• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 HASIL ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

HASIL ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.

Hasil Penelitian

4.1.1. Hasil Uji Pendahuluan

Uji pendahuluan merupakan pengujian yang dilakukan sebelum kegiatan pengujian utama, untuk mengetahui klasifikasi tanah dan properti tanah asli. Tujuannya untuk mendapatkan nilai dari tanah asli sebelum dilakukan pengujian stabilisasi tanah gambut dengan campuran serbuk bata merah. Pengujian pendahuluan mengacu pada ASTM. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.1 dengan perhitungan terlampir pada Lampiran A. Berikut ini merupakan contoh perhitungan kadar abu dan kadar organik.

1. Kadar abu

Kadar abu = X100%

= X100%

= 42.06%

2. Kadar organik = 100–Kadar abu

= 100– 43.125 = 57.875 % Tanah kering - Tanah kering oven

Tanah kering oven 10.01 - 5.80

(2)

Tabel 4.1 Hasil Uji Pendahuluan

No. Uji Pendahuluan Hasil

1. 2. 3. 4. 5. Water content Specific grafity Berat isi

Kadar abu (Ash content) Kadar organik 619.67 % 1.694 1,07 gr/cm3 43.125 % 57.875 %

4.1.2. Uji Modified Proctor

Hasil pengujian kadar air optimum (wopt) bisa dilihat di Tabel 4.2. Perolehan hasil

pengujian kadar air optimum (wopt),

γ

b,

γ

d dan

γ

ZAV dengan perhitungan dapat

dilihat pada Lampiran B.

Tabel 4.2 Hasil Uji Modified Proctor

NO Varian Bata Merah

w

opt

γ

b

γ

d

(%) (%) (gram/cm3) (gram/cm3) 1 0 262 0.7929 0.2190 2 3 229 0.9281 0.2821 3 5 108 0.8126 0.3907 4 7 79 0.8034 0.4488 5 9 67 0.8976 0.5374 6 11 47 0.8641 0.5878 7 13 67 0.9454 0.5611 8 15 144 1.3188 0.5405

(3)

0 50 100 150 200 250 300 1 2 3 4 5 6 7 8 w op t ( % ) % Bata Merah

Gambar 4.1. Grafik uji kadar air optimum

Hasil uji Proctor didapatkan Grafik

γ

dyang bisa dilihat pada Gambar 4.2.

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0 3 5 7 9 11 13 15 γ d (g ra m/c m 3 ) % Bata Merah

(4)

4.1.3 Hasil Uji CBR

Hasil dari pengujian CBR tidak terendam (unsoaked) dan terendam (soaked) bisa dilihat pada Tabel 4.3. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran C.

Tabel 4.3 Hasil uji CBR

No

Varian % Bata Merah (%) Tidak Terendam (unsoaked) (%) Terendam (soaked) (%) 1 0 3.11 2.78 2 3 3.35 2.84 3 5 3.41 2.91 4 7 3.64 3.26 5 9 4.33 4.28 6 11 5.47 4.97 7 13 5.26 2.87 8 15 4.11 2.83

Contoh hitungan varian % bata merah: Varian 3%

Berat kering benda uji = 3000 gram

Varian 3 % = X3000

= 90 gram Contoh perhitungan CBR:

Contoh ini menggunakan data varian 3% dalam keadaan terendam (Soaked). Hasil dari pembacaan alat CBR bisa dilihat pada Tabel 4.4.

3 100

(5)

Tabel 4.4 Hasil pembacaan alat CBR VDR (mm) LDR 0 0.312 0.620 1.27 1.91 2.50 3.75 5 7.5 10 0 0.5 1 1.2 1.5 2.75 3.25 4 4.5 5

Perhitungan CBR Menggunakan data varian 3% dalam keadaan terendam (Soaked)

CBR 2.5”= CBR 5” = Force = LDRXLRCX0.00445 LRC = 32.9029 CBR 2.5”= = 2.59 % CBR 5” = = 2.84 %

Hasil pengujian mendapatkan Grafik nilai CBR yang bisa dilihat pada Gambar 4.3. 2.75X32.9029X0.00445 13.50 20.00 4X32.9029X0.00445 13.5 0 Force 2.5 20.00 Force 5

(6)

Gambar 4.3. Grafik hasil uji CBR

4.2.

Pembahasan

4.2.1 Klasifikasi tanah gambut

Pengujian ini mengacu pada ASTM. Klasifikasi tanah gambut berdasarkan ASTM D4427, dengan melakukan pengujian fiber content, ash content, acidity, absorbency,

dan botanical composition sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:

Pengujian yang dilakukan untuk klasifikasi tanah gambut dalam penelitian ini hanya melakukan dua pengujian yaitu ash content dan absorbency. Pengujian fiber content,

acidity, dan botanical composition tidak dilakukan pengujiannya dikarenakan

keterbatasan alat dan media untuk melakukan pengujian tersebut. Hasil pengujian bisa dilihat pada Tabel 4.5.

(7)

Tabel 4.5. Klasifikasi tanah gambut Rawa Pening berdasar ASTM D4427

No Pengujian Batasan Hasil Uji

Kadar Abu

1. Low Ash < 5%

-2. Medium Ash 5% - 15% 43.13 % 3. High Ash > 15 %

-Daya serap terhadap air

1. Kecil < 300%

-2. Moderat (sedang) 300–800% 630.75 %

3. Tinggi 800-1500%

-4. Ekstrem >1500%

-Tabel 4.5 menjelaskan bahwa tanah gambut Rawa Pening dapat di klasifikasikan sebagai berikut: kadar abu (ash content) yang masuk dalam jenis high ash, untuk nilai hasil uji 43.13 %, sedangkan daya serap air tanah gambut termasuk jenis sedang (moderately absorbent) dengan nilai pengujian 630.75 %. Kadar organik yang dimiliki tanah gambut Rawa Pening sebesar 57.87%, maka bisa kategorikan ke dalam klasifikasi tanah organik >30%.

4.2.2 Uji Proctor

Pengujian Proctor dilakukan dengan model modified Proctor, karena pengujian ini akan dilanjutkan untuk pengujian CBR, sebab akan mempengaruhi nilai air tambah yang berhubungan dengan daya serap tanah gambut itu sendiri. Sebagai acuan yang akan digunakan untuk membuat benda uji dalam pengujian CBR laboratorium.

(8)

gambut asli dengan nilai 47%, sedangkan hasil

γ

d terbesar berada pada varian

penambahan 11% serbuk bata merah yang memiliki nilai 0.587 gram/cm3.

Berdasarkan hasil pengamatan terlihat untuk kadar air optimum menurun hingga penambahan varian 11% serbuk bata merah. Penurunan kadar air optimum ini berbanding terbalik dengan peningkatan nilai

γd

yang mencapai titik maksimum pada penambahan varian 11 % serbuk bata merah. Hasil bisa dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.

4.2.3 Pengaruh penambahan bata merah terhadap tanah gambut

dari nilai CBR

CBR merupakan suatu perbandingan antara beban percobaan (Test load) dengan beban standar (Standard Load) yang dinyatakan dalam persentase. Pengujian ini memiliki trend sama dengan pengujian kadar air optimum. Varian campuran tanah gambut dengan 11% serbuk bata merah memiliki nilai maksimal untuk nilai CBR tidak terendam (unsoaked) maupun terendam (soaked). Nilai CBR tidak terendam (unsoaked) pada posisi 5.47 % dan untuk terendam (soaked) berada di posisi 4.97 %.

Pengujian CBR tanah asli metode terendam (soaked) memiliki nilai 2.78% dan ditambah dengan 3% serbuk bata merah mengalami peningkatan menjadi 2.84%. Penambahan serbuk bata merah 3% mengalami kenaikan nilai sebesar 0.06% dari tanah asli, serta mengalami nilai optimum pada penambahan 11% serbuk bata merah dengan nilai 4.95 %, yang mengalami kenaikan dari tanah asli sebanyak 1.51%. Pengujian CBR unsoaked diperoleh nilai untuk tanah asli sebesar 3.11% dan mengalami peningkatan ketika ditambah dengan serbuk bata merah sebanyak 3%

(9)

pada 5.47%, dengan kenaikan dari tanah asli 2.36% saat penambahan 11% serbuk bata merah.

Persentase nilai CBR pada pengujian stabilisasi tanah gambut dengan menggunakan serbuk bata merah bisa dimanfaatkan untuk kekuatan Subgrade. Kekuatan Subgrade keadaan normal berada pada kondisi 3% - 5%. Nilai ini termasuk dalam klasifikasi nilai normal untuk kekuatan Subgrade jalan, menurut Guide to highways

Maintenance (2000). Klasifikasi kekuatan Subgrade bisa dilihat dari Tabel 2.2.

Pengujian CBR tanah gambut dengan campuran serbuk bata merah setiap varian, yang dimulai dari 3% menunjukkan peningkatan dari pengujian CBR tanah gambut asli. Nilai CBR terus naik hingga 11%, namun mengalami penurunan lagi setelah berada pada penambahan 13 % serbuk bata merah. Hasil dari nilai CBR itu bisa dilihat sendiri pada Tabel 4.3 Hasil Uji CBR dan Gambar 4.3.

Penambahan serbuk bata merah berfungsi sebagai filter yang akan mengisi rongga-rongga dari tanah gambut itu sendiri hingga menjadi keras dan mengakibatkan nilai daya dukung tanahnya meningkat. Serbuk bata merah mengandung zat Aluminia dan silika yang membentuk pozzolan (sifat mengeras). Hasil penambahan serbuk bata merah terhadap tanah gambut membentuk stabilisasi tanah yang diharapkan.

Pengujian CBR tanah gambut tidak terendam (unsoaked) dengan terendam (soaked) memiliki trend yang sama, akan tetapi nilai dari uji CBR tidak terendam (unsoaked) lebih tinggi dari terendam (soaked). Kejadian ini merupakan pengaruh dari perendaman yang mengakibatkan penurunan daya dukung tanah. Perendaman tanah gambut mengakibatkan terbukanya rongga-rongga pori, yang berakibat lama-kelamaan menjadi jenuh dan ikatan antar butir semakin menurun hingga berpengaruh

(10)

Nilai CBR terbesar dimiliki oleh pengujian CBR tanah gambut dengan tambahan serbuk bata merah sebanyak 11% untuk pengujian CBR tidak terendam (unsoaked) maupun terendam (soaked). Hasil ini merupakan kondisi optimum untuk penambahan serbuk bata merah terhadap tanah gambut.

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Uji Pendahuluan
Gambar 4.1. Grafik uji kadar air optimum
Tabel 4.3 Hasil uji CBR
Tabel 4.4 Hasil pembacaan alat CBR VDR (mm) LDR 0 0.312 0.620 1.27 1.91 2.50 3.75 5 7.5 10 0 0.511.21.5 2.753.2544.55
+3

Referensi

Dokumen terkait

Nilai koefisien path pengaruh Kinerja Karyawan terhadap Kepuasan Konsumen adalah sebesar 0,449 dengan t hitung sebesar 4,485 yang lebih besar dari nilai t tabel 1,96, hal

meningkatkan hasil belajar matematika aspek pengetahuan dan keterampilan siswa kelas V SDN 6 Kalipucang Wetan dan keterampilan mengajar

Penyerahan perbekalan farmasi diketahui oleh petugas ruangan/perawat kepada pasien / penunggu pasien (harus dipastikan diserahkan pada pasien / penunggu

Dalam penulisan ilmiah ini akan dibahas bagaimana membuat program aplikasi untuk pengontrolan stok barang dan pemesanan barang secara online. Dimana dengan menggunakan program

Peraturan Kepala BKPM Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pelimpahan dan Pedoman Penyelenggaraan Dekonsentrasi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Tahun Anggaran 2015

Silabus RPP http://Silabus RPP.Com Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran* Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk

patient controlled analgesia (PCA) morfin untuk menurunkan total dosis morfin dan menurunkan intensitas nyeri dengan Visual Analog Scale (VAS).. Bahan dan Metode:

Stenosis mitral adalah suatu keadaan di mana terjadi gangguan aliran darah dari atrium kiri melalui katup mitral oleh karena obstruksi pada level katup