• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

PUTUSAN

NOMOR 40/G/2014/PTUN-BDG

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada tingkat pertama dengan acara biasa, telah memberikan Putusan sebagai berikut dalam sengketa

antara:---HARIMUKTI WANDEBORI, kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Dosen,

bertempat tinggal di Komplek Evergreen C12 RT/RW 006/001 Kelurahan Cisaranten Kulon, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung;---Selanjutnya disebut sebagai

Penggugat;---Lawan :

1. KEPALA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KOTA BANDUNG

berkedudukan di Jalan Cianjur No. 34 Bandung, dalam hal ini telah memberi kuasa kepada : M. GIA AHAGIA, S.H.,M.H., IRWAN HERMAWAN, S.H.,M.Kn dan NANA KURNIAWAN, S.T.,M.T. kesemuanya Kewarga- negaraan Indonesia, Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung, beralamat di Jalan Kantor Badan Perizinan Terpadu Kota Bandung, Jalan Cianjur No. 34 Bandung; sebagaimana Surat Kuasa Nomor 180/1134 - BPPT tanggal 19 Mei 2014;

Hal. 1 dari 86 Hal. Putusan Perkara Nomor 40/G/2014/PTUN-BDG

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Selanjutnya disebut sebagai Tergugat

;---2. DEMMY FIRMANSYAH SOEBARLIE, kewarganegaraan Indonesia,

pekerjaan Swasta, bertempat tinggal di Komplek Perumahan Evergreen Town House, C-13 RT. 006 RW. 001, Jalan Endah Sari, kelurahan Cisaranten Kulon, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung, dalam hal ini telah memberi kuasa kepada DEDDY EFFENDI, S.H.,M.H., IMAN NURHADI, S.H., JHONY SURWADI, S.H. dan DANEL ALAMSYAH, S.H. kesemuanya Kewargenagaran Indonesia, Pekerjaan Advokat, beralamat di Kantor Hukum Deddy Effendi & Rekan. Komplek Evergreen Town House, B.18 Jalan Endah Sari (Golf Timur IV) Arcamanik, Kota Bandung, sebagaimana Surat kuasa tertanggal 12 Mei

2014;---Selanjutnya disebut sebagai Tergugat II

Intervensi;---Pengadilan Tata Usaha Negara

bandung:---Telah membaca berkas

Perkara;---Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung Nomor : 40/PEN.DIS/2014/PTUN-BDG, tanggal 25 April 2014, Tentang Lolos Dismissal

Proses;---Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung Nomor: 40/Pen.MH/2014/ PTUN-BDG, tanggal 28 April 2014, Tentang Penetapan Penunjukan Majelis Hakim yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha

Negara;---Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung Nomor: 40/Pen.MH/2014/ PTUN-BDG, tanggal 03 Juni 2014, Tentang Penetapan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Penggantian Penunjukan Majelis Hakim yang memeriksa, memutus dan

menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara;---Telah membaca Penetapan Ketua Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung Nomor: 40/Pen. PP/2014/PTUN-BDG, tanggal 29 April 2014 Tentang Penetapan Pemeriksaan

Persiapan;---Telah membaca Penetapan Ketua Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung Nomor: 40/Pen. HS/2014/PTUN-BDG, tanggal 13 Mei 2014 Tentang Penetapan Hari Sidang

Pertama;---Telah membaca Putusan Sela Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung Nomor 40/G/2014/PTUN-BDG, tanggal 03 Juni 2014, tentang masuknya pihak ketiga atas nama DEMMY FIRMANSYAH SOEBARLIE sebagai Tergugat II

Intervensi;---Telah mempelajari alat – alat bukti tertulis yang diajukan oleh para pihak dalam perkara

ini;---Telah mendengarkan para pihak yang bersengketa dalam

persidangan;---TENTANG DUDUK SENGKETA

Bahwa pihak Penggugat dengan gugatannya tertanggal 25 April 2014 telah mengajukan gugatan terhadap Tergugat, surat gugatan mana dibuat dan ditandatangani oleh HARIMUKTI WANDEBORI, kewarganegaraan Indonesia,

Pekerjaan Dosen, bertempat tinggal di Komplek Evergreen C12 RT/RW 006/001 Kelurahan Cisaranten Kulon, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung, selanjutnya diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung pada tanggal 25 April 2014 dibawah register perkara Nomor:

Hal. 3 dari 86 Hal. Putusan Perkara Nomor 40/G/2014/PTUN-BDG

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

BDG dan telah diperbaiki pada tanggal 13 Mei 2014, mengemukakan

alasan-alasan gugatan yang pada pokoknya sebagai berikut:

Obyek Gugatan:---SURAT IZIN NOMOR: 503.648.1/0468/BPPT TANGGAL 7 FEBRUARI 2014 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN ATAS NAMA DEMMY FIRMANSYAH SOEBARLIE YANG BERALAMAT DI JALAN ENDAH SARI KOMP. EVERGREEN TOWN HOUSE C-13 BANDUNG ---Pengajuan Gugatan dalam Tenggang Waktu;---Bahwa Penggugat mengetahui adanya “Objek Gugatan a quo” pada tanggal 10 Februari 2014, ketika Penggugat mendapatkan Daftar Bukti Tertulis dari Tergugat Dalam Perkara Reg. No. 506/PDT/G/2013/PN.BDG di Pengadilan Negeri Kls 1 A Bandung dimana dalam daftar bukti tersebut intinya adalah memberikan Bukti Tertulis dalam register perkara tersebut di Pengadilan Negeri Kls 1A Bandung yang salah satunya dalam T-6 diberikan bukti tertulis tentang Surat Izin Mendirikan Bangunan Nomor 503.648.1/0468/BPPT tanggal 7 Februari 2014 yang berisi informasi mengenai pembangunan renovasi rumah berlantai 2 (dua) dengan luas bangunan lantai 1 (satu): 34.40 m2 dan luas bangunan lantai 2 (dua): 34.40 m2. --Dengan demikian gugatan ini telah memenuhi ketentuan Pasal 55 UU No. 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara jo. UU No. 9 tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara jo. UU No. 51 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, karena masih dalam

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari terhitung sejak Surat Izin Mendirikan

Bangunan Nomor 503.648.1/0468/BPPT diketahui oleh Penggugat.---Dasar diajukan gugatan terhadap Kepala Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung:---Bahwa Gugatan diajukan terhadap Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung (BPPT) dan bukan terhadap Walikota Bandung berdasarkan Keputusan Walikota Bandung Nomor : 875.1/Kep. 641-BPPT/2010 tanggal 21 September 2010 tentang Pendelegasian Sebagian Wewenang Penandatanganan Perizinan Kepada Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung yang menyatakan bahwa :---Memutuskan :---1. Pendelegasian sebagian wewenang penandatanganan perizinan kepada

BPPT Kota

Bandung;---2. Wewenang penandatanganan perizinan sebagaimana dimaksud dalam

dictum kesatu

meliputi:---1. Dst.;---2. di antaranya IMB (Izin Mendirikan Bangunan).---3.

dst.---

---4. Kepala BPPT Kota Bandung bertanggung jawab terhadap materi izin baik teknis maupun administrasi terhadap dikeluarkannya izin yang meliputi pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan administrasi perizinan, pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perizinan dan evaluasi proses Hal. 5 dari 86 Hal. Putusan Perkara Nomor 40/G/2014/PTUN-BDG

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

pemberian pelayanan

perizinan.---5. Kepala BPPT Kota Bandung wajib memberikan laporan tertulis secara berkala atau sewaktu-waktu kepada Walikota Bandung melalui Sekda Kota Bandung.

Keputusan Tergugat Konkret, Individual dan Final:---Bahwa Keputusan Tergugat yang diterbitkan oleh Tergugat merupakan Keputusan Tata Usaha Negara yang bersifat konkret, individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata, sehingga memenuhi Pasal 1 angka 9 UU No. 51 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara: ---Keputusan Tergugat Merugikan Penggugat:---Bahwa akibat Objek Gugatan a quo yang diterbitkan oleh TERGUGAT telah menimbulkan kerugian kepada Penggugat yang

mengakibatkan:---a. Kondisi fisik bangunan rumah milik Penggugat menjadi tidak nyaman;---b. Mengganggu privasi penggugat;---c. Merusak estetika lingkungan;---d. Menutup daya pandang Penggugat terhadap ruang terbuka;---e. Menimbulkan polusi suara / kebisingan yang mengganggu Penggugat;---f. Menurunkan nilai ekonomis rumah Penggugat;---Bahwa karena Objek Gugatan o quo telah merugikan kepentingan Penggugat, maka berdasarkan ketentuan Pasal 53 ayat 1 UU No. 9 tahun 2004 tentang Perubahan atas UU No. 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Keputusan Tergugat dapat dituntut pembatalannya atau dituntut agar dinyatakan tidak

sah:---Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Bahwa adapun yang menjadi duduk persoalannya dalam Gugatan ini adalah

sebagai berikut:

---1. Bahwa Gugatan diajukan terhadap Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung dan bukan terhadap Walikota Bandung berdasarkan Keputusan Walikota Bandung Nomor : 875.1/Kep. 641-BPPT/2010 tanggal 21 September 2010 tentang Pendelegasian Sebagian Wewenang Penandatanganan Perizinan Kepada Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung yang menyatakan bahwa: --- Memutuskan:---1. Pendelegasian sebagian wewenang penandatangan perizinan kepada

BPPT Kota Bandung;---2. Wewenang penandatanganan perizinan sebagaimana dimaksud dalam

dictuk kesatu meliputi:---a.

dst.;---

---b. Diantaranya IMB (Izin Mendirikan

Bangunan);---3. dst.;---4. Kepala BPPT Kota Bandung bertanggung jawab terhadap materi izin baik

teknis maupun administrasi terhadap dikeluarkannya izin yang meliputi pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan administrasi perizinan, pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perizinan dan evaluasi proses pemberian pelayanan

Hal. 7 dari 86 Hal. Putusan Perkara Nomor 40/G/2014/PTUN-BDG

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

5. Kepala BPPT Kota Bandung wajib memberikan laporan tertulis secara

berkala atau sewaktu-waktu kepada Walikota Bandung melalui Sekda Kota Bandung;---2. Bahwa lokasi tanah dan bangunan Penggugat terletak di Komp. Evergreen

C12 RT/RW 006/001 Kelurahan Cisaranten Kulon, Kecamatan Arcamanik, Bandung letaknya bersebelahan dengan tanah dan bangunan dalam Objek Gugatan a quo milik Demmy Firmansyah Soebarlie beralamat di Komp. Evergreen C13 RT/RW 006/001 Kelurahan Cisaranten Kulon, Kecamatan Arcamanik,

Bandung;---

---3. Bahwa sekitar awal Juni 2013 Demmy Firmansyah Soebarlie tanpa sepengetahuan apalagi izin dari Penggugat selaku tetangga yang bersebelahan telah membangun kembali atau merenovasi secara total rumah miliknya, dan tepatnya pada akhir Juli 2013 Demmy Firmansyah Soebarlie telah membangun rumah berlantai 2 (dua) dimana pada Bagian Ruangan Lantai 2 (dua) di atas bagian carport yang massif menjorok sampai batas got/saluran air depan rumah sehingga kondisinya menutupi dan menghalangi pandangan sebelah kiri dari bangunan rumah milik

Penggugat;---4. Bahwa renovasi bangunan rumah Demmy Firmansyah Soebarlie pada bagian ruangan lantai 2 di atas carport tersebut tidak mentaati Garis Sempadan Bangunan (GSB) dikarenakan bangunan ruangan lantai 2 (dua) tersebut dibangun di atas carport hingga batas jalan muka, yang berdampak kepada pandangan dari bagian sisi kiri bangunan rumah milik Penggugat yang biasanya luas menjadi tertutupi dan terhalangi oleh bangunan kamar

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

lantai 2 milik Demmy Firmansyah Soebarlie tersebut. Tindakan ini juga tidak

mentaati aturan renovasi yang sudah diinformasikan oleh pilhak developer bahwa harus ada Garis Sempadan Bangunan (GSB) di depan rumah yang harus menyesuaikan dengan GSB tetangga agar lingkungan tetap serasi

dengan rumah yang

lain;---5. Bahwa pembangunan renovasi rumah Demmy Firmansyah Soebarlie tersebut hampir tidak menyertakan Garis Sempadan Bangunan (GSB) depan, samping, dan belakang rumah. Tiadanya GSB di depan rumah, dimana ada ruangan di Lantai 2 (dua) dibangun diatas carport hingga batas got/jalan muka telah merugikan Penggugat karena berakibat menutupi dan menghalangi pandangan sebelah kiri sisi bangunan rumah milik

Penggugat;---6. Bahwa hampir seluruh tanah hoek milik Demmy Firmansyah Soebarlie sesuai dengan Objek Gugatan o quo, oleh Demmy Firmansyah Soebarlie telah dijadikan bangunan dan hampir tidak menyisakan Garis Sempadan Bangunan (GSB) di depan, samping dan belakang, sehingga tidak ada ruang untuk resapan air. Material yang dijadikan spesifikasi material bangunan (terutama baja konstruksi) cukup berat, lebih cocok digunakan untuk mendirikan bangunan pabrik, sehingga dikhawatirkan merusak bangunan rumah dan mengancam keselamatan jiwa keluarga Penggugat

terutama ketika terjadi

gempa;-

---7. Bahwa selama proses renovasi pembangunan rumah, Demmy Firmansyah Soebarlie tidak memikirkan dalam hal penyimpanan material bangunan Hal. 9 dari 86 Hal. Putusan Perkara Nomor 40/G/2014/PTUN-BDG

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

seperti pasir, bata, semen yang disimpan pada sembarang tempat terutama

di jalan umum yang mengakibatkan polusi udara dan kotornya lingkungan. Sehingga selama proses renovasi (bongkar pasang) telah berakibat kepada timbulnya penyakit gatal-gatal pada kulit dan pernafasan pada keluarga

Tergugat;---8. Bahwa proses renovasi pembangunan rumah terutama di bulan Desember 2013, dilakukan hingga hari Minggu malam sehingga mengakibatkan terjadi kebisingan dan polusi di lingkungan serta kerugian dalam hal kenyamanan

dan kesehatan bagi keluarga

Penggugat;---9. Bahwa setelah pembangunan rumah selesai bulan Desember 2013, Demmy Firmansyah Soebarlie mengajukan pembuatan IMB yang diterbitkan oleh

Kepala BPPT pada tanggal 7 Februari

2014;---10.Bahwa rumah yang sudah selesai dibangun mempunyai jumlah sebesar 3 (tiga) lantai serta hampir tidak memiliki Garis Sempadan Bangunan/GSB depan, samping, dan belakang. Mempunyai ruangan bangunan tingkat 2 (dua) yang massif di atas carport yang bersebelahan langsung dengan rumah Penggugat. Situasi ini memberikan dampak yang buruk dan negatif secara estetika dan kenyamanan kepada Tergugat yang menurunkan nilai

ekonomis rumah

Penggugat;--

----11.Bahwa bangunan rumah menggunakan baja konstruksi sebagai plat dan kolom sehingga berbeda dengan Izin Mendirikan Bangunan yang tidak

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

mencantumkan baja konstruksi sebagai spesifikasi material

bangunan;---12.Bahwa bangunan rumah yang sudah selesai direnovasi mempunyai 3 (tiga) lantai sehingga berbeda dengan Izin Mendirikan Bangunan yang berjumlah

2 (dua)

lantai;---13.Bahwa bangunan rumah yang sudah selesai direnovasi mempunyai Luas

Bangunan lantai 1 (satu) diperkirakan sebesar 110 m2, Luas Bangunan

lantai 2 (dua) diperkirakan sebesar 115 m2, dan Luas Bangunan lantai 3

(tiga) diperkirakan sebesar 30 m2 sehingga berbeda dengan Izin Mendirikan

Bangunan yang mempunyai Luas Bangunan lantai 1 (satu) sebesar 34,40 m2, Luas Bangunan lantai 2 (dua) sebesar 34,40 m2, dan tidak ada

bangunan di lantai 3

(tiga);---14.Berdasarkan uraian di atas, maka jelas dan nyata bahwa keputusan

Tergugat dalam Objek Gugatan a quo telah mengandung cacat hukum dan telah memenuhi UU No. 9/2004 Pasal 53 Ayat 2 (b) tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat bertentangan dengan asas-asas pemerintahan yang baik sehingga Objek Gugatan a quo haruslah dinyatakan batal atau tidak sah, karena:

---a. Pelaksanaan renovasi bangunan gedung telah dimulai di bulan Juni 2013 dan selesai di bulan Desember 2013 sebelum pemilik bangunan gedung memperoleh Izin Mendirikan Bangunan yang

Hal. 11 dari 86 Hal. Putusan Perkara Nomor 40/G/2014/PTUN-BDG

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(12)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

didapatkan pada tanggal 7 Februari 2014. Undang-Undang secara

tegas telah menetapkan bahwa setiap pendirian dan renovasi bangunan wajib disertai dengan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) terlebih dahulu guna melindungi kepentingan

umum.;---b. Bangunan yang sudah mendapatkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) tidak mengindahkan peraturan dalam pembangunan rumah terutama untuk rumah hoek dimana hampir tidak ada Garis Sempadan Bangunan (GSB) depan dan samping rumah dan tidak ada sama sekali GSB belakang rumah. Dengan kata lain lebih dari 95% dari tanah dibuat sebagai bangunan rumah;--

---c. Bangunan yang sudah mendapatkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) mempunyai 3 (TIGA) lantai dengan perkiraan luas di Lantai 3

(tiga) adalah 30 m2 sedangkan izin yang diberikan oleh Kepala BPPT

melalui IMB adalah 2 (DUA)

lantai.;---d. Bangunan yang sudah mendapatkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) mempunyai luas bangunan di lantai 1 (satu) diperkirakan sebesar 110 m2, lantai 2 (dua) diperkirakan sebesar 115 m2, dan di

lantai 3 (tiga) diperkirakan sebesar 30 m2. Luas bangunan ini tidak

sesuai dengan izin yang diberikan oleh Kepala BPPT melalui IMB dimana luas bangunan sesuai IMB di lantai 1 (satu) adalah 34,40 m2 sedangkan di lantai 2 (dua) adalah 34,40 m2 dan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(13)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

berdasarkan IMB tidak ada bangunan di lantai

3.;---15.Bahwa dalam pembangunan dan renovasi gedung harus mengacu kepada dengan Peraturan dan Undang-undang yang berlaku sebagai

berikut:---a. Ketentuan dan Prosedur Membangun Gedung

1. Pembangunan gedung harus didahului oleh proses permohonan izin membangun sesuai dengan Perda Kota Bandung No. 05/2010 tentang Bangunan Gedung. Dilarang membangun sebelum mendapatkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) diterbitkan, berdasarkan PP No. 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No. 28/2002 tentang Bangunan Gedung Pasal 14.;---2 Pembangunan harus memenuhi persyaratan (lokasi, fungsi, KDB/Koefisien

dasar bangunan, KLB/Koefisien Lantai Bangunan, lapis lantai bangunan, KDH/Koefisian Dasar Hijau, GSB/Garis Sempadan Bangunan) yang ditetapkan di dalam rencana tata ruang kota dalam hal ini Perda Kota Bandung No. 18/2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah/RTRW Kota Bandung 2011-2031 dan berdasarkan dengan Perda Kota Bandung No. 05/2010 Pasal 8, Pasal 17, dan Pasal 25;---3. Pembangunan harus dilakukan sesuai dengan persyaratan dan ketentuan

dalam Izin Mendirikan Bangunan yang diterbitkan, berdasarkan dengan Perda Kota Bandung No. 05/2010 Pasal 10;---4. Berdasarkan Perda Kota Bandung No. 05/2010, Pemerintah kota wajib

memberikan perizinan sesuai dengan rencana tata ruang, mengawasi

Hal. 13 dari 86 Hal. Putusan Perkara Nomor 40/G/2014/PTUN-BDG

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(14)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

pembangunan yang dilakukan, memberikan peringatan dan sanksi terhadap

pelanggaran pembangunan yang tidak sesuai peraturan;---5. Berdasarkan UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang (Pasal 65) dan PP

No. 15/2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Pasal 7) dan Perda Kota Bandung No. 18/2011, Masyarakat dapat mengajukan keberatan atas pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan/atau ketentuan yang berlaku, yang merugikan masyarakat, memberikan dampak negatif, baik kepada pemerintah kota atas keputusan tata usaha negara yang diterbitkan, maupun kepada masyarakat yang dinilai melanggar atau

merugikan;---b. Hak dan Kewajiban Masyarakat

1. UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang (Pasal 65) dan PP No. 15/2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Pasal 7) menjamin hak masyarakat untuk mengajukan keberatan terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, dan tidak sesuai dengan ketentuan perizinan membangun (tidak berizin, tidak memenuhi persyaratan dalam perizinan, tidak sesuai dengan izin membangun yang diterbitkan, membangun sebelum IMB diterbitkan). ---2. Perda Kota Bandung No. 18/2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kota Bandung tahun 2011-2031 menjamin hak masyarakat untuk mengajukan keberatan terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, dan tidak sesuai dengan ketentuan perizinan membangun (tidak berizin, tidak memenuhi persyaratan dalam perizinan, tidak sesuai dengan izin membangun yang diterbitkan, membangun sebelum IMB diterbitkan).

---Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(15)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

3. Keberatan dapat diajukan jika pembangunan menimbulkan kerugian yang

menimpa Penggugat, dan menimbulkan dampak negatif berdasarkan Perda Kota Bandung No. 18/2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung tahun 2011-2031 Pasal 104.---4. Masyarakat wajib menaati rencana tata ruang yang ditetapkan,

memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang, dan mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang (UU No. 26/2007, Pasal 61).

---5. Bagi masyarakat yang melanggar ketentuan membangun yang ditetapkan diancam sanksi administrasi, perdata, dan/atau pidana (UU No. 26/2007, Pasal 62 dan Pasal 63). Sanksi administrasi antara lain peringatan tertulis, penghentian sementara pembangunan, penghentian layanan, penutupan lokasi, pencabutan izin, pembatalan izin, pembongkaran, pemulihan. ---6. Masyarakat yang digugat atau Tergugat wajib membuktikan tidak terjadi

pelanggaran dalam pembangunan yang dilakukannya (UU No. 26/2007, Pasal 66)

;---c. Keterangan tentang Kasus Gugatan

1. UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang dan Perda Kota Bandung No. 18/2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung Tahun 2011-2031 menjamin bahwa penggugat berhak mengajukan keberatan (menggugat) kepada pemerintah kota Bandung dan/atau masyarakat yang merugikan penggugat atas pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, dilakukan tanpa izin pembangunan yang benar, tidak sesuai dengan persyaratan izin membangun, dan/atau tidak sesuai dengan izin yang diberikan. Hal. 15 dari 86 Hal. Putusan Perkara Nomor 40/G/2014/PTUN-BDG

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(16)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

2. Tergugat wajib memberikan keterangan tentang Objek Gugatan a quo

mengenai proses perizinan yang berlaku, pernyataan apakah Tergugat telah memberikan izin melalui proses perizinan yang benar sesuai dengan prosedur yang berlaku, dan apakah Demmy Firmansyah Soebarlie sesuai dengan Objek Gugatan a quo telah membangun sesuai dengan persyaratan dan ketentuan perizinan membangun yang ditetapkan berdasarkan UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang dan Perda Kota Bandung No. 18/2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung Tahun 2011-2031 dan Perda Kota Bandung No. 05/2010 tentang Bangunan Gedung.---3. Berdasarkan Perda Kota Bandung No. 18/2011 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kota Bandung Tahun 2011-2031 Pasal 97 mengenai Permohonan Perizinan Pemanfaatan Ruang yang Tidak Sesuai menyatakan bahwa setiap pejabat Pemerintah Daerah yang berwenang menerbitkan izin pemanfaatan ruang dilarang menerbitkan izin yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, izin pemanfaatan ruang yang dikeluarkan dan/atau diperoleh dengan tidak melalui prosedur yang benar batal demi hukum dan izin pemanfaatan ruang yang diperoleh melalui prosedur yang benar tetapi kemudian terbukti tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah/ RTRW, dibatalkan oleh Pemerintah Daerah.

---Berdasarkan uraian tersebut di atas dan berdasarkan UU No. 9/2004 Pasal 53 Ayat 2 (a) tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat dalam Objek Gugatan a quo itu bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tidak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik seperti asas kepastian hukum, bertindak cermat (menerbitkan IMB yang tidak sesuai dengan spesifikasi aktual dan waktu penerbitan setelah rumah selesai

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(17)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

direnovasi), keadilan dan kewajaran, dan asas penyelenggaraan kepentingan

umum (menerbitkan IMB tanpa melihat kondisi lingkungan dan melakukan kontrol). Oleh karena itu Penggugat mohon dengan hormat kiranya Ibu Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung untuk memutuskan, sebagai berikut

:---Dalam Pokok Perkara :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya. ---2. Menyatakan batal atau tidak sah: ---SURAT IZIN NOMOR: 503.648.1/0468/BPPT TANGGAL 7 FEBRUARI 2014 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN ATAS NAMA DEMMY FIRMANSYAH SOEBARLIE YANG BERALAMAT DI JALAN ENDAH SARI KOMP. EVERGREEN TOWN HOUSE C-13 BANDUNG

---3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut:

---SURAT IZIN NOMOR: 503.648.1/0468/BPPT TANGGAL 7 FEBRUARI 2014 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN ATAS NAMA DEMMY FIRMANSYAH SOEBARLIE YANG BERALAMAT DI JALAN ENDAH SARI KOMP. EVERGREEN TOWN HOUSE C-13 BANDUNG

---3. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara.

---Bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, pihak Tergugat telah mengajukan Jawaban dalam persidangan tertanggal 03 Juni 2014 baik dalam Eksepsi maupun dalam pokok perkara dengan mengemukakan hal-hal sebagai berikut:---DALAM EKSEPSI

I. DASAR-DASAR GUGATAN TIDAK JELAS (OBSCUUR LIBEL)

Bahwa Penggugat dalam uraian gugatannya menyatakan dalam halaman 3 ;

Hal. 17 dari 86 Hal. Putusan Perkara Nomor 40/G/2014/PTUN-BDG

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(18)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Sub alinea dengan judul

:---KEPUTUSAN TERGUGAT MERUGIKAN PENGGUGAT, dimana Penggugat selanjutnya menguraikan akibat objek gugatan a quo yang diterbitkan oleh Tergugat telah menimbulkan kerugian kepada Penggugat yang

mengakibatkan:---a. Kondisi fisik bangunan rumah milik Penggugat menjadi tidak nyaman

;---b. Menggangu privasi

Penggugat

;---c. Merusak estetika

lingkungan

;---d. Menutup daya pandang Penggugat terhadap ruang terbuka

;---e. Menimbulkan polusi suara/kebisingan yang mengganggu Penggugat

;---f. Menurunkan nilai ekonomis rumah

Penggugat

;---Bahwa karena obyek Gugatan a quo telah merugikan kepentingan Penggugat, maka berdasarkan ketentuan Pasal 53 ayat 1 UU No. 9 tahun 2004 tentang Peruibahan atas UU No. 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Keputusan Tergugat dapat dituntut pembatalannya atau dituntut agar dinyatakan tidak sah.---Untuk uraian Penggugat sebagaimana dituliskan diatas, maka menurut Tergugat adalah gugatan yang tidak jelas (obscuur libel) hal mana didasarkan kepada ketentuan Pasal 53 ayat 2 UU No. 9 tahun 2004 tentang Perubahan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(19)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

atas UU No. 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang

menyebutkan :---Alasan-alasan yang dapat digunakan dalam gugatan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 adalah

:---a. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;---b. Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara pada waktu mengeluarkan

keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 telah menggunakan wewenangnya untuk tujuan lain dari maksud diberikannya wewenang tersebut ;---c. Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara pada waktu mengeluarkan atau

tidak mengeluarkan keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 setelah mempertimbangkan semua kepentingan yang tersangkut dengan keputusan itu seharusnya tidak sampai pada pengambilan atau tidak pengambilan keputusan tersebut.---Bahwa alasan-alasan Penggugat tidaklah sesuai dengan alasan-alasan yang telah ditentukan sebagaimana diurakan diatas, alasan-alasan yang dipergunakan oleh Penggugat adalah alasan yang berupa kejadian atau keadaan setelah terbitnya objek gugatan a quo, jadi terdapat perbedaan alasan atau dasar gugatan yang seharusnya menjadi alasan atau dasar gugatan sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 53 ayat 2 UU No. 9 tahun 2004 tentang Perubahan atas UU No. 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.---Dengan demikian alasan-alasan gugatan yang diungkapkan Penggugat adalah alasan-alasan yang terjadi pada kondisi nyata dari Penggugat

Hal. 19 dari 86 Hal. Putusan Perkara Nomor 40/G/2014/PTUN-BDG

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(20)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

setelah terbitnya objek gugatan a quo, sehingga gugatan bersifat tidak jelas

(obscuur

libel).---II. KEKURANGAN PIHAK

Bahwa gugatan Penggugat yang menyatakan objek gugatan a quo merupakan tanggung jawab Tergugat / Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung hanya dikarenakan bahwa pejabat yang menandatangani objek gugatan a quo, sesuai dengan Peraturan Walikota (PERWAL) Nomor 300 tahun 2013 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung dalam Pasal 2 ayat 1 disebutkan “Badan Pelayanan Perizinan Terpadu mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi perijinan secara terpadu “ huruf b menyatakan : “penyelenggara pelayanan administrasi dan pembinaan perijinan “ dan huruf c menyatakan “penyelenggaraan koordinasi proses pelayanan perijinan”.---Artinya Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung sesuai Peraturan Walikota hanya mempunyai tugas pokok dan fungsi mengkoordinasi dan pelayanan admnisitrasi.---Dalam objek gugatan aquo juga terdapat keputusan yang ditandatangani Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung, lampiran Gambar Bangunan dan lampiran dokumen teknis IMB.---Jadi jelas dan terang benderang dalam Surat Izin Mendirikan Bangunan yang digugat aquo adalah produk bersama dimana Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung menandatangani bagian depan dan Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung pada bagian lembar

dalam.---Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(21)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mengkoordinasikan pelayanan administrasi perijinan dimana ada dinas/

instansi lain yang mempunyai tugas secara teknis, dikaitkan dengan pelayanan koordinasi permohonan IMB maka sesuai dengan Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 12 tahun 2011 tentang Penyelenggaraan, Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan dan Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta pasal 10 ayat (4) huruf a menyatakan persyaratan teknis meliputi : “ surat KRK dan/atau Arahan Teknis Pemanfaatan Ruang Kota yang berkaitan dengan lahan/tanah yang diajukan perizinannya, dari SOPD yang memiliki kewenangan teknis perencanaan tata ruang kota”.---Yang dimaksud SOPD lain adalah dinas/instansi lain yang mempunyai kewenangan menerbitkan KRK (Keterangan Rencana Kota) adalah Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung, dengan demikian terbukti bahwa Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung hanya Koordinator dari Dinas/instansi lain dan pelayanan hanya bersifat administrasi sedangkan teknis lapangan adalah dinas/instansi lain, yang dalam hal ini adalah Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung.----Sehingga gugatan yang diajukan hanya kepada Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung adalah gugatan yang kekurangan pihak. Karena Surat Keterangan Rencana Kota (KRK) adalah keputusan pejabat tata usaha yang konkrit dan individual, sehingga pembatalan objek gugatan a quo tidak akan berpengaruh terhadap surat Keterangan Rencana Kota (KRK) yang diterbitkan oleh Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung Nomor 503.648.1/KRK-3280-DISTRACIP/XII/2013 untuk pemohon DEMMY FIRMANSYAH SOEBARLIE.

Hal. 21 dari 86 Hal. Putusan Perkara Nomor 40/G/2014/PTUN-BDG

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(22)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Sehingga telah terbukti bahwa gugatan Penggugat kekurangan pihak, oleh

karenanya sepaturnya dinyatakan tidak dapat diterima oleh Majelis Hakim yang memeriksa perkara a

quo.---DALAM POKOK PERKARA :

1. Bahwa Tergugat dengan ini mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini agar hal-hal yang telah dikemukakan dalam bagian Eksepsi secara mutatis mutandis masuk dalam pokok perkara ;---2. Bahwa Tergugat dengan tegas menolak seluruh dalil Penggugat dalam

Surat Gugatannya tertanggal 25 April 2014 sebagaimana diperbaiki pada tanggal 6 Mei 2014 baik yang dituangkan dalam posita maupun di dalam petitum gugatannya, kecuali terhadap dalil-dalil yang diakui secara tegas oleh Tergugat ;---3. Bahwa yang menjadi objek sengketa dalam perkara ini adalah Surat Izin

Mendirikan Bangunan Nomor 503.648.1/0468/BPPT tanggal 7 Pebruari 2014 atas nama DEMMY FIRMANSYAH SOEBARLIE alamat Jl. Endah sari Komp. Evergreen Town House C-13 untuk mendirikan bangunan rumah tinggal berlantai II (dua) dengan lokasi di Jalan Endah Sari Blok Cipagalo Kav C-13 /Komp/ Evergreen Town House C-13 RT 06 RW 01 Kelurahan Cisaranteun Kulon Kecamatan Arcamanik Kota Bandung sesuai sertifikat tanah berupa SHM No. 7473 SU No. 00160/2011 tanggal 14-06-2011 luas 122 M2 an. DEMMY FIRMANSYAH SOEBARLIE ;---4. Bahwa Penggugat dalam gugatannya halaman 4 angka 3 menyatakan : “

bahwa sekitar awal juni 2013 Demmy Firmansyah Soebarlie tanpa

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(23)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

sepengetahuan apalagi izin dari Penggugat selaku tetangga yang

bersebelahan telah membangun kembali atau merenovasi secara total rumah miliknya,…….”---Perlu dijelaskan bahwa dalam bentuk peraturan apapun istilah Izin dari Tetangga sebagaimana yang dijelaskan oleh Penggugat adalah hal yang tidak dikenal dan tidak pernah ditemukan dalam persyaratan permohonan surat ijin mendirikan bangunan (SIMB).---Pasal 10 Peraturan Daerah Kota Bandung No. 12 tahun 2011 tentang Penyelenggaraan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta dijelaskan tentang persyaratan permohonan izin mendirikan bangunan :---Ayat (1) : Untuk memperoleh IMB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 harus memenuhi persyaratan : ---a. Administratif ;---b. Yuridis ;---c. Teknis .;---Ayat (2) : Persyaratan administrative sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi :---a. Surat permohonan ;---b. Formulir permohonan .---Ayat (3) : Persyaratan yuridis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi :---a. Foto copy tanda bukti kepemilikan tanah/penguasaan tanah ;---b. Surat pernyataan/surat perjanjian penggunaah tanah bagi pemohon

yang menggunakan tanah bukan miliknya ;---c. Foto copy sertifikat laik fungsi (SLF) lama bagi yang telah memiliki SLF ; Hal. 23 dari 86 Hal. Putusan Perkara Nomor 40/G/2014/PTUN-BDG

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(24)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

d. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk pemohon perorangan

;----e. Foto copy akta pendirian untuk pemohon badan ;---f. Surat kuasa pengurusan apabila dikuasakan ;---g. Surat persetujuan khusus dari warga dan Walikota bagi permohonan

IMB bangunan tertentu yang dapat meresahkan masyarakat setempat ; (penjelasannya : Yang dimaksud dengan bangunan tertentu yang meresahkan masyarakat setempat adalah bangunan gedung yang digunakan untuk tempat ibadah)

;---h. Surat izin pengambilan air tanah (SIPA) bagi bangunan gedung tertentu ; i. SKRD atau dokumen yang ditetapkan atas retribusi IMB ;---Ayat (4) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi :---a. Surat KRK dan/atau arahan teknis pemanfaatan ruang kota yang

berkaitan dengan lahan/tanah yang diajukan perizinannya dari SOPD yang memiliki kewenangan teknis perencanaan tata ruang kota ---b. Gambar rencana teknis bangunan dengan skala 1 : 100 atau 1 : 200 ;----c. Gambar dan perhitungan konstruksi beton/baja /kayu apabila bertingkat

dan bangunan yang mempunyai bentang besar ;---d. Gambar rencana dan perhitungan utilitas bangunan gedung bagi yang

dipersyaratkan; dan ---e. Data hasil penyelidikan tanah bagi bangunan gedung 3 (tiga) lanati ke

atas dan /atau yang dipersyaratkan ;---Untuk itu sudah sejelas-jelasnya sesuai peraturan perundangan yang berlaku bahwa tidak ada persyaratan yang menyebutkan harus ada izin dari tetangga seperti yang disampaikan oleh Penggugat

.---Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(25)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Kalaupun ada form yang tertulis dimana tetangga menada-tangani dan

diketahui oleh ketua RT dan RW adalah surat pemberitahuan kepada tetangga dimana sifatnya sekedar memberitahukan kalau adanya kegiatan pembangunan namun tetangga yang tidak menyetujui dan tidak menandatangani surat pemberitahuan tanpa menyebutkan alasan secara jelas, rasional dan objektif tidak menjadi halangan bagi pemerintah menerbitkan izin asal sesuai tata ruang dan peruntukannya.---5. Bahwa Penggugat dalam gugatannya halaman 5 angka 4, 5 dan 6

menyebutkan bahwa Demmy Frimansyah Soebarli sebagai pemegang IMB aquo pada saat pembangunan tidak mentaati Garis Sempadan Bangunan (GSB) , untuk permasalahan Garis Sempadan Bangunan (GSB) haruslah dilihat beberapa hal, seperti :---5.1. Pengaturan GSB dimana dan siapa yang menentukannya ?---5.2. Apa yang diatur dalam GSB ?---5.3. Pelanggaran GSB dilakukan oleh siapa ?---Maka untuk itu akan diuraikan satu persatu hal-hal tersebut :---• Pengaturan GSB adalah merupakan ketentuan yang ditetapkan oleh

Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung dimana secara jelas dicamtumkan secara tertulis dalam Surat Keterangan Rencana Kota (KRK) . Dimana dalam objek gugatan aquo yang merupakan persyaratan yang tidak terpisahkan tertulis dengan putusan Nomor 503.648.1/5280-DISTARCIP/XII/2013 tanggal 12 Desember 2013 ; • Garis Sempadan Bangunan (GSB) diatur sesuai dengan ketentuan :

1. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 5 tahun 2010 tentang Bangunan Gedung

Hal. 25 dari 86 Hal. Putusan Perkara Nomor 40/G/2014/PTUN-BDG

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(26)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

2. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 18 tahun 2011 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung tahun 2011-2031 ; 3. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 tahun 2011 tentang

Penyelenggaraan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta.---Dengan demikian pengaturan GSB adalah pengaturan yang didasarkan kepada peraturan perundangan yang berlaku dan diterapkan sesuai dimana lokasi pemohon KRK, artinya pemberlakukan GSB akan sama pada lokasi dan jalan yang sama, tidak bersifat pastial atau atas permintaan pemohon (masyarakat).----• Pelanggaran GSB dilakukan oleh siapa ? dalam uraian tersebut

Penggugat menyatakan bahwa DEMMY FIRMANSYAH SOEBARLIE mendirikan bangunan tidak sesuai dengan GSB, dengan demikian jelas bahwa GSB adalah ketentuan yang ada namun dilanggar oleh DEMMY FIRMANSYAH SOEBARLIE. Ketentuan GSB sudah benar namun pelaksanaan yang salah dengan demkian kesalahan mendirikan bangunan dan pelanggaran GSB tidak dapat lantas kesalahannya dibebankan kepada Tergugat / Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung;---6. Bahwa terhadap pelanggaran mendirikan bangunan dan pelanggaran GSB

tidak dapat kesalahannya dibebankan kepada Tergugat / Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung, hal mana dikarenakan :---1. Bahwa Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu sesuai Peraturan

Walikota Bandung Nomor 300 tahun 2013 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(27)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Bandung bersifat koordinatif dan pelayanan administrative, jadi tidak

bersifat teknis dan penindakan dilapangan ;---2. Bahwa Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung tidak

termasuk dalam kewenangan yang diatur oleh Keputusan Walikota Bandung Nomor 875.1/Kep.578-Bag.ORPAD/2008 tentang Pendelegasian Wewenang Penandatangan Peta Situasi, Gambar Rencana serta Pelaksanaan Penertiban bangunan ;---3. Bahwa pelanggaran mendirikan bangunan dan pelanggaran GSB

merupakan perbuatan nyata yang berbeda dengan tugas pokok fungsi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu yang bersifat koordinatif dan administrative.---7. Bahwa dalam uraian Penggugat pada halaman 7 angka 13 serta 14 huruf d

disebutkan sebagai berikut :---“ bangunan yang sudah berdiri mendapatkan Izin mendriikan Bangunan (IMB) mempunyai luas bangunan di lantai 1 (satu) diperkirakan sebesar 110 M2, lantai 2 (dua) diperkirakan sebesar 115 M2 dan lantai 3 (tiga) diperkirakan sebesar 30 M2. Luas bangunan ini tidak sesuai dengan Izin yang diberikan oleh Kepala BPPT melalui IMB dimana luas bangunan sesuai IMB di lantai 1 (satu) adalah 34, 40 M2 sedangkan di lantai 2 (dua) adalah 34,40 M2 dan berdasarkan IMB tidak ada bangunan lantai 3 “---Dengan demikian telah jelas dan terang benderang bahwa yang menjadi masalah adalah mendirikan bangunan melebihi ketentuan luas sesuai IMB yang telah diterbitkan oleh Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung yang menjadi objek gugatan aquo, sehingga perbuatan yang nyata itu telah diketahui oleh Penggugat sebagai perbuatan yang dilakukan oleh Pemegang IMB bukan oleh Hal. 27 dari 86 Hal. Putusan Perkara Nomor 40/G/2014/PTUN-BDG

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(28)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

8. Bahwa sebagaimana telah diterangkan diatas pada point 4 bahwa

persyaratan permohonan IMB diatur dalam Pasal 10 Perda Kota Bandung No. 12 tahun 2011 tentang Penyelenggaraan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Retribusi Penggangtian Biaya Cetak Peta, berdasarkan data arsip yang ada pada Tergugat untuk IMB yang menjadi objek gugatan aquo telah memenuhi persyaratan yang ditentukan, seperti :---8.1.Formulir surat permohonan pengajuan IMB tertanggal 30-12-2013;---8.2.Foto copy KTP an. Demmy Firmansyah Soebarlie dengan NIK

3273260403820001 ;---8.3.Bukti kepemilikan tanah berupa foto copy Sertifikat Hak Milik Nomor

7473 Surat Ukur No. 00160/2011 dengan luas 122 M2 Kelurahan Cisaranteun Kulon Kecamatan Arcamanik Kota Bandung an. Demmy Firmansyah Soebarlie ;---8.4.foto copy pembayaran lunas PBB tahun 2013 dari Bank BJB tanggal 27

Juni 2013 ;---8.5.Surat Keterangan Rencana Kota (KRK) dari Dinas Tata Ruang dan

Cipta Karya Kota Bandung Nomor 503.648.1/KRK/5280-DISTARCIP/ XII/2013 an. Demmy Frimansyah Soebarlie

8.6.Gambar rencana teknis bangunan dengan skala 1 : 100 ;---8.7.Gambar dan perhitungan konstruksi beton ; ---8.8.Surat Keterangan menyatakan tidak keberatan dari warga atas

pembangunan renovasiRumah an. Demmy Firmansyah Soebarlie.---Dengan demikian permohonan dari Demmy Firmansyah Soebarli untuk mengajukan IMB telah lengkap dan sesuai dengan Perda Kota Bandung No. 12 tahun 2011 tentang Penyelengaraan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta, untuk itu tidak ada

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(29)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

alasan bagi Tergugat untuk menolak permohonan dan menyelesaikan

proses permohonan IMB. ;---9. Bahwa dalam uraian Penggugat pada halaman 11 angka 3 yang

menyebutkan : “ berdasarkan Perda Kota Bandung No. 18/2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung tahun 2011-2031 Pasal 91 mengenai Permohonan Perizinan Pemanfaatan Ruang yang tidak sesuai menyatakan bahwa setiap pejabat Pemerintah Daerah yang berwenang menerbitkan izin pemanfaatan ruang dilarang menerbitkan izin yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, izin pemanfaatan ruang yang dikeluarkan dan/atau diperoleh dengan tidak melalui prosedur yang benar batal demi hukum dan izin pemanfaatan ruang yang diperoleh melalui prosedur yang benar tapi kemudian terbukti tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah ?RTRW, dibatalkan oleh Pemerintah Daerah “, dengan ini Kuasa Tergugat ingin menyampaikan hal-hal sebagai berikut :---9.1. Bahwa untuk mengetahui esensi dari Perda No. 18 tahun 2011

tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah , maka peraturan daerah ini merupakan penjabaran dari Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang ;---9.2. Bahwa dalam Undang-undang Penataan Ruang sebagai rujukan

nasional maupun dalam peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah (RTRW) dapat dibagi menjadi 3 bagian yakni aspek perencanaan, aspek pemanfaatan dan aspek pengendalian ;---9.3. Bahwa ketiga aspek ini saling berkaitan namun dalam

implementasinya tidak mungkin diselenggarakan oleh hanya satu satuan organisasi perangkat daerah (SOPD) tapi dibagi dalam satuan

Hal. 29 dari 86 Hal. Putusan Perkara Nomor 40/G/2014/PTUN-BDG

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kehendak Tuhan yang mulia, Dua orang saudara meninggalkan dunia, Hendak disusahkan tiada berdaya, Kerana perbuatan Tuhan yang sedia.. Melainkan hamba berbanyak sabar,

Hal ini dicerminkan dengan sikap responden yang mengatakan bahwa pemasangan bagan di perbatasan dapat menghambat masuknya nelayan luar ke wilayah yurisdiksi

Pada penelitian ini akan dirancang dan dibangun prototipe sistem pengendali lampu di rumah dengan menggunakan mikrokontroler Arduino yang terhubung dengan

mengikuti pola yang sama pada saat sebelum dan setelah peledakan. Umumnya kecepatan rambat gelombang lapisan refraktor 3 menunjukkan nilai kecepatan perambatan tinggi

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data ”kasar” yang muncul dari catatan-catatan

Kawasan pemukiman kumuh adalah lingkungan hunian yang kualitasnya sangat tidak layak huni, ciri-cirinya antara lain berada pada lahan yang tidak sesuai dengan

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan