35 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1. Profil Film Taman Lawang
Struktur Produksi Film “Taman Lawang” Sutradara : Aditya Gumay
Yoyok Dumpring
Tommy Dapang
Produser : Olga Syahputra Penulis : Rama Gumay
Pemeran : Olga Syahputra Anggie Virgin Ferry Irawan Billy saputra Chand Kelvin Tara Budiman Mandala Saoji Chika Waode Bobby Tientje Adenin Adlan Aditya Yusma Ayu Diana Dede Ratu Aswin Fabanyo Joko Dewo Ilham Lubis George Taka Musik : Enrico Deny
Sinematografi : Gunung Nusa Pellita Penyunting : Eko Pekalongan Distribusi : PT. NAV
Durasi : 1 jam 22 menit Bahasa : Inggris
Indonesia
4.1.2. Sinopsis Film “Taman Lawang”
Film Taman Lawang adalah film yang bergenre horror komedi yang tayang perdana tanggal 7 november 2013 dalam film tersebut dapat terlihat jelas prilaku kebiasaan sehari – hari kegiatan transgender. Taman Lawang adalah sebuah tempat yang ada di Jakarta yang identik dengan hal negatif. Tiap malam, akan terlihat waria yang menjajakan diri disana. Walaupun sudah sering disatrongi para sat pol pp, namun mereka tetap saja nekat. Inilah yang kemudian dijadikan sebagai sebuah tema dalam film yang bergenre komedi horor. Film ini dibesut oleh Aditya Gumay dan diproduseri oleh Olga Syahputra. Film ini mengisahkan tentang Cynthia yang diperankanoleh Olga Syahputra dan sahabatnya bernama Ningrum yang diperankan oleh Bobby Tience. Mereka adalah dua waria yang bersahabat baik. Mereka berdua lari saat dikejar sat pol pp pada suatu malam. Namun tanpa disengaja Ningrum malah tercebur kedalam sungai lalu ke es okan harinya ditemukan sudah meninggal dunia.
Cynthia yang terbebas dari kematian seperti yang dialami oleh sahabatnya ternyata juga tidak bernasib baik. Karena beberapa waktu kemudian, ia ditemukan telah meninggal dunia ditangan kekasihnya.
Meninggalnya dua waria ini selanjutnya membuat Taman Lawang menjadi tempat yang misterius dan horor. Banyak terror dan kejadian aneh terjadi di tempat tersebut. Hal ini membuat seorang penulis bernama Angie (Angie) tertarik untuk menyelidiki. Ia ingin menuangkan kejadian demi kejadian yang terjadi pada lembaran kertas sesuai dengan profesi yang dijalankannya.
4.2. Pemeran film Taman Lawang
Tabel 4.1 Pemeran Film Taman Lawang N
o .
Nama Foto Keterangan
1. Olga Syahputra
Berperan sebagai Cyntia, seorang waria yang bertahan hidup dengan menjajakan
dirinya kepada
2. Bobby tinche Berperan sebagai
Ningrum menjadi
seorang waria yang bersahabat dengan Cyntia.
3. Anggi Virgin Berperan sebagai
anggie seorang
jurnalistik yang mencari info tentang kematian di taman lawang
4 .
Chand Kelvin Sahabat dari cyntia
yang selalu bersama dikala tidak lagi bekerja menjadi waria
5. Billy syahputra Sahabat dari cyntia
yang selalu bersama dikala tidak lagi bekerja menjadi waria.
6 Ferry Irawan Berperan sebagai jacky, jacky adalah kekasih dari cyntia yang bersifat arogan dan kasar terhadap cyntia
7. Tara Budiman
Sahabat dari cyntia yang selalu bersama dikala tidak lagi bekerja menjadi waria
4.3 Hasil Penelitian
Film yang berdurasi 1 jam 22 menit ini bukan semata-mata tayangan yang berisi tentang merias dan mendandani diri sendiri sebagai waria, namun terdapat nilai-nilai yang diperankan pemerannya dalam film tersebut.
Setelah melihat dan menelaah isi dari film Taman Lawang, maka penulis mendapati potongan-potongan gambar yang menunjukkan nilai penggambaran transgender sebagai berikut:
Tabel 4.2
Penggambaran Transgender melalui Makna Teks Sign
02:21 Ningrum :
Object Intepretant
Pada adegan ini menjelaskan Ningrum sedang berdialog dengan seorang wanita sambil menghitung uang hasil mangkal dengan menjajakan jasanya kepada pelanggan pada malam itu. Ini merupakan simbol karena ada kesepakatan dalam makna pergantian kata asli.
Berdialog dengan menganti kata asli dengan kata yang sering digunakan sebagai waria. Seperti yang dapat kita lihat pada adegan ini, Ningrum mengganti teks aslinya dengan bahasa yang sering digunakannya. Ini merupakan ciri khas dari seorang transgender dalam melakukan komunikasi dengan siapapun. Bahasa tersebut dapat menggambarkan bahwa Ningrum merupakan transgender.
Analisa
Ningrum menghitung uang hasil kerjanya pada malam itu bersama seorang wanita dengan gaya baya bahasa yang sering digunakan oleh kaum trangender. Kaum transgender selalu memiliki bahasa tesendiri dalam berbicara kepada siapapun. Ini merupakan salah satu keunikan dari seorang waria dalam berbicara yang memiliki makna dan simbol. Dalam scene ini teknik penggambilan gambar menggunakan angel
medium shot untuk menjelaskan detail kegiatan Ningrum menghitung uang dan memperlihatkan keadaan disekitar.
Tabel 4.3
Penggambaran Transgender dalam berpakaian Sign
08:09
Object Intepretant
Sekelompok waria sedang mangkal dan menjajakan dirinya menunggu pasien di daerah taman lawang ini salah satu kegiatan waria pada
Berpakaian seksi dan unik layaknya seperti wanita tulen merupakan sebuah rutinitas sekelompok waria pada film ini. Dengan cara seperti inilah mereka
malam hari. Menjajakan dirinya dan menunggu pelanggannya adalah kategori indeks.
memikat seorang pelanggan untuk menawarkan jasa seorang waria. Dalam scene ini terlihat jelas pekerjaan sebuah seorang transgender. Bahwa cara berpakaian dapat mencirikan seorang transgender.
Analisa:
Sekelompok waria ini hampir setiap malam berada dilokasi Taman lawang untuk menjalankan pekerjaan sebagai seorang waria untuk memenuhi kebutuhan ekenominya. Pakaian seksi dan unik yang mereka pakai merupakan sebuah cara untuk menarik pelanggan yang melewati Taman Lawang. Dalam scene ini menggunkan medium close up karena supaya objek terlihat sedang melakukan rutinitasnya sebagai seorang waria dan menjelaskan situasi yang ada disekitar.
Tabel 4.4
Penggambaran Transgender dalam Resiko terhadap Aparat Sign
09:58
Object Intepretant
Sekumpulan waria melarikan diri untuk menyelamatkan dirinya dari kejaran seorang aparat keamanan karena ingin diadakan penertiban para waria. Ada yang tertangkap dan juga ada yang lolos. Objek disini termasuk
Penertiban yang dilakukan oleh aparat untuk menertibkan para waria yang sedang menunggu pelanggannya. Kegiatan seperti ini sering sekali terjadi di Taman Lawang atau daerah tempat para waria yang sedang bekerja
dalam kategori Indeks. menunggu pelanggannya. Ini merupakan salah satu bentuk contoh dari transgender
Analisa
Seketika sekumpulan waria yang sedang menjajakan dirinya menunggu pelanggan berlarian menyelamatkan dirinya dar kejaran sat pol PP yang ingin menertibkan para waria tersebut. Kegiatan ini sering sekali terjadi ketika sedang ada penertiban dari aparat setempat. Dalam scene ini teknik pengambilan gambar menggunakan medium shot untuk menjelaskan detail kegiatan penangkapan waria dan memberitahu lingkungan disekitar.
Tabel 4.5
Penggambaran Transgender melalui Makna Teks Sign
11:53
Object Intepretant
Scene ini menjelaskan sebuah pengakuan prolog dari cyntia yang memberitahukan sebenarnya dia laki- laki dan mempunyai nama malam juga sebagai waria. Pengakuan ini adalah sebuah simbol.
Disini cyntia memperkenalkan diri kepada penonton bahwa ia memiliki di dua kepribadian. Nama aslinya adalah Hery syaputra namun dia memiliki nama lain sebagai waria yaitu Cyntia. Dalam teks tersebut merupakan
sebuah bukti nyata bahwa dirinya adalah seorang golongan transgender.
Analisa
Cyntia memperkenalkan diri kepada penonton bahwa ia memiliki dua kepribadian dan dua nama panggilan. Ketika siang dia menjadi Hery saputra dan pada malam hari adalah Cyntia, identitas ini merupakan suatu penggamabaran bahwa sebenarnya dia tergolong dalam salah satu contoh seorang transgender. Dalam scene ini menggunakan teknik penganmbilan gambar extreme close up untuk menjelaskan detail wajah dan ekspresi Cyntia.
Tabel 4.6
Penggambaran Transgender melalui Makna Teks Sign
17:35
Object Intepretant
Seorang anak laki-laki dan perempuan sedang berebutan boneka. Hal ini membuat sang ayah kesal dan langsung memarahi pria kecil. Dan memberitahu untuk tidak bermain boneka lagi. Berbutan sebuah boneka merupakan
Teks yang dimunculkan dalam scene ini yaitu menjelaskan bahwa sang ayah melarang anaknya bermain boneka, karena pada dasarnya seorang pria tidak ada yang bermain boneka. Dalam scene ini juga memberitahu
sebuah ikon. kepada penonton bahwa sejak kecil pun Ningrum sudah bermain boneka dan itu menggambarkan memang sudah sejak kecil anak tersebut mengalami transgender. dapat terjadi akibat tekanan dari orang tua yang keras.
Analisa
Dalam scene ini memberi tahu bahwa film ini memaknai transgender dari seorang yang memarahi ningrum kecil berbutan boneka dengan adiknya. Ayahnya memberitahu bahwa sebenarnya laki-laki itu sejatinya tidak bermain boneka, penggambaran transgender disini jugu sudah terlihat dari ningrum sejak kecil. Transgender disini juga bisa terjadi diakibatkan tekanan dari orang tua yang berprilaku keras terhadapnya. Dalam scene ini teknik pengambilan gambar memakai long shot utuk menjelaskan keadaan dalam rumah yang sedang gaduh dalam memperebutkan boneka.
Tabel 4.7
Penggambaran Transgender melalui Makna Teks Sign
22:41
Object Intepretant
Pada saat melayat kematian Ningrum akibat dikjar - kejar aparat dan Ibu Ningrum memberitahu kepada ayahnya ada tamu temannya ningrum. Tetapi ayah menegaskan nama aslinya yaitu sueb bukan ningrum. Objek ini
Makna teks yang ditimbulkan pada objek yaitu setelah meninggalnya ningrum sang ayah seolah masih tidak menerima dengan teman – teman anaknya memangil ningrum. Karena sang ayah masih menganggap dia
termasuk dalam kategori simbol. seorang putra bukan seorang putri. Nama Suaeb menggambarkan nama seorang laki-laki.
Analisa
Pada saat kematian ningrum beberapa teman sesama waria datang untuk melayat dan sang ibu memberitahu kepada ayahnya ada temannya ningrum dan sang ayah langsung menyatakan tidak suka anaknya di panggil dengan nama Ningrum Karena sejak kecil sang ayah sudah memperingatkan Sueb agar berprilaku sebagai seorang laki – laki seperti dirinya. Sampai pada akhirnya sueb memutuskan diri untuk menjadi seorang transgender dengan memiliki nama lain yaitu ningrum. Pada scene ini teknik pengambilan gambar menggunakan extreme close up karena ingin memunculkan ekspresi kecewa sang ayah.
Tabel 4.8
Penggambaran Transgender dalam berpenampilan Sign
24:33
Object Intepretant
Cyntia sedang menghiasi dirinya dan menggunakan aksesoris diruang make up, yang merupakan symbol dari sebuah makna. Dengan dibantu seorang make up artis untuk sebuah pertunjukan di ajang pencarian bakat.
Menggunakan make up sebelum pentas acara pencarian bakat dari seorang waria merupakan daya tarik untuk menilai kecantikan dalam perform. Mempercantik wajahnya dengan baluran make up adalah
Objek ini termasuk dalam kategori simbol.
kegiatan rutin yang dilakukan saat seorang waria ingin bekerja dengan menjajakan dirinya atau dengan ajang pencarian bakat seperti ini.
Analisa
Merias diri merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan kaum transgender dengan maksud mempercantik diri layaknya seorang wanita. Dalam sebuah ajang pencarian bakat seorang waria dituntut untuk membuat dirinya secantik mungkin dan profesional. Disini seorang transgender terlihat sedang mempersiapkan penampilan terbaiknya untuk menjadi pemenang dalam ajang pencarian bakat. Dalam scene ini tekhnik pengambilan gambar memakai medium close up dengan maksud kedua objek terlihat sedang melakukan kegiatan merias diri secara detail.
Tabel 4.9
Penggambaran Transgender dalam berekspresi Sign
25:18
Object Intepretant
Cyntia sedang memberikan penampilan terbaiknya diajang pencarian bakat untuk dewan juri dan penonton. Dengan ekspresi dan emosi yang harus menyerupai seorang wanita. Berekspresi dan mengunakan pakaian
Berekspresi dan mengunakan pakaian serta aksesoris wanita adalah salah satu ciri dari transgender. Tidak hanya pakaian saja bernyanyi dengan ekspresi seperti wanita ini juga kerap kali dilakukan oleh seorang waria pada
wanita adalah sebuah ikon. umumnya. Dalam scene ini menandakan sekali bahwa cyntia adalah seorang transgender.
Analisa
Menggunakan pakaian dan aksesoris wanita yang cyntia gunakan memberikan makna bahwa sesungguhnya seperti inilah yang cyntia inginkan. Menjadi seorang transgender yang tampil dengan keahliannya, bukan untuk menunggu pelanggannya setiap malam di Taman lawang. Terlihat sekali Cyntia begitu ingin menujukan penampilan terbaiknya sebagai transgender yang berbakat, dari mulai make up, pakaian, aksesoris dan ekspresi yang dia gunakan sangat menyerupai wanita tulen. Dalam scene ini menggunakan teknik pengambilan gambar long shot untuk menjelaskan keadaan sekitar dan megahnya panggung.
Tabel 4.10
Penggambaran Transgender dalam Berbicara Sign
34:08
Object Intepretant
Seorang waria sedang menawarkan jasa dirinya kepada pelanggannya dan melakukan negoisasi agar bisa mendapatkan kepuasan dan kebutuhan ekonomi. Merayu dan menawarkan diri adalah salah satu simbol dalam
Kokom dan seorang pengendara mobil sedang melakukan negosiasi untuk mencapai kesepakatan harga yang sangat mencirikan kegiatan para waria menawarkan jasanya. Seperti inilah cara waria untuk mendapatkan
menarik pelanggan. pelanggannya. Hampir setiap malam kegiatan seperti ini terjadi ditaman lawang.
Analisa
Seorang pengendara mobil mendatangi taman lawang yang berniat untuk mencari waria untuk dapat memenuhi kebutuhan biologisnya. Bertemulah dengan kokom seorang waria didaerah Taman lawang dan langsung melakukan negoisasi untuk mencapai kesepakatan. Ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh para waria untuk mencari pelanggannya. Dalam scene ini pengambilan gambar dengan angel close up supaya objek kokom dan pengendara mobil terlihat lebih detail dalam berkomunikasi.
Tabel 4.11
Penggambaran Transgender dalam menggunakan Bahasa Tubuh
Sign
56:31
Object Intepretant
Seorang waria yang sedang melakukan negoisasi dengan tukang nasi goreng, untuk menukarkan jasanya dengan tidak membayar nasi goreng karena belum mendapatkan pelanggan hingga pagi dini hari. Ini merupakan indeks
Bahasa tubuh yang diperlihatkan dalam scene ini yaitu untuk menarik pelanggan seorang tukang nasi goreng denga kegiatan oral sex dalam memuaskan pelanggan melalui sistem tukar jasa kepada tukang nasi goreng.
karena memoncongkan mulut dengan lawan bicara.
Kegiatan seperti ini sering terjadi di daerah Taman Lawang ketika para waria belum mendapatkan pelanggan.
Analisa
Penukaran sebuah jasa seperti ini hampir terjadi di taman lawang untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari ketika para waria belum mendapatkan pelanggannya. Bahasa tubuh unik yang mereka gunakan merupakan sebuah cara untuk menarik pelanggan yang melewati Taman lawang. Dalam scene ini menggunakan teknik pengambilan gambar close up agar detail wajah dari waria tersebut.
4.4 Pembahasan
Berdasarkan segitiga makna Charles Sanders Pierce yang telah penulis paparkan di BAB III yang meliputi sign, objek, dan interpretant, kemudian tanda tanda tersebut diolah oleh penulis untuk menemukan makna.
Penelitian dalam film berjudul Taman Lawang ini memfokuskan pada penggambaran transgender yang terkandung dalam film tersebut, baik secara audio maupun visual. Penelitian ini dilakukan dengan semiotika Charles S. Peirce, dimana semiotika tersebut memiliki Sign, Object dan Interpretant. Merupakan
sebuah teori yang mengupas tentang bagaimana makna yang dapat muncul dari sebuah tanda. Tanda atau sign adalah sesuatu yang dapat ditangkap panca indera manusia yang menjadi rujukan diluar tanda itu sendiri. Sedangkan, object atau objek adalah konteks yang dirujuk oleh tanda, atau sebagai referensi dari tanda tersebut. Interpretant atau penafsiran adalah suatu pemikiran seseorang yang menggunakan tanda dan menterjemahkan tanda tersebut ke dalam sebuah makna.
Menjelaskan transgender dalam film Taman Lawang dapat digambarkan melalui serangkaian kegiatan yang dimunculkan dalam film. Transgender dalam film Taman Lawang antara lain adalah ketika sekumpulan waria sedang bekerja atau bisa juga disebut mangkal menunggu pelanggannya untuk menawarkan jasanya yang dibutuhkan pelanggannya. Ini merupakan salah satu contoh penggambaran transgender. Bukan hanya itu, dengan dia mengkal menjajakan dirinya untuk memuaskan pelanggannya semua waria pasti menggunakan pakian, sepatu, tas, aksesoris, dan ber make up layaknya seorang wanita tulen. Setelah berpenampilan layaknya seorang perempuan tulen, kaum transgender pun memiliki gaya bahasa berbeda dengan yang lain untuk komunikasi. Cara berjalan dan gerak tubuhnya pun menadakan sekali bahwa kaum transgender ingin sekali dirinya menyerupai perempuan.
Walaupun pada dasarnya film merupakan sebuah tontonan yang memberikan hiburan, pengetahuan, informasi namun ada baiknya kita sebagai penonton harus pandai memilih sebuah tontonan yang bermanfaat untuk kita. Bukan berarti film
Taman Lawang ini tidak bermanfaat, namun dibalik banyaknya adegan yang tidak masuk akal dan hanya menceritakan tentang kehidupan transgender yang diperlihatkan oleh sang sutradara untuk mengankat film ini, ada hal positif yang dapat kita petik untuk dijadikan pelajaran yaitu bagaimana kita memiliki kekuatan untuk berjuang dan mempertahankan hidup di Ibukota yang sangat keras. Meskipun situasi yang sangat terancam dari sikap pelecehan, diskriminasi dan dari kejaran Sat Pol PP aparat setempat saat penertiban. Selain itu juga nilai solidaritas sesama manusia yang ada dalam film Taman Lawang ini dapat kita tiru dalam persahabatan.
Tabel-tabel gambar ini memperlihatkan alat atau simbol yang digunakan para pemain untuk menggambarkan kaum transgender. Hampir setiap adegan dalam film ini menggunakan peralatan perempuan yang dikenakan oleh laki – laki para kaum transgender, seperti menghias diri, menggunakan aksesoris, tas, sepatu milik perempuan. Bukan hanya merias wajah namun dari cara berbicara, bahasa tubuh, gerak tubuh yang mereka lakukan juga memperlihatkan bahwa mereka ingin berpenapilan menarik lakayaknya seorang perempuan. Berkali - kali adegan dalam film Taman Lawang ini memprlihatkan bagaiman cara para waria merias diri, berjalan, berpakaian dan berbicara yang baik untuk membuat dirinya itu terlihat seperti perempuan. Untuk itu dalam hal ini sang sutradara berperan penting dalam menyajikan sebuah tontonan yang berkualitas, menghibur dan bersifat mendidik. Karena sang sutradara bertanggung jawab dalam menerjemahkan sebuah skrip
menjadi gambar ataupun suara. Ia bertugas memvisualkan konsep naskah yang abstrak kedalam bentuk nyata.
Setelah dilakukan penelitian lebih sering pada film ini, maka penggambaran transgender lebih banyak dilakukan dengan menggunakan alat, bahasa tubuh dan cara berbicara yang bisa memperlihatkan seorang waria adalah kaum transgender.