• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRONOMINA BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN LADANG PANJANG KECAMATAN TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN: KAJIANSTRUKTUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRONOMINA BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN LADANG PANJANG KECAMATAN TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN: KAJIANSTRUKTUR."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PRONOMINA BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN LADANG PANJANG KECAMATAN TIGO NAGARI KABUPATEN

PASAMAN: KAJIANSTRUKTUR

Yenti1, Elvina A. Saibi2, Iman Laili2 1

Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta E-mail : Yenti.lusy@gmail.com

2

Dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta Abstract

Pronoun is words that used to refers other noun. In form pronoun consist of personal pronoun, demonstrative pronoun, and interrogative pronoun. This research discuss about personal pronoun, directional pronoun, location pronoun in Minangkabau language in Kanagarian Ladang Panjang, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman. In analyzing pronoun form in Minangkabau language in Kanagarian Ladang Panjang, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman writer used Alwi theory. In this research the writer used descriptive method. To collect the data the writer used observation method with observing and involving technique, note taking technique, and record technique. In analyzing data writer use observing involving technique, free observing involving technique, note taking technique, and recording technique. Next the writer used substitution technique and mutation technique. This research found (1) first singular personal pronoun such as: aren/ren, aden/den,

uRang/Rang, and awak/wak, first plural personal pronoun is awak, (2) second

singular personal pronoun sunh as; kau/ku, and bang/ang, and second plural personal pronoun is kalian, (3) third singular personal pronoun such as; bee/e, inyo/nyo, wee/e, dan nye. Demonstrative pronoun consists of; (1) general demonstrative pronoun, (2) place demonstrative pronoun, and (3) point demonstrative pronoun.

Kata Kunci: personal pronoun, demonstrative pronoun Pendahuluan

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat. Bahasa dibedakan atas bahasa nasional dan bahasa daerah, bahasa nasional di Negara Republik Indonesia adalah bahasa Indonesia. Menurut Chaer (1998:2) bahasa Indonesia mempunyai kedudukan

sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi negara di tengah-tengah berbagai macam bahasa daerah.

Berbeda dengan bahasa nasional, bahasa daerah adalah bahasa yang selalu dipakai untuk berkomunikasi oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, sebagai lambang identitas daerah. Sebagian

(2)

besar masyarakat Indonesia menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pertama sebelum bahasa Indonesia atau bahasa kedua yang dipelajarinya. Oleh sebab itu, bahasa daerah harus dilestarikan, dikembangkan, supaya tidak punah, dan agar bahasa daerah dalam masyarakat tetap ada.

Menurut Ayub, dkk. (1993:13) bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa daerah yang hidup dan berkembang di kawasan negara Republik Indonesia. Bahasa Minangkabau termasuk salah satu dari sepuluh besar bahasa-bahasa daerah. Menurut Alwi, dkk. (2003:249) pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain. Jika dilihat dari segi fungsinya, dapat dikatakan bahwa pronomina menduduki posisi yang umumnya diduduki oleh nomina, seperti subjek, dan objek. Ada tiga macam pronomina yang dalam bahasa Indonesia, yakni, (1) pronimina persona a. pronomina persona pertama tunggal yaitu

aden/den, aren/ren, uRang/Rang dan awak/wak ‘saya’ dan pronomina

persona pertama jamak yaitu kami ‘kami’ dan awak ‘kita’ b. pronomina persona kedua tunggal yaitu kau/ku,

bang/ang, dan paja o/ko ‘kamu’ dan

pronomina persona kedua jamak yaitu

kalian ‘kalian’ c. pronomina persona

ketiga tunggal yaitu inyo/nyo, bee/e,

nye, dan wee ‘dia’ dan pronomina

persona ketiga jamak paja-paja dan

uRang-uRang ‘mereka’ (2) pronomina

penunjuk a. pronomina penunjuk umum yaitu ikio/ko dan k o a ‘ini’ dan

itu/tu,dan itu a ‘itu’ b. pronomina

penunjuk tempat yaitu maRi, tantang

ko, dan dakek ko ‘sini’ dan kikin, tantang tu a, dan kasinan na ‘situ’ c.

pronomina penunjuk ihwal yaitu cando

ko, mode ko, dan bantuak ko ‘begini’

dan cando tu, mode tu, dan bantuak tu ‘begitu’.

Untuk lebih jelasnya contoh

pronomina dalam bahasa

Minangkabau di Kenagarian Ladang Panjang Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman dapat dilihat berikut ini.

(1) Inyau roh uRang ka uRang miang ndak e!

(3)

‘Kok saya saja terus!’

(2) Apo nan dibali e dek paja o ndak lamak iko roh!

Apa yang kamu beli, ini tidak enak!

‘Kamu beli apa, ini tidak enak!’ (3) Pailah caliak buah jaguang ka

sinan na, ado ndak nan masak e!

Pergilah lihat buah jaguang ke sana ada tidak yang masak! ‘Pergilah kesana, lihat buah jagung mungkin ada yang masak!’ Dari contoh (1, 2, 3) terlihat keunikan pronomina dalam bahasa Minangkabau di Kenagarian Ladang Panjang Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk meneliti pronomina dalam bahasa Minangkabau di Kenagarian Ladang Panjang Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman.

Metodologi Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Sudaryanto (1992:62) metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada fakta yang ada atau fenomena yang memang sacara

empiris hidup pada penutur-penuturnya, sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa perian bahasa yang biasa dikatakan sifatnya seperti potret: paparan seperti adanya. Maksudnya dalam hal ini penyajian data yang dideskripsikan tidak terlihat benar salahnya.

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode simak. Menurut Sudaryanto (1993:133) metode simak merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Selanjutnya, teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data ialah teknik simak libat cakap. Teknik simak libat cakap dilakukan pertama-tama dengan berpartisipasi sambil menyimak dalam pembicaraan (Sudaryanto, 1993:133). Jadi peneliti terlibat aktif dalam pembicaraan.

Selain itu, peneliti juga menggunakan teknik rekam dan teknik catat. Teknik rekam dilakukan tanpa sepengetahuan informan dengan menggunakan tape recorder dan handphone. Teknik catat dilakukan

(4)

langsung ketika teknik rekam selesai dilakukan (Sudaryanto, 1993:135).

Metode yang digunakan untuk menganalisis data ialah metode agih. Menurut Sudaryanto (1993:15) metode agih adalah metode yang alat penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri.

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data ialah teknik ganti dan teknik balik. Menurut Sudaryanto (1993:37) teknik ganti dilaksanakan dengan menggantikan unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan dengan “unsur” tertentu yang lain di luar satuan lingual yang bersangkutan. Unsur yang diganti merupakan unsur pokok. Satuan lingual yang berunsurkan ABCD akan menjadi ABSD, ABCS, atau SBCD. Dalam penerapannya teknik ganti dapat dijelaskan melalui data berikut.

(4) Aden pai kumah etek A B C

cako! D

Saya pergi ke rumah bibi

tadi!

‘Saya pergi ke rumah bibi tadi!’

Pronomina aden ‘saya’ pada data (4) dapat diganti dengan pronomina lain berupa paja-paja tu ‘mereka’ dengan tidak mengubah arti kalimat seperti dalam kalimat (4a) berikut.

(4a) Paja-paja pai kumah etek

E B C cako!

D

Mereka pergi ke rumah

bibi tadi!

‘Mereka pergi ke rumah bibi tadi!’ .

Demikian pula bentuk (5) berikut dapat diterima sebagai hasil penggantian unsur aden dari kalimat (5a).

(5) Ani basuo dengan aden A B C

tadin! D

Ani bertemu dengan saya tadi!

‘Ani bertemu dengan saya tadi!’

(5a) Ani basuo dengan paja-pajatu A B E

tadin! D

Ani bertemu dengan mereka tadi!

‘Tadi Ani bertemu dengan mereka!’

(5)

Berbeda dengan teknik sebelumnya, teknik balik adalah membalikkan unsur satuan lingual yang ada tanpa mengubah jumlah serta wujudnya (Sudaryanto, 1993:72). Satuan lingual yang berunsurkan ABCD akan menjadi ACDB, BCDA, atau DABC. Teknik balik dalam penelitian ini dapat dilihat pada data berikut.

(6) Wee teh nan maambiak baju den A B C tadin!

D

Dialah yang mengambil baju saya

tadi!

‘Dialah yang mengambil baju saya tadi!’

Pronomina wee ‘dia’ pada data (6) yang berada di awal kalimat yang mengacu pada orang kedua tunggal dapat dibalik posisinya sehingga pronomina wee ‘dia’ berada di tengah kalimat seperti pada data (6a), dan menempati posisi akhir kalimat pada data (6b) berikut.

(6a) Nan maambiak baju den B C wee teh tadin!

A D

Yang mengambil baju saya

dia lah tadi!

‘Yang mengambil baju saya dia tadi!’

(6b) Nan maambiak baju den tadin, B C D wee teh!

A

Yang mengambil baju saya tadi, dia!

‘Yang mengambil baju saya tadi, dia!’

Pada data di atas, menunjukkan bahwa kalimat tersebut tidak berubah maknannya meski dibalik posisinya.

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian ini berupa bentuk pronomina persona yang ditemukan dalam bahasa Minangkabau di kenagarian Ladang Panjang Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman adalah (1) pronomina persona a. pronomina persona pertama tunggal, yaitu aden/den, aren/ren,

uRang/Rang dan awak/wak ‘saya’ dan

pronomina persona pertama jamak, yaitu kami ‘kami’ dan awak ‘kita’ b. pronomina persona kedua tunggal, yaitu kau/ku, bang/ang, dan paja o/ko ‘kamu’ dan pronomina persona kedua

(6)

jamak, yaitu kalian ‘kalian’ c. pronomina persona ketiga tunggal, yaitu inyo/nyo, bee/e, nye, dan wee ‘dia’ dan pronomina persona ketiga jamak, yaitu paja-paja dan

uRang-uRang ‘mereka’ (2) pronomina

penunjuk a. pronomina penunjuk umum, yaitu ikio/ko dan k o a ‘ini’ dan

itu/tu,dan itu a ‘itu’ b. pronomina

penunjuk tempat, yaitu maRi, tantang

ko, dan dakek ko ‘sini’ dan kikin, tantang tu a, dan kasinan na ‘situ’ c.

pronomina penunjuk ihwal, yaitu

cando ko, mode ko, dan bantuak ko

‘begini’ dan cando tu, mode tu, dan

bantuak tu ‘begitu’.

1. Pronomina Persona

Pronomina persona yang ditemukan dalam bahasa Minangkabau di Kenagarian Ladang Panjang adalah pronomina persona pertama, pronomina persona kedua, dan pronomina persona ketiga.

1.1 Pronomina Persona Pertama Pronomina persona pertama terbagi atas pronomina persona pertama tunggal dan pronomina persona pertama jamak.

a. Pronomina Persona Pertama Tunggal

Pronomina persona pertama yang berbentuk tunggal yang ditemukan dalam bahasa Minangkabau di Kenagarian Ladang Panjang Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman sangat bervariasi, yaitu

aden/den, aren/ren, uRang/Rang, dan awak/wak ‘saya’. Hal ini dapat dilihat

pada data berikut.

(7) Aden/den maleh mandi gaso

Aren/ren e leh!

*URang/Rang

Awak/wak

Saya malas mandi

rasanya!

‘Saya rasanya, malas mandi!’

Pada data (7) pronomina persona pertama aden/den ‘saya’ dapat diganti dengan pronomina ren, dan

awak/wak. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga pronomina persona pertama tersebut dapat saling menggantikan di dalam kalimat tersebut tanpa mengubah arti kalimatnya. Dalam hal ini bentuk utuh

aren dan uRang/Rang tidak dapat

dipakai pada data (7). Jika digunakan bentuk tersebut kalimatnya menjadi

(7)

tidak berterima. Akan tetapi, jika posisi pronomina persona pertama pada data (7) tersebut dibalik, kalimatnya menjadi (7a) berikut. Untuk lebih jelasnya, perhatikan data (7a) berikut.

(7a) Maleh aden/den mandi gaso e aren/ren leh!

*uRang Rang

*awak

wak

Malas saya mandi rasanya!

‘Rasanya saya malas sekali mandi’

b. Pronomina Persona Pertama Jamak

Pronomina persona pertama jamak yang di temukan di Kenagarian Ladang Panjang Kecamatan Tigo Nagari, yaitu kami ‘kami’ dan awak ‘kita’. Hal ini dapat dilihat pada data berikut.

(15) Kami maambiak sawit aRi Satu patang leh!

Kami panen sawit hari

Sabtu kemaren!

‘Kami panen sawit hari Sabtu kemaren!’

Pemakaian pronomina persona pertama jamak kami ‘kami’ pada data

(15) tidak dapat digantikan dengan pronomina persona jamak awak ‘kita’. Jika digunakan bentuk tersebut, kalimat tersebut tidak berterima karena pronomina persona pertama jamak

kami ‘kami’ termasuk pronomina

persona yang bersifat eksklusif, sedangkan pronomina persona pertama jamak awak ‘kita’ termasuk pronomina persona yang bersifat inklusif. perhatikan data (15a) di bawah ini. (15a) * Awak maambiak sawit aRi satu

patang leh!

Kita panen sawit hari sabtu

kemaren!

‘Kita panen sawit hari sabtu kemaren!’

1.2 Pronomina Persona Kedua Pronomina persona kedua terbagi atas pronomina persona kedua tunggal dan pronomina persona kedua jamak.

a. Pronomina Persona Kedua Tunggal

Pronomina persona kedua berbentuk tunggal yang terdapat dalam bahasa Minangkabau di Kenagarian Ladang Panjang Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman, adalah

(8)

‘kamu’. Ketiga bentuk tersebut digunakan untuk mengacu pada orang yang diajak berbicara. Untuk lebih jelasnya simak data di bawah ini.

(18)Paja o/ko ntah ndak manga-manga *Kau/ku yo leh sinan na

Baang/ang duduak a!

Kamu tidak bias diam, sanalah duduknya!

‘Kamu tidak bisa diam, sanalah duduknya!’

b. Pronomina Persona Kedua Jamak

Pronomina persona kedua jamak yang ditemukan di Kenagarian Ladang Panjang Kecamatan Tigo Nagari adalah kalian ‘kalian’, perhatikan data (25).

(25) Kalian bisuak pai ka sawah sado e!

Kalian besok pergi ke sawah

semmuanya!

‘Kalian besok pergi ke sawah semuanya!’

Selain menempati posisi awal kalimat, pronomina persona kedua jamak

kalian ‘kalian’ juga dapat menempati

posisi tengah kalimat seperti data (25a), tetapi tidak dapat menempati posisi akhir kalimat seperti (25b).

(25a) Bisuak kalian pai ka sawah sado e!

Besok kalian pergi ke sawah semuanya!

‘Besok kalian pergi ke sawah semuanya!’

(25b)* Bisuak pai ka sawah sado e kalian!

Besok pergi ke sawah semuanya kalian!

‘Besok pergi ke sawah semuanya kalian!’

1.3 Pronomina Persona Ketiga Pronomina persona ketiga terbagi atas pronomina ketiga tunggal dan pronomina persona ketiga jamak. a. Pronomina Persona Ketiga

Tunggal

Pronomina persona ketiga yang berbentuk tunggal yang terdapat dalam bahasa Minangkabau di Kenagarian Ladang Panjang Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman adalah

inyo/nyo, bee/e, nye, dan wee ‘dia’

untuk lebih jelasnya, pemakaiannya dalam kalimat dapat diperhatikan di bawah ini.

(26) Lah pandai bee/e bajalan

inyo/nyo suRang e wee sene yo! *nye

(9)

Sudah bisa dia berjalan sendiri rupanya ya!

‘Dia sudah bisa berjalan sendiri rupanya!’

Pada data (26) pronomina persona ketiga bee/e ‘dia’ dapat diganti dengan pronomina lain, yaitu inyo/nyo, dan wee ‘dia’. Hal ini menunjukkan kelima pronomina persona ketiga tersebut dapat saling menggantikan dalam kalimat (26) tanpa mengubah arti kalimatnya. Pronomina persona ketiga paja tu dan paja nun ‘dia’ ditujukan untuk orang yang usianya lebih kecil dari pembicara. Selain itu, pronomina persona ketiga bee, inyo/nyo, wee, dan nye ‘dia’ ditujukan

untuk kalangan orang dewasa atau seusia dengan pembicara atau lebih tua dari pembicara. Pronomina persona tersebut dapat dipakai untuk laki-laki dan perempuan.

b. Pronomina Persona Ketiga Jamak

Pronomina persona ketiga jamak yang terdapat di Kenagarian Ladang Panjang Kecamatan Tigo Nagari berbentuk kata ulang adalah

paja-paja dan uRang-uRang ‘mereka’.

Untuk lebih jelasnya perhatikan data berikut.

(33) Paja-paja tempo sikola saminggu ko!

Mereka libur sekolah satu

minggu ini!

‘Mereka libur sekolah satu minggu ini!’

Pronomina persona ketiga jamak

paja-paja ‘mereka’ merupakan bentuk

pronomina pengulangan yang digunakan oleh orang dewasa atau orang tua kepada anaknya atau kepada orang yang lebih muda. Selain menempati posisi awal kalimat, pronomina persona ketiga jamak

paja-paja ‘mereka’ dapat pula menempati

posisi tengah dan akhir kalimat. Seperti pada data (33a) dan (33b) berikut.

(33a) Tempo sikola paja-paja saminggu ko!

Libur sekolah mereka satu minggu ini!

‘Libur sekolah mereka satu minggu ini!’

(33b) Tempo sikola saminggu ko, paja-paja!

Libur sekolah satu minggu ini, mereka!

‘Libur sekolah satu minggu ini, mereka!’

(10)

2 Pronomina Penunjuk Umum Pronomina penunjuk umum yang ditemukan di Kenagarian Ladang Panjang Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman adalah iko/ko dan

ko a ‘ini’, dan itu/tu, nun dan itu a,

‘itu’. Apabila dekat dengan pembicara digunakan kata tunjuk siko a, maRi, ,

dakek ko a, dan tantang ko a, yang

sama-sama berarti ‘sini’. Jika jaraknya jauh dari pembicara, digunakan kata tunjuk sinan na, di sinan dan situ a ‘sana’, serta apo ‘anu’ apabila pembicara lupa atau ragu dan tidak dapat mengingat kata apa yang harus dipakai. Untuk lebih jelasnya simak data berikut ini.

(35) iko/ko baju nan lah basasah tadin, ko a ampaian lah leh!

Ini baju yang sudah dicuci tadi, jemur lah lagi!

‘Ini baju yang sudah dicuci tadi, jemur lah lagi!

Pada contoh (35) pronomina penunjuk iko/ko ‘ini’ dapat diganti dengan pronomina penunjuk ko a. Pronomina penunjuk iko/ko lebih sering digunakan masyarakat di Kenagarian Ladang Panjang

Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman.

Di samping itu, pronomina penunjuk

iko/ko, dan ko a ‘ini’ pada data (35)

dapat pula menempati posisi tengah kalimat, seperti pada data (35a) berikut.

(35a) Baju nan lah basasah tadin iko

*koa

ampaian lah leh!

Baju yang sudah di cuci tadi ini, jemur lah lagi!

‘Baju yang sudah di cuci tadi ini, jemurlah lagi!’

3 Pronomina Penunjuk Tempat Pronomina penunjuk tempat yang terdapat dalam bahasa Minangkabau di Kenagarian Ladang Panjang Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman adalah maRi,

siko a, dan dakek ko ‘sini’ yang

digunakan untuk menunjuk tempat yang dekat dengan pembicara. Selain itu, kata tunjuk kikin, situ a, tantang

tu a dan ka sinan na ‘situ’ digunakan

untuk menunjuk tempat yang agah jauh dari pembicara. Kemudian, kata tunjuk di sinan/sinan yang berarti ‘sana’ menunjukkan tempat yang jauh dari pembicara.

(11)

Selain itu, kata tunjuk kikin,

situ a, tantang tu a dan ka sinan na

‘situ’ digunakan untuk menunjuk tempat yang agah jauh dari pembicara. Kemudian, kata tunjuk di sinan/sinan yang berarti ‘sana’ menunjukkan tempat yang jauh dari pembicara.

Untuk menunjuk suatu lokasi terdapat beberapa kata yang digunakan pembicara. Pronomina penunjuk tempat tersebut dapat saling menggantikan tanpa mengubah arti kalimat meski dibalik posisinya, seperti data berikut.

(41) Siko latakan cubadak nun

Tantang ko di bulakang umah! Dakek ko

Sini letakkan nangka tu di belakang rumah!

‘Sini letakkan nangka tu di belakang rumah!’

Pada data (41) pronomina penunjuk siko ‘sini’ dapat saling menggantikan dengan tantang ko, dan

dakek ko ‘sini’ dengan tidak mengubah

arti kalimat. Di antara ketiga kata tunjuk tersebut, kata tunjuk siko ‘sini’ lebih sering digunakan masyarakat di Kenagarian Ladang Panjang

kecamatan Tigo Nagari Kabupaten pasaman.

Selain menempati posisi awal kalimat seperti pada data (41) di atas, pronomina penunjuk siko ‘sini’ dapat pula menempati posisi tengah kalimat seperti data (41a) berikut.

(41a) Latakan siko cubadak nun tantang ko di bulakang dakek ko umah! Letakkan di Sini nangka itu di belakang rumah!

‘Letakkan di sini nangka itu di belakang rumah!’

4 Pronomina Penunjuk Ihwal Pronomina penunjuk ihwal yang menunjukkan jarak yang dekat secara psikologis dengan pembicara yang ditemukan adalah cando ko,

mode ko, dan bantuk ko yang berarti

‘begini’. Sementara itu, jarak psikologis yang jauh dari pembicara seperti cando tu, mode tu, dan bantuak

tu yang berarti ‘begitu’. Jarak psikologis merupakan jarak yang tidak dapat dilihat secara fisik, tetapi dapat dirasakan. Semua kata penunjuk ihwal yang digunakan oleh pembicara dapat saling menggantikan dalam sebuah

(12)

kalimat. Untuk lebih jelasnya simak data berikut ini.

(48) Yo ndak cando ko roh kecek

mode ko e tadin! bantuak ko

Ya tidak begini kata dia tadi!

‘Ya, tidak begini katanya tadi!’ Pronomina penunjuk cando ko,

mode ko, dan bantuak ko ‘begini’

digunakan untuk menunjukkan suatu keadaan yang dekat dengan pembicara. Secara psikologisnya jarak itu tidak dapat dilihat secata fisik, tetapi dapat dirasakan, seperti data berikut.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang telah dikemukakan pada bab IV, penulis dapat menyimpulkan bahwa 1. pronomina persona pertama

berbentuk tunggal yang mengacu pada diri sendiri. Pronomina persona pertama berbentuk tunggal tersebut adalah aden/den,

awak/wak, aren/ren, dan

uRang/Rang ‘saya’ dan

pronomina persona pertama jamak

kami ‘kami’ dan awak ‘kita’;

2. pronomina persona kedua berbentuk tunggal yang mengacu pada orang yang diajak bicara. Pronomina persona kedua berbentuk tunggal tersebut adalah

kau/ku, baang/ang, dan paja o/ko’

‘kamu’ dan pronomina persona kedua jamak kalian ‘kalian’; 3. pronomina persona ketiga

berbentuk tunggal yang mengacu pada orang yang dibicarakan. Pronomina persona ketiga bentuk tunggal adalah paja tu, paja nun,

inyo/nyo, bee/e, nye, dan wee,

‘dia’ dan pronomina persona ketiga jamak paja-paja dan

uRang-uRang ‘mereka’;

4. pronomina penunjuk umum kata yang mengacu pada acuan yang dekat dengan pembicara, pada masa yang akan datang atau pada informasi yang akan disampaikan. Data yang ditemukan berupa kata ganti berbentuk tunggal, yaitu

iko/ko, koa ‘ini’, dan itu/tu, nun, dan itu a ‘itu’ dan apabila

pembicara lupa, digunakan kata ganti apo yang berarti ‘anu’;

(13)

5. pronomina penunjuk tempat dalam bahasa Minamgkabau di Kenagarian Ladang Panjang

Kecamatan Tigo Nagari

Kabupaten Pasaman adalah maRi,

tantang ko, siko a, dan dakek ko,

‘sini’ yang digunakan untuk menunjuk tempat yang dekat dengan pembicara. Selain itu, kata tunjuk kikin, situ a, tantang tu a, dan kasinan na ‘di situ’ digunakan untuk menunjuk tempat yang agak jauh dari pembicara;

6. pronomina penunjuk ihwal yang menunjukkan jarak yang dekat secara psikologis dengan pembicara adalah cando ko, mode

ko, dan bantuk ko yang berarti

‘begini’; jarak psikologis yang jauh dari pembicara (tidak terlihat secara fisik) adalah cando tu,

mode tu, dan bantuk tu yang

berarti ‘begitu’.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan tersebut disarankan bagi peneliti lain agar penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan atau masukan dalam meneliti pronomina. Selain itu, agar penelitian ini mendapatkan hasil yang baik, diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan dari sisi yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA

Alwi, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku

Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.

Ayub, dkk. 1993. Tata Bahasa

Minangkabau. Pusat

Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Chaer, Abdul. 1997. Tata Bahasa

Praktis Bahasa Indonesia.

Jakarta: Rineka Cipta.

Z, Ermila. 2011. “Pronomina dalam Bahasa Minangkabau di Kenagarian Kurai, Kecamatan Suliki, Kabupaten 50 Kota: Kajian Struktur”. Skripsi.

Padang: Uniersitas Bung Hatta. Finoza, Lamudin. 2009. Komposisi

Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan

(14)

Kridalaksana, Hartimurti. 2007. Kelas

Kata dalam Bahasa Indonesia.

Jakarta: Gramedia Pustaka Mahsun. 2007. Metode Penelitian

Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Sudaryanto.1992. Metode Linguistik. Yokyakarta: Gajah Mada University Psess.

________ 1993. Metode Dan Aneka

Teknik Analisis Bahasa.

Yokyakarta: Duta Wacana University Press.

Referensi

Dokumen terkait

@ari gambar tersebut dapat dilihat bah4a endapan ephitermal sulfidasi rendah berasosiasi dengan lingkungan olkanik, tempat pembentukan yang relatif dekat permukaan serta larutan

Menggambarkan segala aktivitas yang bisa dilakukan oleh admin, guna untuk melakukan pengolahan data buku dan peminjaman/ pengembalian buku serta pembuatan

Program konversi minyak tanah ke LPG merupakan salah satu upaya pemerintah.. untuk mengurangi beban subsidi pemerintah terhadap minyak tanah yang harganya semakin

Perancangan interior TK Tarbiyathul Athfal 3 Bebengan menggunakan konsep playfull yang mana penerapan konfigurasi antara ruang dan manusia yang berbasis hukum

[r]

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dan pengambilan sampel dengan teknik sensus sampling pada 75 orang aparat pengawas intern

Bagi peserta yang tidak menang lelang, pengembalian uang jaminan Lelang maksimal 5 (lima) hari kerja setelah lelang dilaksanakan.. Daftar Unit ini hanya merupakan panduan bukan

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan