• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN PDRB TRIWULAN II-2009 KALIMANTAN SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN PDRB TRIWULAN II-2009 KALIMANTAN SELATAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

; Pertumbuhan ekonomi triwulan II-2009 terhadap triwulan I-2009 (q to q) mencapai angka 16,68 persen.

; Pertumbuhan ekonomi triwulan II-2009 dibandingkan dengan triwulan II 2008 (y on y) adalah sebesar 4,01 persen.

; Untuk sektor, pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor jasa-jasa yaitu 7,64 persen. Sedangkan subsektor yang tertinggi adalah sub sektor komunikasi dengan pertumbuhan 12,79 persen

; Perkuatan pertumbuhan secara q to q adalah kinerja sektor pertanian yang tumbuh dengan angka 69,13 persen yang dipicu oleh subsektor tanaman bahan makanan 301,12 persen, karena mulainya masa panen raya.

; Secara kumulatif, diperhitungkan bahwa pertumbuhan ekonomi semester II-2009 sudah tumbuh sebesar 3,66 persen.

No. 026/08/63/Th.XII, 10 Agustus 2009

PERKEMBANGAN

PDRB

TRIWULAN

II-2009

KALIMANTAN

SELATAN

1. PERTUMBUHAN EKONOMI

Gambaran perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan II-2009 yang ditunjukan oleh PDRB atas harga konstan mengalami kenaikan yang cukup pesat dibanding dengan triwulan sebelumnya (q to q), yakni tumbuh mencapai angka 16,68 persen. Semua sektor pada triwulan II ini mengalami kenaikan, dan pemicu yang paling dominan terhadap kenaikan perekonomian di Kalimantan Selatan adalah sektor pertanian sebesar 69,13 persen. Kemajuan yang cukup pesat di sektor pertanian tersebut adalah akibat kenaikan yang sangat tajam oleh kinerja subsektor tanaman bahan makanan yang naik hampir tiga kali lipat (tumbuh 301,12 %). Datangnya musim panen pada triwulan ini menyebabkan produksi tanaman bahan makanan meningkat tajam dibanding triwulan I yang merupakan musim tanam dengan produksi sangat rendah.

(2)

signifikan yaitu 23,00 persen. Sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan diatas lima persen adalah sektor listrik, gas dan air bersih (6,05%), pengangkutan dan komunikasi (7,09%) dan jasa-jasa (8,01%). Sektor pertambangan dan penggalian yang selama ini merupakan sektor terbesar kedua di Kalimantan Selatan hanya tumbuh 4,34 persen. Pada triwulan II ini pergerakan di sektor perdagangan, restoran dan perhotelan belum menunjukkan pergerakan yang berarti karena hanya tumbuh 4,05 persen. Sektor yang paling lambat pertumbuhannya pada triwulan II ini adalah sektor industri pengolahan yang hanya mencapai angka 0,89 persen, dan subsektor yang paling dominan sebagai pemicu lambatnya pertumbuhan di sektor ini adalah industri kayu (-4,69%).

Tabel 1

Laju Pertumbuhan PDRB Kalsel Triwulanan menurut Sektor (%)

Sektor Triw II-2009 thd Triw I-2009 Triw II-2009 thd Triw II-2008 q-to-q y-o-y

(1) (2) (3)

1. Pertanian 69,13 3,83

2. Pertambangan dan Penggalian 4,34 -0,33

3. Industri Pengolahan 0,89 4,23

4. Listrik dan Air Minum 6,05 7,46

5. Bangunan 3,59 6,51

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 4,05 6,13

7. Angkutan dan Komunikasi 7,09 6,25

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 10,20 5,17

9. Jasa-jasa 8,01 7,64

PDRB dg Migas 16,68 4,01

Pertumbuhan ekonomi triwulan II-2009 menunjukkan peningkatan yang tinggi sangat berkaitan dengan faktor musiman, sehingga untuk melihat pertumbuhan yang lebih riil, digunakan perbandingan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya (y on y), dimana pertumbuhan masih positif mencapai 4,01 persen. Masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I yang mencapai 3,25 persen. Faktor penguat pertumbuhan adalah sektor jasa-jasa (7,64%), listrik, gas dan air bersih (7,46%), serta bangunan (6,51%). Untuk sektor-sektor yang merupakan 2 besar dominasi PDRB kalsel masing-masing mengalami pertumbuhan yang tidak terlalu tinggi, yaitu sektor pertanian (3,83%), sektor pertambangan dan penggalian (-0,33%). Penyebab utama menurunnya sektor ini adalah produksi yang terus berkurang karena permintaan batu bara dari luar negeri yang terus berkurang, terlebih akan diberlakukannya peraturan larangan untuk melalui jalan umum pada kegiatan angkutan batu bara.

(3)

Secara umum, kondisi ekonomi triwulan II-2009 ini mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibanding triwulan I-2009, Sektor pertanian yang merupakan sektor penyumbang terbesar terhadap ekonomi Kalimantan Selatan, tumbuh lebih cepat dibanding triwulan I-2009 yakni mencapai 3,83 persen, sedangkan sektor lain yang percepatannya tertinggi adalah sektor listrik, gas dan air bersih. Pada triwulan I-2009 sektor listrik, gas dan air bersih tumbuh 4,41 persen, sedangkan pada semester II-2009 tumbuh 7,46 persen.

Tabel 2

Laju Pertumbuhan PDRB Kalsel Semester I-2009 (c-to-c) menurut Sektor (%)

Sektor c-to-c

Sem I-2008 thd Sem I-2007 Sem I-2009 thd Sem I-2008

(1) (2) (3)

1. Pertanian 3,01 3,71

2. Pertambangan dan Penggalian 9,65 -0,85

3. Industri Pengolahan 2,69 3,81

4. Listrik dan Air Minum 4,68 5,96

5. Bangunan 4,50 6,43

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7,57 5,60

7. Angkutan dan Komunikasi 5,95 5,48

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 7,04 7,52

9. Jasa-jasa 8,28 6,59

PDRB dg Migas 6,10 3,66

Tabel 2 merupakan laju pertumbuhan ekonomi dalam periode semester. Perhitungannya adalah berdasar jumlah kumulatif dari bulan Januari-Juni 2009 dan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (c to c). Kondisi perekonomian pada semester I-2009 ini menunjukkan kondisi yang agak lambat yakni baru mencapai angka 3,66 persen. Padahal pada tahun lalu, pada kondisi yang sama (semester I-2008) sudah mencapai 6,10 persen. Sebenarnya dari 9 sektor yang mengalami perlambatan hanya 3 sektor, yaitu sektor pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor jasa-jasa. Khusus untuk sektor pertambangan dan penggalian malah mengalami penurunan dibanding semester tahun lalu. Hal ini sangat berkaitan dengan krisis finansial yang menimpa negara luar, khususnya negara-negara yang selama ini mengimpor produk batubara.

2. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000

(4)

Gambar 1

Struktur Ekonomi Kalsel Triw II-2009

Angkutan dan Komunikasi; 8,81 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; 4,9 Jasa-jasa; 9,09 erubahan Stok, -5.61 Industri Pengolahan; 10,3 Pertambangan dan Penggalian; 20,53 Pertanian; 25,49 Bangunan; 5,98 Listrik dan Air

Minum; 0,54

Gambar 1

Struktur Ekonomi Kalsel Triw II-2009

Angkutan dan Komunikasi; 8,81 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; 4,9 Jasa-jasa; 9,09 erubahan Stok, -5.61 Industri Pengolahan; 10,3 Pertambangan dan Penggalian; 20,53 Pertanian; 25,49 Bangunan; 5,98 Listrik dan Air

Minum; 0,54 Tabel 3

PDRB Kalsel Triwulan II-2009 Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)

Sektor Triw II-2008

Berlaku Konstan

(1) (2) (3)

1. Pertanian 3,464,935.33 1,978,340.65

2. Pertambangan dan Penggalian 2,790,255.99 1,558,297.24

3. Industri Pengolahan 1,400,338.50 787,843.59

4. Listrik dan Air Minum 72,954.36 36,128.15

5. Bangunan 813,068.24 381,960.10

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,953,562.05 1,069,982.75

7. Angkutan dan Komunikasi 1,197,715.23 617,147.79

8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 665,588.61 293,325.09

9. Jasa-jasa 1,235,585.24 644,871.96

PDRB dg Migas 13,594,003.55 7,367,897.31

3. Struktur Ekonomi

Sektor yang masih menjadi primadona dan penyumbang terbesar bagi perekonomian di Provinsi Kalimantan Selatan adalah sektor primer seperti pertanian dan pertambangan. Hampir setengah dari nilai tambah yang tercipta merupakan peran dari kedua sektor tersebut. Sektor perdagangan, restoran dan perhotelan berada pada urutan ke tiga (14,37%) disususl industri pengolahan (10,30%). Sektor-sektor yang lain menyumbang perekonomian dibawah kisaran angka sepuluh persen, bahkan listrik, gas dan air bersih hanya 0,54 persen.

Secara q to q, sektor yang mengalami peningkatan kontribusi adalah hanya sektor pertanian, dari 17,37 persen menjadi 25,49 persen. Kontribusi subsektor tanaman bahan makanan merupakan faktor pendorongnya, dimana sumbangannya naik dari hanya 3,93 persen menjadi 13,71 persen. Dapat dimaklumi karena pada triwulan I produk pertanian masih rendah karena belum banyak yang mengalami panen, dan terjadi peningkatan yang drastis pada triwulan II. Sebaliknya sektor pertambangan dan penggalian mengalami penurunan kontribusi sebesar 2,59 persen karena produksi pertambangan non migas khususnya batubara triwulan II yang turun drastis.

(5)

Tabel 4

Struktur Ekonomi Kalsel (%)

Sektor 2009

Triwulan I Triwulan II

(1) (2) (3)

1. Pertanian 17,37 25,49

2. Pertambangan dan Penggalian 23,12 20,53

3. Industri Pengolahan 11,64 10,30

4. Listrik dan Air Minum 0,60 0,54

5. Bangunan 6,63 5,98

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 15,96 14,37

7. Angkutan dan Komunikasi 9,66 8,81

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 5,10 4,90

9. Jasa-jasa 9,92 9,09

PDRB dg Migas 100,00 100,00

4. PDRB menurut Penggunaan

Semakin optimisnya laju pertumbuhan ekonomi q-to-q (16,68%) rupanya berdampak pada pola penggunaan. Jika semua komponen sektoral mengalami peningkatan, maka hampir semua komponen penggunaan juga mengalami peningkatan kecuali pembentukan modal tetap turun dengan angka -10,15 persen. Komponen ekspor merupakan komponen dengan pertumbuhan paling tinggi yaitu 27,30 persen disusul oleh konsumsi pemerintah 16,75. Pengeluaran konsumsi rumahtangga tumbuh paling lambat yaitu 3,32 persen.

Tabel 5

Laju Pertumbuhan PDRB Penggunaan (%)

Jenis Penggunaan Triw II-2009 thd Triw I-2009 Triw II-2009 thd Triw II-2008 q-to-q y-o-y

(1) (2) (3)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 3,32 10,52

2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 16,75 22,15

3. Pembentukan Modal Tetap Bruto (10,15) 41,95

4. Ekspor 27,30 (28,44)

5. Impor (-) (48,01) 12,45

(6)

Gambar 2

Struktur Konsumsi Kalsel Triw II-2009 Perubahan Stok, -5.61 PMTB; 20,35 Konsumsi Pemerintah; 16,13 Konsumsi Rumahtangga; 45,70 Impor; 27,64 Ekspor; 55,11 Gambar 2

Struktur Konsumsi Kalsel Triw II-2009

Perubahan Stok, -5.61 PMTB; 20,35 Konsumsi Pemerintah; 16,13 Konsumsi Rumahtangga; 45,70 Impor; 27,64 Ekspor; 55,11

Secara y-on-y komponen pembentukan modal tetap mengalami pertumbuhan paling tinggi yaitu 41,95 persen. Komponen konsumsi rumahtangga tumbuh 22,15 persen. Komponen yang juga mengalami pertumbuhan negative adalah ekspor yang angkanya paling besar yakni -28,44 persen, sedangkan komponen impor tumbuh 12,45 persen.

Tabel 6

PDRB Kalsel menurut Penggunaan

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)

Sektor Triw II-2009

Berlaku Konstan

(1) (2) (3)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 6.212.315,93 3.114.062,51

2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2.192.172,90 1.004.022,57

3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 2.766.637,24 1.255.963,88

4. Ekspor 7.492.212,68 3.936.018,00

5. Impor (-) 3.757.696,94 1.546.696,00

6. Perubahan Stok (1.369.388,44) (425.209,57)

PDRB dg Migas 13.594.003,55 7.367.897,31

Nilai tambah yang tercipta dalam perekonomian selanjutnya digunakan atau dikonsumsi untuk berbagai keperluan sehingga berdasarkan pengelompokkan jenis konsumsinya terciptalah struktur konsumsi/penggunaan. Sampai pada triwulan ini komponen ekspor dan konsumsi rumah tangga masih mendominasi struktur penggunaan. Pada triwulan II 2009 ekspor mengambil porsi 55,61 persen dan

konsumsi rumahtangga mengambil porsi 45,70 persen dari total nilai tambah. Selanjutnya komponen impor adalah sebesar 27,64 persen; konsumsi pemerintah sebesar 16,13 persen dan komponen pembentukan modal tetap bruto sebesar 20,35 persen.

Rupanya pola konsumtif masih tercermin dari struktur penggunaan yang tercipta, dimana sebesar 61,83 persen dari total nilai tambah merupakan konsumsi rumahtangga dan

pemerintah. Adapun kondisi investasi menunjukkan sedikit kelesuan dimana pembentukan modal tetap bruto agak menurun yaitu 20,35 persen. Kondisi yang cukup baik adalah ekspor dan impor masih terus menunjukkan terjadinya surplus perdagangan sampai pada triwulan II 2009 ini.

(7)

Tabel 7

Distribusi Komponen PDRB Penggunaan (%)

Jenis Penggunaan Triwulan I Triwulan II

2009 2009

(1) (2) (3)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 53,53 45,70

2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 15,29 16,13

3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 27,73 20,35

4. Ekspor 50,52 55,11

5. Impor (-) 64,16 27,64

Referensi

Dokumen terkait

menggambarkan tinggi rendahnya keberhasilan siswa dalam belajar adalah hasil belajar. Hasil belajar lebih baik dan sempurna bila siswa tidak hanya sekedar menerima dan

Untuk pegawai non-darurat : Tidak boleh melakukan tindakan yang menyangkut risiko pribadi atau tanpa pelatihan yang sesuai.. Evakuasi

Penambahan serbuk bata merah 3% mengalami kenaikan nilai sebesar 0.06% dari tanah asli, serta mengalami nilai optimum pada penambahan 11% serbuk bata merah dengan nilai 4.95

Optimasi yang dilakukan pada basis masker gel peel off yaitu CMC-Na dan PVA dengan parameter sifat fisis masker gel peel off meliputi Viskositas, kecepatan mengering daya

Seperti yang dikemukakan oleh Sudjana dan Rivai dalam Rusman (2012 : 62) bahwa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, adalah sebagai berikut:

Difusi adalah peristiwa mengalirnya/ berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian Difusi adalah peristiwa mengalirnya/ berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian

Dengan menggunakan persamaan model seperti diatas ini dan melakukan analisis menggunakan regresi data panel dengan dua uji kelayakan terhadap model tersebut, maka

Faktor pembentuk preferensi konsumen dalam memilih Armor Kopi dalam penelitian ini ada sepuluh faktor yang terdiri dari Harga, Kualitas layanan, Kualitas produk (rasa dan varian),