• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Estimasi Biaya. Hanna Lestari, M.Eng Teknik Industri-UDINUS-2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Estimasi Biaya. Hanna Lestari, M.Eng Teknik Industri-UDINUS-2014"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis

Estimasi Biaya

Bahan Baku

(2)

Pendahuluan

Bahan baku

bahan yang secara menyeluruh

mendominasi pembentukan produk

mendominasi pembentukan produk

hingga selesai & dapat d iidentifikasi

secara langsung pada produk yang

bersangkutan.

(3)

Bahan Baku

(4)

Siklus Penggunaan

Bahan Baku

• Mendapatkan baku dari vendor

• Permintaan bahan baku dari

bagian produksi ke gudang bahan

baku

baku

• Penilaian persediaan bahan baku

dan aliran harga pokoknya.

(5)
(6)
(7)

Tahap

Tahap

Tahap

Tahap

Dokumen

Dokumen

Dokumen

Dokumen

Distribusi

Distribusi

Distribusi

Distribusi Dokumen

Dokumen

Dokumen

Dokumen

- Pembelian

-Penerimaan

-Pengecekan

Perintah pembelian

Lap penerimaan barang Lap pengecekan

Vendor, Bag akuntansi, Bag perencanaan&pengendalian bahan baku, bag penerimaan bahan baku

Bag akuntansi, Bag perencanaan&pengendalian bahan baku, Bag pembelian

Bag akuntansi, Bag pembelian, -Pengecekan

-Penyimpanan

-Pemakaian

Ringkasan catatan persediaan

Permintaan bahan baku Permintaan pembelian

Bag akuntansi, Bag pembelian,

Bag perencanaan&pengendalian bahan baku

(8)

Alur Mendapatkan Bahan baku dari Suplier :

Persetujuan pemenuhan bahan baku

Permintaan pembelian, digunakan bag pembelian untuk memenuhi kebutuhan

Perintah pembelian, bahan baku dikirim oleh suplier

suplier

Laporan penerimaan barang, pesanan tiba

Faktur penjualan, suplier mengirimlan faktur yang harus dibayar

(9)

 Elemen biaya bahan baku yang dibeli :

• Jumlah yang tercantum dalam faktur

• Pajak dan cukai

• Biaya angkut pembelian

 Masalah Biaya Angkut Pembelian :

yang menjadi masalah adalah biaya angkut pembelian.

Jika dalam satu faktur ada pembelian lebih dari satu

jenis bahan baku, maka biaya angkut pembelian bahan

baku harus dialokasikan.

(10)

Metode alokasi biaya angkut

pembelian :

a. Perbandingan kuantitas fisik bahan

Dasar alokasi biaya angkut bahan atas dasar kuantitas

fisik .

Kelemahan : pemakaiannya terbatas pada bahan yang

dapat diukur dalam kuantitas fisik yang sama, contoh

berat, volume, atau panjang dari bahan yang dibeli.

berat, volume, atau panjang dari bahan yang dibeli.

b. Perbandingan harga faktur bahan yang dibeli

Kebaikan dasar perbandinga harga faktur adalah

merupakan dasar yang paling mudah digunakan.

Kelemahan metode ini adalah bahan yang harganya

mahal belum tentu memerlukan biaya angkutan yang

tinggi. Biaya angkut lebih banyak dipengaruhi oleh factor

fisik dan resiko.

(11)

Contoh

Contoh

Contoh

Contoh I :

I :

I :

I :

Pada tanggal 20 Maret 2008 PT Ungaran Garmen

membeli 2 macam bahan baku yang terdiri dari 4.000

unit bahan baku X dengan harga per unit Rp 30.000,

berat per unit bahan baku X adalah 1 Kg dan 8.000

bahan penolong Y dengan harga per unit Rp 15.000,

berat per unit bahan baku Y adalah 1,5 Kg.Syarat

pembayaran termin 5/10,n/30. Biaya angkut pembelian

pembayaran termin 5/10,n/30. Biaya angkut pembelian

dibayar tunai sebesar Rp 500.000

• Tentukan alokasi biaya angkut dengan kedua metode.

• Tentukan berapa kas yang dibayar PT Ungaran jika

potongan pembelian 12 juta dan pembayaran dilakukan

tanggal 30 Maret 2008

(12)



Alokasi Biaya Angkut dengan Metode Perbandingan

Kuantitas :

Bahan X = (4.000 : 12.000) x Rp 500.000

= Rp 166.667

Bahan Y = (8.000 : 12.000) x Rp 500.000

= Rp 333.333



Alokasi Biaya Angkut dengan Metode Perbandingan



Alokasi Biaya Angkut dengan Metode Perbandingan

Harga Faktur :

Bahan X = (120.000.000 : 240.000.000) x Rp 500.000

= Rp 250.000

Bahan Y =

(120.000.000 : 240.000.000) x Rp 500.000

= Rp 250.000

12

(13)

• Kas yang harus dibayar adalah :

(Harga Pokok Pembelian – Potongan

Pembelian)+ Biaya Angkut Pembelian.

= (Rp 240.000.000 - Rp 12.000.000) +

Rp 500.000

Rp 500.000

(14)

Contoh 2 :

Diketahui jenis data sebagai berikut :

Total Biaya Angkut : Rp. 2.000.000

Jenis Bahan Kuantitas Harga Faktur

Bahan Baku Utama 300 Buah Rp. 5.000.000 Bahan Penolong 700 Buah Rp. 3.000.000 Total 1000 Buah Rp. 8.000.000

Total Biaya Angkut : Rp. 2.000.000

Hitunglah :

1. Alokasi biaya angkut kedalam harga

perolehan bahan baku utama dan bahan

penolong menggunakan kedua metode.

2. Harga perolehan bahan baku utama dan

(15)

Masalah Potongan Pembelian :

mengenai ketidakpastian diambil tidaknya potongan

tersebut.

Contoh : termin 3/10,n/30.

Untuk mengatasi hal tersebut, terdapat dua cara

pencatatan :

1. Mencatat harga faktur kotor (sebelum dikurangi

1. Mencatat harga faktur kotor (sebelum dikurangi

potongan pembelian) pada saat terjadi pembelian

tersebut.

2. Mengakui potongan pembelian sebagai pendapatan

pada saat pembayaran dilakukan pada periode

potongan,

(16)

Penilaian Persediaan Bahan Baku :

Kegiatan produksi akan melibatkan pembelian bahan

baku, kemudian penggunaan bahan baku untuk proses

produksi. Supaya tidak terjadi penumpukan persediaan

perlu dilakukan pembelian secara berulang yang

tentunya mengakibatkan perbedaan harga pokok

tentunya mengakibatkan perbedaan harga pokok

(17)

Alokasi harga pokok Bahan Baku

Produksi dan Penentuan Nilai

Persediaan Akhir

Sistem Periodik (Fisik) Sistem Perpetual (Permanen)

Identifikasi Khusus

Rata – rata sederhana

Rata – Rata tertimbang

FIFO (MPKP)

LIFO (MTKP)

Rata – rata bergerak

FIFO

(18)

Sistem Periodik ( Fisik )

• Digunakan oleh perusahaan relatif kecil

• Nilai persediaan barang akhir periode

diketahui setelah kuantitas barang yang

tersedia dihitung secara fisik kemudian

dikalikan dengan harga satuan.

dikalikan dengan harga satuan.

• Harga satuan barang yang digunakan

sebagai dasar penilaian persediaan

bergantung kepada metode penilaian

yang digunakan

(19)

Identifikasi Khusus

Contoh :

Terdapat persediaan akhir barang AB sebanyak 7500 kg yang terdiri atas 75 karung @ 100kg. Tanda pengenal khusus: • 40 Karung tanda pengenal khusus Rp 2.800.000 • 30 Karung tanda pengenal khusus Rp 2.600.000 • 5 Karung tanda pengenal khusus Rp 2.400.0000 • 5 Karung tanda pengenal khusus Rp 2.400.0000 Jawab :

40 x Rp 2.800.000 = Rp 112.000.000 30 x Rp 2.600.000 = Rp 78.000.000 5 x Rp 2.400.000 = Rp 12.000.000

(20)

Rata – Rata Sederhana

• TGL KETERANGAN UNIT HP/UNIT TOTAL H.P • 1/1/12005 Persd.Awal 200 Rp.20 Rp 4.000 • 14/4/2005 Pembelian 400 Rp.21 Rp 8.400 • 28/8/2005 Pembelian 600 Rp.22 Rp13.200 • 30/11/2005 Pembelian 800 Rp23 Rp18.400

J u m l a h 2.000 Rp 44.000

Perhitungan rata-rata sederhana per unit diperoleh sbb: Rp20 + Rp 21 + Rp 22 + Rp 23 = Rp 86 = Rp 21,5

Metode rata-rata sederhana ini mempunyai 2 (dua) kelemahan yaitu :

• Tidak memperhitungkan jumlah unit yang dibeli

• Bisa dipengaruhi oleh harga beli perunit yang ekstrim tinggi atau ekstrim rendah

Karenanya untuk harga rata-rata dalam pencatatan akuntansinya lebih dianjurkan untuk tidak digunakan.

(21)

Rata – rata tertimbang

Contoh:

• Selama suatu periode PT. X membeli barang

dagang Rp 98.000.000 sebanyak 40.000 unit.

Pada akhir periode, sisa barang dagang

tersebut sebanyak 7.500 unit.

tersebut sebanyak 7.500 unit.

Jawab:

• Harga rata-rata = (98jt/40ribu) = Rp 2.450

Sehingga, nilai persediaan pada akhir periode

(22)

FIFO

Contoh: pembelian selama bulan maret

• 1 Persediaan 6000 unit @ 2000 = Rp 12.000.000,-• 5 pembelian 6000 unit @ 2200 = Rp 13.200.000,-• 10 pembelian 5000 unit @ 2400 = Rp 12.000.000,-• 15 pembelian 8000 unit @ 2600 = Rp 20.800.000,-• 20 pembelian 4000 unit @ 2700 = Rp 10.800.000,-• 26 pembelian 6000 unit @ 2600 = Rp 15.600.000,-• 30 pembelian 5000 unit @2.800 = Rp 14.000.000,-• 30 pembelian 5000 unit @2.800 = Rp

14.000.000,-• Barang yang tersedia dijual bulan maret 40.000 unit Rp 98.400.000,-• Dari data tersebut diketahui persediaan akhir digudang sebanyak

7.500 unit. Jawab :

• Maret 1 6000 x 2.000 = Rp 12.000.000,-• 5 1500 x 2.200 = Rp 3.300.000,-• Total Rp

(23)

15.300.000,-LIFO

Menurut metode LIFO (Last In First Out) atau MTKP

(Masuk Terakhir Keluar Pertama), barang yang terakhir

masuk dianggap barang yang lebih dulu keluar.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai persediaan

akhir merupakan nilai pada pembelian awal.

Contoh (Menggunakan data FIFO)

Persediaan akhir menurut metode LIFO dihitung:

Maret

30

5000 x 2.800

= Rp

14.000.000,-•

26

2.500 x 2.600

= Rp

(24)

20.500.000,-Persediaan Dasar

• Persediaan dasar barang ABC ditentukan

sebanya 6.000 kg dengan harga Rp 2.200,00

tiap kg. Harga pasar barang pada saat

perhitungan adalah Rp 2.800,00Persediaan

pada 31 Mei sebanyak 7.500 kg

Sehingga dinilai :

Sehingga dinilai :

• Sediaan dasar : 6000 x 2.200 = 13.200.000

• Ditambah kelebihannya : 1500 x 2.800 =

4.200.000

Jumlah = 17.400.000

(25)

Sistem Perpetual

• Biasa digunakan di perusahaan besar

• Pencatatan persediaan pada sistem ini

dilakukan setiap terjadi transaksi.

Penilaian persediaan pada sistem ini bukan

mencari persediaan akhir seperti halnya sistem

mencari persediaan akhir seperti halnya sistem

periodik.

• sistem perpetual penilaian digunakan untuk

mencari total persediaan yang keluar sesuai

harga beli atau disebut dengan harga pokok

penjualan.

(26)

Contoh Soal :

Diketahui data transaksi pada perusahaan ABC sebagai

berikut:

Mei

1

Persediaan 120 unit @ 54.000 = 6,48 jt

5

Pembelian 180 unit @ 60.000 = 10,8 jt

10

Penjualan 200 unit

10

Penjualan 200 unit

16

pembelian 200 unit @ 63.000 = 12,6jt

20

Pembelian 120 unit @ 64.000 = 7,68 jt

26

Penjualan 280 unit

(27)

Rata – Rata Bergerak

• Penerapan metode rata-rata dalam sistem

pencatatan perpetual, disebut metode rata-rata

bergerak (Moving Average Method).

• Disebut demikian, karena tiap terjadi transaksi

pembelian, harga rata-rata per satuan barang

harus dihitung, sehingga rata-rata per satuan

harus dihitung, sehingga rata-rata per satuan

akan berubah-ubah.

• Harga pokok satuan barang yang dijual adalah

harga pokok rata-rata yang berlaku pada saat

terjadi transaksi penjualan.

(28)

Mei 10

Penjualan 200 unit, Dihitung dengan

mencari harga pokok rata-rata terlebih dahulu:

Sediaan

1 Mei 120 x 54.000 = 6.480.000

Pembelian 5 Mei 180 x 60.000 =10.800.000

Jumlah

300 unit 17.280.000

HP rata-rata/unit = = Rp 57.600

Jadi, Penjualan 200 unit adalah 200 x 57.600 = Rp

11.520.000

(29)

Dari data di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa:

Persediaan awal periode 120 unit Rp 6.480.000,00 Total Pembelian selama bulan mei 500 unit Rp 31.080.000,00 Total Barang Tersedia untuk dijual 620 unit Rp 37.560.000,00 Total HPP selama bulan mei (480 unit)(Rp 28.880.000,00)

(30)

FIFO :

barang yang pertama kali masuk dijual terlebih dulu.kekurangan diambil dari barang masuk berikutnya, begitu seterusnya.

Mei 10 Penjualan 200 unit , Dihitung dari :

• Mei 1 120 x 54.000 = 6.480.000 • 5 80 x 60.000 = 4.800.000 • Jumlah Rp 11.280.000

Mei 26 Penjualan 280, Dihitung dari:

Mei 5 100 x 60.000 = 6.000.000 • 16 180 x 63.000 = 11.340.000 • Jumlah Rp 17.340.000

Sehingga HPP selama bulan Mei 2004 menurut metode FIFO: • HPP Mei 10 Rp 11.280.000

• HPP Mei 26 Rp 17.340.000

(31)

Dari data di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa:

Persediaan awal periode a 120 unit Rp 6.480.000,00 Total Pembelian selama bulan mei 500 unit Rp 31.080.000,00 Total Barang Tersedia untuk dijual 620 unit Rp 37.560.000,00 Total HPP selama bulan mei (480 unit) (Rp 28.620.000,00)

Saldo Persediaan akhir periode 140 unit Rp 8.940.000,00

(32)

LIFO:

harga pokok barang yang dijual dihitung dengan anggapan bahwa barang yang terakhir masuk adalah barang yang dijual lebih dulu.kekurangannya diambil dari barang yang masuk sebelumnya, begitu seterusnya

Mei 10

Penjualan 200 unit, Dihitung dari :

Mei 5

180 x 60.000

=

10.800.000

1

20 x 54.000

=

1.080.000

Jumlah

= Rp 11.880.000

Mei 26 Penjualan 280, Dihitung dari:

Mei 26 Penjualan 280, Dihitung dari:

Mei 20

120 x 64.000

=

7.680.000

16

160 x 63.000

= 10.080.000

Jumlah

= 17.760.000

Sehingga HPP selama bulan Mei 2004 menurut metode

LIFO:

HPP

Mei 10 Rp 11.880.000

HPP

Mei 26 Rp 17.760.000

(33)

Dari data di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa: Persediaan awal periode 120 unit Rp 6.480.000,00

Total Pembelian selama bulan mei 500 unit Rp 31.080.000,00 Total Barang Tersedia untuk dijual 620 unit Rp 37.560.000,00 Total HPP selama bulan mei (480 unit) (Rp 29.640.000,00) Saldo Persediaan akhir periode 140 unit Rp 7.920.000,00

Referensi

Dokumen terkait

Penentuan Golongan Marshmallow Bayam Hijau ( Amaranthus tricolor L) dengan Penambahan Tomat ( Solanum lycopersicum) menurut Acuan Label Gizi (ALG) dalam Pencegahan

The management plan and/or supporting documents shall include plans for the identification and protection of rare, threatened and endangered species (see also Criteria 6.2, 6.3,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah faktor tangible assets, growth opportunity, dan business risk mempengaruhi struktur modal pada perusahaan otomotif di BEI..

Berdasarkan penelitian Aries Noerfitha Ramadhan (2013) dari analisis data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model role playing dapat berpengaruh

Tujuan dari tahap penerimaan adalah untuk memberikan penyambutan kepada pelanggan, memastikan bahwa kendaraan pelanggan diperbaiki dengan benar pada waktu pertama kali, dengan

Masalah pokok yang dibahas adalah kondisi Cekdam Singapraya dimanfaatkan untuk pengairan lahan sawah di Desa Kadupandak Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis dan

Klaster 2 mempunyai ciri tingkat Angka Harapan Hidup (AHH), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Harapan Lama Sekolah (HLS) yang “rendah” dan tingkat Pengeluaran Per Kapita

Ada pula karya ilmiah yag dikemukakan oleh Dewi dan Wisadha yang bertujuan untuk menguji Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif, CAR, Leverage, dan LDR pada Profitabilitas Bank yang