• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENYADARI tantangan umum seperti perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, kekeringan, penggurunan, erosi, kebakaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENYADARI tantangan umum seperti perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, kekeringan, penggurunan, erosi, kebakaran"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

DAN

KEMENTERIAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK FINLANDIA

TENTANG

KERJASAMA BIDANG KEHUTANAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dan Kementerian Pertanian dan Kehutanan Republik Finlandia (selanjutnya masing-masing disebut "Peserta" dan secara bersama-sama disebut "Para Peserta"):

MENYAT AKAN keinginan untuk memperkuat hubungan persahabatan antara rakyat Indonesia dan Finlandia dan kedua negara dan meningkatkan kesejahteraan mereka;

MENY ACARI kepentingan umum bersama oleh Para Peserta terhadap perlindungan dan pemanfaatan berkelanjutan terhadap sumber daya alam, termasuk pengembangan dari sumber energi bersih dan berkelanjutan;

MENYADARI tantangan umum seperti perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, kekeringan, penggurunan, erosi, kebakaran

(2)

hutan dan banjir membutuhkan ke~asama yang erat di bidang-bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan teknik;

BERPEDOMAN pada kepentingan bersama dan manfaat kedua Peserta dalam mendorong dan memfasilitasi kemitraan, perdagangan dan ke~asama investasi, usaha komersial, kegiatan usaha, serta pendidikan, penelitian, pengembangan dan inovasi di bidang bioeconomy termasuk hutan dan circular economy serta perubahan iklim;

BERKEINGINAN untuk memperkuat ke~asama yang saling menguntungkan dalam kerangka kerja pe~anjian multilateral internasional dan konvensi yang mana kedua negara merupakan para Pihak;

MEYAKINI bahwa ke~asama antara Para Peserta di bidang pengelolaan sumber daya alam dan peningkatan pembangunan berkelanjutan merupakan hal yang saling menguntungkan;

DIDORONG oleh Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan, Pe~anjian Paris dan proses perencanaan strategis jangka panjang masing-masing negara, kedua Peserta mengakui bahwa terdapat peluang yang menguntungkan untuk konsolidasi lebih lanjut dan meningkatkan ke~asama mereka di bidang pengelolaan sumber daya alam untuk mendukung mitigasi perubahan iklim berdasarkan kesetaraan, timbal balik dan saling menguntungkan;

SESUAI dengan hukum, peraturan perundang-undangan dan prosedur yang dimiliki Para Peserta;

T elah mencapai pengertian sebagai berikut

PARAGRAF1 Tujuan

Tujuan Memorandum Saling Pengertian ini adalah untuk memperkuat dan mendukung pengembangan kerjasama dalam bidang kehutanan dan sumber

(3)

daya alam yang dapat berhubungan dengan penelitian ilmiah, pengembangan dan alih teknologi, pengembangan kapasitas dan aspek ekonomi, serta untuk memfasilitasi pertukaran di antara mereka.

PARAGRAF 2 Area Kerjasama

Area kerjasama berikut telah diidentifikasi oleh Para Peserta sebagai area ke~a sama yang memiliki prioritas tinggi:

1. Bioeconomy dan circular economy di tingkat Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH);

2. Efisiensi dan keberlanjutan dalam pemanfaatan sumber daya a lam, termasuk tantangan dari perubahan iklim, perlindungan air dan pemanfaatan keanekaragaman hayati dan jasa lingkungan secara berkelanjutan;

3. Bioenergi terkait dengan kehutanan;

4. Pengelolaan hutan lestari dan konservasi hutan;

5. Pengembangan industri berbasis kayu yang berkelanjutan termasuk konstruksi kayu dan penggunaan kayu untuk penerapan lain;

6. Ekowisata;

7. Pengendalian hama dan penyakit hutan, dan perlindungan dari kebakaran; 8. Pengembangan kapasitas;

9. Area ke~asama lain yang sating disepakati.

PARAGRAF 3 Bentuk Kerjasama

Kegiatan kerja sama di bawah Memorandum Saling Pengertian ini dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:

1. Berbagi pengetahuan, keahlian, dan pembelajaran, melalui penelitian bersama dan, lokakarya dan seminar yang diselenggarakan bersama;

2. Menghubungkan mitra-mitra potensial seperti perusahaan-perusahaan, perguruan tinggi-perguruan tinggi, organisasi-organisasi penelitian dan pegawai-pegawai yang beroperasi di bidang bioeconomy dan

circular

economy,

(4)

3. Mendorong pengembangan kemitraan dalam konteks program-program

pengembangan multilateral dan proyek yang didanai oleh lembaga keuangan

internasional di mana Para Peserta memiliki kepentingan bersama;

4. Mendorong kewirausahaan dan investasi di dalam area ke~asama;

5. Pengembangan dari proyek kepentingan bersama;

6. Bentuk ke~asama lain yang saling disepakati.

PARAGRAF4

Pelaksanaan

1

.

Masing-masing Peserta akan menugaskan koordinator untuk

kebutuhan pengidentifikasian dan pengkoordinasian kegiatan

ke~asama di bawah Memorandum Saling Pengertian ini.

2. Untuk kebutuhan tersebut, Pihak Indonesia menugaskan Badan

Penelitian Pengembangan dan lnovasi Kehutanan dan Lingkungan Hidup (BLI) dan Pihak Finlandia menugaskan lnstitut Sumber Daya

Alam Finlandia (Luke).

3. Kegiatan-kegiatan ke~asama umum dan tertentu dapat dilaksanakan

dengan persetujuan bersama, dan akan dilaksanakan melalui

penyusunan pengaturan program atau proyek tertentu di antara

lembaga dan/atau organisasi dengan persetujuan Para Peserta.

Pengaturan tersebut akan bergantung pada ketersediaan dana yang sesuai dan sumber daya lainnya, dan pada hukum dan ketentuan

hukum di masing-masing negara.

4. Memorandum Saling Pengertian ini tidak akan mempengaruhi

kewajiban Para Peserta yang berasal dari perjanjian, konvensi, atau

perJanJian regional atau internasional yang terkait dengan

perlindungan lingkungan hidup.

PARAGRAF 5

Biaya dan Risiko

Kecuali diputuskan sebaliknya secara bersama, kedua Peserta akan menanggung biaya masing-masing dalam implementasi Memorandum Saling

4

~ 1

(5)

Pengertian ini. Para Peserta juga bertanggung jawab atas semua risiko yang terkait dengan persiapan dan pelaksanaan ke~asama di bawah Memoradum Saling Pengertian ini.

PARAGRAF6

Kerahasiaan

Para Peserta akan melindungi kerahasiaan dan merahasiakan dokumen, informasi dan data lain yang diterima dari atau diberikan kepada Peserta lain selama periode pelaksanaan Memoradum Saling Pengertian ini.

PARAGRAF7

Sumber Daya Genetik

1. Para Peserta menegaskan kembali bahwa akses ke sumber daya genetik akan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Konvensi Keanekaragaman Hayati (Convention on Biodiversity) tahun 1992, dan Protokol Nagoya tentang Akses atas Sumber Daya Genetik dan Pembagian Keuntungan yang Adil dan Seimbang yang Timbul dari Pemanfaatannya atas Konvensi Keanekaragaman Hayati, 2010, khususnya prinsip-prinsip persetujuan atas dasar informasi awal dan pembagian keuntungan yang adil dan merata.

2. Setiap Peserta memiliki kewenangan untuk menentukan akses ke sumber daya genetik sesuai dengan perundang-undangan domestik dan berupaya menciptakan kondisi untuk memfasilitasi akses yang transparan terhadap sumber daya genetik.

PARAGRAF8

Persetujuan Pengalihan Material

1

.

Seluruh material penelitian yang digunakan dalam ke~a sama, yang diwajibkan oleh undang-undang dan kebijakan Para Peserta, akan dialihkan menggunakan persetujuan pengalihan material

(Material Transfer Agreementl

MTA).

(6)

2. Syarat dan ketentuan untuk MTA akan ditangani kasus per kasus antara Para Peserta.

PARAGRAF 9

Penyelesaian Perselisihan

Setiap perselisihan yang muncul antara kedua Peserta tentang interpretasi dan pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian ini akan diselesaikan melalui konsultasi secara damai diantara Para Peserta.

PARAGRAF10

Hak Kekayaan lntelektual

1

.

Semua hak kekayaan intelektual yang dimilliki oleh salah satu Peserta dan digunakan untuk pelaksanaan dari Memorandum Saling Pengertian tetap menjadi milik Peserta tersebut.

2

.

Semua hak kekayaan intelektual yang timbul dari pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian berkaitan dengan penemuan atau inovasi ilmiah, akan disepakati bersama oleh Para Peserta dalam pengaturan tertentu tentang hal ini.

PARAGRAF 11

Peru bah an

Memorandum Saling Pengertian ini dapat diubah dan ditambahkan melalui kesepakatan tertulis antara Para Peserta.

PARAGRAF12

Mulai Berlaku, Jangka Waktu dan Pengakhiran

1. Memorandum Saling Pengertian akan berlaku terhitung sejak tanggal penandatanganan. Memorandum Saling Pengertian akan tetap berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang melalui kesepakatan tertulis oleh Para Peserta.

(7)

2. Masing-masing Peserta dapat mengakhiri Memorandum Saling Pengertian ini

setiap saat dengan memberitahukan Peserta lainnya tentang niatnya untuk ,

mengakhiri Memorandum Saling Pengertian ini secara tertulis melalui saluran

diplomatik. Penghentian akan berlaku efektif 6 (enam) bulan setelah tanggal

pemberitahuan tersebut.

3. Kecuali disepakati sebaliknya oleh Para Peserta, penghentian Memorandum

Saling Pengertian ini tidak akan mempengaruhi keabsahan dan durasi dari setiap kegiatan yang sedang berlangsung dan pengaturan kontrak yang dibuat di bawah Memorandum Saling Pengertian sampai selesainya kegiatan pengaturan tersebut dan kontrak.

Pernyataan dalam Memorandum Saling Pengertian ini merupakan kesepakatan

yang dicapai oleh Para Peserta.

Ditandatangani di Helsinki pada 7 April 2017 dalam 2 (dua) rangkap, dalam Bahasa lnggris dan Bahasa Indonesia, kedua naskah tersebut memiliki

keabsahan yang sama. Apabila te~adi perbedaan penafsiran, maka naskah

dalam Bahasa lnggris akan berlaku.

Untuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Republik Indonesia

/t'-Y

f

-Siti Nurbaya

Untuk Kementerian Pertanian dan Lingkungan Hidup

Republik Finlandia

(8)

REPUBUK 11\TJ)Ol\TE.SlA

MEMORANDUM OF UNDERSTANDING ON

FORESTRY AND NATURAL RESOURCES MANAGEMENT COOPERATION

BETWEEN

THE MINISTRY OF ENVIRONMENT AND FORESTRY OF THE REPUBLIC OF INDONESIA

AND

THE MINISTRY OF AGRICULTURE AND FORESTRY OF THE REPUBLIC OF FINLAND

The Ministry of Environment and Forestry of the Republic of Indonesia and the Ministry of Agriculture and Forestry of the Republic of Finland (hereinafter individually referred to as "the Participant" and collectively referred to as "the Participants"):

EXPRESSING the desire to strengthen friendly relations between the Indonesian and Finnish people and the two nations and improve their livelihoods;

RECOGNISING the common interest shared by the Participants towards protection and sustainable use of natural resources, including the development of clean and sustainable energy sources;

RECOGNISING the common challenges like climate change, biodiversity loss, drought, desertification, erosion, forest fires and floods require close cooperation in the fields of science, technology and technique;

(9)

GUIDED by the mutual interest and benefit of both Participants in encouraging and facilitating partnerships, trade and investment cooperation, commercial ventures, business activities, as well as education, research, development and innovation in the fields of bioeconomy including forests and circular economy and climate change;

WISHING to strengthen the mutually beneficial cooperation within the framework of international multilateral agreements and conventions to which both countries are parties;

CONVINCED that cooperation between the Participants in the field of natural resources management and promotion of sustainable development is of mutual benefit;

ENCOURAGED by the 2030 Agenda for Sustainable Development, Paris Agreement and the respective long term strategic planning processes in both countries, the two Participants acknowledge that there exists a favourable opportunity to further consolidate and enhance their cooperation in the field of natural resources management to support climate change mitigation on the basis of equality, reciprocity and mutual benefit;

PURSUANT to the participants' relevant laws, regulations, and procedure;

Have come to the following understanding;

PARAGRAPH 1 Objective

The objective of this Memorandum of Understanding is to strengthen and support the development of cooperation in forestry and natural resources fields as it may relate to scientific research, technological development

(10)

and transfer, capacity building and economic aspects, as well as to facilitate exchanges between them.

PARAGRAPH 2 Areas of Cooperation

The following areas have been identified by the Participants as mutually high priority areas of cooperation:

1. Bioeconomy and circular economy at Forest Management Unit/ Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) level;

2. Efficiency and sustainability in natural resources utilization, including challenges from climate change, water protection and sustainable use of biological diversity and ecosystem services;

3. Bioenergy related to forestry;

4. Sustainable forest management and forest conservation;

5. Development of sustainable wood based industry including wood construction and the use of wood in different applications;

6. Ecotourism;

7. Forest pest and disease control, and fire protection; 8. Capacity building;

9. Other areas of cooperation as mutually accepted.

PARAGRAPH 3 Forms of Cooperation

Cooperative activities under this Memorandum of Understanding may be conducted in the following ways:

1. Sharing knowledge, expertise and lessons learned through research cooperation and jointly organised workshops and seminars;

2. Networking potential partners, such as companies, universities, research organisations and officials operating in the areas of bioeconomy and circular economy;

(11)

3. Encourage development of partnerships in the contexts of multilateral development programmes and projects financed by international finance

institutions where both Participants have common interests;

4. Encourage entrepreneurship and investments in the areas of cooperation; 5. Development of projects of mutual interest;

6. Other forms of cooperation as mutually accepted.

PARAGRAPH 4 Implementation

1. Each Participant will assign a coordinator for the purpose of identifying and coordinating the cooperation activities under this Memorandum of Understanding.

2. For this purpose, the Indonesian side nominated Forestry and Environmental Research, Development and Innovation Agency (BLI) and and the Finnish side nominated Natural Resources Institute Finland (Luke).

3. General and specific cooperative activities may be carried out as mutually accepted, and will be implemented through the development of specific arrangements programs or projects between institutions and/or organizations approved by the Participants. They will be subject to the availability of appropriate funds and other resources, and to the laws and legal provisions of each country.

4. Nothing in this Memorandum of Understanding will affect the obligations of the Participants deriving from treaties, conventions, or regional or international agreements related to the protection of the environment.

PARAGRAPH 5 Costs and risks

Unless otherwise mutually decided, each Participant will cover its own costs in the implementation of this Memorandum of Understanding. The Participants

will

also

(12)

be responsible of all the risks related to the preparation and implementation of cooperation under this Memorandum of Understanding.

PARAGRAPH 6 Confidentiality

The Participants will carry out to observe the confidentiality and secrecy of documents, information and other data received from or supplied to the other Participant during the period of the implementation of this Memorandum of Understanding.

PARAGRAPH 7 Genetic Resources

1. The Participants reaffirm that access to genetic resources will be carried out in accordance with the provisions of the Convention on Biological Diversity, 1992, and the Nagoya Protocol on Access to Genetic Resources and the Fair and Equitable Sharing of Benefits Arising from their Utilization to the Convention on Biological Diversity, 2010, particularly the principles of prior informed consent and of fair and equitable benefit sharing.

2. Each Participant shall have authority to determine access to genetic resources in accordance with its domestic legislation and endeavour to create conditions to facilitate transparent access to genetic resources.

PARAGRAPH 8

Material Transfer Agreement

1. All research materials used in collaboration, when required by the respective laws regulations and policies of the Participants, will be transferred using Material Transfer Agreement (MTA}.

2. The terms and conditions for MTA will be dealt on case by case between the Participants.

(13)

PARAGRAPH 9 Settlement of Disputes

Any dispute arising between the two Participants on the interpretation and implementation of the Memorandum of Understanding will be settled through amicable consultation between the Participants.

PARAGRAPH 10 Intellectual Property Rights

1. All intellectual property rights owned by one Participant and used for the implementation of this Memorandum of Understanding will remain property of that Participant.

2. All intellectual property rights that arise under the execution of this Memorandum of Understanding, namely due to scientific discoveries or innovations, will be mutually agreed upon by the Participants in a specific arrangement on this matter.

PARAGRAPH 11 Amendments

The Memorandum of Understanding may be amended and supplemented through written understanding between the two Participants.

PARAGRAPH12

Entry into Force, Duration and Termination

1. This Memorandum of Understanding will come into operation on the date of the signing. It will remain in force for 1he duration of 5 (five) years and may be extended by the mutual written consent of the Participants.

2. Either Participant may terminate this Memorandum of Understanding at any time by notifying the other Participant of its intention to term in ate this Memorandum of Understanding in writing through diplomatic channels. Termination will be effective 6 (six) months after the date of such notification.

(14)

3. Unless decided otherwise by the Participants, the termination of this Memorandum of Understanding will not affect the validity and duration of any on-going arrangement activity and contract made under the Memorandum of Understanding until the completion of such arrangement activity and contract.

The foregoing represents the understanding reached between the Participants on the matters referred to in this Memorandum of Understanding.

Signed in Helsinki on 7th of April 2017 in duplicate, in the English and Indonesian languages, all texts being equally valid. In the event of any divergence of interpretation, the English text will prevail.

For the Ministry of Environment and Forestry of the Republic of Indonesia

~I

Siti Nurbaya

7

For the Ministry of Agriculture an Forestry of Republic of Finland

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan perangkat menggunakan model pengembangan 4D (Define, Design, Develop, dan Disseminate) dan diujicobakan pada mahasiswa semester II program studi

Dalam pembuatan teks persuasi terdapat struktur agar teks yang disusun dapat dituliskan secara sistematis dan saling terhubung. Dengan adanya struktur yang tersusun dengan

Selanjutnya, entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, dimana bagian Kelompok Usaha atas laba dan rugi setelah akuisisi dan penghasilan komprehensif lain

Berdasarkan fenomena diatas maka, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana faktor-faktor existing customer Chanel Beauty Product agar dapat menyebarkan informasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh teratasi dengan criteria hasil :. 1. Tanda-tanda vital dalam

Berdasarkan pembahasan yang terdapat dalam bab sebelumnya mengenai keterhubungan dalam graf komutatif dari matriks bilangan real yang meliputi matriks diagonal

Dan nilai rerata hasil belajar pengetahuan IPA pada kelompok kontrol yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik yang konvensional sebesar 70.38 dengan nilai

Tutkielmassa luodaan alkoholikulttuuria ja alkoholipolitiikkaa käsittelevän tutkimuskirjallisuuden avulla yleiskäsitys siitä, mitkä teemat ovat olleet suomalaisen