• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Dan Kedisiplinan Terhadap Kinerja Pegawai PT. Perkebunan Sumatera Utara.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Dan Kedisiplinan Terhadap Kinerja Pegawai PT. Perkebunan Sumatera Utara."

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI

PT. PERKEBUNAN SUMATERA UTARA

TESIS

Oleh:

TRI UMASARI LUBIS 087019158/ IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

(2)

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI

PT. PERKEBUNAN SUMATERA UTARA

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen

pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh :

TRI UMASARI LUBIS 087019158/ IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

(3)

Judul tesis : Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Dan Kedisiplinan Terhadap Kinerja Pegawai PT. Perkebunan Sumatera Utara.

Nama Mahasiswa : Tri Umasari Lubis Nomor Pokok : 087019158

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Dr. Elisabeth Siahaan, M.Ec) Ketua

(Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM) Anggota

Ketua Program Studi

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS)

Direktur

(Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)

(4)

Telah diuji pada :

Tanggal : 18 Agustus 2011

__________________________________________________________________

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof. Dr. Paham Ginting, MS Anggota : 1. Dr. Elisabeth Siahaan, M.Ec

2. Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, MM 3. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA

(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul: “ PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PT. PERKEBUNAN SUMATERA UTARA”.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 23 September 2011 Yang membuat pernyataan,

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Bismillahirrahmaanirrahiim

Peneliti mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan berkah-Nya kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan penelitian Tesis ini. Shalawat dan salam kepada junjungan Rasulullah Saw, sebagai panutan dalam menerangi jalan kehidupan.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Judul Penelitian yang dilakukan peneliti adalah: ” PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PT. PERKEBUNAN SUMATERA UTARA”.

Peneliti banyak memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Terima Kasih yang tulus dan tidak terhingga kepada kedua orang tua peneliti tercinta Ayahanda (Alm) Drs. Rosman Lubis, dan Ibunda H. Aida Hafni Nasution, dan pada kesempatan ini pula peneliti menyampaikan terima kasih, terutama kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu DTM&H., M.Sc.,(CTM)., Sp.A(K)., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

(7)

4. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE.,MBA., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai Komisi Pembanding atas saran dan kritik yang diberikan.

5. Ibu Dr. Elisabeth Siahaan, SE., M.Ec, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan peneliti dalam penulisan Tesis ini.

6. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM, selaku Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan peneliti dalam penulisan Tesis ini.

7. Bapak Drs. Syahyunan, SE., M.Si, selaku Komisi Pembanding atas saran dan kritik yang diberikan.

8. Bapak dan Ibu Dosen serta pegawai pada Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

9. Bapak Zahri Fadli SE, Ak. MM. dan seluruh pegawai PT.Perkebunan Sumatera Utara yang telah mendoakan dan selalu memberikan semangat kepada peneliti dalam penyelesaian tesis ini.

10.Abang dan kakak tercinta Sawal, Mimi, Dina dan Tibet yang telah memberikan semangat kepada peneliti dalam penyelesaian tesis ini.

11.Teman-teman terbaik peneliti Manda, Dewi, Maya, Fitra dan Mas Djoe, atas dukungan dan bantuan yang diberikan.

12.Seluruh rekan mahasiswa/i Angkatan XVI di program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara atas bantuan, dukungan dan kerjasamanya selama peneliti menempuh studi dan penulisan Tesis ini.

(8)

Peneliti menyadari Tesis ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun harapan peneliti semoga Tesis ini bermanfaat bagi seluruh pambaca. Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita semua.

Amin.

Medan, Agustus 2011 Peneliti,

(9)

RIWAYAT HIDUP

Tri Umasari Lubis, lahir di Medan tanggal 17 Februari 1978. Anak ke 9 (sembilan) dari 9 (sembilan) bersaudara, dari pasangan Ayahanda (Alm) Drs. Rosman Lubis, dan Ibunda H. Aida Hafni Nasution.

Pendidikan dimulai dari sekolah dasar (SD) Kemala Bhayangkari 1 Medan. Tamat dan lulus tahun 1990 Melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 6 Medan, tamat dan lulus tahun 1993. Selanjutnya meneruskan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas di SMU Negeri 3 Medan, tamat dan lulus tahun 1996. Melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan Diploma 3 (D3) Pendidikan Ahli Administrasi Perusahaan Program Studi Perpajakan Universitas Padjadjaran Bandung, tamat dan lulus tahun 2000. Melanjutkan ke jenjang Strata 1 (S1) Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara, tamat dan lulus tahun 2008 dan pada tahun 2009 melanjutkan pendidikan Strata 2 (S2) program Studi Magister Ilmu Manajemen di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.

(10)

ABSTRACT

Human resource really determines success of application of company activity. Therefore, in reaching purpose of company is required adequate human resource competency to increase officer performance. Officer as the most important resource required by company, that is expected as people who can give their energy, talent, ability, creativity and effort for company progress. PT. Plantation of North Sumatera as one of Badan Usaha Milik Daerah - BUMD (Regional-Owned Business) in province North Sumatera is in the middle of competitive business area, has made company must immediately improves the system of management which profitable and proffesional without having to eliminate its function as Regional-Owned Business.

Purpose of which wish to be reached through this research is to know and analysis the influence of human resource competency and discipline to officer performance at PT. Plantation of North Sumatera. Theory applied in this research is Human Resource Management theory, related to Human Resource Competency, Discipline and Performance.

This research type is quantitative descriptive and this research character is explanatory research. Data collecting method is done with interview, questionnaire and documentation study. Data analytical method applied is multiple regressions (simple regression). Population is 149 people with research sample is 60 people. Sampling technique applies technique simple random sampling.

Result of research based on partial test indicates that competency has positive and significant influence to officer performance at PT. Plantation of North Sumatera. It means PT. Plantation of North Sumatera must give a big attention to competency factor that can increase the competency of employees because higher competency owned an officer according to its fields so higher the officer performance in company.

(11)

ABSTRAK

Sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan. Untuk itu dalam mencapai tujuan perusahaan dibutuhkan kompetensi sumber daya manusia yang memadai dalam mendorong kinerja pegawai. Pegawai sebagai sumber daya terpenting yang dibutuhkan perusahaan diharapkan merupakan orang-orang yang mampu memberikan tenaga, bakat, kemampuan, kreatifitas, dan usaha mereka untuk kemajuan perusahaan. PT. Perkebunan Sumatera Utara sebagai salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di provinsi Sumatera Utara berada ditengah-tengah lingkungan bisnis yang sangat kompetitif telah membuat perusahaan harus segera berbenah dalam pengelolaan manajemen yang profitable dan professional tanpa harus menghilangkan fungsinya sebagai badan usaha milik daerah.

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi sumber daya manusia dan kedisiplinan terhadap kinerja pegawai PT.Perkebunan Sumatera Utara. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori-teori Manajemen Sumber Daya Manusia, yang berkaitan dengan Kompetensi, Kedisiplinan, dan Kinerja.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dan sifat penelitian ini adalah deskriptif eksplanatory. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi berganda (regresi sederhana). Populasi pada penelitian ini sebanyak 149 orang dengan sampel penelitian sebanyak 60 orang. Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling.

Hasil penelitian berdasarkan uji parsial (uji t) kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada PT.Perkebunan Sumatera Utara. Ini berarti PT.Perkebunan Sumatera Utara harus memberikan perhatian yang besar terhadap faktor kompetensi karna semakin tinggi kompetensi yang dimiliki seorang pegawai sesuai bidangnya maka semakin tinggi pula kinerja pegawai tersebut di perusahaa.

(12)

DAFTAR ISI

(13)

2.2.11 Pelaksanaan Kedisiplinan Kerja ... 20

2.2.12 Pengertian Kinerja ... 21

2.2.13 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ... 22

2.2.14 Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja ... 24

2.2.15 Indiaktor- Indikator Penilaian Kinerja Karyawan ... 26

2.3. Kerangka Konseptual ... 27

3.6 Identifikasi, Definisi Operasional Variabel Dan Skala Ukur .... 34

(14)

4.1.1.1. Visi dan Misi PT Perkebunan Sumatera Utara 50

4.1.1.2. Struktur Organisasi PT Perkebunan Sumatera Utara ... 50

4.1.2. Karakteristik Responden ... 66

4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur .... 66

4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 67

4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 67

4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 68

4.1.3. Penjelasan Responden Atas Variabel Penelitian ... 69

4.1.4. Analisis Statistik Infrential ... 74

4.1.4.1 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 74

4.1.4.2 Hasil Uji Regressi Linear Berganda ... 78

4.2 Pembahasan ... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 86

5.1. Kesimpulan ... 86

5.2. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 88

(15)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman Tabel

1.1 Data Absensi Pegawai Periode Januari – Maret 2011 Kantor

Direksi PT.Perkebunan Sumatera Utara, Medan ... 4

1.2 Laporan Evaluasi Kinerja PT.Perkebunan Sumatera Utara Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 ... 5

3.1 Jumlah Populasi Keseluruhan ... 32

3.2 Penentuan Sampel Penelitian ... 33

3.3 Definisi Operasional Variabel Hipotesis ... 35

3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kompetensi ... 38

3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kedisiplinan ... 39

3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kinerja ... 40

3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 42

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 66

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 67

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 67

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 68

4.5 Penjelasan Responden Atas Variabel Kompetensi ... 69

4.6 Penjelasan Responden Atas Variabel Kedisiplinan ... 71

4.7 Penjelasan Responden Atas Variabel Kinerja ... 72

4.8 Coefficients ... 76

4.9 Ringkasan Hasil Uji Multikolinieritas ... 76

4.10 Hasil Uji Koefisien Regresi ... 78

(16)

4.12 Hasil Uji F ... 79 4.13 Hasil Uji Parsial ... 80

(17)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman Gambar

2.1 Kerangka Konseptual ... 30

4.1 Struktur Organisasi PT Perkebunan Sumatera Utara ... 51

4.2 Hasil Uji Normalitas ... 75

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman Lampiran

(19)

ABSTRACT

Human resource really determines success of application of company activity. Therefore, in reaching purpose of company is required adequate human resource competency to increase officer performance. Officer as the most important resource required by company, that is expected as people who can give their energy, talent, ability, creativity and effort for company progress. PT. Plantation of North Sumatera as one of Badan Usaha Milik Daerah - BUMD (Regional-Owned Business) in province North Sumatera is in the middle of competitive business area, has made company must immediately improves the system of management which profitable and proffesional without having to eliminate its function as Regional-Owned Business.

Purpose of which wish to be reached through this research is to know and analysis the influence of human resource competency and discipline to officer performance at PT. Plantation of North Sumatera. Theory applied in this research is Human Resource Management theory, related to Human Resource Competency, Discipline and Performance.

This research type is quantitative descriptive and this research character is explanatory research. Data collecting method is done with interview, questionnaire and documentation study. Data analytical method applied is multiple regressions (simple regression). Population is 149 people with research sample is 60 people. Sampling technique applies technique simple random sampling.

Result of research based on partial test indicates that competency has positive and significant influence to officer performance at PT. Plantation of North Sumatera. It means PT. Plantation of North Sumatera must give a big attention to competency factor that can increase the competency of employees because higher competency owned an officer according to its fields so higher the officer performance in company.

(20)

ABSTRAK

Sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan. Untuk itu dalam mencapai tujuan perusahaan dibutuhkan kompetensi sumber daya manusia yang memadai dalam mendorong kinerja pegawai. Pegawai sebagai sumber daya terpenting yang dibutuhkan perusahaan diharapkan merupakan orang-orang yang mampu memberikan tenaga, bakat, kemampuan, kreatifitas, dan usaha mereka untuk kemajuan perusahaan. PT. Perkebunan Sumatera Utara sebagai salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di provinsi Sumatera Utara berada ditengah-tengah lingkungan bisnis yang sangat kompetitif telah membuat perusahaan harus segera berbenah dalam pengelolaan manajemen yang profitable dan professional tanpa harus menghilangkan fungsinya sebagai badan usaha milik daerah.

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi sumber daya manusia dan kedisiplinan terhadap kinerja pegawai PT.Perkebunan Sumatera Utara. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori-teori Manajemen Sumber Daya Manusia, yang berkaitan dengan Kompetensi, Kedisiplinan, dan Kinerja.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dan sifat penelitian ini adalah deskriptif eksplanatory. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi berganda (regresi sederhana). Populasi pada penelitian ini sebanyak 149 orang dengan sampel penelitian sebanyak 60 orang. Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling.

Hasil penelitian berdasarkan uji parsial (uji t) kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada PT.Perkebunan Sumatera Utara. Ini berarti PT.Perkebunan Sumatera Utara harus memberikan perhatian yang besar terhadap faktor kompetensi karna semakin tinggi kompetensi yang dimiliki seorang pegawai sesuai bidangnya maka semakin tinggi pula kinerja pegawai tersebut di perusahaa.

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Sumber daya manusia berperan penting dalam setiap kegiatan perusahaan.

Walaupun banyaknya sarana dan prasarana serta sumber daya, tanpa dukungan

sumber daya manusia kegiatan perusahaan tidak akan berjalan dengan baik. Sumber

daya manusia merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan dalam segala

kebutuhannya.

Sumber daya manusia dapat menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan

perusahaan. Untuk itu dalam mencapai tujuan perusahaan dibutuhkan kompetensi

sumber daya manusia yang memadai dalam mendorong kinerja pegawai. Pegawai

sebagai sumber daya terpenting yang dibutuhkan perusahaan diharapkan merupakan

orang-orang yang mampu memberikan tenaga, bakat, kemampuan, kreatifitas, dan

usaha mereka untuk kemajuan perusahaan. Perkembangan teknologi menuju

kompetensi yang semakin berkembang, perusahaan menuntut pegawai yang mampu

beradaptasi dengan perkembangan teknologi tersebut. Hal tersebut menjadi prioritas

karena pegawai merupakan faktor penentu dalam mengoperasikan faktor-faktor

produksi lainnya dalam perusahaan.

Perusahaan dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu, dan apabila tercapai

barulah dapat dikatakan berhasil. Untuk mencapai keberhasilan itu diperlukan

landasan yang kuat berupa kompetensi. Perusahaan akan berkembang dan mampu

bertahan dalam lingkungan persaingan yang kompetitif apabila didukung oleh

(22)

dari pengetahuan (knowledge), kemampuan/keterampilan (skill), sikap (atittude)

disesuaikan dengan bidang pekerjaan yang dibutuhkan oleh perusahaan, sehingga

dapat menghasilkan kinerja pegawai yang berprestasi.

Perusahaan membutuhkan tim yang solid?kuat kerjasamanya untuk

menjawab tantangan dunia. Namun sayangnya banyak perusahaan tidak memiliki

sumber daya manusia yang handal untuk berkompetisi. Ironisnya, mereka yang telah

bekerja dalam waktu lama bukannya semakin pintar, sebaliknya malah semakin

tidak sanggup menerima tantangan baru. Selain itu masalah lain yang muncul yaitu

banyak pegawai yang pintar tapi jika tidak menerjemahkan kepandaiannya ke dalam

perilaku di tempat kerja yang efektif, kepandaian itu tidak berguna. Kompetensi

tidak hanya mengetahui apa yang harus dilakukan, namun dapat mengerjakannya

secara baik.

Kompetensi merupakan suatu kemampuan untuk melaksanakan atau

melakukan suatu pekerjaan yang dilandasi atas keterampilan serta didukung oleh

sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Kompetensi menunjukkan

keterampilan dan pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu

bidang tertentu sebagai sesuatu yang terpenting atau sebagai unggulan bidang

tersebut, dengan demikian kompetensi menjadi sangat berguna untuk membantu

organisasi meningkatkan kinerjanya. Semakin baiknya perhatian terhadap

kompetensi, maka semakin meningkat pula kinerjanya pegawai.

Kinerja merupakan tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu.

Kinerja juga dapat dipandang sebagai proses tentang bagaimana pekerjaan

berlangsung untuk mencapai hasil kerja. Hasil pekerjaan itu sendiri menunjukkan

(23)

dalam organisasi, baik unsur pimpinan maupun pekerja. Banyak faktor yang dapat

mempengaruhi sumber daya manusia dalam menjalankan kinerjanya. Terdapat

faktor yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya.

PT. Perkebunan Sumatera Utara sebagai salah satu Badan Usaha Milik

Daerah (BUMD) di Provinsi Sumatera Utara berada ditengah-tengah lingkungan

bisnis yang sangat kompetitif telah membuat perusahaan harus segera berbenah

dalam pengelolaan manajemen yang profitable dan professional tanpa harus

menghilangkan fungsinya sebagai badan usaha milik daerah. Sehingga mau tidak

mau perusahaan harus bisa bersaing secara global. Untuk itu, perusahaan ini

membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang memadai.

Namun, yang menjadi permasalahan kompetensi pada perusahaan saat ini adalah

adanya beberapa pegawai yang kurang memiliki keterampilan, mengharuskannya

meminta bantuan kepada pegawai yang memiliki keterampilan, misalnya pegawai

tersebut tidak memiliki keahlian dalam mengoperasikan komputer, sehingga

meminta pertolongan rekan kerjanya untuk dapat menyelesaikan pekerjaan yang

diberikan kepadanya. Hal ini menyebabkan penyelesaian pekerjaan menjadi relatif

lebih lama. Akibatnya pekerjaan menjadi tumpang tindih. Sebenarnya perusahaan

telah mengupayakan adanya pelatihan bagi pegawai yang kurang memiliki

keterampilan baik teknis maupun nonteknis, tetapi pelatihan yang diberikan saat ini

dirasakan para pegawai masih kurang efektif, sehingga tidak merubah kompetensi

yang ada pada pegawai.

Tingkat kedisiplinan pegawai juga mengalami penurun akhir-akhir ini, mulai

(24)

disiplin pada peraturan kerja yang telah ditetapkan perusahaan. Fakta mengenai

ketidakdisiplinan ini salah satu dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1 Data Absensi Pegawai Periode Januari – Maret 2011 Kantor Direksi PT.Perkebunan Sumatera Utara, Medan

n (sampel

Sumber: Bagian Umum PT.Perkebunan Sumatera Utara, 2011.

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat terlihat ketidakdisiplinan beberapa pegawai

dalam hal waktu kerja, masih ada pegawai yang terlambat masuk kerja pada bulan

Februari, Maret dan April. Hal ini menunjukkan semangat kerja yang rendah dan

ketidakpatuhan pegawai dalam mentaati jam kerja yang telah ditentukan.

Berdasarkan berbagai pengalaman dan pengamatan di perusahaan, pelanggaran

terhadap aturan-aturan terjadi sepanjang masa adalah fenomena yang tidak dapat

dipungkiri untuk itu peraturan yang dibuat agar dapat berfungsi secara efisien dan

(25)

Selain itu untuk melihat perkembangan usaha PT. Perkebunan Sumatera

Utara dari tingkat produksi dan penjualan sawit, karet dan PMKS dari tahun 2006

sampai 2010 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2 Laporan Evaluasi Kinerja PT.Perkebunan Sumatera Utara Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2010

NO. Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata Sumber: Bagian Keuangan PT.Perkebunan Sumatera Utara, 2011.

Berdasarkan Tabel 1.2 diatas, dapat diketahui bahwa lima tahun terakhir

produksi sawit mengalami peningkatan rata-rata sebesar 11,03% dengan kenaikan

tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 14,93% dan kenaikan terendah terjadi pada

tahun 2010 yaitu sebesar 5,84%. Sedangkan produksi karet secara umum mengalami

penurunan sebesar 11,14% dengan penurunan tertinggi tahun 2006 sebesar 16,92%

dan penurunan terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar 4,81%. Produksi PMKS

mengalami peningkatan rata-rata sebesar 18,24%. Dengan demikian perkembangan

produksi secara umum mengalami kenaikan, sedangkan produksi karet mengalami

penurunan. Kondisi tersebut terjadi karena adanya peralihan tanaman produksi

(konversi) dari tanaman karet menjadi tanaman sawit.

Menurunnya kinerja akibat ketidakdisiplinan para pegawai juga ditandai

dengan kurangnya pegawai yang berprestasi, ide-ide kreatif dari pegawai jarang

(26)

misalnya tidak mau berusaha meningkatkan keterampilan kerja yang sudah ada.

Sebenarnya telah ada upaya yang dilakukan pimpinan untuk meningkatkan kinerja

pegawai dengan memotivasi pegawai dengan cara memberikan reward kepada

pegawai yang memiliki kinerja yang baik, tetapi penerapan punishmentnya tidak

dilakukan, sehingga pegawai yang kurang disiplin menjadi tidak perduli pada

peraturan tentang kedisiplinan.

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dijelaskan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah kompetensi sumber daya

manusia dan kedisiplinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

pegawai PT.Perkebunan Sumatera Utara?”.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui

dan menganalisis pengaruh kompetensi sumber daya manusia dan kedisiplinan

terhadap kinerja pegawai PT.Perkebunan Sumatera Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang dilakukan antara lain:

1. Sebagai bahan masukan bagi pimpinan perusahaan dalam menangani masalah

kompetensi sumber daya manusia dan kedisiplinan serta kinerja pegawai

PT.Perkebunan Sumatera Utara

2. Sebagai peluang pembelajaran bagi peneliti dalam meningkatkan wawasan

akademis dan studi empiris di bidang Manajemen Sumber Daya Manusia.

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang akan meneliti dan mengkaji

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Ayuningrum (2010) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan di PT. London

Sumatera, Tbk Medan”. Variabel yang diteliti adalah Kompetensi Sumber Daya

Manusia dan Kinerja. Penelitian ini menggunakan metode survey, jenis

penelitian deskriptif kuantitatif dan sifat penelitian ini adalah explanatory research.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variable kompetensi memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variable kinerja. Kompetensi sumber

daya manusia di PT. PP Lonsum, Tbk Medan sudah cukup terlaksana artinya:

kompetensi sudah cukup dimiliki semua karyawan PT. PP. Lonsum, Tbk Medan.

Kompetensi tidak dapat dikatakan tinggi karena masih ada karyawan yang memiliki

kompetensi rendah, hal tersebut disebabkan kurangnya pengetahuan dan

keterampilan yang dimiliki serta sikap kerja yang berhubungan dengan kreativitas,

motivasi, perencanaan dan pengorganisasian. Kinerja karyawan di PT. PP Lonsum

berada pada kategori rendah artinya kinerja karyawan sangat perlu ditingkatkan lagi

agar menjadi optimal.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Kompetensi Sumber Daya Manusia

Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan

(28)

didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dengan demikian,

kompetensi menunjukkan keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh

profesionalisme dalam bidang tertentu sebagai sesuatu yang terpenting, sebagai

unggulan di bidang tersebut. (Wibowo, 2007)

Sedangkan menurut Amstrong dalam Dharma (2004) kompetensi mengacu

kepada dimensi prilaku dari sebuah peran atau prilaku yang diperlukan seseorang

untuk dapat melaksanakan pekerjaannya secara memuaskan. Spencer dan Spencer

(dalam Wibowo, 2007) menyatakan bahwa kompetensi merupakan landasan dasar

karakteristik orang dan mengindikasikan cara berprilaku atau berpikir, menyamakan

situasi, dan mendukung untuk periode waktu cukup lama. Dengan demikian

kompetensi merupakan suatu kemampuan melaksanakan suatu pekerjaan

berdasarkan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki.

Menurut Alwi (2001) Sumber Daya Manusia atau human resource adalah

orang yang bekerja dalam suatu organisasi yang sering pula disebut karyawan atau

pegawai. Sedangkan menurut Nawawi (2003) sumber daya manusia adalah manusia

atau orang yang bekerja atau menjadi anggota suatu organisasi yang disebut

personil, pegawai, karyawan, tenaga kerja, dan lain-lain. Menurut Mangkunegara

(2007) kompetensi sumber daya manusia adalah kompetensi yang berhubungan

dengan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan karakteristik kepribadian yang

mempengaruhi secara langsung terhadap kinerjanya. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kompetensi sumber daya manusia adalah suatu yang dapat

memberikan gambaran tentang kemampuan suatu individu sumber daya manusia

untuk melaksanakan tugas tertentu. Kompetensi sumber daya manusia juga dapat

(29)

berkaitan dengan kinerja yang efektif atau superior dalam suatu pekerjaan atau

jabatan.

2.2.2. Tujuan Kompetensi Sumber Daya Manusia

Menurut Hutapea dan Nurianna (2008) kompetensi dalam organisasi atau

perusahaan pada umumnya bertujuan untuk:

1. Pembentukan pekerjaan (job design)

Kompetensi teknis dapat digunakan untuk menggambarkan fungsi, peran, dan

tanggung jawab pekerjaan di suatu organisasi. Besarnya fungsi, peran, dan

tanggung jawab tersebut tergantung dari tujuan perusahaan, besar kecilnya

perusahaan, tingkat atau level pekerjaan dalam organisasi serta jenis usaha.

Sedangkan kompetensi prilaku digunakan untuk menggambarkan tuntutan

pekerjaan atas prilaku pemangku jabatan agar dapat melaksanakan pekerjaan

tersebut dengan prestasi luar biasa.

2. Evaluasi Pekerjaan ( job evaluation )

Kompetensi dapat dijadikan salah satu faktor pembobot pekerjaan, yang

digunakan untuk mengevaluasi pekerjaan. Pengetahuan dan keterampilan yang

dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan serta tantangan pekerjaan merupakan

komponen yang memberikan porsi terbesar dalam menentukan bobot suatu

pekerjaan. Pengetahuan dan keterampilan tersebut adalah komponen dasar

pembentuk kompetensi.

3. Rekrutmen dan seleksi (recruitment and selection)

Pembentukan organisasi biasanya diikuti dengan pembentukan pekerjaan serta

penentuan persyaratan atau kualifikasi orang yang layak melaksanakan pekerjaan

(30)

persyaratan jabatan, yang kemudian dijadikan pedoman untuk menyeleksi calon

karyawan yang akan menduduki jabatan atau melaksanakan pekerjaan tersebut.

4. Pembentukan dan pengembangan organisasi (organization design and

development).

Organisasi yang kukuh adalah organisasi yang mempunyai kerangka fondasi yang

kuat. Kekuatan kerangka dan fondasi ditentukan oleh kemampuan teknis, nilai

atau budaya organisasi serta semangat kerja atau motivasi orang-orang yang

bekerja dalam organisasi. Kompetensi dapat menjadi fondasi yang kuat untuk

pembentukan dan pengembangan organisasi kearah organisasi yang produktif dan

kreatif apabila semua orang kearah organisasi.

5. Membentuk dan memperkuat nilai dan budaya perusahaan (company culture)

Peran kompetensi prilaku sangat diperlukan untuk membentuk dan

mengembangkan nilai budaya perusahaan (culture) system budaya kerja yang

produktif. Pembentukan nilai-nilai produktif dalam organisasi akan mudah

tercapai apabila pemilihan nilai-nilai budaya perusahaan sesuai dengan

kompetensi inti perusahaan.

6. Pembelajaran organisasi (organizational learning)

Peran kompetensi bukan hanya untuk menambah pengetahuan dan keterampilan,

melainkan juga untuk membentuk karakter pembelajaran yang akan menopang

proses pembelajaran yang berkesinambungan.

7. Manajemen karier dan penilaian potensi karyawan (career management and

employee’s assessment)

Kerangka dan tindakan kompetensi dapat digunakan untuk membantu perusahaan

(31)

mencapai jenjang karir yang sesuai dengan potensi yang dimiliki. Melalui

assessment centre (pusat penilaian potensi karyawan), penggunaan kompetensi

dapat mendorong pengembangan karier yang lebih terpola dan sejalan dengan

kebutuhan perusahaan.

8. Sistem imbal jasa (reward system)

Sistem imbal jasa akan memperkuat dan diperkuat oleh kerangka pekerjaan yang

berbasis kompetensi. Artinya, pemberian imbalan jasa yang dihubungkan dengan

pencapaian kompetensi individu akan mendukung pelaksanaan sistem kompetensi

yang digunakan oleh perusahaan secara keseluruhan. Sebaliknya, sistem

kompetensi yang baik akan membantu mengefektifkan sistem imbal jasa yang

berlaku dalam perusahaan.

2.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompetensi

Zwell dalam Wibowo (2007) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi kecakapan kompetensi sumber daya manusia

yaitu:

1. Keyakinan dan Nilai-nilai

Keyakinan orang tentang dirinya maupun terhadap orang lain akan sangat

mempengaruhi perilaku. Apabila orang percaya bahwa mereka tidak kreatif dan

inovatif, mereka tidak akan berusaha berpikir tentang cara baru atau berbeda

dalam melakukan sesuatu.

2. Keterampilan

Keterampilan memainkan peran di kebanyakan kompetensi. Pengembangan

kompetensi secara spesifik berkaitan dengan kompetensi dapat berdampak baik

(32)

3. Pengalaman

Keahlian dari banyak kompetensi memerlukan pengalaman mengorganisasi

orang. Pengalaman merupakan elemen kompetensi yang perlu, tetapi untuk

menjadi ahli tidak cukup dengan pengalaman

4. Karateristik Kepribadian

Kepribadian termasuk faktor yang diantaranya sulit dirubah dengan mudah.

Tidaklah bijaksana untuk mengharapkan orang memperbaiki kompetensi dengan

mengubah kepribadiannya

5. Motivasi

Motivasi merupakan faktor dalam kompetensi yang dapat dirubah. Dengan

memberikan dorongan, apresiasi terhadap pekerjaan bawahan, memberikan

pengakuan dan perhatian individual dari atasan dapat mempunyai pengaruh

positif terhadap motivasi seseorang.

6. Isu Emosional

Hambatan emosional dapat membatasi penguasaan kompetensi. Takut membuat

kesalahan, menjadi malu, merasa tidak disukai cenderung membatasi motivasi

dan inisiatif.

7. Kemampuan intelektual

Kompetensi tergantung pada pemikiran kognitif seperti pemikiran konseptual

dan pemikiran analitis. Salah satu faktor seperti pengalaman dapat meningkatkan

(33)

8. Budaya Organisasi

Budaya organisasi mempengaruhi kompetensi sumber daya manusia dalam

kegiatan antara lain : praktek rekrutmen, sistem penghargaan, pengambilan

keputusan, filosofi organisasi, komitmen dan lain-lain.

2.2.4. Kategori Kompetensi Sumber Daya Manusia

Zwell (dalam Wibowo, 2007) memberikan lima kategori kompetensi yang

terdiri dari task achievement, relationship, personal attribute, managerial, dan

leadership.

1. Task achievement

Merupakan kategori kompetensi yang berhubungan dengan kinerja baik.

Misalnya orientasi pada hasil, mengelola kinerja, mempengaruhi, inisiatif,

efisiensi produksi, inovasi, dan lain sebagainya.

2. Relationship

Merupakan kategori kompetensi yang berhubungan dengan komunikasi dan

bekerja baik dengan orang lain dan memuaskan kebutuhannya. Kompetensi yang

berhubungan dengan relationship meliputi, kerja sama, orientasi pada pelayanan,

kepedulian antarpribadi, kecerdasan organisasional, membangun hubungan,

penyelesaian konflik, dan lain-lain.

3. Personal attribute

Merupakan kompetensi intrinsik individu dan menghubungkan bagaimana orang

berpikir, merasa, belajar, dan berkembang. Personal attribute merupakan

kompetensi yang meliputi: integritas dan kejujuran, pengembangan diri,

(34)

4. Managerial

Merupakan kompetensi yang secara spesifik berkaitan dengan pengelolaan,

pengawasan dan mengembangkan orang.

5. Leadership

Merupakan kompetensi yang berhubungan dengan memimpin organisasi dan

orang untuk mencapai maksud, visi, dan tujuan organisasi. Kompetensi yang

berkenaan dengan ini meliputi berpikir strategis, orientasi kewirausahaan,

manajemen perubahan, membangun komitmen organisasional, membangun fokus

dan maksud, dasar, dan nilai-nilai.

2.2.5. Indikator Kompetensi Sumber Daya Manusia

Adapun yang menjadi indikator kompetensi sumber daya manusia menurut

Hutapea dan Nurianna (2008), yaitu:

1. Pengetahuan yang berkaitan dengan pekerjaan yang meliputi:

a. Mengetahui dan memahami pengetahuan di bidangnya masing-masing yang

menyangkut tugas dan tanggung jawabnya dalam bekerja.

b. Mengetahui pengetahuan yang berhubungan dengan peraturan, prosedur,

teknik yang baru dalam perusahaan.

c. Mengetahui bagaimana menggunakan informasi, peralatan, dan taknik yang

tepat dan benar.

2. Keterampilan individu meliputi

a. Kemampuan dalam berkomunikasi dengan baik secara tulisan.

b. Kemampuan dalam berkomunikasi dengan jelas secara lisan.

3. Sikap kerja

(35)

b. Memiliki kemampuan dalam perencanaan/ pengorganisasian

c. Memiliki kemampuan berkreativitas dalam bekerja.

2.2.6. Pengertian Kedisiplinan

Istilah disiplin berasal dari bahasa latin ”Disciplina” yang menunjuk pada

kegiatan belajar dan mengajar. Disiplin mempunyai peran yang sangat penting bagi

suatu perusahaan apalagi jika perusahaan tersebut adalah perusahaan jasa, yang

mana ketepatan waktu dalam memberikan pelayanan dan keramah tamahan

merupakan modal utama dalam mensukseskan tujuan atau visi dan misi suatu

organisasi. Jika disiplin dalam melaksanakan kegiatan tersebut tidak dijalankan

besar kemungkinan perusahaan tidak akan maju.

Singodimedjo (2002) mengatakan, Kedisiplinan adalah sikap kesediaan dan

kerelaan seseorang untuk mematuhi atau mentaati norma-norma peraturan yang

berlaku disekitarnya. Disiplin pegawai yang baik akan mempercepat tujuan

perusahaan, sedangkan disiplin yang merosot akan menjadi penghalang dan

memperlambat pencapaian tujuan perusahaan.

Sutrisno (2009) mengatakan Kedisiplinan adalah sikap kesadaran para

karyawan dalam mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku, dimana peraturan itu

bersifat jelas, mudah dipahami dan adil, yaitu berlaku bagi pimpinan yang tertinggi

maupun karyawan yang terendah.

Hasibuan (2009), Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang

mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Dalam

arti sempit dan lebih banyak dipakai, disiplin berarti tindakan yang diambil dengan

penyeliaan untuk mengkoreksi perilaku dan sikap yang salah pada sementara

(36)

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

Kedisiplinan menunjukkan kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan

terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan yang telah ada dan dilakukan dengan

senang hati dan kesadaran diri. Dengan demikian, bila peraturan atau ketetapan yang

ada dalam perusahaan itu diabaikan atau sering dilanggar, maka karyawan

mempunyai disiplin kerja yang buruk. Sebaliknya, bila tunduk pada ketetapan

perusahaan, menggambarkan adanya kondisi disiplin yang baik

2.2.7. Bentuk-bentuk Kedisiplinan

Bentuk kedisiplinan yang baik akan tercermin pada suasana, yaitu:

1. Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

2. Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para karyawan dalam

melakukan pekerjaan

3. Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan untuk melaksanakan tugas

dengan sebaik-baiknya

4. Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan

karyawan

5. Meningkatnya efisiensi dan produktivitas kerja para karyawan.

2.2.8. Tipe-Tipe Kedisiplinan

Menurut Handoko (2001) menyatakan bahwa ada 3 tipe kedisiplinan yang

diterapkan didalam perusahaan atau organisasi yaitu:

1. Kedisiplinan Preventif

Adalah kegiatan disiplin yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan

(37)

penyelewengan-penyelewengan dapat dicegah. Dengan cara ini para karyawan menjaga disiplin

diri bukan semata-mata karena dipaksa oleh manajemen.

2. Kedisiplinan Korektif

Adalah kegiatan yang diambil untuk menghindari pelanggaran terhadap

peraturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan

korektif sering berupa bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan

(disciplinary). Sebagai contoh tindakan pendisiplinan bisa berupa peringatan

atau skorsing

3. Kedisiplinan Progresif

Perusahaan bisa menerapkan suatu kebijakan disiplin progresif yang berarti

memberikan hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran yang berulang.

Tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengambil

tindakan korektif sebelum hukuman-hukuman yang lebih serius dilaksanakan.

Disiplin progresif memungkinkan manajemen untuk membantu karyawan untuk

memperbaiki kesalahan.

2.2.9. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplinan Kerja

Asumsinya bahwa pemimpin mempunyai pengaruh langsung atas sikap

kebiasaan yang diperoleh karyawan. Kebiasaan itu ditentukan oleh pemimpin, baik

dengan iklim atau suasana kepemimpinan maupun melalui contoh diri pribadi.

Karena itu, untuk mendapatkan disiplin yang baik, maka pemimpin harus

memberikan kepemimpinan yang baik pula.

Menurut Singodimedjo (2000), faktor yang mempengaruhi kedisiplinan

pegawai adalah:

(38)

2. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan

3. Ada tidaknya aturan yang pasti yang dapat dijadikan pegangan

4. Keberanian pemimpin dalam mengambil tindakan

5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan

6. Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan

7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin

2.2.10. Indikator-Indikator Kedisiplinan

Pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan

karyawan suatu organisasi, diantaranya:

1. Tujuan dan kemampuan

Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan.

Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup

menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan pekerjaan

yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan,

agar dia bekerja sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya.

2. Teladan pimpinan

Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan

karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan

harus memberi contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai kata

dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan

pun akan ikut baik. Jika teladan pimpinan kurang baik (kurang disiplin), para

(39)

3. Balas jasa

Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisplinan karyawan

karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap

perusahaan/pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap

pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula.

4. Keadilan

Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisplinan karyawan, karena sifat dan

ego manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama

dengan manusia lainnya.

5. Waskat (Pengawasan Melekat)

Waskat adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan

karyawan perusahaan. Dengan waskat berarti atasan harus aktif dan langsung

mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja dan prestasi kerja bawahannya.

6. Sanksi hukuman

Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan.

Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut

melanggar peraturan perusahaan, sikap dan perilaku indisipliner karyawan akan

berkurang.

7. Ketegasan

Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi

kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas bertindak

untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi

(40)

menerapkan hukuman bagi karyawan yang indisipliner akan disegani dan diakui

kepemimpinannya oleh bawahan.

8. Hubungan kemanusiaan

Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut

menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan.

Hubungan-hubungan baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari single

relationship, direct group relationship, dan cross relationship hendaknya

harmonis.

2.2.11. Pelaksanaan Kedisiplinan Kerja

Disiplin yang paling baik adalah disiplin diri. Kecenderungan orang normal

adalah melakukan apa yang menjadi kewibawaannya dan menempati aturan

permainan. Suatu waktu orang mengerti apa yang dibutuhkan dari mereka, di mana

mereka diharapkan untuk selalu melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien

dengan senang hati. Kini banyak orang yang mengetahui bahwa kemungkinan yang

terdapat di balik disiplin adalah meningkatkan diri dari kemalasan.

Organisasi atau perusahaan yang baik harus berupaya menciptakan peraturan

atau tata tertib yang akan menjadi rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh seluruh

pegawai dalam organisasi. Peraturan-peraturan yang akan berkaitan dengan disiplin

itu antara lain:

1. Peraturan jam masuk, pulang dan istirahat

2. Peraturan dasar tentang berpakaian, dan bertingkah laku dalam pekerjaan

3. Peraturan cara-cara melakukan pekerjaan dan berhubungan dengan unit kerja

(41)

4. Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh

pegawai selama dalam organisasi dan sebagainya (Singodimedjo,2000)

Disiplin perlu untuk mengatur tindakan kelompok, dimana setiap anggotanya

harus mengendalikan dorongan hatinya dan bekerja sama, demi kebaikan bersama.

Dengan kata lain mereka harus secara sadar tunduk pada aturan perilaku yang

diadakan oleh kepemimpinan organisasi, yang ditujukan pada tujuan yang hendak

dicapai.

Dalam pelaksanaan disiplin kerja, peraturan dan ketetapan perusahaan

hendaknya masuk akal dan bersifat adil bagi seluruh pegawai. Selain itu, hendaknya

peraturan tersebut juga dikomunikasikan sehingga para karyawan tahu apa yang

menjadi larangan dan apa yang tidak menjadi larangan.

2.2.12. Pengertian Kinerja

Pengertian kinerja (dalam Tika, 2006) telah dirumuskan oleh beberapa ahli

manajemen antara lain sebagai berikut:

1) Stoner mengemukakan kinerja adalah fungsi dari motivasi, kecakapan, dan

persepsi peranan.

2) Bernardin dan Russel mendefenisikan kinerja sebagai pencatatan hasil-hasil

yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun

waktu tertentu.

3) Handoko mendefenisikan kinerja sebagai proses di mana organisasi

mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

4) Prawiro Suntoro mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat

dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka

(42)

Sedangkan menurut Amstrong dan Baron (dalam Suprihanto, 2001) kinerja

merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan yang kuat dengan tujuan

strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi.

Sedarmayanti (2009), menyatakan kinerja merupakan hasil kerja yang dapat

dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai

tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai

dengan moral maupun etika.

Selanjutnya, Menurut Soeprihanto (2001), kinerja adalah hasil kerja seorang

karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai standar

target/sasaran atau kriteria yang telah disepakati bersama. Sedangkan menurut

Mathis dan Jackson (2002), kinerja adalah apa yang dilakukan karyawan, sehingga

ada yang mempengaruhi kombinasi karyawan organisasi antara lain:

1. Kuantitas out put

2. Kualitas out put

3. Jangka waktu out put

4. Kehadiran ditempat kerja

5. Sikap koperatif

2.2.13. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Simanjuntak (2005) kinerja setiap orang dipengaruhi oleh banyak

(43)

1. Kompetensi Individu

Kompetensi individu adalah kemampuan dan keterampilan melakukan kerja.

Kompetensi setiap orang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat

dikelompokkan dalam dua golongan yaitu:

a) Kemampuan dan Keterampilan Kerja. Kemampuan dan keterampilan kerja

setiap orang dipengaruhi oleh kebugaran fisik dan kesehatan jiwa individu yang

bersangkutan, pendidikan, akumulasi pelatihan, dan pengalaman kerjanya.

b) Motivasi dan etos kerja. Motivasi dan etos kerja sangat penting mendorong

semangat kerja. Motivasi dan etos kerja dipengaruhi oleh latar belakang

keluarga, lingkungan masyarakat, budaya dan nilai-nilai agama yang dianutnya.

Seseorang yang melihat pekerjaan sebagai beban dan keterpaksaan untuk

memperoleh uang, akan mempunyai kinerja yang rendah. Sebaliknya seseorang

yang memandang pekerjaan sebagai kebutuhan, pengabdian, tantangan dan

prestasi, akan menghasilkan kinerja yang tinggi.

2. Dukungan Organisasi

Kinerja setiap orang juga tergantung dari dukungan organisasi dalam bentuk

pengorganisasian, penyediaan sarana dan prasarana kerja, pemilihan teknologi,

kenyamanan lingkungan kerja, serta kondisi dan syarat kerja. Pengorganisasian

dimaksudkan untuk memberi kejelasan bagi setiap unit kerja dan setiap orang

tentang sasaran yang harus dicapai dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai

sasaran tersebut.

3. Dukungan Manajemen

Kinerja perusahaan dan kinerja setiap orang sangat tergantung pada

(44)

sistem kerja dan hubungan industrial yang aman dan harmonis, maupun dengan

mengembangkan kompetensi pekerja, demikian juga dengan menumbuhkan

motivasi dan memobilisasi seluruh karyawan untuk bekerja secara optimal.

Sedangkan menurut Davis (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Secara

psikologis, kemampuan karyawan terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan

kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya pegawai yang memiliki IQ diatas

rata-rata dengan pendidikan yang memadai untuk jabatanya dan keterampilan dalam

mengerjakan pekerjaan, maka akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan.

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang karyawan dalam

menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri

karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini ada

hubungan yang positif antara positif berprestasi dengan pencapaian kinerja.

Robbins,Stephen (2008) menambahkan dimensi baru yang menentukan

kinerja seseorang yaitu kesempatan. Menurutnya, meskipun seseorang bersedia

(motivasi) dan mampu (kemampuan), mungkin ada saja rintangan yang menjadi

kendala kinerja seseorang yaitu kesempatan yang ada, mungkin berupa lingkungan

yang tidak mendukung, peralatan, pasokan bahan, rekan kerja yang tidak

mendukung, prosedur yang tidak jelas dan lainnya.

2.2.14. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja

Kondisi lingkungan bisnis di masa depan menunjukkan meningkatnya

teknologi dan perubahan sosial. Di satu sisi harus mengikuti perkembangan

(45)

tersebut membuat kompetensi sumber daya manusia semakin penting, baik bagi

eksekutif, manajer, maupun karyawan.

Manajemen kinerja didasarkan kepada kesepakatan tentang sasaran

persyaratan pengetahuan, keahlian dan kompetensi serta rencana kerja dan

pengembangan. Manajemen kinerja mencakup pengajian ulang terhadap kinerja

secara berkesinambungan dan dilakukan secara bersama berdasarkan kesepakatan

mengenai sasaran, persyaratan pengetahuan, keahlian dan kompentensi serta rencana

kerja dan pengembangan, serta pengimplementasian rencana-rencana peningkatan

dan pengembangan lebih lanjut. Jadi kompetensi merupakan syarat penting dalam

menunjang kinerja yang baik.

Kompetensi adalah apa yang dibawa oleh seseorang ke dalam pekerjaannya

dalam bentuk jenis dan tingkatan perilaku yang berbeda. Ini harus dibedakan dari

atribut tertentu (pengetahuan, keahlian, dan kepiawaian) yang dibutuhkan untuk

melaksanakan berbagai tugas yang berhubungan dengan suatu pekerjaan.

Kompetensi menentukan aspek-aspek proses dari kinerja suatu pekerjaan.

Kompetensi ini bisa bersifat generik secara universal, berlaku bagi semua manajer

tanpa peduli ia merupakan bagian dari organisasi yang mana, ataupun apa pekerjaan

tertentu mereka. Mereka juga dapat bersifat generik secara organisasional, bisa

bersifat umum dan berlaku bagi semua staf, atau terfokus secara lebih spesifik

kepada suatu jenis pekerjaan atau kategori karyawan seperti manajer, ilmuan staf

profesional ataupun staff administrasi. Salah satu cara untuk menentukan perbedaan

antara karyawan yang berkinerja tinggi dan kurang efektif adalah dengan

(46)

Setiap pekerja mempunyai kemampuan berdasar kepada pengetahuan dan

keterampilan, kompetensi yang sesuai dengan pekerjaan, motivasi kerja dan

kepuasan kerja. Namun, pekerja juga mempunyai kepribadian, sikap, dan prilaku

yang dapat mempengaruhi kinerjanya. (Wibowo, 2007)

Dengan demikian, semakin tinggi tingkat kompetensi sumber daya manusia

dalam perusahaan maka akan semakin baik kinerja perusahaan tersebut. Sebaliknya

apabila suatu perusahaan atau organisasi memiliki kompetensi sumber daya yang

kurang mendukung maka akan menghambat tujuan perusahaan.

2.2.15. Indiaktor- Indikator Penilaian Kinerja Karyawan

Menurut Hasibuan (2009) kinerja karyawan dikatakan baik dapat dinilai dari

beberapa hal yaitu:

1. Kesetiaan

Kesetiaan adalah tekad dan kesanggupan mentaati, melaksanakan, dan

mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

Tekad dan kesanggupan tersebut harus dibuktikan dengan sikap dan prilaku

pegawai yang bersangkutan dalam kegiatannya sehari-hari serta dalam

melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Kesetiaannya

karyawan terhadap organisasi sangat berhubungan dengan pengabdiannya.

2. Prestasi Kerja

Kinerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan

yang diberikan kepadanya. Pada umumnya prestasi kerja seseorang karyawan

dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman, dan kesungguhan

(47)

3. Kedisiplinan

Kesanggupan karyawan untuk mentaati segala ketetapan, peraturan organisasi

yang diberikan oleh yang berwenang serta kesanggupan untuk tidak melanggar

aturan baik tertulis maupun lisan.

4. Kreativitas

Kemampuan karyawan dalam mengembangkan dan mengeluarkan potensi atau

ide-ide yang ada dalam menyelesaikan sesuatu pekerjaan ataupun permasalahan

dalam suatu organisasi.

5. Kerja sama

Kemampuan seorang pegawai untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain

dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan sehingga

mencapai daya guna dan berhasil guna yang sebesar-besarnya.

6. Kecakapan

Keterampilan karyawan dalam menyelesaikan tugas pekerjaannya dilihat dari

pelaksanaan kerjanya sesuai dengan hasil yang dicapai.

7. Tanggung jawab

Kesanggupan seorang karyawan dalam meyelasaikan tugas dan pekerjaan yang

diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani

memikul resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukan

serta penanggungjawaban fasilitas yang ada.

2.3. Kerangka Konseptual

Menurut Wibowo (2007) Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas

(48)

pekerjaan tersebut. Dengan demikian, kompetensi menunjukkan keterampilan atau

pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam bidang tertentu sebagai

sesuatu yang terpenting, sebagai unggulan di bidang tersebut.

Sedangkan menurut Amstrong (dalam Dharma, 2005) kompetensi mengacu

kepada dimensi prilaku dari sebuah peran atau prilaku yang diperlukan seseorang

untuk dapat melaksanakan pekerjaannya secara memuaskan.

Spencer (dalam Wibowo, 2007) menyatakan bahwa kompetensi merupakan

landasan dasar karakteristik orang dan mengindikasikan cara berprilaku atau

berpikir, menyamakan situasi, dan mendukung untuk periode waktu cukup lama.

Kompetensi merupakan suatu kemampuan melaksanakan suatu pekerjaan

berdasarkan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki.

Kompetensi sumber daya manusia memiliki hubungan yang erat dengan

kinerja, hal ini sejalan dengan pendapat Mangkunegara (2001) yang menyatakan

kompetensi sumber daya manusia adalah kompetensi yang berhubungan dengan

pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan karakteristik kepribadian yang

mempengaruhi secara langsung terhadap kinerjanya. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa kompetensi sumber daya manusia adalah suatu yang dapat memberikan

gambaran tentang kemampuan suatu individu atau sumber daya manusia untuk

melaksanakan tugas tertentu. Kompetensi sumber daya manusia juga dapat diartikan

sebagai karakteristik dasar individu yang dalam hubungan sebab akibat berkaitan

dengan performa yang efektif atau superior dalam suatu pekerjaan atau jabatan.

Singodimedjo (2002) mengatakan, disiplin adalah sikap kesediaan dan

kerelaan seseorang untuk mematuhi mentaati norma-norma peraturan yang berlaku

(49)

sedangkan disiplin yang merosot akan menjadi penghalang dan memperlambat

pencapaian tujuan perusahaan

Suatu organisasi yang mempunyai sumber daya manusia yang

berkompetensi dan disiplin yang baik akan memudahkan organisasi dalam proses

pencapaian tujuan. Dimana anggotanya mengetahui tentang hak dan kewajibanya

tanpa paksaan. Kedisiplinan sangat penting dalam kinerja seseorang, sebab dengan

disiplin maka semua tugas akan dapat selesai dengan baik dan tepat waktu.

Hubungan Kedisiplinan dengan kinerja menurut Hasibuan (2009) adalah

kedisiplinan merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen Sumber Daya

Manusia yang terpenting karena semakin baik disiplin pegawai, semakin tinggi

kinerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin pegawai yang baik, sulit bagi

organisasi mencapai hasil yang optimal. Sedangkan Kinerja itu sendiri menurut

Hasibuan (2009) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas

kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Senada dengan itu Amstrong

dan Baron (dalam Wibowo, 2007) mengungkapkan, kinerja merupakan hasil

pekerjaan yang mempunyai hubungan yang kuat dengan tujuan strategis organisasi,

kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi.

Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan di atas, maka untuk

memperjelas hubungan antara variabel – variabel yang telah diuraikan dapat dilihat

(50)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis pada penelitian ini

adalah “Kompetensi sumber daya manusia dan kedisiplinan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja pegawai PT.Perkebunan Sumatera Utara”.

Kompetensi Sumber Daya Manusia

Kedisiplinan

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut

Arikunto (2007) penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang bertujuan

untuk menguraikan atau menggambarkan tentang sifat-sifat (karakteristik) dari suatu

keadaan atau objek penelitian.

Penelitian ini bersifat deskriptif explanatory, menurut Arikunto (2007)

deskriptif explanatory adalah penelitianyang bertujuan untuk menjelaskan kedudukan

variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang

lain.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Sumatera Utara yang beralamat

di Jalan Letjend Jamin Ginting Km. 13 No. 45, Medan. Penelitian ini dilakukan dari

bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Agustus 2011.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada PT.Perkebunan

Sumatera Utara yang berjumlah 149 orang yang terbagi dalam 6 (enam) wilayah

(52)

Tabel 3.1. Jumlah Populasi Keseluruhan

No Unit Kerja Jumlah pegawai

1 Kantor Direksi Medan Kabupaten Laucih 39 orang

2 Kantor Kebun Tanjung Kasau Kabupaten Batu Bara 31 orang

3 Kantor Kebun Sei Kari Kabupaten Serdang Bedagai 7 orang

4 Kantor Kebun Simpang Gambir Kabupaten Mandailing Natal 29 orang

5 Kantor Kebun Patiluban Kabupaten Mandailing Natal 17 orang

6 Kantor Kebun Simpang Koje Kabupaten Mandailing Natal 26 orang

Total 149 orang

Sumber : PT.Perkebunan Sumatera Utara, (data diolah), Tahun 2011

Selanjutnya Umar (2008) menyatakan bahwa untuk menentukan minimal

sampel yang dibutuhkan jika ukuran populasi diketahui, dapat digunakan rumus

Slovin sebagai berikut:

N = Jumlah populasi

e = Tingkat kesalahan pengambilan sampel sebesar 0,1

Dengan populasi (N) sebanyak 149 pegawai , dan tingkat kesalahan pada

sampel (e) sebesar 10% maka jumlah sampel adalah

n = 149

1+149(0,1)2 = 59,8

(53)

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode simple

random sampling dilakukan dengan cara proporsional, dan jumlah sampel pada

masing-masing unit kerja ditentukan melalui rumus:

xTotalSampel

Persentase pemilihan responden yang dijadikan sampel diperlihatkan pada Tabel

3.2. berikut ini:

Tabel 3.2. Penentuan Sampel Penelitian

Unit Kerja Penentuan Sampel

Proporsional

Sumber : PT.Perkebunan Sumatera Utara, (data diolah), Tahun 2011

Setelah jumlah sampel diambil dari populasi yang ditentukan, selanjutnya

pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling.

Pengambilan sampel acak merupakan suatu metode pemilihan sampel di mana setiap

anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota

(54)

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Wawancara (interview) yaitu melakukan wawancara secara langsung untuk

memperoleh data yang diperlukan, dengan pihak yang berhak dan berwenang di

PT. Perkebunan Sumatera Utara, Medan.

2. Daftar Pertanyaan (quisionare) yang diberikan kepada pegawai di

PT. Perkebunan Sumatera Utara, Medan yang dijadikan responden terpilih

dalam penelitian ini.

3. Studi Dokumentasi dengan mengumpulkan dan mempelajari dokumen yang

relevan dan mendukung penelitian antara lain laporan perusahaan, jurnal dan

sebagainya.

3.5. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah :

1. Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari daftar pertanyaan

(questionare) yang disebarkan kepada responden dan wawancara (interview)

kepada pegawai PT.Perkebunan Sumatera Utara, Medan.

2. Data sekunder yaitu data yang mendukung data primer yang diperoleh dari

dokumen-dokumen perusahaan melalui studi dokumentasi.

3.6 Indentifikasi, Definisi Operasional Variabel Dan Skala Ukur

Variabel yang diteliti pada hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

(55)

2. Variabel Independen (bebas), yaitu Kompetensi Sumber Daya Manusia

(X1) dan Kedisiplinan (X2).

Tabel 3.3. Definisi Operasional Variabel Hipotesis

Variabel Definisi

Operasional

Dimensi Indikator Pengukuran

Kompetensi dan teknik yang tepat dan benar.

Skala Likert

2.Keterampilan 1.Keterampilan teknis pegawai dalam

3. Sikap Kerja 1.Adanya semangat

kerja yang tinggi.

1. Ketegasan 1.Ketegasan pimpinan

(56)

Lanjutan Tabel 3.3. Definisi Operasional Variabel Hipotesis

Variabel Definisi Operasional Dimensi Indikator Pengukuran

2.Waskat

3.Sanksi/hukuman 1. Sanksi yang memotivasi pegawai

Kinerja (Y ) Suatu hasil kerja yang dicapai seseorang

2. Kesetiaan pegawai pada organisasi.

Skala Likert

2. Prestasi Kerja 1. Kecakapan dan keterampilan 3.Kreatifitas 1. Kemampuan

pegawai dalam mengeluarkan

potensinya.

(57)

Lanjutan Tabel 3.3. Definisi Operasional Variabel Hipotesis

Variabel Definisi

Operasional

Dimensi Indikator Pengukuran

5. Kecakapan 1. Keterampilan pegawai dalam menyelesaikan tugasnya.

2. Keterampilan yang telah terdidik dan

1. Kesanggupan pegawai menyelesaikan tugas

3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas

3.7.1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam

suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Butir-butir pertanyaan

dicobakan pada 30 orang responden yang bukan dijadikan sampel penelitian. Untuk

menguji ketepatan kuesioner, akan dilakukan uji validitas terhadap 30 pegawai PT.

Perkebunan Sumatera Utara. Pegawai yang dijadikan responden untuk uji valid ini

adalah 30 orang pegawai yang termasuk dalam populasi penelitian namun tidak

digunakan sebagai sampel pada penelitian ini, yaitu 20 orang dari Kantor Direksi

Medan dan 10 orang dari Kantor Kebun Tanjung Kasau.

Menurut Ghozali (2005) uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau

valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan

pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

(58)

Menurut Umar (2008) bahwa sangat disarankan agar jumlah responden

untuk diuji coba minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini distribusi

skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal.

3.7.2. Hasil Uji Validitas

Untuk menguji ketepatan kuesioner, akan dilakukan pretest terhadap 30

orang pegawai PT Perkebunan Sumatera Utara. Uji validitas dilakukan dengan

bantuan program software SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 15.

Uji validitas dilakukan dengan metode sekali ukur (one shot methods), dimana

pengukuran dengan metode ini cukup dilakukan satu kali.

3.7.2.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kompetensi

Hasil uji validitas instrument variabel kompetensi dapat dilihat pada Tabel

3.4 berikut:

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kompetensi

Pernyataan Corrected

1. Saya memahami bidang pekerjaan saya.

2. Saya mengetahui standar operasional prosedur (SOP).

3. Saya mengetahui bagaimana penggunaan

peralatan kerja dengan tepat.

4. Saya terampil dalam menggunakan peralatan

kerja sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat.

5. Saya terampil dalam mengorganisir pekerjaan yang sesuai dengan pekerjaan saya.

6. Saya selalu bersemangat dalam bekerja.

7. Saya memiliki kemampuan dalam berkreatifitas.

,647

Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah).

Berdasarkan Tabel 3.4 diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari

variabel kompetensi memiliki nilai yang lebih besar dari 0.30. Dengan demikian

Gambar

Tabel 1.1 Data Absensi Pegawai Periode Januari – Maret 2011 Kantor Direksi PT.Perkebunan Sumatera Utara, Medan
Tabel 1.2 Laporan Evaluasi Kinerja  PT.Perkebunan Sumatera Utara    Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2010
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1. Jumlah Populasi Keseluruhan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Maka dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan atau kinerja sumber daya manusia adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian mengenai pengaruh kompetensi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada divisi sumber daya manusia PT Ultrajaya Tbk,

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Kompetensi, Penempatan Kerja dan Employee Engagement Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel perencanaan strategis sumber daya manusia mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai di PT.. Bank SUMUT

Berpengaruhnya secara simultan kompetensi dan komitmen sumber daya manusia secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai bagian keuangan pada

H1: Kompetensi sumber daya manusia dan motivasi kerja berpengaruh atas produktivitas kerja pegawai Kementerian Agama Kabupaten Gresik. H0: Kompetensi sumber daya manusia

dalam bentuk skripsi dengan judul : “ Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai Pada Bidang Promosi Badan Koordinasi Promosi Dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi sumber daya manusia yang terdiri dari Pengetahuan, Keterampilan dan Perilaku terhadap kinerja karyawan