• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Daya Simpan Biskuit Bio-suplemen dengan Perbedaan Kemasan terhadap Sifat Fisik dan Karakteristik Fermentasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Daya Simpan Biskuit Bio-suplemen dengan Perbedaan Kemasan terhadap Sifat Fisik dan Karakteristik Fermentasi"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

UJI DAYA SIMPAN BISKUIT BIO-SUPLEMEN DENGAN

PERBEDAAN KEMASAN TERHADAP SIFAT FISIK

DAN KARAKTERISTIK FERMENTASI

BRILIAN DESCA DIANINGTYAS

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Uji Daya Simpan Biskuit Bio-suplemen dengan Perbedaan Kemasan terhadap Sifat Fisik dan Karakteristik Fermentasi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2013

Brilian Desca Dianingtyas

(4)

ABSTRAK

BRILIAN DESCA DIANINGTYAS. Uji Daya Simpan Biskuit Bio-suplemen dengan Perbedaan Kemasan terhadap Sifat Fisik dan Karakteristik Fermentasi. Dibimbing oleh YULI RETNANI dan IDAT GALIH PERMANA.

Biskuit bio-suplemen merupakan biskut pakan yang digunakan untuk meningkatkan produksi susu kambing PE. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh lama penyimpanan dengan perbedaan kemasan terhadap sifat fisik dan karakteristik fermentasi biskuit bio-suplemen. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama yaitu kemasan : plastik dan karung plastik, faktor kedua yaitu lama penyimpanan : 0, 2, 4, 6, 8, 10 dan 12 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara kedua faktor perlakuan (kemasan dan lama penyimpanan) memberikan pengaruh nyata (P<0.05) terhadap peubah kadar air, aktivitas air, daya serap, kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik dan konsentrasi VFA. Biskuit bio-suplemen menggunakan kemasan plastik memberikan sifat fisik dan karateristik fermentasi yang lebih baik dibandingkan kemasan karung plastik selama 12 minggu penyimpanan.

Kata kunci: bio-suplemen, biskuit, karakteristik fermentasi, kemasan, sifat fisik

ABSTRACT

BRILIAN DESCA DIANINGTYAS. Evaluation of Biscuits Bio-supplement with Different Packaging on Physical Properties and Fermentation Characteristics. Supervised by YULI RETNANI and IDAT GALIH PERMANA.

Biscuits bio-supplement were used to increase the production of goat milk. This research aimed to examine the effect of storage time with different packaging on the physical properties and fermentation characteristics biscuits bio-supplement. This research was done based on completely randomized design with 2 factors as treatments. The first factor was the packaging: plastic bags and plastic sacks, the second factor was the storage time: 0, 2, 4, 6, 8, 10 and 12 weeks. It is shown that the interaction between the two treatment factors (packaging and storage time) did significantly affect (P<0.05) the variables water content, water activity, absorption, insect attack, digestibility of dry matter, digestibility of organic matter and VFA concentration. Biscuits bio-supplement use plastic packaging gives the physical properties and characteristics of fermentation better than packing plastic bag for 12 weeks of storage.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

UJI DAYA SIMPAN BISKUIT BIO-SUPLEMEN DENGAN

PERBEDAAN KEMASAN TERHADAP SIFAT FISIK

DAN KARAKTERISTIK FERMENTASI

BRILIAN DESCA DIANINGTYAS

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Uji Daya Simpan Biskuit Bio-suplemen dengan Perbedaan Kemasan terhadap Sifat Fisik dan Karakteristik Fermentasi

Nama : Brilian Desca Dianingtyas NIM : D24090006

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Yuli Retnani, MSc Pembimbing I

Dr Ir Idat Galih Permana, MScAgr Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Idat Galih Permana, MScAgr Ketua Departemen

(8)
(9)

PRAKATA

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimushshaalihaat, segala puji bagi Allah

subhanahu wata’ala atas segala nikmat dan pertolongan-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan.

Tema yang dipilih dalam penulisan skripsi ini ialah teknik penyimpanan pakan dengan judul Uji Daya Simpan Biskuit Bio-suplemen dengan Perbedaan Kemasan Terhadap Sifat Fisik dan Karakteristik Fermentasi. Skripsi ini ditulis berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Oktobet 2012 sampai Januari 2013. Biskuit bio-suplemen merupakan biskut pakan yang digunakan untuk mengingkatkan produksi susu kambing PE. Oleh karena itu, untuk mendukung ketersediaannya perlu dilakukan teknik penyimpanan yang tepat

Penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran yang membangun sangat dibutuhkan oleh penulis untuk menyempurnakannya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2013

(10)
(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

METODE PENELITIAN 2

Bahan 2

Bahan Pakan 2

Bahan Analisis Laboratorium 2

Alat 2

Lokasi dan Waktu Penelitian 3

Prosedur Percobaan 3

Pembuatan dan Penyimpanan Biskuit Bio-suplemen 3

Peubah yang Diamati 3

Kadar Air 3

Aktivitas Air (aw) 4

Kerapatan 4

Daya Serap Air 4

Karakteristik Fermentasi 4

Pengukuran Keofisien Cerna Bahan Kering dan Bahan Organik 4

Pengukuran NH3 5

Pengukuran VFA 5

Analisis Data 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Keadaan Awal Biskuit Bio-suplemen 6

Bentuk Fisik 6

Warna dan Aroma 7

Tekstur dan Ukuran Partikel 7

Keadaan Umum Lokasi Penyimpanan 7

Sifat Fisik Biskuit Bio-suplemen Selama Penyimpanan 8

Kadar Air 8

Aktivitas Air (aw) 9

Kerapatan 10

Daya Serap Air 11

Karakteristik Fermentasi Biskuit Bio-suplemen 12

Kecernaan Bahan Kering dan Organik 12

NH3 13

VFA 14

(12)

Simpulan 15

Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 15

LAMPIRAN 17

RIWAYAT HIDUP 24

(13)

DAFTAR TABEL

1 Kadar air biskuit bio-suplemen 9

2 Aktivitas air biskuit bio-suplemen 10

3 Kerapatan biskuit bio-suplemen 11

4 Daya serap air biskuit bio-suplemen 11

5 Nilai KCBK biskuit bio-suplemen 12

6 Nilai KCBO biskuit bio-suplemen 13

7 Konsentrasi NH3 biskuit bio-suplemen 14

8 Konsentrasi VFA biskuit bio-suplemen 14

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil analisis sidik ragam kadar air biskuit bio-suplemen 17

2 Hasil analisis sidik ragam aktivitas air biskuit bio-suplemen 18

3 Hasil analisis sidik ragam kerapatan biskuit bio-suplemen 19

4 Hasil analisis sidik ragam daya serap air biskuit bio-suplemen 20

5 Hasil analisis sidik ragam KCBK biskuit bio-suplemen 21

6 Hasil analisis sidik ragam KCBO biskuit bio-suplemen 21

7 Hasil analisis sidik ragam NH3 biskuit bio-suplemen 22

(14)
(15)

PENDAHULUAN

Hijauan merupakan pakan utama bagi ternak ruminansia. Hijauan merupakan pakan ternak yang mengandung serat kasar yang tinggi. Ketersediaan hijauan dipengaruhi oleh iklim, sehingga pada musim kemarau terjadi kekurangan hijauan pakan ternak dan kondisi sebaliknya pada musim hujan. Salah satu cara untuk mengatasi kekurangan hijauan pakan ternak adalah pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan (Syamsu et al. 2003) dan perlu diupayakan alternatif pengawetan limbah pertanian yang dapat menghasilkan produk pakan yang mempunyai kualitas yang lebih baik dari produk asalnya salah satunya dengan mengolah hijauan segar menjadi biskuit pakan. Kendala lain yang dihadapi oleh peternak adalah defisiensi dan ketidakseimbangan nutrisi yang diberikan kepada ternak baik energi, protein, mineral dan vitamin. Salah satu cara yang digunakan untuk memperbaiki nutrisi pakan adalah dengan pemberian suplemen guna memperbaiki nilai gizi dari konsentrat dan hijauan yang disediakan oleh peternak terutama yang berasal dari limbah pertanian dan sumber pakan non konvensional. Daun pepaya (Carica papaya L.) merupakan jenis sayuran bergizi yang mempunyai kandungan protein dan vitamin yang berfungsi untuk meningkatkan produksi air susu pada manusia. Kandungan gizi tanaman pepaya sangat baik untuk ternak laktasi karena mengandung protein dan vitamin A yang cukup tinggi yaitu masing-masing 32.52% dan 4489.5 IU (Depkes RI 1979). Indigofera sp.

merupakan hijauan pakan sumber serat yang mengandung protein yang tinggi.

Indigofera sp. sangat baik dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak dan tepung daun Indigofera sp. mengandung protein kasar (PK) berkisar 22.3% – 31.1%, NDF 18.9% - 50.4%, Ca 0.97% - 4.52%, P 0.19% - 0.33%, Mg 0.21% - 1.07%, Cu 9.0 ppm - 15.3 ppm, Zn 27.2 ppm - 50.2 ppm, dan Mn 137.4 ppm - 281.3 ppm dan kecernaan in vitro bahan organik berkisar 55.8-71.7 (Hassen et al. 2007). Menurut Titis (2011), penambahan pellet indigofera sebesar 40% pada pakan ransum kambing Peranakan Etawah (PE) memberikan peningkatan produksi susu.

Salah satu teknologi pengolahan limbah pertanian yang dapat diterapkan sepanjang tahun adalah teknologi pembuatan biskuit. Biskuit pakan merupakan salah satu teknologi pengawetan pakan agar lebih tahan lama selama masa penyimpanan. Lama penyimpanan mempengaruhi sifat fisik maupun kualitas nutrisi dari biskuit yang disimpan. Kualitas biskuit yang disimpan akan turun jika melebihi batas waktu tertentu. Sifat fisik antara kadar air, aktivitas air, kerapatan, dan daya serap mempunyai hubungan yang saling berkorelasi. Jika kadar air biskuit tinggi akan menyebabkan nilai aktivitas air dan daya serap tinggi sedangkan kerapatan rendah. Kadar air juga mempunyai korelasi dengan kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik suatu pakan. Disamping itu pengemasan yang baik juga akan mempertahankan kualitas nutrisi pakan selama masa penyimpanan (Retnani 2010).

(16)

2

Pengaturan kemasan dan lama penyimpanan perlu diuji untuk mengetahui pengaruhnya terhadap sifat fisik dan karakteristik fermentasi biskuit bio-suplemen.

Pengemasan merupakan salah satu cara untuk melindungi atau mengawetkan produk. Kemasan merupakan bahan yang penting dalam berbagai industri. Kemasan yang digunakan untuk menyimpan bahan pakan dapat mempengaruhi berapa lama bahan pakan tersebut dapat disimpan. Kemasan yang baik dapat menjaga kualitas bahan pakan dalam jangka waktu yang lama. Salah satu kemasan yang sering digunakan adalah plastik dan karung plastik. Plastik dapat digunakan sebagai bahan kemas karena dapat melindungi produk dari cahaya, perpindahan panas, kontaminasi dan kontak dengan bahan-bahan kimia. Karung plastik juga telah banyak digunakan sebagai pengemas produk meskipun masih banyak kekurangan yaitu daya tahannya kurang, sehingga karung lebih mudah pecah serta mudah meluncur kebawah pada tumpukan-tumpukan di gudang. Plastik dan karung plastik umumnya terbuat dari polyolefin film yaitu

polyethylene (PE). Polyethylene (PE) terbuat dari ethylene polimer dan terdiri dari tiga macam yaitu Low Density Polyethylene (LDPE), Medium Density Polyethylene (MDPE) dan High Density Polyethylene (HDPE). LDPE paling banyak digunakan sebagai kantung, mudah dikemas dan sangat murah (Syarief dan Irawati 1988).

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh lama penyimpanan dan perbedaan kemasan biskuit bio-suplemen terhadap sifat fisik dan karakteristik fermentasi. Penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai lama penyimpanan dengan perbedaan kemasan yang tepat, guna meningkatkan daya simpan biskuit bio-suplemen.

METODE PENELITIAN

Bahan

Bahan Pakan

Bahan pakan yang digunakan dalam pembuatan biskuit bio-suplemen adalah

Indigofera sp. 15%, daun papaya 15%, bungkil kelapa 25%, bungkil kedele 20%, CGM 15%, molasses 9%, dan kapur 1% (Retnani et al. 2013).

Bahan Analisis Laboratorium

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah cairan rumen segar kambing perah, biskuit bio-suplemen perlakuan yang telah digiling, plastik kemasan, label, larutan McDougall dengan pH 6.5 – 6.9, larutan pepsin HCl 0.2%, aquadest, larutan HgCl2 jenuh, larutan Na2CO3 jenuh, larutan H2SO4 0.005 N, asam borat berindikator, larutan HCl 0.5 N, larutan H2SO4 15%, larutan NaOH 0.5 N dan larutan indikator PP (Phenol Phtalein 0.1%).

Alat

(17)

3 bio-suplemen adalah mesin chopper, Hammer mill, mesin proses pembuat biskuit, karung, dan timbangan. Sedangkan peralatan laboratorium adalah timbangan digital, tabung fermentor, tutup karet berventilasi, shaker waterbath, tabung gas CO2, cawan porselen, oven 105 oC, tanur listrik 600 oC, kertas saring Whatman No 41, cawan Conway, labu Erlenmeyer, alat-alat destilasi, dan alat-alat titrasi.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Industri Pakan, Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, dan Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 sampai Januari 2013.

Prosedur Percobaan

Pembuatan dan Penyimpanan Biskuit Bio-suplemen

Produksi biskuit bio-suplemen dilakukan di Laboratorium Industri Pakan, langkah-langkah pembuatan biskuit bio-suplemen adalah sebagai berikut bahan baku sumber serat yang telah kering (daun pepaya dan Indigofera sp.) digiling kasar dengan menggunakan Hammer Mill. Kemudian sumber serat tersebut dicampur dengan bahan pakan lainnya (bungkil kelapa, bungkil kedele, CGM, molasses, dan kapur) hingga homogen. Selanjutnya bahan dicetak menggunakan mesin pencetak biskuit pada suhu 100 oC selama 5 menit. Biskuit bio-suplemen yang sudah jadi kemudian didinginkan (Retnani et al. 2013). Biskuit bio-suplemen yang telah dingin sebagian dilakukan uji fisik dan karakteristik fermentasi dan sebagian lagi disimpan. Penyimpanan dilakukan dengan plastik dan karung plastik. Biskuit bio-suplemen tersebut disimpan di gudang dengan alas (palet) kayu. Pengecekan suhu dan kelembaban dilakukan pagi, siang, dan sore hari. Pengamatan uji fisik biskuit bio-suplemen dilakukan pada minggu ke-0, 2, 4, 6, 8, 10, dan ke-12. Pengamatan karakteristik fermentasidilakukan pada awal dan akhir penyimpanan.

Peubah yang Diamati

Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah uji sifat fisik dan karakteristik fermentasi. Uji sifat fisik terdiri dari kadar air, aktivitas air, kerapatan dan daya serap. Sedangkan karakteristik fermentasi terdiri dari kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik, NH3, dan VFA.

1. Kadar Air

Penentuan kadar air biskuit bio-suplemen dilakukan dengan menimbang sampel ± 3 gram sebagai berat awal, kemudian sampel dikeringkan dalam oven 105 C sampai beratnya konstan. Nilai kadar air diukur dengan rumus (Syarief dan Halid 1993):

(18)

4

2. Aktivitas Air (aw)

Aktivitas air diukur dengan menggunakan aw meter Tipe Novasiana Ms 1. Biskuit bio-suplemen dihancurkan kemudian dimasukkan ke dalam wadah pengukuran hingga penuh mencapai batas garis teratas. Setiap data diukur sebanyak dua kali pengukuran dan diambil nilai rata-rata.

3. Kerapatan

Nilai kerapatan biskuit bio-suplemen dapat diperoleh dengan menggunakan rumus (Wiradarma 1977):

K (g cm-3) = Keterangan:

K : Kerapatan (g cm-3)

w : Bobot sampel biskuit pakan (g) T : Tebal sampel biskuit pakan (cm)

� : 3,14

r : Jari-jari lingkaran biskuit pakan (cm) 4. Daya Serap Air

Dilakukan dengan mengukur berat sampel uji sebelum dan sesudah perendaman air selama 5 menit dan ditiriskan sampai air tidak menetes dari biskuit ± 10 menit. Nilai daya serap air dapat dihitung dengan rumus (SNI 1991):

DSA (%) =

Keterangan :

DSA : Penyerapan air (%)

B1 : Berat biskuit sebelum perendaman (g)

B2 : Berat biskuit setelah perendaman dan ditiriskan (g) 5. Karakteristik fermentasi

Percobaan secara in vitro dilakukan dengan menggunakan metode Tilley dan Terry (1963) yang dimodifikasi oleh Sutardi (1979). Metode ini menggunakan fermentor berupa tabung polyetilen berkapasitas 50 ml yang kemudian diisi dengan 1 g sampel, 12 ml larutan buffer McDougall dan 8 ml cairan rumen segar. Tabung lalu dikocok dengan dialiri CO2 selama 30 detik dan ditutup dengan karet berventilasi. Tabung kemudian dimasukkan ke dalam shaker waterbath pada suhu 39 oC untuk menciptakan suasana yang hampir sama dengan kondisi di dalam rumen dan diinkubasi selama 1, 3, dan 5 jam. Proses fermentasi dihentikan dengan meneteskan larutan HgCl2 jenuh sebanyak 2 tetes. Tabung fermentor disentrifuse pada kecepatan 3000 rpm selama 15 menit.

6. Pengukuran Koefisien Cerna Bahan Kering dan Bahan Organik

(19)

5 menit), supernatan lalu dibuang. Residu yang didapat lalu ditambahkan 20 ml larutan pepsin-HCl 0.2%. Campuran ini diinkubasi lagi selama 24 jam (39 oC), sisa pencernaan disaring dengan kertas saring Whatman no 41 (yang sudah diketahui bobotnya) dengan bantuan pompa vacum. Residu yang diperoleh dikeringkan di dalam oven 105 oC selama 24 jam untuk mengetahui bobot BK residu. Setelah ditimbang, sampel residu kemudian diabukan di dalam tanur 600 o

C selama 6 jam. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan bobot abu dan bobot BO sampel residu. Penentuan BK, abu dan BO dari blanko dan bahan yang tidak difermentasi dilakukan dengan prosedur yang sama seperti untuk DBK dan DBO. Untuk menentukan koefisien kecernaan BK dan BO dapat dihitung dengan rumus :

7. Pengukuran NH3

Bibir dan tutup cawan Conway diolesi dengan vaselin. Sebanyak 1 ml supernatan diambil, dan ditempatkan di salah satu ujung alur cawan Conway. Setelah itu 1 ml larutan Na2CO3 jenuh ditempatkan pada ujung lain cawan Conway yang bersebelahan dengan supernatan (tidak boleh bercampur). Larutan asam borat berindikator warna merah sebanyak 1 ml larutan ditempatkan dalam cawan kecil yang terletak di tengah cawan Conway. Cawan Conway lalu ditutup rapat hingga kedap udara, larutan Na2CO3 dicampur dengan supernatan hingga merata dengan cara menggoyang-goyangkan dan memiringkan cawan tersebut. Setelah itu cawan dibiarkan dalam suhu kamar. Setelah 24 jam, tutup cawan dibuka, asam borat berindikator dititrasi dengan larutan H2SO4 0.005N sampai terjadi perubahan warna dari biru menjadi merah. Konsentrasi NH3 dihitung berdasarkan rumus berikut:

8. Pengukuran VFA

(20)

6

Keterangan : a = volume titran blanko b = volume titran contoh

Analisis Data

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap pola faktorial dengan 2 faktor yaitu faktor A (A1= plastik, A2= karung plastik) dan faktor B (B1= 0 minggu, B2= 2 minggu, B3= 4 minggu, B4= 6 minggu, B5= 8 minggu, B6= 10 minggu, B7= 12 minggu) serta 4 ulangan. Model matematika dari rancangan ini adalah :

Yijk μ + αi + βj + αβ ij + εijk Keterangan :

Yijk = Nilai pengamatan pada faktor A taraf ke-i faktor B taraf ke-j dan ulangan ke k

μ = Nilai rataan umum

αi = Pengaruh aditif taraf ke-i dari faktor A βj = Pengaruh aditif taraf ke-j dari faktor B αβ ij = Pengaruh interaksi dari faktor A dan faktor B

εijk = Error perlakuan ke-i, perlakuan ke-j, dan ulangan ke-k

Data yang terkumpul di uji dengan ANOVA dan jika berbeda nyata dilanjutkan dengan uji jarak Duncan (Steel dan Torrie 1991).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Awal Biskuit Bio-suplemen

Biskuit pakan merupakan pakan modifikasi dari pakan berbentuk balok (wafer) yang telah ada sebelumnya. Biskuit pakan dibuat menggunakan mesin yang pada prinsipnya sama dengan mesin wafer yaitu menggunakan panas dan tekanan. Mesin biskuit pakan memiliki suhu maksimum 100 oC. Secara umum pembuatan biskuit pakan dapat dibagi menjadi empat tahap yaitu pencampuran bahan, pembentukan adonan dan pencetakan, pembakaran, dan pendinginan. Bentuk Fisik

(21)

7 Warna dan Aroma

Biskuit bio-suplemen yang dihasilkan memiliki warna cokelat. Hal ini disebabkan adanya reaksi browning non enzimatis karena pemanasan mesin biskuit pakan. Aroma yang dihasilkan dari biskuit bio-suplemen adalah aroma harum. Aroma yang ditimbulkan disebabkan adanya molases dalam campuran formula biskuit bio-suplemen. Saat pembuatan biskuit bio-suplemen, tercium aroma yang ditimbulkan biskuit yaitu aroma gula terbakar yang berasal dari molases.

Tekstur dan Ukuran Partikel

Tekstur yang dihasilkan oleh biskuit bio-suplemen adalah kasar. Hal ini disebabkan ukuran partikel biskuit bio-suplemen adalah 4.33±0.09, nilai tersebut menunjukkan bahwa ukuran partikel biskuit bio-suplemen kasar (Giger dan Reverdin 2000).

Keadaan Umum Lokasi Penyimpanan

Biskuit bio-suplemen disimpan di atas palet yang tingginya ± 5 cm di dalam gudang berukuran 2.5 x 3 x 2.6 m2, yang terletak di Laboratorium Industri Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Rataan suhu dan kelembaban ruang penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 1.

Suhu ruang penyimpanan selama penelitian berkisar 26.10 oC - 29.50 oC dan kelembaban berkisar 62.00% - 84.00%. Suhu maksimum terjadi pada minggu 1 dan 8, sedangkan presentase kelembaban maksimum terjadi pada minggu ke-7. Suhu dan kelembaban pada minggu ke-4 sampai ke-8 mengalami kenaikan dan penurunan yang tajam setiapa minggunya (Gambar 1). Hal ini dikarenakan pada minggu tersebut berada pada musim penghujan yaitu bulan Desember dan iklim Bogor yang tidak stabil setiap minggunya.

(22)

8

Gambar 1 Rataan suhu dan kelembaban ruang penyimpanan

Biskuit bio-suplemen yang disimpan selama 12 minggu menggunakan karung plastik menunjukkan adanya serangan serangga mulai minggu ke-4 dan pada minggu berikutnya serangan serangganya semakin banyak. Namun biskuit bio-suplemen yang dikemas menggunakan plastik tidak menunjukkan adanya serangan serangga sampai 12 minggu penyimpanan. Hal ini dikarenakan karung plastik memiliki pori yang lebih besar daripada plastik sehingga memudahkan serangga masuk ke dalam kemasan.

Sifat Fisik Biskuit Bio-suplemen Selama Penyimpanan

Sifat fisik bermanfaat dalam menentukan kualitas pakan termasuk biskuit bio-suplemen. Manfaat pengukuran sifat fisik diantaranya untuk mengetahui umur simpan suatu bahan, pengangkutan, bahkan palatabilitas. Sifat fisik yang diukur dalam penelitian ini adalah kadar air, aktivitas air, kerapatan, daya serap, dan serangan serangga.

Kadar air

(23)

9 Tabel 1 Kadar air biskuit bio-suplemen

Lama penyimpanan

0 11.83±0.40cd 11.83±0.40cd 11.83±0.00

2 11.96±0.82cd 17.67±0.67b 14.81±4.04

4 11.45±0.33d 19.08±0.82a 15.27±5.39

6 11.90±0.42cd 19.22±0.82a 15.56±5.17

8 12.40±0.44c 17.82±0.35b 15.11±3.83

10 11.40±0.42d 17.69±0.47b 14.54±4.44

12 11.40±0.42d 17.34±0.37b 14.62±3.85

Rataan 11.83±0.33 17.31±2.30

*

Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda Duncan).

Tabel 1 menunjukkan bahwa biskuit bio-suplemen yang dikemas dengan karung plastik pada penyimpanan 6 minggu mempunyai nilai kadar air yang paling tinggi. Penyimpanan 2, 4, 6, 8, 10, 12 minggu, kadar air biskuit bio-suplemen pada perlakuan plastik mempunyai nilai yang rendah dibandingkan perlakuan karung plastik. Hal ini menunjukkan bahwa penyimpanan biskuit bio-suplemen selama 12 minggu yang dikemas menggunakan plastik lebih baik daripada dikemas menggunakan karung plastik dilihat dari kadar airnya. Perbedaan kadar air biskuit bio-suplemen disebabkan setiap jenis kemasan terbuat dari bahan yang berbeda dan mempunyai karakteristik yang berbeda.

Kemasan yang berbeda dapat mempengaruhi nilai kadar air suatu bahan. Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai kadar air biskuit bio-suplemen pada kemasan plastik mempunyai nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan kemasan karung plastik. Hal ini dikarenakan plastik mempunyai pori-pori yang lebih kecil daripada karung plastik. Kemasan plastik terbuat dari polyethylene, yang mempunyai keuntungan yaitu permeabilitas uap air dan air rendah (Syarief dan Irawati 1988).

Semakin lama penyimpanan, maka akan meningkatkan kadar air biskuit bio-suplemen meskipun pada perlakuan plastik dan karung plastik kadar air biskuit berubah-ubah setiap minggunya (Tabel 1). Perubahan kadar air biskuit bio-suplemen dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban ruang penyimpanan. Hal ini sesuai Suadnyana (1998), bahwa kandungan air bahan senantiasa berubah sesuai jenis bahan, suhu, dan kelembaban.

Aktivitas Air (aw)

(24)

10

Tabel 2 Aktivitas air biskuit bio-suplemen Lama penyimpanan

(minggu)

Jenis Kemasan*

Rataan Plastik Karung plastik

0 0.58±0.00de 0.58±0.00cde 0.58±0.00

2 0.56±0.04e 0.67±0.01b 0.62±0.08

Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda Duncan).

Tabel 2 menunjukkan bahwa biskuit bio-suplemen yang dikemas dengan karung plastik pada penyimpanan 12 minggu mempunyai nilai aktivitas air yang paling tinggi. Penyimpanan 4 minggu, aktivitas air biskuit bio-suplemen dengan kemasan plastik mempunyai nilai yang paling rendah. Perbedaan aktivitas air biskuit bio-suplemen disebabkan kadar air yang berbeda-beda setiap minggunya.

Aktivitas air biskuit bio-suplemen pada kemasan plastik mempunyai nilai yang rendah dibandingkan dengan kemasan karung plastik. Hal ini dikarenakan kemasan plastik mempunyai pori-pori yang lebih kecil daripada karung plastik. Semakin lama penyimpanan maka akan meningkatkan aktivitas air biskuit bio-suplemen yang terlihat pada kemasan karung plastik, meskipun pada kemasan plastik aktivitas air berubah-ubah setiap minggunya. Menurut Winarno (1997) suatu bahan yang akan disimpan sebaiknya memiliki aktivitas air dibawah 70%. Kerapatan

Kerapatan merupakan peubah sifat fisik yang mempengaruhi kapasitas ruang penyimpanan maupun transportasi. Pakan yang memiliki nilai kerapatan yang rendah cenderung tidak memerlukan tempat yang terlalu luas untuk disimpan sehingga kapasitas ruang penyimpanan dapat digunakan secara maksimum. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi antara kemasan dengan lama penyimpanan tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap kerapatan biskuit bio-suplemen (Tabel 3). Lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap nilai kerapatan biskuit bio-suplemen. Nilai kerapatan tertinggi dicapai pada minggu ke-4, meskipun nilai kerapatan berubah-ubah setiap minggunya. Menurut Retnani et al. (2009) nilai kerapatan yang tidak stabil disebabkan oleh kelembaban yang relatif tinggi, cairan terkondensasi pada permukaan bahan sehingga permukaan bahan menjadi basah dan sangat kondusif untuk pertumbuhan dan kerusakan mikrobial.

(25)

11 menyebabkan uap atau cairan yang terkondensasi pada permukaan bahan sehingga kerapatan biskuit bio-suplemen menurun.

Tabel 3 Kerapatan biskuit bio-suplemen Lama penyimpanan menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda Duncan)

Daya Serap Air

Daya serap air biskuit merupakan kemampuan biskuit untuk menyerap air disekelilingnya agar berikatan dengan partikel bahan atau tertahan pada pori-pori antar partikel bahan. Hasil sidik ragam menunjukkan interaksi antara kemasan dengan lama penyimpanan berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap daya serap air biskuit bio-suplemen (Tabel 4).

Tabel 4 Daya serap air biskuit bio-suplemen Lama penyimpanan

0 46.07±2.07abc 46.51±3.72abc 46.29±0.31

2 46.66±1.60abc 47.74±4.39ab 47.20±0.76

4 44.74±0.77abcd 43.94±2.88bcd 44.34±0.56

6 49.17±5.55a 47.29±1.88ab 48.23±1.33

8 42.33±1.38cde 41.41±2.00de 41.87±0.65

10 38.10±1.90ef 32.84±3.54g 35.47±3.72

12 40.94±1.47de 35.73±3.17fg 38.34±3.69

Rataan 44.00±3.78 42.21±5.89

*

Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda Duncan).

(26)

12

daya serap air biskuit bio-suplemen disebabkan kadar air yang berbeda-beda setiap minggunya. Menurut Shally (2010), penurunan daya serap air biskuit hijauan pakan seiring dengan naiknya nilai kadar air selama penyimpanan.

Semakin lama penyimpanan maka nilai daya serap air biskuit bio-suplemen semakin menurun. Meskipun pada Tabel 4 nilai daya serap air berbeda-beda tiap minggunya. Biskuit bio-suplemen yang disimpan menggunakan plastik nilai daya serap air yang tertinggi pada minggu ke-6, sedangkan biskuit bio-suplemen yang disimpan menggunakan karung plastik nilai daya serap air tertinggi pada minggu ke-2 (Tabel 4). Menurut Shally (2010), biskuit hijauan pakan yang disimpan menggunakan karung memiliki nilai daya serap air yang lebih tinggi daripada disimpan tanpa menggunakan karung.

Karakteristik Fermentasi Biskuit Bio-suplemen

Kecernaan merupakan bagian zat makanan yang tidak dikeluarkan melalui feses, zat makanan tersebut akan diserap oleh ternak (McDonald et al. 1995). Kecernaan pakan biasanya dinyatakan berdasarkan BK dan BO sebagai suatu koefisien atau presentase (%). Kecernaan zat-zat makanan merupakan salah satu ukuran dalam menentukan kualitas suatu bahan pakan.

Kecernaan Bahan Kering dan Organik

Hasil sidik ragam menunjukkan interaksi antara kemasan dengan lama penyimpanan berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap kecernaaan bahan kering biskuit bio-suplemen. Tabel 5 menunjukkan bahwa biskuit bio-suplemen yang dikemas dengan karung plastik pada akhir penyimpanan mempunyai nilai KCBK yang paling rendah. Hal ini dikarenakan biskuit bio-suplemen yang dikemas menggunakan karung plastik selama penyimpanan mengalami kenaikan nilai kadar air (Tilley dan Terry 1963).

Tabel 5 Nilai KCBK biskuit bio-suplemen

Lama penyimpanan

Jenis kemasan*

Rataan Plastik Karung plastik

...%... Awal penyimpanan 80.34±1.41a 80.34±1.41a 80.34±0.00 Akhir penyimpanan 79.48±0.32a 77.50±0.17b 78.49±1.40

Rataan 80.34±0.00 80.34±0.00

*

Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda Duncan).

Rataan nilai KCBK pada perlakuan kantong plastik menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan karung plastik, meskipun perbedaan kemasan tidak berpengaruh nyata terhadap KCBK. Hal ini disebabkan plastik memiliki pori-pori yang lebih kecil daripada karung plastik sehingga lebih mudah untuk uap air maupun air masuk ke dalam biskuit.

(27)

13 78.49±1.40%. Hal ini dikarenakan semakin lama suatu pakan disimpan, maka kualitas pakan tersebut akan semakin menurun.

Hasil sidik ragam menunjukkan interaksi antara kemasan dengan lama penyimpanan berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap kecernaaan bahan organik (Tabel 6). Tabel 6 menunjukkan bahwa biskuit bio-suplemen yang dikemas dengan karung plastik pada akhir penyimpanan mempunyai nilai KCBO yang paling rendah. Hal ini dikarenakan biskuit biosuplemen yang dikemas menggunakan karung plastik selama penyimpanan mengalami kenaikan nilai kadar air. Disamping itu Tillman et al. (1991) menyatakan bahwa sebagian besar bahan organik merupakan komponen bahan kering. Jika koefisien cerna bahan kering sama, maka koefisien cerna bahan organiknya juga sama.

Tabel 6 Nilai KCBO biskuit bio-suplemen

Lama Penyimpanan

Kemasan*

Rataan Plastik Karung plastik

... Awal penyimpanan 79.00±1.53a 79.00±1.53a 79.00±0.00 Akhir penyimpanan 75.84±0.45b 74.99±0.31b 75.41±0.60

Rataan 77.42±2.23 76.99±2.84

*

Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda Duncan).

Rataan nilai KCBO pada perlakuan plastik menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan karung plastik, meskipun perbedaan kemasan tidak berpengaruh nyata terhadap KCBO. Hal ini disebabkan plastik memiliki pori-pori yang lebih kecil daripada karung plastik.

Semakin lama disimpan, maka akan menurunkan nilai KCBO biskuit biosuplemen yang terlihat pada akhir penyimpanan nilai KCBO sebesar 75.41±0.60%. Hal ini dikarenakan semakin lama suatu pakan disimpan, maka kualitas pakan tersebut akan semakin menurun. Selain itu jika koefisien cerna bahan kering sama, maka koefisien cerna bahan organiknya juga sama (Tillman et al. 1991).

NH3

Amonia digunakan oleh mikroba rumen terutama bakteri untuk mensintesis protein selnya. Amonia dihasilkan oleh protein yang didegradasi oleh enzim proteolitik. Enzim proteolitik dihasilkan oleh bakteri menjadi peptida dan asam-asam amino. Selanjutnya asam-asam-asam-asam amino mengalami deaminasi dan menghasilkan amonia. Amonia merupakan sumber nitrogen yang utama dan penting untuk sintesis protein mikroba. Sekitar 82% spesies mikroba mampu menggunakan amonia sebagai sumber nitrogen (Sutardi 1980).

(28)

14

berpengaruh nyata terhadap NH3. Hal ini disebabkan kantong plastik memiliki pori-pori yang lebih kecil daripada karung plastik. Semakin lama disimpan, maka akan menurunkan nilai NH3 biskuit biosuplemen yang terlihat pada akhir penyimpanan nilai NH3 sebesar 9.10±0.64 mM. Hal ini dikarenakan semakin lama suatu pakan disimpan, maka kualitas pakan tersebut akan semakin menurun.

Produksi NH3 dalam penelitian ini berkisar antara 8.65 mM - 11.65 mM, produksi tersebut lebih tinggi daripada penelitian Rumetor et al. (2008) yang berkisar antara 8.57 mM - 10.29 mM. Nilai ini masih berada dalam kisaran normal seperti yang direkomendasikan Preston dan Leng (1987) dalam Rumentor

et al. (2008), yaitu kadar NH3 yang mendukung pertumbuhan mikroba dalam rumen adalah 4 mM sampai 14 mM.

Tabel 7 Konsentrasi NH3 biskuit bio-suplemen

Lama Penyimpanan Kemasan

*

Rataan Plastik Karung plastik

...mM... Awal Penyimpanan 11.65±1.73a 11.65±1.73a 11.65±0.00 Akhir Penyimpanan 9.55±0.06ab 8.65±1.49a 9.10±0.64

Rataan 10.60±1.48 10.15±2.12

*

Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda Duncan).

VFA

VFA (Volatile Fatty Acid) merupakan sumber energi bagi ruminansia yang diproduksi bila pakan mengalami fermentasi dalam rumen. Proses degradasi karbohidrat dalam rumen terjadi melalui dua tahap yaitu pemecahan karbohidrat kompleks menjadi gula sederhana dan pemecahan gula sederhana menjadi asam asetat, asam propionat, asam butirat, CO2 dan CH4 (McDonald et al. 2002). VFA merupakan produk akhir fermentasi karbohidrat dan merupakan energi utama ruminansia asal rumen (Hungate 1966).

Tabel 8 Konsentrasi VFA biskuit bio-suplemen

Lama Penyimpanan Kemasan

*

Rataan Plastik Karung plastik

...mM... Awal Penyimpanan 156.47±36.01a 156.47±36.01a 156.47±0.00

Akhir Penyimpanan 155.33±1.07a 129.33±1.87b 142.33±18.39

Rataan 155.90±0.81 142,90±19.2

*

Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda Duncan).

(29)

15 mempunyai nilai VFA yang paling rendah. Semakin lama disimpan, maka akan menurunkan nilai VFA biskuit bio-suplemen yang terlihat setelah 12 minggu penyimpanan rataan nilai VFA sebesar 142.33±18.39 mM. Produksi VFA dalam penelitian ini berkisar antara 129.33 mM - 156.47 mM, produksi tersebut lebih rendah daripada penelitian Rumetor et al. (2008) yang berkisar antara 111.15 mM - 167.10 mM. Nilai ini masih berada dalam kisaran normal seperti yang direkomendasikan Sutardi (1981) dalam Rumetor et al. (2008), yaitu 80 mM - 160 mM untuk kelangsungan hidup normal ternak ruminansia.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Biskuit bio-suplemen menggunakan kemasan plastik memberikan sifat fisik dan karateristik fermentasi yang lebih baik dibandingkan kemasan karung plastik selama 12 minggu penyimpanan.

Saran

Perlu dilakukan penelitian mengenai pengukuran umur simpan optimum biskuit bio-suplemen dengan kemasan plastik agar lebih tahan lama disimpan dalam jangka waktu yang lama.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad RZ. 2009. Cemaran kapang pada pakan dan pengendaliannya. J Litbang Pertanian. 28 (1) : 15-21.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi ke-3. Jakarta (ID): DEPKES RI.

Giger S, Reverdin. 2000. Characterisation of feedstufft for ruminans using some physical parameters. J Anim Sci. 86: 53-89.

Hassen A, Rethman NFG, van Niekerk WA, Tjelele TJ. 2007. Influence of season/year and species on chemical composition and in vitro digestibility of five indigofera accession. J Anim Feed Sci Tech. 136: 312–322.

Hungate RE. 1966. The Rumen and Its Microbes. New York (US): Academic Pr. McDonald P, Edwards RA, Greenhalgh JFD. 1995. Animal Nutrition. 4th Edition.

New York (US): John Wiley and Sons.

McDonald P, Edward RA, Greenhalgh JFD, Morgan CA. 2002. Animal Nutrition.

6th Edition. Gosport(US): Ashford Colour Pr.

Retnani Y, Widiarti, Amiroh, Herawati L, Satoto KB. 2009. Daya simpan dan palatabilitas wafer ransum komplit pucuk dan ampas tebu untuk sapi pedet.

Med Pet. 32(2):130-136.

Retnani Y, Aisyah SA, Herawati L, Saenab A. 2010. Uji fisik biskuit limbah tanaman jagung dan rumput lapang dengan cara penyimpanan yang berbeda.

(30)

16

Retnani Y, Permana IG, Purba LC. 2013. Physical characteristic and palatability of biscuit bio-supplement for dairy goat. Pak J Biol Scie: 1-5.

Rumetor SD, Jachja J, Widjajakusuma R, Permana IG, Sutama IK. 2008. Suplementasi daun bangun-bangun (Coleus ambonicus Lour) dan zinc-vitamin E untuk memperbaiki metabolisme dan produksi susu kambing peranakan etawah. JITV. 13(3): 189-196.

Shally AA. 2010. Uji fisik biskuit limbah tanaman jagung dan rumput lapang dengan cara penyimpanan yang berbeda [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sofyan LA, Aboenawan L. 1974. Kimia Pangan Ternak. Proyek Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Suadnyana IW. 1998. Pengaruh kandungan air dan ukuran partikel terhadap perubahan sifat fisik pakan lokal sumber protein [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sutardi T. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi I. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Pr. Syamsu JA, Sofyan LA, Muikdjo K, ’ EG. 2003. Daya dukung limbah pertanian sebagai sumber pakan ternak ruminansia di Indonesia. Wartazoa. 13(1):30-37.

Syarief R, Irawati A. 1988. Pengetahuan Bahan untuk Industri Pertanian. Jakarta (ID): Media Sarana Perkasa.

Syarief R, Halid H. 1993. Teknologi Penyimpanan Pangan. Bogor (ID): Arcan. Tilley JMA, Terry RA. 1963. A two stage technique for the in vitro digestion of

forage crops. J British Grassland Society. 18:104-111.

Tillman AD, Hari H, Soedomo R, Soeharto P, Soekanto L. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada Univ Pr.

Titis AP. 2011. Pemanfaatan pellet Indigofera sp. pada kambing Peranakan Etawah dan Saanen di peternakan bangun karso farm [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

(31)

17 Lampiran 1 Hasil analisis sidik ragam kadar air biskuit bio-suplemen

Sumber dB Jumlah

Keterangan: dB: derajat bebas, R2: R square, CV: coeff varian, MSE: mean square error, KA: kadar air

Superscript Rataan N Kemasan*Lama penyimpanan (A*B)

(32)

18

Lampiran 2 Hasil analisis sidik ragam aktivitas air biskuit bio-suplemen

Sumber dB Jumlah

Keterangan: db: derajat bebas, R2: R square, CV: coeff varian, MSE: mean square error, aw: aktivitas air

Superscript Rataan N Kemasan*Lama penyimpanan (A*B)

(33)

19 Lampiran 3 Hasil analisis sidik ragam kerapatan biskuit bio-suplemen

Sumber dB Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah F hit Pr>

Perlakuan 13 0.026 0.002 2.53 0.011

Kemasan (A) 1 0.005 0.005 6.32 0.016

Lama penyimpanan (B) 6 0.009 0.001 2.02 0.084

(A*B) 6 0.011 0.002 2.42 0.043

Galat 42 0.033 0.001

Total koreksi 55 0.058

Keterangan: dB: derajat bebas, R2: R square, CV: coeff varian, MSE: mean square error

R2 CV √MSE Rataan kerapatan

0.440 4.100 0.028 0.680

Variabel uji berganda Duncan: Kerapatan Alpha=0.05 dB=42 MSE=0.001

Jumlah perlakuan Nilai kritis

2 0.270

Superscript Rataan N Kemasan (A)

A 0.689 28 A1

B 0.670 28 A2

Jumlah perlakuan Nilai kritis

2 0.028

3 0.030

4 0.030

5 0.031

6 0.032

7 0.032

Superscript Rataan N Lama penyimpanan (B)

A 0.706 4 B3

AB 0.687 4 B4

AB 0.681 4 B2

AB 0.676 4 B6

AB 0.675 4 B1

B 0.670 4 B5

(34)

20

Lampiran 4 Hasil analisis sidik ragam daya serap air biskuit bio-suplemen

Sumber dB Jumlah

Keterangan: dB: derajat bebas, R2: R square, CV: coeff varian, MSE: mean square error

R2 CV √MSE Rataan daya serap air

0.776 6.719 0.029 0.431

Variabel uji berganda Duncan: Daya serap air Alpha=0.05 dB=42 MSE=0.001

Superscript Rataan N Kemasan*Lama penyimpanan (A*B)

(35)

21 Lampiran 5 Hasil analisis sidik ragam KCBK biskuit bio-suplemen

Sumber dB Jumlah

Keterangan: dB: derajat bebas, R2: R square, CV: coeff varian, MSE: mean square error

R2 CV √MSE Rataan KCBK

0.662 1.279 1.016 79.410

Variabel uji berganda Duncan: Daya serap air Alpha=0.05 dB=8 MSE=1.032

Jumlah perlakuan Nilai kritis

2 1.913

3 1.993

4 2.038

Superscript Rataan N Kemasan*Lama penyimpanan (A*B)

A 80.336 3 A1B1

A 80.336 3 A2B1

A 79.475 3 A1B2

B 77.495 3 A2B2

Lampiran 6 Hasil analisis sidik ragam KCBO biskuit bio-suplemen

Sumber dB Jumlah

Keterangan: dB: derajat bebas, R2: R square, CV: coeff varian, MSE: mean square error

R2 CV √MSE Rataan KCBO

0.799 1.441 1.113 77.207

(36)

22

Jumlah perlakuan Nilai kritis

2 2.096

3 2.184

4 2.233

Superscript Rataan N Kemasan*Lama penyimpanan (A*B)

A 78.999 3 A1B1

A 78.999 3 A2B1

B 75.842 3 A1B2

B 74.988 3 A2B2

Lampiran 7 Hasil analisis sidik ragam NH3 biskuit bio-suplemen

Sumber dB Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah F hit Pr>

Perlakuan 3 20.665 6.888 3.35 0.076

Kemasan (A) 1 0.607 0.607 0.30 0.602

Lama penyimpanan (B) 1 19.451 19.451 9.46 0.015

(A*B) 1 0.607 0.607 0.30 0.602

Galat 8 16.446 2.056

Total koreksi 11 37.111

Keterangan: dB: derajat bebas, R2: R square, CV: coeff varian, MSE: mean square error

R2 CV √MSE Rataan NH3

0.557 13.821 1.434 10.374

Variabel uji berganda Duncan: NH3 Alpha=0.05 dB=8 MSE=2.0558

Jumlah perlakuan Nilai kritis

2 2.700

3 2.813

4 2.877

Superscript Rataan N Kemasan*Lama penyimpanan (A*B)

A 11.647 3 A1B1

A 11.647 3 A2B1

AB 9.550 3 A1B2

(37)

23 Lampiran 8 Hasil analisis sidik ragam VFA biskuit bio-suplemen

Sumber dB Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah F hit Pr>

Perlakuan 3 1614.518 538.172 0.83 0.514

Kemasan (A) 1 507.208 507.208 0.78 0.403

Lama penyimpanan (B) 1 600.102 600.102 0.92 0.365

(A*B) 1 507.208 507.208 0.78 0.403

Galat 8 5196.036 649.504

Total koreksi 11 6810.554

Keterangan: dB: derajat bebas, R2: R square, CV: coeff varian, MSE: mean square error

R2 CV √MSE Rataan VFA

0.237 17.058 25.485 149.402

Variabel uji berganda Duncan: VFA Alpha=0.05 dB=8 MSE=649.504

Jumlah perlakuan Nilai kritis

2 47.98

3 50.00

4 51.13

Superscript Rataan N Kemasan*Lama penyimpanan (A*B)

A 156.47 3 A1B1

A 156.47 3 A2B1

A 155.33 3 A1B2

(38)

24

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kediri pada Tanggal 3 Desember 1990 dari ayah bernama Ir. H. Didik Prihantoro dan ibu yang bernama Ir. Hj. Tutik Rini Mujiati. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menempuh pendidikan formal dimulai dari SD Negeri 3 Mangkujayan, Ponorogo dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan sekolah di SLTP Negeri 1 Ponorogo dan lulus pada tahun 2006. Penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Ponorogo dan lulus pada tahun 2009.

Penulis diterima sebagai mahasiswi Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2009 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP), Fakultas Peternakan. Selama menjalani pendidikan akademik di Institut Pertanian Bogor Penulis aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Ponorogo (MANGGOLO PUTRO) periode 2010/2011, Himpunan Mahasiswa Nutrisi Ternak (HIMASITER) periode 2010/2011, UKM Seni GENTRA KAHEMAN periode 2010/2011. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Industri Pakan pada tahun ajaran 2012/2013.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Ir. Yuli Retnani, MSc dan Dr. Ir. Idat Galih Permana, MSc. Agr selaku dosen pembimbing akademik serta dosen pembimbing skripsi penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Ahmad Heri Sukria, MSc. Agr selaku dosen pembahas seminar hasil penelitian penulis serta Dr. Sri Suharti, S.Pt, M.Si dan Ir. Sri Rahayu, M.Si selaku dosen penguji sidang penulis. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada staf Laboratorium Industri Pakan dan Laboratorium Nutisi Ternak Perah Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan serta Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan IPB yang telah membantu selama penelitian dilaksanakan. Penulis mendapatkan hibah dana dari STRATNAS DIKTI untuk melakukan penelitian dengan judul Uji Daya Simpan Biskuit Bio-suplemen dengan Perbedaan Kemasan terhadap Sifat Fisik dan Karakteristik Fermentasi untuk penyelesaian tugas akhir.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada orang tua dari penulis (Bapak Didik Prihantoro dan Ibu Tutik Rini Mujiati), kakak beserta suami dari penulis (Mbak Lia dan Mas Aris), mbak Yati, Dyah Retno Pembayu, Benekditus, Nabillah Hafidzati, Astrie Linda, Srividola Wulandari, Chintia Kartika Novianty, Lativa, Rafika Nurunnisa, Mela Kurniasari, Nutritiousz46 atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga Allah membalas kebaikan kalian dengan yang lebih baik.

Gambar

Gambar 1  Rataan suhu dan kelembaban ruang penyimpanan
Tabel 3  Kerapatan biskuit bio-suplemen

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel kualitas pelayanan, harga produk dan store atmosphere terhadap kepuasan pelanggan pada

Pendidikan politik dalam tulisan ini dipahami sebagai perbuatan memberi latihan, ajaran, serta bimbingan untuk mengembangkan kapasitas dan potensi diri

Dari hasil penelitian, responden berjenis kelamin perempuan sebanyak (53%) yang rata-rata berjurusan IPA sebanyak (80%), rata-rata umur yang mengisi angket tersebut 16

PENERAPAN METODE BLADDER TRAINING UNTUK MENCEGAH TERJADINYA INKONTINENSIA URIN PADA PASIEN TERPASANG.. KATETER URIN DI

Agar serasi dengan warna jingga, maka juga akan diberikan sentuhan warna biru langit (cyan) untuk mengimbangi warna jingga. Selain dua warna di atas, warna abu-abu

Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Iuran Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) ditetapkan sebagai kontribusi wajib setiap orang pribadi dan/atau

4. Maserasi dilakukan hingga semua senyawa yang terdapat pada buah Cerbera manghas tertarik oleh pelarut etil asetat. Hal ini ditandai dengan dilakukan tes pada plat KLT tidak

Berdasarkan dapatan kajian di atas, dapat disimpulkan bahawa pendekatan gamifikasi seperti penggunaan aplikasi kahoot!, Quizizz dan Quizlet dalam pembelajaran Manhaj