• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Holding Time

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Holding Time"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH H

PENGARUH HOLDING TIME OLDING TIME TERHADAP SIFAT TERHADAP SIFAT KEKERASAKEKERASANN DENGAN

DENGAN REFINING REFINING THE THE CORE CORE PADA PADA PROSES PROSES CARBURIZINGCARBURIZING MATERIAL BAJA KARBON RENDAH

MATERIAL BAJA KARBON RENDAH Darmanto

Darmanto ∗∗

)) Abstrak  Abstrak 

Sifat mekanis baja dipengaruhi oleh prosentase karbon dalam paduan. Kadar karbon dapat dirubah Sifat mekanis baja dipengaruhi oleh prosentase karbon dalam paduan. Kadar karbon dapat dirubah  prosentaseny

 prosentasenya dengan cara a dengan cara karburkarburizing, yaitu suatu proses izing, yaitu suatu proses untuk menaikan kadar karbon denganuntuk menaikan kadar karbon dengan cara

cara thermochemical heat treatment.thermochemical heat treatment. Proses pada penelitian ini menggunakan arang batok kelapa.Proses pada penelitian ini menggunakan arang batok kelapa. Dari karborizing akan diperoleh sifat mekanis (kekerasan, kerapuhan, keuletan, kemampuan Dari karborizing akan diperoleh sifat mekanis (kekerasan, kerapuhan, keuletan, kemampuan  bentu

 bentuk) yank) yang berbg berbeda daeda dari seberi sebelumnlumnya.ya.

Kata kunci :

Kata kunci : carburizing, baja, carboncarburizing, baja, carbon PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Baja adalah salah satu jenis logam yang paling banyak digunakan dalam bidang Baja adalah salah satu jenis logam yang paling banyak digunakan dalam bidang teknik. Penggunaan baja dapat disesuaikan dengan kebutuhan karena banyak sekali teknik. Penggunaan baja dapat disesuaikan dengan kebutuhan karena banyak sekali macamnya dengan sifat dan karakter yang berbeda-beda. Baja biasanya mengandung macamnya dengan sifat dan karakter yang berbeda-beda. Baja biasanya mengandung  beberapa

 beberapa unsur unsur paduan. paduan. Unsur Unsur yang yang paling paling dominan dominan pengaruhnya pengaruhnya terhadap terhadap sifat-sifat sifat-sifat bajabaja adalah unsur karbon, meskipun

unsur-adalah unsur karbon, meskipun unsur-unsur lain unsur lain tidak bisa tidak bisa diabaikan begitu saja. diabaikan begitu saja. Besar Besar  kecilnya prosentase unsur karbon akan berdampak pada sifat mekanik dari baja tersebut, kecilnya prosentase unsur karbon akan berdampak pada sifat mekanik dari baja tersebut, misalnya dalam hal kekerasan, kerapuhan, keuletan, kemampuan bentuk dan sifat-sifat misalnya dalam hal kekerasan, kerapuhan, keuletan, kemampuan bentuk dan sifat-sifat mekanik lainnya.

mekanik lainnya.

Bahan – bahan teknik yang mempunyai keuletan di bagian inti dan kekerasan di Bahan – bahan teknik yang mempunyai keuletan di bagian inti dan kekerasan di  bagian permukaan

 bagian permukaan sangat diperlukan karena sangat diperlukan karena hal itu dapat hal itu dapat memperpanjang umur dari memperpanjang umur dari bahanbahan itu sendiri

itu sendiri apalagi bila apalagi bila bahan bahan – – bahan tersebut selalu bekerja untuk menahan beban danbahan tersebut selalu bekerja untuk menahan beban dan melakukan gerak, misalnya bus

melakukan gerak, misalnya bushing, camshaft, gear, dan pinionshing, camshaft, gear, dan pinions. . Baja Baja adalah salah adalah salah satusatu  bahan

 bahan yang yang memenuhi memenuhi persyaratpersyaratan an diatas, diatas, tetapi tetapi baja baja tersebut tersebut harus harus mengalami mengalami prosesproses  perlakuan terlebih dahulu.

 perlakuan terlebih dahulu.

Baja di pasaran biasanya dijual dalam bentuk baja padat , baik dalam bentuk plat, Baja di pasaran biasanya dijual dalam bentuk baja padat , baik dalam bentuk plat, lonjoran, batangan maupun profil. Menaikkan maupun menurunkan prosentase unsur  lonjoran, batangan maupun profil. Menaikkan maupun menurunkan prosentase unsur  karbon dari baja padatan tidak semudah dalam keadaan cair, salah satu cara yang proses karbon dari baja padatan tidak semudah dalam keadaan cair, salah satu cara yang proses carburizing 

carburizing .. Carburizing Carburizing tidak mampu merubah komposisi karbon secara menyeluruh daritidak mampu merubah komposisi karbon secara menyeluruh dari material yang diproses, namun pada daerah kulit atau permukaan baja akan berubah secara material yang diproses, namun pada daerah kulit atau permukaan baja akan berubah secara signifikan. Pada proses

signifikan. Pada proses carburizing carburizing , permukaan baja akan mengalami karburisasi., permukaan baja akan mengalami karburisasi. Pemanasan baja yang terlalu lama dalam dapur juga akan menyebabkan kehilangan unsur  Pemanasan baja yang terlalu lama dalam dapur juga akan menyebabkan kehilangan unsur  karbon pada permukaannya, dimana baja

karbon pada permukaannya, dimana baja akan mengalami dekarburisasi.akan mengalami dekarburisasi.

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

Baja

Baja (Steel)(Steel) adalah suatu produksi besi yang mengandung kadar karbon berkisar sekitar adalah suatu produksi besi yang mengandung kadar karbon berkisar sekitar  1,7%. Produk ini secara teknik dinyatakan sebagai baja karbon

1,7%. Produk ini secara teknik dinyatakan sebagai baja karbon (Carboon Steel)(Carboon Steel) (Jensen dan(Jensen dan Chenowet

Chenoweth, 1992). Proses pembuatan baja melah, 1992). Proses pembuatan baja mela lui proses Bessemer, Thomas, Siemens Martin danlui proses Bessemer, Thomas, Siemens Martin dan Metode Penghembusan Oksigen. Baja dapat dibentuk melalui pengecoran, pencanaian, dan Metode Penghembusan Oksigen. Baja dapat dibentuk melalui pengecoran, pencanaian, dan  penemp

 penempaan.aan.

(2)

Baja Karbon mempunyai sifat yang ditentukan oleh banyaknya kadar karbon yang ada dalam baja dan struktur mikro dari baja. Kandungan baja karbon tanpa paduan berkisar  dari 0,03% - 1,7% namun biasanya tidak melebihi 1,5%.

Secara umum baja karbon diklasifikasikan menjadi tiga golongan antara lain yaitu :

Ø Baja karbon rendah ; kandungan karbon ini 0,10% - 0,30%, penggunaannya sangat luas, bisa untuk konstruksi kapal, konstruki kendaraan, plat, pipa serta mur baut dan lain sebagainya.

Ø Baja karbon sedang ; kandungan karbon pada baja ini 0,30% - 0,60%, baja karbon sedang lebih kuat dan keras dibanding baja karbon rendah, penggunaannya hampir  sama dengan baja karbon rendah, untuk perancangan konstruksi pembebanan yang lebih berat dan memerlukan kekuatan, kekerasan tinggi, maka baja karbon sedang lebih tepat.

Ø Baja karbon tinggi ; karbon yang dikandung lebih dari 0,70% - 1,5%, kekerasannya tinggi bila dibandingkan dengan baja karbon keduanya tetapi keuletannya lebih rendah, hampir jarak tegangan lumernya terhadap tegangan proporsionalnya tidak  dapat diketahui pada grafik tegangan regangan.

Struktur baja dibedakan menjadi tiga bentuk utama, yaitu :

Ø  Ferrite yaitu kristal besi murni (ferum = Fe) terletak rapat saling berdekatan tidak  teratur, baik bentuk maupun besarnya.  Ferrite merupakan bagian baja yang paling lunak. Ferrite murni tidak akan cocok digunakan sebagai bahan untuk benda kerja yang menahan beban karena kekuatannya kecil.

Ø Karbida besi (Fe3C) suatu senyawa kimia antara besi (Fe) dengan karbon (C) sebagai

unsur struktur tersendiri dinamakan cementite dan mengandung 6,7% karbon. Rumus kimianya Fe3C. Cementite dalam baja merupakan unsur yang paling keras (Fe3C lebih

keras 270 kali dari besi murni).

Ø  Pearlite, merupakan campuran erat antara ferrite dan cementite dengan kandungan zat arang sebesar 0,8%. Kristal  ferrite terdiri dari serpihan cementite halus yang memperoleh penempatan saling berdampingan dalam lapisan tipis mirip lamel.

Prinsip dasar dari carburizing  adalah difusi C dari suatu media yang kaya dengan karbon, seperti arang ke dalam besi - γ  (austenite) melalui pemanasan diatas suhu kritisnya  beberapa lama sehingga terbentuk lapisan C sampai kedalaman tertentu.

Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah pack  carburizing yang  merupakan  proses perlakuan panas secara kimia berupa penambahan karbon ke baja dalam bentuk   padat. Metode ini paling luas digunakan dalam proses pengerasan perrmukaan karena

sederhana dan murah. Adapun model pack carburizing seperti di bawah :

Hubungan kekerasan vs case depth

Arang + BaCO3

Benda kerja

Silinder tahan panas Tanah liat

(3)

Pada Proses carburizing  terjadi proses kimia sebagai berikut : 2 C + O2→ 2 CO

Pada permukaan benda uji, gas CO akan membebaskan atom-atom C 2 CO → CO2+ C

Atom – atom C ini akan masuk ke dalam baja secara difusi interstisi (interstitial diffusion). Kecepatan carburizing dapat ditingkatkan dengan penambahan 10 – 15% BaCO3

BaCO3 → BaO + CO2

Selanjutnya CO2 akan bereaksi dengan arang (C) dan membentuk CO

CO2 + C = 2 CO

 Refining The Core adalah penurunan kadar unsur-unsur pada inti baja. Setelah carburizing   bagian dalam (inti) mengandung 0,1 – 0,2 % C. Perlakuan panas yang dilakukan untuk 

meningkatkan kekuatan dan ketangguhan bahan yang mengalami carburizing  pada  penelitian ini adalah penghalusan inti (Refining The Core). Perlakuan panas dilakukan

dengan memanaskan benda kerja di atas suhu kritisnya (± 900°C) dimana struktur   ferrite/   pearlite kasar  → austenite, selanjutnya di quench (dicelup) untuk mendapatkan struktur  mikro berupa  ferrite/ bainite/ martensite dibagian inti. Sebaliknya pada permukaan akan terbentuk martensite kasar yang getas (Yudiono, 2005).

Kekerasan diukur dengan menggunakan alat penguji vickers. Pengujian memakai piramid diamond  dengan sudut-duanya 136° sebagai penekan. Kekerasan vickers ditentukan oleh  beban dibagi luas permukaan beban penekanan.

D² 2 sin 2 P  α

VHN  = (1)

Dimana : P : gaya/ beban yang digunakan

α : sudut antara permukaan yang berlawanan D : (D1+D2) / 2 Karena α = 136° maka : D² 854 , 1  P  VHN  = (2) METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yaitu dengan mengadakan pengujian terhadap baja karbon rendah. Desain pada penelitian ini yaitu menggunakan dua kelompok, kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol adalah raw materials yang dijadikan sebagai acuan, sedangkan kelompok eksperimen adalah baja karbon rendah yang telah mengalami carburizing .

Ø Bahan

Bahan-bahan yang digunakan :

- Baja karbon rendah - Arang batok kelap - Silinder baja tahan panas - BaCO3

(4)

50 mm

Ø Spesimen

Spesimen uji seperti ditunjukan pada Gambar 5 dibuat sebanyak 10 spesimen, yaitu raw materials 1 spesimen, untuk pengarbonan 1 jam 3 spesimen, untuk pengarbonan 2 jam 3 spesimen dan pengarbonan 3 jam 3 spesimen.

Gambar 2. Spesimen uji

Ø Alat

Alat-alat yang digunakan adalah :

§ Mesin perkakas (gergaji besi, jangka sorong, mesin gerinda, mesin  frais /  milling )

§ Dapur pemanas

§ Kertas amplas no. 120, 180, 240, 320, 400, 600, 800, 1000 dan 1200.

§ Kain gosok halus

§ Pasta pembersih (autosol )

§ etsa berupa Nital (2 cm³ HNO3+ 98 cm³ C2H5OH)

§ Unit mesin uji komposisi (side mountaid grinder, belt polisher, spectrometer   ARL 3460)

§ Mesin uji kekerasan  Micro Vickers (HMV-M3), sudut piramida intan 136°,  penetrasi 200 gf 

§ Unit mesin uji struktur mikro ( grinding and polishing, mikroskop optik dan kamera, PME3 B, PME3 C).

(5)

Ø Diagram Alir Penelitian

Keterangan : HT : Holding Time

Gambar 3. Diagram alir penelitian

Ø Cara kerja

Spesimen dimasukan dalam pack carburizing (seperti gbr. 4) dengan serbuk arang  batok kelapa dan BaCO3 dengan perbandingan 85% : 15%.

§ Masukkan ke dalam dapur, dipanaskan sampai 500ºC untuk dilakukan proses  preheating , kemudian dinaikkan 900ºC

§ Setelah mencapai 900ºC dilakukan penahanan selama 1 jam, lalu dikeluarkan dan didinginkan dengan udara sampai mencapai temperatur kamar.

§ Untuk benda uji yang lainnya (holding time 2 jam dan 3 jam), prosesnya sama dengan yang diatas, dengan menyesuaikan waktu penahanan yang diinginkan.

§ Lakukan Penghalusan inti (Refining The Core),dengan memanaskan benda kerja di atas suhu kritisnya (± 900°C) selanjutnya di quench (dicelup)

§ Lakukan pengujian komposisi kimia dengan Spectrometer untuk semua  spesimen.

§ lakukan pengujian kekerasan dengan vickers, waktu pembebanan 5 detik, pada 5 titik dengan jarak 1, 3, 5, 7 dan 9 mm dari tepi.

Baja Karbon Rendah

Spesimen Carburizing   Raw HT 1 Ja HT 2 Ja HT 3 Jam Uji Komposisi Uji Struktur Mikro Uji Kekerasan Mikro

Analisa Data dan Pembahasan

Selesa Mulai

(6)

Ø Hasil dan pembahasan

Hasil Pengujian Kekerasan Mikro Vickers

Tabel 1. Hasil uji kekerasan spesimen raw material  Posisi titik  dari tepi (mm) D1 (µm) D2 (µm) D rata-rata (µm) Kekerasan VHN (kgf/mm²) 3.0 46.0 46.0 46.00 175.3 6.0 45.0 45.0 45.00 183.2 9.0 45.5 45.5 45.50 179.1

Tabel 2. Hasil uji kekerasan temperatur 900ºC holding time 1 jam Posisi titik  dari tepi (mm) D1 (µm) D2 (µm) D rata-rata (µm) Kekerasan VHN (kgf/mm²) 0.1 43.5 43.5 43.50 196.0 0.2 48.0 47.5 47.75 162.7 0.4 54.0 54.0 54.00 127.2 0.6 54.0 54.5 54.25 126.0 0.8 54.0 55.5 54.75 123.7 1.0 53.5 54.0 53.75 128.4 3.0 53.5 54.0 53.75 128.4 5.0 53.5 53.5 53.50 129.6 7.0 53.0 53.5 53.25 130.8 9.0 53.0 53.5 53.75 128.4

Tabel 3. Hasil uji kekerasan temperatur 900°C holding time 2 jam Posisi titik  dari tepi (mm) D1 (µm) D2 (µm) D rata-rata (µm) Kekerasan VHN (kgf/mm²) 0.1 46.0 46.0 46.00 175.3 0.2 49.0 48.0 48.50 157.7 0.4 50.5 50.5 50.50 145.4 0.6 50.5 51.5 51.00 142.6 0.8 53.5 53.5 53.50 129.6 1.0 56.0 56.0 56.00 118.3 3.0 58.0 56.5 57.25 113.2 5.0 56.5 56.5 56.50 116.2 7.0 56.5 57.0 56.75 115.2 9.0 54.0 54.5 54.25 126.0

(7)

175.3 183.2 179.1 0 50 100 150 200 250 3 6 9

Posisi titik dari tepi (mm)      V      H      N 196 162.7 127.2 126 123.7 12 8. 4 128. 4 129. 6 130.8 128.4 0 50 100 150 200 250 300 350 0.1 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 3.0 5.0 7.0 9.0

Posisi titik dari tepi (mm)

     V      H      N

Tabel 4. Hasil uji kekerasan temperatur 900°C holding time 3 jam Posisi titik  Dari tepi (mm) D1 (µm) D2 (µm) D rata-rata (µm) Kekerasan VHN (kgf/mm²) 0.1 33.5 33.5 33.50 330.5 0.2 36.0 36.0 36.00 286.2 0.4 45.0 45.0 45.00 183.2 0.6 53.5 54.0 53.75 128.4 0.8 53.5 53.5 53.50 129.6 1.0 53.0 53.0 53.00 132.0 3.0 53.5 53.0 53.25 130.8 5.0 54.0 54.0 54.00 127.2 7.0 53.0 53.0 53.00 132.0 9.0 54.5 54.0 54.25 126.0

Gambar 4. Diagram hasil uji kekerasan raw materials 900°C

.

.

Gambar 5. Diagram hasil uji kekerasan temperatur  holding time 1 jam.

(8)

175.3 157.7 145.4 142.6 129.6 118.3 113.2 116.2 115.2 126 0 50 100 150 200 250 300 350 0.1 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 3.0 5.0 7.0 9.0 Posisi titik dari tepi (mm)

       V        H        N 330.5 286.2 183.2 128.4 129.6 132 130.8 127.2 132 126 0 50 100 150 200 250 300 350 0.1 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 3.0 5.0 7.0 9.0

Posisi titik dari tepi (mm)       V

      H       N

Gambar 6. Diagram hasil uji kekerasan pada temperatur 900°C holding time 2 jam

Gambar 7. Diagram hasil uji kekerasan pada temperatur 900°C .holding time 3 jam.

 Angka kekerasan Vickers dapat diketahui dengan me nggunakan rumus pada persamaan (2) Harga kekerasan Mikro Vickers pada raw materials cenderung sama pada tiap titik   pengujian. Distribusi kekerasan yang berbeda terlihat pada spesimen yang telah di

carburizing dan dengan holding time. Semakin bertambahnya holding time pada proses carburizing tidak meningkatkan kekerasan bagian inti baja tetapi akan berpengaruh pada  bagian permukaan baja.

(9)

KESIMPULAN Simpulan

1. Sifat mekanis (kekerasan) material baja karbon rendah akibat carburizing semakin  berkurang sebanding dengan kedalaman dari permukaan.

2. Holding time semakin besar kekerasanya semakin bertambah untuk titik yang sama.

Saran

Untuk melakukan carburizing  dianjurkan memakai holding time 3 jam, karena akan dicapai kedalaman penetrasi yang dalam, tetapi tidak tertutup kemungkinan bahwa carburizing dengan holding time 3 jam lebih akan didapatkan kedalaman penetrasi yang lebih dalam lagi, hal ini juga tergantung pada kedalaman nilai kekerasan pada  permukaan yang dikehendaki.

DAFTAR PUSTAKA

1. Amanto, H dan Daryanto. Ilmu Bahan

.

Jakarta : PT. Bumi Aksara, 1999.

2. Djaprie, S dan Amstead, B., H. Teknologi Mekanik Jilid I. Jakarta. Erlangga, 1997. 3. Jensen dan Chenoweth. Kekuatan Bahan Terapan. Jakarta : Erlangga, 1992.

4. Schonmetz, A dan Gruber, K. Pengetahuan Bahan dalam Pengerjaan Logam. Bandung : Angkasa, 1977.

5. Sucahyo, B. Ilmu Bahan. Semarang : Tiga Serangkai, 1990. 6. Sucahyo, B. Ilmu Logam

.

Surakarta : PT. Tiga Serangkai, 1995. 7. Sudjana. Metode Statistika. Bandung : Tarsito, 1996.

8. Sugiarto dan Darmadi. “Analisis Perubahan Kekerasan dan Difusi Karbon Pada Permukaan Baja Akibat Proses Karburisasi dan Dekarburisasi”. Jurnal Teknik. Semarang : UNDIP, 2000.

9. Sumarto, H., W. Teknologi Pengelasan Logam. Jakarta: PT Pradnya Paramita, 2000.

10. Surdia, T. Teknik Pengecoran Logam. Jakarta : PT. Pradnya Paramita, 1991.

11. Uliet, V dan Both. Teknologi Untuk Bangunan Mesin Bahan-bahan I. Jakarta : Erlangga, 1991

.

12. Yudiono, H. Metalurgi Fisik. Diktat. Semarang: Jurusan Teknik Mesin. UNWAHAS, 2005.

Gambar

Gambar 3. Diagram alir penelitian
Tabel  2.  Hasil uji kekerasan  temperatur 900ºC holding time 1 jam Posisi titik  dari tepi (mm) D1 (µm) D2 (µm) D rata-rata(µm) Kekerasan VHN(kgf/mm²) 0.1  43.5  43.5  43.50  196.0 0.2  48.0  47.5  47.75  162.7 0.4  54.0  54.0  54.00  127.2 0.6  54.0  54.
Tabel 4. Hasil uji kekerasan temperatur 900°C holding time 3 jam Posisi titik  Dari tepi (mm) D1 (µm) D2 (µm) D rata-rata(µm) Kekerasan VHN (kgf/mm ² ) 0.1  33.5  33.5  33.50  330.5 0.2  36.0  36.0  36.00  286.2 0.4  45.0  45.0  45.00  183.2 0.6  53.5  54.
Gambar 6. Diagram hasil uji kekerasan  pada temperatur  900°C holding time 2 jam

Referensi

Dokumen terkait

Buku “Pendidikan Agama Islam 1” untuk pelajaran PAI SD/MI kelas I ini disusun berdasarkan permen nomor 22 Tahun 2006 Tahun 2006 yang memuat standar isi pendidikan 2006 yang

CHAPTER IV FINDING OF THE RESEARCH 4.1 The Implementation of Lesson Plans in Teaching Practice Done by the Sixth Semester Students of English Education Department of Muria

 Untuk alat kesehatan yang sistem kerja sama operasional (KSO) pemeriksaan pemantauan fungsi dan testing dilakukan oleh teknisi yang ditunjuk oleh perusahaan yang

Tiba saatnya pada penerbitan Surat Keputusan (SK) Pendirian Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI). Tentang Izin Pendirian Sekolah Tinggi Fiqh Syeikh Nawawi Tanara

Selain itu, pada hari ketiga setelah dirawat di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru pasien juga didiagnosa telah menderita gagal ginjal akut, oleh karena adanya peningkatan kadar ureum

Nilai efisiensi penggunaan radiasi surya yang diturunkan dari berat kering dan radiasi yang diintersepsi tajuk tanaman, sehingga faktor- faktor yang mempengaruhi

Bab IV pasal 95 (2), ditegaskan Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan tingkatannya mempunyai tugas: (a) mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan, serta

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan dan mengembangkan bahan ajar berupa LKPD (Lembar Kegiatan Peserta Didik) pembelajaran cerita rakyat yang berkarakter dan