• Tidak ada hasil yang ditemukan

DONNY HERU PRASETYO. Magister Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Yogyakarta, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DONNY HERU PRASETYO. Magister Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Yogyakarta, Indonesia"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI, MOTIVASI

BERAFILIASI, MOTIVASI KEKUASAAN TERHADAP KINERJA

PEGAWAI DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA

SLEMAN

DONNY HERU PRASETYO

Magister Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Yogyakarta, Indonesia donny.pbb@gmail.com

Abstrak —Ditulis dalam Bahasa Indonesia secara ringkas dan jelas dalam 1 paragraf meliputi: masalah, tujuan, metode serta hasil penelitian maksimal 250 kata. Format yag digunakan Font Gill Sans MT Size 9, huruf Bold, Justified.

Kata Kunci — Ditulis dalam 1 baris maksimal 5 kata, dipisahkan dengan tanda koma diantaranya, dengan format font Gill Sans MT Size 9, huruf miring (Italic), Justified.

I. PENDAHULUAN(HEADING 1)

Sumber daya manusia berperan sangat penting dalam mewujudkan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan. Sumber daya manusia merupakan salah satu aset yang berharga bagi organisasi sehingga kinerja pegawai perlu ditingkatkan secara optimal untuk meningkatkan kinerja organisasi. Setiap organisasi selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja pegawainya dengan harapan supaya tujuan organisasi akan tercapai.

Kinerja Direktorat Jenderal Pajak sangat dituntut karena berhubungan dengan capaian target penerimaan negara dari sektor pajak, mengingat 70% lebih dana Anggaran Pembiayaan dan Belanja Negara diperoleh dari sektor pajak. Berbagai cara langkah ditempuh oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam meningkatkan kinerja pegawainya, dengan memperhatikan kompensasi dan memberikan motivasi serta kepuasan kerja terhadap para pegawai dan hal–hal lain yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menjalankan pekerjaannya.

Direktorat Jenderal Pajak sebagai salah satu instansi Pemerintah dibawah Kementerian Keuangan, saat ini tengah berbenah dengan menerapkan Sistem Administrasi Modern dalam rangka memperbaiki kompetensi pada organisasinya, baik kompetensi instansi maupun kompetensi tiap individu di dalamnya agar tercapai kinerja yang baik. Hal ini sejalan dengan reformasi birokrasi yang tengah digaungkan oleh Kementerian Keuangan. Reformasi birokrasi ini dilaksanakan terutama untuk memperbaiki performa

dalam organisasi tersebut dalam rangka mempersiapkan diri ke arah yang lebih baik, sehingga diharapkan dapat mewujudkan visi Direktorat Jenderal Pajak yaitu menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi dan misi Direktorat Jenderal Pajak yaitu menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien. Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Direktorat Jenderal Pajak tersebut, maka Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman sebagai salah satu organisasi di bawah Direktorat Jenderal Pajak dituntut agar dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman berupaya selalu meningkatkan kinerja pegawainya, pegawai mempunyai kinerja yang baik apabila mematuhi segala aturan yang telah ditetapkan dalam suatu organisasi Direktorat Jenderal Pajak sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.01/2008 tentang Pedoman Penetapan Evaluasi, Penilaian, Kenaikan Dan Penurunan Jabatan Dan Peringkat Bagi Pemangku Jabatan Pelaksana Di Lingkungan Departemen Keuangan, yaitu menjadi sumber daya manusia yang berkinerja baik dengan memiliki pengetahuan, kemampuan dan keahlian yang handal, profesional serta berdedikasi tinggi, jujur dan memiliki disiplin yang tinggi. Peningkatan kinerja bagi pegawai tidak terlepas dari kepuasan kerja pegawai itu sendiri serta dorongan atau motivasi yang telah diberikan.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman selain mengemban amanah target penerimaan yang telah dibebankan juga dituntut untuk memberikan pelayanan yang prima kepada Wajib Pajak. Dalam

(2)

ProsidingInterdisciplinary Postgraduate Student Conference2nd mewujudkan kinerja pegawai yang maksimal, Direktorat Jenderal Pajak melakukan pembenahan dalam sistem imbalan, kompensasi, dan penggajian pada pegawai di lingkungannya. Kompensasi tersebut diberikan kepada pegawai dengan harapan dapat mensejahterakan pegawai yang mampu berkinerja dengan baik, karena clean and good governance tidak akan tercapai apabila tidak didukung oleh adanya pegawai yang kinerjanya profesional, akuntabel, dan berkompetensi.

Direktorat Jenderal Pajak melaksanakan kegiatan – kegiatan dalam rangka untuk memotivasi para pegawainya, seperti pendekatan spiritual, pemberian insentif, pelaksanaan kegiatan Internalisasi Corporate Value serta menciptakan suasana kerja yang nyaman. Selain itu pekerjaan yang aman, rekan sekerja yang kompak, penghargaan terhadap pekerjaan, pekerjaan yang berarti, kesempatan untuk maju, pimpinan yang adil dan bijaksana, pengarahan dan perintah yang wajar dan organisasi atau tempat kerja yang dihargai oleh masyarakat sangat berpengaruh terhadap kepuasan pegawai.

Pengelolaan kinerja pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman menggunakan Balance Score Card. Pengelolaan kinerja Balance Score Card ditetapkan sebagai alat pengelolaan kinerja pada Kementerian Keuangan sejak tahun 2007. Pengelolaan kinerja berbasis BSC di Kementerian Keuangan dibagi ke dalam 6 (enam) level, yaitu Kemenkeu-Wide (level Kementerian/personal scorecard Menteri Keuangan), Kemenkeu-One (level Unit Eselon I/personal scorecard Pimpinan Unit Eselon I), Kemenkeu-Two (level Unit Eselon II /personal scorecard Pimpinan Unit Eselon II), Kemenkeu-Three (level Unit Eselon III/personal scorecard Pimpinan Unit Eselon III), Kemenkeu-Four (level Unit Eselon IV/personal scorecard Pimpinan Unit Eselon IV) dan Kemenkeu-Five (level Pelaksana/personal scorecard untuk Tenaga Pengkaji, Pejabat Fungsional dan Pelaksana). Proses cascading sampai dengan level paling bawah dilaksanakan secara bertahap, hingga pada tahun 2011 pembangunan BSC telah sampai pada level Kemenkeu-Five. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sebagai salah satu instansi di bawah Kementerian Keuangan turut mengembangkan BSC sebagai alat pengelolaan kinerjanya. DJP sebagai unit Eselon I memulai penggunaan BSC pada tahun 2008. Pengelolaan kinerja berbasis BSC di DJP telah diterapkan hingga level Kemenkeu-Five. Implementasi BSC hingga level Kemenkeu-Five ini diharapkan dapat memotivasi para pegawai DJP dalam menghimpun pajak sebagai sumber utama penerimaan negara, terutama pegawai di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “Analisis Pengaruh Motivasi Berprestasi, Motivasi Berafiliasi, Motivasi Kekuasaan Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman” karena evaluasi terhadap kinerja pegawai secara

berkesinambungan sangatlah penting dengan memperhatikan faktor – faktor yang berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

A. BATASAN MASALAH

Agar pembahasan tidak keluar dari konteks penelitian, maka dibatasi hanya faktor Motivasi dan Kepuasan Kerja.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis merumuskan masalah penelitiannya sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja pegawai KPP Pratama Sleman?

2. Bagaimana pengaruh motivasi berafiliasi terhadap kinerja pegawai KPP Pratama Sleman?

3. Bagaimana pengaruh motivasi kekuasaan terhadap kinerja pegawai KPP Pratama Sleman?

4. Bagaimana pengaruh motivasi berprestasi terhadap kepuasan kerja pegawai KPP Pratama Sleman?

5. Bagaimana pengaruh motivasi berafiliasi terhadap kepuasan kerja pegawai KPP Pratama Sleman?

6. Bagaimana pengaruh motivasi kekuasaan terhadap kepuasan kerja pegawai KPP Pratama Sleman?

7. Bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai KPP Pratama Sleman?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini ada tiga yaitu :

1. Menganalisis pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja pegawai KPP Pratama Sleman. 2. Menganalisis pengaruh motivasi berafiliasi terhadap kinerja pegawai KPP Pratama Sleman. 3. Menganalisis pengaruh motivasi kekuasaan terhadap kinerja pegawai KPP Pratama Sleman. 4. Menganalisis pengaruh motivasi berprestasi terhadap kepuasan pegawai KPP Pratama Sleman.

5. Menganalisis pengaruh motivasi berafiliasi terhadap kepuasan pegawai KPP Pratama Sleman.

6. Menganalisis pengaruh motivasi kekuasaan terhadap kepuasan pegawai KPP Pratama Sleman.

7. Menganalisis pengaruh kepuasan terhadap kinerja pegawai KPP Pratama Sleman.

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Teoritik

Penelitian ini diharapkan memberikan masukan dan acuan tambahan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kinerja

(3)

pegawai di lingkungan instansi pemerintah maupun perusahaan swasta.

2. Praktik

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman dalam meningkatkan kinerja pegawai sehingga berdampak tercapainya tujuan organisasi serta memberikan masukan informasi kepada instansi yang berhubungan dengan kinerja pegawai dan memberikan pilihan dalam pengambilan keputusan manajerial.

METODE PENELITIAN

A. Isi dari metode penelitian adalah antara lain paradigma penelitian, pendekatan, teknik pengumpulan data, dan analisis data (disesuaikan dengan kebutuhan dalam penelitian. Beri Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode survei melalui pembagian kuesioner secara langsung kepada responden. Penyebaran dan pengumpulan kuesioner dilakukan langsung di lokasi obyek penelitian. Kuesioner tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pertama yang terdiri atas pertanyaan– pertanyaan untuk memperoleh data pribadi responden dan bagian kedua yang digunakan untuk mendapatkan data tentang dimensi-dimensi dari konstruk-konstruk yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pernyataan - pernyataan dibuat dengan menggunakan skala 1-5 kemudian diberi nilai pada masing – masing interval.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Penentuan atribut dan indikator serta definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel Motivasi Kebutuhan Berprestasi

NO Dimensi Indikator Skala No. item

1 Penyelesaian tugas secara lebih baik

a. Disiplin waktu

b. Menggunakan cara-cara baru dan kreatif

1,2 3,4 2 Mencari feed back

(umpan balik) atas perbuatannya

a. Menerima kritik yang membangun dengan senang hati

b. Mengakui kesalahan

5,6

7,8 3 Memilih tujuan yang

moderat

a. Puas bila bisa memperoleh yang terbaik dalam setiap tugas b. Dalam jangka panjang yakin akan

mendapatkan penghargaan dari apa yang telah dilakukan untuk kantor

9,10

11,12 4 Menyukai tantangan a. Optimis

b. Menyukai pekerjaan yang tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah

13,14 15,16 5 Mau bertanggung

jawab sendiri mengenai hasil kerjanya

a. Berupaya secara maksimal b. Sikap terhadap pengambilan

keputusan Tabel 3.2

Definisi Operasional Variabel Motivasi Kebutuhan Berafiliasi

NO Dimensi Indikator Skala

1 Persahabatan a. Bersifat sosial

b. Menumbuhkan kebersamaan c. Menerima kritik dari teman dan

atasan

d. Membina hubungan 2 Menyukai situasi

kooperatif

a. Sikap terhadap kerja b. Koordinasi antar bagian c. Bermusyawarah 3 Menginginkan

hubungan yang melibatkan derajat timbal balik yang tinggi

a. Pengertian yang simpatik b. Pemahaman yang sama c. Bekerjasama

Tabel 3.3

Definisi Operasional Variabel Motivasi Kebutuhan Kekuasaan

NO Dimensi Indikator Skala

1 Menunjukkan minat berkuasa

a. Menunjukkan kemampuan menyelesaikan tugas

b. Promosi jabatan merupakan tujuan utama bekerja

2 Mampu berbicara dengan lancar

a. Tidak gugup

b. Senang bicara di depan publik 3 Mempengaruhi orang

lain

a. Mempengaruhi teman b. Mengilhami orang lain 4 Memiliki sifat dan sikap

yang tegas, keras kepala, dan penuh

tuntutan

a. Pendirian kuat

b. Berpegang teguh pada prinsip

5 Senang ditempatkan dalam situasi

kompetitif

a. Sikap terhadap rekan kerja b. Meyukai persaingan 6 Sangat peduli dengan

status dan gengsi

a. Peduli terhadap prestos (gengsi) b. Menyukai status

(4)

ProsidingInterdisciplinary Postgraduate Student Conference2nd Tabel 3.4

Definisi Operasional Variabel Kepuasan

NO Dimensi Indikator Skala No. item

1 Kepuasan Intrinsik

a. Dapat merasa sibuk sepanjang waktu b. Kesempatan untuk bekerja mandiri c. Kesempatan melakukan hal yang berbeda d. Kesempatan mendapatkan peran penting e. Dapat melakukan pekerjaan yang sesuai hati

nurani

f. Mendapatkan jaminan kerja

g. Kesempatan melakukan sesuatu yang berguna h. Kesempatan memberitahu orang lain apa yang

harus dikerjakan

i. Kesempatan melakukan sesuatu dengan menggunakan kemampuan yang dimiliki j. Kebebasan menerapkan keputusan sendiri k. Kesempatan menerapkan metode sendiri l. Perasaan mencapai keberhasilan

61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 2 Kepuasan ekstrinsik

a. Cara atasan memperlakukan bawahan b. Kompetensi atasan

c. Penerapan kebijakan kantor

d. Besarnya gaji yang diterima dan pekerjaan yang dilakukan

e. Kesempatan mendapatkan kemajuan f. Pujian dan pengakuan yang diperoleh g. Kondisi lingkungan pekerjaan h. Cara rekan sekerja bergaul

73 74 75 76 77 78 79 80 Tabel 3.5

Definisi Operasional Variabel Kinerja

NO Dimensi Indikator Skala

1 Kuantitas a. Kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan melebihi apa yang ditargetkan b. Kuantitas hasil kerja yang saya

selesaikan sudah sesuai dengan rencana kerja

2 Kualitas a. Kualitas hasil kerja saya dinilai baik oleh atasan

b. Kualitas hasil kerja saya memuaskan sebab saya memiliki pemahaman tentang pekerjaan yang dilimpahkan

c. Kualitas hasil kerja saya cukup baik sehingga saya dinilai sebagai pegawai yang berprestasi

d. Kualitas hasil pekerjaan saya, sudah sesuai dengan standar kerja yang ditentukan kantor

(5)

3 Waktu a. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari waktu yang ditentukan b. Efisiensi waktu saya utamakan dalam

mencapai produktivitas kerja yang tinggi c. Walaupun semua pekerjaan telah selesai akan tetapi belum waktunya pulang, saya sering menggunakan waktu yang ada untuk berdiskusi dengan pimpinan atau rekan kerja tentang pekerjaan yang telah saya selesaikan

87`

88

89

4 Pelayanan a. Memberikan pelayanan yang memenuhi kepuasan

b. Melayani dengan sepenuh hati, transparan, cepat dan aman

90

91

5 Integritas a. Berperilaku dan berkata dengan baik dan benar

b. Memegang teguh kode etik dan prinsip moral

92 93

6 Tanggung Jawab

a. Menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab

94

7 Kerjasama a. Mampu menyelesaikan pekerjaan dalam tim

b. Menyelesaikan pekerjaan sesuai arahan pimpinan

95 96

(6)

ProsidingInterdisciplinary Postgraduate Student Conference2nd C. Uji Prasyarat Analisis

Uji Kualitas data dilakukan dalam rangka menguji kecukupan dan kelayakan data yang digunakan untuk penelitian. Uji Kualitas data dilakukan menggunakan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas.

1. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2007) uji validitas menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Uji ini merupakan kemampuan dari konstruk indikator untuk mengukur tingkat keakuratan sebuah konsep. Hal ini berarti apakah konsep yang telah dibangun tersebut sudah akurat atau belum. Jika telah akurat, anak variabel tersebut dapat dilanjutkan, sedangkan apabila belum akurat, maka perlu diakukan pengujian ulang. Tujuan utama dari pengujian tersebut yaitu, untuk menguji indikator-indikator yang dirumuskan dalam pertanyaan agar penelitian tersebut reliabel dan valid.

Uji Validitas dapat dihitung menggunakan Program SPSS, dengan menggunakan uji faktor atau R kritis yang dapat dilihat dari tabel Pearson Correlation. Syarat yang digunakan adalah Pearson Correlation harus lebih besar dari R Kritis 0,3. Jika Pearson Correlationnya kurang dari 0,3 maka poin instrumen tersebut dianggap gugur dan tidak dipakai (Sugiyono, 2007). Persamaan untuk mendapatkan nilai variance extract adalah:



2 2

tan

)

tan

(

g

dardLoadin

S

darLoading

S

tracted

VarianceEx

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat memberikan hasil yang relatif sama bila dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang sama. Uji reabilitas ini merupakan uji kehandalan yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh sebuah alau ukur dapat dihandalkan atau dipercaya. Apabila suatu alat ukur digunakan berulang dan hasil yang diperoleh relatif konsisten maka alat ukur tersebut dianggap handal (reliabilitas).

Pengujian reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan formula Cronbach Alpha (koefisien alfa Cronbach), dimana kriteria yang dianggap reliabel apabila nilai alfa Cronbach Alpha > 0.6 (Hair. et. al., 1995).



2 2

tan

)

tan

(

Re

g

dardLoadin

S

darLoading

S

liability

Construct

Keterangan :

- Standard loading diperoleh dari standardized loading untuk setiap indicator yang didapat dari hasil perhitungan AMOS 4.01

-



adalah measurement error dari tiap indikator. Measurement error dapat diperoleh dari : 1 - (Standard loading )2

(7)

D. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis

Penelitian membutuhkan analisis data dan interpretasi yang digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian untuk mengungkap fenomena sosial tertentu, sehingga analisis data adalah proses penyerdehanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Model penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model struktur berjenjang dan untuk menguji hipotesis yang diajukan digunakan teknik analisis SEM (Structural Equation Modelling) yang dioperasikan melalui program AMOS 7.

Teknik analisis data hubungan variabel independen terhadap variabel dependen menggunakan Path Analysis. Bagan alur digambarkan dengan hubungan antar konstruk melalui anak panah. Anak panah yang digambarkan lurus menyatakan hubungan kausal yang langsung antara satu konstruk dengan konstruk lainnya. Sedangkan garis-garis lengkung antar konstruk dengan anak panah pada setiap ujungnya menunjukkan korelasi antar konstruk. Model ini menunjukkan adanya konstruk-konstruk eksogen dan endogen (Augusty T. Ferdinand, 2000).

1. Konstruk eksogen, dikenal juga sebagai source variables atau independent variables yang tidak diprediksi oleh variabel yang lain dalam model. Konstruk eksogen adalah konstruk yang dituju oleh garis dengan satu ujung panah.

2. Konstruk endogen, merupakan faktor yang diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk yang dapat memprediksi satu atau beberapa konstruk endogen lainnya tetapi konstruk eksogen hanya dapat berhubungan kausal dengan konstruk endogen.

II. HASILDANPEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi berprestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar. Motivasi berprestasi mengacu pada keinginan untuk mengambil tugas yang dapat dibertanggungjawabkan secara pribadi atas perbuatannya, menentukan tujuan yang wajar dengan memperhitungkan resiko-resikonya, keinginan mendapatkan umpan balik atas perbuatannya dan berusaha melakukan segala sesuatu secara kreatif dan inovatif.

Apabila melihat hal tersebut, maka pegawai dengan motivasi berprestasi yang tinggi akan mempunyai orientasi yang tinggi terhadap pencapaian tugas serta obsesi terhadap kesuksesan dan pencapaian tujuan. Hal ini akan mendorong pegawai untuk berusaha mencapai prestasi yang setinggi-tingginya yang bersifat realistis tetapi menantang, sehingga akan meningkatkan kinerja pegawai.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi berafiliasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Motivasi berafiliasi mengacu pada keinginan untuk bersahabat, lebih mementingkan aspek-aspek antara pribadi pekerjaannya, lebih senang bekerja bersama, senang bergaul, berusaha mendapat persetujuan dari orang lain, dan dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara lebih efektif bila bekerja dengan orang-orang lain dalam suasana kerja sama.

Pegawai dengan motivasi berafiliasi cenderung mudah untuk bergaul dan berinteraksi dengan orang lain. Hal ini sangat mendukung pelaksanaan tugas termasuk tugas pegawai KPP Pratama Sleman. Pegawai di Kantor Pelayanan Pajak selain dengan pegawai lain juga senantiasa berhubungan dengan wajib pajak. Hal ini membutuhkan kemampuan dalam berinteraksi sosial secara baik. Karakteristik tersebut menyebabkan pegawai dengan motivasi berafiliasi relatif lebih berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya, sehingga kinerjanya meningkat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kekuasaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Motivasi kekuasaan mengacu pada keinginan untuk dapat mempengaruhi dan mengendalikan orang lain. Pegawai dengan motivasi kekuasaan, akan berupaya untuk meningkatkan pengaruhnya terhadap orang lain dengan secara kreatif mengeluarkan ide-ide inovasi dalam cara mengerjakan tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh pegawai, serta visi-visi masa depan yang menantang. Pegawai akan berupaya untuk melaksanakan tugas-tugasnya secara cepat, efektif, dan efisien, sehingga kinerjanya meningkat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi berprestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan. Adanya motivasi berprestasi membuat pegawai berupaya untuk melaksanakan tugas-tugas yang menantang dengan tujuan-tujuan yang realistis. Adanya motivasi berprestasi menyebabkan pegawai akan berupaya melakukan inovasi-inovasi dalam penyelesaian tugas secara lebih cepat, efektif dan efisien. Hal ini menimbulkan sikap dan respon yang positif terhadap apa yang dilakukan, sehingga menimbulkan kepuasan kerja pegawai.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi berafiliasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan. Adanya motivasi berafiliasi, menyebabkan pegawai senang untuk berinteraksi dan bersahabat dengan orang-orang yang secara langsung maupun tidak langsung dengan pekerjaannya. Hal ini menyebabkan pegawai relatif mampu untuk bekerja sama secara baik dengan rekan kerjanya, atau dengan wajib pajak. Interaksi yang baik dengan orang lain yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam proses kerja, menimbulkan kepuasan secara ekstrinsik terhadap pekerjaan yang berkaitan dengan orang-orang tersebut.

(8)

ProsidingInterdisciplinary Postgraduate Student Conference2nd Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kekuasaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan. Motivasi kekuasaan menyebabkan pegawai mempunyai keinginan untuk dapatdapat mempengaruhi dan mengendalikan orang lain. Implikasi dari keinginannya tersebut, maka pegawai berupaya berupaya menampilkan kerja sebaik-baiknya sehingga dapat dinilai oleh pegawai lain, melakukan inovasi dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga dapat mempunyai pengaruh terhadap rekan kerja. Respon yang positif dari rekan kerja terhadap dirinya, akan meningkatkan kepuasan kerjanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Motivasi berprestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.

2. Motivasi berafiliasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.

3. Motivasi kekuasaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.

4. Motivasi berprestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan.

5. Motivasi berafiliasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan.

6. Motivasi kekuasaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan.

7. Kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.

DAFTARPUSTAKA

Berikan nomor kutipan berturut-turut dengan format tanda kurung da nnomor sepert iini [1], penomorankutipanurutmulaidarinomor 1 dst. [2].Format penulisandaftarpustakagunakanfont Gill Sans MT Size 8 [3]. GunakalanaplikasipengelolareferensisepertiMendeley (Gratis) [4] atau Endnote (Berbayar) [5] untukmemudahkanmembuatsitasidandaftarpustaka

Penulisan nama penulis harus disebutkan semua, tidak menggunakan ”et al.”. Makalah yang belum dipublikasikan, bahkan jika telah dikirikan untuk publikasi, harus disebut sebagai ”unpublished” [6]. Makalah yang telah diterima untuk publikasi harus disebut sebagai ”in press” [7]. Untuk makalah yang diterbitkan di jurnal terjemahan, beri kutipan dalam bahasa Inggris terlebih dahulu, diikuti oleh kutipan bahasa asing lainnya [8].

[1] G. Eason, B. Noble, and I. N. Sneddon, “On certain integrals of Lipschitz-Hankel type involving products of Bessel functions,” Phil. Trans. Roy. Soc. London, vol. A247, pp. 529–551, April 1955. (references)

[2] J. Clerk Maxwell, A Treatise on Electricity and

Magnetism, 3rd ed., vol. 2. Oxford: Clarendon, 1892, pp.68–73.

[3] I. S. Jacobs and C. P. Bean, “Fine particles, thin films and exchange anisotropy,” in Magnetism, vol. III, G. T. Rado and H. Suhl, Eds. New York: Academic, 1963, pp. 271–350.

[4] Medeley dowload pada URL ini:

https://www.mendeley.com/

[5] Endnote download pada URL ini: http://endnote.com/

[6] K. Elissa, “Title of paper if known,” unpublished.

[7] R. Nicole, “Title of paper with only first word capitalized,” J. Name Stand. Abbrev., in press.

[8] Y. Yorozu, M. Hirano, K. Oka, and Y. Tagawa,

“Electron spectroscopy studies on magneto-optical media and plastic substrate interface,” IEEE Transl. J. Magn. Japan, vol. 2, pp. 740–741, August 1987 [Digests 9th Annual Conf. Magnetics Japan, p. 301, 1982].

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali untuk lebih meningkatkan kinerja pegawainya dengan melakukan peningkatan atau

Untuk menganalisis etika kerja rendah atau etika kerja tinggi yang lebih besar pengaruhnya dalam memoderasi keadilan distributif dan keadilan prosedural terhadap

adalah pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Menteng Satu. Modernisasi yang sedang dilakukan tersebut bertujuan mencapai tiga tujuan yaitu untuk

remunerasi penting untuk meningkatkan kinerja pegawai, oleh karena itu dalam pemberian kompensasi finansial khususnya remunerasi harus ada pengevaluasian terhadap

Menjelaskan orientasi indikator kinerja utama pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Barat dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dengan menggunakan

Berdasarkan uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa hipotesis nol ditolak dan hipotesis 11 diterima, yang berarti dalam penelitian ini kepuasan kerja dan komitmen

Dari berbagai kejadian dan fenomena yang terjadi, hal ini mendorong penelitian untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Keadilan Prosedural Karir, Keadilan Distributif

Selanjutnya untuk faktor kompensasi pegawai pada Kantor Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Daerah (BPPKBD) Provinsi Sulawesi Tengah masih ada