369 TTU yang ada, dan TPM (Tempat Pengelolaan Makanan) yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 30% (841 TPM) dari 2.850 TPM yang ada. Untuk mengurangi resiko terjadinya penyakit berbasis lingkungan, dilakukan berbagai upaya peningkatan kualitas lingkungan, antara lain melakukan pemicuan STBM (sanitasi total berbasis masyarakat) dengan 5 pilar yaitu jamban, CTPS (cuci tangan pakai sabun), pengelolaan sampah, pengelolaan limbah dan PAMRT (pengelolaan air minum rumah tangga). Pembinaan dan pengawasan TTU dan TPM dengan meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor sangat penting dalam pembinaan dan pengawasan kesehatan lingkungan masyarakat.. 23.

(28) D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakekatnya dimaksudkan untuk menangani permasalah gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa permasalahan gizi sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah kekurangan energi protein (KEP), kekurangan vitamin A, gangguan akibat kekurangan yodium dan anemia gizi besi. Upaya perbaikan gizi masyarakat pada tahun 2016 adalah : Penanggulangan masalah KEP, Penanggulangan dan pencegahan Anemia Gizi Besi, Penanggulangan kurang Vitamin A, Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Peningkatan Kemandirian Keluarga dalam Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat (UPGM) dan Sistim Kewaspadaan Gizi (SKG). 1. Pemantauan Pertumbuhan Balita Upaya. pemantauan. terhadap. pertumbuhan. balita. dilakukan. melalui. kegiatan. penimbangan di Posyandu secara rutin setiap bulan. Di Kabupaten Pasaman pada tahun 2014, jumlah balita yang dilaporkan sebanyak 27.694 orang dan yang ditimbang sebanyak 22.340 orang dengan persentase (80%). Sementara itu balita dengan Bawah Garis Merah (BGM) sebesar 142 (0,6%). Sedangkan tahun 2015 jumlah balita yang dilaporkan sebanyak 27.694 orang dan yang ditimbang sebanyak 22.454 orang dengan persentase (82%). Sementara itu balita dengan BGM sebesar 142 (0,6%). Pada tahun 2016 jumlah Balita sebanyak 31.918 dan yang ditimbang sebanyak 24.337 orang dengan persentase (76,25%). Sementara Balita dengan BGM sebanyak 87 orang (0,36%). Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa adanya penurunan balita dengan BGM. Faktor-faktor yang sangat menentukan dalam pembentukan status gizi anak adalah lingkungan yang higienis, ketahanan pangan keluarga, pola asuh terhadap anak dan pelayanan kesehatan dasar. Untuk itu sangat dibutuhkan sekali kebijakan dan koordinasi lintas sektor yang terkait seperti pemberdayaan masyarakat, pemberantasan kemiskinan, ketahanan pangan, dan pendidikan secara tidak langsung akan mempengaruhi asupan gizi terhadap anak.. 24.

(29) 2. Pemberian Kapsul Vitamin A Pada tahun 2014 bayi yang mendapat vit A sebesar 3.128 (87,3%) dari jumlah bayi 3.583 orang. Untuk balita yang mendapat vit.A 2x sebesar 20.007 (88,5%) dari jumlah balita 25.305 org. Pada tahun 2015 jumlah bayi yang mendapat vit A sebesar 3.012 (84,1%) dari jumlah bayi 3.583 orang. Untuk anak balita yang mendapat vit.A 2x sebesar 23.813 (88%) dari jumlah balita 25.305 org. Pada tahun 2016 bayi yang mendapatkan vitamin A 3.210 orang (49,86%) dari jumlah bayi 6.438 orang, sementara anak Balita yang mendapat Vitamin A sebanyak 22.117 orang (85,33%) dari jumlah Anak Balita sebanyak 25.918 orang. 3. Pemberian Tablet besi Pada tahun 2014 jumlah ibu hamil yang ada sebanyak 6.295 bumil dan ibu hamil yang mendapatkan pemberian tablet besi Fe1 sebanyak 5.915 (94%) ibu hamil, dan Fe3 5.253 (83,4%) ibu hamil. Sedangkan tahun 2015 jumlah ibu hamil yang ada sebanyak 6.295 bumil dan yang mendapatkan pemberian tablet besi Fe1 sebanyak 6.040 (96%) ibu hamil, dan Fe3 sebanyak 5.312 (84%) ibu hamil. Sedangkan pada tahun 2016 jumlah ibu hamil sebanyak 7.084 orang dan ibu hamil yang mendapatkan tablet besi Fe 1 6.336 orang (89,44%), dan Fe 3 sebanyak 5.626 orang (79,42%) ibu hamil.. 25.

(30) BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. A. SARANA KESEHATAN Pembangunan kesehatan di Kabupaten Pasaman telah berhasil menyediakan sarana dan prasarana kesehatan secara merata di seluruh wilayah Kabupaten Pasaman. Pada saat ini untuk memenuhi pelayanan kesehatan dasar telah tersedia sarana kesehatan diantaranya Puskesmas, Rumah Sakit, upt Laboratorium Kesehatan Daerah dan UPTD Balai Pelayanan Obat dan Farmasi sarana upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) dan sarana pelayanan kesehatan swasta di Kabupaten Pasaman. 1.. Puskesmas Pada tahun 2016 jumlah Puskesmas di Kabupaten Pasaman sebanyak 16 Puskesmas. dengan jumlah Puskesmas Rawat Inap sebanyak 7 buah yaitu Puskesmas Bonjol, Ladang Panjang, Cubadak, Rao, Tapus, Pintu Padang, dan Silayang dengan kapasitas tempat tidur sejumlah 6 TT per Puskesmas nya, 50 Puskesmas Pembantu, 16 Puskesmas Keliling, 104 poskesdes. Dengan demikian setiap kecamatan telah memiliki sebuah Puskesmas dan hampir 90 % jorong telah dilayani oleh sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah. 2. Rumah Sakit Pada tahun 2016 jumlah Rumah sakit di Kabupaten Pasaman sebanyak 1 unit Rumah Sakit Pemerintah Daerah (RSUD) Lubuk Sikaping kualifikasi Tipe C dengan kapasitas tempat tidur 177 unit dan hari rawatan 37.032 hari.. 26.

(31) 3. Gudang Farmasi Pada tahun 2016, UPTD BPOF telah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam menjaga kualitas dan mutu obat serta pendistribusian ke puskesmas yang ada diwilayah Kabupaten Pasaman serta ke RSUD Lubuk Sikaping, Sedangkan di sektor swasta telah beroperasi sebanyak 12 Apotik dan 30 Toko obat yang tersebar diseluruh Kabupaten Pasaman.. 4. UPT Labkesda Pada tahun 2008 sesuai dengan perubahan SOTK baru di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman maka dibentuk Laboratorium Kesehatan Daerah ( LABKESDA) Kabupaten Pasaman yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi baik air bersih dan air minum, dengan demikian masyarakat akan terhindar dari kemungkinan terkena resiko dari penyakit yang di sebabkkan oleh air. Pemeriksaan kualitas air masyarakat ini terdiri dari air sumber gali, perpipaan, mata air yang. digunakan. masyarakat. untuk. pribadi. maupun. untuk. usaha. seperti. pabrik. tahu,tempe,kerupuk dll. Pemeriksaan yang dilakukan pada Labkesda terdiri dari pemeriksaan kimia terbatas pada tahun 2014 sebanyak 66 sampel yang diperiksa sebanyak 36 (55%) sampel memenuhi syarat. Sedangkan tahun 2015 sebanyak 19 sampel yang diperiksa sebanyak 5 (26,3%) sampel yang memenuhi syarat. Pada tahun 2016 diperiksa sampel sebanyak 34 sampel dan sampel yang memenuhi syarat 17 (50%). Adanya peningkatan yang signifikan dikarenakan petugas dilapangan sudah mensosialisasikan tentang perlunya pemeriksaan kualitas air yang digunakan kepada masyarakat.. 27.

(32) 5. Sarana Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) diantaranya Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa (POD). Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penaanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya Posyandu dikelompokkan menjadi 4 strata, yaitu Posyandu Pratama, Madya, Purnama, dan Mandiri. Jumlah Posyandu di Kabupaten Pasaman tahun 2014 sebanyak 381 posyandu dengan rincian Posyandu Pratama sebesar 11 (2,9%), Madya sebesar 91 (23,8%), Purnama sebesar 233 (61%) dan Mandiri sebesar 47 (12,3%). Sedangkan pada tahun 2015 jumlah posyandu sebanyak 394 dengan rincian Posyandu Pratama sebesar 7 (2%), Madya sebesar 123 (31%), Purnama sebesar 213 (54%) dan mandiri sebanyak 51 (13%). Sedangkan pada tahun 2016 jumlah posyandu sebanyak 402 dengan rincian 100 Posyandu Madya (24,88%), Posyandu Purnama 247 (61,44%) dan Posyandu Mandiri 55 (13,68%). Jika kita bandingkan terlihat peningkatan jumlah posyandu dan jumlah posyandu mandiri. Dalam rangka mendekatkan pelayanan kebidanan, melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana. Pada tahun 2015 jumlah Polindes di Kabupaten Pasaman 104 unit. Pada tahun 2016 jumlah polindes tetap sebanyak 104 unit.. B. TENAGA KESEHATAN Penyelenggaraan upaya kesehatan tidak hanya dilakukan pemerintah, tapi juga diselenggarakan oleh swasta. Oleh karena itu gambaran situasi ketersediaan tenaga kesehatan baik yang bekerja di sektor pemerintah maupun swasta perlu diketahui. Data ketenagaan pada. 28.

(33) Profil Kesehatan Kabupaten Pasaman terdiri dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman, Rumah Sakit Umum Daerah dan Balai Pengobatan (Yarsi Panti), dan UPTD Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman. Adapun jumlah tenaga Kesehatan menurut kelompok yaitu medis, perawat, bidan, farmasi, gizi, teknis medis, sanitasi, kesehatan masyarakat dan tenaga lainnya dapat di lihat pada tampilan grafik dibawah ini : Grafik 5 : Jumlah Tenaga Medis. Jumlah tenaga medis tahun 2016 2016. 2015. 10. dokter spesialis. 6 29. dokter umum. 35 9. dokter gigi. 11. Grafik 6 : Jumlah Tenaga Paramedis Jumlah tenaga Paramedis Tahun 2016 2016. 2015. 191 Perawat. 229. 309 Bidan. 320. 29.

(34) Grafik 7 : Jumlah Tenaga Kesehatan Lainnya Jumlah tenaga kesehatan lainnya tahun 2016 2016. 2015 25 25. Farmasi 15. Kesmas. 11 15. Kesling. 10 17. Gizi. 16. Grafik 8 : Jumlah Tenaga Terapi Fisik dan Teknisi Medis. Jumlah tenaga keterapian fisik dan tenaga teknisi medis tahun 2016 2016. Keterapian Fisik. 2015. 6 6. 32. Teknisi Medis. 37. 30.

(35) C. PEMBIAYAAN KESEHATAN Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari Pemerintah dan masyarakat. Anggaran pemerintah bersumber dari APBN, APBD I, APBD II, BLN, DAK. Total anggaran Kesehatan Kabupaten Pasaman tahun 2014 Rp.80.875.441.570. dengan APBD Kabupaten sebesar Rp.775.635.903.284. Hal ini menunjukan anggaran kesehatan per kapita per tahun sebesar Rp.299.341 dan % APBD kesehatan terhadap APBD Kabupaten sebesar 9,37 %. Sedangkan pada tahun 2015 Total anggaran Kesehatan Kabupaten Pasaman Rp.78.691.560.747. dengan APBD Kabupaten sebesar Rp.985.276.499.876. Hal ini menunjukan anggaran kesehatan per kapita per tahun sebesar Rp.291.577 dan % APBD kesehatan terhadap APBD Kabupaten sebesar 7,11 %. Pada tahun 2016 total anggaran kesehatan sebesar Rp.126.563.354.260,-. Anggaran kesehatan perkapita sebesar Rp.463.935,11 dan % APBD kesehatan terhadap APBD Kabupaten sebesar 9,66 %. Dapat kita lihat adanya peningkatan persentase kesehatan terhadap APBD Kabupaten walaupun persentasenya belum sampai 10%. Diharapkan perhatian yang serius oleh stakeholder terhadap anggaranan kesehatan, sebagaimana yang tercantum dalam UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan dimana untuk anggaran kesehatan di alokasikan 10% dari APBD KabKota. Grafik 9 : Perbandingan Anggaran Kesehatan Perbandingan Anggaran Kesehatan 2016. 1.056.843.885.380 985.276.499.877. APBD kab 126.563.354.260 78691560747. anggaran kes anggaran perkapita persentase. 2015. 463935,11 291544 9,66 7. 31.

(36) BAB VI PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian di atas dapat diambil beberapa kesimpulan yang terkait dengan akuntabilitas kinerja tahun 2016 yaitu : 1. Secara umum pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman tahun 2016 telah dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.. 2. Gambaran 10 (sepuluh) penyakit terbanyak dapat dilihat bahwa penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) menduduki peringkat pertama dengan jumlah 26.496 (32,75%) kasus.. 3. Pencapaian akuntabilitas kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman tahun 2016 dalam indicator kinerja SPM Kesehatan terlihat bahwa dari 22 indikator sasaran kinerja yang harus dicapai Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman. Gambaran Standar Pelayanan Minimal (SPM) dapat lihat di bawah ini : a. Jumlah kunjungan ibu hamil K-4 sebanyak 5.626 ibu hamil dari target sasaran 7.082 ibu hamil. b. Jumlah komplikasi kebidanan yang ditangani sebanyak 810 dari target sasaran 1.417 orang. c. Jumlah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan sebanyak 5.375 ibu bersalin dari target sasaran 6.220 ibu bersalin. d. Jumlah pelayanan ibu nifas sebanyak 5.315 orang dari target sasaran 6.760 orang. e. Jumlah neonatal dengan komplikasi yang ditangani sebanyak 78 bayi dari target sasaran 966 bayi. f. Jumlah kunjungan bayi sebanyak 5.377 bayi dari target sasaran 6.438 bayi. g. Jumlah desa/kelurahan UCI sebanyak 148 jorong dari target sasaran 225 jorong. h. Jumlah pelayanan pemantauan tumbuh kembang anak balita sebanyak 18.563 balita dari target sasaran 25.916 balita. i.. Jumlah MP ASI bagi anak usia 6-24 bulan keluarga miskin sebanyak 670 balita dari target sasaran 5.585 balita.. 32.

(37) j.. Jumlah balita gizi buruk mendapat perawatan sebanyak 9 orang dari target sasaran 9 orang.. k. Jumlah pemeriksaan kesehatan siswa kelas I SD dan setingkat oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih sebanyak 7.319 siswa dari target sasaran 7.329 siswa. l.. Jumlah peserta KB Aktif pada pasangan usia subur sebanyak 29.635 orang dari target sasaran 45.110 orang.. m. Jumlah penemuan dan penanganan penderita penyakit, dengan indikator : 1) Tidak ditemukan kasus AFP rate per 100.000 penduduk < 15 Tahun 2) Penemuan penderita pneumonia balita sebanyak 267 balita dari target sasaran 2.728 balita balita. 3) Penemuan pasien baru TB BTA+ sebanyak 257 kasus dari target sasaran 393 kasus. 4) Penderita DBD yang ditangani sebanyak 137 orang. 5) Penemuan penderita diare sebanyak 6.514 orang dari target sasran 6.514 orang. n. Jumlah pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin sebesar 225.294 orang dari jumlah penduduk sebanyak 272.804 orang. o. Jumlah pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin sebanyak 180.073 orang dari target sasaran 180.073 orang. p. Jumlah pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin sebanyak 16 orang dari target sasaran 16 orang. q. Jumlah pelayanan gawat darurat level I yang harus diberikan disarana kesehatan (RS) sebanyak 1 rumah sakit dari target sasaran 1 rumah sakit. r. Jumlah desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam sebanyak 2 desa/kelurahan dari target sasaran 2 desa/kelurahan. s. Jumlah desa siaga aktif sebanyak 104 jorong dari target sasaran 104 jorong. 4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan di Kabupaten Pasaman dari jumlah penduduk yang memiliki perlindungan kesehatan sebesar 214.774 (80%) penduduk. 5. Untuk tahun 2016 Tenaga Kesehatan Kabupaten Pasaman Terpilih sebagai Tenaga Teladan Tk. Nasional yaitu Anne Triana,AMKL sebagai Tenaga Teladan Kesehatan Masyarakat tahun 2016 Tk. Nasional dengan inovasinya Pengolahan Sampah Terpadu di jorong Kapalo Koto kecamatan Lubuk Sikaping.. 33.

(38) 6. Untuk mendukung pencapaian kinerja program/kegiatan, sasaran dan strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Tahun 2016, telah berbagai upaya intervensi melalui 12 jenis program dan 36 kegiatan dengan alokasi anggaran Rp. 126.563.354.260 yang terdiri dari urusan wajib pada belanja langsung Rp. 72.394.382.491 dan urusan rutin pada belanja tidak langsung Rp. 29.658.809.389.. 7. Secara umum adanya pencapaian kinerja yang lebih baik disebabkan oleh : a. Adanya komitmen pemerintah daerah untuk memfokuskan program dan kegiatan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman sesuai dengan dokumen perencanaan yang telah disusun. b. Adanya kerjasama Lintas Program dan Lintas Sektor dalam upaya percepatan pencapaian target yang telah ditetapkan. B. S A R A N Untuk mendukung pencapaian kinerja program, kegiatan, sasaran dan strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Tahun 2016 perlu adanya komitmen bersama Lintas Program dan Lintas Sektor dan masyarakat dalam upaya percepatan pencapaian target indikator kesehatan.. 34.

(39) RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2016 NO. INDIKATOR. A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 2 Jumlah Desa/Kelurahan 3 Jumlah Penduduk 4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 2 5 Kepadatan Penduduk /Km 6 Rasio Beban Tanggungan 7 Rasio Jenis Kelamin 8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi a. SMP/ MTs b. SMA/ SMK/ MA c. Sekolah menengah kejuruan d. Diploma I/Diploma II e. Akademi/Diploma III f. Universitas/Diploma IV g. S2/S3 (Master/Doktor) B. DERAJAT KESEHATAN B.1 Angka Kematian 10 Jumlah Lahir Hidup 11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 12 Jumlah Kematian Neonatal 13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 14 Jumlah Bayi Mati 15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 16 Jumlah Balita Mati 17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 18 Kematian Ibu Jumlah Kematian Ibu Angka Kematian Ibu (dilaporkan). L. ANGKA/NILAI L+P. P. 0,00. 0,00. 3.947,6 225 272.804 4,15 69 62 98,22 0,00. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00. 2.937 29 13 4 5 2 5 2. 2.523 21 3 1 3 1 3 1. 5.460 9,1 16 3 8 1 8 1. 135.178. 137.626. 5 92. B.2 Angka Kesakitan 35. Satuan 2. Km Desa/Kel Jiwa Jiwa 2 Jiwa/Km per 100 penduduk produktif. No. Lampiran Tabel 1 Tabel 1 Tabel 2 Tabel 1. %. Tabel 1 Tabel 2 Tabel 2 Tabel 3. % % % % % % %. Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3. per 1.000 Kelahiran Hidup neonatal per 1.000 Kelahiran Hidup bayi per 1.000 Kelahiran Hidup Balita per 1.000 Kelahiran Hidup. Tabel 4 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5. Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup. Tabel 6 Tabel 6.

(40) NO. INDIKATOR. 19 Tuberkulosis Jumlah kasus baru TB BTA+ Proporsi kasus baru TB BTA+ CNR kasus baru BTA+ Jumlah seluruh kasus TB CNR seluruh kasus TB Kasus TB anak 0- 14 tahun Persentase BTA+ terhadap suspek Angka kesembuhan BTA+ Angka pengobatan lengkap BTA+ Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ Angka kematian selama pengobatan 20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 21 Jumlah Kasus HIV 22 Jumlah Kasus AIDS 23 Jumlah Kematian karena AIDS 24 Jumlah Kasus Syphilis 25 Donor darah diskrining positif HIV 26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 27 Kusta Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Angka Prevalensi Kusta Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi AFP Rate (non polio) < 15 th Jumlah Kasus Difteri Case Fatality Rate Difteri Jumlah Kasus Pertusis Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum Jumlah Kasus Campak. L. ANGKA/NILAI L+P. P. 183 67,28 135,38 297 219,72. 89 32,72 64,66 144 104,63. 16,17 75,45 13,77 89,22 6 10,75 3 0 2 0 0,65 47,32. 7,85 82,22 13,33 95,56 2 5,84 2 0 1 0 0,00 49,65. 3 2,22. 4 2,91. 0,22 200,00 100,00. 0,29 100,00 100,00. 0. 0. 0 0. 0 0. 0. 0. 0. 0. 36. Satuan. No. Lampiran. 272 Kasus % 99,71 per 100.000 penduduk 441 Kasus 161,65 per 100.000 penduduk 0,91 % 2,91 % 77,82 % 13,62 % 91,44 % 4 per 100.000 penduduk 8,27 % 5 Kasus 0 Kasus 3 Jiwa 0 Kasus 0,56 % 48,49 %. Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 9 Tabel 9 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 11 Tabel 11 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13. 7 2,57 0,00 0,00 0,00 0,26 150 100,00. Tabel 14 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 15 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 17. Kasus per 100.000 penduduk % % per 100.000 penduduk per 10.000 Penduduk % %. 0,00 per 100.000 penduduk <15 tahun 0 Kasus 0% 0 Kasus 0 Kasus 0% 0 Kasus 0% 0 Kasus. Tabel 18 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 20.

(41) NO. INDIKATOR. Case Fatality Rate Campak Jumlah Kasus Polio Jumlah Kasus Hepatitis B 29 Incidence Rate DBD 30 Case Fatality Rate DBD 31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 32 Case Fatality Rate Malaria 33 Angka Kesakitan Filariasis 34 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi 35 Persentase obesitas 36 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 37 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 38 Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam C. UPAYA KESEHATAN C.1 Pelayanan Kesehatan 39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 42 Pelayanan Ibu Nifas 43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 46 Penanganan komplikasi kebidanan 47 Penanganan komplikasi Neonatal 48 Peserta KB Baru 49 Peserta KB Aktif 50 Bayi baru lahir ditimbang 51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 55 Pelayanan kesehatan bayi 56 Desa/Kelurahan UCI 57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 58 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 59 Bayi Mendapat Vitamin A 60 Anak Balita Mendapat Vitamin A. L. P 0 0 43,6 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0,00. 0 0 56,7 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0,00 2,24 0,00. ANGKA/NILAI L+P 0 0 0 50,2 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0,00. -. 10,21. 89,44 79,42 79,50 78,61 80,30 66,39 79,42 57,17 7,66. 100 2,01 96,94 92,65 86,46 78,73. 100 1,31 98,45 94,25 82,82 90,34. 78,15 66,49 50,16 86,19. 73,37 63,98 49,57 84,49. 37. 9,04 13,06 65,10 100 1,68 97,64 93,39 84,63 83,44 65,78 75,74 65,22 49, 85,33. Satuan. No. Lampiran. % Kasus Kasus per 100.000 penduduk % per 1.000 penduduk berisiko % per 100.000 penduduk % % % % %. Tabel 20 Tabel 20 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 22. % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % %. Tabel 29 Tabel 29 Tabel 29 Tabel 29 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 32 Tabel 33 Tabel 33 Tabel 36 Tabel 36 Tabel 37 Tabel 37 Tabel 38 Tabel 38 Tabel 39 Tabel 40 Tabel 41 Tabel 43 Tabel 43 Tabel 44 Tabel 44. Tabel 22 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 25 Tabel 26 Tabel 26 Tabel 28.

(42) NO. INDIKATOR. 61 Baduta ditimbang 62 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 63 Pelayanan kesehatan anak balita 64 Balita ditimbang (D/S) 65 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 73 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan mulut 74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +). P 76,98 0,40 63,46 74,87 0,36 100 104,30. ANGKA/NILAI L+P 78,73 0,41 71,63 76,25 0,36 100 111,90. 100 100. 100 100. 0,09 0 100 100 100. 100 10,29. 100 14,11. 77,50 162,28 5,15 44,88 29,39. 87,58 207,75 6,25 26,78 16,80. L 80,51 0,41 79,95 77,65 0,35 100 119,64. Satuan % % % % % % %. sekolah sekolah % %. 100 % 12,21 %. No. Lampiran Tabel 45 Tabel 45 Tabel 46 Tabel 47 Tabel 47 Tabel 48 Tabel 49 Tabel 50 Tabel 51 Tabel 51 Tabel 51 Tabel 51 Tabel 51 Tabel 52. C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Persentase 75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 76 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 77 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 78 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 79 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 80 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 81 Bed Turn Over (BTO) di RS 82 Turn of Interval (TOI) di RS 83 Average Length of Stay (ALOS) di RS. 82,58 185,22 5,70 35,96 22,66 57,32 50,12 3,11 3,22. % % % per 100.000 pasien keluar per 100.000 pasien keluar % Kali Hari Hari. Tabel 53 Tabel 54 Tabel 54 Tabel 55 Tabel 55 Tabel 56 Tabel 56 Tabel 56 Tabel 56. C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 87 Rumah Tangga ber-PHBS. C.4 Keadaan Lingkungan 88 Persentase rumah sehat 38. 73,43 %. Tabel 57. 45,33 %. Tabel 58.

(43) NO. INDIKATOR. L. ANGKA/NILAI L+P 85,26 50,00 51,30 0,00 77,25 67,72 21,94 5,64. P. 89 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 91 Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) 92 Desa STBM 93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat TPM memenuhi syarat higiene sanitasi TPM tidak memenuhi syarat dibina TPM memenuhi syarat diuji petik. D. SUMBERDAYA KESEHATAN D.1 Sarana Kesehatan 94 Jumlah Rumah Sakit Umum 95 Jumlah Rumah Sakit Khusus 96 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 97 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap Jumlah Puskesmas Keliling Jumlah Puskesmas pembantu 98 Jumlah Apotek 99 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100 Jumlah Posyandu 101 Posyandu Aktif 102 Rasio posyandu per 100 balita 103 UKBM Poskesdes Polindes Posbindu 104 Jumlah Desa Siaga 105 Persentase Desa Siaga D.2 Tenaga Kesehatan 106 Jumlah Dokter Spesialis 107 Jumlah Dokter Umum 108 Rasio Dokter (spesialis+umum) 109 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 110 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 111 Jumlah Bidan 112 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 113 Jumlah Perawat. 1 0 6 10 25 52 12 100 402 100 1 104 123 48 108 48,00. 5 8. 5 21. 1. 8. 31. 309 113,27 160 39. 10 29 14,30 9 3,30. Satuan. No. Lampiran. % % % % % % % %. Tabel 59 Tabel 60 Tabel 61 Tabel 62 Tabel 63 Tabel 64 Tabel 65 Tabel 65. RS RS. % Posyandu % per 100 balita. Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 68 Tabel 69 Tabel 69 Tabel 69. Poskesdes Polindes Posbindu Desa %. Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70 Tabel 71 Tabel 71. Orang Orang per 100.000 penduduk Orang per 100.000 penduduk Orang per 100.000 penduduk 191 Orang. Tabel 72 Tabel 72 Tabel 72 Tabel 72 Tabel 73 Tabel 73 Tabel 73.

(44) NO. INDIKATOR. 114 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 115 Jumlah Perawat Gigi 116 Jumlah Tenaga Kefarmasian 117 Jumlah Tenaga Kesehatan 118 Jumlah Tenaga Sanitasi 119 Jumlah Tenaga Gizi. L. P 4 4 7 5 2. 13 21 8 10 15. D.3 Pembiayaan Kesehatan 120 Total Anggaran Kesehatan 121 APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota 122 Anggaran Kesehatan Perkapita. ANGKA/NILAI L+P 70,01 17 25 15 15 17. Satuan per 100.000 penduduk Orang Orang Orang Orang Orang. 126.563.354.260 Rp 9,66 % 463.935,11 Rp. 40. No. Lampiran Tabel 73 Tabel 73 Tabel 74 Tabel 75 Tabel 76 Tabel 77. Tabel 81 Tabel 81 Tabel 81.

(45) 41.

(46) TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2016 JUMLAH. LUAS NO. KECAMATAN. WILAYAH 2. DESA. KELURAHAN. (km ) 1. 2. DESA + KELURAHAN. JUMLAH PENDUDUK. RATA-RATA. KEPADATAN. RUMAH. JIWA/RUMAH. PENDUDUK. TANGGA. TANGGA. per km. 8. 9. 10. 2. 3. 4. 5. 6. 352,92. 13. 3. 16. 25.701. 6.202. 4,14. 72,82. 69,56. 13. 2. 15. 11.634. 2.995. 3,88. 167,25. Bonjol. 194,32. 30. 4. 30. 26.326. 6.099. 4,32. 135,48. Lbk.Sikaping. 346,50. 32. 6. 38. 45.260. 10.552. 4,29. 130,62. Panti. 177,30. 11. 3. 14. 38.095. 8.507. 4,48. 214,86. 195,60. 14. 4. 18. 23.469. 5.125. 4,58. 119,98. 23. 3. 26. 22.648. 6.463. 3,50. 66,81. 1 Tigo Nagari 2 Simpati. 7. JUMLAH. 3 4 5 6 7 8 9 PD.Gelugur 10 Rao Selatan 338,98 11 M.Tunggul. 605,29. 15. 3. 18. 9.327. 2.329. 4,00. 15,41. 12 MT.Selatan. 471,72. 11. 2. 13. 9.366. 2.068. 4,53. 19,85. 13 Rao Utara. 598,63. 24. 3. 27. 10.626. 2.688. 3,95. 17,75. 14 Rao. 236,18. 18. 2. 20. 23.753. 5.319. 4,47. 100,57. 360,63. 21. 2. 23. 26.599. 7.395. 3,60. 73,76. 272.804. 65.742. 15 Dua Koto 16 JUMLAH (KAB/KOTA). 3.947,63. Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten Pasaman. 225. 37. 262. 4,15. 69.

(47) TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2016 JUMLAH PENDUDUK KELOMPOK UMUR (TAHUN). 2. JUMLAH. LAKI-LAKI. PEREMPUAN. LAKI-LAKI+PEREMPUAN. RASIO JENIS KELAMIN. 3. 4. 5. 6. 0-4. 16.132. 15.795. 31.927. 102,13. 5-9. 15.502. 15.175. 30.677. 102,15. 10 - 14. 14.244. 13.935. 28.179. 102,22. 15 - 19. 12.826. 12.012. 24.838. 106,78. 20 - 24. 10.045. 9.693. 19.738. 103,63. 25 - 29. 10.773. 10.400. 21.173. 103,59. 30 - 34. 9.324. 9.511. 18.835. 98,03. 35 - 39. 8.751. 9.005. 17.756. 97,18. 40 - 44. 8.171. 8.422. 16.593. 97,02. 45 - 49. 7.641. 8.306. 15.947. 91,99. 50 - 54. 6.445. 7.106. 13.551. 90,70. 55 - 59. 5.400. 5.846. 11.246. 92,37. 60 - 64. 4.141. 4.535. 8.676. 91,31. 65 - 69. 2.645. 2.964. 5.609. 89,24. 70 - 74. 1.614. 2.180. 3.794. 74,04. 75+. 1.524. 2.741. 4.265. 55,60. 135.178. 137.626. 272.804. 98,22. ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO). Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten Pasaman. 62.

(48) TABEL 3 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2016 JUMLAH NO. VARIABEL. 1. 2. PERSENTASE. LAKI-LAKI. PEREMPUAN. LAKI-LAKI+ PEREMPUAN. LAKI-LAKI. PEREMPUAN. LAKI-LAKI+ PEREMPUAN. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 1. PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS. 0. 0. 0. 2. PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF. 0. 0. 0. 3. PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN: a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD. 0. 0 0. b. SD/MI. 0. 0 0. c. SMP/ MTs. 0. 0 0. d. SMA/ MA. 0. 0 0. e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN. 0. 0 0. f. DIPLOMA I/DIPLOMA II. 0. 0 0. g. AKADEMI/DIPLOMA III. 0. 0 0. h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV. 0. 0 0. i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR). 0. 0 0. Sumber: DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PASAMAN.

(49) TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2016 JUMLAH KELAHIRAN NO. KECAMATAN. NAMA PUSKESMAS. 1. 2. 3. 1. Tigo Nagari. Ladang Panjang. 349. 1. 350. 244. 1. 245. 593. 2. 595. 2. Simpati. Simpati. 112. 1. 113. 96. 0. 96. 208. 1. 209. Kumpulan. 127. 1. 128. 119. 0. 119. 246. 1. 247. Bonjol. 143. 2. 145. 104. 1. 105. 247. 3. 250. Lubuk Sikaping. 338. 1. 339. 270. 0. 270. 608. 1. 609. Sundatar. 228. 4. 232. 209. 1. 210. 437. 5. 442. Pegang Baru. 209. 2. 211. 193. 3. 196. 402. 5. 407. 96. 1. 97. 75. 0. 75. 171. 1. 172. Tapus. 360. 3. 363. 309. 6. 315. 669. 9. 678. 10 Rao Selatan. Lansat Kadap. 212. 7. 219. 190. 0. 190. 402. 7. 409. 11 M.Tunggul. Pintu Padang. 97. 1. 98. 84. 0. 84. 181. 1. 182. 12 MT.Selatan. Silayang. 79. 1. 80. 69. 0. 69. 148. 1. 149. 13 Rao Utara. Koto Rajo. 99. 3. 102. 87. 1. 88. 186. 4. 190. 14 Rao. Rao. 204. 1. 205. 222. 3. 225. 426. 4. 430. 15. Cubadak. 175. 0. 175. 165. 5. 170. 340. 5. 345. Simpang Tonang. 109. 0. 109. 87. 0. 87. 196. 0. 196. 2.937. 29. 2.966. 2.523. 21. 2.544. 5.460. 50. 5.510. 3. LAKI-LAKI. PEREMPUAN. LAKI-LAKI + PEREMPUAN. HIDUP. MATI. HIDUP + MATI. HIDUP. MATI. HIDUP + MATI. HIDUP. MATI. HIDUP + MATI. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Bonjol 4 5 Lbk.Sikaping 6 7 Panti 8 9. Kuamang PD.Gelugur. Dua Koto 16. JUMLAH (KAB/KOTA). ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN). 9,78. 8,25. Sumber: BIDANG PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi. 9,07.

(50) TABEL 5 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2016 JUMLAH KEMATIAN NO. KECAMATAN. LAKI - LAKI. PUSKESMAS. PEREMPUAN. LAKI - LAKI + PEREMPUAN. NEONATAL. BAYIa. ANAK BALITA. BALITA. NEONATAL. BAYIa. ANAK BALITA. BALITA. NEONATAL. BAYIa. ANAK BALITA. BALITA. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 1. 1. 2. 3. 1. Tigo Nagari. Ladang Panjang. 0. 2. Simpati. Simpati. 0. Kumpulan. 0. 1. 0. 0. 0. 0. 0. 1. 0. 1. 0. 0. 0. 0. 1. 0. 1. 0. 1. 0. 1. 0. 1. 0. 1. 0. 2. 0. 2. 0. 3. 0. 3. Bonjol. 3. 0. 0. 0. 1. 0. 0. 0. 4. 0. 0. 0. Lubuk Sikaping. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. Sundatar. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. Pegang Baru. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. Kuamang. 10. 0. 0. 0. 2. 0. 0. 0. 12. 0. 0. 0. Tapus. 0. 1. 0. 1. 0. 0. 0. 0. 0. 1. 0. 1. 10 Rao Selatan. Lansat Kadap. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 11 M.Tunggul. Pintu Padang. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 12 MT.Selatan. Silayang. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 13 Rao Utara. Koto Rajo. 0. 2. 0. 2. 0. 0. 0. 0. 0. 2. 0. 2. 14 Rao. Rao. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 15. Cubadak. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. Simpang Tonang. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 5. 3. 3. 0. 3. 16. 8. 0. 8. 3 Bonjol 4 5 Lbk.Sikaping 6 7 Panti 8 9. PD.Gelugur. Dua Koto 16. JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN). 13. 5 4. 0 2. 0. 2. 1. 1. Sumber: BIDANG PELAYANAN KESEHATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi. 0. 1. 3. 1. 0. 1.

Referensi

Dokumen terkait

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon 1 x 660 MW (Cirebon Power Unit 1) adalah pembangkit listrik tenaga batu bara berkapasitas 660 MW yang berlokasi di Desa Kanci

Pembangunan ekonomi Indonesia yang di jalangkan berdasarkan mekanisme pasar sering tidak berjalan dengan baik, Khususnya sejak era reformasi, kegagalan pembangunan ekonomi

Berdasarkan UUD 1945 dan dikaitkan empat azas aksesibilitas bagi semua kalangan yaitu azas kemudahan, azas kegunaan, azas keamanan dan azas kemandirian, pemerintah

Selain itu desain perkuliahan yang dikembangkan juga membuat mahasiswa menjai antusias dalam belajar geosains.. Kata Kunci: STEM-FC, geosains,

Anonim, 2010. Kopi Arabika Kembali Dikembangkan.. Strategi Kebijakan Pengembangan Komoditas Kopi di Kabupaten Lampung Barat. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi

Konsep dasar perancangan tata ruang dalam pada bangunan Auto Mall adalah menciptakan bentuk ruang promosi yang bernuansa modern didukung aspek pencahayaan buatan yang

Manajemen simtomatik mioma uteri biasanya diberikan demi kenyamanan pasien dan menunda pengobatan bisa dimengerti pada pasien yang tidak bergejala atau dengan gejala

Semaliha wenten tattwa sane lianan, tatwa inggih punika ngerasayang ring sekancan pikobet sane kadruenang ngantos pangrasa sane pinih teleb (Djadja, 2009: