KEPEMIMPINAN DAN Manajemen
KEPERAWATAN
(Perencanaan DALAM
KEPERAWATAN)
DISUSUN OLEH
KELOMPOK i
1. Noperius telaumbanua
(081121032)
2. Verawaty simanjuntak
(091121062)
3.Rohaya
(101121001)
4.Lasma j. Simanjuntak
(101121002)
5. Arlia septiana
(101121003)
6. Martina tratilova
(101121005)
7.Votranica. n siregar
(101121006)
8. Raden hidayat nst
(101121007)
9. Tety hariani p
(101121008)
10.Nurul Qomariah
(101121009)
Universitas sumatera utara
Fakultas ilmu keperawatan
Program sarjana ekstensi keperawatan
2011
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Perencanaan dalam Keperawatan”.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas dalam pembelajaran mata kuliah Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan. Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak mendapatkan dukungan, bimbingan dan bantuan baik di lapangan maupun secara teori, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Dosen Pembimbing Mata Kuliah Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Universitas Sumatera Utara.
2. Segenap rekan-rekan satu kelompok dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kejanggalan, baik dari segi materi, tata bahasa maupun penyusunan, hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan, waktu yang tersedia maupun keterbatasan sumber-sumber yang ada, maka penulis dengan rendah hati mengharapkan saran dan kritikan yang membangun demi kesempurnaan makalah ini di masa mendatang.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi pelayanan sesama yang membutuhkan.
Medan, November 2011
Penulis
KATA PENGANTAR... i ... DAFTAR ISI... ii ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 ... B. Tujuan Penulisan... 3
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A...P engertian... 4 ... B...M anfaat Perencanaan... 4 C...S yarat-syarat Perencanaan... 7 D...L angkah-langkah Perencanaan... 7
BAB III PEMBAHASAN
A...D eskripsi Rumah Sakit... 8 1. Visi Rumah Sakit... 2. Misi... 3. Motto Rumah Sakit... 4. Tugas Pokok... 5. Falsafah Keperawatan... 6. Tujuan Pelayanan Keperawatan... 7. Tujuan Pelayanan Keperawatan di Ruang rawat inap
Kardiologi... B...A plikasi Perencanaan Metode Penugasan di Ruangan Cardiovaskuler Care Unit RSUP HAM Medan...
BAB III P E N U T U P A. Kesimpulan... 13 B. Saran... 13 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Perencanaan dapat didefinisikan sebagai upaya untuk memutuskan apa yang akan dilakukan, siapa yang melakukan, dan bagaimana, kapan dan dimana hal tersebut dilakukan. Oleh karena itu semua perencanaan menuntut individu untuk menetukan pilihan diantara beberapa alternatif. Perencanaan merupakan fungsi yang dituntut dari semua manajer sehingga tujuan dan kebutuhan individu maupun organisasi dapat terpenuhi ( Marquis. 2010).
Perencanaan merupakan inti kegiatan manajemen, karena semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan tersebut. Dengan perencanaan tersebut memungkinkan para pengambil keputusan atau manajer untuk menggunakan sumber daya mereka secara berhasil guna dan berdaya guna.
Keberhasilan suatu kegiatan, seberapa besarnya, sangat tergantung pada perencanaan yang seksama artinya merencanakan segala sesuatunya sebelum mulai, memikirkan tindakan secara terus-menerus, mengubah rencana apabila perlu, dan menilai seberapa efektif kegiatan yang akan dilakukan (Anonim, 2006).
Perencanaan yang adekuat mendorong pengelolaan terbaik sumber daya yang ada. Dalam perencanaan yang efektif, manajer harus mengidentifikasi tujuan jangka pendek dan jangka panjang serta melakukan perubahan yang diperlukan untuk menjamin kontinuitas pencapaian tujuan oleh unit, sehingga
diperlukan kreatifitas dan ketrampilan oleh manajer tersebut. Perencanaan merupakan proses yang sangat penting dan menjadi prioritas dalam fungsi manajemen lainnya (Marquis, 2010).
Manajemen keperawtan merupakan suatu proses keperawatan yang menggunakan konsep-konsep manajemen yang di dalamnya meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Unsur-unsurnya dikelola oleh seorang manajer yang meliputi orang, metode, materi, anggaran, waktu dan pemasaran (Kusnanto, 2006).
Manajemen keperawatan di Indonesia di masa depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan keperawatan, hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tutuan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi (Nursalam, 2002).
Pelayanan keperawatan dapat dilihat dari pelayanan yang diberikan semua perawat di ruangan setiap rumah sakit dan salah satu diantarnay adalah ruangan CVCU yang hampir sama dengan ICU. Ruangan ini merupakan ruang rawat yang diperuntukkan bagi pasien yang membutuhkan perawatan secara intensive khusus bagi pasien dengan gangguan kardiovaskuler. Sehingga harus selalu diupayakan memberikan pelayanan yang bermutu baik dari segi SDM nya maupun saran dan prasarana/fasilitas untuk mendukung proses keperawatan tersebut dan mampu memberikan kepuasaan akan kebutuhan yang diperlukan oleh pasien maupun keluarganya.
Dengan demikian, kelompok merasa perlu mengkaji situasi dan kondisi ruangan CVCU RSUP HAM Medan yang hasilnya diharapkan dapat menemukan masalah untuk dicari solusinya yang berhubungan dengan perencanaan khususnya ketenagaan, sehingga pelayanan dan asuhan keperawatan di CVCU meningkat.
B. Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa mengetahui konsep teoritis dari fungsi perencanaan yang terdiri dari :
a. Pengertian
b. Manfaat Perencanaan c. Syarat-syarat Perencanaan
d. Langkah-langkah Perencanaan pengertian perencanaan.
2. Agar mahasiswa mengetahui aplikasi manajemen keperawatan dalam proses perencanaan sebuah organisasi Rumah Sakit yang terdiri dari :
a. Deskripsi Rumah Sakit yang meliputi visi rumah sakit, misi, motto rumah sakit, tugas pokok, falsafah keperawatan, tujuan pelayanan keperawatan, tujuan pelayanan keperawatan di ruang rawat inap kardiologi.
b. Aplikasi perencanaan metode penugasan di ruangan Cardiovaskuler Care Unit RSUP HAM Medan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Perencanaan ddidefinisikan sebagai upaya memutuskan apa yang akan dilakukan; siapa yang akan melakukan; dan bagaimana, kapan dan dimana hal tersebut dilakukan (Marquis, 2010).
Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok, yang menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut (Muninjaya, 2004).
Perencanaan akan menjadi efektif jika perumusan masalah sudah di lakukan berdasarkan fakta-fakta, dan bukan berdasarkan emosi atau angan-angan saja. Fakta-fakta di ungkapkan dengan menggunakan data untuk menunjang perumusan masalah. Perencanaan juga merupakan suatu keputusan untuk mengerjakan sesuatu di masa yang akan datang yaitu suatu tindakan yaitu suatu tindakan yang di proyeksikan di masa yang akan datang. Salah satu tugas manajer yang terpenting di bidang perencanaan adalah menetapkan tujuan jangka panjang dan pendek organisasi berdasarkan analisis situasi di luar (eksternal) dan di dalam (internal) organisasi.
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh oleh staf dan pimpinan jika organisasi kesehatan (rumah sakit/puskesmas) memilliki sebuah perencanaan (Muninjaya, 2004). Mereka akan mengetahui:
a. Tujuan yang ingin dicapai dan cara mencapainya.
b. Jenis dan struktur organisasi kesehatan (rumah sakkit/puskesmas) yang di butuhkan
c. Jenis dan jumlah staf yang di inginkan, dan uraian tugasnya
d. Sejauh mana efektifitas kepemimpinan dan pengarahan yang diperlukan e. Bentuk dan standar pengawasan yang akan dilakukan.
Selain itu, dengan perencanaan akan diperoleh keuntungan sebagai berikut:
a. Perencanaan akan menyebabkan berbagai macam aktivitas organisasi kesehatan (rumah sakit/puskesmas) untuk mencapai tujuan tertentu dan dapat dilakukan secara teratur.
b. Perencanaan akan mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak produktif.
c. Perencanaan dapat dipakai untuk mengukur hasil kegiatan yang telah dicapai karena dalam perencanaan datetapkan berbagai standar.
Perencanaan memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya, terutama untuk fungsi pengawasan.
Sebaliknya, pimpinan dan staf organisasi kesehatan (Rumah sakit/puskesmas) juga perlu memahami bahwa perencanaan juga memiliki kelemahan yaitu:
a. Perencanaan mempunyai batasan mengukur informasi dan fakta-fakta di masa yang akan datang.
b. Perencanaan yang baik memerlukan sejumlah dana.
c. Perencanaan mempunyai hambatan psikologis bagi pimpinan dan staf karena harus menggukur dan melihat hasil yang akan di capai.
d. Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif gagasan baru untuk mengadakan perubahan harus di tunda sampai tahap perencanaan berikutnya
e. Perencanaan juga akan menghambat tindakan baru yag harus di ambil oleh staf.
C. Syarat-syarat perencanaan
Suatu perencanaan yang baik tentunya harus dirumuskan. Perencanaan yang baik paling tidak memiliki berbagai persyaratan yang harus di penuhi, yaitu faktual dan realisis, logis dan rasional, fleksibel, dan komprehensif. a. Actual atau realistis.
Artinya bahwa perencanaan yang akan ditetapkan oleh organisasi kesehatan Rumah sakit/puskesmas harus sesuai dengan fakta dan kondisi tertentu yang akan di hadapi oleh organisasi kesehatan tersebut.
b. Logis dan rasional.
Artinya bahwa perencanaan yang akan dirumuskan dapat diterima oleh akal (logis) dan rasional sehingga dapat dilakukan.
c. Fleksibel
Artinya bahwa oaerencanaan yang baik sifatnya fleksibel dan sifatnya tidak kaku. Perencanaan tersebut harus bisa beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang akan terjadi dimasa mendatang.
d. Komitmen
Artinya perencanaan yang baik harus memilih melahirkan komitmen terhadap seluruh anggota organisasi untuk dapat bersama-sama berupaya mewujukdan tujuan organisasi.
e. Komprehensif
Artinya bahwa perencanaan yang baik harus menyeluruh dan mengkoordinasi aspek-aspek yang terkait langsung maupun tidak langsung terhadap suatu organisasi kesehatan (rumah sakit/puskesmas). Perencanaan yang baik tidak hanya terkait denagan satu bagian saja, akan tetapi juga kan mempertimbangkan koordinasi dan integrasi dengan bagian lain dalam organisasi kesehatan tersebut.
f. Rencana harus mempermudah pencapaian tujuan organisasi.
Perlu kita ketahui bahwa rencana yang kita susun agar dengan maksud guna mempermudah realisasi pencapaian tujuan dasar organisasi yang sudah dari awal mempunyai visi dan misi bersama yang sudah pasti dan terperinci pelaksanaannya dengan tidak mempersulit tujuan awal dan dasar
organisasi. Rencana harus dibuat oleh orang –orang yang benar-benar memenuhi tujuan organisasi kesehatan (Rumah sakit/puskesmas) rencana herus dibuat oleh orang-orang yang benar-benar mendalami teknik perencanaan.
g. Rencana harus diteliti secara merinci
Ketelitian dalam penyusunan rencana sangat diperlukan, karena ini menyangkut berhasil tidaknya suatu rencana dalam perealisasinya. Langkah pertimbangan sebelum perealisasian sangat penting untuk merinci dan menentukan apa saja yang benar-banar diperlukan baik dalam hal perencanaannya maupun perealisasiannya.
h. Rencana tidak boleh lepas dari pemikiran pelaksanaan
Rencana yang dibuat harus benar-benar konsisten terhadao tujuan dan tidak lepas dari pemikiran pelaksanaan agar tidak terjadinya pemyimpangan dari tujuan awal dan mempercepat proses perealisasian denngan secara efektif dan efisien.
D. Hierarki Perencanaan
Terdapat banyak tipe perencanaan dan sebagian besar organisasi membuat rencana dalam bentuk hirarki. Dalam bentuk ini, rencana teratas mempengaruhi semua rencana dibawahnya. Seperti digambarkan dalam piramida hirarki, hirarki melebar pada tingkatan lebih bawah yang menggambarkan banyaknya jumlah komponen. Selain itu, komponen perencanaan pada hirarki teratas lebih umum dibandingkan komponen di bawahnya yang lebih spesifik (Marquis, 2010).
Gambar 1 Hierarki Perencanaan (Marquis, 2010)
Kriteria penyusunan masing-masing tujuan sesuai dengan hierarki perencanaan di atas adalah sebagai berikut (Marquis, 2010) :
1. Visi dan Misi
Pernyataan misi adalah pernyataan singkat yang mengidentifikasi alasan keberadaan organisasi dan tujuan serta fungsi organisasi di masa depan.
2. Filosofi
Filosofi menjadi dasar yang mengarahkan semua perencanaan selanjutnya sesuai misi tersebut dan menggambarkan perangkat nilai dan keyakinan tentang semua tindakan organisasi, dimana nilai dan prinsip tersebut menjadi parameter pengambilan keputusan untuk menentukan hal yang sangat penting bagi organisasi.
3. Tujuan umum
Tujuan umum didefinisikan sebagai hasil yang diinginkan melalui usaha yang dilakukan secara terarah yang harus dapat diukur dan ambisius, tetapi realistis.
4. Tujuan khusus
Tujuan khusus dapat memotivasi orang menuju akhir yang spesifik dan jelas, dapat diukur, dapat diobservasi atau dapat diulang, dan dapat dicapai. Tujuan khusus dapat berfokus pada proses yang diinginkan serta hasil yang diharapkan.
5. Kebijakan
Kebijakan adalah rencana dalam bentuk pernyataan atau konstruksi yang mengarahkan organisasi dalam pengambilan keputusan, yang menjelaskan pencapaian tujuan umum dan menuntun kegiatan secara umum dan lingkup aktivitas organisasinya, serta kebijakan tersebut terdiri dari kebijakan tersirat dan kebijakan tersurat.
6. Prosedur
Prosedure adalah rencana yang menghasilkan metode lazim atau mudah diterima dalam melaksanakan tugas spesifik dalam bentuk urutan langkah suatu tindakan.
7. Aturan
Aturan atau regulasi adalah rencana yang membatasi tindakan spesifik atau sesuatu yang bukan tindakan.
E. Unsur-unsur Perencanaan
Unsur-unsur yang terlibat dalam perencanaan adalah:
1. Meramalkan (forecasting), misalnya memperkirakan kecenderungan masa depan (peluang dan tantangan)
2. Menetapkan tujuan (establishing objective), misalnya menyusun acara yang urutan kegiatannya berdasarkan skala prioritas
3. Menyusun jadwal pelaksanaan (scheduling), misalnya menetapkan/memperhitungkan waktu dengan tepat
4. Manyusun anggaran (budgeting), misalnya mengalokasikan sumber yang tersedia (uang, alat, manusia) dengan memperhitungkan waktu yang tepat
5. Mengembangakan prosedur, misalnya menentukan tata cara dengan tepat
6. Menafsirkan dan menetapkan kebijakan (interpreting and establishing
policy), misalnya menafsirkan kebijakan alasan dan menetapkan
kebijakan operasional (Suarli, 2009).
F. Jenis Perencanaan
Ada dua jenis perencanaan, yaitu: 1. Perencanaan strategi
Perencanaan strategi merupakan perencanaan yang sifatnya jangka panjang yang ditetapkan oleh pemimpin dan merupakan arahan umum suatu organisasi. Perencanaan jangka panjang digunakan untuk mengembangkan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga digunakan untuk merevisi pelayanan yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan masa kini.
2. Perencanaan operasional
Perencanaan operasional menguraikan aktivitas dan prosedur yang akan digunakan serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan, menentukan siapa orang-orang yang bertanggung jawab untuk setiap aktivitas, menetapkan prosedur serta menggambarkan cara menyiapkan orang-orang untuk bekerja dan metode untuk mengevaluasi perawatan pasien.
G. Langkah-Langkah Dalam Perencanaan
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk membuat perencanaan adalah:
1) Pengumpulan data.
2) Analisis Lingkungan (SWOT: Strength, Weakness, Opportunities,
Threats).
3) Pengorganisasian data: memilih data yang mendukung dan data yang menghambat.
4) Pembuatan rencana: tentukan objektif, uraian kegiatan, prosedur, target, waktu, penanggung jawab, sasaran, biaya, peralatan, metode yang digunakan.
H. Hubungan Fungsi Perencanaan dengan Fungsi lain
Fungsi perencanaan adalah fungsi yang paling dasar dari fungsi manajemen lainnya. Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi manajemen lainnya adalah saling berhubungan, saling ketergantungan dan saling berinteraksi.
Dalam fungsi pengorganisasian, fungsi perencanaan menunjukkan cara dan perkiraan bagaimana mengorganisasikan sumber daya dalam suatu organisasi untuk mencapai keefektivitasan yang paling tinggi.
Dalam fungsi pengarahan, perencanaan menentukan kombinasi paling baik dari sumber daya yang diperlukan untuk mengarahkan, mempengaruhi dan memberi motivasi terhadap staff pegawai.
Sedangkan dalam fungsi pengawasan, perencanaan sangat erat kaitannya dengan pengawasan dimana pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana dalam suatu organisasi.
I. Perencanaan dalam Hakekat Ketenagakerjaan
Hakekat ketenagakerjaan pada intinya adalah pengaturan, mobilisasi potensi, proses motivasi, dan pengembangan suber daya manusia dalam memenuhi kepuasan melalui karyanya. Hal ini berguna untuk tercapainya tujuan individu, organisasi, ataupun komunitas dimana ia berkarya.
Keputusan yang diambil tentang ketenagakerjaan sangat dipengaruhi oleh falsafah yang dianut oleh pimpinan keperawatan tentang pendayagunaan tenaga kerja dan konsep tentang tenaga keperawatan. Dari pandangan dasar tersebut akan terbentuk pola ketenagakerjaan yang di sesuaikan dengan gambaran pimpinan.
Menerima pegawai adalah tugas yang sulit dan dapat menyebabkan kecemasan. Akan tetapi, disatu sisi hal ini merupakan kesempatan penting untuk mengadakan perubahan dan pengembangan staf. Ketenagakerjaan memerlukan koordinasi antara bagian-bagian pelayanan keperawatan. Biasanya, bagian personalia mengadakan penerimaan pegawai sesuai dengan permintaan yang diajukan dari bagian lain.
Langkah pertama dalam prekutan adalah mengstimulasi calon untuk mengisi posisi yang dibutuhkan. Hal ini tidak sederhana karena tidak hanya segi teknis kualifikasi, melainkan juga kulaitas individu harus sesuai dengan pekerjaan, susunan, dan tujuan organisasi. Usaha perekrutan tenaga kerja jangan dilakukan tergesa-gesa karena dapat mengakibatkan hasil seleksi yang tidak memuaskan. Selain itu, penempatan tenaga kerja harus tepat agar tercipta kondisi kerja yang efisien.
Dalam perekrutan, ada lima criteria yang perlu diperhatikan. Kriteria perekrutan yang dimaksud adalah :
a. Profil keperawatan saat ini. b. Program perekrutan
c. Metode perekrutan
d. Program pengembangan tenaga baru
e. Prosedur penerimaan, yang melalui tahap seleksi, penentuan kualifikasi dasar seleksi, proses seleksi, dan prosedur lamaran. Selain kriteria perekrutan diatas, hal-hal lain yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
a. Syarat yang harus dipenuhi dalam perekrutan :
1) Data biografi, berisi tentang riwayat calon, latar belakang pendidikan, riwayat dan pengalaman kerja, serta data lain yang bias menunjang
2) Surat rekomendasi/refrensi dari perusahaan/instansi di mana calon bekerja sebelumnya.
3) Wawancara, untuk mencari informasi, memberi informasi, dan menentukan apakah calon memenuhi persyaratan untuk posisi tertentu.
4) Psikotes, untuk mengetahui tingkat pengetahuan, keterampilan, bakat dan sikap umum calon.
b. Orientasi dan pengembangan dalam kaitannya dengan perekrutan : 1) Orientasi institusi yang melibatkan penjelasan tentang : misi
Rumah sakit, riwayat, dan tujuan spesifik RS/organisasi, struktur kepemimpinan, kebijakan personalia, evaluasi kerja, promosi, cuti, perilaku yang diharapkan, pengembangan staf, program pembinanan yang ada, hubungan antara karyawan, dan hubungan dengan pimpinan.
2) Orientasi pekerjaan yang melibatkan tindakan untuk : memahami tujuan keperawatan dan bagaimana tujuan diterjemahkan ke dalam deskripsi pekerjaan, memahami tujuan keperawatan dalam hubungannya dengan tujuan individu, menciptakan hubungan interpersonal, memperkenalkan pekerjaan, prosedur, dan kebijakan yang ada, melakukan orientasi tempat, fasilitas, dan perlengkapan yang ada, menjelaskan deskripsi pekerjaan sesuai dengan tugas dan posisi yang diberikan.
3) Pengembangan staf, yang berlaku sesuai orientasi. Hal ini dilakukan untuk melanjutkan edukasi secara bebas dan mengembangkan potensi secara penuh dari seseorang dengan estetika, teknis, dan pendidikan profesional.
c. Penghargaan yang bias diberikan pada pegawai/karyawan, berupa : 1) Promosi kenaikan pangkat: merupakan riwot untuk individu
yang berprestasi atau kesempatan pengembangan, mempertimbangakan senioritas. Adapaun manfaat dari promosi ini adalah mempertinggi semangat kerja bagi yang berprestasi, menciptakan keseimbangan, dan memotifasi
2) Mutasi, yaitu pemindahan dari suatu pekerjaan/jabatan ke pekerjaan/jabatan lain. Adapun tujuan mutasi ini adalah pengembangan, mengurangi kejenuhan, perorganisasi, memperbaiki penempatan ketenagakerja yang kurang cocok, member kepuasan kerja, dan memperbaiki kondisi kesehatan.
2. Pengembangan staff
Tujuan pengembangan staff adalah membantu individu untuk meningkatkan diri dalam pengetahuan, keterampilan, serta pengalaman di bidangnya, melalui kegiatan pendidikan yang berkelanjutan, program pelatihan dan lain sebagainya. Aktifitas pengembangan ini dibuat untuk keuntugan indibidu perawat serta untuk peningkatan produkfitas pada pasien. Berbagai macam pengembangan, penerapanya disesuaikan dengan kebutuhan, baik pelatihan maupun pendidikan, yang bermanfaat untuk pekerjaan, pengetahuan, keterampilan serta sikap perawat.
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan staff meliputi a. Pelatihan awal (indroduction training) untuk karyawan baru b. Orientasi pendidikan dalam pengerjaan (education on the job) c. Pendidikan berlanjutan baik formal maupun informal
Pengaturan dalam pengembangan staff meliputi :
a. RS yang besar terdapat bagian tersendiri yang ada kaitannya pada bagian pesonalia.
b. Bagian keperawatan membuat komisi atau diklat.
Menurut Minette dan Hurchinsun (1975) dalam Gillies (1994), waktu yang dibutuhkan untuk perawatan langsung didasarkan pada kategori berikut:
a) Perawatan mandiri (self care) adalah ½ x 4 jam= 2 jam
Klien memerlukan bantuan minimal dalam melakukan tindakan keperawatan dan pengobatan. Klien melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
b) Perawatan sebagian (partial care) adalah ¾ x 4 jam= 3 jam
Klien memerlukan bantuan sebagian dalam tindakan keperawatan dan pengobatan tertentu misalnya pemberian obat intravena, mengatur posisi, dsb.
c) Perawatan total (total care) adalah 1-1/2 x 4 jam=4-6 jam
Klien memerlukan bantuan secara penuh dalam perawatan diri dan memerlukan observasi secara ketat
d) Perawatan intensif (intensif care) adalah 2x 4 jam=8 jam
Klien memerlukan observasi dan tindakan keperawatan yang terus menerus.
BAB III
ANALISA SITUASI RUANG CVCU RSUP HAM MEDAN
A. Deskripsi Rumah Sakit
RSUP H. Adam Malik Medan merupakan rumah sakit pemerintah yang terletak di Jl. Bunga Law no. 17 Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan yang memberikan pelayanan kesehatan yang dimulai dari pelayanan kesehatan dasar sampai dengan pelayanan holistik. Selain itu
rumah sakit ini juga merupakan rumah sakit tipe A dan juga rumah sakit pendidikan.
1. Visi Rumah Sakit
Visi RSUP H. Adam Malik adalah menjadi pusat rujukan, pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian yang mandiri dan unggul di Sumatera tahun 2015.
2. Misi
Misi RSUP H. Adam Malik :
a. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu dan terjangkau.
b. Melaksanakan pendidikan, pelatihan serta penelitian kesehatan yang profesional
c. Melaksanakan kegiatan pelayanan dengan prinsip efektif, efisien, akuntabel dan mandiri
Misi pelayanan keperawatan :
a. Memberikan pelayanan keperawatan yang paripurna, bermutu dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
b. Berperan aktif dalam pelaksanaan pendidikan, pelatihan dan penelitian kesehatan yang profesional.
c. Melaksanakan pelayanan keperawatan dengan prinsip efektif, efisien dan akuntabel.
3. Motto Rumah Sakit
Motto RSUP H. Adam Malik adalah mengutamakan keselamatan pasien dengan pelayanan PATEN (Pelayanan cepat, Akurat, Terjangkau, Efisien, Nyaman).
Motto keperawatan adalah 3 S (Sapa dengan ramah, Senyum yang manis, Sentuh dengan kasih sayang).
Tugas pokok RSUP HAM adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.
5. Falsafah Keperawatan
Falsafah keperawatan adalah :
a. Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan biopsiko sosial dan spiritual yang unik. Kebutuhan ini harus selalu dipertimbangkan dalam setiap memberikan asuhan keperawatan.
b. Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan secara optimum kepada semua yang membutuhkan dengan tidak membedakan bangsa, suku, agama/ kepercayaan dan statusnya di setiap tempat pelayanan kesehatan. c. Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama dari
semua anggota tim kesehatan pasien dan keluarganya.
d. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan proses keperawatan dengan lima tahapan (pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan) untuk memenuhi kebutuhan kesehatan pasien dan keluarganya.
e. Perawat bertanggung jawab, bertanggung gugat, memiliki wewenang melakukan asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan standar asuhan keperawatan.
f. Pendidikan keperawatan berkelanjutan harus dilaksanakan secara terus menerus untuk pertumbuhan dan perkembangan staf dalam pelayanan keperawatan.
6. Tujuan Pelayanan Keperawatan
a. Memberikan pelayanan keperawatan yang optimum dan profesional kepada pasien dan keluarganya serta masyarakat sekitar.
b. Menjamin bahwa semua bantuan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasien dan mengurangi/ menghilangkan kesenjangan
c. Mengembangkan standar asuhan keperawatan yang ada.
d. Memberikan kesempatan kepada semua tenaga keperawatan untuk mengembangkan tingkat kemampuan profesionalnya.
e. Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua tim kesehatan. f. Melibatkan pasien dalam perencanaan dan pelaksanaan pelayanan
kesehatan.
g. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien/ keluarga pasien sesuai kebutuhan.
h. Menciptakan iklim kerja yang kondusif untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar dalam pendidikan/ perkembangan keperawatan khususnya bagi mahasiswa keperawatan yang menggunakan rumah sakit sebagai lahan praktek klinik keperawatan.
i. Menunjang program pendidikan berkelanjutan bagi pertumbuhan dan perkembangan pribadi tenaga keperawatan.
7. Tujuan Pelayanan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Kardiologi
a. Memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien dewasa, anak dengan berbagai macam kasus penyakit kardiologi berdasarkan standar asuhan keperawatan (SAK) dan standar operating prosedur (SOP)
b. Memberikan asuhan keperawatan berdasarkan bio psiko sosio spiritual.
c. Memberikan penyuluhan kesehatan dalam upaya mempersiapkan fisik dan mental pasien serta keluarga dalam perawatan lanjut di rumah. d. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
e. Memberikan motivasi kepada pasien/ keluarga untuk melaksanakan kegiatan rehabilitasi dini untuk mepercepat proses penyembuhan.
f. Menciptakan iklim kerja yang kondusif untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar mahasiswa dalam pendididkan/ pengembangan keperawatan khususnya bagi mahasiswa yang menggunakan rumah sakit sebagai lahan praktek klinik keperawatan.
g. Mencegah terjadinya kecelakaan dan kecacatan akibat kerja.
B. Aplikasi Perencanaan Metode Penugasan di Ruangan Cardiovasculer Care Unit RSUP HAM Medan
1. Analisa Kasus dengan SWOT 2. Analisa Masalah
3. Prioritas Masalah 4. Planning of Action
Dalam makalah ini kelompok membahas sistem perencanaan metode penugasan di ruangan CVCU RSUP HAM Medan. Ruang lingkup tanggung jawab perawatannya meliputi ruangan CVCU dan HCU , yang mana ruangan CVCU memiliki tujuh tempat tidur dan tujuh monitor yang terhubung dengan satu monitor sentral yang ada di nurse station dan ruangan HCU memiliki kapasitas enam tempat tidur dan enam monitor tetapi tidak terhubung langsung dengan monitor sentral yang ada di nurse station dan ruangan HCU letaknya berada berhadapan dengan ruangan CVCU.
Ruangan ini memiliki 13 orang perawat dengan kualifikasi tugas yaitu kepala ruangan 1 orang dan perawat pelaksana 12 orang. Adapun jenjang pendidikan yang dimiliki oleh perawat di ruangan ini adalah Sarjana Keperawatan sebanyak 4 orang, Diploma III sebanyak 9 orang dan 2 orang sedang melanjutkan pendidikan S1.
Jumlah pasien saat pengumpulan data sebanyak 9 orang dengan kriteria partial care dan intensive care.
Pembagian jam kerja dalam ruangan CVCU terdiri dari 3 shift yaitu :
1. Shift pagi : 3 – 6 orang
2. Shift sore : 2 orang
Metode penugasan yang diterapkan di ruangan ini adalah metode kasus, dimana perawat melaksanakan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada pasien pada saat berdinas. Perawat pelaksana memberi laporan langsung kepada kepala ruangan. Perawat melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi serta melakukan pendokumentasian keperawatan, dimana mulai sejak pasien masuk ruangan sampai pasien meninggalkan ruangan CVCU. Perawat yang bekerja di ruangan CVCU juga mematuhi setiap peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak Rumah Sakit dalam segala hal baik dalam berpakaian, jadwal kerja, dan lain sebagainya.
Dalam menyusun standart kebutuhan alat keperawatan mengacu pada standart peralatan keperawatan di sarana kesehatan, dan disesuaikan dengan kebutuhan. Peralatan Rumah sakit, dan rencana kebutuhan logistik keperawatan disusun setiap tahun pada bulan Agustus, yang meliputi : a. Alat tenun
Pengamprahan barang dilakukan dua kali pertahun. b. Alat keperawatan (alat kesehatan dasar)
Pengamprahan barang dilakukan satu kali seminggu. c. Alat rumah tangga
Pengamprahan barang dilakukan pertriwulan. d. Alat tulis kantor
Pengamprahan alat tulis/kantor dilakukan pertriwulan.
5. Identifikasi Masalah
Kesulitan yang dialami oleh staf adalah adanya dua (2) ruangan yang terpisah yang harus dikelola pada saat bersamaan terutama pada shift sore dan shift malam. Dimana pada saat shift sore dan malam hanya ada 2 orang perawat yang bertugas sedangkan pasien memerlukan monitor secara intensif.
Tujuan ruangan CVCU Memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien dewasa, anak dengan berbagai macam kasus penyakit kardiologi meliputi bio psiko sosio spiritual.
7. Mengkaji Hambatan dan Kelemahan melalui analisa SWOT (perencanaan)
Berdasarkan pengkajian yang diatas diperoleh beberapa analisa sebagai berikut :
STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATS
1. Rumah sakit memiliki visi, misi, motto serta tujuan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan. 2. Model MAKP yang digunkan adalah model kasus. 3. Adapun jenjang pendidikan yang dimiliki oleh perawat di ruangan ini adalah S1 sebanyak 4 orang, DIII sebanyak 9 orang dan 2 orang sedang melanjutkan pendidikan S1. 4. Perawat 1. Perawat yang bertugas setiap shift kususnya shift sore dan malam harus mengelola dua ruangan pasien yang terpisah. Dimana pada saat shift sore dan malam hanya ada 2 orang perawat yang bertugas sedangkan pasien memerlukan monitor secara intensif. 1. Ada kebijakan ruangan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi bagi semua perawat yang bekerja di ruangan CVCU. 2. Ada kebijakan ruangan untuk mengirim semua perawat yang bekerja untuk mengikuti pelatihan ketrampilan keperawatan khususnya dalam bidang kardiovaskuler. 1. Tuntutan tentang mutu pelayanan keperawatan. 2. Persaingan yang ketat dengan rumah sakit swasta dalam pemberian pelayanan keperawatan pada pasien khususnya kardiovaskuler.
yang senior selalu mau membimbing perawat yang mungkin belum terlalu mahir saat melakukan ketrampilan keperawatan pada pasien.
Daftar prioritas masalah yang didapat adalah perawat yang bertugas setiap shift kususnya shift sore dan malam harus mengelola dua ruangan pasien yang terpisah. Dimana pada saat shift sore dan malam hanya ada 2 orang perawat yang bertugas sedangkan pasien memerlukan monitor secara intensif, sehingga pelayanan yang diberikan kepada setiap pasien kurang optimal.
5. Menyusun Rencana Kerja Operasional melalui Planning of Action
No Masalah Tujuan Strategi Hari/ TGL Penanggung Jawab 1 Perawat yang bertugas setiap shift kususnya shift sore dan malam harus mengelola dua ruangan pasien yang terpisah. Dimana pada saat shift sore dan malam Tujuan jangka panjang : Ruang CVCU memiliki 1 ruangan yang memenuhi standart baik dari segi sumber daya manusianya yakni jumlah 1.Kepala ruangan berkoordinasi dengan Kapokja untuk mengusulkan kepada direktur rumah sakit agar membangun ruangan yang cukup memadai bagi pasien khusus CVCU serta dilengkapi sarana dan prasarana yang Proses pemban gunan sedang berlang sung. Kepala Ruangan
hanya ada 2 orang perawat yang bertugas sedangkan pasien memerlukan monitor secara intensif, sehingga pelayanan yang diberikan kepada setiap pasien kurang optimal. tenaga perawat yang profesional serta sarana dan prasarana yang lengkap. Tujuan jangka pendek : Perencanaa n jumlah tenaga kerja perawat disesuaikan pada jumlah dan keadaan pasien setiap pembagian shift baik pagi, sore maupun malam. cukup memadai dan berkualitas. 2. Kepala ruangan berkoordinasi dengan Kapokja untuk mengusulkan kepada direktur rumah sakit untuk menambah SDM khusus tenaga perawat yang profesional (yakni lulusan Sarjana Keperawatan). 3.Kepala ruangan berkoordinasi dengan Kapokja untuk mengusulkan kepada direktur rumah sakit memberi kebijakan dalam meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan-pelatihan dasar khususnya tentang cardiologis. 4. Kepala ruangan mengatur atau menyusun kembali jadwal Kepala Ruangan Kepala Ruangan Kepala Ruangan
kerja para stafnya dan disesuaikan dengan jumlah tempat tidur dan keadaan pasien dalam setiap shift baik pagi, sore maupun malam hari.
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan
Perencanaan merupakan fungsi yang penting karena akan menentukan fungsi-fungsi manajemen yang lainnya dan merupakan landasan dasar dari
fungsi manajemen secara keseluruhan, dimana tampak dalam hierarki perencanaan yang terdiri dari visi organisasi, misi organisasi, filosofi organisasi, tujuan umum dan tujuan khusus dari organisasi, kebijakan yang diperlukan selama proses organisasi berlangsung, prosedur serta aturan / regulasi terhadap tenaga kerja/para staf pegawai dalam organisasi tersebut untuk mencapai tujuan yang telah disepakati sebelumnya secara efisien dan efektif mungkin.
Secara keseluruhan dalam pembahasan kelompok mengenai perencanaan pada ruangan CVCU di RSUP HAM Medan sudah sesuai dengan hierarki perencanaan dimana terdapat visi, misi, motto serta tujuan dari ruangan tersebut dalam memberikan pelayanan keperawatan yang holistik terhadap seluruh pasien khusunya dengan gangguan kardiovaskuler, namun dengan adanya salah satu hambatan saja bisa membuat pasien tidak nyaman, maka dari itu seorang kepala ruangan sebagai manajer harus mampu mengelola dan mengatasi hambatan tersebut dengan menganalisa masalah tersebut melalui analisa SWOT serta membuat perencanaan yang strategis melalui Planning of
Action (POA) yang harus dilaksanakannya untuk memperbaiki masalah
tersebut.
B. Saran
Dari hasil pembahasan di Bab sebelumnya, maka :
1. Disarankan kepada kepala ruangan untuk menentukan jumlah tenaga perawat yang sesuai dengan kondisi atau standar yang ideal dalam sebuah ruangan intensive seperti CVCU tersebut sehingga bisa mengoptimalkan pelayanan keperawatan terhadap seluruh pasien sesuai dengan metode penugasan yang telah direncanakan.
2. Disarankan kepada kepala ruangan jika merencanakan sistem penugasan asuhan keperawatan terhadap pasien di ruangan khusus intensive seperti CVCU adalah sistem penugasan kasus harus menyesuaikannya dengan kemampuan staf perawat yang akan bekerja di ruangan tersebut.